Kementrian Lembaga: Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI)

  • Komdigi Targetkan 6 Garuda Spark Beroperasi pada 2026

    Komdigi Targetkan 6 Garuda Spark Beroperasi pada 2026

    Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Edwin Hidayat Abdullah menyampaikan pemerintah akan mempercepat pengembangan jaringan pusat inovasi Garuda Spark sebagai mesin pencetak talenta dan wirausaha digital. 

    Adapun saat ini terdapat tiga Garuda Spark dan tahun depan ditargetkan menjadi enam, dengan rencana ekspansi hingga 20 lokasi pada 2029 agar lebih banyak generasi muda bisa mendapatkan pelatihan, peningkatan keterampilan (upskilling), dan alih keterampilan (reskilling) untuk mengisi pekerjaan baru di sektor digital.  

    Garuda Spark adalah jaringan innovation hub nasional yang dibangun Komdigi sebagai ruang kolaborasi dan inkubasi bagi startup, talenta muda, serta pelaku industri untuk mengembangkan solusi teknologi digital.

    Program ini dirancang sebagai platform “nationally coordinated, locally adapted, globally connected”, dikoordinasikan secara nasional, menyesuaikan potensi tiap daerah, dan membuka akses jejaring hingga level global.

    Edwin menepis anggapan bahwa perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) akan semata-mata memicu pengangguran. Menurutnya, ledakan solusi digital justru menuntut pemerintah dan pelaku industri aktif menciptakan lapangan kerja baru, antara lain melalui pelatihan terstruktur di berbagai titik Garuda Spark yang akan menyalurkan talenta ke posisi kerja dengan nilai tambah lebih tinggi. 

    Dia berharap pada tahun depan Indonesia dapat menambah 3 Garuda Spark sehingga total mencapai 6 Garuda Spark. Adapun dalam 5 tahun ke depan diharapkan dapat menyentuh 20 lokasi.

    “Generasi muda kita kami latih, dan kami salurkan ke pos-pos pekerjaan yang lebih baik,” kata Edwin kepada Bisnis, Rabu (10/12/2025). 

    Dia untuk mencapai target ambisius tersebut perlu partisipasi luas dari berbagai pemangku kepentingan untuk menjadikan pusat-pusat inovasi tersebut sebagai simpul pelatihan dan penempatan kerja bagi anak muda.  

    Untuk periode 2025–2029, tambah Edwin, penguatan konektivitas, komputasi awan (cloud), komputasi (computing), dan keamanan siber sebagai fondasi utama pembangunan ekosistem digital. Lonjakan teknologi sejak pandemi Covid-19, kemunculan ChatGPT, pesatnya pengembangan AI, sensor, dan teknologi blockchain telah membuat data makin berharga, bahkan dapat disebut sebagai “mata uang” baru dalam perekonomian.  

    Saat ini, kontribusi ekonomi digital terhadap PDB nasional diperkirakan berada di kisaran 8 persen dan diproyeksikan terus meningkat seiring berkembangnya konten dan data yang dapat dikomersialisasi. 

    Edwin menilai peningkatan kompetensi digital masyarakat menjadi tantangan besar, sehingga pemerintah perlu menghidupkan kembali dan memperluas peran digital enterprise agar pelaku usaha dapat memanfaatkan kemajuan teknologi, termasuk melalui regulasi yang lebih jelas untuk AI dan inovasi digital lainnya.  

    Edwin juga menyoroti pentingnya dukungan pembiayaan transformasi digital melalui ketersediaan modal ventura, dana-dana antara, hingga sovereign wealth fund yang strategis untuk mempercepat digitalisasi ekonomi secara nasional. 

    Mengacu data Prasasti, dia menjelaskan bahwa Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia sekitar 6,5, sementara sektor TIK memiliki ICOR sekitar 5,1 dan ekonomi digital sekitar 4,3, sehingga digitalisasi dinilai lebih efektif dalam mendorong pertumbuhan dan efisiensi ekonomi. 

    Untuk diketahui, ICOR, atau Incremental Capital Output Ratio, adalah rasio yang mengukur seberapa efisien suatu perekonomian dalam menggunakan investasi untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi. Secara sederhana, ICOR menunjukkan berapa banyak tambahan investasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan tambahan satu unit output (pertumbuhan).

    Makin kecil angka ICOR, makin baik. Sebab, jumlah investasi yang dikeluarkan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi makin kecil. 

    Dengan ICOR 4,3 maka nilai investasi yang perlu digelontorkan pemerintah untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8% turun drastis dari 52% PDB atau sekitar Rp11.000 triliun menjadi hanya 32%-35% (atau sekitar Rp7.040 triliun-Rp7.700 triliun) PDB. 

    Karena itu, dia menegaskan Indonesia tidak bisa lagi menunda digitalisasi, dan persiapan talenta menuju teknologi baru harus dilakukan sejak sekarang agar target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan penurunan ICOR dapat tercapai.

    Sebelumnya, Board of Advisors Prasasti Center for Policy Studies Burhanuddin Abdullah menyarankan Presiden Prabowo Subianto  untuk melanjutkan digitalisasi guna mengejar pertumbuhan ekonomi 8%. 

    Burhanuddin mengatakan dengan berfokus pada digital, maka ICOR Indonesia yang saat ini masih berkisar 6,6 dapat ditekan menjadi 4,3. 

    “Jadi kalau itu bisa dilakukan untuk keseluruhan sektor kita itu surplus mestinya,” kata Burhanuddin di Jakarta, Selasa (12/8/2025). 

    Burhanuddin menambahkan saat ini untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8% pemerintah masih kekurangan dana sekitar 14% dari PDB. Pemerintah hanya mampu menyiapkan 38% dari PDB, sementara itu 14% sisanya diambil dari pinjaman atau dari modal asing. 

    Dengan berfokus pada digitalisasi, pemerintah tidak hanya berhasil menambal kebutuhan, juga dapat dapat mencatatkan surplus sekitar 3%-6% dari PDB.   

    Burhanuddin mengakui untuk meningkatkan ICOR dibutuhkan langkah yang kuat ini. Saat ini 17 sektor instansi dan lembaga pemerintah, baru sektor Teknologi dan Informasi saja yang memiliki ICOR kategori tinggi. 

