Kasus: Teroris

  • Rudal Houthi Yaman ‘Gempur’ Jet Tempur F-16 Milik AS, Serangan untuk Pertama Kalinya – Halaman all

    Rudal Houthi Yaman ‘Gempur’ Jet Tempur F-16 Milik AS, Serangan untuk Pertama Kalinya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ansarallah Yaman atau yang juga dikenal Houthi telah meluncurkan rudal darat-ke-udara dengan target jet tempur F-16 Amerika Serikat (AS).

    Serangan rudal ini diklaim dilakukan untuk pertama kalinya dilakukan, Rabu (19/2/2025), dilaporkan pejabat senior di Departemen Pertahanan AS.

    Pejabat Pentagon melaporkan rudal Houthi Yaman terbang di atas Laut Merah dekat Yaman.

    Dirinya juga menyatakan bahwa rudal itu tidak mengenai jet tempur F-16 AS.

    “Jet itu terbang di lepas pantai Yaman di atas Laut Merah ketika SAM ditembakkan. Rudal itu tidak menyerang jet itu,” kata laporan itu.

    Menurut pejabat pertahanan AS, Ansarallah juga menembakkan rudal lain pada hari yang sama di pesawat tak berawak MQ-9 AS.

    “Ini adalah pertama kalinya Houthi menembakkan rudal SAM ke jet tempur F16 Amerika, eskalasi signifikan dalam interaksi militer yang sedang berlangsung antara kelompok yang didukung Iran dan AS. Angkatan Laut dan Angkatan Udara,” Fox News melaporkan, mengutip para pejabat.

    Menurut laporan itu, para pejabat tinggi militer AS saat ini sedang membahas pendekatan terbaik untuk menanggapi tindakan Ansarallah.

    Januari lalu, Presiden AS Donald Trump kembali menunjuk gerakan Ansarallah sebagai “Organisasi Teroris Asing”.

    “Kegiatan Houthi mengancam keamanan warga sipil dan personel Amerika di Timur Tengah, keselamatan mitra regional terdekat kami, dan stabilitas perdagangan maritim global,” kata Trump.

    Tanggapan Houthi

    Sebagai tanggapan, Ansarallah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penunjukan AS mencerminkan sejauh mana bias pemerintah saat ini terhadap entitas Zionis yang melakukan perampasan, mengutip Palestine Chronicle.

    Houthi juga menyebut bahwa seluruh populasi menjadi sasaran atas dukungan mereka untuk Palestina di Gaza.

    Di bawah slogan mendukung Gaza, Ansarallah menargetkan kapal (yang terafiliasi dengan Israel) berbulan-bulan yang dimiliki atau dioperasikan oleh entitas Israel.

    Juga kapal-kapal yang mengangkut barang ke dan dari Israel di Laut Merah.

    Mereka kemudian memperluas serangan mereka untuk memasukkan kapal-kapal Amerika dan Inggris setelah dimulainya serangan udara di Yaman pada Januari 2024.

    Kelompok ini juga meluncurkan rudal balistik dan drone untuk menyerang sasaran di Tel Aviv dan Eilat.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

  • Berselisih dengan Inggris, Apple Matikan Fitur Keamanan Data iCloud

    Berselisih dengan Inggris, Apple Matikan Fitur Keamanan Data iCloud

    Jakarta

    Pengguna Apple di Inggris dilaporkan sudah tidak bisa lagi mengakses salah satu fitur perlindungan keamanan data Apple yakni Advanced Data Protection (ADP). Dengan fitur tersebut, memungkinkan pengguna untuk menambahkan enkripsi end-to-end opsional ke berbagai data iCloud.

    Keputusan Apple ini dilakukan di tengah adanya perselisihan yang sedang berlangsung antara Apple dan pemerintah Inggris. Diketahui Inggris mewajibkan Apple untuk membuat ‘pintu belakang’ atau backdoor agar pemerintah Inggris dapat mengakses data ter-enkripsi pengguna secara global.

    “ADP melindungi data iCloud dengan enkripsi end-to-end, yang berarti data hanya dapat didekripsi oleh pengguna yang memilikinya, dan hanya pada perangkat terpercaya mereka,” kata Apple yang dikutip detikINET dari Engadget, Minggu (23/2/2025).

    “Kami sangat kecewa karena perlindungan yang diberikan oleh ADP tidak akan tersedia bagi pelanggan kami di Inggris mengingat pelanggaran data dan ancaman lain terhadap privasi pelanggan yang terus meningkat. Apple tidak dapat lagi menawarkan Advanced Data Protection (ADP) di Inggris Raya kepada pengguna baru,” demikian pemberitahuan yang menjelaskan ketika pengguna mengaktifkan fitur tersebut di iPhone, iPad, atau Mac mereka menyusul keputusan Apple.

    Bagi pengguna yang tinggal di Inggris dan mengaktifkan fitur ADP, maka pengguna harus menonaktifkan enkripsi secara manual untuk mempertahankan akun iCloud.

    Lebih lanjut Apple mengatakan bahwa mereka akan memberikan tenggang waktu bagi pelanggan untuk mematuhinya, meskipun perusahaan belum mengatakan berapa lama waktu yang diberikan.

    Apple menambahkan bahwa mereka akan membagikan panduan tambahan di masa mendatang. Karena sifat enkripsi end-to-end, Apple tidak dapat secara otomatis menonaktifkan ADP atas nama penggunanya.

    Keputusan Apple untuk menonaktifkan ADP di Inggris bukan berarti perusahaan ini menghapus enkripsi end-to-end untuk banyak layanan lain yang ditawarkannya di negara ini.

    Dalam hal iMessage, kata sandi, data kesehatan, dan lainnya, semua itu masih dilindungi oleh enkripsi end-to-end secara default.

    “Meningkatkan keamanan penyimpanan awan dengan enkripsi end-to-end menjadi lebih mendesak daripada sebelumnya. Apple tetap berkomitmen untuk menawarkan kepada pengguna kami tingkat keamanan tertinggi untuk data pribadi mereka dan berharap kami dapat melakukannya di masa depan di Inggris,

    Seperti yang telah kami katakan berkali-kali sebelumnya, kami tidak pernah membuat pintu belakang atau kunci utama untuk produk atau layanan kami dan kami tidak akan pernah melakukannya,” sambungnya

    Berita tentang permintaan pemerintah Inggris untuk ‘pintu belakang’ muncul belum lama ini ketika The Washington Post melaporkan bahwa pejabat pemerintah mengeluarkan pemberitahuan kemampuan teknis kepada perusahaan di bawah Undang-Undang Kewenangan Penyelidikan negara itu.

    Tahun lalu, pemerintah Inggris membuat perubahan pada undang-undang tersebut untuk memastikan badan intelijen dan penegak hukum memiliki kekuatan yang mereka butuhkan untuk mengimbangi berbagai ancaman yang terus berkembang dari teroris, aktor negara yang bermusuhan, pelaku kekerasan terhadap anak, dan geng kriminal.

    Perintah tersebut dilaporkan menuntut Apple untuk memberikan kemampuan kepada petugas keamanan untuk melihat semua materi pengguna yang ter-enkripsi sepenuhnya kapan pun pemerintah menginginkannya dan di mana pun target berada.

