Jakarta, CNN Indonesia —
Kecelakaan pesawat Jeju Air yang terjadi di Bandara Internasional Muan Korea Selatan, Minggu (29/12), diduga disebabkan dua hal, yakni tabrakan dengan kawanan burung dan cuaca buruk.
Diberitakan AFP, pemadam kebakaran Korea Selatan menyatakan dua penyebab itu memantik kerusakan mesin. Namun, penjelasan rinci terkait penyebab akan diumumkan setelah investigasi gabungan selesai.
“[Penyebab] diduga adalah tabrakan burung yang dikombinasikan dengan kondisi cuaca buruk,” ujar Kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Muan Lee Jeong-hyun.
“Namun, penyebab pastinya akan diumumkan setelah penyelidikan bersama,” lanjutnya.
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korea juga merilis pernyataan terkait kronologi di landasan pacu. Menara pengawas disebut sempat memberi peringatan tabrakan burung kepada pilot.
Peringatan itu membuat pesawat tersebut sempat mencoba mendarat lagi di landasan. Namun, upaya itu tidak berhasil, pesawat justru mendarat tanpa roda pendaratan.
Pesawat kemudian hilang kendali dan keluar dari landasan pendaratan, lalu menabrak pagar, dan hancur hingga memicu kepulan api.
“Butuh waktu sekitar tiga menit dari saat menara pengawas menyampaikan peringatan tabrakan burung hingga pesawat berupaya mendarat di landasan lagi,” ujar pernyataan resmi Kementerian Pertanahan Korea.
Pernyataan itu juga menjelaskan bahwa pilot sempat menyerukan panggilan Mayday dua menit sebelum kecelakaan. Namun, insiden itu tidak terhindarkan hingga menelan ratusan korban jiwa.
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi juga menilai kecelakaan itu tak disebabkan karena landasan yang terlalu pendek. Landasan itu dinilai bukan menjadi faktor lantaran panjangnya mencapai 2,8 kilometer.
Pesawat dengan ukuran serupa juga bisa beroperasi dengan normal tanpa masalah sebelumnya. Dengan begitu, faktor ukuran lintasan pacu dinilai tak ikut berpengaruh dalam kecelakaan.
“Landasan pacu itu panjangnya 2.800 meter, dan pesawat berukuran serupa telah beroperasi di sana tanpa masalah,” ujarnya.
“Kecelakaan ini tidak mungkin disebabkan oleh panjangnya landasan pacu,” sambung pernyataan tersebut.
Kecelakaan itu menelan ratusan korban jiwa yang hampir seluruhnya adalah penumpang. Menurut data per Minggu (29/12) pukul 14.42 waktu Korea, jumlah korban tewas sudah menyentuh angka 120 orang.
Catatan itu sudah melampaui setengah dari total orang yang ada di dalam pesawat saat insiden terjadi. Pesawat Jeju Air dengan penerbangan 7C2216 itu membawa 181 orang, terdiri dari 175 penumpang dan 6 kru pesawat.
Terdapat dua korban selamat yang semuanya merupakan pramugari. Keduanya telah dilarikan ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
(frl/tsa)
[Gambas:Video CNN]