    Sementara itu, Policy and Program Director Prasasti, Piter Abdullah mengatakan salah satu langkah konkret yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan ICOR adalah dengan menggenjot pembangunan infrastruktur digital secara merata. 

    Pemerataan internet akan membuat masyarakat yang awalnya tidak tersentuh internet menjadi terlayani sehingga mereka dapat mengakses layanan digital termasuk berjualan secara online. 

    Dia memproyeksikan Indonesia akan berkontribusi mencapai US$360 miliar atau sekitar Rp5,87 kuadriliun (Kurs:Rp16.000) pada 2030, serta dominasi 40% dari nilai ekonomi digital ASEAN dengan melakukan pemerataan layanan internet. 

    “Peran utama dari pemerintah adalah penyediaan infrastruktur. Itu adalah hal yang mutlak, yang kami harapkan dari pemerintah terutama kalau kita bicara daerah-daerah di tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Sebaran infrastruktur kita belum merata, kalau di Jakarta kita menikmati jaringan bagus,” kata Piter. 

    Sekadar informasi dalam membangun jaringan hingga ke pelosok negeri, pemerintah telah memiliki Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti). Melalui program Akses Internet hingga penggelaran Sistem Komunikasi Kabel Bawah Laut (SKKL), Bakti telah melayani ratusan titik intenet di daerah 3T.

  • dari Misi Menjaga Kesatuan Menjadi yang Penting Cepat

    dari Misi Menjaga Kesatuan Menjadi yang Penting Cepat

    Bisnis.com, JAKARTA — Perjalanan satelit di Indonesia berkembang dengan cukup pesat. Sebagai negara kepulauan, konektivitas yang dihadirkan satelit sangat dibutuhkan karena sangat sulit untuk menggelar infrastruktur telekomunikasi dari ujung Aceh hingga Papua.

    Teknologi satelit pun terus berkembang dari Presiden Soeharto hingga Presiden Prabowo Subianto. 

    Kiprah Indonesia di dunia satelit dimulai 49 tahun silam seiring dengan diluncurkan Satelit Palapa A-1. Satelit pertama Indonesia itu memiliki bobot 574 kilogram dengan tinggi sekitar 3,7 meter (dengan antena) dan diameter 1,9 meter. Satelit Palapa A-1 mengorbit pada 9 Juli 1976 dari Cape Canaveral, Amerika Serikat. 

    Saat itu, Satelit Palapa 1 disebut juga sebagai Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD). Dipakai kata ‘Domestik’ karena pada tahun tersebut hanya ada 3 negara di dunia yang memiliki satelit sendiri yaitu Amerika Serikat, Kanada, dan Indonesia. 

    Sementara itu Presiden Soeharto memilih nama Palapa untuk mengingat janji Gajah Mada yang mempersatukan seluruh wilayah. 

    Dalam konteks satelit Palapa, dengan kehadiran Satelit Palapa I seluruh jengkal tanah Indonesia telah terhubung oleh satelit komunikasi. Layanan radio, televisi, dan telekomunikasi dapat dilayani oleh teknologi ini sehingga Indonesia tidak hanya berdaulat dari sisi militer, juga dari sisi sistem komunikasi. 

    Setelah Palapa A-I, Indonesia kembali meluncurkan satelit kedua yaitu Satelit Palapa A-2. Satelit kedua ini sebenarnya adalah satelit cadangan yang dioperasikan apabila satelit A-1 mengalami kegagalan.

    Ilustrasi satelit Palapa

    Kehadiran satelit cadangan penting agar layanan satelit yang telah dijanjikan tetap dapat melayani. Di sisi lain, satelit cadangan juga dapat menambah kapasitas satelit utama sehingga layanan yang diberikan lebih optimal. 

    Diluncurkan dengan roket yang sama yaitu roket Delta 2914 pada bulan Maret 1977 diharapkan bisa menjaga stabilnya hubungan komunikasi. 

    Pasca Palapa A-2

    Dilansir dari laman Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) pada tahun 1983-1990, pemerintah selanjutnya meluncurkan Satelit Palapa B-1 melalui pesawat STS misi ke 7 Challenge. 

    Dibuat oleh perusahaan yang sama dengan satelit palapa A, satelit ini dioperasikan oleh stasiun pengendali di Elsegundo California yaitu Pusat Pengendali Operasi dan SPU (Stasiun Pengendali Utama) Cibinong dan Fillmore di Ventura City. 

    Layanan satelit ini lebih luas yaitu mencakup Asia Tenggara, di mana beberapa negara memiliki wilayah kepulauan. 

    Jalan pemerintah dalam meluncurkan satelit tak sepenuhnya mulus. Pemerintah juga sempat gagal dan merugi. Satelit yang merupakan plan B dari Satelit Palapa B-1 dalam peluncurannya mengalami kegagalan pada tanggal 3 Februari 1984 akibat motor perigee tidak dapat berfungsi maksimal. Dampaknya, satelit tersesat di orbit yang salah sehingga tidak dapat digunakan sesuai rencana. 

    Oleh karena itu untuk menggantikan Satelit Palapa A-1 dan Satelit Palapa A-2 yang sudah habis masa pakainya, pemerintah akhirnya membuat proyek Satelit Palapa B-2 Pengganti atau disingkat B2P.

    Pada tanggal 20 Maret 1987 Satelit B2P diluncurkan secara konvensional melalui sistem roket seperti halnya satelit A-1 dan A-2. Hal ini merupakan imbas dari kecelakaan pesawat Challenger yang meledak di udara serta menewaskan kru pesawat. Sehingga peluncuran yang tadinya dijadwalkan pada tahun 1986 ditunda hingga tahun 1987.

    Pada 1996-1999 atau di penghujung pemerintahan Soeharto, pemerintah meluncurkan Satelit Palapa C1. Ini adalah satelit komunikasi pertama dari generasi Palapa C yang diluncurkan pada 31 Januari 1996, tetapi dinyatakan tidak layak beroperasi pada 24 November 1998 karena kegagalan baterai.

    Satelit ini diproduksi oleh Hughes dan diluncurkan oleh PT Satelindo, dengan misi menggantikan satelit Palapa B4 di orbit geosinkron 113°BT. Kegagalan Palapa C-1 menyebabkan peluncuran satelit pengganti, Palapa C2. 

