Kasus: Teroris

  • Pasukan AS Bunuh Pemimpin Militer Terafiliasi Al-Qaeda di Suriah

    Pasukan AS Bunuh Pemimpin Militer Terafiliasi Al-Qaeda di Suriah

    Jakarta

    Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa mereka telah membunuh seorang pemimpin militer utama Hurras al-Din. Kelompok ini cabang Al-Qaeda di Suriah yang mengumumkan pembubarannya pada bulan Januari.

    Dilansir AFP, Minggu (2/3/2025),Komando Pusat AS (CENTCOM), yang bertanggung jawab atas pasukan AS di Timur Tengah, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukannya pada tanggal 23 Februari “melakukan serangan udara presisi di Suriah Barat Laut, yang menargetkan dan membunuh Muhammed Yusuf Ziya Talay, pemimpin militer senior organisasi teroris Hurras al-Din.”

    Sejak Hurras al-Din mengumumkan pada akhir Januari bahwa mereka membubarkan diri, serangan udara AS telah menewaskan beberapa pemimpin kelompok tersebut, menurut CENTCOM.

    Pada tanggal 22 Februari, dikatakan bahwa “serangan udara presisi” telah menewaskan Wasim Tahsin Bayraqdar, seorang pemimpin kelompok yang digolongkan AS sebagai organisasi teroris.

    Pasukan AS berada di Suriah sebagai bagian dari koalisi internasional yang dibentuk pada tahun 2014 untuk memerangi para jihadis kelompok negara Islam.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    Setelah aliansi pemberontak yang dipimpin oleh kelompok Islam radikal Hayat Tahrir al-Sham menggulingkan Presiden Bashar al-Assad dan mengambil alih kekuasaan di Damaskus pada tanggal 8 Desember, Hurras al-Din mengatakan bahwa aliansi tersebut tidak perlu ada lagi.

    Kelompok tersebut, termasuk para jihadis asing, bermarkas di pegunungan Suriah barat laut.

  • Militan Kurdi Umumkan Gencatan Senjata dengan Turki Usai Konflik 40 Tahun

    Militan Kurdi Umumkan Gencatan Senjata dengan Turki Usai Konflik 40 Tahun

    Ankara

    Militan Kurdi mengumumkan gencatan senjata dengan Turki menyusul seruan penting dari pemimpin Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dipenjara, Abdullah Ocalan, yang meminta kelompok itu membubarkan diri. Gencatan senjata ini berarti mengakhiri konflik bersenjata selama 40 tahun dengan Ankara.

    Pengumuman gencatan senjata ini, seperti dilansir AFP, Sabtu (1/3/2025), merupakan reaksi pertama dari PKK setelah Ocalan menyerukan pembubaran kelompok tersebut dan meminta para pejuang PKK meletakkan senjata mereka setelah bertempur melawan militer Turki selama lebih dari empat dekade terakhir.

    “Demi membuka jalan bagi penerapan seruan pemimpin Apo (sebutan untuk Ocalan-red) untuk perdamaian dan masyarakat demokratis, kami mendeklarasikan gencatan senjata yang berlaku mulai hari ini,” tegas Komite Eksekutif PKK dalam pernyataan via kantor berita pro-PKK, ANF, pada Sabtu (1/3) waktu setempat.

    “Kami setuju dengan isi seruan tersebut dan kami mengatakan bahwa kami akan mematuhi dan melaksanakannya,” kata komite yang berbasis di Irak bagian utara.

    “Tidak satu pun dari pasukan kami akan mengambil tindakan bersenjata kecuali diserang,” imbuh komite tersebut dalam pernyataannya.

    PKK yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Turki, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, telah mengobarkan pertempuran dan pemberontakan sejak tahun 1984 silam dengan tujuan membentuk tanah air bagi etnis Kurdi, yang jumlahnya mencapai 20 persen dari total 85 juta jiwa penduduk Turki.

    Sejak Ocalan dipenjara tahun 1999, terdapat sejumlah upaya untuk mengakhiri pertumpahan darah, yang telah merenggut lebih dari 40.000 nyawa.

    Meskipun Erdogan mendukung pemulihan hubungan itu, pemerintahannya meningkatkan tekanan terhadap oposisi, menangkap ratusan politisi, aktivis dan wartawan.

    Usai sejumlah pertemuan dengan Ocalan digelar di penjara tempat dia ditahan, partai DEM yang pro-Kurdi menyampaikan seruannya agar PKK meletakkan senjata dan menggelar kongres untuk mengumumkan pembubaran kelompok tersebut.

