Kementrian Lembaga: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

  • Wamen Investasi Incar Proyek Pengganti LPG di Sumsel, Dekat Tambang PTBA

    Wamen Investasi Incar Proyek Pengganti LPG di Sumsel, Dekat Tambang PTBA

    Liputan6.com, Jakarta – Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Todotua Pasaribu, tengah memetakan lokasi proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) sebagai pengganti LPG. Salah satunya di Sumatera Selatan yang jadi tempat operasional PT Bukit Asam (PTBA). 

    “Salah satu yang sejak awal didorong untuk masuk ke DME salah Bukit Asam. Jadi pastinya mungkin lokasinya akan di wilayah sana, Sumatera Selatan,” ujar Todotua saat ditemui di Westin Jakarta, Rabu (19/11/2025).

    Adapun lokasi tambang batu bara utama PT Bukit Asam memang berada di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Dengan wilayah operasional meliputi Air Laya, Muara Tiga Besar, dan Banko. 

    Terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bakal memakai teknologi dari China, Amerika Serikat (AS) dan Eropa untuk menyiapkan proyek DME. 

    Sementara untuk pemilihan perusahaan mitra yang akan memimpin proyek, Kementerian ESDM menyerahkannya kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). 

    “Teknologinya itu salah satu dari China, dari Eropa, dari Amerika. Bangsa kita ini kita harus jujur, kita masih butuh teknologi luar,” ujar Bahlil saat berbincang dengan media di kantornya, Jakarta, beberapa waktu lalu.

    “Tapi perusahaannya saya menyerahkan untuk BUMN Danantara yang masuk. Kenapa? Karena itu marketnya captive begitu loh,” dia menambahkan. 

    Bahlil mengatakan, Danantara saat ini melakukan uji kelayakan studi atau feasibility study (FS) yang ditargetkan rampung Desember 2025. Sehingga proses konstruksinya bisa dimulai pada 2026.  

    “Kemarin kita ratas, Presiden memberikan waktu paling lambat Desember awal ini selesai. Kalau sudah selesai, baru kami akan menentukan lokasi-lokasinya. Karena terkait dengan cadangan bahan baku,” tutur dia. 

     

  • Dukung Mandatori E10, Toyota Bakal Bangun Pabrik Etanol di Lampung

    Dukung Mandatori E10, Toyota Bakal Bangun Pabrik Etanol di Lampung

    Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Todotua Pasaribu, telah bersepakat dengan Toyota untuk ikut terlibat dalam mandatori campuran bioetanol 10 persen (E10) dengan BBM jenis bensin (gasoline).

    Menurut proyeksinya, Toyota bakal membangun pabrik etanol di Lampung. “Mungkin akan start awalnya di Lampung,” kata Todotua saat ditemui di Westin Jakarta, Rabu (19/11/2025).

    Todotua menambahkan, tidak hanya Toyota saja yang terlibat dalam investasi etanol di Indonesia, tapi juga konsolidasi grup otomotif yang ada di Jepang.

    “Tetapi memang leader-nya itu. Mereka sudah riset dan sudah commercial plan dan lain-lain. Saya sudah pergi lihat juga (ke Jepang),” imbuh dia.

    Ia menilai, Toyota terbukti sudah punya kapasitas dalam pemakaian etanol. Lantaran kendaraan keluaran pabrik otomotif Jepang tersebut sudah mampu menggunakan bioetanol hingga E100.

    “Kenapa Toyota, karena etanol ini kan akan dipakai untuk blendingan terhadap gasoline, bensin. Dan populasi kendaraan bermotor khususnya kendaraan cart, itu mungkin 60-70 persen masih Japanese group,” bebernya.

    “So they are the market, they are the consumer, and then mereka juga masuk,” tegas Todotua.

  • Pengusaha Vs Kemenkeu: Dua Sisi Wacana Penerapan Single Profile Wajib Pajak

    Pengusaha Vs Kemenkeu: Dua Sisi Wacana Penerapan Single Profile Wajib Pajak

    Bisnis.com, JAKARTA — Rencana penerapan integrasi data antara wajib pajak pajak, bea cukai, dan wajib bayar PNBP dalam format single profile menuai pro dan kontra.

    Pemerintah memastikan bahwa integrasi data akan meningkatkan kepatuhan dan mengoptimalkan penerimaan. Sementara itu, kalangan pengusaha berharap penerapan single profile tidak menjadi beban baru ke pelaku usaha.

    Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Deni Surjantoro menjelaskan, single profile bertujuan untuk mengintegrasikan data para pengguna layanan Kemenkeu.

    Sekadar catatan, saat ini data wajib pajak (WP), pengguna jasa kepabeanan dan cukai maupun wajib bayar PNBP dikoordinasikan oleh masing-masing direktorat jenderal berbeda di Kemenkeu.

