Kemenperin perkuat kerja sama kembangkan AI pacu digitalisasi industri

Kemenperin perkuat kerja sama kembangkan AI pacu digitalisasi industri

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkuat kerja sama dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI) sebagai upaya mendorong ekosistem transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan di sektor perindustrian.

‎Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam pernyataan di Jakarta, Selasa menyampaikan bahwa penerapan AI tidak hanya berperan terhadap pertumbuhan dan inovasi pada sektor industri manufaktur, namun juga memiliki peran krusial dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing.

‎“Pengembangan SDM Industri menjadi faktor kunci dalam keberhasilan transformasi digital. Kami optimis tenaga kerja industri Indonesia memiliki potensi untuk menguasai kompetensi digital dan teknologi masa depan,” ujarnya.

‎Berdasarkan data Global AI Index 2024 yang dirilis oleh Tortoise Media, Indonesia yang menduduki peringkat ke-49 dari 83 negara masih memerlukan penguatan pada aspek infrastruktur digital, pengembangan ekosistem AI, dan strategi pemerintah.

‎Menanggapi hal ini, Menperin menekankan pentingnya kolaborasi lintas lembaga untuk memacu pengembangan AI dapat berjalan sistematis dan berkelanjutan.

‎Untuk mewujudkan percepatan tersebut, Kemenperin melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertema Electrification AIoT Transformation 4.0 2025 pada Rabu (5/11/2025) di Jakarta.

‎Kegiatan ini merupakan forum strategis hasil kerja sama dengan Indonesia Robotics Association (IRA) dan perusahaan teknologi global asal Singapura, Arrow Electronics, Inc, yang mempertemukan para pelaku industri nasional dan internasional.

‎Kepala BPSDMI Doddy Rahadi menyampaikan penyelenggaraan FGD ini penting bagi akselerasi transformasi digital serta elektrifikasi industri nasional.

‎Doddy mengatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membangun pemahaman bersama mengenai arah transformasi industri, seperti arah teknologi AIoT, sistem otomasi, sensor, hingga supply chain komponen semikonduktor yang bisa memberikan lompatan besar dalam efisiensi dan produktivitas industri.

‎Selain itu, FGD ini juga merupakan upaya untuk memastikan bahwa SDM Indonesia mampu menguasai teknologi masa depan, bukan hanya sebagai pengguna, tetapi juga sebagai inovator dan pengembang.

‎“Perkembangan robotics saat ini menjadi salah satu fokus utama bagi agenda Making Indonesia 4.0. Industri-industri ini membutuhkan ekosistem yang kuat, mulai dari kesiapan teknologi, rantai pasok, hingga kapasitas sumber daya manusia,” kata dia.

‎Dihadiri oleh hampir 100 peserta dari berbagai perusahaan dan lembaga yang bergerak di sektor robotics, semikonduktor, dan kendaraan listrik (EV), forum ini menghadirkan ruang kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat ekosistem industri cerdas yang adaptif terhadap perkembangan teknologi global.

‎Lebih lanjut, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Industri (Pusdiklat SDMI) Sidik Herman menyampaikan kegiatan ini merupakan wadah strategis untuk memperkuat ekosistem robotics, semikonduktor, dan EV di Indonesia.

‎“Saya optimis FGD ini akan menghasilkan masukan yang konstruktif dan rekomendasi nyata untuk memperkuat ekosistem robotics, semikonduktor, dan EV. Semoga kegiatan ini dapat menjadi titik awal kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, industri, dan mitra global dalam mendorong transformasi teknologi nasional,” ujarnya.

‎Managing Director Arrow Electronics Tak Chow mengemukakan bahwa keikutsertaannya dalam kegiatan ini merupakan wujud komitmen perusahaan untuk mendukung transformasi industri di Indonesia melalui penyediaan teknologi dan solusi inovatif.

‎“Kami hadir untuk mendukung perusahaan-perusahaan Indonesia dengan teknologi dan solusi guna membantu mereka meningkatkan kandungan lokal (TKDN),” kata dia.

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.