Keluarga Minta Publik Kawal Kasus Kematian Diplomat Kemlu Megapolitan 30 Juli 2025

Keluarga Minta Publik Kawal Kasus Kematian Diplomat Kemlu 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 Juli 2025

Keluarga Minta Publik Kawal Kasus Kematian Diplomat Kemlu
Tim Redaksi
 
JAKARTA, KOMPAS.com
– Keluarga meminta publik mengawal penyelidikan kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berinisial ADP (39).
Namun, proses pengawalan kasus diharapkan berdasarkan empati, informasi berimbang, dan objektif.
“Kami juga mengajak teman-teman media dan masyarakat luas untuk ikut mengawal jalannya proses ini,” ujar keluarga melalui dokumen PDF yang diterima Kompas.com dari kakak ipar ADP, Meta Bagus, Rabu (30/7/2025).
Keluarga ADP mengatakan, dukungan publik sangat berarti. Namun, tidak hanya bagi keluarga, melainkan sebagai bagian dari masyarakat yang percaya bahwa keadilan adalah milik bersama.
“Kami percaya, pada waktunya nanti, kebenaran akan terungkap dengan terang dan membawa keadilan serta ketenangan bagi ADP, juga bagi kami yang ditinggalkan,” kata dia.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya menyimpulkan bahwa kematian ADP tidak melibatkan pihak lain.
“Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” ujar Wira dalam jumpa pers, Selasa.
Dalam kesempatan ini, dokter forensik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.FM, mengungkapkan bahwa mengungkapkan, penyebab kematian ADP adalah mati lemas.
“Maka, sebab mati akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran atas napas yang sebabkan mati lemas,” tegas Yoga.
Diketahui,
diplomat Kemlu
berinisial ADP ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025).
Saat ditemukan, korban dalam posisi tergeletak di atas kasur. Kepalanya terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut biru.
Dari hasil olah TKP, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, dan pakaian milik korban.
Selain itu, turut ditemukan obat sakit kepala dan obat lambung, meskipun belum dipastikan kaitannya dengan penyebab kematian.
Penyidik juga menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang melilit kepalanya.
Namun, hingga kini polisi masih menyelidiki apakah lakban tersebut dipasang oleh korban sendiri atau oleh orang lain.
Kontak bantuan Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

Panduan Mencari Layanan Profesional Kesehatan Jiwa


.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.