    Single profile merupakan salah satu inisiatif untuk mengkalibrasi profil pelaku usaha berdasarkan profil pengguna layanan digital, yang saat ini telah ada di masing-masing layanan elektronik di bawah berbagai unit Kemenkeu.

    “Rencana implementasi single profile untuk berbagai layanan akan dilakukan secara bertahap serta dilakukan perluasan penerapan di beberapa sistem dan layanan Kemenkeu lainnya,” terang Deni kepada Bisnis, Kamis (13/11/2025). 

    Dia menyebut pihaknya berharap program ini dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, seperti peningkatan layanan dan mendukung kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. 

    “Termasuk menunjang intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan negara ke depan,” lanjut Deni. 

    Namun demikian, Deni mengungkap rencana pembuatan single profile secara spesifik belum mengarah ke integrasi data dengan unit kementerian/lembaga lain, meskipun PMK No.70/2025 menyebut integrasi basis data penerimaan negara melalui single profile dilakukan untuk antarunit Kemenkeu maupun antarkementerian. 

    Deni hanya menambahkan bahwa, sebelum adanya rencana pembangunan single profile, integrasi data salah satu unit Kemenkeu seperti Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sudah diintegrasikan dengan kementerian atau lembaga lainnya. Dia mencontohkan misalnya, dengan data nomor induk berusaha (NIB) yang diterbitkan oleh Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). 

    Integrasi basis data Bea Cukai dan BKPM itu terkait dengan layanan elektronik di bidang ekspor-impor maupun logistik, yang kini dikoordinasikan oleh Lembaga National Single Window (LNSW), salah satu unit di bawah Kemenkeu juga. Data eksportir maupun importir serta pelaku logistik lainnya sudah berdasarkan single stakeholder information. 

    Sementara itu, Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai Kemenkeu, Nirwala Dwi Heryanto menjelaskan bahwa data bea cukai sudah diintegrasikan dengan kementerian dan lembaga lain khususnya terkait dengan ekspor dan impor. Koordinasi dilakukan di bawah unit Kemenkeu lainnya, yakni Lembaga National Single Window (LNSW).

    “Melalui SINSW, sistem Bea Cukai terhubung secara langsung dengan berbagai K/L teknis yang menerbitkan izin ekspor maupun impor. Artinya, setiap kali pelaku usaha mengajukan dokumen kepabeanan, sistem secara otomatis akan memeriksa apakah perizinan dari instansi terkait telah terpenuhi, dan apakah dokumen yang diajukan sudah sesuai dengan ketentuan,” terang Nirwala kepada Bisnis melalui keterangan tertulis.

    Sudah Berlangsung Lama

    Di sisi lain, Direktorat Jenderal Pajak juga sudah mengintegrasikan datanya dengan berbagai instansi seperti Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

    Salah satu contohnya adalah pemadanan identitas nomor induk kependudukan (NIK), yang dikoordinasikan oleh Ditjen Pendudukan dan Catatan Sipil Kemendagri, sebagai nomor pokok wajib pajak (NPWP).

    Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak Kemenkeu, Rosmauli juga menyebut data WP sudah diintegrasikan dengan data Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum terkait dengan data badan usaha. 

    Sementara itu, lanjut Rosmauli, antarunit Kemenkeu yakni Ditjen Pajak serta Ditjen Bea Cukai sudah saling bertukar data terkait dengan ekspor impor maupun profil wajib pajak pelaku usahanya. 

    Dia mengeklaim integrasi basis data sejatinya sudah berjalan dan sedang dalam tahap penyempurnaan, serta perluasan cakupan. Akan tetapi, otoritas pajak disebut bakal menyiapkan data-data sesuai dengan profil yang ingin dibangun oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. 

    “Untuk keperluan pembuatan single profile, data yang diperlukan dari DJP tentunya sesuai dengan profile apa yang akan dibangun. DJP berkomitmen untuk mendukung pembangunan single profile wajib pajak,” terangnya kepada Bisnis.

    Adapun mengutip Renstra Kemenkeu 2025-2029, nantinya pembuatan single profile akan dikoordinasikan oleh Sekretariat Jenderal Kemenkeu, serta unit baru di kementerian itu yakni Badan Teknologi, Informasi dan Intelijen Keuangan (BATII). 

    Jangan Bebani Pengusaha

    Sementara itu, Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani, dunia usaha melihat langkah pemerintah membangun single profile ini sebagai kebijakan strategis dan sejalan dengan kebutuhan tata kelola penerimaan negara yang lebih berbasis data, transparan, dan efisien.

    Dia pun melihat rencana Menkeu Purbaya itu menjadi praktik terbaik (best practice) menuju pengelolaan fiskal yang lebih akurat, berkeadilan dan kredibel. 