    Setelah 10 tahun, Indonesia kemudian kembali meluncurkan Satelit Palapa D yang dibuat oleh thales Alenia space di Prancis dan dioperasikan oleh PT Indosat Tbk. untuk menggantikan Palapa C2, dengan cakupan wilayah Asia, Asia Tenggara, dan seluruh Indonesia. 

    Era Satria ….

  • Mengamplifikasi Potensi Wisata Sulawesi Utara Melalui Teknologi Digital

    Mengamplifikasi Potensi Wisata Sulawesi Utara Melalui Teknologi Digital

    Bisnis.com, BITUNG – Selain merupakan kota pelabuhan serta perikanan, Bitung juga dikenal sebagai salah satu kota destinasi wisata di Provinsi Sulawesi Utara.

    Sulawesi Utara – Bitung, memiliki Cagar Alam Tangkoko, yang merupakan rumah bagi beberapa satwa langka seperti kera jambul hitam dan tarsius. Tak hanya itu, Bitung juga memiliki Taman Wisata Batu Angus, yang memiliki beberapa area menarik seperti Batu Putih yang menyodorkan konservasi alam dengan pemandangan hutan.

    Ada pula area Batu Riri yang menawarkan kehidupan masyarakat dan budaya lokal yang dikelola secara menarik. Tidak hanya itu, Bitung juga memiliki destinasi diving, Lembeh. Semuanya itu turut menyedot perhatian wisatawan mancanegara sehingga pada 2024, setidaknya ada empat kali kapal pesiar mampir ke kota itu.

    “Tahun ini sudah dua kali dan akan tiga kali [kapal pesiar] masuk ke Bitung,” ujar Sutra Siby, Kepala Divisi Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Kota Bitung, seusai sosialisasi bertajuk Pengembangan Potensi Teknologi Digital di Bitung, Sulawesi Utara, Rabu (5/11/2025).

    Komunitas tersebut, terangnya memang sangat antusias mendukung serta mempromosikan sektor pariwisata di kota itu. Saat kapal pesiar masuk, sebagian dari mereka yang memang sudah mendapatkan pelatihan sebagai pemandu wisata, mengajar para wisatawan menyusuri berbagai destinasi unggulan di tempat itu.

    Aktivitas kepariwisataan itu tentu saja mendatangkan rezeki bagi anggota Genpi Kota Bitung. Siby menceritakan, ada salah seorang anggota komunitas yang tinggal di Batu Putih, meraup pendapatan Rp2 juta hanya dalam beberapa jam menemani para wisatawan mancanegara.

    Anggota Genpi, terangnya, kian menyadari bisa memainkan peran penting mempromosikan pariwisata setempat, melalui media sosial. Mereka kerap bekerja sama dengan pengelola destinasi wisata di Bitung untuk membuat konten-konten menarik di dunia maya yang kemudian direspon secara luas oleh para wisatawan.

    “Tugas dan tanggung jawab kami sebagai Generasi Pesona Indonesia adalah memanfaatkan teknologi untuk menaikkan branding pariwisata dan ekonomi kreatif,” tuturnya.

    Tidak hanya Genpi, inovasi berbasis teknologi digital untuk mendukung kepariwisataan juga dilakukan masyarakat Desa Darunu, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara. Salah satu hal menarik di desa ini yakni masyarakat memproduksi keripik berbahan dasar buah mangrove.

    Sang kepala desa, Ruddy Jacobus, menjelaskan bahwa mereka melakukan salah satu strategi, yakni promosi digital dan rebranding produk modern dengan potensi wisata berkelanjutan di desa itu yang dikelola oleh masyarakat setempat.

    Langkah yang dilakukan oleh para anggota Genpi Kota Bitung serta masyarakat Desa Darunu di Minahasa Utara ini, sejalan dengan maksud Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital yang menggencarkan literasi digital.

    Tujuannya agar infrastruktur digital yang sudah dibangun bisa memberikan akses informasi bagi masyarakat, dapat menghasilkan berbagai hal positif, termasuk peningkatan pendapatan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi digital.

    Direktur Utama Bakti Komdigi, Fadhilah Mathar, menjelaskan untuk Kota Bitung, luas wilayah pemukiman yang terkoneksi jaringan internet sudah 100%. Adapun Sulawesi Utara, tuturnya, tergolong cukup baik dibandingkan beberapa daerah lain di Indonesia.

    “Di provinsi ini untuk teknologi 2G dan 4G cakupan wilayahnya sudah di atas 90%. Keuntungan ketika memiliki koneksi yang baik atau stabil, kita memiliki banyak peluang produktivitas yang luar biasa. Melalui digitalisasi kita bisa melakukan aktivitas ekonomi kapan pun di mana pun selama ada koneksi internet,” ujarnya.

    Anggota Dewan Pengawas Bakti Komdigi, Virgie Baker, mengajak kaum muda Sulawesi Utara untuk memanfaatkan media sosial secara positif. Mantan presenter berita itu bahkan menggunakan dialek setempat untuk menggugah pemahaman kaum muda dalam berselancar di dunia maya.

    “Jang cuma kalau pake handphone cuma ba lia-lia itu sosmed, lia orang pe pacar. Lia dorang bapake seperti apa. Ah pe bagus de pe baju. Cuma bagitu, [Jangan pakai cuma pakai ponsel untuk lihat-lihat media sosial. Lihat pacarnya orang, lihat penampilan orang seperti apa. Bagus sekali baju dia. Cuma begitu saja],” ucap perempuan keturunan Minahasa Utara itu.

  • BAKTI Komdigi Gencarkan Literasi Digital, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Bitung

    BAKTI Komdigi Gencarkan Literasi Digital, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Bitung

    Bisnis.com, BITUNG – Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital terus memperluas akses setiap sudut Indonesia. Sampai saat ini BAKTI telah membuka akses internet di 27.869 lokasi se-Indonesia, dengan perincian 60 lokasi akses internet menggunakan koneksi non-satelit Satria, dan  27.809 lokasi menggunakan Satria.

    Direktur Utama BAKTI Komdigi, Fadhilah Mathar, menjelaskan secara total ada 6.747 BTS on air. Sementara total koneksi yang menggunakan Palapa Ring 131 lokasi baik di paket barat, tengah dan timur, serta kapasitas Satria 1 mencapai 150 Gbps.

