Kasus: Teroris

  • Jasad yang Diserahkan Hamas Bukan Sandera, Israel Marah!

    Jasad yang Diserahkan Hamas Bukan Sandera, Israel Marah!

    Tel Aviv

    Israel marah kepada kelompok Hamas karena satu dari empat jenazah yang diserahkan di Jalur Gaza, pada Kamis (20/2) waktu setempat, bukanlah sandera. Tel Aviv menyebut pemeriksaan forensik terhadap satu jenazah itu tidak cocok dengan sandera Israel dan hingga kini tidak bisa diidentifikasi.

    Militer Israel, seperti dilansir Reuters, Jumat (21/2/2025), menuduh Hamas telah melanggar kesepakatan gencatan senjata Gaza yang sudah rapuh, yang berlaku sejak 19 Januari lalu dan melibatkan pertukaran sandera-tahanan.

    Hamas, dengan difasilitasi Palang Merah Internasional, menyerahkan empat peti mati yang diyakini berisi para sandera Israel yang tewas saat ditahan di Jalur Gaza. Hamas menyebut keempat sandera itu tewas akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza pada November 2023 lalu, tak lama usai mereka diculik.

    Ini menjadi momen pertama kali Hamas menyerahkan sandera dalam kondisi tidak bernyawa kepada Israel sejak gencatan senjata berlaku.

    Militer Israel mengumumkan bahwa dua jenazah di antaranya telah diidentifikasi sebagai dua balita Israel, Kfir Bibas dan Ariel Bibas. Satu jenazah lainnya, yang seharusnya merupakan Shiri Bibas, ibunda dari kedua balita itu, didapati tidak cocok dengan DNA sandera mana pun.

    Hingga kini, satu jenazah itu masih belum teridentifikasi.

    Kfir berusia sembilan bulan dan Ariel berusia empat tahun ketika mereka diculik bersama ibunda mereka dalam serangan mengejutkan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

    Satu jenazah lainnya, menurut pernyataan pihak keluarga sandera, diidentifikasi sebagai Oded Lifshitz yang berusia 83 tahun ketika diculik oleh Hamas.

    “Ini merupakan pelanggaran paling parah yang dilakukan oleh organisasi teroris Hamas, yang berdasarkan perjanjian diwajibkan menyerahkan empat sandera yang meninggal,” tegas militer Israel dalam pernyataannya, yang menuntut pemulangan semua sandera, termasuk Shiri.

    Sejauh ini belum ada tanggapan dari Hamas atas komplain Israel ini.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Sejumlah Bus Meledak di Kota Bat Yam Israel, Tak Ada Korban

    Sejumlah Bus Meledak di Kota Bat Yam Israel, Tak Ada Korban

    Jakarta

    Polisi Israel mengatakan bahwa bom di tiga bus meledak di kota Bat Yam. Tidak ada korban jiwa dalam korban luka tersebut.

    Dilansir AFP, Jumat (21/2/2025), bus tersebut meledak pada Kamis (20/2) malam waktu setempat. Menteri Pertahanan Israel Katz menuduh “organisasi teroris Palestina” sebagai pelaku ledakan. Sementara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan mengadakan pertemuan keamanan.

    “Laporan awal – Dugaan serangan teror. Beberapa laporan telah diterima tentang ledakan yang melibatkan beberapa bus di lokasi berbeda di Bat Yam,” kata polisi dalam sebuah pernyataan.

    Tiga perangkat meledak di bus sementara dua lainnya sedang dijinakkan, kata seorang juru bicara polisi kepada AFP.

    Sejumlah besar polisi dikerahkan untuk mencari tersangka, kata pernyataan polisi.

    “Unit penjinak bom polisi sedang memindai benda-benda mencurigakan lainnya. Kami menghimbau masyarakat untuk menghindari area tersebut dan tetap waspada terhadap benda-benda mencurigakan,” tambahnya.

    Tzvika Brot, wali kota Bat Yam, mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa “tidak ada yang terluka dalam insiden ini”.

    Rekaman televisi yang ditayangkan oleh beberapa jaringan Israel menunjukkan sebuah bus yang terbakar habis dan bus lainnya yang terbakar.

    Media Israel mengatakan bahwa pengemudi bus di seluruh negeri telah diminta untuk berhenti dan memeriksa kendaraan mereka untuk mencari alat peledak tambahan.