    PKK mengatakan pada Sabtu (1/3) bahwa mereka siap menggelar kongres seperti yang dicetuskan Ocalan, tetapi “agar hal ini dapat terwujud, lingkungan yang aman harus diciptakan” dan Ocalan “harus secara pribadi mengarahkan dan memimpin demi keberhasilan kongres”.

    PKK dalam pernyataannya juga mencetuskan agar kondisi penjara Ocalan diringankan, dan menambahkan bahwa dia “harus dapat hidup dan bekerja dalam kebebasan fisik dan dapat menjalin hubungan tanpa hambatan dengan siapa pun yang dia inginkan, termasuk teman-temannya”.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Sistem AI Milik Kementerian Pendidikan Israel Tolak Anggap Yahya Sinwar ‘Teroris’ – Halaman all

    Sistem AI Milik Kementerian Pendidikan Israel Tolak Anggap Yahya Sinwar ‘Teroris’ – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sistem kecerdasan buatan (AI) milik Kementerian Pendidikan Israel menjadi sorotan warga Israel setelah menolak untuk menyebut mendiang eks Kepala Politbiro Hamas, Yahya Sinwar, sebagai teroris.

    Ketika ditanya mengenai aksi Sinwar dan kelompoknya pada 7 Oktober 2023 yang menyerbu Israel, sistem AI tersebut menganggap pertanyaan itu bersifat politis.

    Israel memang kerap melabeli para pejuang Hamas sebagai “teroris” meski banyak pihak yang tidak sepakat dengan sudut pandang Israel itu.

    Dikutip dari Yedioth Ahronoth, Menteri Pendidikan Israel Yoav Kisch mengumumkan bahwa penggunaan sistem AI tersebut akan ditangguhkan.

    Kisch menyatakan, “Banyak keluhan dan laporan tentang masalah yang muncul saat penggunaannya,” dalam sebuah konferensi pers pada Jumat, 28 Februari 2025.

    Sistem AI yang dinamai “AI for All” dirancang untuk mengintegrasikan teknologi ini ke dalam pendidikan di Israel.

    Meskipun ditujukan untuk meningkatkan metode pengajaran, banyak guru dan orang tua melaporkan adanya konten yang “tidak pantas” dalam sistem tersebut.

    Ketika ditanya tentang Baruch Goldstein, seorang ekstremis yang membunuh 29 warga Palestina, sistem AI menjawab bahwa tindakan Goldstein adalah aksi terorisme.

    Sementara itu, ketika ditanya mengenai tindakan Yahya Sinwar, sistem AI menolak untuk memberikan jawaban dan menyebut pertanyan itu sebagai pertanyaan yang bersifat politis.

    Kementerian Pendidikan Israel bekerja sama dengan perusahaan teknologi besar seperti Microsoft, Google, dan Apple dalam mengembangkan sistem pembelajaran ini.

    Ratusan ahli dari bidang teknologi tinggi juga direkrut sebagai mentor untuk membantu tim pendidikan sekolah.

    Kementerian juga meluncurkan kursus online untuk melatih sukarelawan dalam mengajarkan AI kepada tim pendidikan, dengan harapan siswa dapat belajar mandiri dan bertanggung jawab dalam menggunakan informasi.

    BBC Tolak Sebut Pejuang Hamas “Teroris”

    Penolakan untuk menyebut para pejuang Hamas sebagai “teroris” juga pernah disampaikan oleh media besar Inggris BBC.

    Beberapa hari setelah perang di Gaza meletus, BBC memilih tidak menggunakan istilah teroris dalam memberitakan Hamas.

    “Urusan kita ialah menyediakan fakta kepada audiens, dan membiarkan mereka memutuskan sendiri dalam pikiran mereka,” kata John Simpson, seorang editor BBC.

    “Terorisme adalah kata yang sarat akan makna, seperti yang digunakan orang dalam hal pakaian yang tidak mereka setujui secara moral. Memberi tahu seseorang tentang siapa yang harus didukung dan dikecam bukanlah pekerjaan BBC.”

    Simpson mengatakan BBC tidak memihak.

    “Kami tidak menggunakan kata yang sarat makna seperti ‘jahat’ atau ‘pengecut’. Kami tidak berbicara tentang ‘teroris’.”

    Dia mengatakan di dunia ini ada sejumlah perusahaan media yang paling terkenal dan dihormati yang menggunakan kebijakan serupa dengan kebijakan BBC.

    (*)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Sistem AI Kementerian Pendidikan Israel Tolak Sebut Yahya Sinwar ‘Teroris’: Ini Politis – Halaman all

    Sistem AI Kementerian Pendidikan Israel Tolak Sebut Yahya Sinwar ‘Teroris’: Ini Politis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sistem kecerdasan buatan atau AI milik Kementerian Pendidikan Israel mendapat sorotan di Israel karena menolak menyebut mendiang eks Kepala Politbiro Hamas Yahya Sinwar sebagai “teroris”.