    Dia melanjutkan, berbagai infrastruktur teknologi itu sebenarnya merupakan fondasi dasar untuk pengembangan kualitas masyarakat di masa mendatang, terutama untuk menciptakan talenta-talenta digital yang mumpuni.

    “Jadi infrastruktur digital itu, prasyarat dasar agar masyarakat yang melek digitalisasi itu terwujud sehingga bisa mendorong produktivitas mereka. Makanya, salah satu hal yang tidak kalah penting adalah literasi digital terhadap masyarakat,” tuturnya di sela sosialisasi bertajuk Pengembangan Potensi Teknologi Digital di Bitung, Sulawesi Utara, Rabu (5/11/2025).

    Sosialisasi digitalisasi ini melibatkan para tokoh masyarakat Sulawesi Utara yang memang sudah punya succes story melakukan proses digitalisasi sehingga masyarakat, terutama mahasiswa itu termotivasi.

    Melalui literasi digital, masyarakat, khususnya generasi muda yang sekarang masih menggunakan akses telekomunikasi hanya untuk sekedar rekreasi atau gaya hidup, bisa memanfaatkannya untuk hal-hal yang lebih produktif.

    “Jika masyarakat luas, termasuk kaum muda semakin produktif berkat teknologi digital, maka target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, bukan tidak mungkin dapat direalisasikan,” tambahnya. 

    Kegiatan sosialisasi digitalisasi bagi masyarakat desa ini diikuti sekitar 200-an peserta dari Kota Bitung dan Kabupaten Minahasa Utara. Mereka mendapatkan pengayaan tentang pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan perekonomian, seperti menjadi afiliator produk atau pemasaran produk UMKM lokal.

    Anggota Dewan Pengawas BAKTI Komdigi, Virgie Baker, mengatakan para peserta kegiatan literasi digital itu berasal dari berbagai latar belakang, seperti komunikasi pendukung pariwisata, pelaku UMKM, serta mahasiswa perguruan tinggi ekonomi di Bitung.

    “Jadi yang ingin ditekankan oleh BAKTI Komdigi adalah pemanfaatan dari konektivitas bisa benar-benar berdampak langsung kepada masyarakat,” katanya.

    Dia sepakat literasi digital perlu untuk terus digalakan oleh semua pihak, termasuk BAKTI Komdigi karena dia menyadari belum semua masyarakat bisa menggunakan teknologi digital secara positif. 

    Adolf Lomban, salah satu peserta literasi digital merasa bersyukur bisa terlibat dalam kegiatan sosialisasi  yang digelar BAKTI Komdigi karena mendapatkan wawasan serta motivasi khususnya mengenai pemasaran secara digital.

    “Sebagai duta pariwisata di Bitung, saya dan teman-teman mendapatkan ilmu bagaimana memasarkan potensi-potensi pariwisata yang ada di Kota Bitung sehingga bisa meningkatkan perekonomian daerah,,” pungkasnya.

  • BAKTI Komdigi Percepat Transformasi Digital Desa di Lombok Barat

    BAKTI Komdigi Percepat Transformasi Digital Desa di Lombok Barat

    Bisnis.com, LOMBOK BARAT – Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital terus mendorong percepatan transformasi digital di wilayah perdesaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat potensi ekonomi lokal.

    Banyak daerah di Indonesia yang punya potensi ekonomi, tapi terkendala oleh persoalan teknologi yang sebenarnya bisa memperluas akses pasar atau menarik wisatawan agar bisa berkunjung.

    Seperti misalnya di Kabupaten Lombok Barat yang punya potensi besar di bidang pariwisata bahari yang luar biasa, tapi masih kurang dikenal karena tidak memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran atau beriklan.

    Kepala Bidang Aplikasi Informatika Dinas Komunikasi Dinas Komunikasi dan Informatika Statistik Kabupaten Lombok Barat, Sumirah, mengatakan pihaknya sedang gencar mensosialisasikan dan mengadakan pelatihan digitalisasi kepada masyarakat.

    “Kita harapkan bahwa skill digitalisasi ini bisa membantu untuk menumbuhkan potensi ekonomi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan desa,” ujar Sumirah, saat ditemui kegiatan “Sosialisasi Transformasi Digital untuk Masyarakat Desa di Kabupaten Lombok Barat”, Minggu (2/11/2025) di Hotel Puri Saron, Senggigi, Lombok Barat.

    Sumirah mengatakan antusiasme masyarakat untuk mengikuti kegiatan sosialisasi maupun pelatihan digital cukup tinggi. “Untuk kegiatan ini saja diikuti sekitar 200 peserta yang terdiri dari perangkat desa, pelaku UMKM, akademisi, serta perwakilan pemerintah daerah dan sektor swasta,” katanya.

    Kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini diminati karena mengidentifikasi potensi dan tantangan digital di tingkat desa serta merumuskan strategi implementasi yang terukur untuk mendorong akselerasi ekonomi desa melalui pemanfaatan teknologi digital.

    Harus diakui, selama ini masih ada kesenjangan digital di antara wilayah desa dan perkotaan yang masih perlu dijembatani melalui kolaborasi lintas sektor.

    BAKTI Komdigi mendorong agar pemerintah daerah berkomitmen mendorong digitalisasi, termasuk upaya penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) digital di tingkat desa.

    Sinergi antara BAKTI Komdigi dan pemerintah daerah bisa mewujudkan tata kelola ekonomi desa yang lebih efisien, transparan, dan berbasis data. BAKTI Komdigi juga siap membantu menyusun peta jalan (roadmap) digitalisasi desa, juga terbangunnya kemitraan awal dengan sektor swasta dan komunitas digital lokal.

    Dalam jangka menengah, implementasi program ditargetkan akan mampu untuk meningkatkan efisiensi dan pendapatan UMKM, memperkuat inklusi keuangan, meningkatkan kualitas data desa, serta mempercepat digitalisasi layanan publik di tingkat lokal.

    Zainudin, Sekretaris Desa Gapuk, Kabupaten Lombok Barat, menegaskan dirinya merasa sangat terbantu dengan adanya sosialisasi ini. Hal ini diyakininya dapat menjadi bekal bagi para perangkat desa untuk mensosialisasikan elemen-elemen digitalisasi bagi masyarakat desanya.