    “Namun demikian, yang perlu kita pastikan bersama nantinya adalah bagaimana proses implementasi kebijakan ini berjalan secara terukur dan inklusif, agar tidak menimbulkan friction cost baru bagi pelaku usaha, baik dari sisi administratif, teknis, maupun kepastian hukum,” terang Shinta kepada Bisnis, Kamis (13/11/2025). 

    Untuk itu, lanjutnya, dunia usaha memerlukan peta jalan kebijakan single profile yang jelas, periode transisi yang memadai, proses sosialisasi dan konsultasi yang efektif, serta jaminan perlindungan data yang kuat. 

    CEO Sintesa Group itu menilai, profil tunggal data penerimaan negara yang ideal tidak hanya merupakan instrumen pengawasan. Dia berharap agar single profile yang ingin dibangun Kemenkeu itu terintegrasi, ramah pengguna, serta mengurangi biaya kepatuhan. 

    Selain itu, profil data tunggal untuk wajib pajak/wajib bayar/pengguna jasa kepabeanan dan cukai itu diharapkan mempercepat proses perizinan dalam bentuk kepabenan maupun restitusi pajak. 

    “Dengan kata lain, if designed well, this reform can be a catalyst for ease of doing business, not a barrier [apabila dirancang dengan baik, reformasi ini akan bisa menjadi katalis untuk kemudahan berusaha, bukan hambatan],” terang Shinta. 

    Menurut perempuan yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia itu, kebijakan single profile ini perlu dilihat sebagai dua sisi koin. Saat pemerintah ingin memperkuat basis penerimaan negara, pelaku usaha juga memerlukan kepastian dan kejelasan regulasi supaya bisa beroperasi secara efisien. 

    Shinta juga menyinggung bahwa upaya mendulang penerimaan negara harusnya lebih berorientasi pada perluasan basis ekonomi. Integrasi data fiskal semestinya menjadi instrumen kebijakan untuk memperluas basis penerimaan, bukan sekadar memperdalam pengawasan terhadap sektor yang sudah patuh. 

    “Dengan data yang lebih terkalibrasi dan terhubung lintas direktorat, Pemerintah dapat memetakan potensi penerimaan secara lebih objektif, mendorong kepatuhan sukarela, dan memperluas basis pajak tanpa menambah beban pelaporan bagi pelaku usaha,” ujarnya.

  • Ekonomi Jabar Tumbuh 5,2 Persen, Dedi Mulyadi Bongkar 5 Jurus Rahasianya
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        8 November 2025

    Ekonomi Jabar Tumbuh 5,2 Persen, Dedi Mulyadi Bongkar 5 Jurus Rahasianya Bandung 8 November 2025

    Ekonomi Jabar Tumbuh 5,2 Persen, Dedi Mulyadi Bongkar 5 Jurus Rahasianya
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada kuartal III tahun 2025 mencapai 5,20 persen secara tahunan, lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional 5,04 persen.
    Data tersebut disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS)
    Jawa Barat
    , yang juga mencatat provinsi ini berada di posisi kelima tertinggi di Indonesia dengan kontribusi 12,73 persen terhadap
    pertumbuhan ekonomi
    nasional.
    Gubernur Jawa Barat
    Dedi Mulyadi
    menjelaskan, selama sembilan bulan menjabat, ia telah menerapkan sejumlah kebijakan utama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
    Salah satu langkah pertama yang diambil adalah memperkuat konektivitas antarwilayah melalui pembangunan 666 kilometer jalan baru, yang dibiayai dari pajak kendaraan bermotor.
    “Mobilitas masyarakat bisa mendorong tumbuhnya perekonomian,” ungkap Dedi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (8/11/2025).
    Selain itu, Dedi menekankan pentingnya menjaga kualitas pembangunan infrastruktur, terutama jalan dan irigasi.
    Ia menegaskan, pembangunan yang tidak berkualitas hanya akan menguras anggaran.
    “Kalau jalannya cepat rusak, maka akibatnya adalah pembangunan balik lagi ke jalan, balik lagi ke jalan. Sehingga, kita tidak punya kesempatan untuk melakukan investasi sumber daya manusia yang lebih besar ke depan,” tutur dia.
    Dedi juga menerangkan, arah kebijakan belanja infrastruktur besar-besaran diimbangi dengan transparansi pengelolaan keuangan daerah.
    Sejak awal menjabat, mantan Bupati Purwakarta ini rutin mempublikasikan kondisi kas daerah setiap hari melalui akun media sosial pribadinya.
    Menurut Dedi, berbagai langkah yang diambil bukan hanya berorientasi pada pembangunan fisik, tetapi juga pada penataan sosial dan ekonomi.
    Ia memastikan bahwa kebijakan yang dijalankan dapat menciptakan iklim investasi yang lebih nyaman di Jawa Barat.
    Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga berupaya memberantas premanisme melalui pembentukan satuan tugas dan menghilangkan percaloan tenaga kerja di industri dengan aplikasi Nyari Gawe.
    Selain itu, Pemprov Jabar juga menangani berbagai persoalan yang dihadapi perusahaan yang ingin berinvestasi di wilayahnya.
    Hasilnya, berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), nilai investasi di Jawa Barat pada triwulan III tahun 2025 mencapai Rp77,1 triliun, atau sekitar 15,7 persen dari total investasi nasional.
    “Investasi tidak hanya soal angka, tapi bagaimana memberikan dampak nyata bagi pembangunan manusia di Jawa Barat,” tegas Dedi.
    Ia menambahkan, bersama seluruh jajarannya, akan tetap fokus melaksanakan kegiatan pembangunan demi kepentingan masyarakat Jabar.
    “Kita anggap berbagai sindiran, nyinyiran, atau kritik yang dialamatkan pada saya sebagai obat agar saya tidak jemawa, terus mawas diri, dan konsisten memperjuangkan kepentingan rakyat,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hilirisasi Kelapa di Maluku Utara Bikin Harga Naik 500 Persen

