Kemenperin Tegaskan Penutupan Pabrik Sanken Cikarang Bukan Akibat Iklim Usaha

Kemenperin Tegaskan Penutupan Pabrik Sanken Cikarang Bukan Akibat Iklim Usaha

Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan bahwa rencana penghentian produksi dan penutupan pabrik Sanken Indonesia yang berlokasi di Kawasan Industri MM 2100, Cikarang, Bekasi, bukan disebabkan oleh kondisi iklim usaha di Indonesia. Keputusan tersebut murni berasal dari kebijakan induk perusahaan yang berbasis di Jepang.

“Kami ingin menegaskan bahwa penghentian produksi Sanken Indonesia ini bukan karena kondisi usaha di Indonesia, melainkan karena keputusan manajemen di Jepang,” ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Setia Diarta dikutip dari Antara, Minggu (23/2/2025).

Ia menjelaskan bahwa perusahaan ini memproduksi switch mode power supply dan transformator, yang berbeda dengan Sanken Argawidja Tangerang yang lebih fokus pada produksi barang elektronik serta peralatan rumah tangga.

“Produk utama PT Sanken Indonesia meliputi switch mode power supply dengan kapasitas produksi mencapai 3,95 juta unit per tahun, serta transformator dengan kapasitas produksi sekitar 4,32 juta unit per tahun. Produk mereka menyasar pasar di sektor otomotif dan elektronik,” ungkapnya.

Terkait dengan proses transisi bagi lebih dari 457 karyawan yang terdampak, Setia menyampaikan bahwa perusahaan telah menyiapkan langkah-langkah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Selain itu, perusahaan juga telah memberikan pelatihan kewirausahaan kepada para pekerja serta menjajaki kerja sama dengan perusahaan penanaman modal asing (PMA) asal Jepang guna membuka peluang kerja bagi karyawan terdampak.

“Kami menerima laporan bahwa perusahaan telah melakukan negosiasi dengan para pekerja terkait pembayaran pesangon dan hak-hak lainnya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan,” katanya.

Lebih lanjut, Setia menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan PT Sanken Indonesia memutuskan untuk menghentikan produksi dan menutup pabrik di Cikarang.

Salah satu penyebab utama adalah tidak adanya pembaruan desain dan teknologi dari perusahaan induk di Jepang akibat divisi terkait telah dijual ke grup perusahaan lain.

“Pada periode 2017 hingga 2019, divisi power supply dan transformator di induk perusahaan dijual ke grup bisnis lain di Jepang. Namun, kepemilikan PT Sanken Indonesia tidak berpindah, sehingga perusahaan ini tidak lagi mendapatkan dukungan inovasi desain dan teknologi dari induknya,” jelasnya.

Faktor lainnya adalah ketidakmampuan perusahaan untuk bersaing dengan produk-produk terbaru di industri yang sama.

“Perusahaan terus mengalami kerugian. Situasi ini semakin diperburuk karena produk PT Sanken Indonesia tidak lagi menjadi fokus utama bisnis Sanken Electric yang kini lebih berorientasi pada pengembangan semikonduktor,” tambahnya.

Sebelumnya, Kemenperin menyampaikan bahwa pabrik Sanken Indonesia yang bergerak di industri peralatan listrik di kawasan industri MM2100, Cikarang, berencana menghentikan produksinya pada Juni 2025.

Berdasarkan informasi yang disampaikan perusahaan melalui sistem online single submission (OSS), penghentian aktivitas produksi dijadwalkan terjadi di pertengahan tahun depan.

“Dalam OSS, disebutkan bahwa penutupan pabrik Sanken Indonesia di Cikarang akan dilakukan pada Juni 2025,” pungkas Setia.