Jakarta, CNBC Indonesia – Kebakaran di klub malam yang menewaskan 59 orang di Kocani, Makedonia Utara, pada Minggu (16/3) lalu telah memicu kerusuhan. Masyarakat protes karena menilai insiden tersebut terjadi karena kelalaian.
Dikutip dari Reuters, Sabtu (21/3/2025), sebanyak 13 orang ditahan selama 30 hari sejak Jumat (20/3) waktu setempat. Salah satu di antaranya adalah mantan meteri pemerintah.
Insiden ini disebabkan percikan api dari kembang api yang digunakan dalam pertunjukan musik di klub malam tersebut. Di antara 59 orang tewas, 6 orang merupakan anak di bawah umur.
Selain itu, 197 orang mengalami luka-luka. Kocani yang berpenduduk 25.000 orang sontak mengalami chaos akibat kebakaran dahsyat tersebut.
Pihak berwenang mengatakan lisensi klub tersebut diperoleh secara ilegal. Tempat tersebut tidak memiliki alat pemadam kebakaran dan pintu keluar darurat. Selain itu, material bangunan terbuat dari bahan yang mudah terbakar.
Jaksa penuntut negara Ljupco Kocevski mengatakan total 24 tersangka ditahan dan 3 masih dirawat di rumah sakit setelah kebakaran. Ia menilai kebakaran terjadi karena serangkaian kelalaian dan tindakan ilegal pejabat.
Para tersangka termasuk pejabat yang bertanggung jawab atas izin operasional, pemilik klub, anggota band yang bermain di klub, petugas polisi, dan petugas keamanan yang mengizinkan masuknya anak di bawah umur.
Pihak berwenang telah memeriksa klub malam dan kafe di seluruh negeri pada pekan ini untuk mendeteksi jika ada pelanggaran keselamatan lainnya.
Insiden ini menjadi tragedi paling mematikan di negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
(fab/fab)