    Hilirisasi Kelapa di Maluku Utara Bikin Harga Naik 500 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah menyebutkan Keberhasilan hilirisasi sektor pertanian dan perkebunan yang ditemuinya saat kunjungan ke Maluku Utara.

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, harga kelapa produksi Maluku Utara kini naik 500% karena diolah secara hilirisasi.

    Hal tersebut ia ungkapkan seusai pembahasan investasi hilirisasi bersama Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Rosan Roeslani di kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jumat (7/11/2025).

    Kunjungan Amran ke Maluku Utara membuatnya kagum dengan keberhasilan warga lokal yang berhasil meningkatkan potensi produksi kelapa melalui hilirisasi.

    “Kami baru kunjungan di Maluku Utara, harga kelapa sebelum kita hilirisasi harganya Rp 600 per biji. Sekarang itu harganya Rp 3.500 per biji, itu naik kurang lebih 500%,” kata Amran dalam sesi jumpa pers.

    Amran menekankan bahwa investasi pada sektor hilirisasi tidak hanya difokuskan pada peningkatan nilai tambah di dalam negeri, tetapi juga pada komoditas yang sudah memiliki daya saing ekspor di pasar global.

    Ia mencontohkan komoditas kelapa, yang nilai ekspornya telah mencapai Rp 24 triliun, menjadikan Indonesia sebagai eksportir kelapa terbesar di dunia.

    “Jika kita hilirisasi sesuai dengan diagram pohon industri, itu bisa 100 kali lipat. Artinya bisa Rp 2.400 triliun, secara teori,” ungkap Amran.

    Dia melanjutkan, target harga kelapa setelah hilirisasi akan dikejar hingga minimal Rp 5.000 per biji.

    “Kalau bisa naiknya Rp 6.000 per biji, berarti kenaikannya 1.000%,” terang Amran.

    Diketahui, pemerintah menyepakati investasi hilirisasi sektor pertanian dan perkebunan senilai Rp 371 triliun. Kesepakatan ini dilakukan antara Kementerian Pertanian, Kementerian Investasi dan Hilirisasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

    Amran mengungkapkan investasi hilirisasi ini mencakup sektor pertanian, perkebunan, pangan, peternakan dan hortikultura. Amran melanjutkan saat ini tengah memasuki tahap studi kelayakan yang akan dituntaskan dalam waktu secepat-cepatnya.

    “Total rencana investasi kurang lebih Rp 371 triliun, kita Investasi sektor pertanian, pangan, peternakan, hortikultura dan perkebunan,” ujar Amran.

    Amran melanjutkan, investasi hilirisasi yang akan dipercepat berpotensi pada sejumlah komoditas. Adapun komoditas yang diprioritaskan yakni kelapa, kakao, mete, kelapa sawit, kelapa dalam, peternakan ayam pedaging dan telur terintegrasi.

    “Untuk peternakan ayam pedaging dan telur terintegrasi itu ada anggaran khusus sebesar Rp 20 triliun. Kita akan buat seluruh Indonesia untuk mensuplai Makan Bergizi Gratis (MBG). Kita menyuplai, jangan sampai telur dan ayamnya ke depan shortage atau kekurangan. Jadi kita siapkan dari sekarang,” terang Amran.

    Pada sisi lain, Menteri Rosan Roeslani menegaskan bahwa hilirisasi sektor pertanian memiliki dampak sosial yang lebih besar dibandingkan sektor mineral karena padat karya dan langsung menyentuh masyarakat di lapangan.