    “Ini sangat membantu pada desa-desa di Lombok Barat, terutama bagi peserta yang hadir bagaimana nanti bisa mensosialisasikan ke depannya terkait digitalisasi di masing-masing desa,” kata Zainudin, Sekdes Desa Gapuk, Kabupaten Lombok Barat.

    Senada, Yusratun Rosida dari Desa Kuripan Utara, Kabupaten Lombok Barat, mengatakan mendapat banyak ilmu dari narasumber yang berkompeten di bidang digitalisasi dalam acara sosialisasi ini.

    “Acara ini membuat kami bisa lebih melek teknologi lagi untuk memperkuat potensi ekonomi daerah dan memajukan UMKM di desa kami,” kata Yusratun Rosida.

  • BAKTI Komdigi Perkuat Transformasi Digital Lewat Program Literasi dan Pemberdayaan

    BAKTI Komdigi Perkuat Transformasi Digital Lewat Program Literasi dan Pemberdayaan

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Komdigi terus memperkuat program transformasi digital melalui serangkaian kegiatan sosialisasi dan pelatihan yang menyasar berbagai lapisan masyarakat. Program ini bertujuan menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan memberdayakan masyarakat untuk beradaptasi dengan era digital.

    Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Layanan TI Badan Usaha BAKTI Komdigi, Tri Haryanto, mengatakan digitalisasi telah mengubah semua aspek kehidupan, namun masih terdapat tantangan besar terkait kesenjangan digital dan literasi digital di masyarakat.

    “Digital mengubah semua aspek di kehidupan. Tantangan utama kita adalah mengatasi kesenjangan digital dan meningkatkan literasi digital masyarakat,” kata Tri Haryanto.

    Program transformasi digital BAKTI Komdigi dilakukan secara konsisten melalui sosialisasi dan pelatihan untuk memberdayakan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital.

    Dewan Pengawas BAKTI Komdigi, Virgie Baker,  menekankan pentingnya kemampuan adaptasi masyarakat terhadap perkembangan teknologi. Menurutnya, teknologi memiliki potensi dampak positif yang besar, namun membutuhkan kesiapan manusia untuk memanfaatkannya secara optimal.

    “Teknologi bisa membawa banyak dampak positif, namun jika manusia tidak bisa beradaptasi maka bisa juga membawakan dampak negatif,” ujar Virgie.

    Program transformasi digital BAKTI Komdigi menempatkan pemberdayaan UMKM dan masyarakat sebagai prioritas utama. Melalui berbagai kegiatan sosialisasi, BAKTI Komdigi memberikan pengetahuan praktis tentang pemanfaatan teknologi digital untuk pengembangan usaha dan peningkatan kualitas hidup.

    Program transformasi digital BAKTI Komdigi juga fokus pada peningkatan literasi digital dan kesadaran keamanan siber masyarakat. Saat ini, masalah digital terbesar di Indonesia saat ini adalah judi online dan pinjaman online.

    Keberhasilan program transformasi digital BAKTI Komdigi tidak terlepas dari kolaborasi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah. Di berbagai wilayah, BAKTI Komdigi bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan program yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal.

    Dewan Pengawas BAKTI Komdigi, Arfa Gunawan, mengatakan teknologi merupakan hak seluruh masyarakat Indonesia yang harus dimanfaatkan secara bijak.

    “Teknologi ibarat pisau bermata dua, bisa memberikan dampak positif, dan bisa juga memberikan dampak negatif. Oleh karena itu, literasi digital menjadi sangat penting,” ujar Arfa.

    BAKTI Komdigi menargetkan perluasan program transformasi digital ke lebih banyak daerah dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat, peningkatan literasi digital, dan pengembangan UMKM. Program ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem digital yang inklusif, berkelanjutan, dan menguntungkan bagi semua lapisan masyarakat Indonesia.

  • BAKTI Komdigi Gelar Sosialisasi Pengembangan Potensi Masyarakat Digital di Bekasi

    BAKTI Komdigi Gelar Sosialisasi Pengembangan Potensi Masyarakat Digital di Bekasi

    Bisnis.com, CIKARANG — Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Komdigi menggelar sosialisasi pengembangan potensi masyarakat di era digital di Cikarang, Kabupaten Bekasi. Kegiatan ini menghadirkan sejumlah praktisi dan pakar untuk berbagi pengetahuan tentang personal branding, public speaking, hingga strategi digital marketing kepada para pelaku UMKM yang ada di Kabupaten Bekasi.

    Plt. Direktur Layanan TI Badan Usaha BAKTI Komdigi, Tri Haryanto, mengatakan digitalisasi telah mengubah semua aspek kehidupan masyarakat. Namun, transformasi ini juga membawa tantangan tersendiri, khususnya terkait kesenjangan digital dan literasi digital.

    “Kami berharap kegiatan ini bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada para peserta seminar,” kata Tri, Rabu (29/10/2025).

    Dewan Pengawas BAKTI Komdigi, Virgie Baker, mengatakan bahwa teknologi dapat membawa banyak dampak positif tinggal bagaimana diri kita cepat beradaptasi dengan era digital. ”Bagaimana memanfaatkan teknologi digital dan cepat beradaptasi dengan era digital menjadi kunci kesuksesan di masa depan,” ujar Virgie dalam keynote speech-nya.

    Pada sesi talkshow, BAKTI Komdigi memberikan pelatihan public speaking dan personal branding yang dibawakan oleh Joice Triatman, mantan jurnalis dan Runner Up Miss Indonesia.

    Joice menegaskan bahwa personal branding bukan hanya soal gaya, tetapi tentang nilai, kepribadian, dan konsistensi. Ia mendorong peserta untuk tidak berpura-pura menjadi orang lain, karena dunia menghargai mereka yang tahu siapa dirinya dan berani menunjukkannya.

    “Dunia selalu membawa siapa kamu, pastikan kamu yang menulis halamannya,” kata Joice.

    Joice menjelaskan bahwa kesan pertama sangat penting dalam membangun personal branding. Bagaimana seseorang bersikap, berbicara, dan membawa diri sebelum berhadapan dengan orang lain akan menentukan kesempatan menjadi peluang atau penyesalan.