    Ketika ditanya tentang aksi Yahya Sinwar c.s. tanggal 7 Oktober 2023 yang menyerbu Israel, sistem itu menganggapnya sebagai pertanyaan yang bersifat politis.

    Israel memang kerap melabeli para pejuang Hamas sebagai “teroris” meski banyak pihak yang tidak sepakat dengan sudut pandang Israel itu.

    Akibat penolakan di atas, Menteri Pendidikan Israel Yoav Kisch mengatakan penggunaan sistem AI itu ditangguhkan. AI itu awalnya diterapkan di dalam sistem pendidikan negara dan keagamaan.

    “Banyak keluhan dan laporan tentang masalah yang muncul saat penggunaannya,” kata Kisch hari Jumat, (28/2/2025), dikutip dari Yedioth Ahronoth.

    Sistem AI itu disebut dirancang secara khusus dan berbeda dengan sistem yang digunakan untuk pendidikan secara umum.

    Namun, para guru dan orang tua di sektor pendidikan mengeluh karena mengaku sistem itu berisi konten yang “tidak pantas”.

    Ketika ditanya apakah Baruch Goldstein seorang teroris, sistem AI menjawabnya dengan menyebut bahwa tindakan Goldstein adalah aksi terorisme.

    Goldstein adalah seorang ekstremis keagamaan berkebangsaan Amerika-Israel yang pernah membunuh 29 warga Palestina di Hebron, Tepi Barat.

    Sementara itu, ketika ditanya apakah aksi Yahya Sinwar tanggal 7 Oktober 2023 adalah terorisme, sistem itu menolak menjawab. Sistem itu juga menyebutnya sebagai pertanyaan yang bersifat politis.

    Sistem itu dinamai “AI for All” dan ditujukan untuk mengintegrasikan sistem AI di seluruh tingkat pendidikan.

    Siswa diharapkan belajar menggunakan AI agar bisa belajar mandiri, memencahkan masalah, dan bertanggung jawab dalam menggunakan informasi.

    Adapun para guru menggunakan AI untuk meningkatkan metode pengajaran mereka, beradaptasi dengan perubahan, dan menjadi pemandu.

    Dalam pengembangan sistem pembelajaran, Kementerian Pendidikan Israel bekerja sama dengan para raksasa teknologi seperti Microsoft, Google, Apple, Palo Alto, Motorola, Monday, dan Asosiasi Industri Maju Israel.

    Ratusan ahli dari bidang teknologi tinggi direkrut sebagai mentor untuk bekerja sama dengan tim pendidikan sekolah.

    Kementerian Pendidikan Israel juga meluncurkan kursus online untuk melatih sukarelawan guna mengajarkan AI kepada tim pendidikan.

    BBC Tolak Sebut Pejuang Hamas “Teroris”

    Penolakan untuk menyebut para pejuang Hamas sebagai “teroris” juga pernah disampaikan oleh media besar Inggris BBC.

    Beberapa hari setelah perang di Gaza meletus, BBC memilih tidak menggunakan istilah teroris dalam memberitakan Hamas.

    “Urusan kita ialah menyediakan fakta kepada audiens, dan membiarkan mereka memutuskan sendiri dalam pikiran mereka,” kata John Simpson, seorang editor BBC.

    “Terorisme adalah kata yang sarat akan makna, seperti yang digunakan orang dalam hal pakaian yang tidak mereka setujui secara moral. Memberi tahu seseorang tentang siapa yang harus didukung dan dikecam bukanlah pekerjaan BBC.”

    Simpson mengatakan BBC tidak memihak.

    “Kami tidak menggunakan kata yang sarat makna seperti ‘jahat’ atau ‘pengecut’. Kami tidak berbicara tentang ‘teroris’.”

    Dia mengatakan di dunia ini ada sejumlah perusahaan media yang paling terkenal dan dihormati yang menggunakan kebijakan serupa dengan kebijakan BBC.

    (*)

  • Mohammed Deif Batal Ditangkap, Hakim ICC Konfirmasi Kematian Bos Hamas – Halaman all

    Mohammed Deif Batal Ditangkap, Hakim ICC Konfirmasi Kematian Bos Hamas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pengadilan Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) batalkan surat perintah penangkapan untuk pemimpin Hamas Mohammed Diab Ibrahim Al Masri atau dikenal Mohammed Deif.

    Keputusan itu dirilis tepat setelah jaksa penuntut umum (JPU) mengkonfirmasi bahwa Deif telah tewas bulan lalu.

    Hal tersebut semakin diperkuat dengan munculnya informasi yang bisa dipercaya soal kematian Deif.