    “Kalau hilirisasi mineral investasinya besar, tetapi tenaga kerja yang terserap sedikit. Justru hilirisasi di bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan ini jauh lebih tinggi dampaknya terhadap penciptaan lapangan pekerjaan. Ini yang akan kita akselerasi bersama,” ujar Rosan.

    Rosan juga menambahkan, pihaknya bersama Kementerian Pertanian dan Danantara telah mengidentifikasi proyek-proyek prioritas hilirisasi serta menugaskan sejumlah BUMN untuk mengeksekusinya.

    “Kami dari Danantara akan support penuh dan ikut mengevaluasi setiap tahapan. Produk unggulan, seperti kelapa dan kakao memiliki competitive advantage yang tinggi. Karena itu, kita akan jalankan program ini secara cepat, masif, dan tepat sasaran, dengan melibatkan para petani kecil,” pungkasnya.

  • Penghormatan untuk Semua Pemimpin, Presiden Prabowo Kutip Pepatah Mikul Dhuwur Mendhem Jero

    Penghormatan untuk Semua Pemimpin, Presiden Prabowo Kutip Pepatah Mikul Dhuwur Mendhem Jero

    Cilegon (beritajatim.com) — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengajak masyarakat menghormati semua pemimpin yang telah berjasa membangun bangsa dengan mengutip pepatah Jawa, yakni ‘mikul dhuwur mendhem jero’.

    “Kita punya budaya. Ada istilahnya ‘mikul dhuwur mendhem jero’. Kepada keluarga kita yang baik kita angkat setinggi-tingginya, tapi janganlah kita teruskan budaya hujat-menghujat, ejek-mengejek,” ujar Prabowo dalam peresmian proyek Lotte Chemical Indonesia New Ethylene (LINE) di Cilegon, Banten, Kamis (6/11/2025).

    Seperti diketahui, konsep pepatah itu adalah cerminan dari etika sosial dalam budaya Jawa yang berarti menjunjung tinggi kehormatan keluarga dan harga diri. Pepatah itu juga menjunjung tinggi penguatan jati diri seseorang serta menggambarkan rasa hormat kepada orang lain.

    “Pemimpin itu manusia, apakah pemimpin maha-paripurna? Tidak. Pemimpin pasti ada kekurangan, tapi pada esensinya, marilah kita punya rasa keadilan. Marilah kita menjadi manusia yang jernih. Marilah kita menghormati orang tua, menghormati semua yang berjasa,” lanjut Presiden Prabowo.

    Pada kesempatan yang sama, Prabowo mengungkapkan kekagumannya kepada bangsa Korea Selatan. Menurutnya, Korea Selatan adalah bangsa pekerja keras, setelah diterjang perang berkali-kali.

    “Saya termasuk kagum dengan bangsa Korea, saya kagum dengan budaya mereka, dengan kerja keras mereka. Mereka bangsa yang mampu mendirikan suatu bangsa modern dari puing-puing perang, dari kancah peperangan,” ungkapnya.

    Kemudian, Prabowo berterima kasih kepada para pemimpin Lotre Group karena ikut membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dia meminta para pihak terkait agar terus menjaga kepercayaan dan keamanan bagi investasi yang masuk ke dalam negeri.

    “Mari kita memberi manfaat bersama. Kehormatan kita adalah mitra. Kita harus jaga, kita terima dengan hati dan jangan ada unsur-unsur yang mengganggu,” ucapnya.

    PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) merupakan pabrik petrokimia yang berlokasi di kawasan industri Cilegon, Banten. Pabrik ini dirancang untuk memproduksi 1 juta ton ethylene, 520 ribu ton propylene, hingga 250 ribu ton polypropylene per tahun.

    Proyek Lotte Chemical Indonesia New Ethylene (LINE) merupakan bagian dari kompleks petrokimia terintegrasi yang masuk daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Proyek LINE ini menjadi pabrik naphtha cracker pertama di Indonesia dalam 30 tahun terakhir, dengan nilai investasi mencapai USD3,9 miliar atau sekitar Rp62,4 triliun.

    Pada acara tersebut, Prabowo turut didampingi oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto; Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia; Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani; Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi; dan Menteri Luar Negeri Sugiono. [hen/aje]

  • Menhub minta pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat Sumsel sesuai jadwal

    Menhub minta pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat Sumsel sesuai jadwal

    Itu harus segera terealisir dengan timeline yang jelas, sehingga apa yang menjadi harapan masyarakat Sumsel bisa terpenuhi

    Palembang (ANTARA) – Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi meminta pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan agar dapat segera memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

    Dudy saat penandatangan nota kesepahaman dan serah terima lahan pembangunan dan pengoperasian pelabuhan Palembang Baru di Tanjung Carat Banyuasin dan nota kesepahaman penyelenggaraan pelabuhan pengumpan regional di Palembang, Jumat, mengatakan pembangunan pelabuhan tersebut sangat strategis.

