Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Kebun Gizi, Inisiatif PT GNI Penuhi Nutrisi Anak Tekan Angka Stunting

Kebun Gizi, Inisiatif PT GNI Penuhi Nutrisi Anak Tekan Angka Stunting

Jakarta, CNN Indonesia

Di salah satu rumah kader Posyandu Desa Tanauge, Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara, Sabtu (9/11), keceriaan terpancar dari wajah sepuluh anak balita yang duduk riang bersama orang tua mereka. Mata mereka berbinar saat melihat piring penuh makanan bergizi: nasi hangat, sayur bayam, wortel, dan lele goreng atau sup lele segar, yang disajikan dari bahan-bahan hasil panen Kebun Gizi.

Mereka merupakan anak-anak penderita stunting dan atau yang berada pada garis kuning dari beberapa wilayah di Desa Tanauge. Mereka mendapatkan makanan siang tambahan untuk mendapatkan perbaikan gizi.

Makanan yang dihidangkan tersebut lahap mereka makan dalam waktu kurang dari 30 menit. “Enak kuahnya, buburnya, ikannya juga enak Bu,” ujar salah seorang anak kepada ibunya yang mendampingi.

Para orang tua yang mendampingi anak-anak tersebut juga terlihat puas dan senang saat melihat anak-anak mereka lahap dalam memakan makanan bergizi yang disajikan oleh para Kader Posyandu di Desa Tanauge tersebut.

Konsep Kebun Gizi

Program Kebun Gizi merupakan inisiatif yang diusung oleh PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) bersama PT Stardust Estate Investment (SEI) sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR). Kebun ini dirancang untuk menjadi solusi lokal yang berkelanjutan dalam meningkatkan asupan gizi balita di desa lingkar industri.

Inisiatif ini menggabungkan pendekatan pertanian berkelanjutan dengan program gizi berbasis komunitas untuk menekan risiko stunting pada anak. Berbagai sayuran bergizi seperti bayam, kangkung, dan oyong serta ikan lele dari kolam budidaya ditanam dengan telaten untuk memenuhi kebutuhan pangan anak-anak stunting dan mereka yang berada di garis kuning.

“Kebun Gizi adalah salah satu bagian dari kegiatan CSR kami dalam mendukung kesehatan generasi penerus di desa lingkar industri. Kami tidak hanya menanam tanaman, tetapi juga menanam kesadaran dan pengetahuan pada masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan melalui pangan bergizi,” ungkap Head of Corporate Communication PT GNI, Mellysa Tanoyo.

Tak hanya Desa Tanauge, inisiatif Kebun Gizi ini juga dilakukan PT GNI dan PT SEI di desa lainnya, seperti Desa Bungintimbe dan Bunta. Ketiganya merupakan desa yang berada di lingkar kawasan industri PT GNI.

Dalam prosesnya, program Kebun Gizi ini juga ditujukan untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pola makan bergizi dan cara mengelola hasil kebun. Saat ini, pemberian hasil panen dari Kebun Gizi dilakukan selama satu bulan sekali, menyesuaikan jadwal posyandu di Desa Tanauge.

Hasil panen selanjutnya diolah menjadi makanan bergizi oleh para kader posyandu. Menu yang disajikan juga menyesuaikan dengan hasil panen yang didapat dari Kebun Gizi.

Makanan yang diolah dari hasil panen Kebun Gizi dan Budidaya Ikan Lele di Desa Tanauge. (Foto: Arsip PT GNI).

Komitmen Tekan Angka Stunting

Stunting bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi juga menyangkut masa depan sosial dan ekonomi suatu bangsa. Di Morowali Utara, pada 2023 angka prevalensi stunting masih mencapai 24,7 persen, jauh dari target nasional sebesar 14 persen.

Karena itu, melalui Kebun Gizi, PT GNI dan PT SEI berupaya memberikan solusi nyata untuk menghadapi tantangan ini. Kebun Gizi ini juga sekaligus mendorong kesadaran lebih luas tentang pentingnya perbaikan gizi ibu hamil dan balita, yang merupakan dua kelompok rentan dalam siklus stunting.

Menurut Mellysa, Kebun Gizi ini dapat menjadi salah satu cara terbaik dalam menangani stunting. Karena dari hasil panen Kebun Gizi ini, diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan dan menurunkan angka stunting di sekitar lingkar industri.

“Kami berharap, dengan berkembangnya Kebun Gizi ini ke depan, dapat membantu memenuhi nutrisi para ibu hamil dan balita stunting, sehingga dapat memberikan harapan baru bagi masyarakat,” tutur Mellysa.

Dari hasil program ini, para ibu juga semakin memahami pentingnya variasi makanan bagi anak mereka. Para ibu juga didorong untuk memadukan berbagai jenis sayur sehingga anak-anak mendapatkan asupan bergizi.

Mellysa menyebut, dengan peningkatan gizi yang didapatkan dari Kebun Gizi, beberapa balita yang semula memiliki masalah stunting kini mulai menunjukkan peningkatan dalam pertumbuhan.

Seorang Bidan Puskesmas Pembantu (PUSTU) Desa Tanauge, Asma menambahkan, masyarakat khususnya di Tanauge merasakan dampak positif dan merasa terbantu secara stabilitas pangan dari adanya program ini.

“Mewakili masyarakat di Tanauge ini, melalui program dari PT GNI dan PT SEI ini, kami merasa terbantu. Terima kasih. Semoga program ini dapat berlanjut kedepannya, terutama untuk anak-anak stunting dan garis kuning di Desa Tanauge,” ungkap Asma.

Selain itu, Asma juga menilai, program Kebun Gizi ini sangat membantu masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan akses sayur-sayuran hingga ikan segar. Terutama bagi warga yang kesulitan untuk bercocok tanam.

“Dan ikan-ikan yang didapatkan juga baru, segar, sehingga sangat membantu dan gizinya masih terjaga,” tambahnya.

Sebagai informasi, Kebun Gizi bukan hanya sebuah program sosial, tetapi juga bentuk komitmen PT GNI dan PT SEI untuk membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar wilayah operasional. Dengan kolaborasi ini, para balita di desa lingkar industri kini memiliki peluang lebih besar untuk tumbuh sehat dan optimal.

PT GNI dan PT SEI berharap program ini dapat terus berkembang, memberikan manfaat luas, dan menjadi inspirasi bagi inisiatif serupa di berbagai wilayah lain di Indonesia.

(ory/ory)