Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Kawasan Industri Nikel RI Ini Sudah ‘Tanam Uang’ Hingga Rp552 Triliun

Kawasan Industri Nikel RI Ini Sudah ‘Tanam Uang’ Hingga Rp552 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) terhitung pada tahun 2015 lalu hingga tahun 2024 sudah menggelontorkan investasi jumbo mencapai US$ 34,3 miliar setara Rp 552,2 triliun (asumsi kurs Rp 16.100).

Direktur Komunikasi IMIP, Emilia Bassar mengatakan bahwa total investasi yang telah digelontorkan oleh pengelola kawasan industri di Morowali, Sulawesi Tengah tersebut terhitung hingga Agustus 2024 ini.

“Ini datanya, untuk akumulasi investasinya dari 2015 sampai 2024 itu senilai US$ 34,3 miliar. Kemudian dengan konversi sekarang ya, jadi teman-teman bisa hitung dengan konversi sekarang ini 16.100 untuk US$ 1-nya,” ujarnya dalam acara Press Briefing PT IMIP, di kantornya, Jakarta, Rabu (18/12/2024).

Adapun, berdasarkan paparannya, investasi yang digodok oleh pihaknya tahun terus meningkat dari tahun 2022. Dari tahun 2022 hingga 2023 investasi perusahaan meningkat sebesar US$ 0,54 miliar setara 8,69 triliun.

Sedangkan, investasi dari tahun 2023 ke tahun 2024 ini meningkat sebesar US$ 4,16 miliar setara Rp 6,69 triliun.

Tidak hanya itu, Emilia menyebutkan pihaknya sudah menyetorkan kewajiban untuk negara berupa pajak hingga US$ 1,16 miliar setara Rp 18,56 triliun (asumsi kurs Rp 16.000 per US$). Dia mengatakan jumlah setoran pajak tersebut terhitung untuk tahun 2023 lalu.

“(Pajak) yang sudah kita bayar ke negara di 2023 US$ 1,16 miliar, jadi sekitar Rp 16 T atau mungkin sampai menuju ke Rp 17 T ya. Bisa ga 17T? Mungkin ya, dikali Rp 16.000 sekarang ini ya kursnya,” ujarnya.

Adapun, dalam paparannya, Emilia menyebutkan pada tahun 2022 lalu pihaknya juga sudah menyetorkan pajak pada negara mencapai US$ 1,32 miliar setara Rp 21,12 triliun.

Sedangkan, untuk tahun 2021, pihaknya menyetorkan pajak pada negara sebesar US$ 655 juta setara Rp 10,48 triliun.

Selain itu, Emilia menyebutkan saat ini pihaknya telah menghitung devisa hasil ekspor yang dihasilkan oleh pihaknya hingga November 2024 ini sebesar US$ 14,45 miliar setara Rp 232,6 triliun (asumsi kurs Rp 16.100 per US$).

“Lalu untuk devisa ekspor, itu juga hingga November 2024 nilainya sudah mencapai US$ 14,45 miliar,” bebernya.

Adapun, dalam paparannya, devisa hasil ekspor perusahaan terhitung lebih tinggi yakni pada tahun 2023 sebesar US$ 15,49 setara Rp 249,3 triliun. Sedangkan, untuk tahun 2022 devisa hasil ekspor perusahaan terhitung mencapai US$ 15,03 miliar setara Rp 241,9 triliun.

(haa/haa)