Kehadiran Indonesia Airlines Tamparan bagi Indonesia, Pengusaha Lebih Percaya Berbinis di Singapura Dibanding di Negeri Sendiri

Kehadiran Indonesia Airlines Tamparan bagi Indonesia, Pengusaha Lebih Percaya Berbinis di Singapura Dibanding di Negeri Sendiri

“Ini merupakan tamparan bagi kita, mengapa Indonesia Airlines didirikandi Si ngapura dengan badan hukum di Singapura. Itu kan menunjukkan sebetulnya bahwa orang Indonesia saja tidak percaya sama negerinya maka dia berbisnis sampai ke Singapura,” kata Rhenald.

Ia menyoroti kemudahan berbisnis di Singapura yang lebih menarik bagi investor dibandingkan dengan kondisi di Indonesia.

“Di Singapura itu gampang mendirikan perusahaan, gampang juga keluar, gampang cari dana, dan akhirnya bisa disimpulkan jadi murah di Singapura itu,” tambahnya.

Rhenald juga menekankan pentingnya evaluasi terhadap kondisi non-ekonomi di Indonesia, seperti regulasi investasi, stabilitas politik, dan pemberantasan korupsi.

Menurutnya, banyak negara lain yang berupaya memperbaiki ekosistem bisnis mereka untuk menarik investasi, sementara di Indonesia masih terus disibukkan dengan pemberitaan mengenai korupsi dan ketidakstabilan politik.

“Ini jelas jadi tamparan bagi kita. Kita harus bertanya apa yang sedang terjadi dengan non-ekonomi di negara kita. Kita lihat dari negara-negara lain, upaya untuk memperbaiki aspek non-ekonomi ini kuat sekali sehingga kemudian biaya untuk berinvestasi menjadi sangat efisien,” katanya.

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah penciptaan lapangan kerja, bukan justru kehilangan pekerjaan akibat ketidakpastian ekonomi.

“Jadi menurut hemat saya, ini saatnya kita melakukan evaluasi karena ini adalah job creation dan setiap hari kita dengar berita bukan job creation tapi job lost, yaitu orang-orang yang kehilangan pekerjaan. Kita harus lebih jujur melihat situasi ini,” tutup Rhenald.