Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

KBRI Bangkok: Ada 1 Keluarga WNI Mengungsi ke Hotel Imbas Gempa Dahsyat M 7,7 Myanmar – Halaman all

KBRI Bangkok: Ada 1 Keluarga WNI Mengungsi ke Hotel Imbas Gempa Dahsyat M 7,7 Myanmar – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Bangkok, Dozi Adeson menyebut ada satu keluarga WNI yang mengungsi ke hotel imbas gempa berkekuatan magnitudo 7,7 di Myanmar yang terjadi pada Jumat (28/3/2025) kemarin.

Dia mengatakan satu keluarga tersebut tinggal di Bangkok.

“Setidaknya satu keluarga sudah dikonfrimasi mengungsi ke hotel di mana yang bersangkutan memang tinggal di Bangkok,” jelasnya kepada Tribunnews.com, Sabtu (29/3/2025).

Dozi menuturkan pihaknya sebenarnya memperoleh informasi ada beberapa WNI yang memutuskan untuk mengungsi ke hotel secara mandiri usai terjadinya gempa.

Namun, dia mengatakan bahwa WNI tersebut tidak melapor kembali apakah jadi mengungsi ke hotel atau tidak.

Kendati demikian, Dozi menginformasikan bahwa WNI yang berada di Thailand akan mengungsi ke hotel jika memang kondisinya mendesak.

Pernyataan Dozi ini menjawab terkait jumlah WNI yang memutuskan untuk mengungsi ke hotel.

“Data pasti kita tidak punya karena mereka tidak melapor kembali apakah jadi mengungsi ke hotel atau tidak.”

“(WNI) lainnya sampaikan akan mengungsi ke hotel jika situasi mengharuskan,” jelasnya.

Di sisi lain, Dozi juga menginformasikan bahwa hingga hari ini, tidak ada informasi adanya korban luka atau korban jiwa yang merupakan WNI.

Dia menuturkan hal tersebut diketahui dari adanya laporan WNI yang menghubungi KBRI Bangkok.

“Alhamdulillah kondisi WNI dlam keadaan baik dan selamat. Tidak ada diterima informasi kondisi WNI yang mengkhawatirkan. Selain itu, sejauh ini juga tidak ada informasi WNI korban luka ataupun korban jiwa,” pungkasnya.

Korban Tewas Gempa Myanmar Diperkirakan Tembus 10.000 Jiwa

Di sisi lain, gempa bumi yang melanda Myanmar pada Jumat kemarin diperkirakan mengakibatkan adanya korban tewas mencapai 10.000 jiwa.

Adapun prediksi tersebut dilaporkan oleh Badan Geologi dan Pemetaan AS (USGS) yang dikutip dari CNN.

Bahkan, USGS melaporkan adanya kemungkinan korban jiwa bisa jauh lebih tinggi.

Sementara, total kerugian akibat gempa dahsyat ini diperkirakan bisa menyentuh 100 miliar dolar AS atau setara dengan Rp1.600 triliun atau lebih besar dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Myanmar.

Namun, terkait korban jiwa, junta militer Myanmar melaporkan bahwa korban tewas akibat gempa ini mencapai 144 orang.

Sedangkan, korban luka mencapai 732 orang yang tersebar di tiga kota, dikutip dari Myanmar Now.

Sebagai informasi, gempa ini merupakan gempa ketiga terbesar yang pernah mengguncang kawasan itu dalam seabad terakhir, dan analisis USGS menempatkan episentrumnya hanya 10 mil dari jantung Mandalay, kota berpenduduk sekitar 1,5 juta orang. 

Gempa susulan berkekuatan M 6,7  tercatat sekitar 11 menit kemudian, yang merupakan gempa pertama dari beberapa gempa besar yang terjadi setelah gempa pertama.

Guncangan itu terasa hingga Bangladesh, Vietnam, Thailand, dan China bagian selatan.

Bahkan, gempa tersebut sampai membuat Perdana Menteri (PM) Thailand, Paetongtar Shinawatra menyatakan Bangkok sebagai “daerah darurat” dan mendesak penduduk untuk mengungsi dari gedung-gedung tinggi jika terjadi gempa susulan.

Di sisi lain, dikutip dari The Guardian, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres, mengatakan pihaknya tengah bergerak untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. 

PBB mengatakan telah mengalokasikan dana awal sebesar 5 juta dolar AS dari dana daruratnya untuk membantu operasi penyelamatan nyawa di Myanmar.

Sementara, Presiden Trump mengatakan AS juga akan memberikan bantuan kepada Myanmar. 

“Ini benar-benar buruk, dan kami akan membantu. Kami telah berbicara dengan negara itu,” katanya di Ruang Oval.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Merangkum Semua Peristiwa