Kedewan, Pengobatan Mistis yang Menjadi Tradisi di Desa Songak

Kedewan, Pengobatan Mistis yang Menjadi Tradisi di Desa Songak

Salah satu ritual inti adalah pagelaran tarian penyembuhan yang dipentaskan sesuai permintaan roh penunggu. Masyarakat Desa Songak meyakini bahwa gangguan jiwa atau kesurupan (disebut kerandingan) terjadi karena pengaruh makhluk halus yang menghuni masjid, makam, atau tujuh batas desa yang dikeramatkan.

Gejalanya berupa halusinasi pendengaran, penglihatan, atau perasaan seolah sedang berkomunikasi dengan penunggu lokasi keramat. Penderita sering meminta emas atau barang tertentu sebagai persyaratan penyembuhan.

Kedewan juga terkait dengan dua ritual lain, yaitu ngayu-ayu dan nyaur. Ngayu-ayu dilakukan saat seseorang mengalami musibah atau penyakit, sedangkan nyaur adalah bentuk syukur setelah permohonan terkabul.

Kegagalan memenuhi nazar dalam ritual ini diyakini dapat memicu gangguan jiwa. Selain itu, gangguan juga dianggap terjadi jika seseorang melanggar aturan adat atau melakukan kesalahan terhadap penunggu batas desa.

Pengobatan kedewan berbeda dengan pendekatan medis modern yang berfokus pada gangguan biologis otak. Praktik ini lebih menekankan aspek spiritual dan budaya.

Meski demikian, tradisi ini tetap bertahan karena dianggap efektif oleh masyarakat setempat. Proses penyembuhannya tidak memiliki waktu pasti, tergantung pada kondisi penderita dan komunikasi dengan makhluk halus yang diyakini menguasainya.

Desa Songak merupakan hasil percampuran budaya Lombok asli dan Bali. Mayoritas penduduknya beragama Islam, tetapi beberapa tradisi masih dipengaruhi unsur Hindu.

Penulis: Ade Yofi Faidzun