    “Kesan pertama harus menggoda. Karena kesan pertama bisa jadi peluang terakhir,” ujar Joice.

    Ia menambahkan bahwa personal branding bukan hanya untuk orang tertentu, tetapi untuk siapa saja yang ingin dikenal dengan citra yang tepat. Personal branding akan membuat seseorang dikenal dan dipercaya orang lain, membuka peluang baru untuk karierkarier, bisnis, dan kolaborasi, menjadi pembeda dari ribuan orang lain, serta membangun pengaruh dan inspirasi bagi sekitar.

    Joice menyebutkan bahwa personal branding dibangun dari kombinasi beberapa elemen kunci, yaitu value atau nilai diri, skill atau keahlian, personality atau kepribadian, reputation atau reputasi, serta consistency atau konsistensi.

    “Kamu tidak perlu jadi sempurna, cukup jadi versi terbaikmu dan konsisten. Branding bukan dibentuk dalam semalam, tapi dari kebiasaan kecil yang kamu ulang setiap hari,” kata Joice.

    Selain itu, Joice juga memberikan pemahaman mengenai pentingnya memiliki kemampuan public speaking dalam membangun personal branding. Menurutnya, personal branding tanpa public speaking seperti punya suara tapi tak terdengar.

    “Semua orang bisa talking, namun tidak semua bisa speaking. Public speaking bukan soal bicara lancar, tapi soal bikin orang mau mendengarkan,” kata Joice.

    Ia menjelaskan bahwa ide bagus pun tidak akan berarti jika tidak bisa disampaikan dengan jelas. Kepercayaan diri dalam public speaking perlu dibangun melalui jam terbang dan latihan yang konsisten.

    Joice membagikan tips mengatasi rasa gugup saat berbicara di depan umum, antara lain melakukan persiapan yang matang dengan menguasai materi, latihan di depan cermin atau teman, menarik napas perlahan sebelum bicara, fokus pada poin yang ingin disampaikan, serta mengingat bahwa audiens tidak mencela melainkan ingin pembicara berhasil.

    “Semua orang pasti punya rasa gugup, bedanya yang hebat tidak berhenti karena itu,” ujar Joice.

    STRATEGI MARKETING

    Marketing dan Content Specialist sekaligus mantan jurnalis, Ein Halid menyampaikan materi tentang strategi digital marketing dan creative copywriting. Ein yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Program Festival Film Indonesia (FFI) ini menjelaskan bagaimana membuat brand dari nol hingga membuat konsumen paham dan ingin membeli produk.

    “Bukan sekadar posting gambar, namun bagaimana audiens bisa menerima pesan yang disampaikan melalui produk tersebut,” kata Ein.

    Ein menekankan bahwa copywriting adalah suara brand yang harus mampu menyampaikan pesan dengan efektif. Konten yang potensial untuk viral adalah konten yang memiliki daya tarik untuk dibagikan dan disebarluaskan oleh orang lain.

    Ein mendorong peserta untuk memanfaatkan semua teknologi yang tersedia agar mampu bersaing di era digital. Ia menyampaikan bahwa mengubah pesan promosi menjadi inspirasi merupakan kunci dalam strategi digital marketing yang efektif.

    “Mari berdaya dan manfaatkanlah semua teknologi untuk mampu bersaing di era digital,” ujar Ein.

    Kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari upaya BAKTI Komdigi dalam meningkatkan literasi digital dan memberdayakan masyarakat untuk memanfaatkan teknologi secara optimal di berbagai bidang kehidupan.

    Anna Susanti, pemilik Sambal Pecel Bu Susan, mengatakan acara ini sangat bermanfaat bagi para pelaku usaha yang baru mulai berkembang. Dia berharap setelah pelatihan ini, ada grup yang mewadahi para peserta untuk saling bertukar informasi termasuk mengenai pelatihan berikutnya.

    “Jadi, sangat bermanfaat ilmunya, sangat bermanfaat, daging banget. Mudah-mudahan bisa diterapkan dalam usaha saya yang baru merintis. Terima kasih,” ujarnya.

    Sementara Sofi, pemilik UMKM dari Tambun Selatan, mengapresiasi kegiatan yang dilakukan BAKTI Komdigi ini karena memberikan pelatihan  tentang bagaimana para pelaku UMKM untuk mengenal lebih jauh tentang manfaat teknologi digital, juga public speaking, personal branding, juga bagaimana memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran produk UMKM.

    “Saya juga berharap Komdigi ementerian Digital itu untuk memperbanyak BTS-BTS terutama di pelosok-pelosok desa-desa di seluruh Indonesia khususnya di Kabupaten Bekasi,” tutupnya.

  • Transformasi Digital Desa & UMKM jadi Jalan untuk Menangkap Peluang Ekonomi

    Transformasi Digital Desa & UMKM jadi Jalan untuk Menangkap Peluang Ekonomi

    Bisnis.com, CIANJUR —Transformasi digital menjadi salah satu jalan bagi desa dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di perdesaan untuk memperkuat daya saing sehingga mampu bertumbuh dan memperluas pasar.

    Harapan tersebut menjadi salah satu poin penting dari acara Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Digitalisasi yang digelar Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) di Cianjur, Minggu, 26 Oktober 2025.

    Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Cianjur Firman Edi menjelaskan, Pemkab Cianjur mendukung UMKM untuk menggunakan kesempatan transformasi digital sebagai proses adopsi dan adaptasi teknologi digital dalam membuat model bisnis, mengelola operasional dan menyediakan  layanan bagi konsumen di samping melakukan bisnis secara konvensional melalui toko-toko.

    Menurut Firman, pelaku UMKM dan masyarakat desa diharapkan dapat memanfaatkan teknologi yang salah satunya bisa didapat melalui Dinas UMKM dan Koperasi Pemkab Cianjur.

    Dia memberi contoh transformasi ke arah digitalisasi yang telah berlangsung di Kabupaten Cianjur di antaranya adalah  transformasi birokrasi pemerintah yakni pemerintah mendorong penggunaan tanda tangan elektronik, menerapkan digitalisasi dalam hal pelaporan distribusi dan menciptakan terobosan melalui program Cianjur Satu Data

    Selain itu, transformasi mewujud dalam bentuk pemberdayaan ekonomi lokal, pelatihan digitalisasi pasar melalui Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian dengan cara melakukan pemasaran online.

    Lebih lanjut, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan, dan Perindustrian (Diskumdagin) telah berkolaborasi dengan pihak lain untuk menyelenggarakan pelatihan Digitalisasi UMKM.

    Diskumdagin, sebutnya, juga telah berkolaborasi dengan PT Telkom dan Institut Pertanian Bogor untuk melatih UMKM dengan pemberian materi seperti pengelolaan toko digital, pemotretan produk, pengelolaan transaksi melalui e-commerce dan media sosial serta melakukan kegiatan lainnya termasuk melakukan pemantauan sebagai bentuk evaluasi.

    Firman menjelaskan bahwa digitalisasi di UMKM membutuhkan analisis mengenai kebutuhan dan tujuan bisnis serta pengetahuan dalam memilih teknologi yang tepat.

    “Untuk itu kalangan UMKM diharapkan bisa mencari tahu dan bertanya agar dapat  langsung berkolaborasi dengan penyedia aplikasi dengan fasilitas yang telah berskala nasional yang selama ini sudah berjalan.”

    Dengan begitu, UMKM diharapkan bisa menunjukkan potensinya di  salah satu fasilitas yang sudah ada seperti melalui layanan pesan antar online di samping tetap memanfaatkan aplikasi desa.

    Untuk menerapkan digitalisasi, Firman mengimbau UMKM untuk mengikuti pelatihan dan pengembangan keterampilan, memanfaatkan media sosial dan pemasaran digital serta memantau dan mengevaluasi kinerja.

    “Digitalisasi UMKM membantu meningkatkan efisiensi operasional, memanfaatkan akses ke pasar yang lebih luas, meningkatkan kualitas layanan, memperkuat daya saing  serta meningkatkan inovasi produk dan layanan”.

    POTENSI BESAR

    Pada kesempatan yang sama, pemateri  menyajikan materi bertema Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Melalui Digitalisasi Desa dan UMKM di Kabupaten Cianjur dengan menampilkan profil Cianjur yang menjanjikan potensi besar di sektor pertanian, perikanan, pariwisata, dan UMKM. Namun, di Cianjur juga masih terdapat banyak pelaku usaha desa yang masih belum optimal dalam memanfaatkan teknologi digital.

    Dia memaparkan beberapa tantangan utama seperti akses internet yang belum merata, literasi digital pelaku UMKM yang masih rendah serta pemasaran yang masih konvensional dan terbatas pada pasar lokal.

    Sementara itu, dari sisi peluang digitalisasi, Imam mengungkapkan bahwa infrastruktur internet melalui program BAKTI dan Komdigi mencatat perkembangan. Dia juga mencermati terjadinya peningkatan jumlah pengguna smartphone di desa serta munculnya platform digital baik dalam bentuk marketplace, media sosial, aplikasi digital keuangan.

    Sementara itu, dari sisi pelaksanaan disiapkan strategi berupa edukasi dan literasi digital, pendampingan UMKM, kemitraan dan kolaborasi serta digitalisasi keuangan.

    Dia mengatakan, dampak ekonomi dari pemanfaatan digitalisasi di antaranya berpeluang meningkatkan omzet dengan kisaran antara 30% hingga 50%, memperluas pasar dengan jangkauan hingga ke tingkat nasional dan menciptakan lapangan kerja baru berbasis digital.

    Lebih lanjut, Imam juga menyampaikan sejumlah rencana lanjutan pemerintah yang antara lain mencakup pembentukan Pusat Layanan Digital Desa (Digital Hub) kemudian program Satu Desa, Satu Produk Digital, penguatan Koperasi Digital Desa sebagai agregator UMKM hingga kolaborasi lintas sektor yaitu pemerintahan, swasta, komunitas dan akademisi.

    “Digitalisasi bukan hanya tentang teknologi tetapi tentang membuka akses memperkuat ekonomi Indonesia, ” ujarnya.

  • Menkomdigi Ungkap Sinyal 4G Selimuti 90% Pulau Besar RI, 5G Bertahap

    Menkomdigi Ungkap Sinyal 4G Selimuti 90% Pulau Besar RI, 5G Bertahap

    Jakarta

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengungkapkan lanskap digital nasional mengalami perubahan signifikan, termasuk perkembangan 4G dan 5G.

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyebutkan ketersediaan jaringan 4G kini telah melampaui 90% di seluruh pulau besar Indonesia. Pulau Jawa mencatat tingkat tertinggi sebesar 96,4%, diikuti Bali dan Nusa Tenggara 95,2%, sementara wilayah-wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau seperti Sulawesi dan Maluku kini juga menembus angka 90%.

    “Kinerja jaringan seluler di Indonesia meningkat signifikan. Ini adalah capaian penting bagi pemerataan akses digital di seluruh wilayah nusantara,” ujar Meutya dikutip dari website Komdigi, Rabu (5/11/2025).

    Komdigi kemudian mengacu pada Data Speedtest Intelligence menunjukkan bahwa median kecepatan unduh nasional melonjak dari 17,54 Mbps di 2022 menjadi 30,5 Mbps pada pertengahan 2025 atau meningkat hampir dua kali lipat.

    Kemudian dari sisi peningkatan pada kelompok pengguna dengan koneksi terendah, dari hanya 2,66 Mbps menjadi 5,69 Mbps. Komdigi mengklaim ini bukan hanya kota besar yang merasakan dampak digitalisasi, tetapi juga komunitas pedesaan dan wilayah terpencil.

    “Peningkatan di segmen terbawah ini sangat penting. Ia menunjukkan bahwa digitalisasi tidak lagi elitis, tetapi benar-benar menjangkau rakyat di lapisan bawah,” kata Meutya.

    Wilayah yang sebelumnya tertinggal, seperti Maluku Utara, kini mengalami peningkatan kecepatan dari 13,39 Mbps menjadi 20,49 Mbps. Di Papua, lonjakannya bahkan mencapai lebih dari dua kali lipat.

    Komdigi menjelaskan peningkatan kualitas internet ini merupakan hasil kombinasi investasi infrastruktur, kemitraan publik-swasta, dan kebijakan pro-pemerataan.
    Program Kewajiban Pelayanan Universal (KPU) yang dikelola oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) memainkan peran penting.