    (jsn/jsn)

  • Netanyahu ke Tulkarm Perintahkan ‘Rata Tanah’, Israel Secara De Facto Kuasai 44,5 Persen Tepi Barat – Halaman all

    Netanyahu ke Tulkarm Perintahkan ‘Rata Tanah’, Israel Secara De Facto Kuasai 44,5 Persen Tepi Barat – Halaman all

    Netanyahu Datangi Tulkarm Perintahkan ‘Rata Tanah’, Israel Secara De Facto Kuasai 44,5 persen Tepi Barat

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Jumat (21/2/2025) dilaporkan mendatangi langsung Kamp Pengungsi Tulkarm di Utara Tepi Barat, The National melaporkan Sabtu (22/2/2025).

    Pada kesempatan itu, Netanyahu mengatakan Militer Israel (IDF) akan memperluas operasi militer besar-besaran di Tepi Barat yang diduduk.

    “Netanyahu, yang berpidato di Kamp Pengungsi Tulkarm yang hancur dan sebagian besar kosong di utara Tepi Barat yang diduduki, memberi perhatian khusus pada dugaan serangan teror “sangat serius” pada hari Kamis di mana tiga bus kosong meledak di pinggiran kota Tel Aviv,” kata laporan tersebut.

    Kunjungan Netanyahu dilakukan saat pasukan IDF melanjutkan operasi yang dijuluki “Tembok Besi” yang telah menggusur puluhan ribu warga Palestina dan menghancurkan sejumlah besar properti dan infrastruktur pribadi.

    Agresi besar-besaran ini memicu kekhawatiran bahwa Israel berusaha mengulangi perangnya di Gaza di Tepi Barat.

    Israel berdalih pihaknya meluncurkan operasi tersebut untuk memerangi ‘teror’.

    “Tahun lalu, kita telah meningkatkan aktivitas kita secara signifikan,” kata Netanyahu kepada pasukan IDF di lokasi kejadian. 

    Netanyahu juga mengindikasikan perintah ‘rata tanah’ bagi segala infrastruktur kota warga Palestina di Tepi Barat.

    “Kita memasuki benteng-benteng terorisme, menghancurkan seluruh jalan, dan melenyapkan teroris,” katanya.

    Empat kamp pengungsi di wilayah utara – Jenin , Tulkarm, Nur Shams, dan El Far’a – merupakan yang paling parah terkena dampak.

    Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan kamp Jenin “dilaporkan hampir sepenuhnya kosong dari penghuninya”.

    Badan tersebut juga melaporkan pasukan Israel menggunakan “persenjataan dan taktik militer yang semakin canggih”, sementara 17 serangan udara Israel tercatat antara tanggal 3 Februari hingga 9 Februari.

    Badan kemanusiaan PBB OCHA mengatakan 51 warga Palestina telah tewas dalam operasi tersebut hingga Kamis.

    Kementerian kesehatan Palestina mengumumkan kematian lainnya pada Jumat – seorang gadis berusia 13 tahun, Omar Amouri, yang terkena tembakan Israel di kamp Jenin.

    Komite Penyelamatan Internasional mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis bahwa sedikitnya 224 anak telah tewas di Tepi Barat yang diduduki sejak Januari 2023.

    Pidato Netanyahu dari Tulkarem disampaikan tak lama setelah Menteri Pertahanan Israel Katz berkunjung untuk mengeluarkan peringatan serupa dan berjanji akan mengintensifkan operasi Israel.

    “Kami sedang berperang melawan teror Islam ekstremis dan kami akan menang, di sini, di Gaza, dan di mana pun,” kata Katz.

    Batalyon Tulkarm. (khaberni)

    Batalyon Tulkarm Brigade Qassam Kirim Pesan

    Batalyon Tulkarm Brigade Qassam mengeluarkan pesan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah pasukannya menyerbu kamp Tulkarm pada hari Jumat.

    Komandan batalion tersebut memperingatkan bahwa upaya apa pun untuk menekan gerakan mereka pada akhirnya akan gagal.

    “Pesan kami kepada musuh, yang dipimpin oleh teroris Netanyahu, adalah bahwa semua upaya untuk menggagalkan proyek jihad akan gagal. Apa yang akan terjadi selanjutnya akan lebih buruk dan lebih pahit,” kata komandan Brigade Qassam – Batalyon Tulkarm, yang mengisyaratkan tekad mereka untuk melanjutkan operasi, dilansir RNTV. 

    Perdana Menteri Israel menyerbu kamp Tulkarm dan mengumumkan bahwa ia telah menginstruksikan peluncuran operasi militer tambahan di Tepi Barat. 

    Netanyahu menyatakan bahwa keputusan ini diambil sebagai respons terhadap serangkaian ledakan bus yang terjadi kemarin, Kamis, di seluruh Tel Aviv yang telah meningkatkan kekhawatiran keamanan.

    Pemukim Israel kembali ke pos terdepan Israel ilegal Homesh, setelah bentrokan antara pasukan keamanan Israel dan Palestina, memprotes kembalinya pemukim ke daerah tersebut, di desa Burqah Tepi Barat yang diduduki, pada 23 Desember 2021. (dok/AFP)

    Peta Tunjukkan Kendali de Facto Israel atas 44,5 persen Wilayah Tepi Barat

    Di tengah niat terang-terangan Israel menguasai Tepi Barat ini, Departemen Urusan Negosiasi Organisasi Pembebasan Palestina  pada Jumat, melansir sebuah peta yang menunjukkan bahwa 44,5 persen tanah Tepi Barat sekarang berada di bawah kendali Israel.

    Peta tersebut, yang disertakan dalam laporan yang diterbitkan oleh departemen tersebut, memberikan gambaran umum mengenai meningkatnya perluasan permukiman di Tepi Barat.

    “Peta tersebut memperlihatkan bahwa Israel membangun 5 permukiman baru pada tahun 2024 saja, di samping 50 pos permukiman baru,” tulis laporan Khaberni.

    Peta tersebut menunjukkan bahwa 44,5% wilayah Tepi Barat sekarang berada di bawah kendali Israel atau telah dianeksasi di balik tembok pemisah.

    Laporan tersebut juga menunjukkan kalau jumlah pemukim di Tepi Barat telah meningkat tiga kali lipat sejak 1995, mencapai sekitar 740.000 pada tahun 2024.

    Departemen itu memperingatkan dalam laporannya bahwa kebijakan Israel secara cepat dan tidak dapat diubah lagi menghilangkan solusi dua negara yang layak.

    Laporan badan itu menunjukkan kalau jika pembangunan dan perluasan permukiman di Tepi Barat berlanjut seperti biasa, permukiman tersebut dapat meluas hingga 5 kali ukurannya saat ini di tanah yang disita.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menganggap permukiman di wilayah yang diduduki sebagai kegiatan ilegal, dan telah menyerukan selama puluhan tahun -secara sia-sia- agar hal itu dihentikan.

    PBB memperingatkan bahwa hal itu merusak peluang penyelesaian konflik sesuai dengan prinsip solusi dua negara.

    Sejak dimulainya perang pemusnahan di Jalur Gaza, Tel Aviv telah mempercepat dan memperluas laju pembangunan permukiman di Tepi Barat, dan pembicaraannya untuk mencaplok Tepi Barat ke Israel telah meningkat, dan penolakannya terhadap pembentukan negara Palestina yang merdeka telah meningkat.