    “Hasilnya, Majelis memutuskan untuk menghentikan proses terhadap Deif dan menyatakan surat perintah penangkapan terhadap dia tak berlaku,” kata hakim ketua Nicolas Guillou dalam keputusan tertulis, dikutip New Arab, Jumat (28/2/2025).

    Sebelum surat penangkapan di cabut, pada November 2024, ICC sempat mengeluarkan surat penangkapan terhadap Deif bersamaan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan saat itu Yoav Gallant.

    Mohammed Deif dianggap sebagai salah satu pemimpin Hamas yang bertanggung jawab atas sejumlah serangan terhadap Israel.

    Deif juga dituding sebagai salah satu dalang dalam serangan yang melibatkan pembunuhan dan penyiksaan, yang merupakan bagian dari kejahatan perang menurut hukum internasional.

    Mohammed Deif dijadikan tersangka oleh ICC karena perannya dalam merencanakan dan melaksanakan serangan-serangan yang melanggar hukum internasional, khususnya hukum humaniter internasional yang melarang serangan terhadap warga sipil dan kejahatan perang lainnya.

    Alasan tersebut yang mendorong ICC untuk mengeluarkan surat penangkapan terhadap Mohammed Deif.

    Mohammed Deif Dinyatakan Tewas

    Banub tak lama pasca ICC mengeluarkan surat penangkapan, Mohammed Deif, komandan militer Hamas dikonfirmasi meninggal dunia.

    Berita kematian Deif bahkan dikonfirmasi langsung oleh Abu Obeida, juru bicara Brigade Qassam, sayap bersenjata Hamas pada 30 Januari 2025.

    “(Kematian) ini pantas bagi pemimpin kami Mohammed Deif, yang telah membuat musuh kelelahan selama lebih dari 30 tahun,” kata Obeida, seperti dikutip Al Jazeera.

    Abu Obeida tidak merinci kapan dan di mana Deif gugur.

    Namun, kematian Deif menandai berakhirnya salah satu tokoh paling berpengaruh dalam Hamas dan dapat memengaruhi dinamika konflik di wilayah tersebut.

    Kematian Deif juga dibenarkan oleh Militer Israel, dalam pengumuman resminya ia mengatakan bahwa kepala militer kelompok Hamas, Mohammed Deif, telah tewas dalam serangan yang dilakukan di wilayah Khan Yunis, Gaza.

    “IDF (Tentara Israel) mengumumkan bahwa pada tanggal 13 Juli 2024, jet tempur IDF menyerang di wilayah Khan Yunis, dan setelah penilaian intelijen, dapat dipastikan bahwa Mohammed Deif tewas dalam serangan itu,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.

    Mohammed Deif Jadi Buronan Israel

    Meskipun tidak banyak yang diketahui tentang kehidupannya, namun Deif menjadi sosok yang paling dicari oleh Israel sejak awal 1990-an setelah dia melakukan serangan terhadap tentara dan warga sipil Israel.

    Pada 2015, AS kembali memasukkan Deif sebagai daftar Teroris Global yang Ditetapkan Secara Khusus.

    Memasuki bulan Desember 2023, tentara Israel menyebarkan selebaran di Gaza yang menawarkan hadiah sebesar 100.000 dolar AS kepada siapa pun yang memiliki informasi tentang keberadaan Deif.

    Meskipun berhasil lolos dari penangkapan, Deif mengalami luka-luka yang mengubah hidupnya akibat upaya pembunuhan yang berulang kali, yang berdampak pada mobilitas dan penglihatannya.

    Kendati fisiknya terkendala, namun tetap selangkah lebih maju dari militer Israel, membuatnya dihormati oleh sesama militan Palestina.

    Terlebih Deif dikenal sebagai orang di balik terowongan di bawah Gaza, yang digunakan untuk menyelundupkan senjata, bahan bakar dan barang-barang lainnya ke seluruh Mesir.

    (Tribunnews.com/Namira)

  • Pemimpin PKK yang Dipenjara Menyerukan agar Kelompok Kurdi Membubarkan Diri dan Menyerahkan Senjata – Halaman all

    Pemimpin PKK yang Dipenjara Menyerukan agar Kelompok Kurdi Membubarkan Diri dan Menyerahkan Senjata – Halaman all

    Pemimpin PKK yang Dipenjara Menyerukan agar Kelompok Kurdi Membubarkan Diri dan Menyerahkan Senjata

    TRIBUNNEWS.COM- Abdullah Ocalan, pemimpin Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dipenjara, pada tanggal 27 Februari dalam sebuah pernyataan video yang sangat dinanti-nantikan menyerukan agar partainya meletakkan senjata dan membubarkan diri. 