    Sebab wilayah Sumsel memiliki banyak sumber daya alam, seperti batu bara, gas, karet, sawit dan komoditas lain. Namun, seluruh sumber daya tersebut tak dikirim melalui Sumsel.

    Oleh sebab itu, kegiatan penandatangan ini diharapkan bukan hanya sekedar seremonial. Dirinya juga berupaya semua pihak terkait untuk ikut membantu pembangunan pelabuhan.

    “Itu harus segera terealisir dengan timeline yang jelas, sehingga apa yang menjadi harapan masyarakat Sumsel bisa terpenuhi. Semoga dengan adanya pelabuhan, pertumbuhan ekonomi bisa meningkat, jika saat ini Sumsel 5,42 persen, mudah-mudahan bagaimana cita-cita Pak Presiden bisa terwujud 8 persen,” katanya.

    Menurut dia, langkah maju pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat ini akan terus dimonitor agar sesuai dengan jadwal. Apalagi, pelabuhan ini kembali masuk PSN sesuai dengan Permenko 16/2025.

    “Ini adalah momentum dan momentum tidak boleh lepas. Saya harap, pihak terkait pembangunan pelabuhan ini dapat bekerja dengan baik sesuai waktu yang ditentukan,” kata Dudy.

    Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan saat ini Sumsel hanya memiliki Pelabuhan Boom Baru dengan kondisi terdampak sedimentasi. Membuat kapal besar tak bisa sandar di pelabuhan tersebut.

    “Maka, hadirnya pelabuhan ini, akan membuka peluang investasi di Sumsel. Sumsel menjadi suplier terbesar kopi ke-3 dunia, kita punya 280 ribu hektare lahan kopi tersebar di 7 kabupaten/kota. Tapi, tidak ditemukan satu merek kopi asal Sumsel karena dibranding provinsi tetangga karena punya pelabuhan dan gudang,” ujarnya.

    Selain itu, Deru mengatakan banyak kendaraan besar yang melintas ke dalam kota, karena posisi ini Pelabuhan Boom Baru terletak di tengah kota. Setiap pekan, selalu ada korban jiwa karena kecelakaan.

    “Semoga ini menjadi langka awal, Pemprov akan menyerahkan lahan 59,5 hektare untuk pelabuhan untuk selanjutnya dilakukan pembangunan yang dilakukan beberapa konsorsium yang ditunjuk nantinya,” kata dia.

    Wamen Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu menambahkan PSN Pelabuhan Tanjung Carat juga akan dijadikan kawasan ekonomi khusus (KEK).

    “Pelabuhan di Sumatera cuma ada di Dumai dan di Lampung. Pembangunan pelabuhan ini jadi PR besar, jadi kunci urusan logistik. Sumsel terus terang sangat tidak efisien, karena integrated logistic-nya tidak memadai,” katanya.

    Ia mengatakan apabila Pelabuhan Tanjung Carat telah dibuka, pihaknya akan mengusahakan jalur tol dibuka dari JTTS backbone Sumatera ditembuskan sampai ke Tanjung Carat.

    Pembangunan tol di Sumsel juga akan sampai ke Muara Enim, sehingga logistik produksi batu bara juga bisa dilakukan.

    “PTBA kurang lebih hanya bisa keluar 42-45 juta ton batu bara, bukan masalah produksi tapi saluran keluaran yang jadi tantangan. Jadi pelabuhan ini nantinya benar-benar menyelesaikan banyak hal,” kata Todotua.

    Pewarta: Ahmad Rafli Baiduri
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Anggota DPR Minta Pemerintah Pastikan Legalisasi Sumur Rakyat Bawa Manfaat

    Anggota DPR Minta Pemerintah Pastikan Legalisasi Sumur Rakyat Bawa Manfaat

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah akan melegalisasi sekitar 45 ribu sumur minyak rakyat. Langkah ini diharapkan mampu memberikan dampak ekonomi masyarakat di daerah penghasil minyak bumi.

    Anggota Komisi XII DPR, Cek Endra meminta pemerintah bisa memastikan legalisasi sumur rakyat itu benar-benar membawa dampak positif ke masyarakat.

    “Yang terpenting, manfaatnya harus benar-benar dirasakan masyarakat. Jangan hanya berhenti di atas kertas,” kata Cek Endra, dalam keterangan tertulis, Kamis (30/10/2025).

    Asal tahu saja, pelibatan sumur rakyat menjadi mandat Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 14 Tahun 2025. Cek Endra menilai, aturan ini memberikan harapan bagi masyarakat penghasil minyak.

