Kasus: Teroris

  • Pelaku Penabrakan di New Orleans Ternyata Mantan Tentara AS, Sempat Ucapkan Janji Setia kepada ISIS – Halaman all

    Pelaku Penabrakan di New Orleans Ternyata Mantan Tentara AS, Sempat Ucapkan Janji Setia kepada ISIS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (AS), FBI, mengatakan pelaku penabrakan di New Orleans merupakan veteran Angkatan Darat AS.

    Sebelum melakukan penabrakan di kawasan Bourbon Street, pelaku yang bernama Shamsud-Din Jabbar sempat mengunggah lima video di Facebook.

    Dalam unggahannya, Shamsud-Din Jabbar menyatakan dirinya telah berjanji setia kepada ISIS.

    Namun, FBI mengatakan Shamsud-Din Jabbar bertindak sendiri dalam serangan yang menewaskan 14 orang itu.

    Dalam video pertamanya, Jabbar mengatakan ia sebelumnya berencana untuk menyakiti keluarga dan teman-temannya.

    Namun, dirinya khawatir liputan media tidak akan fokus pada “perang antara orang-orang beriman dan orang-orang kafir”.

    Jabbar juga mengatakan dalam video tersebut, ia telah bergabung dengan ISIS sebelum musim panas lalu dan memberikan surat wasiat terakhirnya.

    “Ini adalah aksi terorisme,” ungkap Wakil Asisten Direktur FBI, Christopher Raia, dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters.

    “Itu sudah direncanakan dan merupakan aksi jahat,” ucapnya lagi.

    Saat ini, lanjut Raia, FBI masih menyelidiki “jalur radikalisasi” Jabbar, tetapi bukti yang ditinjau sejauh ini menunjukkan ia jelas terinspirasi oleh ISIS.

    Para legislator di DPR AS diberitahu dalam sebuah pengarahan oleh David Scott, asisten direktur di divisi antiterorisme FBI, Jabbar tidak ada dalam daftar pantauan pemerintah mana pun dan biro tersebut tidak menemukan bukti ia diarahkan oleh individu atau kelompok asing mana pun.

    FBI mengatakan tidak ada kaitan antara serangan di New Orleans dan insiden di Las Vegas pada hari yang sama, ketika sebuah Tesla Cybertruck sewaan yang berisi tabung bensin dan kembang api besar meledak di luar Trump International Hotel di Las Vegas.

    Pengemudi Tesla, seorang prajurit tugas aktif di Angkatan Darat AS, menembak dirinya sendiri hingga tewas beberapa saat sebelum ledakan, kata polisi Las Vegas.

    Dua petugas polisi termasuk di antara mereka yang terluka di New Orleans.

    Kedua polisi tersebut terluka oleh tembakan dari tersangka selama serangan itu, yang terjadi hanya tiga jam setelah Tahun Baru dimulai di French Quarter.

    Setidaknya 14 orang dan tersangka tewas, kata FBI, dan 35 orang terluka.

    Tidak Ada Tersangka Lain

    Pihak berwenang tidak lagi yakin ada tersangka lain yang terlibat dalam serangan truk di Bourbon Street di New Orleans, kata FBI pada hari Kamis.

    Setelah penyidik ​​meninjau semua rekaman pengawasan dengan lebih teliti, tampaknya tersangka sendiri yang meletakkan alat peledak di area tersebut dan kemudian berganti pakaian.

    FBI masih menyelidiki apakah ada individu yang diajak bicara atau dikirimi pesan oleh Jabbar sebelum serangan Rabu dini hari, namun tidak ada seorang pun di sekitar untuk membantunya.

    “Penegak hukum federal dan komunitas intelijen secara aktif sedang menyelidiki setiap kontak asing atau domestik yang terkait dengan serangan itu,” kata Presiden AS, Joe Biden, dikutip dari ABC News.

    Gubernur Louisiana, Jeff Landry pada hari Kamis, membandingkan penyelidikan tersebut dengan teka-teki gambar.

    Lebih dari 400 petunjuk telah diserahkan dan para penyidik ​​tengah memeriksa laptop dan ponsel Jabbar.

    Lebih dari 1.000 petugas penegak hukum telah “memeriksa data yang tak terhitung jumlahnya, video, pengawasan, wawancara, melacak setiap kemungkinan petunjuk,” kata Landry.

    Jabbar berkendara dari Houston ke New Orleans pada Selasa malam dan mengunggah beberapa video daring yang “menyatakan dukungannya terhadap ISIS,” dan menyebutkan ia bergabung dengan ISIS sebelum musim panas ini.

    “Bendera ISIS ditemukan di bagian belakang truk,” kata Wakil Asisten Direktur FBI, Christopher Raia.

    French Quarter, dekat Bourbon Street diblokir pada pagi hari dengan kehadiran banyak polisi dan FBI setelah serangan Teroris dini hari di New Orleans, Louisiana, pada 1 Januari 2025. – Sedikitnya 10 orang tewas dan 30 luka-luka pada hari Rabu ketika sebuah kendaraan menabrak kerumunan orang pada malam Tahun Baru di jantung kawasan wisata New Orleans yang berkembang pesat, kata pihak berwenang di kota bagian selatan AS. (Photo by Emily KASK / AFP) (AFP/EMILY KASK)

    Jabbar “bertekad keras” untuk membunuh sebanyak mungkin orang, dengan mengendarai truk pikap ke trotoar di sekitar mobil polisi yang diparkir yang berfungsi sebagai barikade untuk menabrak pejalan kaki, kata para pejabat.

    Tersangka menerjang puluhan orang di jalan raya sepanjang tiga blok itu sambil melepaskan tembakan ke arah kerumunan, kata polisi.

    Jabbar kemudian keluar dari kendaraan yang rusak itu sambil bersenjata senapan serbu dan menembaki petugas polisi. Ia juga bersenjata pistol, kata sumber kepada ABC News.

    Kepala Polisi New Orleans, Anne Kirkpatrick mengatakan penghalang keamanan tidak berfungsi pada saat itu karena sedang dalam proses penggantian untuk Super Bowl bulan depan.

    Rekaman pengawasan menunjukkan Jabbar meletakkan dua alat peledak rakitan di pendingin di area Bourbon Street.

    Ia memiliki detonator jarak jauh di truk untuk meledakkan dua alat itu.

    Raia mendesak siapa pun yang mengenal Jabbar untuk maju.

    “Meskipun kami telah mewawancarai banyak orang yang mengenal Jabbar, kami masih perlu berbicara dengan orang lain,” katanya.

    “Baik Anda mengenal Jabbar secara pribadi, bekerja dengannya, bertugas di militer, atau melihatnya di New Orleans atau Texas, kami perlu berbicara dengan Anda,” ujar Raia.

    (Tribunnews.com/Whiesa)

  • Media Israel: IDF Kelabakan, Hamas Upgrade Metode Perang Gerilya di Wilayah yang Telah Hancur – Halaman all

    Media Israel: IDF Kelabakan, Hamas Upgrade Metode Perang Gerilya di Wilayah yang Telah Hancur – Halaman all

    Media Ibrani: Tentara Israel Kelabakan, Hamas Beralih ke Metode Perang Gerilya di Wilayah yang Telah Hancur

    TRIBUNNEWS.COM – Surat kabar Israel berbahasa Ibrani, Yedioth Ahronoth menerbitkan laporan baru mengenai perkembangan pertempuran di Jalur Gaza utara.

    Laporan itu menunjukkan kalau militer Israel (IDF) kewalahan seiring berubahnya situasi militer di wilayah tersebut.

    “Situasi di Gaza Utara menjadi lebih kompleks dan sulit untuk mengakhiri pertempuran saat ini,” kata laporan media itu dilansir Khaberni, Selasa (2/1/2024).

    Surat kabar tersebut menjelaskan, “Tingginya harga yang harus dibayar oleh tentara Israel dalam hal hilangnya nyawa personel menunjukkan kalau pertempuran tersebut belum mencapai tahap yang menentukan.”

    Surat kabar tersebut melaporkan kalau gerakan pembebasan Palestina, Hamas terus melakukan perlawanan dengan kegigihan.

    “Hamas tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah, namun terus melanjutkan upayanya untuk menembakkan roket ke kota-kota utara Israel,” kata laporan tersebut.

    Laporan tersebut menambahkan, Hamas semakin banyak menggunakan taktik gerilya yang disempurnakan.

    Selain menyesuaikan diri dengan situasi medan yang hancur, serangan dilakukan dengan menggunakan kelompok kecil yang terdiri dari tiga hingga empat orang atau mungkin kurang, dalam upaya untuk melumpuhkan tentara Israel.

    Tentara Israel berdiri di atas tank, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Pembebasan Palestina Hamas, dekat perbatasan Israel-Gaza, di Israel selatan, 1 Januari 2024. (Tangkap Layar/REUTERS/Violeta Santos Moura)

    Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa Hamas telah berhasil beradaptasi dengan kondisi perang saat ini.

    “Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas telah beralih ke metode perang gerilya di wilayah yang telah hancur, sehingga meningkatkan kesulitan operasi militer bagi tentara Israel di wilayah tersebut,” kata khaberni, mengutip laporan itu.

    Personel Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas di Jalur Gaza. Hamas menyatakan tidak ada pertukaran sandera sebelum pasukan Israel menghentikan agresinya di Jalur Gaza. (khaberni/HO)

    Jumlah Anggota Hamas Bertambah

    Selain metode perang, pasukan militan Palestina, Hamas, dikabarkan bangkit dengan menambah jumlah prajuritnya.

    Namun, jumlah penambahan milisi baru yang bergabung masih simpang siur, sejumlah media memiliki jumlah versinya masing-masing.

    Sementara dari versi penambahan jumlah tersebut, berbeda dengan versi agresi militer dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

    IDF disebut-sebut berbohong dengan jumlah pasukan Hamas yang terluka akibat pertempuran.

    Baik The Jerusalem Post maupun Channel 12 telah menerima informasi yang menunjukkan bahwa Hamas tengah melakukan upaya bangkit secara substansial dengan merekrut pasukan baru.

    Channel 12 mengatakan pada Rabu (1/1/2025) malam bahwa Hamas memiliki sekitar 20.000-23.000 pejuang, bersama dengan Jihad Islam

    Informasi yang diterima The Post dalam periode terkini menunjukkan jumlahnya mendekati sekitar 12.000.

    Fluktuasi liar dalam angka-angka tersebut menjadi lebih mencolok jika dibandingkan dengan angka-angka sebelumnya yang dikeluarkan oleh IDF atau Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

    Angka terakhir yang dipublikasikan adalah bahwa IDF telah membunuh sekitar 17.000-20.000 pasukan Hamas dan Jihad Islam selama perang.

    Terjadi perbedaan beberapa ribu antara IDF dan Netanyahu sepanjang perang, yang membuat beberapa perkiraan dipertanyakan.

    Pada bulan Juni, IDF mengatakan bahwa sekitar 14.000-16.000 pejuang Hamas telah terluka.

    Lebih jauh, The Post mengetahui bahwa lebih dari 6.000 warga Gaza telah ditahan oleh IDF selama perang, dengan setidaknya 4.300 orang masih dalam tahanan dan paling banyak 2.200 orang dikembalikan ke Gaza karena dianggap kurang berbahaya.

    Perbedaan Jumlah

    Mengingat pada awal perang, IDF mengatakan pasukan penuh Hamas berjumlah 25.000.

    Jumlah tersebut tidak mendekati jumlah sebenarnya kecuali jika seseorang memperhitungkan bahwa Hamas telah merekrut hampir seluruh pasukan baru, yang sepenuhnya menggantikan pasukan lamanya.

    Alternatif lain adalah meskipun IDF memperkirakan pada awal perang bahwa pasukan Hamas berjumlah 25.000 orang, perkiraan sebelumnya sebelum perang dimulai memperkirakan jumlahnya 30.000 atau bahkan 40.000 orang.

    Post diberi tahu pada Rabu malam bahwa angka 40.000 lebih akurat.

    Hal ini dapat menunjukkan bahwa mayoritas pejuang Hamas masih berasal dari pasukan asli mereka, sementara mereka pasti telah menambah ribuan rekrutan baru.

    Bulan Juni menandai laporan pertama mengenai kebangkitan besar Hamas setelah IDF menarik diri dari Gaza utara pada bulan Januari-Februari dan menarik diri dari Khan Yunis pada tanggal 7 April.

    Jika laporan Channel 12 benar, laporan itu mengatakan bahwa sekitar 9.000 pasukan Hamas terbagi antara Gaza utara dan selatan, bahwa Jihad Islam memiliki 4.000 pejuang lainnya, dan bahwa ada 7.000-10.000 pejuang yang tidak terorganisir, lebih lokal, dan tersebar di seluruh Jalur tersebut.

    Angka-angka ini tampaknya bertentangan dengan pengarahan terbaru IDF kepada Post dan media lainnya yang menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Gaza utara telah dibersihkan dari para pejuang.

    Sebaliknya, jumlah Hamas mendekati 12.000, dengan lebih banyak pejuang di Gaza selatan daripada di Gaza utara.

    Namun, beberapa sumber pada Rabu malam mendukung angka-angka Channel 12.

    Namun, bahkan angka-angka Channel 12 memiliki kesenjangan dan spektrum yang signifikan, sehingga perkiraan IDF mungkin lebih terbatas dalam kurun waktu ketika sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza berdesakan bersama di beberapa wilayah kemanusiaan kecil, dengan sedikit kemampuan untuk membedakan antara teroris dan warga sipil.

    Sumber lain mengatakan kepada  The Post bahwa jumlah totalnya tidak jelas tetapi kualitas pejuang Hamas baru yang diberi senjata oleh kelompok teror itu jauh lebih rendah daripada sebelumnya dalam perang, mengingat banyak dari mereka adalah anak di bawah umur yang belum terlatih.

    Populasi Turun

    Populasi Gaza telah turun enam persen sejak perang Israel di daerah kantong yang terkepung itu dimulai hampir 15 bulan yang lalu ketika sekitar 100.000 warga Palestina meninggalkan daerah kantong itu sementara lebih dari 55.000 orang diperkirakan tewas, menurut Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS).

    Sekitar 45.500 warga Palestina, lebih dari separuhnya wanita dan anak-anak, telah terbunuh sejak perang dimulai tetapi 11.000 lainnya hilang, kata biro tersebut, mengutip angka dari Kementerian Kesehatan Palestina.

    Dengan demikian, populasi Gaza telah menurun sekitar 160.000 selama perang menjadi 2,1 juta, dengan lebih dari satu juta atau 47 persen dari total anak-anak berusia di bawah 18 tahun, kata PCBS, dikutip dari NewArab.

    Ditambahkan pula bahwa Israel telah “melancarkan agresi brutal terhadap Gaza yang menyasar semua jenis kehidupan di sana; manusia, bangunan, dan infrastruktur vital… seluruh keluarga telah dihapus dari catatan sipil. Terjadi kerugian manusia dan material yang sangat besar.”

    Israel menghadapi tuduhan genosida di Gaza karena skala kematian dan kehancuran.

    Mahkamah Internasional (ICJ), badan hukum tertinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa, memutuskan Januari lalu bahwa Israel harus mencegah tindakan genosida terhadap warga Palestina.

    Sementara Paus Fransiskus menyarankan masyarakat global harus mempelajari apakah kampanye Israel di Gaza merupakan genosida.

    PCBS mengatakan sekitar 22 persen penduduk Gaza saat ini menghadapi tingkat kerawanan pangan akut yang sangat parah, menurut kriteria Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu, sebuah pemantau global.

    Termasuk dalam 22 persen itu sekitar 3.500 anak yang berisiko meninggal karena kekurangan gizi dan kekurangan makanan, kata biro tersebut.

     

    (oln/khbrn/*)

     

  • Abaikan Ancaman Sanksi AS Soal Pasukan Kurdi, Turki Luncurkan Serangan Artileri ke Suriah – Halaman all

    Abaikan Ancaman Sanksi AS Soal Pasukan Kurdi, Turki Luncurkan Serangan Artileri ke Suriah – Halaman all

    Abaikan Ancaman Sanksi AS, Turki Luncurkan Serangan Artileri ke Suriah

    TRIBUNNEWS.COM – Artileri Turki dilaporkan menembaki daerah ‘Ain Isa’, ‘Tal Tamr’ dan kota ‘Ain al-Arab’ (Kobani) yang terletak di Suriah utara.

    Menurut al-Mayadeen, Selasa (2/12/2024) sumber-sumber lokal mengatakan kalau serangan Turki menyasar posisi pasukan Kurdi Suriah yang didukung oleh Amerika Serikat (AS), yang dikenal sebagai Pasukan Demokratik Suriah (SDF), di Ain al-Arab dan Ain Isa.

    Aksi Turki ini mengabaikan ancaman Amerika Serikat (AS) yang menyatakan akan terus mendukung SDF.

    Sejauh ini, tidak ada laporan yang diberikan tentang jumlah korban dan kemungkinan kerusakan yang disebabkan oleh serangan ini.

    Adapun Departemen Pertahanan AS (Pentagon) mengumumkan kalau gencatan senjata antara Turki dan SDF dilakukan di sekitar kota Manbij di Suriah utara.

    Sementara itu, seorang pejabat Kementerian Pertahanan Turki mengklaim tidak ada pembicaraan tentang perjanjian gencatan senjata antara Ankara dan pasukan Kurdi yang didukung oleh AS.

    AS Ancam Sanksi Turki Kalau Sentuh Kurdi dengan Menginvasi Suriah

    Terkait manuver Turki di Suriah dengan alasan membasmi PKK-YPG, kelompok yang menjadi basis SDF, politisi senior AS sebelumnya sudah menyiratkan kekhawatiran kalau invasi Turki ke wilayah timur laut Suriah sudah dekat.

    Atas hal itu, dia mengindikasikan AS siap menjatuhkan sanksi pada Turki, meski negara itu adalah sekutu NATO Washington.

    Senator Republik John Kennedy memperingatkan kalau ia khawatir Turki akan menginvasi Suriah saat negara itu berupaya membangun kembali setelah pasukan oposisi menyingkirkan rezim Bashar Al Assad setelah 13 tahun perang.

    Kennedy menyampaikan pidato di gedung Senat minggu ini yang menyatakan pesan kepada Ankara: “Biarkan Kurdi sendiri… jangan lakukan itu.”

    Washington telah mempertahankan kehadiran pasukan yang relatif terbatas di Suriah.

    Pada Kamis, lewat pengumuman Pentagon, AS mengungkapkan sendiri peran besar mereka dalam cawe-cawe penggulingan Assad.

    Pentagon menyatakan telah menggandakan kehadiran pasukan mereka dari sekitar 900 menjadi 2.000 tentara, dalam kemitraan dengan Pasukan Demokratik Suriah untuk misi memberantas ISIS.

    Adapun Turki menuduh pasukan SDF yang dipimpin Kurdi sebagai teroris.

    Turki memandang, Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG), yang mendominasi SDF, sebagai cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang hukum mereka.

    “Jika Anda menyerang Suriah dan menyentuh sehelai rambut pun di kepala suku Kurdi, saya akan meminta Kongres Amerika Serikat untuk melakukan sesuatu,” lanjut Kennedy.

    “Dan sanksi kami tidak akan membantu perekonomian Turki. Saya tidak ingin melakukan itu.”

    Senator terkemuka dari dua partai di AS – Chris Van Hollen dari Partai Demokrat dan Lindsey Graham dari Partai Republik  – pekan ini mengancam sanksi terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan jika pasukan yang didukung Ankara tidak mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Kurdi di timur laut Suriah.

    Para senator menuduh Turki menolak “untuk memperpanjang gencatan senjata, termasuk tawaran zona demiliterisasi di sepanjang perbatasan, khususnya kota Kobani”.

    “Meskipun Turki memiliki sejumlah masalah keamanan yang sah yang dapat diatasi, perkembangan ini merusak keamanan regional dan Amerika Serikat tidak dapat tinggal diam,” tulis Van Hollen dan Graham dalam sebuah pernyataan.

    Pihak AS mengklaim, berkepentingan mendukung SDF demi terus memerangi kelompok ISIS yang menjadi musuh Washington.

    “Setelah jatuhnya rezim Assad, pasukan yang didukung Turki telah meningkatkan serangan terhadap mitra Suriah-Kurdi kami, yang sekali lagi mengancam misi penting untuk mencegah kebangkitan ISIS,” tulis pernyataan senator AS tersebut.

    Militer Turki memerangi kelompok Parti Karkerani Kurdistan (PKK) alias Partai Pekerja Kurdistan. (AFP)

    Peluang dan Tantangan Bagi Turki, Damai atau Terus Perangi Kurdi?

    Sanksi AS dapat memiliki implikasi nyata bagi Ankara, kata Yerevan Saeed, direktur Inisiatif Kurdi Global untuk Perdamaian di Universitas Amerika di Washington.

    “Ekonomi Turki tidak berjalan dengan baik. Inflasi sangat, sangat tinggi. Lira terus menurun. Jadi harapan para senator, orang-orang di Washington DC, para pembuat kebijakan, adalah bahwa sanksi ini akan menghalangi Presiden Erdogan untuk menginvasi Rojava ,” katanya kepada The National.

    “Apakah hal itu akan menghentikan Turki atau tidak, masih belum diketahui secara pasti.”

    Saeed mengatakan, “Kurdi sangat, sangat khawatir, tidak hanya dari tingkat kepemimpinan, tetapi juga rakyat dan publik” tentang masuknya Turki ke Suriah.

    Namun, beberapa pihak meragukan apakah aksi militer Turki merupakan ancaman yang akan segera terjadi.

    Mouaz Moustafa, direktur eksekutif Satuan Tugas Darurat Suriah yang berpusat di Washington, baru-baru ini kembali dari Damaskus tempat ia mencari tahanan Amerika Austin Tice.

    “Orang-orang mungkin membesar-besarkan masalah dengan menyerukan sanksi kepada sekutu NATO sementara kita belum melihat adanya operasi militer besar oleh Turki di Suriah timur laut,” katanya.

    Minggu ini, Turki menunjuk kuasa usaha sementara untuk menjalankan kedutaannya di Damaskus , setelah kepala intelijen Ankara Ibrahim Kalin mengunjungi ibu kota Suriah.

    Moustafa mengatakan pertunjukan keterlibatan seperti itu akan sangat penting dalam membangun stabilitas di Suriah, termasuk di timur laut.

    “Saya pikir semuanya kembali kepada pemerintahan baru Damaskus. Apakah mereka akan mampu membuat semacam kesepakatan dengan SDF, YPG [Unit Pertahanan Rakyat Kurdi], elemen PKK [Partai Pekerja Kurdistan], dan memastikan keamanan dan stabilitas Suriah timur laut, bersama dengan seluruh negara dan memastikan tidak ada kejahatan terhadap Kurdi atau bagian lain dari mosaik Suriah,” katanya kepada The National.

    Namun, Saeed mengatakan kalau pasukan Turki tidak berada di perbatasan “untuk berpiknik”.

    Namun, ia juga menekankan: “Turki memiliki peluang yang sangat bersejarah untuk berdamai dengan Kurdi di Suriah, dengan cara yang sama … Presiden Erdogan mampu mengubah kebijakan Turki terhadap Kurdi di Irak. Ini akan menjadi situasi yang saling menguntungkan bagi semua pihak. Akan ada banyak peluang bagi perusahaan-perusahaan Turki untuk datang dan berinvestasi di Rojava, alih-alih membuat ancaman militer ini, yang akan menimbulkan ketidakstabilan.”

    Faktor Trump

    Pemerintahan baru di Washington dapat semakin memperumit sikap AS terhadap Suriah dan Turki.

    Presiden terpilih Donald Trump , yang akan mulai berkuasa bulan depan dan telah menunjukkan pendekatan yang lebih tidak ikut campur terhadap Suriah, menyebut penggulingan Al Assad sebagai “pengambilalihan kekuasaan secara tidak bersahabat” yang diatur oleh Turki.

    “Saya pikir Turki sangat cerdas… Turki melakukan pengambilalihan yang tidak bersahabat, tanpa banyak nyawa yang hilang. Saya dapat mengatakan bahwa Assad adalah seorang tukang jagal, apa yang dia lakukan terhadap anak-anak,” tambah presiden terpilih  AS dari partai Republik itu.

    Trump mengindikasikan, ragu untuk terus mempertahankan kehadiran kecil pasukan Washington di Suriah, dan mencoba menarik diri sepenuhnya selama masa jabatan presiden pertamanya.

    Saeed mengatakan kalau tindakan seperti itu tidaklah bijaksana.

    “Nilai yang diperoleh AS dan negara-negara Barat sungguh tinggi dan besar, karena pasukan AS ada di sana untuk melakukan intelijen dan juga memberikan dukungan bagi para pejuang Kurdi… Jika AS menarik diri, tentu saja, itu akan membuka jalan bagi ISIS untuk kembali.”

    Analisis lain menyerukan pemikiran ulang mengenai misi anti-ISIS Washington setelah jatuhnya rezim Assad, termasuk mantan duta besar AS untuk Damaskus, Robert Ford.

    “Pasukan yang dipimpin YPG telah gagal mengalahkan kekuatan ISIS yang bertahan lama. Setelah enam tahun, saatnya bagi Amerika untuk memikirkan kembali strateginya,” tulis Ford dalam sebuah posting di X sebagai tanggapan atas ancaman sanksi para senator.

    Reuters mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Turki, Yasar Guler yang mengatakan bahwa “dalam periode baru, organisasi teroris PKK/YPG di Suriah cepat atau lambat akan dilenyapkan”.

    Pasukan ISIS berpawai di Raqqa, Suriah. (AFP)

    Turki Tak Lihat Tanda Kebangkitan ISIS

    Bertentangan dengan penilaian Washington, Guler mengatakan Turki tidak melihat tanda-tanda kebangkitan ISIS di Suriah.

    Bagi Moustafa, keterlibatan internasional dengan pemerintahan baru pada akhirnya akan menjadi penting bagi Suriah dan bagi kepentingan regional AS di sana.

    “Suriah tidak akan menjadi negara demokrasi dalam waktu semalam. Namun, Suriah sekarang adalah negara Arab yang paling dekat dengan demokrasi dibandingkan negara Arab lainnya. Itu fakta, dan janji-janji pemerintah serta tindakan mereka sungguh meyakinkan,” katanya.

    “Pemerintahan baru di Damaskus layak mendapatkan dukungan masyarakat internasional untuk membantu mereka dalam perjalanan menuju republik yang demokratis, bukan hanya terus mendengar kekhawatiran dan menyebut semua warga Suriah sebagai teroris padahal mereka sendiri telah membebaskan negara mereka dari para teroris.”

    Pada hari Kamis, para petinggi Demokrat di komite urusan luar negeri Senat dan DPR memperkenalkan sebuah resolusi yang “menekankan pentingnya melindungi kelompok minoritas agama dan etnis, termasuk Kurdi Suriah, Yazidi, dan Chaldea” di Suriah, dan meminta Departemen Luar Negeri AS untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan.

    Resolusi tersebut mencatat kalau “pasukan oposisi Suriah telah berulang kali mengisyaratkan niat mereka untuk menghormati hak dan martabat kaum minoritas agama dan etnis di Suriah, tetapi ada beberapa insiden di mana anggota kaum minoritas tersebut melarikan diri dari rumah mereka, sementara ada kekerasan dan pengusiran yang terdokumentasikan terhadap komunitas Kurdi oleh unsur-unsur Tentara Nasional Suriah”.

     

    (oln/thentnl/*)

  • Teror Penabrakan di New Orleans, Polisi Temukan Bendera ISIS di Mobil Tersangka – Halaman all

    Teror Penabrakan di New Orleans, Polisi Temukan Bendera ISIS di Mobil Tersangka – Halaman all

    Rabu (1/1), pihak berwenang New Orleans mengumumkan, sedikitnya 15 korban tewas dan puluhan orang luka-luka setelah sebuah truk pick-up sengaja menabrak kerumunan orang di Bourbon Street.

    Warga diimbau menjauhi lokasi kejadian. Menurut pernyataan FBI, tersangka diidentifikasi sebagai seorang veteran tentara AS berusia 42 tahun, dan sebuah bendera kelompok teroris “Islamic State” (ISIS) ditemukan di mobilnya.

    Tersangka juga membawa alat peledak improvisasi (IED). FBI sedang menyelidiki insiden tersebut sebagai tindakan terorisme. Tersangka tewas dalam baku tembak dengan polisi.

    FBI mengataka, mereka tidak yakin pelaku penyerangan New Orleans “sepenuhnya bertanggung jawab” atas serangan tersebut, dan mengindikasikan bahwa kaki tangannya mungkin masih buron. FBI meminta bantuan publik untuk melacak tersangka lainnya.

    Biden mengatakan bahwa AS ‘tidak akan mentolerir’ serangan

    Pada konferensi pers di Camp David, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka.

    “Kepada semua keluarga korban yang terbunuh, semua yang terluka, dan semua orang di New Orleans yang sedang berduka, saya ingin Anda tahu bahwa saya turut berduka bersama Anda,” kata Biden.

    Menurut Biden, sebelum serangan terjadi, tersangka telah memposting video di media sosial yang menunjukkan bahwa dia telah terinspirasi oleh organisasi ekstremis ISIS dan menyatakan “keinginan untuk membunuh.”

    Biden mengatakan bahwa para pejabat sedang menyelidiki apakah ledakan Tesla Cybertruck di Las Vegas pada Rabu (1/1) malam juga terkait.

    Tersangka menembaki polisi ketika mencoba melarikan diri

    Kepala Polisi New Orleans Anne Kirkpatrick mengatakan bahwa tersangka menembak petugas polisi dengan senjata api dari kendaraannya.

    “Dua petugas kami tertembak. Kondisi mereka stabil, dan kami akan memberikan kabar terbaru,” katanya.

    Kirkpatrick juga mengatakan bahwa FBI mengambil alih penyelidikan “karena sifat dan indeks yang kami miliki di tempat kejadian.”

    “Alat peledak improvisasi” juga ditemukan di tempat kejadian. FBI masih menyelidiki apakah alat tersebut “layak digunakan”.

    Sementara itu, Presiden AS terpilih Donald Trump mengaitkan serangan di New Orleans dengan imigrasi ilegal.

    “Ketika saya mengatakan bahwa penjahat yang masuk jauh lebih buruk daripada penjahat yang kita miliki di dalam negeri… ternyata benar,” Trump memposting di media sosial, dan menambahkan bahwa kejahatan di AS ”berada pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

    Data FBI menunjukkan bahwa kejahatan dengan kekerasan sebenarnya menurun tajam di seluruh AS.

    Serangan di pusat keramaian French Quarter

    Insiden terjadi di Bourbon Street sekitar pukul 3:15 pagi waktu setempat, di mana lokasi itu merupakan pusat turis dan sosial yang populer di French Quarter, sebuah kota berpenduduk sekitar 360.000 orang di negara bagian Louisiana, Amerika Serikat bagian selatan.

    Gubernur Louisiana, Jeff Landry, mengecam “tindakan kekerasan yang mengerikan” dan mengajak warga untuk mendoakan para korban dan mereka yang terdampak.

    Rangkaian serangan kendaraan mematikan di seluruh dunia

    Penabrakan truk di New Orleans hanyalah insiden terbaru dalam daftar panjang kasus kendaraan yang digunakan sebagai senjata mematikan. Jerman dan Cina juga pernah mengalami serangan serupa dalam beberapa bulan terakhir.

    Magdeburg, Jerman, 20 Desember 2024

    Sedikitnya lima orang tewas dan lebih dari 200 orang terluka ketika seorang pria menabrakkan mobil SUV BMW sewaan ke sebuah pasar Natal di Magdeburg, Jerman bagian timur. Tersangka yang ditangkap di tempat kejadian adalah seorang dokter berusia 50 tahun asal Arab Saudi yang telah menyatakan pandangan anti-Muslim dan dukungannya terhadap partai sayap kanan AfD.

    Zhuhai, Cina, 11 November 2024

    Seorang pengemudi berusia 62 tahun menabrakkan sebuah SUV kecil ke orang-orang yang sedang berolahraga di sebuah kompleks olahraga di Cina selatan, dan menewaskan sedikitnya 35 orang. Insiden ini jadi aksi pembunuhan massal paling mematikan di negara itu dalam beberapa tahun terakhir. Pihak berwenang mengatakan bahwa pelaku kesal dengan perceraiannya, namun hanya memberikan sedikit rincian tentang motifnya. Sebanyak 43 orang lainnya mengalami luka-luka. Pria itu ditahan dan pada bulan Desember dijatuhi hukuman mati.

    London, Kanada, 6 Juni 2021

    Empat anggota keluarga Muslim yang sedang berjalan-jalan terbunuh ketika seorang penyerang menabrak mereka dengan truk pikap dalam peristiwa yang disebut Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau sebagai “serangan teroris yang dimotivasi oleh kebencian.” Pelaku yang merupakan seorang nasionalis kulit putih berusia 23 tahun dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

    Toronto, Kanada, 23 April 2018

    Seorang pria Kanada berusia 25 tahun mengemudikan mobil van sewaan ke arah para pejalan kaki yang sebagian besar adalah perempuan di jalan raya utama di Toronto, menewaskan 10 orang, dan melukai 16 lainnya. Kepada polisi, ia mengaku sebagai anggota komunitas online “incel” yang beranggotakan para pria yang mengalami frustrasi seksual. Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat selama 25 tahun.

    New York, Amerika Serikat, 31 Oktober 2017

    Seorang warga negara Uzbekistan menewaskan delapan orang dan melukai 12 orang lainnya saat ia membelokkan sebuah truk pikap sewaan di jalur sepeda di New York City. Didorong oleh ajakan untuk bertindak oleh “ISIS”, ia dijatuhi hukuman delapan kali hukuman seumur hidup berturut-turut ditambah 260 tahun penjara.

    Barcelona, Spanyol, 17 Agustus 2017

    Seorang pria yang mengendarai mobil van menabrakkan mobilnya ke kerumunan orang di jalan raya Las Ramblas yang ramai di Barcelona, Spanyol, menewaskan 14 orang, dan melukai banyak lainnya.

    Milisi “Negara Islam” mengaku bertanggung jawab, dan dengan anggota sel yang sama melakukan serangan kendaraan serupa di kota resor terdekat Cambrils sebelum ditembak mati oleh polisi.

    Pelaku serangan di Ramblas dibunuh oleh polisi pada tanggal 21 Agustus setelah kabur selama beberapa hari.

    London, Inggris, Maret hingga Juni, 2017

    Tahun 2017 diwarnai dengan serentetan serangan kendaraan di ibu kota Inggris yang dimulai pada 22 Maret, ketika seorang pria berusia 52 tahun kelahiran Inggris menabrakkan sebuah SUV ke orang-orang di Jembatan Westminster, menewaskan empat orang sebelum menikam seorang polisi hingga tewas. Pelaku – yang merupakan seorang mualaf – mengaku melakukan jihad untuk membalas dendam atas aksi militer Barat di negara-negara Muslim. Dia ditembak mati.

    Pada tanggal 3 Juni, tiga penyerang Islamis mengendarai mobil van ke arah para pejalan kaki di London Bridge sebelum menikam orang-orang di Borough Market. Delapan orang tewas dan polisi membunuh para penyerang.

    Di bulan yang sama, pada tanggal 19 Juni, seorang pria berusia 47 tahun yang teradikalisasi oleh ide-ide ekstrem kanan mengendarai sebuah mobil van ke arah para jamaah di luar sebuah masjid di daerah Finsbury Park, London, menewaskan satu orang, dan melukai 15 orang lainnya.

    Catatan editor: DW mengikuti kode etik pers Jerman, yang menekankan pentingnya melindungi privasi tersangka pelaku kejahatan atau korban dan mewajibkan kami untuk tidak menyebutkan nama lengkap dalam kasus-kasus semacam itu.

    mel/rs (AFP, AP, dpa, Reuters)

  • Warga Alawi Suriah Hidup dalam Ketakutan, Kekerasan dan Pembalasan yang Terus Berlanjut – Halaman all

    Warga Alawi Suriah Hidup dalam Ketakutan, Kekerasan dan Pembalasan yang Terus Berlanjut – Halaman all

    Warga Alawi Suriah Hidup Ketakutan, Kekerasan dan Pembalasan yang Terus Berlanjut, Kata WashPo

    TRIBUNNEWS.COM- Kepemimpinan baru Suriah, yang dipimpin oleh Hay’at Tahrir al-Sham (HTS), pada awalnya menjanjikan inklusivitas dan perlindungan bagi kaum minoritas.

    Ketenangan di desa Khirbet al-Hammam di Suriah barat hancur minggu lalu ketika kekerasan meletus sekali lagi, memupus harapan akan berakhirnya konflik, The Washington Post melaporkan pada hari Rabu.

    Peluru yang ditembakkan oleh bekas pasukan pemberontak menghantam kawasan permukiman, menewaskan seorang remaja laki-laki, dan memicu ketakutan akan adanya tindakan balasan yang brutal setelah tergulingnya rezim Bashar al-Assad.

    Suasana di tempat-tempat seperti Khirbet al-Hammam— desa yang sebagian besar penduduknya adalah Alawite —telah dibayangi oleh rasa takut. 

    Ketika kepemimpinan baru Suriah, yang dipimpin oleh Hay’at Tahrir al-Sham (HTS), memulai kampanye untuk mengidentifikasi sisa-sisa rezim sebelumnya, komunitas Alawite melaporkan meningkatnya kekerasan, termasuk pembunuhan , penghilangan paksa, pemukulan, dan intimidasi sektarian, demikian disebutkan dalam laporan tersebut.

    Hal ini menunjukkan kebangkitan kekerasan ini menimbulkan tantangan awal bagi pemerintahan baru Suriah yang dipimpin oleh HTS, yang memimpin koalisi yang menggulingkan al-Assad pada bulan Desember.

    Kelompok tersebut awalnya menjanjikan inklusivitas dan perlindungan bagi kaum minoritas. 

    Namun, tuntutan balas dendam terhadap anggota rezim sebelumnya meningkat seiring kembalinya warga Suriah yang mengungsi ke kota-kota.

    Upaya untuk ‘menetralisir’ sisa-sisa rezim sebelumnya

    HTS telah berjanji untuk menyatukan faksi-faksi militan Suriah menjadi satu kesatuan militer. Namun, dengan inisiatif ini yang masih tertunda, mengidentifikasi pelaku kekerasan dan motif mereka masih menjadi tugas yang rumit.

    Warga Khirbet al-Hammam menduga serangan minggu lalu, yang dilancarkan oleh pasukan pemerintah baru, mungkin merupakan upaya keliru untuk menyasar Shujaa al-Ali, seorang loyalis Assad yang terkenal dari desa terdekat. 

    Yang lain berspekulasi serangan itu mungkin ditujukan kepada anggota pasukan Ali saat mereka melewati daerah itu.

    HTS tidak segera menanggapi pertanyaan tentang serangan tersebut, meskipun mengeluarkan pernyataan pada hari Kamis lalu yang menegaskan bahwa operasi di wilayah tersebut bertujuan untuk menetralisir apa yang disebutnya sebagai “sisa-sisa” rezim al-Assad.

    Washington Post mencatat bahwa desa tersebut tidak memberikan banyak bukti adanya favoritisme terhadap bekas pemerintahan al-Assad.

    Iyad Holo, seorang pelukis berusia 40 tahun, menceritakan saat sebuah granat menghantam dekat rumahnya, yang nyaris menewaskan dia dan putranya. “Tuhan menyelamatkan kami,” katanya. 

    Tragisnya, Amin al-Youssef yang berusia 16 tahun tewas di depan rumah Holo saat mengendarai sepeda motor bersama saudaranya, yang mengalami luka-luka.

    Kaum Alawi telah menjadi sasaran kemarahan yang meluas. “Teroris! Mereka semua teroris!” teriak seorang pria di luar pos pemeriksaan HTS di Homs, berbicara kepada lingkungan Alawi yang ditutup oleh HTS setelah protes pada tanggal 25 Desember.

    Ketegangan semakin memanas ketika sebuah video muncul di internet yang memperlihatkan orang-orang bersenjata menyerang sebuah tempat suci Alawite di Aleppo. 

    Sementara HTS mengaitkan tindakan tersebut dengan kekuatan eksternal yang tidak dikenal, insiden tersebut memperkuat kerusuhan di wilayah yang mayoritas dihuni Alawite.

    Protes pada tanggal 25 Desember di Homs berakhir dengan pertumpahan darah, dengan HTS menyalahkan para penyusup pro-rezim karena memicu kekerasan, sementara penduduk setempat menuduh pejuang pemberontak menembaki para demonstran. 

    Setidaknya satu orang tewas, dan keesokan harinya, para pejuang HTS menutup beberapa lingkungan Alawite, melarang mobil masuk dan menginterogasi penduduk.

    “Kami tidak punya masalah dengan orang Alawi,” kata Fadi, seorang pejuang HTS dari provinsi Idlib. “Masalah kami adalah mereka yang bekerja sama dengan gerombolan penjahat.”

    SUMBER: AL MAYADEEN

  • Pria Bersenjata ‘Ngamuk’ Tembak Warga di Montenegro, 10 Orang Tewas

    Pria Bersenjata ‘Ngamuk’ Tembak Warga di Montenegro, 10 Orang Tewas

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sebanyak 10 orang tewas gara-gara aksi kekerasan laki-laki bersenjata di Kota Cetinje, Montenegro, pada Rabu (1/1).

    Aksi ini menjadi pembunuhan massal terburuk di negara Balkan itu.

    Polisi Montenegro mengidentifikasi pelaku sebagai Aleksandar Martinov (45). Petugas mengatakan pelaku menembak empat orang hingga tewas di sebuah kafe di Kota Cetinje.

    Martinov, menurut petugas, kemudian berpindah ke tiga lokasi lain dan menembak secara membabi buta. Korban-korban itu di antaranya satu anggota keluarga, dua anak, tiga orang lain, dan empat orang dalam kondisi luka serius.

    Usai melancarkan aksinya, pelaku melarikan diri. Polisi hingga kini masih mencari keberadaan Martinov.

    Salah satu jurnalis dari kantor berita pemerintah, RTCG, mengatakan polisi mengerahkan drone untuk mencari pelaku.

    Polisi khusus dan unit anti-teroris juga mencari pelaku di area perbukitan.

    “Perimeter telah dipersempit, kami akan melakukan segala cara untuk mengendalikan orang ini dan menangkapnya,” kata direktur polisi Lazar Scepanovic, dikutip Reuters.

    Ia juga mengatakan pelaku diduga minum banyak konsumsi alkohol sebelum menembak. Anggota polisi lain menduga penembakan itu tak terkait dengan kejahatan terorganisir.

    Menanggapi insiden ini, Perdana Menteri Montenegro Milojko Spajic mengatakan penembakan tersebut sebagai “tragedi mengerikan” dan mengumumkan tiga hari berkabung nasional.

    Penembakan massal relatif jarang terjadi di Montenegro, meski negara itu memiliki budaya senjata api yang begitu kuat.

    (isa/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Tesla Cybertruck Meledak di Depan Trump Hotel Las Vegas

    Tesla Cybertruck Meledak di Depan Trump Hotel Las Vegas

    Jakarta, FORTUNE – Sebuah ledakan Tesla Cybertruck di depan Trump International Hotel, Las Vegas, pada Rabu (1/1) pagi. Insiden ini mengakibatkan satu orang tewas dan tujuh lainnya luka-luka.

    Melansir The New York Times, pihak berwenang tengah menyelidiki apakah insiden ini memiliki kaitan dengan serangan sebelumnya di New Orleans yang menewaskan 15 orang. “Kami percaya ini adalah insiden terisolasi,” ujar Sheriff Kevin McMahill dari Kepolisian Metropolitan Las Vegas. 

    Di lokasi kejadian, ditemukan tabung gas, bahan bakar kemah, dan mortir kembang api besar di bagian belakang Cybertruck. “Tidak ada ancaman lebih lanjut terhadap masyarakat,” tegas Sheriff McMahill.  

    Dugaan terorisme

    Dalam konferensi pers, Jeremy Schwartz, agen khusus sementara FBI yang bertanggung jawab di Las Vegas, mengatakan pihaknya sedang menyelidiki apakah ledakan itu “merupakan tindakan terorisme atau bukan.”

    “Saya tahu semua orang ingin mendengar kata itu dan memastikan apakah ini bisa disebut ‘serangan teroris. Itulah tujuan kami, dan itulah yang sedang kami upayakan,” kata Schwartz.

    Polisi Las Vegas menerima laporan ledakan di Trump Hotel sekitar pukul 08:40 waktu setempat. Elon Musk, CEO Tesla, mengatakan dalam pernyataan di X bahwa “ledakan disebabkan oleh kembang api yang sangat besar dan/atau bom yang dibawa di bak belakang Cybertruck yang disewa,” dan menyebut kendaraan tersebut berfungsi dengan baik.

    Truk tersebut diketahui disewa melalui aplikasi Turo di Colorado, sama seperti kendaraan yang digunakan dalam serangan di New Orleans. Pihak berwenang telah melacak kendaraan tersebut menggunakan rekaman video dari stasiun pengisian daya. Nama penyewa kendaraan telah diidentifikasi tetapi belum dirilis. Truk tiba di Las Vegas sekitar pukul 07:30 waktu setempat, lalu melintasi Las Vegas Boulevard sebelum langsung menuju Trump Hotel.

    Dalam pernyataan resmi, juru bicara Turo mengatakan perusahaan bekerja sama dengan pihak berwenang dalam penyelidikan kedua insiden tersebut. “Kami tidak percaya bahwa penyewa dalam insiden di Las Vegas maupun New Orleans memiliki catatan kriminal yang akan mengidentifikasi mereka sebagai ancaman keamanan,” katanya.

    Evakuasi di lokasi kejadian

    Usai ledakan beredar rekaman media sosial menunjukkan sebuah Tesla Cybertruck terbakar hebat di pintu masuk lobi hotel. Rekaman lain menunjukkan barisan orang yang tampak dievakuasi dari gedung. Beberapa tamu hotel yang berada di lokasi menyaksikan kejadian mengerikan ini.

    “Kami sedang berjalan ke pintu masuk hotel ketika berhenti di kios makanan, hanya 10 detik sebelum ledakan,” kata Oscar Terol, turis dari Barcelona.

    Di lantai 27 hotel, Todd Hansen mendengar suara ledakan beruntun dan melihat asap serta sprinkler yang menyala. Sementara itu, Kerri Ford, yang berencana menikah hari itu, harus dievakuasi tanpa membawa gaun pengantin dan dokumen pernikahannya.

    Eric Trump, putra Donald J. Trump, mengatakan dalam pernyataan di X bahwa “kebakaran kendaraan listrik dilaporkan terjadi di porte cochère Trump Las Vegas.”

    Dia menegaskan, “Keselamatan tamu dan staf tetap menjadi prioritas utama.” Penyelidikan terus berlanjut untuk menentukan apakah ledakan ini merupakan aksi terorisme atau tindakan kriminal lainnya.

  • Penjahat Salah Pilih Tesla Cybertruck

    Penjahat Salah Pilih Tesla Cybertruck

    Jakarta

    Tesla Cybertruck yang meledak di depan Hotel Trump, Las Vegas, Amerika Serikat disebut minim kerusakan. CEO Tesla, Elon Musk memuji mobil buatannya karena begitu kuatnya Cybertruck. Di sisi lain, kaca lobi hotel Trump juga tidak pecah.

    Penjahat salah memilih Cybertruck, begitu kata Elon Musk. Kalimat ini merespons video pasca ledakan di depan Hotel Trump, Kamis (2/1/2025). Terlihat body mobil Cybertruck masih utuh usai petugas membuka kain penutup, lalu pada bagian belakang tersimpan bahan peledak.

    “Para penjahat memilih kendaraan yang salah untuk melakukan serangan teroris. Cybertruck sebenarnya menahan ledakan dan mengarahkan ledakan ke atas. Bahkan pintu kaca lobi pun tidak ada yang pecah,” tulis Elon Musk dikutip dari X miliknya, Kamis (2/1/2025).

    Peristiwa itu mengakibatkan satu korban jiwa dan tujuh orang terluka. Sopir yang berada di dalam Cybertruck dilaporkan menjadi korban tewas.

    Tesla Cybertruck sewaan itu mulanya sedang terparkir di pintu masuk hotel sebelum terbakar. Lalu muncul ledakan seperti kembang api atau petasan.

    Baik Trump maupun Musk tidak berada di Las Vegas pada saat kejadian. Keduanya menghadiri pesta malam tahun baru di perkebunan Trump, Florida Selatan.

    Spek singkat Cybertruck

    Sebagai catatan, Tesla Cybertruck merupakan pikap berkabin ganda yang menggunakan baja tahan karat ultra keras (ultra-hard 30X cold-rolled stainless steel) untuk memberikan perlindungan lebih saat mengalami benturan keras. Selain itu, kendaraan tersebut juga sudah punya kaca armor yang membuatnya tak mudah pecah.

    Tesla masih mempertahankan desain produksi yang ‘agak’ lain. Truk tersebut, terbuat dari baja tahan karat mengkilap dan dibentuk menjadi bidang datar, sebagian garis desainnya terinspirasi oleh mobil yang berubah menjadi kapal selam dalam film James Bond tahun 1977 “The Spy Who Loved Me.

    Dari sisi performa, Cybertruck versi paling tertinggi alias Cyberbeast dibekali penggerak semua roda (all-wheel drive) yang memungkinkan akselerasi dari 0 hingga 60 mph dalam waktu sekitar 2,6 detik. Sementara baterainya punya jangkauan 515 km.

    Dengan kekuatan tersebut, Tesla Cybertruck memiliki kapasitas towing hingga 11.000 lbs dan daya angkut sebesar 2.500 pound.

    (riar/din)

  • Respons Elon Musk soal Tragedi Cybertruck, Sebut Penjahat Salah Pilih Kendaraan

    Respons Elon Musk soal Tragedi Cybertruck, Sebut Penjahat Salah Pilih Kendaraan

    Bisnis.com, JAKARTA – CEO Tesla Elon Musk mengatakan bahwa sebuah tim di perusahaan tersebut telah mengonfirmasi ledakan itu disebabkan oleh kembang api yang sangat besar dan/atau bom yang dibawa di Cybertruck sewaan. 

    Dia juga menyebut bahwa para teroris memilih kendaraan yang salah jika menggunakan Cybertruck untuk aksi teror. 

    “Para penjahat itu memilih kendaraan yang salah untuk melakukan serangan teroris. Cybertruck sebenarnya menahan ledakan dan mengarahkannya ke atas,” kata Elon Musk di X.com, Kamis (2/1/2025). 

    The evil knuckleheads picked the wrong vehicle for a terrorist attack. Cybertruck actually contained the explosion and directed the blast upwards.

    Not even the glass doors of the lobby were broken. https://t.co/9vj1JdcRZV

    — Elon Musk (@elonmusk) January 2, 2025

    Dia menambahkan baik Cybertruck maupun truk pikap yang digunakan di New Orleans disewa dari Turo, kata Musk, seraya menambahkan bahwa mungkin keduanya saling terkait. 

    Dia tidak memberikan bukti atas klaimnya bahwa insiden tersebut mungkin terkait. Adapun, Turo adalah pasar berbagi mobil yang memungkinkan pemilik menyewakan kendaraannya.

    Insiden Las Vegas terjadi saat FBI dan polisi menyelidiki serangan terhadap kerumunan di New Orleans pada Rabu (1/1/2025) dini hari waktu setempat yang menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai lebih dari 30 orang. 

    Dalam sambutannya di Gedung Putih, Presiden Joe Biden mengatakan pejabat penegak hukum sedang melacak apakah ada kemungkinan hubungan antara kedua insiden tersebut.

    FBI mengatakan pihak berwenang di New Orleans menemukan bendera ISIS dan bahwa para pejabat sedang berupaya menentukan kemungkinan adanya hubungan atau afiliasi tersangka, Shamsud-Din Jabbar, dengan kelompok teroris. Alat peledak rakitan juga ditemukan, menurut seorang pejabat penegak hukum yang diberi pengarahan tentang perkembangan tersebut yang meminta untuk tidak disebutkan namanya. 

    Polisi Las Vegas mengatakan mereka tidak menemukan tanda-tanda nyata adanya hubungan dengan terorisme internasional, tetapi mereka masih menyelidiki semua kemungkinan. 

    “Kami benar-benar menyelidiki hubungan apa pun dengan apa yang terjadi di New Orleans. Kami belum mengesampingkan apa pun,” kata McMahill.

    Dia menambahkan, para penyelidik belum menemukan bukti yang menunjukkan bahaya yang lebih luas. “Tidak ada ancaman lebih lanjut terhadap komunitas kami,” katanya. Pejabat FBI menggambarkan ledakan itu sebagai “insiden yang terisolasi.” 

    Musk mengatakan pembuat kendaraan listrik itu membantu menyelidiki. McMahill mengonfirmasi kerja sama Musk, dengan mengatakan Tesla telah memberikan informasi dari sistemnya, termasuk data kendaraan dan catatan stasiun pengisian daya, untuk membantu penyelidikan.

  • Video Cybertruck Meledak di Depan Hotel Trump Viral, Elon Musk: Bom

    Video Cybertruck Meledak di Depan Hotel Trump Viral, Elon Musk: Bom

    Jakarta, CNBC Indonesia – Cybertruck milik Tesla meledak di Las Vegas pada Rabu (1/1/2025) waktu setempat. Elon Musk selaku pemilik perusahaan juga telah buka suara terkait kejadian ini.

    Menurut Musk, kejadian itu bukan karena Cybertruck. Melainkan sebuah kembang api besar atau bom.

    “Kami mengonfirmasi ledakan itu disebabkan kembang api sangat besar dan atau bom yang dibawa oleh Cybertruck sewaan dan tidak terkait oleh kendaraan,” kata Musk dalam postingan di media sosial X.

    Dia juga menjelaskan telemetri Cybertruck dalam keadaan positif saat ledakan terjadi. Sebagai informasi, telemetri merupakan pengumpulan data otomatis dari sumber yang dikirimkan ke sumber pusat hingga bisa dianalisis.

    Ledakan itu terjadi di bagian luas Trump International Hotel yang menjadi bagian dari Trump Organization milik presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Akibat kejadian itu satu orang dilaporkan tewas dan tujuh orang luka ringan.

    Kevil McMahill dari kepolisian Las Vegas menjelaskan Cybertruck berhenti di gedung tersebut pukul 08:40 pagi waktu setempat. Empat menit setelah kebakaran, petugas pemadam kebakaran langsung merespon dan memadamkannya.

    Dua orang yang langsung dibawa ke rumah sakit karena cedera ringan. Evakuasi juga dilakukan di dalam hotel dan sebagian besar pengunjung dipindahkan ke hotel lain, dikutip dari Reuters, Kamis (2/1/2025).

    Ledakan ini terjadi beberapa jam setelah seorang pria mengendarai truk menabrak kerumunan orang di New Orleans dan menewaskan 15 orang.

    Agen FBI, Jeremy Schwartz menjelaskan belum jelas apakah ledakan itu terkait tindakan terorisme. Pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait tersebut.

    “Saya tahu semua orang tertarik dengan hal itu dan mencoba melihat apakah kami bisa mengatakan ‘ini serangan teroris’. Ini tujuan kami dan itu yang kami coba lakukan,” jelasnya.

    [Gambas:Twitter]

    [Gambas:Twitter]

    [Gambas:Twitter]

    [Gambas:Twitter]

    (dem/dem)