Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Cari Keadilan: Melempem dan Bobrok
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS com
– Keluarga korban tragedi Kanjuruhan mendatangi Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (1/10/2025), dalam rangka memperingati tiga tahun peristiwa itu.
Mereka berdiri berjejer sambil memegang poster bergambar wajah-wajah korban, lengkap dengan nama dan keterangan meninggalnya.
Lutfi, seorang ibu yang keluarganya meninggal pada tragedi tersebut, menyampaikan kekecewaannya karena hingga saat ini suami dan anaknya belum mendapatkan keadilan.
“Saya ke sini mencari keadilan tetapi keadilannya di Indonesia ini. Maaf seribu maaf, melempem dan bobrok. Saya kehilangan suami dan kedua anak saya. Di mana keadilan ini?” ucap dia.
Lutfi mengatakan, suami dan anaknya menonton pertandingan sepak bola sebagai harapan tetapi mereka justru menjadi korban pada tragedi Kanjuruhan.
“Suami dan anak saya melihat sepakbola membawa harapan tetapi mereka membunuh anak saya dan suami saya. Apa mereka tidak punya hati?” tutur dia.
Iswandi, yang kedua anaknya menjadi korban juga menyampaikan kekecewaannya terhadap keadilan yang belum ia dapatkan hingga sekarang.
“Apa yang dikatakan Pancasila sila ke-5, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mana? Kami orangtua sudah tiga tahun ke sana ke mari belum mendapatkan keadilan yang sebenar-benarnya,” kata dia saat berorasi.
Sebelumnya, massa aksi yang terdiri dari keluarga korban dan aktivis HAM memadati area depan kantor Komnas HAM.
Mereka memperingati tiga tahun Tragedi Kanjuruhan yang merenggut setidaknya 135 nyawa pada 1 Oktober 2022.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Cari Keadilan: Melempem dan Bobrok Megapolitan 1 Oktober 2025
/data/photo/2025/10/01/68dd14f54c89a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)