    Pemerintah Benjamin Netanyahu menuntut agar Presiden AS Donald Trump mengakui kedaulatan Israel atas Tepi Barat, sesuatu yang terakhir dikatakan pada tanggal 4 Februari dan pemerintahannya akan segera mengeluarkan keputusan.

    Selama puluhan tahun, Israel telah menduduki tanah di Palestina, Suriah, dan Lebanon, dan menolak untuk menarik diri dari wilayah tersebut dan mendirikan negara Palestina yang merdeka – dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya – di perbatasan sebelum perang tahun 1967.

     

    (oln/thntnl/khbrn/*)

     
     

     

  • Sentimen Anti-Muslim Meningkat di Inggris, Apa Penyebabnya?

    Sentimen Anti-Muslim Meningkat di Inggris, Apa Penyebabnya?

    Jakarta

    Sentimen kebencian terhadap Muslim di Britania Raya melonjak ke rekor tertinggi tahun lalu, menurut temuan organisasi yang mendata Islamofobia.

    Hampir 6.000 laporan yang diterima Tell Mama (Measuring Anti-Muslim Attacks) terkonfirmasi sebagai insiden anti-Muslim. Jumlah ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dua tahun lalu.

    Jumlah laki-laki yang menjadi sasaran lebih banyak dibandingkan perempuan. Ini adalah yang pertama kalinya sejak Tell Mama didirikan pada tahun 2012.

    Dalam laporannya, organisasi itu mengatakan telah terjadi “lonjakan retorika yang dengan keliru menggambarkan Muslim sebagai teroris atau simpatisan teroris” menyusul pecahnya konflik Israel-Gaza dan pembunuhan Southport.

    Seorang juru bicara pemerintah menyebut temuan tersebut “sangat mengkhawatirkan” dan mengatakan akan “berupaya memberantas kebencian dan rasisme anti-Muslim di mana pun itu terjadi”.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Tell Mama mencatat sebanyak 6.313 kasus kebencian anti-Muslim pada tahun 2024. atau meningkat 43% dibandingkan tahun sebelumnya.

    Kelompok itu berhasil memverifikasi 5.837 dari total laporan tersebut.

    Organisasi tersebut menggambarkan dirinya sebagai agen terkemuka dalam pemantauan kejahatan kebencian anti-Muslim.

    Mereka mengeklaim telah mendokumentasikan peningkatan tajam dalam insiden offline dengan 3.680 kasus yang dilaporkan.

    Angka ini naik 72% dibandingkan dua tahun lalu.

    Bendera Palestina dilukis di dinding di komunitas Muslim sekitar Watney Street di Shadwell pada tanggal 31 Januari 2025 di London, Inggris Raya. Sentimen Islamofobia di negara itu dilaporkan meningkat sejak konflik Gaza. (Getty Images)

    Sebagian besar kasus yang terjadi di lapangan adalah perilaku kasar.

    Selain itu, terdapat pula insiden penyerangan fisik, diskriminasi, dan vandalisme.

    Kebanyakan serangan terjadi di area publik seperti jalanan dan taman. Jumlah kejadian di tempat kerja dilaporkan lebih sedikit.

    Untuk pertama kalinya sejak Tell Mama didirikan pada 2012, lebih banyak pria daripada perempuan menjadi sasaran kebencian anti-Muslim dan Islamofobia.

    Tell Mama mengatakan bahwa perubahan tersebut mencerminkan “dampak yang mendalam dari stereotip berbahaya yang memicu perpecahan masyarakat dan memperkuat gagasan salah tentang identitas Muslim”.

    Baca juga:

    Serangan anti-Muslim melonjak di Britania Raya setelah pembunuhan Southport yang terjadi pada Juli lalu serta pecahnya konflik Israel-Gaza pada Oktober 2023.

    Menurut laporan tersebut, lebih dari setengah insiden Islamofobia daring atau online tahun lalu terjadi setelah tiga perempuan muda dibunuh di kelas dansa di Southport.

    Mayoritas dari insiden ini terjadi di platform media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter).

    Setelah pembunuhan tersebut, disinformasi tentang identitas pelaku menyebar secara daring dan memicu kerusuhan sipil yang meluas di seluruh negara Eropa Barat itu.

    Pelaku pembunuhan, Axel Rudakubana, pemuda berusia 18 tahun yang lahir di Cardiff dari keluarga Rwanda yang menetap di Inggris, kini tengah menjalani hukuman minimal 52 tahun penjara.

    Tell Mama mengatakan terjadi “lonjakan retorika yang keliru menggambarkan Muslim sebagai teroris atau simpatisan teroris” sejak serangan Hamas 7 Oktober 2023 terhadap Israel dan kerusuhan pada 2024 yang dipicu pembunuhan Southport.

    Suasana jalan di Pasar Whitechapel, Whitechapel High Street, London, Inggris Raya pada tanggal 31 Januari 2025. (Getty Images)

    Direktur Tell Mama, Iman Atta, mendesak pemerintah segera mengambil langkah-langkah tegas dan menyeluruh untuk menanggapi lonjakan Islamofobia ini.

    “Kebencian anti-Muslim terus dirasakan oleh semakin banyak Muslim Inggris, baik di tingkat jalanan maupun daring. Dukungan terhadap korban kebencian anti-Muslim sangat dibutuhkan sekarang…lebih dari yang sudah-sudah.”

    Iman Atta mengimbau publik agar “bersatu melawan kebencian dan ekstremisme”.

    Selain itu, dia mendesak agar para pejabat “mempertimbangkan bagaimana pilihan bahasa mereka mempunyai risiko menciptakan stereotip terhadap masyarakat. Hal itu mempengaruhi diskusi secara daring dan luring.”

    Menanggapi temuan tersebut, pemerintah Inggris dalam pernyataan resminya mengatakan bahwa “serangan dan kebencian terhadap komunitas Muslim sama sekali tidak dapat diterima dan tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita”.

    Juru bicara pemerintah menambahkan: “Kami benar-benar bertekad untuk menjembatani perpecahan antar komunitas dan bekerja sama erat dengan kelompok masyarakat, badan amal, dan mitra sektor publik untuk mengatasi kebencian apa pun bentuknya.”

    Berita terkait:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Demi Redam Amarah Netanyahu, Hamas Selidiki Kesalahan Penyerahan Jenazah Sandera Israel – Halaman all

    Demi Redam Amarah Netanyahu, Hamas Selidiki Kesalahan Penyerahan Jenazah Sandera Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu marah setelah Hamas salah menyerahkan jenazah para sandera.

    Hamas seharusnya menyerahkan empat jenazah, yakni Shiri Bibas beserta kedua anaknya, Kfir dan Ariel, serta Oded Lifshitz.

    Namun, ternyata jenazah Shiri Bibas tak ada di dalam peti mati yang diserahkan oleh Hamas kepada Israel.

    Akibatnya, Benjamin Netanyahu mengancam akan melakukan pembalasan karena gagal melepaskan jenazah sandera Shiri Bibas.

    Basem Naim, anggota biro politik Hamas, mengatakan “kesalahan yang tidak diharapkan” bisa saja terjadi, terutama karena pemboman Israel telah mencampurkan jasad sandera Israel dan warga Palestina, yang ribuan di antaranya masih terkubur di reruntuhan.