    Ocalan mengatakan bahwa PKK telah “menyelesaikan hidupnya seperti kelompok-kelompok sejenisnya dan membuat pembubarannya menjadi hal yang penting.”

    Organisasi PKK telah terlibat dalam perjuangan bersenjata melawan negara Turki selama beberapa dekade.

    “Bahasa periode perdamaian dan masyarakat demokratis juga harus dikembangkan sesuai dengan kenyataan. Dalam iklim yang diciptakan oleh seruan yang disampaikan oleh [Anggota Parlemen Turki dari Partai Gerakan Nasionalis] Devlet Bahceli dan kemauan yang ditunjukkan oleh Presiden [Recept Tayyip Erdogan] dan pendekatan positif dari partai politik lain terhadap seruan yang diketahui, saya menyerukan untuk meletakkan senjata dan memikul tanggung jawab historis atas seruan ini,” imbuh Ocalan. 

    “Seperti yang akan dilakukan oleh setiap masyarakat dan partai kontemporer yang belum dibubarkan secara paksa, kumpulkan kongres Anda dan buat keputusan untuk berintegrasi dengan negara dan masyarakat; semua kelompok harus meletakkan senjata mereka dan PKK harus membubarkan diri. Saya menyampaikan salam saya kepada semua orang yang percaya pada kehidupan bersama dan yang mengindahkan seruan saya,” pungkas pemimpin Kurdi yang dipenjara itu.

    Sebagai tanggapan, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “Turki akan terbebas dari belenggu jika organisasi teroris menanggapi seruan ini dan meletakkan senjata serta membubarkan diri.”

    Dipenjara pada tahun 1999, Ocalan menjalani hukuman seumur hidup di penjara Imrali di pulau Imrali, Turki, di Laut Marmara. Organisasinya telah terlibat dalam perjuangan bersenjata melawan Turki selama beberapa dekade.

    Awal bulan ini, terungkap bahwa Ocalan telah menggarap rencana perdamaian “demokratis” untuk perseteruan selama puluhan tahun antara organisasi militan Kurdi dan Turki. 

    Rencana Ocalan diharapkan akan segera dipresentasikan secara resmi, mungkin sebelum Tahun Baru Kurdi di bulan Maret.

    Kelompok nasionalis Turki juga telah mengulurkan cabang zaitun kepada Ocalan dan telah menawarkan kemungkinan pembebasan jika ia meninggalkan militansi, sehingga memunculkan harapan bagi rencana perdamaian setelah hampir 10 tahun perundingan yang terhenti.

    Cabang PKK di Suriah – Unit Perlindungan Rakyat (YPG) – merupakan bagian integral dari kelompok militan Kurdi yang didukung AS di Suriah, Pasukan Demokratik Suriah (SDF). 

    Sejak jatuhnya pemerintahan mantan presiden Suriah Bashar al-Assad pada bulan Desember, SDF telah terlibat dalam bentrokan sengit dengan militan yang didukung Turki di Suriah utara. 

    Pertempuran tersebut telah menewaskan ratusan orang dan menyebabkan meningkatnya pemboman militer Turki. 

    Ankara baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang bersumpah untuk membasmi milisi PKK dan cabangnya di Suriah jika mereka tidak memilih untuk menyerahkan senjata mereka. 

    SDF, yang dibentuk pada tahun 2015, berafiliasi dengan pemerintahan otonom yang didukung AS yang telah memerintah sebagian wilayah Suriah utara selama lebih dari satu dekade. 

    Sejak jatuhnya pemerintahan Assad, muncul pertanyaan mengenai nasib faksi Kurdi di Suriah baru – yang diperintah oleh mantan sekutu Al-Qaeda, Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

    Kekhawatiran tersebut khususnya terkait dengan potensi penggabungan SDF ke dalam militer baru Suriah. 

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Pria Palestina Tabrakkan Mobilnya ke Kerumunan di Israel, 13 Orang Luka

    Pria Palestina Tabrakkan Mobilnya ke Kerumunan di Israel, 13 Orang Luka

    Jakarta

    Kepolisian Israel mengatakan seorang pria Palestina menabrakkan mobilnya ke kerumunan orang di halte bus di wilayah utara negara itu. Akibatnya, 13 warga sipil terluka dalam insiden yang terjadi pada Kamis (27/2) sore waktu setempat. Kepolisian Israel menyebut insiden itu sebagai serangan “teroris”.

    “Pukul 16:17 hari ini, layanan darurat Polisi Israel menerima laporan tentang serangan tabrak di Persimpangan Karkur, di mana sebuah kendaraan menabrak beberapa warga sipil yang sedang menunggu di halte bus,” kata polisi Israel dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Jumat (28/2/2025).

    Petugas tanggap darurat Israel, Magen David Adom, mengatakan sebuah tim merawat orang-orang yang terluka di lokasi kejadian, termasuk seorang gadis berusia 17 tahun yang berada dalam kondisi kritis.

    Polisi mengatakan 13 orang termasuk seorang polisi terluka, dan dua dari mereka berada dalam kondisi “serius”.

    Tersangka adalah “seorang warga Palestina berusia 53 tahun dari daerah Jenin, (yang) tinggal di Israel secara tidak sah bersama keluarganya”, demikian menurut pernyataan polisi Israel.

    “Perihal keberadaannya di Israel sedang diselidiki,” kata polisi, seraya menambahkan bahwa “temuan awal menunjukkan bahwa ia sengaja menargetkan warga sipil yang menunggu di halte bus”.

    Militer Israel telah melancarkan serangan besar-besaran awal tahun ini di wilayah utara Tepi Barat, mengerahkan tank-tank ke wilayah yang diduduki tersebut untuk pertama kalinya dalam 20 tahun.

    Dinamai “Tembok Besi” oleh militer Israel, operasi itu dilakukan beberapa hari setelah gencatan senjata diberlakukan di Gaza.

    Operasi militer Israel itu telah menjangkau beberapa kamp pengungsi di dekat kota Jenin, Tulkarem, dan Tubas.

    Diketahui bahwa operasi militer biasa terjadi di kamp pengungsi Jenin, yang menjadi benteng militansi Palestina.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Presiden AS dan PM Inggris Bertemu untuk Akhiri Perang Ukraina

    Presiden AS dan PM Inggris Bertemu untuk Akhiri Perang Ukraina

    Dunia Hari Ini kembali dengan berita selama 24 jam terakhir. Edisi Jumat, 28 Februari 2025 kami awali dari Amerika Serikat.

    Inggris dan AS bahas mengakhiri perang Ukraina

    Perdana Menteri Inggris Keir Starmer bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih untuk membahas perjanjian damai jangka panjang bagi Ukraina, dengan mengingatkan “perdamaian tidak akan menguntungkan pihak penyerang”.

    Keir mengatakan Inggris siap mengerahkan pasukan untuk mendukung perjanjian damai Ukraina.

    “Eropa harus melangkah maju. Inggris siap [membantu],” katanya.

    Ia juga memperingatkan perjanjian damai apa pun harus “menghentikan Putin untuk kembali meminta lebih”.

    Sementara Presiden Trump mengatakan ia yakin jika Presiden Vladimir Putin tidak akan memulai perang di masa depan, karena ia sudah “berbicara dengannya, dan saya telah mengenalnya sejak lama.”

    Aktor Hollywood terkenal ditemukan meninggal

    Aktor pemenang Academy Award Gene Hackman, istrinya, dan anjing mereka ditemukan tewas di kamar di rumah mereka, dalam insiden yang sekarang disebut polisi “mencurigakan.”

    Gene, 95 tahun, dan istrinya Betsy Arakawa, pianis klasik berusia 63 tahun, bersama seekor anjing peliharaan mereka, ditemukan tewas di rumah mereka di New Mexico, hari Rabu.

    Surat perintah penggeledahan menyatakan kematian tersebut “cukup mencurigakan sehingga memerlukan penggeledahan dan penyelidikan menyeluruh.”

    Polisi awalnya melaporkan tidak ada tanda tindak pidana, tetapi informasi terbaru mengungkapkan adanya botol obat yang terbuka, serta pil berserakan di meja dapur dekat Betsy di dalam rumahnya.

    Menurut detektif, Gene ditemukan tewas di ruang penyimpanan, sementara Betsy ditemukan di kamar mandi di samping pemanas ruangan.

    Israel merilis temuan penyelidikan internal

    Militer Israel merilis temuan penyelidikan internal atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Mereka menyoroti “kegagalan” intelijen mendalam yang memungkinkan kelompok militan Palestina tersebut melancarkan serangan berskala besar.

    “Pasukan Pertahanan Israel gagal melindungi warga Israel,” kata militer dalam ringkasan laporan yang dirilis kepada wartawan.

    “Divisi Gaza diserbu pada dini hari perang, saat teroris mengambil alih kendali dan melakukan pembantaian di masyarakat dan jalan-jalan di daerah tersebut.”

    Serangan Hamas pada 7 Oktober menewaskan hampir 1.200 warga Israel dan menyebabkan penangkapan 250 sandera lainnya, beberapa di antaranya masih ditawan.

    Angka kesuburan Korea Selatan meningkat

    Tingkat kesuburan Korea Selatan meningkat pada tahun 2024 untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun.

    Menurut Statistik Korea, tahun lalu, rata-rata jumlah bayi yang dikandung perempuan di sana selama masa produktif ada di angka 0,75.

    Ini lebih tinggi dari angka pada tahun 2023 sebesar 0,72. Pada tahun 2015, angkanya adalah 1,24.

    Kenaikan ini didukung oleh bertambahnya jumlah pernikahan yang turut menandai perubahan krisis demografi Korea Selatan.

  • Israel Akui Gagal Total Cegah Serangan 7 Oktober, Remehkan Hamas

    Israel Akui Gagal Total Cegah Serangan 7 Oktober, Remehkan Hamas

    Tel Aviv

    Militer Israel mengakui “kegagalan total” dalam mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sedikitnya 1.200 orang di wilayahnya. Militer Israel juga mengakui bahwa selama bertahun-tahun, mereka telah meremehkan kemampuan Hamas yang menguasai Jalur Gaza.

    Pengakuan soal “kegagalan total” ini, seperti dilansir AFP, Jumat (28/2/2025), disampaikan dalam laporan investigasi internal militer Israel terhadap serangan 7 Oktober, yang memicu perang dahsyat di Jalur Gaza yang menewaskan puluhan ribu warga Palestina.

    “Tanggal 7 Oktober adalah kegagalan total, IDF (Angkatan Bersenjata Israel) gagal memenuhi misinya untuk melindungi warga sipil Israel,” kata seorang pejabat senior militer Israel, tanpa menyebut nama sesuai protokol militer, saat memberi penjelasan kepada wartawan soal temuan penyelidikan internal itu.

    “Terlalu banyak warga sipil yang tewas pada hari ini bertanya dalam hari atau dengan lantang, di mana IDF,” ucap pejabat senior militer Israel tersebut.

    Dalam ringkasan laporan yang dibagikan kepada jurnalis, militer Israel mengatakan: “Angkatan Bersenjata Israel gagal melindungi warga Israel. Divisi Gaza dikuasai pada dini hari perang, ketika teroris mengambil kendali dan melakukan pembantaian di komunitas-komunitas dan jalanan di wilayah tersebut.”

    Pejabat militer itu menjelaskan bahwa militer Israel “terlalu percaya diri” dan telah keliru dalam mengkalkulasi kemampuan militer Hamas sebelum serangan terjadi.

    Diungkapkan pejabat militer Israel itu bahwa penyelidikan dilakukan selama 15 bulan terakhir, yang fokus pada empat area utama, yakni persepsi militer menjelang 7 Oktober, kegagalan intelijen, peristiwa malam hari sebelum serangan terjadi, dan tindakan militer saat serangan terjadi serta upaya merebut kembali kendali.

    “Kami bahkan tidak membayangkan skenario seperti itu,” kata pejabat militer Israel, sembari menyebut perhatian Tel Aviv saat itu tertuju pada ancaman dari Iran dan Hizbullah.

    Lihat juga Video ‘Pertukaran Tahanan Terakhir, Warga Palestina Tinggalkan Penjara Israel’:

    Menurut pejabat militer Israel itu, militer Tel Aviv tidak memiliki “pemahaman komprehensif mengenai kemampuan militer musuh” dan “terlalu percaya diri dengan pengetahuannya”.

    Persepsi militer Israel pada saat itu, menurut laporan investigasi internal itu, adalah Hamas tidak tertarik pada konflik skala penuh. Militer Israel dinilai kurang persiapan dan kemampuan untuk merespons serangan.

    “Keyakinannya adalah Hamas dapat dipengaruhi melalui tekanan yang akan mengurangi motivasi perang, terutama dengan memperbaiki kondisi kehidupa di laur Gaza,” sebut laporan tersebut, seperti dilansir Reuters.

    Serangan Hamas itu menewaskan sedikitnya 1.218 orang di Israel, yang sebagian besar warga sipil. Sebanyak 251 orang lainnya disandera Hamas, dengan saat ini masih ada 58 sandera yang ditahan di Jalur Gaza, termasuk 34 orang yang diyakini sudah tewas.

    “Ini adalah salah satu peristiwa paling mengerikan yang pernah terjadi di Israel. Ini adalah salah satu kegagalan terbesar IDF,” sebut pejabat militer senior Israel itu.

    Lihat juga Video ‘Pertukaran Tahanan Terakhir, Warga Palestina Tinggalkan Penjara Israel’:

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Israel Akui Gagal Total, Hasil Investigasi 7 Oktober Ungkap Cara Hamas Lumpuhkan IDF – Halaman all

    Israel Akui Gagal Total, Hasil Investigasi 7 Oktober Ungkap Cara Hamas Lumpuhkan IDF – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Israel (IDF) mengungkap hasil investigasi sementara mengenai Operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan oleh Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.

    Seorang pejabat militer Israel mengakui kegagalan total untuk mencegah serangan tersebut.

    “Tanggal 7 Oktober (2023) adalah kegagalan total dan tentara gagal melaksanakan misinya untuk melindungi warga sipil Israel,” kata pejabat IDF kepada wartawan, Kamis (27/2/2025).

    “Banyak warga sipil terbunuh hari itu sambil bertanya pada diri sendiri atau dengan lantang, di manakah tentara Israel?” tanyanya.

    Investigasi yang diterbitkan oleh militer Israel menyoroti kegagalan strategis dan intelijen utama yang memungkinkan Hamas melancarkan serangan terbesar terhadap Israel dalam sejarahnya.

    Militer Israel mengatakan dalam ringkasan laporan kepada media bahwa pasukannya gagal melindungi warga Israel.

    “Divisi Gaza (Israel) kalah dalam beberapa jam pertama perang, dengan teroris menguasai (wilayah tersebut), dan melakukan pembantaian di masyarakat dan di jalan-jalan di daerah tersebut,” menurut laporan IDF yang diberitakan oleh Yedioth Ahronoth.

    Sementara itu pejabat IDF mengakui tentara Israel terlalu percaya diri dan salah menilai kemampuan Hamas sebelum melancarkan serangan.

    Penyelidikan Israel menemukan serangan itu dilakukan dalam 3 kelompok, yang melibatkan hampir 5.000 pejuang Hamas.

    “Gelombang pertama mencakup lebih dari 1.000 pejuang dari unit elit Hamas yang menyusup di bawah perlindungan tembakan gencar,” katanya.

    “Gelombang kedua mencakup 2.000 pejuang, sementara gelombang ketiga mencakup masuknya ratusan pejuang,” lanjutnya.

    Investigasi militer Israel menyatakan Divisi Gaza berhasil ditundukkan pada jam-jam pertama serangan dan perlawanan dimulai pada sore hari.

    Hamas menyerang pasukan dan perwira senior militer Israel yang dikirim, serta mengganggu sistem komando dan kontrol.

    Militer Israel mengakui harga yang mereka bayar pada tanggal 7 Oktober 2023 tidak tertahankan dalam hal korban tewas dan luka-luka.

    “Hamas mengejutkan angkatan udara Israel dengan kemampuannya mengangkut militannya dengan parasut terbang, dan angkatan udara Israel tidak memiliki rencana darurat untuk skenario invasi darat,” lapor Yedioth Ahronoth, mengutip seorang pejabat IDF.

    “Kekacauan yang terjadi setelah serangan 7 Oktober menyebabkan insiden tembakan dari kawan sendiri, tetapi jumlahnya tidak banyak,” kata pejabat itu.

    “Para pemimpin militer memperkirakan invasi darat dari delapan titik perbatasan, tetapi Hamas menyerang dari lebih dari 60 titik, dan intelijen kami menunjukkan bahwa perencanaan serangan dimulai pada tahun 2017,” tambahnya.

    Surat kabar itu melaporkan Hamas menunda penyerbuan wilayah Gaza pada tahun 2023 untuk mempersiapkan pasukan elit dengan lebih baik dan berencana menyerbu selama hari raya Paskah Yahudi pada tahun 2023.

    Yedioth Ahronoth mengutip hasil penyelidikan yang mengatakan kegagalan intelijen Israel adalah akibat dari masalah mendalam pada inti sistem intelijen.

    Selain itu, pejabat IDF menjelaskan kegagalan Hizbullah Lebanon untuk bergabung dalam pertempuran bersama Hamas sejak awal disebabkan oleh kurangnya koordinasi.

    Sementara itu, The Times of Israel melaporkan bahwa sebagian besar perwira angkatan udara tidak berada di wilayah selatan karena sedang libur.

    Namun, angkatan udara Israel kemudian melancarkan operasi ‘Pedang Damocles’ untuk menyerang beberapa pemimpin Hamas dan markas besarnya. 

    Sementara itu, Kepala Staf IDF yang akan lengser, Herzi Halevy mengakui kegagalannya.

    “Kami tidak memiliki masalah untuk mengatakan bahwa kami telah melakukan kesalahan pada tanggal 7 Oktober dan saya bertanggung jawab,” kata Herzi Halevy mengomentari penyelidikan itu.

    Hasil penyelidikan menyimpulkan perlu untuk merekomendasikan penerapan kebijakan pertahanan ofensif dan meningkatkan kekuatan dan sumber daya tentara untuk melindungi perbatasan Israel.

    Tentara Israel juga harus selalu siap menghadapi serangan besar-besaran dan mendadak.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel