Kementan Genjot Perluasan Lahan Padi 2 Juta Hektare

Kementan Genjot Perluasan Lahan Padi 2 Juta Hektare

Magelang, Beritasatu.com – Dalam upaya mempercepat swasembada pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan penambahan luas lahan tanam (LLT) hingga dua juta hektare pada April 2025. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas padi secara nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor beras.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan, Kementan terus menggenjot LTT, Indeks Pertanaman (IP), dan produktivitas pertanian secara nasional. Hingga April, target dua juta hektare lahan diproyeksikan akan tercapai.

“Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, peningkatan LTT cukup signifikan. Secara nasional, kenaikan LTT mencapai 52% atau lebih dari satu juta hektare,” ujar Andi Amran Sulaiman saat memberikan arahan kepada ratusan penyuluh pertanian lapangan (PPL) di Gudang Bulog, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (25/2/2025).

Untuk mengejar target tersebut, Kementan menerapkan beberapa strategi utama, seperti percepatan LTT , IP, dan peningkatan produktivitas dengan memberikan reward atau peringkat kepada para PPL yang berpredikat bagus. Sebagai bentuk apresiasi, pemerintah akan memberikan kendaraan dinas bagi PPL terbaik.

“PPL yang berprestasi nanti kita siapkan kendaraan (motor dinas). Tahun depan, kami anggarkan sekitar 5.000 hingga 10.000 unit untuk mereka yang masuk peringkat 1 hingga 10.000,” kata mentan.

Selain memperluas lahan tanam, Kementan memastikan penyerapan gabah petani dengan harga Rp 6.500 per kilogram. Mekanisme pembelian akan dilakukan secara door-to-door untuk memastikan petani mendapatkan harga terbaik.

Kementan juga memperkuat sektor pertanian dengan penyediaan benih unggul, distribusi pupuk hingga 9,5 juta ton, serta pembangunan dan perbaikan irigasi.

“Serapan gabah harus maksimal, tidak boleh di bawah harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 6.500 per kilogram,” tegasnya.

Melalui penambahan luas tambah tanam dan strategi lainnya, Kementan berharap swasembada pangan dapat segera tercapai, sekaligus mengurangi impor beras.