    Melalui dana kontribusi operator, pemerintah berhasil menyelesaikan 6.672 menara Base Transceiver Station (BTS) di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dan menghadirkan konektivitas 4G ke sekolah, puskesmas, dan kantor desa.

    “Ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur, tapi tentang keadilan digital. Kita ingin setiap anak Indonesia, dari Aceh sampai Merauke, memiliki peluang yang sama untuk belajar dan tumbuh,” ucap Meutya.

    Sementara itu, sejak pertama kali dihadirkan pada pertengahan 2021, kini teknologi 5G berkembang bertahap dan strategis. Wilayah Bali dan Nusa Tenggara mencatat ketersediaan tertinggi di angka 17%, berkat fokus penggelaran di kawasan pariwisata dan bisnis.

    Meskipun pertumbuhan 5G masih terbatas, Komdigi menyebutkan bahwa pendekatan ini dianggap realistis dengan memastikan kesiapan spektrum, efisiensi biaya, dan keberlanjutan infrastruktur sebelum memperluas cakupan nasional.

    “Cita-cita kami jelas. Tidak ada satu pun warga Indonesia yang tertinggal dalam arus digitalisasi. Kesenjangan digital harus ditutup bukan hanya dengan jaringan, tapi juga dengan pengetahuan dan kesempatan,” pungkasya.

    (agt/agt)

  • BAKTI Komdigi Gelar Edukasi Seputar Strategi Digitalisasi ke Usaha Mikro Kecil Menengah di Cianjur

    BAKTI Komdigi Gelar Edukasi Seputar Strategi Digitalisasi ke Usaha Mikro Kecil Menengah di Cianjur

    Bisnis.com, CIANJUR – Terobosan teknologi yang inovatif dan transformatif seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) makin diandalkan dalam memperkuat daya saing dan mendukung operasional usaha mikro kecil menengah (UMKM). 

    Penguasaan teknologi digital terutama kecerdasan buatan oleh pelaku UMKM menjadi salah satu hal penting yang diangkat dalam Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Digitalisasi yang digelar Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu, 26 Oktober 2025. 

    Direktur PT Nextup/Nextup.id, M. Muhaimin, mengatakan, penguasaan pengetahuan dasar tentang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) serta pengetahuan tentang bagaimana AI diterapkan pada digital marketing akan memudahkan pelaku UMKM dalam menjalankan bisnisnya.

    Dalam paparan bertema Pemanfaatan AI dalam Digital Marketing , Muhaimin membahas strategi bisnis dengan dukungan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) seperti ChatGPT dan Gemini dapat diandalkan untuk membantu menyusun perencanaan bisnis, mencari inspirasi bisnis, melakukan analisis bisnis dan mengevaluasi kinerja bisnis.

    Dia juga menjelaskan, menjalankan bisnis dengan dukungan AI dapat membantu pelaku usaha dalam menemukan ide konten, membuat konten hingga  sistem penjualan melalui pemanfaatan Chat bot.

    “Bisnis [pada waktu dahulu], apa yang kita pikir pertama-tama? Ide bisnis. Adakah kita ngomong segmen pasar, kemudian customer segment, analisis, business model canvas, kemudian analisis risiko. Nah, sekarang belajar hari ini cuma 1 jam, bisa dengan semuanya materi ini,” paparnya.

    Di sisi lain, dia mengingatkan bahwa  pemanfaatan  AI tetap perlu memperhatikan etika, jika tidak maka akan berisiko pada hasil yang deep fakes, atau mendapatkan hasil yang tidak sesuai jika prompt yaitu pertanyaan,  masukan atau instruksinya tidak jelas.

    Di sela-sela pemaparannya, Muhaimin memberi contoh penggunaan AI untuk bisnis keripik pisang, yang dapat dimanfaatkan untuk mencari nama brand/produk keripik pisang, desain ide logo, analisis harga, rasa, dan varian; menentukan segmentasi atau target audiens, hingga mendapatkan model bisnis yang sesuai.

    Dia juga mengingatkan seputar dilematisnya penjualan online karena adanya potongan admin sebagai hal yang perlu dipertimbangkan. “Biasanya UMKM sering salah dalam memasukkan harga jual, harga pokok penjualan [HPP] produk dihitung minimal di atas 30%.”

    STRATEGI MEDSOS

    Pada forum yang sama,  Influencer dari Daily Life, Eli Jamilah, memberikan paparan dengan mengangkat tema Strategi Media Sosial untuk UMKM yang di antaranya adalah dengan mengandalkan peran influencer.

    Dia mengungkapkan, seorang influencer bisa menerima sekitar Rp7 juta setiap kali menerima tawaran endorse. Eli juga memberikan tip menjadi seorang influencer, antara lain dengan meniru konten-konten yang dinilai baik. Selain itu, konten harus jelas dan memiliki ciri khas.

    Dia juga menyarankan pelaku UMKM untuk belajar memasukkan “keranjang kuning”, memanfaatkan aplikasi yang ada seperti TikTok dan Facebook, dan  berlatih berbicara di depan kamera.

    “Everything is content. Jika sudah for you page/fyp [masuk ke halaman utama suatu platform media sosial] satu kali, maka konsistenlah untuk bikin konten terus,” sarannya seraya menyarankan para pelaku UMKM untuk membuat konten pada jam 12 siang ketika jam makan siang, dan pada pukul 18.00 wib ketika kebanyakan orang tengah bersantai.

    Pada sesi berikutnya, pemateri Yudi  , mempresentasikan paparan yang bertema Peluang Strategis Ekonomi Digital untuk UMKM dan Desa se-Cianjur di Era Transformasi Nasional.

    Yudi menjelaskan, seputar ekonomi digital dan arah besar transformasi digital indonesia dengan visi Indonesia Digital 2045 dan 100 Smart Cities. Dia juga menerangkan digitalisasi produk dengan memilih platform yang tepat.

    Dia memberi contoh penggunaan media sosial seperti Instagram yang cocok untuk tujuan membangun kesadaran konsumen, sedangkan platform e-commerce lebih untuk tujuan penjualan.

    Dia juga membahas tentang pembayaran digital dengan penggunaan invoice dan Qris, identitas digital seperti logo dan tagline, analisis data serta penggunaan insight dari aplikasi pihak ketiga.