Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Kementan Bahas Strategi Manajemen PHLN untuk Mencapai Swasembada Pangan – Halaman all

Kementan Bahas Strategi Manajemen PHLN untuk Mencapai Swasembada Pangan – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) menyusun produk knowledge management Program Hibah Luar Negeri (PHLN), berupa buku yang menjadi platform berbagi pengetahuan.

Hal ini sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia pertanian melalui berbagai program strategis.

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengatakan peningkatan kualitas SDM mutlak diperlukan.

Pasalnya, SDM adalah ujung tombak pembangunan pertanian.

“Pertanian membutuhkan SDM-SDM berkualitas yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Sehingga pertanian pun dapat digarap dengan cara-cara modern yang tentunya diharapkan dapat berpengaruh juga pada peningkatan produksi pertanian,” kata dia dalam keterangannya, Senin (24/2/2025).

Penyusunan buku sendiri merupakan bagian dari langkah strategis dalam mendukung terwujudnya swasembada pangan nasional.

Untuk diketahui, beberapa program seperti Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) dan program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP), telah berakhir pada 2023 dan 2024. 

Menyusul program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI) di tahun 2024 dan program Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS) yang berakhir pada tahun 2025.

Titik berat program-program tersebut sangat beragam, dari optimalisasi sistem irigasi (infrastruktur dan pemberdayaan), pemberdayaan masyarakat di lokasi remote, dan peningkatan keterlibatan generasi muda di bidang pertanian.

Program-program ini telah menjangkau banyak penerima manfaat dan memberikan dampak positif bagi pembangunan pertanian.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menjelaskan jika proses dan hasil pembelajaran dari program menjadi aset pengetahuan yang dapat dimanfaatkan di kemudian hari.

“Program-program PHLN bisa saja berakhir sesuai durasinya. Namun hasil pembelajaran, sistem dan pengelolaan di lapangan, jangan sampai hilang begitu saja. Perlu semua hal tersebut dijadikan satu produk pengetahuan (Product Knowledge) yang dapat dimanfaatkan dan menjadi dasar mengambil kebijakan,” ujar Idha Widi Arsanti, saat memberi arahan.

Santi melanjutkan, penyusunan buku menjadi proses pembelajaran yang berharga dalam mengelola program-program yang akan datang dan berada dalam kendali BPPSDMP.

Agenda rapat koordinasi diawali dengan pemaparan dari Kepala Pusat lingkup BPPSDMP. 

Adapun paparan program YESS disampaikan oleh Kepala Pusat Pendidikan Muhammad Amin, program READSI disampaikan oleh Kepala Pusat Pelatihan Inneke Kusumawaty, dan program IPDMIP serta SIMURP disampaikan oleh Kepala Pusat Penyuluhan, Purwanta.

Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah, yang menjadi moderator, menggarisbawahi program PHLN yang sudah memasuki fase pengakhiran proyek untuk memastikan keberlanjutan pendampingan di lokasi program yang diintervensi dan juga melengkapi dokumen-dokumen pengakhiran program yang dibutuhkan.

Rapat koordinasi juga diisi dengan pemaparan Kajian Kebutuhan Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan (SBPB) pada 10 lokasi Pertanian Modern, juga pemaparan Buku Kamus Istilah Penyuluhan dan Buku 700 Teknologi Inovatif Pertanian & Repository 1000 Teknologi Inovatif Pertanian.

Merangkum Semua Peristiwa