    “Kalau ribuan sumur rakyat ini dilegalkan dan dikelola oleh BUMD, koperasi, atau UMKM, dampaknya bukan cuma pada peningkatan produksi nasional, tapi juga membuka lapangan kerja baru dan menumbuhkan ekonomi rakyat,” tutur dia.

    Menurut dia, kebijakan ini dapat menciptakan efek berantai bagi ekonomi lokal dari jasa pengeboran, transportasi, hingga tumbuhnya UMKM di sekitar wilayah operasi. “Kita sudah lihat contohnya di Musi Banyuasin, Aceh, dan Bojonegoro. Ketika pemerintah hadir dengan regulasi yang jelas, praktik ilegal menurun dan produktivitas meningkat,” tambahnya.

    Masalah Panjang Sumur Minyak Rakyat

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menilai sumur minyak rakyat telah menjadi masalah sejak lama. Bahkan, masalah sumur rakyat itu tak pernah selesai sejak masa pasca kemerdekaan.

    Dia pun mengisahkan pernah membawa masalah sumur rakyat ini ke tingkat rapat terbatas (ratas) semasa mejabat Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

    “Ini sumur-sumur masyarakat ini dari dulu enggak pernah selesai-selesai. Saya sejak jadi Menteri Investasi di bawa ke ratas 3 kali. Sejak zaman pasca kemerdekaan juga sumur masyarakat ini sudah ada tapi enggak clear-clear,” tuturn Bahlil dalam Penghargaan Subroto 2025, di Jakarta, Jumat, 24 Oktober 2025.

  • Nyaris 60% Pekerja RI Kerja di Sektor Informal, Pemerintah Bisa Apa?

    Nyaris 60% Pekerja RI Kerja di Sektor Informal, Pemerintah Bisa Apa?

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat sekitar 60% pekerja di Tanah Air bekerja di sektor informal pada tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengatakan bahwa jumlah tersebut diperoleh dari total 146 juta pekerja yang tercatat saat ini. Sementara itu, sekitar 40% sisanya bekerja di sektor formal.

    “Mereka ini tersebar di berbagai sektor industri, dengan kondisi tempat kerja yang beragam dan tingkat kesejahteraan yang beragam,” kata Yassierli dalam temu media di Kantor Kemnaker, Jakarta Selatan, Rabu (29/10/2025).

    Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mencoba mencari solusi terbaik agar tingkat kesejahteraan para pekerja dapat meningkat.

    Upaya utama yang disampaikan Yassierli adalah kenaikan upah minimum provinsi (UMP) yang pada tahun ini ditetapkan satu angka, yakni 6,5% secara nasional.

    Terkait kenaikan UMP 2026, Yassierli belum bersedia membocorkan formula perhitungan yang digunakan, tetapi menyampaikan komitmen untuk mengikis disparitas upah antardaerah.

    Upaya lainnya adalah pemberian bonus hari raya bagi pengemudi dan kurir online, pemberian diskon 50% jaminan kecelakaan kerja (JKK), dan jaminan kematian (JKM), hingga bantuan subsidi upah (BSU).

    Mengenai serapan tenaga kerja, dia menyampaikan bahwa 2 juta pekerja formal terserap dari kenaikan investasi sebesar 14% secara tahunan (year-on-year) hingga September 2025, berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

    Yassierli melanjutkan, jumlah itu belum memperhitungkan serapan kerja dari berbagai program prioritas pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih, hingga Kampung Nelayan Merah Putih (KMNP).

    Jumlah pekerja informal diperkirakan mencapai 2,5 juta orang pada setahun terakhir, misalnya dari program MBG dengan adanya dapur SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) hingga ekosistem pendukung seperti pemasok bahan makanan.

    “Kalau hitungan teori, ada 30.000 SPPG beroperasi, sementara 1 SPPG ada 50 orang. Berarti [serapan tenaga kerja] 1,5 juta orang. Ditambah ekosistemnya sekitar 2,5 juta,” tuturnya.

    Kendati demikian, Yassierli menuturkan bahwa data tersebut akan divalidasi secara terperinci melalui Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Hasil sigi hingga periode Agustus 2025 akan dirilis pada November mendatang.

    PHK dan Serapan Tenaga Kerja

    Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyoroti lonjakan pekerja di sektor informal turut dipengaruhi tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia.

    Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani mengatakan bahwa di tengah gejolak perekonomian saat ini, sejumlah sektor usaha mengalami tekanan kinerja, khususnya industri padat karya. Hal ini berbarengan dengan kurangnya penciptaan lapangan kerja pada sektor tersebut.

    “Jadi tentunya memengaruhi lapangan pekerjaan. Kita juga lihat sekarang, kalau dilihat secara menyeluruh, [tenaga kerja] ini banyak beralih ke sektor informal,” ujar Shinta kepada Bisnis, dikutip Senin (13/10/2025).

