Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengakui industri tekstil melemah. Salah satunya akibat kampanye Pilpres dan Pileg 2024 marak dilakukan secara online atau di media sosial.
Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki (ITKAK), Ditjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kemenperin Adie Rochmanto Pandiangan mengatakan biasanya di tahun politik, produksi tekstil meningkat. Namun, kali ini kondisinya memang terlihat berbeda.
“Kita tadinya berharap pesta demokrasi yang ada mengangkat permintaan produksi, namun itu yang kami coba periksa ternyata kemungkinan besar, peran media elektronik dalam rangka kampanye cukup berpengaruh,” ujarnya dalam konpers IKI di Gedung Kemenperin, Rabu (31/1).
Menurutnya, biasanya pada tahun politik permintaan atribut partai, utamanya kaos meningkat tajam. Tahun ini permintaan masih ada, tapi tak setinggi sebelumnya.
“Jadi permintaan terhadap atribut, spanduk, kaos itu tidak begitu banyak terjadi,” jelasnya.
Padahal, industri tekstil dan bahan baku dalam negeri sebelumnya menetapkan target ada peningkatan produksi dan permintaan hingga 60 persen pada pesta demokrasi tahun ini. Sehingga ini menjadi persoalan dan dikhawatirkan akan banyak industri, terutama yang kecil rugi.
“Jadi ini memang jadi persoalan. Diharapkan ada peningkatan tapi malah kontraksi,” pungkasnya.
Kondisi di sektor industri tekstil ini berbeda dengan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Januari yang meningkat pada Januari 2024 dari 51,32 jadi 53,32.
Selain itu, sektor industri menduduki peringkat pertama tujuan investasi terbesar yaitu 42 persen atau Rp596,3 triliun dari total realisasi investasi nasional sepanjang 2023. Naik 19,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Tenaga kerja sektor Industri juga mengalami kenaikan sebesar 0,89 persen pada Agustus 2023 yang mencapai 19,34 juta orang dari 19,17 juta orang pada tahun sebelumnya, diiringi dengan kenaikan upah sebesar 7,3 persen.
(ldy/agt)