    (aik/aik)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Sebut ‘Netanyahu Meninggal’ & Dikubur di Tempat Sampah, Wanita Israel Ditahan – Halaman all

    Sebut ‘Netanyahu Meninggal’ & Dikubur di Tempat Sampah, Wanita Israel Ditahan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang wanita di Israel ditahan setelah menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah meninggal.

    Netanyahu tentu saja masih hidup tatkala wanita itu menyebut sang perdana menteri meninggal. Gara-gara itu, dia dituding telah menyebarkan hasutan di media sosial untuk melawan Netanyahu.

    Wanita berusia 40 tahun itu lalu ditangkap oleh satuan polisi Lahav 433.

    Peristiwa ini berawal ketika dia mengunggah gambar berita duka yang disertai dengan keterangan.

    “Dengan senang hati dan kebahagiaan besar, kami mengumumkan meninggalnya sang eksekutor, teroris, dan penindas di Israel, yakni Benjamin Netanyahu. Semoga kenangan tentang dia dikutuk selamanya,” demikian keterangan itu dikutip dari Press TV.

    Lalu, unggahan itu juga mengumumkan bahwa Netanyahu dimakamkan “di tempat sampah” tanggal 19 Februari 2025. Ucapan dukacita akan diterima di Jalan Gaza dan Gedung Knesset (parlemen Israel).

    Ada pula informasi tentang perayaan dengan cara berdansa dan pembagian permen di kios Carmel Yom Tov di Kota Tel Aviv.

    Wanita juga menyertakan sebuah pesan untuk para pendukung Netanyahu.

    “Kepada para orang munafik dan orang yang ragu-ragu, inilah mimpi saya! Mereka yang lebih memilih menghakimi ketimbang bertindak bisa,” katanya.

    “Kepada semua orang idealis yang lebih suka duduk dan mengeluhkan nasib buruk mereka ketimbang menyatukan keinginan mereka menjadi satu kepalan dan bertempur, dan kepada semua pendukung Bibi (julukan Netanyahu), kalian bisa dengan aman bergabung dengan eksekutor itu.”

    Peristiwa ini bukanlah pertama kalinya polisi Israel menahan orang atas dugaan penghasutan. Unggahan yang mirip pernah muncul di media sosial dan terkadang berujung pada dakwaan di pengadilan.

    Meski demikian, pihak berwenang di Israel memilih tutup mata terhadap hasutan dari para pendukung Netanyahu. Beberapa bahkan dengan terang-terangan meminta warga Palestina digenosida.

    Pejabat Israel juga kerap menindak tegas para penentang Netanyahu yang mengungkapkan pendapat mereka.

    Di bawah kepemimpinan Netanyahu, Israel telah melancarkan serangan besar di Jalur Gaza sejak perang meletus tanggal 7 Oktober 2023.

    Saat ini sudah ada lebih dari 48.000 warga Palestina yang tewas karena serangan Israel.

    Adapun dalam perang Gaza-Israel tahun 2006, terdapat sekitar 1.200 warga Palestina yang tewas.

    (*)

  • Hamas Serahkan Empat Sandera yang Tewas kepada Palang Merah – Halaman all

    Hamas Serahkan Empat Sandera yang Tewas kepada Palang Merah – Halaman all

    Upacara serah terima sandera di Chan Yunis, Jalur Gaza, itu disiarkan langsung di televisi. Kelompok Hamas, yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh banyak negara, telah mendirikan panggung di lokasi serah terima.

    Di sana, banyak warga yang berkumpul bersama militan islamis berseragam yang mengenakan tudung dan topeng. Musik keras terdengar di lokasi itu. Di antara korban tewas disebutkan ada seorang ibu dan dua anak kecil.

    Empat peti mati warna hitam diletakkan di atas panggung, dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu digambarkan seperti vampir di latar belakangnya, dengan foto-foto para sandera yang terbunuh.

    Pada November 2023, Hamas mengatakan Kfir Bibas, Ariel dan ibu mereka, Schiri sudah meninggal akibat serangan Israel. Namun kematian ketiganya tidak pernah dikonfirmasi oleh otoritas Israel. Ketiganya juga memiliki kewarganegaraan Jerman.

    “Penjahat perang Netanyahu dan tentaranya membunuh mereka dengan rudal dari jet tempur zionis,” tuduh Hamas.