    Menurutnya, tren PHK dan pergeseran tenaga kerja ke sektor informal merupakan pertanda tekanan struktural perekonomian nasional, yang patut menjadi perhatian bersama. Tak hanya dari sisi perusahaan, Shinta menilai pemerintah dapat berperan dengan menggulirkan berbagai insentif ketenagakerjaan.

    Sementara itu, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyebut, program prioritas pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga Koperasi Desa Merah Putih hanya menyerap tenaga kerja informal.

    Presiden KSPI dan Presiden Partai Buruh Said Iqbal memaparkan visi pertumbuhan ekonomi nasional yang tinggi perlu diimbangi dengan kebijakan pro-buruh, salah satunya dengan memberikan kepastian status kerja.

    Dia tak menampik bahwa berbagai program prioritas pemerintah tersebut melibatkan banyak pekerja, tetapi menilai bahwa pemerintah seharusnya tak menghitung pekerja serabutan sebagai indikator capaian.

    “Penyerapan tenaga kerja yang sekarang terjadi kan di sektor informal. Misalnya MBG, betul MBG menyerap tenaga kerja, tetapi informal. Gajinya di bawah upah minimum, tidak ada jaminan kesehatan, tidak ada jaminan pensiun,” kata Said saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/9/2025).

    Menilik data Badan Pusat Statistik (BPS), proporsi pekerja informal di Indonesia menjadi sekitar 86,58 juta orang atau 59,4% dari total penduduk bekerja per Februari 2025.

    BPS mengategorikan kegiatan informal mencakup berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/pekerja keluarga/tidak dibayar, pekerja bebas, dan pekerja keluarga/tidak dibayar.

    Berdasarkan hasil survei Satuan Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS, terdapat tiga provinsi dengan persentase tertinggi pekerja informal, yakni Papua Pegunungan sebesar 94,71%, Papua Tengah sebanyak 88,51%, serta Nusa Tenggara Timur sebanyak 74,42%.

    Sementara itu, Provinsi Kepulauan Riau, DKI Jakarta, dan Banten menjadi tiga provinsi teratas dengan persentase tertinggi penduduk yang bekerja formal, masing-masing sebesar 67,54% serta 62,05% dan 53,37%.

    “Mayoritas penduduk di Indonesia bekerja di kegiatan informal. Pekerja informal lebih banyak pada laki-laki, sementara di perdesaan dan perkotaan berimbang banyaknya,” demikian catatan BPS dalam booklet Sakernas Februari 2025.

  • Wih, Kendaraan Ini Ternyata Mampu Isi BBM Campur Etanol 100%

    Wih, Kendaraan Ini Ternyata Mampu Isi BBM Campur Etanol 100%

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu buka-bukaan mengenai Pabrikan Kendaraan asal Jepang, yakni Toyota yang tertarik membangun pabrik bioetanol di Indonesia.

    Hal tersebut sejalan dengan langkah perusahaan yang sudah lebih dulu menggunakan hidrogen dan bioetanol dalam dunia otomotif. Bahkan beberapa produk Toyota sudah mampu beroperasi menggunakan etanol sebagai campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin sebanyak 100% (E10).

    “Bahkan produk Toyota itu sebenarnya sudah ada yang mampu sampai kalau saya gak salah mereka 100% pakai E100, 100% pakai etanol,” usai acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, dikutip Rabu (29/10/2025).

    Di sisi lain, ia juga membeberkan bahwa ketertarikan Toyota dalam membangun pabrik etanol di Indonesia menyusul dengan kebutuhan perusahaan untuk memastikan ketersediaan bahan baku atau feedstock bioetanol.

    Sebelumnya, Kementerian ESDM juga menyampaikan kemungkinan masuknya investor asal Brasil terkait rencana pembangunan pabrik etanol di Indonesia. Hal ini menyusul mandatori penggunaan etanol sebagai campuran BBM jenis bensin sebanyak 10% (E10).

    Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan bahan baku etanol diperoleh dari tanaman seperti singkong, jagung, dan tebu. Adapun program ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan membuka lapangan kerja baru.

    “Nah ini banyak menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat pertanian. Tetapi memang harus ada prosesnya itu, mekanisasi teknologi. Jadi ini kita akan kolaborasi plasma intilah. Jadi supaya juga ekonomi daerah bisa tumbuh. Nah begitu ditanam, selesai, baru kita bangun pabrik etanolnya,” kata Bahlil di Jakarta, Jumat (24/10/2025).

    Ia lantas mengungkapkan adanya peluang investasi dari Brasil di sektor bioetanol Indonesia. Terlebih, Indonesia dan Brasil baru saja menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) baru di bidang ESDM.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]