Kami juga akan melakukan percepatan proses tender lelang untuk wilayah kerja baru,
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berupaya untuk mendongkrak lifting minyak dan gas bumi (migas) sembari membangun kilang berkapasitas satu juta barel per hari.
“Kami lagi mengusahakan peningkatan produksi dalam negeri melalui percepatan eksplorasi,” ucap Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu.
Melalui penambahan lifting migas, ESDM berupaya agar impor minyak mentah tidak membengkak dikarenakan penambahan kapasitas kilang nasional. Terlebih, saat ini Indonesia sedang mengalami tren penurunan lifting migas.
“Kami juga akan melakukan percepatan proses tender lelang untuk wilayah kerja baru,” ucap Yuliot.
Pernyataan tersebut ia sampaikan terkait pemerintah yang melakukan perubahan rencana pembangunan kilang minyak (refinery) dengan meningkatkan kapasitas dari 500 ribu barel per hari menjadi satu juta barel per hari.
Perubahan tersebut disampaikan oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (11/3).
Pembangunan kilang nantinya akan tersebar di sejumlah daerah, yakni Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Maluku-Papua agar terjadi pemerataan.
Pembangunan kilang itu merupakan bagian dari 21 proyek hilirisasi tahap pertama yang bakal menerima kucuran dana investasi sebesar 40 miliar dolar AS. Proyek-proyek itu juga bagian dari target hilirisasi senilai 618 miliar dolar AS pada 2025.
Di samping pembangunan kilang, beberapa proyek utama lainnya juga mencakup pembangunan fasilitas penyimpanan minyak di Pulau Nipah, Kepulauan Riau, untuk memperkuat ketahanan energi nasional.
Kemudian, ada pula proyek hilirisasi Dimethyl Ether (DME) baku batu bara sebagai substitusi impor LPG.
Selain sektor energi, Bahlil melanjutkan hilirisasi juga menyasar komoditas lain seperti tembaga, nikel, bauksit alumina, kemudian sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan.
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025