    Rekaman video ibu yang ketakutan dan kedua putranya yang diculik menyusul serangan Hamas di wilayah perbatasan Israel pada 7 Oktober 2023, tersebar ke seluruh dunia.

    Jarden Bibas baru-baru ini dibebaskan

    Menurut laporan Israel, penyelidikan forensik mungkin memakan waktu. Lamanya proses identifikasi juga bergantung pada kondisi jenazah, demikian dilaporkan beberapa media, yang mengutip Menteri Kesehatan Israel Uriel Busso. Busso menekankan bahwa Israel juga ingin memastikan penyebab kematian.

    Padai akhir 2023, Hamas juga telah mengumumkan bahwa ketiganya telah tewas dalam pemboman Israel. Namun, dari sudut pandang Israel, sejauh ini belum ada konfirmasi akhir mengenai kematiannya. Namun, ada kekhawatiran besar tentang nasib ketiganya, kata para pejabat. Ayah anak-anak tersebut, Jarden Bibas, baru-baru ini dibebaskan.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Jenazah sandera lainnya akan diserahkan minggu depan

    Hamas mengumumkan pada hari Selasa (19/02) bahwa mereka ingin menyerahkan keempat sandera yang tewas kepada Israel. Kantor Netanyahu mengonfirmasi perjanjian dengan organisasi Islam tersebut. Sebagai imbalannya, Israel dilaporkan akan membebaskan semua perempuan dan anak di bawah umur yang diyakini tidak terlibat dalam perjuangan bersenjata melawan Israe. Mereka ditangkap Israel sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada Oktober 2023.

    Perang tersebut dipicu oleh serangan Hamas dan kelompok ekstremis lainnya terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober 2023, yang dibalas dengan serangan Israel ke Jalur Gaza. Ratusan orang disandera. Sejak itu, sekitar 48.300 orang telah tewas di Jalur Gaza, termasuk banyak perempuan dan anak di bawah umur, demikian menurut otoritas kesehatan Hamas.

    Menurut Hamas, empat jenazah lagi akan diserahkan minggu depan. Selain itu, enam sandera lainnya akan dibebaskan pada hari Sabtu (22/02) sebagai bagian dari perjanjian antara Israel dan organisasi Islam tersebut.

    Perjanjian multitahap antara Israel dan Hamas

    Sejak gencatan senjata dalam perang Gaza dimulai pada 19 Januari, kaum islamis di Jalur Gaza telah membebaskan 19 sandera dalam beberapa putaran.

    Selain itu, lima warga negara Thailand yang diculik di Israel dibebaskan di luar dari perjanjian tersebut. Perjanjian multitahap antara Israel dan Hamas meliputi pembebasan bertahap total 33 sandera, termasuk delapan orang yang tewas, dengan imbalan pelepasan 1.904 tahanan Palestina selama fase awal enam minggu ini.

    Bulan lalu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyambut baik kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan menyerukan implementasi segera demi terhentinya korban jiwa dalam konflik yang telah berlangsung sejak Oktober 2023.

    “Implementasi kesepakatan tersebut harus dilaksanakan segera dan secara menyeluruh demi terhentinya korban jiwa di Gaza. Indonesia menekankan pentingnya pemulihan kehidupan masyarakat di Gaza melalui akses penuh penyaluran bantuan kemanusiaan, termasuk pemulihan peran (badan PBB) UNRWA, serta rekonstruksi Gaza,” imbuh Kemlu RI melalui platform X @Kemlu_RI, Kamis (16/01).

    ap/yf (dpa, afp)

  • AS Tetapkan Kartel Narkoba Termasuk Sinaloa sebagai Teroris Global

    AS Tetapkan Kartel Narkoba Termasuk Sinaloa sebagai Teroris Global

    Washington DC

    Amerika Serikat (AS) menetapkan sejumlah kartel narkoba yang berasal dari Amerika Latin sebagai organisasi “teroris global”. Terdapat kartel narkoba ternama Sinaloa asal Meksiko dan kartel Tren de Aragua asal Venezuela dalam daftar kartel narkoba yang ditetapkan sebagai “teroris global” tersebut.

    Langkah pemerintahan Presiden AS Donald Trump itu, seperti dilansir AFP, Kamis (20/2/2025), menjadi langkah terbaru dalam tindakan kerasnya yang semakin intensif terhadap para anggota geng kriminal di AS, dan upayanya mengusir para migran tanpa dokumen sah atau migran pelaku kriminal dari negara tersebut.

    Trump menandatangani perintah eksekutif pada 20 Januari lalu, hari pertamanya kembali ke Gedung Putih, dan menciptakan proses untuk penetapan itu, dengan menyebut kartel-kartel narkoba “merupakan ancaman keamanan nasional yang lebih besar daripada yang ditimbulkan oleh kejahatan terorganisir tradisional”.

    Pemberitahuan federal AS yang dirilis pada Rabu (19/2) waktu setempat menyebut setidaknya delapan kartel narkoba yang masuk daftar “teroris global” tersebut.

    Selain Sinaloa dan Tren de Aragua, kelompok tersebut mencakup geng kejahatan internasional MS-13 yang berasal dari El Salvador, kemudian sindikat Meksiko seperti Kartel Teluk, Kartel Generasi Baru Jalisco, Kartel Timur Laut, Keluarga Michoacan Baru dan Kartel Bersatu.

    Penetapan sebagai organisasi teroris global memperluas kemampuan pemerintah AS untuk memerangi kelompok-kelompok tersebut.

    Langkah terbaru AS itu memicu kekhawatiran Meksiko soal Washington akan menggunakan penetapan semacam itu sebagai alasan untuk melakukan intervensi di wilayahnya dalam memerangi kartel narkoba, seperti yang pernah diserukan oleh beberapa anggota parlemen Partai Republik.

    Pemberitahuan publik yang dirilis Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio menyatakan bahwa organisasi-organisasi yang ditetapkan sebagai “teroris global” merupakan “orang-orang asing yang telah melakukan atau berusaha melakukan… tindakan terorisme yang mengancam keamanan warga negara Amerika Serikat atau keamanan nasional, kebijakan luar negeri, atau perekonomian Amerika Serikat”.

    Pada hari pertama kembali menjabat Presiden AS bulan lalu, Trump mengumumkan keadaan darurat nasional di perbatasan selatan AS dan berjanji untuk mendeportasi “jutaan” migran.

    Dia berpendapat bahwa kelompok itu menyalurkan sejumlah besar obat-obatan terlarang yang berbahaya ke AS dan terlibat dalam pemerasan, penyelundupan migran, dan rentetan tindak kejahatan lainnya.

    Trump menjadikan keamanan perbatasan sebagai inti dari kampanye pilpresnya tahun 2024 lalu. Dia sering menggunakan kata-kata keras dalam melabeli migran Venezuela sebagai penjahat kejam dan menuduh negara-negara lainnya mengosongkan penjara mereka dan mengirimkan pembunuh ke AS.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Tarian K-Pop di Pembukaan MTQ Viral hingga jadi Kontroversi, MUI Kota Medan Inisiasi Tabayun

    Tarian K-Pop di Pembukaan MTQ Viral hingga jadi Kontroversi, MUI Kota Medan Inisiasi Tabayun

    Eks napi teroris (Napiter), Khairul Ghazali, menyoroti dan mengecam aksi joget K-pop warnai pembukaan MTQ ke-58 tingkat Kecamatan Medan Kota, yang kemudian viral di media sosial.

    “Atraksi joget-joget tersebut jelas menciderai dan menodai nilai-nilai agama Islam,” ucap Khairul Ghazali, dalam keterangan tertulis, Rabu, 12 Februari 2025.

    Pembukaan atau pawai ta’aruf MTQ Kecamatan Medan Kota digelar di Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, Sabtu, 8 Febuari 2025. Dalam video viral di media sosial, tampak sekitar 7 gadis menunjukkan aksi joget K-pop dihadapan tamu yang hadir.

    Khairul Ghazali yang kini menjabat Pimpinan Pondek Pesantren Al-Hidiyah, Kabupaten Deli Serdang, mengungkapkan, atas video viral tersebut, Camat Medan Kota, Raja Ian Andos Lubis harus bertanggungjawab.

    “Camat Medan Kota, sebagai penanggungjawab acara MTQ tersebut, harus ditangkap dan diadili, jika tidak umat Islam di Sumut akan bergerak untuk mengadili yang bersangkutan,” tegas Khairul Ghazali.

  • #KaburAjaDulu Pernah Kejadian di AS, Trump Biang Keroknya

    #KaburAjaDulu Pernah Kejadian di AS, Trump Biang Keroknya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia akhir-akhir ini penuh dengan tagar #KaburAjaDulu. Hal ini merupakan bentuk ketidakpuasan masyarakat terhadap situasi pemerintahan saat ini, hingga membentuk kampanye untuk pergi dari Indonesia dan kabur ke luar negeri.

    Nyatanya, fenomena ini pernah dialami Amerika Serikat (AS) pada tahun 2017-2018. Hal ini terjadi saat Donald Trump mengemban amanah sebagai Presiden dalam periode pertamanya.

    Sejumlah ketidakpuasan dialami oleh warga AS, khususnya kelompok imigran, terkait dengan kebijakan imigrasi Trump yang keras dan ditakutkan berdampak buruk bagi perekonomian dalam negeri. Mereka kemudian berpikir untuk pindah ke Kanada, yang hanya terpisah dengan perbatasan darat dari Negeri Paman Sam.

    “Bagaimana jika Anda terbang ke Kanada? Lebih Banyak Migran Sekarang Menyelinap Melintasi Perbatasan AS-Kanada,” ujar seorang warga keturunan Amerika Latin bernama Jose Antonio Vargas kepada NBC News.

    “Bayangkan pesan yang akan Anda kirim jika Anda, dari semua orang, memutuskan untuk berkata, ‘Jika Anda tidak menginginkan saya di sini, saya akan pindah ke Kanada!’”

    Sejumlah imigran di AS pun menyebutkan Kanada sebagai tempat yang indah dan nyaman untuk ditinggali. Hal ini dikarenakan harga sewa properti yang lebih murah dibandingkan kota-kota besar di AS.

    “Saya memikirkan ide itu cukup lama hingga akhirnya mencari apartemen di Toronto, dan terkejut bahwa harga sewa di kota terbesar di Kanada itu tampak jauh lebih terjangkau daripada harga sewa yang saya bayarkan di Washington, D.C., New York City, San Francisco, dan Los Angeles,” tambahnya.

    Hal yang sama juga disuarakan oleh warga lokal AS yang benar-benar telah menjadi warga negara. Gagasan pindah ke Kanada sering dilontarkan sebagai lelucon tentang strategi keluar Amerika karena ketakutan mereka kebijakan Trump dapat mengakibatkan sejumlah dampak negatif langsung ke warga.

    “Saya merasa sangat yakin bahwa AS telah mengubah arah yang tidak akan pernah bisa diubah lagi,” kata Nykanen, warga AS yang pindah ke British Columbia, kepada Guardian. “Kami pindah bukan karena takut pada teroris, tetapi karena negara ini akan menjadi seperti apa.”

    Menurut catatan dari Imigrasi dan Kewarganegaraan Kanada, aplikasi dari warga AS untuk memperoleh kewarganegaraan Kanada telah meningkat tiga kali lipat dalam 20 tahun terakhir. Namun, tidak seorang pun dapat mengatakan dengan pasti alasannya, karena pemerintah Kanada dan AS tidak melacak motif imigrasi dan emigrasi.

    Sementara itu, selama tahun 2017 dan kuartal pertama tahun 2018, ada peningkatan sebanyak 1.055 warga AS yang diberikan izin tinggal di Kanada dibandingkan jumlah rata-rata selama pemerintahan Obama. Visa pelajar yang diberikan kepada warga negara AS meningkat sebesar 1,012 pada tahun 2017, dibandingkan dengan jumlah rata-rata selama delapan tahun sebelumnya.

    Grafik jumlah aplikasi kewarganegaraan menunjukkan lonjakan yang pasti dalam beberapa tahun yang signifikan secara politik. Tercatat ada lonjakan imigrasi pada 2001, ketika Bush terpilih sebagai presiden, lalu pada 2003, ketika AS menginvasi Irak, serta 2007, selama kejatuhan dan resesi pasar perumahan AS.

    Bagaimanapun, banyak warga Amerika takut kehilangan hak-hak mereka. Kelompok minoritas yang khawatir akan keselamatan mereka mencari status pengungsi di Kanada.

    Sementara itu, pengacara imigrasi lainnya, Guidy Mamann, menyebutkan dipilihnya Kanada karena negara itu yang secara kultural dekat dengan AS. Kanada juga merupakan negara berbahasa Inggris, yang membuat warga AS pun dapat beradaptasi dengan cepat di Negeri Maple.

    “Cara kita berbisnis sekarang condong ke negara-negara berbahasa Inggris, karena bahasa lebih penting daripada sebelumnya, jadi negara-negara seperti Amerika Serikat harus bersiap untuk melihat peningkatan jumlah mereka, dengan mengorbankan negara-negara yang tidak memiliki penutur asli bahasa Inggris,” ungkapnya.

    (pgr/pgr)

  • Ngeri, Kelompok Bersenjata Tembak Mati 7 Penumpang Bus di Pakistan

    Ngeri, Kelompok Bersenjata Tembak Mati 7 Penumpang Bus di Pakistan

    Jakarta

    Ngeri! Orang-orang bersenjata di Pakistan barat daya menembak mati tujuh penumpang bus. Para pejabat Pakistan mengatakan bahwa mereka dibunuh setelah kelompok bersenjata tersebut mengidentifikasi mereka sebagai orang dari daerah lain.

    Pasukan keamanan Pakistan telah memerangi kekerasan sektarian, etnis, dan separatis selama beberapa dekade di Balochistan. Wilayah bergolak yang miskin tetapi kaya mineral tersebut, berbatasan dengan Afghanistan dan Iran.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (19/2/2025), serangan terhadap pasukan keamanan dan kelompok etnis telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir, terutama terhadap para buruh dari Punjab, provinsi terpadat dan makmur di negara itu, dan juga basis perekrutan utama bagi militer.

    Para penyerang pada Selasa (18/2) malam waktu setempat meledakkan ban sebuah bus yang sedang melakukan perjalanan melintasi Balochistan di sepanjang jalan raya dekat perbatasan provinsi dengan Punjab, kata Saadat Hussain, seorang pejabat senior pemerintah di daerah tersebut.

    Orang-orang bersenjata kemudian menaiki bus dan menyuruh untuk melihat kartu identitas penumpang.

    “Para penumpang yang berasal dari provinsi Punjab… dibawa oleh para teroris dan dibunuh,” kata Hussain kepada AFP, Rabu (19/2/2025).

    “Mereka berbaris dan ditembak mati,” imbuhnya.

    Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

    Namun, Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) adalah kelompok yang paling aktif di wilayah tersebut. Kelompok separatis itu menewaskan enam orang dalam sebuah pengeboman pada bulan Januari lalu.

    Sebelumnya, para militan separatis menewaskan sedikitnya 39 orang dalam serangan tahun lalu, yang sebagian besar menargetkan etnis Punjab.

    Pada bulan November lalu, BLA mengaku bertanggung jawab atas pengeboman di stasiun kereta api utama di kota Quetta yang menewaskan 26 orang, termasuk 14 tentara.

    Menurut penghitungan AFP, sejak 1 Januari lalu, sedikitnya 67 orang, sebagian besar anggota pasukan keamanan, telah tewas dalam kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang memerangi negara — terutama di wilayah barat yang berbatasan dengan Afghanistan.

    Lihat juga Video ‘Pakistan Chaos! Pendukung Imran Khan Bentrok dengan Polisi’:

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Sidik Jari Pengungkap Identitas Pelaku Bom di Medan

    Sidik Jari Pengungkap Identitas Pelaku Bom di Medan

    JAKARTA – Ledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan pagi tadi, masih terus diselidiki polisi. Berbagai aspek digali untuk mencari benang merah dalam upaya pengungkapan. Hingga siang ini, baru identitas pelaku yang berhasil diketahui.

    Berdasarkan sidik jari, tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Bareskrim Polri mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri ini adalah Rabbial Muslim Nasution.

    “Pelaku ini atas nama inisial RMN, usia 24 tahun. Kemudian, lahir di Medan, status adalah pelajar atau mahasiswa,” ucap Karo Penmas DivHumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Jakarta, Rabu, 13 November 2019.

    Dedi bilang, Rabbial merupakan pelaku tunggal atau lone wolf sebab polisi belum menemukan jaringan teroris yang berkaitan dengan dia. Meski demikian, Densus 88 Antiteror masih terus mencari keterkaitan pria tersebut dengan jaringan terorisme yang ada di Indonesia dan dunia.

    Mengenai jenis bom yang dipakai pelaku, polisi belum bisa memberikan keterangan. Namun, di tempat kejadian perkara polisi menemukan baterai 9 volt, plat besi, beberapa paku berbagai ukuran, kabel ukuran besar dan kecil, dan tombol on/off atau detonator. 

    “(Bom) diikat ditubuh,” kata Dedi sembari memperlihatkan gestur bom disimpan dipinggang pelaku.

    Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Sumatera Utara Kombes Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, saat beraksi, pelaku menggunakan jaket dengan logo aplikasi transportasi online. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan polisi, pelaku sempat bekerja sebagai pengemudi ojek online. “Informasinya seperti itu tapi kita masih berkoordinasi,” kata Tatan.

  • LLDIKTI Wilayah VI Jateng Gandeng Perguruan Tinggi Swasta Mencegah Aksi Radikalisme dan Intoleran

    LLDIKTI Wilayah VI Jateng Gandeng Perguruan Tinggi Swasta Mencegah Aksi Radikalisme dan Intoleran

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Mencegah radikalisme dan intoleran di lingkungan kampus, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI Provinsi Jawa Tengah gandeng mantan narapidana teroris pada pertemuan dengan perguruan tinggi swasta, Selasa (18/2/2025).

    Pertemuan yang digelar di Hotel Patra Jasa  dilakukan   penandatangan komitmen bersama antara LLDIKTI Wilayah VI dengan Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI), Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), dan Yayasan Putra Persaudaraan Anak Negeri (Persadani).

    Plt Kepala LLDIKTI Wilayah VI Provinsi Jawa Tengah Bhimo Widyo Andoko menyampaikan rapat koordinasi itu untuk mempererat sinergi antara PTS dengan kebijakan pemerintah pusat. Oleh sebab itu  untuk mencapai tujuan bersama diperlukan persatuan yang kuat.

    “Program-program di 2025 itu kita bisa sinergi dan satu langkah. Walaupun mungkin ini tantangan ke depannya berat ya, dengan komitmen tadi harapannya bisa sinergi bersama,” ujarnya.

    Menurutnya, komitmen yang dilakukan LLDIKTI untuk menciptakan kampus  aman. Selain Itu untuk  mengedepankan program anti perundungan, anti kekerasan seksual, dan lain sebagainya.

    “Kampus-kampus banyak sekali  teridentifikasi anti toleransi, ini (komitmen) adalah usaha kami di LLDDIKTI Wilayah VI untuk mensinergikan satu gerakan kita anti intoleransi,” tegasnya.
     

    Ia mengatakan kampus memiliki peran strategis membentuk karakter mahasiswa. Oleh sebab itu Perlu dilakukan penguatan moderasi beragama serta pemahaman kebangsaan menjadi aspek penting. Selain itu, sinergi dengan kepolisian juga menjadi langkah pencegahan. Pihaknya memastikan  mahasiswa di bawah PTS naungan LLDIKTI Wilayah VI terhindar dari kegiatan intoleransi. 

    “Kami  menjamin bahwa anak-anak kita yang berkuliah di kampus-kampus ini aman, dan nyaman berada di kampus. Tanpa adaangguan dalam intoleransi,” tuturnya.

    Ketua Yayasan Persadani Jateng Sri Puii Siswo Mulyanto mengatakan kampus  menjadi tempat yang rawan aksi terorisme. Tindakan radikalisme di perguruan tinggi ini sudah ditemukan sejak lama, di era tahun 1990-an.

    “Karena itu (tindakan terorisme) sudah lama, bahkan dulu di salah satu kampus swasta malah dosennya terpapar. Berarti kampus ini memang rawan ke arah situ (tindakan intoleransi),”  ujarnya.

    Ia menerangkan alasan mahasiswa maupun dosen melakukan tindakan intoleransi bermacam-macam.  Terlebih perilaku mahasiswa tak lepas dari kebijakan pemerintah. 

    “Intelektual mahasiswa itu membutuhkan ruang untuk menyampaikan apa yang menjadi kekritisannya di dalam melihat situasi yang terjadi di negeri ini. Maka salah satu pemantik biasanya itu juga para perilaku pejabat negara yang korup. Makanya memang dunia terorisme ini tidak bisa dilepaskan begitu saja dari masalah negara,” tandasnya. (rtp)