    “Kami menegaskan bahwa tidak sesuai dengan nilai-nilai atau kepentingan kami untuk menahan badan mana pun atau tidak mematuhi perjanjian dan kesepakatan yang kami tandatangani,” kata Basem Naim, dikutip dari Reuters.

    Hamsas mengatakan secara terpisah bahwa pihaknya akan menyelidiki pernyataan Israel dan mengumumkan hasilnya.

    Kegagalan menyerahkan jenazah keempat peti mati pada hari Kamis, memicu kemarahan di Israel dan memicu ancaman pembalasan dari Netanyahu.

    “Kami akan bertindak dengan tekad untuk membawa pulang Shiri beserta seluruh sandera kami – baik yang hidup maupun yang sudah meninggal – dan memastikan Hamas membayar harga penuh atas pelanggaran perjanjian yang kejam dan jahat ini,” kata Netanyahu.

    Ia menuduh Hamas bertindak “dengan cara yang sangat sinis” dengan menempatkan jasad seorang wanita Gaza di dalam peti jenazah, bukan Bibas.

    Hamas mengatakan pada November 2023 bahwa anak-anak dan ibu mereka telah tewas dalam serangan udara Israel.

    Kedua belah pihak telah berulang kali menuduh pihak lain melakukan pelanggaran gencatan senjata, dengan Hamas mengancam akan menunda pembebasan sandera atas apa yang disebutnya penolakan Israel untuk mengizinkan bahan perumahan dan bantuan lainnya masuk ke Gaza.

    Palang Merah mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya “prihatin dan tidak puas” dengan fakta bahwa penyerahan jenazah tidak dilakukan secara pribadi dan bermartabat.

    Salah satu kelompok utama yang mewakili keluarga sandera mengatakan mereka “ngeri dan hancur” mendengar berita bahwa jenazah Shiri Bibas belum dikembalikan, tetapi menyerukan gencatan senjata untuk terus membawa kembali seluruh 70 sandera yang masih berada di Gaza.

    “Selamatkan mereka dari mimpi buruk ini,” kata Forum Sandera dan Keluarga Hilang dalam sebuah pernyataan.

    Meskipun ada kemarahan atas Shiri Bibas, tidak ada indikasi bahwa Israel tidak akan mengambil bagian dalam pembicaraan mengenai fase kedua kesepakatan gencatan senjata.

    Militer Sebut Anak-Anak Bibas Dibunuh secara Keji

    Militer Israel menuduh Hamas telah membunuh dua anak laki-laki Bibas dengan “darah dingin” dan dengan “tangan kosong”.

    “Ariel dan Kfir Bibas dibunuh oleh teroris dengan darah dingin.”

    “Mereka tidak menembak dua anak laki-laki itu – mereka membunuh mereka dengan tangan kosong.”

    “Setelah itu, mereka melakukan tindakan mengerikan untuk menutupi kekejaman ini,” kata juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, dikutip dari AFP.

    Secara terpisah, keluarga Bibas menuduh Benjamin Netanyahu gagal melindungi orang-orang yang mereka cintai selama serangan Hamas pada tahun 2023 dan gagal membawa mereka pulang.

    Komentar keluarga tersebut merupakan yang pertama sejak Israel mengumumkan bahwa jenazah yang diterima dari Hamas pada hari Kamis bukanlah jenazah Shiri Bibas seperti yang diklaim oleh kelompok militan Palestina tersebut.

    Halaman tersebut mengonfirmasi bahwa tiga jenazah lainnya yang diserahkan adalah jenazah aktivis perdamaian veteran Oded Lifshitz dan dua putra Shiri, Kfir dan Ariel.

    Kakak ipar Shiri, Ofri Bibas, menuduh bahwa otoritas Israel, khususnya Netanyahu, telah gagal melindungi para sandera dan telah menelantarkan mereka.

    “Adalah tanggung jawab dan kewajiban Israel untuk membawa mereka kembali hidup-hidup,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis atas nama keluarga melalui kelompok kampanye Israel, Forum Sandera dan Keluarga Hilang.

    “Tidak ada pengampunan bagi mereka yang menelantarkan mereka pada tanggal 7 Oktober, dan tidak ada pengampunan bagi mereka yang menelantarkan mereka dalam penahanan.”

    “Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, kami tidak menerima permintaan maaf dari Anda di saat yang menyakitkan ini,” katanya.

    Ofri Bibas pun memohon kepada Presiden AS Donald Trump untuk membantu Israel dan keluarganya menyelesaikan misi penting ini. (*)

  • Shin Bet Tangkap Para Tersangka Pengangkut Pelaku Bom Bus Tel Aviv: Ada Warga Yahudi Israel – Halaman all

    Shin Bet Tangkap Para Tersangka Pengangkut Pelaku Bom Bus Tel Aviv: Ada Warga Yahudi Israel – Halaman all

    Shin Bet Tangkap Tersangka Pengangkut Pelaku Bom Bus Tel Aviv: Ada Warga Yahudi Israel

    TRIBUNNEWS.COM – Badan keamanan Israel, Shin Bet dilaporkan menangkap sejumlah tersangka peledakan sejumlah bus kosong di pinggiran kota Tel Aviv, Bat Yam dan Holon Jumat (21/2/2025) dini hari.

    “Shin Bet menangkap tiga tersangka, termasuk sedikitnya satu orang Yahudi Israel, yang diduga mengemudikan sedikitnya satu orang yang diduga meledakkan beberapa bom di bus-bus tersebut,” tulis laporan Times of Israel, Jumat.

    Media berbahasa Ibrani melaporkan bahwa tersangka Yahudi Israel akan dibawa untuk sidang penahanan hari ini.

    Selain itu, seorang warga Palestina yang berada di Israel secara ilegal juga dilaporkan ditahan terkait dengan serangan tersebut serta sedikitnya satu tersangka lainnya.

    Shin Bet menolak berkomentar, dengan alasan penyelidikan masih berlangsung.

    Curiga Bom Berasal dari Tepi Barat

    Tidak ada korban luka yang dilaporkan dalam peledakan bus-bus tersebut.

    Pihak berwenang Israel mengatakan ledakan pertama terjadi di depo bus dekat stadion Bat Yam, diikuti ledakan lain di tempat parkir terdekat.

    Ledakan ketiga kemudian dilaporkan terjadi di depo dekat Wolfson Medical Center di Holon, Tel Aviv.

    “Setelah ledakan tersebut, polisi menemukan bom yang belum meledak yang terpasang di sebuah bus di Bat Yam, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan serangan yang lebih luas. Bom tersebut, yang beratnya lima kilogram, bertuliskan huruf Arab,” tulis laporan media Israel, Ynet.

    Komandan Polisi Distrik Tel Aviv Chaim Sargrof mengatakan, “Alat peledak itu ditemukan bersama alat pengatur waktu. Saya dapat mengatakan bahwa alat itu kasar; alat itu tampaknya berasal dari Tepi Barat.”

    Sargrof menambahkan, “Ini adalah insiden yang terjadi secara serentak di beberapa lokasi. Sampai saat ini, pencarian di kereta dan bus telah selesai, dan kami sedang berupaya untuk menentukan berapa banyak tersangka yang terlibat.”

    Dalam respons Israel atas peledakan tersebut, Radio tentara pendudukan Israel melaporkan kalau IDF memutuskan untuk mengerahkan 3 batalyon baru untuk memperkuat pasukannya di Tepi Barat.

    “Pengerahan 3 batalyon IDF ini dilakukan setelah operasi serangan Bat Yam, yang mencakup penempatan alat peledak di sejumlah bus,” tulis laporan tersebut dilansir Khaberni, Jumat.

    Amukan IDF atas serangkaian ledakan ini dikhawatirkan membuat Tepi Barat yang diduduki tengah menghadapi krisis baru dan eskalasi berbahaya yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Seorang pejabat di Kantor Perdana Menteri Israel, mengatakan sebelumnya pada Jumat kalau Benjamin Netanyahu memandang pemboman di Tel Aviv dengan sangat serius dan akan memerintahkan operasi ofensif yang ketat di Tepi Barat.

    “Dengan dalih insiden “pengeboman bus” di Tel Aviv, IDF akan menambah catatan operasi “Tembok Besi” yang telah memasuki bulan kedua, di mana agresi ini telah menelan puluhan korban jiwa dan luka-luka,” tulis laporan Khaberni.

    Kantor Perdana Menteri Israel, juga mengumumkan kalau Netanyahu telah mengeluarkan perintah kepada IDF untuk melaksanakan operasi intensif di Tepi Barat terhadap apa yang ia gambarkan sebagai “sarang teroris”.

    Perintah pengintensifan agresi militer ini bertepatan dengan keputusan untuk mengerahkan 3 unit baru setelah insiden pengeboman bus.

    TERBAKAR – Sebuah bus terbakar setelah ledakan di tempat parkir di Bat Yam, Tel Aviv, 20 Februari 2025. Seorang tersangka peledakan bus Tel Aviv dilaporkan merupakan seorang Yahudi Israel. (timesofisrael)

    Analis: Bisa Jadi Rekayasa

    Beberapa analis mengungkapkan kemungkinan bahwa ledakan tersebut bukan sekadar insiden biasa.

    Melainkan sebuah rekayasa untuk mengalihkan perhatian publik dari situasi politik yang tengah memanas di Israel.

    Seorang analis Israel, Ihab Jabarin menyoroti kecepatan Israel dalam menyimpulkan bahwa insiden ini bersifat nasionalistis.

    Ia mempertanyakan siapa yang akan diuntungkan dari kejadian ini, terutama di tengah kritik terhadap pemerintah Israel terkait pemulangan tahanan dalam peti mati.

    Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Jabarin mengingatkan bahwa insiden serupa telah terjadi di masa lalu, sering kali tanpa klaim tanggung jawab dari pihak mana pun.

    Namun, waktu kejadian ini mencurigakan, karena terjadi ketika pemerintah Israel berada dalam tekanan akibat kebijakan perangnya di Gaza dan Tepi Barat. 

    Jabarin berspekulasi bahwa Israel dapat memanfaatkan insiden ini untuk memperkuat narasi keamanan nasional serta meningkatkan agresinya di Tepi Barat dan Gaza.

    Tekanan Politik dan Intelijen Israel

    Selain itu, ledakan ini juga dapat berdampak pada dinamika politik dalam negeri Israel. 

    Jabarin menduga bahwa insiden ini mungkin memberikan alasan bagi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengganti Kepala Shin Bet, Ronen Bar, setelah sebelumnya Kepala Staf Militer Herzl Halevi mengundurkan diri akibat tekanan dari koalisi sayap kanan.

    Sementara itu, pakar militer Brigadir Jenderal Elias Hanna mencatat bahwa respons militer Israel terhadap ledakan ini menunjukkan adanya kepanikan. 

    Ia mengkritik kegagalan intelijen Israel dalam mendeteksi ancaman ini sejak awal serta langkah militer yang berlebihan dalam menampilkan bom yang telah dijinakkan kepada publik.

    Hanna juga menyoroti fokus Israel pada tulisan Arab di bom tersebut, yang menurutnya tidak memiliki signifikansi militer, dikutip dari Palestine Chronicle.

    Di tengah ketegangan ini, laporan dari situs berita Walla mengungkap bahwa alat peledak yang ditemukan di Bat Yam direncanakan untuk meledak secara bersamaan pada Jumat pagi. 

    Radio militer Israel juga mengklaim bahwa upaya pengeboman ini kemungkinan berasal dari Tepi Barat.

    Sementara itu, operasi militer Israel di kamp-kamp pengungsi di Tepi Barat utara terus berlanjut selama sebulan terakhir.

    Puluhan warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, telah menjadi korban tewas akibat agresi ini. 

    Sebagian besar wilayah di Tepi Barat seperti, kamp pengungsi di Tulkarm, Nour Shams, dan Jenin hancur akibat serangan Israel.

    Ledakan di Bat Yam, baik disengaja maupun tidak, meningkatkan ketegangan antara Israel dan Palestina serta memicu spekulasi mengenai motif di balik insiden tersebut.

  • 9 Update Timur Tengah: Arab Kompak Lawan Trump-Bomber Nuklir Wara-wiri

    9 Update Timur Tengah: Arab Kompak Lawan Trump-Bomber Nuklir Wara-wiri

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perkembangan terbaru terus muncul dalam perang antara Israel dan milisi Hamas di wilayah Gaza, Palestina. Kondisi geopolitik semakin panas setelah Presiden AS Donald Trump mengambil langkah untuk mencaplok Gaza dan mengusir seluruh warga wilayah itu dari Tanah Airnya.

    Berikut perkembangan terbaru konflik tersebut dikutip dari berbagai sumber, Jumat (21/2/2025):

    1. Raja Salman Kumpulkan Negara Arab Lawan Trump

    Sejumlah pemimpin negara Arab berkumpul di Arab Saudi. Mereka berkumpul untuk untuk menyusun rencana pemulihan Gaza yang bertujuan untuk melawan usulan Presiden Donald Trump agar Amerika Serikat (AS) mengendalikan wilayah tersebut dan mengusir penduduknya.

    Mengutip AFP, negara-negara yang bertemu di Arab Saudi adalah enam negara anggota Dewan Kerjasama Teluk bersama dengan Mesir dan Yordania. Dalam sebuah catatan pertemuan, isu membangun kembali Gaza akan menjadi isu utama, setelah Trump mengutip rekonstruksi sebagai pembenaran untuk merelokasi penduduknya.

    Sumber Saudi mengatakan pembicaraan akan membahas ‘versi rencana Mesir’. Namun mantan diplomat Mesir Mohamed Hegazy menguraikan sebuah rencana dalam tiga fase teknis selama periode tiga hingga lima tahun.

    “Tahap pertama, yang berlangsung selama enam bulan, akan difokuskan pada pemulihan awal dan pemindahan puing-puing,” katanya.

    Yang kedua akan memerlukan konferensi internasional untuk memberikan rincian rekonstruksi. Tahapan ini akan fokus pada pembangunan kembali infrastruktur utilitas.

    “Dan yang terakhir akan memerlukan perencanaan kota, rekonstruksi perumahan, penyediaan layanan dan pembentukan jalur politik untuk melaksanakan solusi dua negara,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Hegazy juga rencana tersebut akan terdiri dari para ahli yang akan secara politik dan hukum berada di bawah Otoritas Palestina. Hamas juga disebutnya akan diharuskan mundur dari panggung politik dalam periode mendatang.

    “Rencana tersebut juga berupaya untuk mengatasi masalah rumit pengawasan pasca perang untuk Gaza, yang telah dikuasai Hamas sejak 2007 dengan pemerintahan Palestina yang tidak berpihak pada faksi mana pun,” ujarnya.

    Meski begitu, hasil pertemuan di Riyadh ini tidak akan diputuskan segera. Nantinya, apa yang diputuskan dalam forum ini akan muncul dalam agenda pertemuan puncak darurat Liga Arab yang akan diadakan di Mesir pada tanggal 4 Maret.

    Seorang diplomat Arab yang paham dengan urusan Teluk mengatakan kepada AFP bahwa tantangan terbesar yang dihadapi rencana Mesir adalah bagaimana membiayainya. Apalagi, kerusakan infrastruktur di Gaza telah mencapai lebih dari 70%.

    Sebelumnya, Trump telah menegaskan kembali pernyataannya untuk mencaplok Gaza dan membuatnya menjadi Riviera Timur Tengah, namun dengan mengusir warga wilayah pesisir Palestina itu. Senin pekan lalu, ia mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk “membeli dan memiliki” Gaza serta meningkatkan tekanan pada Yordania dan Mesir yang menentang rencana itu, termasuk dengan ancaman sanksi keuangan.

    2. Netanyahu Hajar Tepi Barat 

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan operasi intensif militer di Tepi Barat yang diduduki, Jumat. Hal ini dilakukannya setelah tiga bus meledak di Israel Tengah pekan ini.

    Mengutip AFP, Kantor Netanyahu mengatakan di media sosial pada Jumat pagi bahwa ia telah menyelesaikan penilaian keamanan dengan pejabat tinggi. Netanyahu kemudian memerintahkan operasi kontra terorisme baru serta meningkatkan keamanan di kota-kota Israel.

    “PM telah memerintahkan IDF (militer) untuk melakukan operasi intensif terhadap pusat-pusat terorisme di Yudea dan Samaria,” kata kantor Netanyahu di X, menggunakan istilah alkitabiah untuk Tepi Barat.

    “PM juga memerintahkan Polisi Israel dan ISA (badan keamanan internal) untuk meningkatkan aktivitas pencegahan terhadap serangan tambahan di kota-kota Israel,” tambahnya.

    Perintah ini dikeluarkan Netanyahu setelah tiga perangkat meledak di bus-bus di kota Bat Yam pada Kamis malam. Sejauh ini, masih ada dua bom yang dalam proses penjinakan oleh tim penjinak bom, dengan dilaporkan tidak ada korban atas kejadian itu

    Pasukan keamanan dan unit penjinak bom terlihat oleh seorang jurnalis AFP saat mereka memeriksa sisa-sisa bus yang hancur. Media Israel mengatakan bahwa pengemudi bus di seluruh negeri telah diminta untuk berhenti dan memeriksa kendaraan mereka untuk mencari alat peledak tambahan.

    “Unit penjinak bom polisi sedang memindai benda-benda mencurigakan lainnya. Kami menghimbau masyarakat untuk menghindari area tersebut dan tetap waspada terhadap benda-benda mencurigakan,” timpal Kepolisian Israel.

    Menteri Pertahanan Israel Katz menduga bom itu dilakukan kelompok-kelompok ‘teroris Palestina’. Ia pun memerintahkan peningkatan operasi untuk menggagalkan terorisme di kamp-kamp pengungsi Tepi Barat, khususnya Tulkarem.

    Militer telah melakukan penggerebekan hampir setiap hari di kota-kota dan kamp-kamp Tepi Barat selama beberapa minggu ini yang menargetkan militan Palestina. Banyak warga sipil Palestina juga tewas dalam penggerebekan tersebut, sementara pasukan keamanan Israel telah menghancurkan rumah-rumah dan infrastruktur.

    Kekerasan di Tepi Barat, yang telah diduduki Israel sejak 1967, telah meningkat sejak pecahnya perang di Jalur Gaza pada Oktober 2023. Setidaknya 897 warga Palestina termasuk militan telah dibunuh oleh pasukan Israel atau pemukim di Tepi Barat sejak perang Gaza dimulai.

    Di sisi lain, setidaknya 32 warga Israel, termasuk beberapa tentara, tewas dalam serangan atau konfrontasi Palestina selama operasi Israel di Tepi Barat selama periode yang sama, menurut angka resmi Israel.

    3. Bomber AS Terbang ke Timur Tengah

    Militer AS telah melaksanakan Misi Gugus Tugas Pengebom kedua di Timur Tengah untuk kedua kalinya dalam 48 jam. Hal ini disampaikan Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) pada hari Kamis..

    Dalam informasi yang dibagikan CENTCOM dan dikutip Al Arabiya, dua pesawat pengebom B-52 terbang dari RAF Fairford, Inggris. Pesawat itu terbang melintasi Eropa dan enam negara mitra di Timur Tengah, yang meliputi pengisian bahan bakar udara dan misi pelatihan di lapangan tembak.

    Satu negara mitra, yang tidak disebutkan namanya, menyediakan pengawalan pesawat tempur bagi para pengebom selama misi tersebut.

    “Misi tersebut adalah untuk menunjukkan kemampuan proyeksi kekuatan dan integrasi negara mitra di kawasan tersebut,” kata CENTCOM.

    Misi serupa dengan juga dilakukan Selasa lalu. Dua pesawat pengebom B-52 dari pangkalan Inggris yang sama membawa mereka melintasi sembilan negara di wilayah tanggung jawab CENTCOM.

    Misi tersebut meliputi pengisian bahan bakar udara dan pengiriman amunisi aktif, dengan F-15 Amerika dan pesawat tempur dari empat negara mitra mengawal para pengebom tersebut.

    Penerbangan ini sendiri dilakukan saat sejumlah negara Timur Tengah berkumpul di Arab Saudi untuk melawan rencana Presiden AS Donald Trump untuk mencaplok wilayah Gaza, Palestina. Diketahui, wilayah itu telah hancur karena perang antara Israel dengan milisi penguasa wilayah itu, Hamas.

    Sejauh ini, sejumlah negara Arab seperti Mesir dan Yordania telah menolak rencana itu. Hal ini disebabkan niatan Trump yang juga ingin menggeser warga Gaza dari tanah airnya untuk memuluskan pencaplokan itu.

    4. Hamas Umumkan Nama Tawanan Israel yang Akan Dibebaskan

    Sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, telah menamai tawanan Israel yang akan dibebaskan pada hari Sabtu dengan imbalan tawanan Palestina. Nama-nama itu adalah Eliya Cohen, Omer Shem-Tov, Omer Wenkert, Tal Shoham, Avera Mengistu dan Hisham al-Sayed.

    5. Komite Penyelamatan Internasional (IRC) 

    IRC telah merilis pernyataan yang menyebutkan sedikitnya 224 anak Palestina telah tewas di Tepi Barat yang diduduki sejak Januari 2023, yang merupakan setengah dari semua kematian anak di Tepi Barat sejak pencatatan PBB dimulai pada tahun 2005.

    “Lonjakan kekerasan ini menyebabkan trauma yang mendalam dan mencegah IRC dan mitra untuk menanggapi dan memenuhi kebutuhan yang meningkat di Jenin, salah satu daerah yang paling parah terkena dampak,” kata pernyataan itu.

    Di Jenin, IRC mengatakan telah “berusaha untuk mendukung anak-anak yang terkena dampak krisis dengan mengadaptasi ruang kelas dan membekali para pendidik untuk mengatasi trauma” dalam kemitraan dengan organisasi Palestina Pusat Kreativitas Guru (TCC).

    “Operasi militer yang sedang berlangsung, termasuk serangan udara, telah membuat hampir mustahil untuk memberikan layanan vital ini dengan aman,” tambahnya..

    6. Presiden Israel Serang Hamas

    Presiden Israel Isaac Herzog menuduh Hamas melakukan tindakan kejam. Ini setelah militer mengklaim bahwa kelompok itu kemarin menyerahkan jenazah seorang wanita tak dikenal, bukan seorang tawanan.

    “Jenazah Ariel dan Kfir, yang begitu murni dan tak berdosa, telah diidentifikasi, sementara ibu mereka tercinta, Shiri, masih ditawan,” kata Herzog dalam sebuah pernyataan, merujuk pada dua anak yang jenazahnya dikembalikan kemarin.

    “Ini adalah pelanggaran yang mengejutkan dan mengerikan terhadap perjanjian gencatan senjata, tindakan kejam lainnya oleh teroris Hamas, yang terus menunjukkan ketidakpedulian terhadap kemanusiaan.”

    7. Hamas Beri Pesan ke Liga Arab

    Sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, buka suara untuk membalas pernyataan asisten sekretaris jenderal Liga Arab, Hossam Zaki. Ia sebelumnya menyatakan bahwa pelepasan kekuasaan Hamas di Gaza akan mewakili kepentingan rakyat Palestina.

    “Pendekatan politik dan administratif untuk mengelola Jalur Gaza selama berbagai dialog, khususnya dengan saudara-saudara kami di Mesir, termasuk menyetujui pembentukan pemerintahan konsensus nasional,” kata Hamas.

    “Kami menegaskan bahwa Hamas akan terus menempatkan kepentingan tertinggi rakyat Palestina di jantung semua keputusannya terkait situasi di Jalur Gaza setelah perang, dalam kerangka konsensus nasional, dan jauh dari campur tangan apa pun oleh pendudukan atau Amerika Serikat,” bunyi pernyataan itu.

    “Kami juga menyerukan kepada Liga Arab untuk mendukung posisi ini dan tidak mengizinkan pengesahan proyek apa pun yang akan mengancam sistem keamanan nasional Arab,” tambah Hamas.

    8. Menteri Israel Ngegas Hancurkan Hamas

    Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, mengatakan negaranya tidak boleh tinggal diam atas ‘pelanggaran berat’ yang dilakukan oleh Hamas. Pernyataan itu muncul setelah Israel mengklaim bahwa salah satu dari empat jenazah yang diserahkan Hamas kemarin adalah seorang wanita tak dikenal dan bukan jenazah tawanan seperti yang dijanjikan oleh kelompok tersebut.

    “Pelanggaran berat oleh Hamas dan penyiksaan yang terus berlanjut tidak dapat dihadapi dengan diam. Begitu pula dengan pengetahuan pasti bahwa mereka secara brutal membunuh Ariel dan Kfir yang masih muda saat ditawan,” tuturnya, merujuk pada dua anak yang jenazahnya dikembalikan kemarin.

    “Satu-satunya solusi adalah penghancuran Hamas dan itu tidak boleh ditunda,” tambahnya.

    9. Analis Israel: Tel Aviv dalam Bahaya

    Analis politik Israel Akiva Eldar mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan hari Kamis terhadap bus-bus Tel Aviv telah melumpuhkan transportasi umum di daerah tersebut pada hari yang sibuk menjelang akhir pekan.

    “Banyak tentara yang pulang ke rumah untuk menghabiskan akhir pekan dan suasana menjadi tegang,” kata Eldar.

    “Kami tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dengan para tawanan. Kami mendengar berbagai rumor tentang rencana Presiden Trump terkait Gaza, relokasi orang-orang, dan adanya eskalasi di Tepi Barat dan sekarang yang kami lihat adalah bahwa Tel Aviv tidak aman,” ujarnya.

    (sef/sef)

  • Perang Baru Palestina, Netanyahu Umumkan Operasi Militer Baru Israel

    Perang Baru Palestina, Netanyahu Umumkan Operasi Militer Baru Israel

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan operasi intensif militer di Tepi Barat yang diduduki, Jumat (21/2/2025). Hal ini dilakukannya setelah tiga bus meledak di Israel Tengah pekan ini.

    Mengutip AFP, kantor Netanyahu mengatakan di media sosial pada Jumat pagi bahwa ia telah menyelesaikan penilaian keamanan dengan pejabat tinggi. Netanyahu kemudian memerintahkan operasi kontra terorisme baru serta meningkatkan keamanan di kota-kota Israel.

    “PM telah memerintahkan IDF (militer) untuk melakukan operasi intensif terhadap pusat-pusat terorisme di Yudea dan Samaria,” kata kantor Netanyahu di X, menggunakan istilah alkitabiah untuk Tepi Barat.

    “PM juga memerintahkan Polisi Israel dan ISA (badan keamanan internal) untuk meningkatkan aktivitas pencegahan terhadap serangan tambahan di kota-kota Israel,” tambahnya.

    Perintah ini dikeluarkan Netanyahu setelah tiga perangkat meledak di bus-bus di kota Bat Yam pada Kamis malam. Sejauh ini, masih ada dua bom yang dalam proses penjinakan oleh tim penjinak bom, dengan dilaporkan tidak ada korban atas kejadian itu

    Pasukan keamanan dan unit penjinak bom terlihat oleh seorang jurnalis AFP saat mereka memeriksa sisa-sisa bus yang hancur. Media Israel mengatakan bahwa pengemudi bus di seluruh negeri telah diminta untuk berhenti dan memeriksa kendaraan mereka untuk mencari alat peledak tambahan.

    “Unit penjinak bom polisi sedang memindai benda-benda mencurigakan lainnya. Kami menghimbau masyarakat untuk menghindari area tersebut dan tetap waspada terhadap benda-benda mencurigakan,” timpal Kepolisian Israel.

    Menteri Pertahanan Israel Katz menduga bom itu dilakukan kelompok-kelompok ‘teroris Palestina’. Ia pun memerintahkan peningkatan operasi untuk menggagalkan terorisme di kamp-kamp pengungsi Tepi Barat, khususnya Tulkarem.

    Militer telah melakukan penggerebekan hampir setiap hari di kota-kota dan kamp-kamp Tepi Barat selama beberapa minggu ini yang menargetkan militan Palestina. Banyak warga sipil Palestina juga tewas dalam penggerebekan tersebut, sementara pasukan keamanan Israel telah menghancurkan rumah-rumah dan infrastruktur.

    Kekerasan di Tepi Barat, yang telah diduduki Israel sejak 1967, telah meningkat sejak pecahnya perang di Jalur Gaza pada Oktober 2023. Setidaknya 897 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel atau pemukim di Tepi Barat sejak perang Gaza dimulai.

    Di sisi lain, setidaknya 32 warga Israel termasuk beberapa tentara, tewas dalam serangan atau konfrontasi Palestina selama operasi Israel di Tepi Barat selama periode yang sama. Di wilayah Gaza, saat Israel melancarkan perangnya melawan Hamas, lebih dari 48.000 warga Palestina tewas.

    (sef/sef)

  • LDII Jakut gandeng Densus 88 dan Kemenag edukasi tentang kebangsaan

    LDII Jakut gandeng Densus 88 dan Kemenag edukasi tentang kebangsaan

    Kami berharap melalui kegiatan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat tentang bahaya intoleransi dan pentingnya menjaga keberagaman sebagai kekuatan bangsa

    Jakarta (ANTARA) – Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Kota Jakarta Utara menggandeng Direktorat Pencegahan Densus 88 Antiteror Polri dan Kantor Kementerian Agama Jakarta Utara untuk mengedukasi masyarakat tentang kebangsaan

    Ketua DPD LDII Jakarta Utara, Pudya Sanjaya menjelaskan edukasi tentang kebangsaan ini bertujuan untuk mencegah penyebaran paham intoleransi, radikalisme, ektremisme, dan terorisme.

    “Kami berharap melalui kegiatan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat tentang bahaya intoleransi dan pentingnya menjaga keberagaman sebagai kekuatan bangsa,” kata Pudya di Jakarta, Jumat.

    Ia merasa bersyukur kegiatan ini dapat terselenggara sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran bersama dalam menjaga persatuan, keamanan, serta ketahanan bangsa dari ancaman paham yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

    Menurut dia Indonesia adalah negara yang besar dengan keberagaman suku, agama, dan budaya. Keberagaman ini adalah kekuatan, bukan kelemahan.

    Oleh karena itu, lanjutnya semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, moderasi beragama, serta semangat gotong royong.

    Apalagi, lanjutnya di era digital ini, penyebaran paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme semakin canggih dan sulit terdeteksi.

    Ia mengatakan deteksi dini menjadi hal yang sangat krusial agar kita bisa mencegah bibit-bibit perpecahan dan kekerasan sebelum berkembang lebih luas.

    “Salah satu langkah utamanya adalah dengan memperkuat pendidikan karakter, pemahaman agama yang moderat, serta meningkatkan sinergi antara ulama, umara, dan masyarakat,” kata dia.

    DPD LDII Jakarta Utara menggelar sosialisasi kebangsaan dengan tema “Deteksi Dini Pencegahan Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, Terorisme, Moderasi, dan Kerukunan Umat Beragama Menuju Indonesia Emas 2045” bertempat di Ponpes Syarif Hidayatullah.

    “Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mendeteksi dan mencegah paham-paham radikal serta memperkuat moderasi beragama,” kata dia

    Selain itu, DPD LDII Jakarta Utara berkomitmen untuk terus mendukung program-program yang mendorong persatuan bangsa.

    “Kami akan terus mengedukasi warga agar memiliki wawasan kebangsaan yang kuat dan tetap berpegang pada nilai-nilai Pancasila serta UUD 1945 sebagai pedoman dalam kehidupan bernegara,” kata dia.

    Pudya berharap melalui sosialisasi ini, akan tumbuh kesadaran kolektif untuk terus menjaga keutuhan NKRI dan mewujudkan cita-cita besar menuju Indonesia Emas 2045 agar bangsa Indonesia semakin maju, sejahtera, dan tetap dalam bingkai persatuan.

    Pemateri dalam kegiatan ini AKBP Goentoro Wisnu dari Densus 88 Antiteror Polri yang memaparkan strategi pencegahan dini terhadap ancaman radikalisme dan terorisme di Indonesia.

    Selain itu, juga ada Ustad Umar Khairi, seorang mantan narapidana teroris yang kini aktif dalam program deradikalisasi.

    Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Jakarta Utara, H. Mawardi menyampaikan materi terkait peran moderasi beragama dalam menjaga kerukunan di tengah masyarakat yang beragam.

    Ia menekankan pentingnya membangun sikap toleransi dan menjunjung nilai-nilai kebangsaan guna menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

    “Bersyukur kami masih diberikan nikmat hidup di Indonesia dengan nyaman di tengah keberagaman yang ada. Negara lain, hanya bisa menyatukan mata uang saja tapi tidak mampu mengelola perbedaan yang menjadi sunatullah,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Netanyahu Perintahkan Operasi Militer di Tepi Barat Usai Ledakan Bus

    Netanyahu Perintahkan Operasi Militer di Tepi Barat Usai Ledakan Bus

    Tepi Barat

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, pada Jumat (21/2), memerintahkan operasi militer intensif terhadap apa yang disebut sebagai “pusat-pusat terorisme” di wilayah Tepi Barat. Perintah itu diberikan Netanyahu setelah ledakan mengguncang tiga bus yang ada di wilayah Israel bagian tengah.

    Kepolisian Israel menyebut ledakan yang mengguncang pada Kamis (20/2) malam waktu setempat itu bersumber dari bom-bom yang dipasang pada tiga bus di area kota Bat Yam. Dua bom lainnya berhasil dijinakkan.

    Tidak ada korban luka akibat ledakan itu. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menuduh kelompok “teroris Palestina” ada di balik rentetan ledakan tersebut.

    Kantor PM Israel dalam pernyataan via media sosial, seperti dilansir AFP, Jumat (21/2/2025), mengumumkan Netanyahu telah melakukan penilaian situasi keamanan dengan para pejabat tinggi Tel Aviv usai rentetan ledakan itu.

    Netanyahu, menurut pernyataan kantor PM Israel, memerintahkan operasi kontraterorisme dan peningkatan keamanan di kota-kota Israel.

    “Perdana Menteri telah memerintahkan IDF (Angkatan Bersenjata Israel) untuk melakukan operasi intensif terhadap pusat-pusat terorisme di area Yudea dan Samaria,” sebut kantor Netanyahu dalam pernyataan via media sosial X, menggunakan sebutan Israel untuk wilayah Tepi Barat.

    “Perdana Menteri juga memerintahkan Kepolisian Israel dan ISA (badan keamanan dalam negeri) untuk meningkatkan aktivitas pencegahan terhadap serangan-serangan tambahan di kota-kota Israel,” imbuh pernyataan itu.

    Lihat Video ‘3 Bom Meledak di Bus yang Terparkir di Israel’:

    Kepolisian Israel menyebut rentetan ledakan itu sebagai “dugaan serangan teror” dan mengerahkan sejumlah besar personelnya untuk memburu para tersangka.

    “Unit penjinak bom dari kepolisian sedang memindai benda-benda mencurigakan lainnya. Kami mengimbau masyarakat untuk menghindari area tersebut dan tetap waspada terhadap benda-benda mencurigakan,” demikian pernyataan Kepolisian Israel.

    Seorang komandan kepolisian dari wilayah Israel bagian tengah, Haim Sargarof, mengatakan bahwa peledak yang digunakan dalam rentetan ledakan bus itu mirip dengan peledak yang ditemukan pasukan militer Tel Aviv dalam operasinya di Tepi Barat.

    Sementara Katz dalam pernyataan terpisah mengatakan dirinya telah memerintahkan pasukan militer Israel untuk “mengintensifkan operasi untuk menggagalkan terorisme” di area kamp pengungsi di Tepi Barat, khususnya Tulkarem.

    Imbas dari ledakan ini, menurut laporan media lokal Israel, para pengemudi bus di seluruh wilayah Israel diminta untuk menghentikan operasional dan memeriksa kendaraan mereka untuk mencari kemungkinan peledak tambahan.

    Lihat juga Video ‘3 Bom Meledak di Bus yang Terparkir di Israel’:

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu