Kasus: Teroris

  • Israel Lancarkan Serangan ke Lebanon, Militan Senior Hizbullah Meninggal

    Israel Lancarkan Serangan ke Lebanon, Militan Senior Hizbullah Meninggal

    Jakarta

    Angkatan Udara Israel melancarkan serangan udara di Lebanon Selatan. Militan senior Hizbullah, Hassan Abbas Ezzedine meninggal dalam serangan tersebut.

    Dilansir dari AFP (11/3/2025) serangan dilakukan pada pada Selasa (11/3/2025) waktu setempat. Hassan Abbas Ezzedine merupakan sosok yang bertanggung jawab atas senjata drone dan roket.

    “Sebelumnya hari ini, IAF (angkatan udara) melakukan serangan berbasis intelijen yang tepat di daerah Nabatiyeh di Lebanon Selatan, menewaskan Hassan Abbas Ezzedine, kepala susunan udara Hizbullah di unit regional Bader,” kata militer dalam pernyataannya.

    Masih dilansir AFP, serangan sebelumnya juga dilakukan di daerah Nabatiyeh. Beberapa militan juga terkena serangan yang dilancarkan.

    “Sebelumnya hari ini (Selasa), beberapa teroris diidentifikasi di sebuah situs yang digunakan oleh Hizbullah di daerah Froun di Lebanon selatan. Sebuah pesawat IAF (angkatan udara) menabrak para tersangka,” kata tentara dalam sebuah pernyataan.

    (wnv/wnv)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Militer Israel Serang Gaza, Dalih Targetkan Militan Kumpulkan Informasi IDF

    Militer Israel Serang Gaza, Dalih Targetkan Militan Kumpulkan Informasi IDF

    Jakarta

    Militer Israel telah melakukan serangan udara ke Gaza Selatan, Palestina pada hari Selasa waktu setempat. Serangan menargetkan seorang militan yang mengumpulkan informasi tentang pasukan Israel di daerah tersebut.

    Dilansir AFP, Selasa (11/3/2025), disebutkan satu pesawat telah melancarkan serangan. Serangan dilakukan untuk menghilangkan ancaman dari militan yang mengumpulkan informasi terkait IDF.

    “Sebelumnya hari ini di Jalur Gaza Selatan, menargetkan seorang teroris yang mengoperasikan peralatan pengawasan dan mengumpulkan informasi tentang pasukan IDF (Israel) di daerah tersebut. Serangan itu dilakukan untuk menghilangkan ancaman terhadap pasukan,” demikian dalam keterangannya.

    Sebelumnya, Gencatan senjata terjadi antara kelompok militan Palestina, Hamas dengan Israel. Gencatan senjata di Gaza tersebut itu dimulai pada Minggu (19/1/2025).

    “Seperti yang dikoordinasikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian dan para mediator, gencatan senjata di Jalur Gaza akan dimulai pada pukul 08.30 pagi pada hari Minggu, 19 Februari, waktu setempat di Gaza”. kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, dalam keterangan di X.

    Tahap pertama gencatan senjata ini, dimulai dengan penyaluran bantuan kemanusiaan ke seluruh Gaza. Selain itu, 33 tawanan Israel juga akan dibebaskan.

    “Kami tidak akan pernah menyerah terhadap rakyat Gaza,” sambungnya.

    Lihat Video ‘Gaza Berisiko Alami Krisis Kelaparan Jika Blokade Israel Berlanjut’:

    (wnv/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Israel Panik Campur Geram Saat Utusan AS Sebut Hamas ‘Orang Baik’ dan ‘AS Bukan Agen Israel’ – Halaman all

    Israel Panik Campur Geram Saat Utusan AS Sebut Hamas ‘Orang Baik’ dan ‘AS Bukan Agen Israel’ – Halaman all

    Israel Panik Campur Geram Saat Utusan AS Sebut Hamas ‘Orang Baik’ dan ‘AS Bukan Agen Israel’

    TRIBUNNEWS.COM – Para pejabat terkait Israel dilaporkan sangat panik menyusul komentar yang dilontarkan Adam Boehler, utusan Amerika Serikat (AS) untuk urusan sandera.

    Laporan The National, Selasa (11/3/2025), menyatakan kepanikan ini terjadi saar Boehler menggambarkan gerakan perlawanan Palestina, Hamas sebagai “orang baik” dan bahwa negaranya “bukan agen Israel”.

    “Kini Para pejabat AS mulai meredakan suasana setelah komentar Adam Boehler, yang membuat Israel panik,” kata laporan itu.

    Sebelumnya, para pejabat Israel dilaporkan sudah sangat marah saat mengetahui kalau AS menggelar pembicaraan langsung dengan Hamas terkait pembebasan sandera warga negara mereka.

    Israel merasa tidak dilibatkan dalam pembicaraan yang juga membahas soal kelanjutan kesepakatan gencatan senjata Tiga Tahap yang sudah dicapai pada bulan Januari.

    Israel yang sudah cemas, makin gerah saat Boehler memicu kekhawatiran lebih lanjut dengan serangkaian wawancara media di saluran AS dan Israel, di mana ia mengatakan AS memiliki “kepentingan khusus yang dipertaruhkan”.

    “Komentarnya menimbulkan kekhawatiran di Israel kalau AS, sekutu terpenting Israel, yang telah memainkan peran utama dalam negosiasi penyanderaan dan mendukung negara tersebut selama perang Gaza , dapat menjadi mitra yang kurang dapat diprediksi di bawah Presiden Donald Trump,” kata laporan The National.

    NETANYAHU DAN TRUMP – Foto ini diambil pada Senin (10/2/2025) dari publikasi resmi Netanyahu pada Rabu (5/2/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) berbicara dengan sekutunya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan), di Gedung Putih. (Instagram/b.netanyahu)

    Israel Tuding AS Tidak Konsisten

    Chuck Freilich, peneliti senior di lembaga pemikir The Institute for National Security Studies (INSS) dan mantan wakil penasihat keamanan nasional Israel, mengatakan kepada The National bahwa siapa pun yang menyetujui komentar Boehler telah “melanggar kebijakan Amerika selama puluhan tahun untuk tidak berbicara dengan Hamas sejak lembaga itu didirikan.

    Hal itu juga melanggar  sikap umum AS yang selama ini teguh untuk tidak bernegosiasi dengan organisasi yang sudah dilabeli sebagai “organisasi teroris”.

    Menyadari banyak salah tafsir oleh pihak Israel, Boehler kemudian berkata dalam sebuah posting di X:

    “Saya ingin MENJELASKAN dengan SANGAT JELAS karena beberapa orang telah salah menafsirkan. Hamas adalah organisasi teroris yang telah membunuh ribuan orang tak berdosa. Mereka secara DEFINISI adalah orang-orang JAHAT.”

    Sehari setelah wawancara Boehler, Menteri Luar Negeri, AS Marco Rubio mengatakan negosiasi langsung negaranya dengan Hamas merupakan “situasi satu kali” yang belum “membuahkan hasil”.

    “Utusan khusus kami untuk para sandera, yang tugasnya adalah membebaskan orang-orang, memiliki kesempatan untuk berbicara langsung dengan seseorang yang memiliki kendali atas orang-orang ini dan diberi izin serta didorong untuk melakukannya,” kata Rubio.

    Adapun Freilich mengatakan, pertemuan AS-Hamas itu sudah berlangsung beberapa kali.

    “Jadi ini bukan hanya sekali, tetapi katakanlah itu adalah upaya satu kali untuk melakukan pembicaraan dengan mereka, itu mungkin telah merusak upaya Witkoff,” tambahnya, merujuk pada utusan AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff, yang sangat dihormati di kalangan warga Israel yang menginginkan pembebasan sandera diprioritaskan. 

    “Sepertinya mungkin pemerintahan AS di bawah Trump) tidak terkoordinasi dan berbicara dengan satu suara.”

    Komentar Rubio memang muncul saat Witkoff, tokoh kunci dalam upaya pembebasan sandera di Gaza, yang beberapa di antaranya memegang kewarganegaraan AS, mengatakan “semua hal bisa didiskusikan” dalam perundingan saat ini asalkan Hamas melakukan demiliterisasi dan meninggalkan Gaza.

    “Jika mereka pergi, maka semua hal bisa didiskusikan untuk mencapai perdamaian dan itulah yang harus mereka lakukan,” katanya.

    ISRAEL KERAHKAN TANK – Foto yang diambil Tribunnews.com melalui Telegram Quds News Agency pada Selasa (25/2/2025) memperlihatkan tentara Israel melanjutkan agresinya terhadap Jenin dengan mengerahkan tank. Warga Palestina takut Tepi Barat akan menjadi Gaza kedua setelah Israel mengerahkan tank untuk pertama kalinya di sana. (Telegram Quds News Agency)

    Israel Ogah-ogahan Negosiasi Tahap II Gencatan Senjata

    Sementara itu, banyak media Israel mengkritik utusan yang disandera tersebut, dengan menerbitkan artikel opini yang menggambarkan pejabat tersebut sebagai “naif”.

    Tim negosiator tingkat menengah Israel tiba di Qatar pada hari Senin untuk melakukan negosiasi tidak langsung terbaru dengan Hamas mengenai nasib gencatan senjata di Gaza.

    Sumber-sumber mengatakan, dilansir The National kalau delegasi Israel di Doha kurang berminat dalam negosiasi tahap kedua dari kesepakatan tersebut.

    Hal itu karena pembahasan akan berfokus pada gencatan senjata permanen di Gaza dan penarikan penuh Pasukan Israel dari wilayah tersebut.

    Meskipun jajak pendapat di Israel secara konsisten menunjukkan kalau  mayoritas publik mendukung kelanjutan kesepakatan pembebasan sandera, pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menggaungkan pernyataan sejumlah menteri yang menentang keras kesepakatan apa pun dengan Hamas.

    Netanyahu sendiri dituduh oleh banyak pihak di Israel mengulur-ulur kesepakatan untuk menghentikan koalisinya dari keruntuhan.

    Penundaan dalam transisi dari fase pertama kesepakatan yang telah berakhir ke fase kedua telah memunculkan kekhawatiran bahwa pimpinan Israel siap untuk melanjutkan pertempuran, sebuah langkah yang akan menjerumuskan Gaza ke dalam bencana kemanusiaan lebih lanjut.

    Menurut para kritikus, niat Israel melanjutkan perang akan menempatkan para sandera Israel  yang masih hidup di Gaza dalam bahaya yang mematikan.

    Kepala staf militer baru Israel, Eyal Zamir, pada hari Senin mengatakan negaranya “harus siap menghadapi kenyataan bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun perang”.

  • Houthi Siap Menggila Lagi, Bakal Kembali Serang Kapal di Laut Merah

    Houthi Siap Menggila Lagi, Bakal Kembali Serang Kapal di Laut Merah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kelompok militan Houthi yang didukung Iran kembali mengancam akan melanjutkan operasi maritim terhadap Israel jika negara tersebut tidak mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Ancaman ini datang di tengah meningkatnya tekanan internasional untuk menghentikan krisis kemanusiaan yang memburuk di wilayah tersebut.

    Sejak 2023, kelompok Houthi telah meluncurkan ratusan serangan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah dan Teluk Aden, termasuk terhadap personel militer Amerika Serikat yang bertugas menjaga keamanan jalur pelayaran internasional.

    Sebagai kelompok yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, aksi Houthi telah mengganggu jalur perdagangan global, meningkatkan biaya pengiriman dan asuransi, serta memaksa beberapa kapal mengambil rute yang lebih panjang.

    Nasruddin Amer, Wakil Kepala Otoritas Media Houthi, mengatakan bahwa pemimpin kelompok tersebut, Abdul Malik al-Houthi, telah memberi Israel tenggat waktu untuk mengakhiri blokade bantuan kemanusiaan ke Gaza. Jika Israel tidak memenuhi tuntutan tersebut, Houthi siap melanjutkan operasi maritimnya.

    “Ada tenggat waktu dari pemimpin Abdul Malik al-Houthi bagi Israel untuk mencabut blokade bantuan kemanusiaan ke Gaza. Jika tidak dipenuhi, pasukan militer kami siap melanjutkan operasi angkatan laut melawan Israel,” kata Amer kepada Newsweek pada Senin (10/3/2025).

    Blokade Israel

    Israel telah melarang masuknya bantuan ke Gaza setelah perundingan gencatan senjata dengan Hamas menemui jalan buntu awal Maret ini. Israel menuduh Hamas mencuri bantuan untuk mendukung operasi militernya, sebuah klaim yang dibantah oleh Hamas.

    “Kami tidak bisa membiarkan rakyat Gaza berada dalam kepungan, menderita kelaparan. Ancaman ini sangat serius,” tambah Amer.

    Kelompok Houthi memberikan Israel batas waktu empat hari sejak Juma untuk mencabut larangan bantuan.

    Sebelumnya, kelompok ini telah meluncurkan rudal dan drone ke Israel, meskipun sebagian besar berhasil dicegat. Israel sendiri telah meningkatkan keamanan di Laut Merah dengan menempatkan sistem pertahanan canggih dan memperkuat kehadiran angkatan lautnya, menurut laporan dari Middle East Institute.

    Pada Minggu, Menteri Energi Israel, Eli Cohen, memerintahkan Israel Electric Corporation untuk segera menghentikan pasokan listrik ke Jalur Gaza, makin memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut.

    Sementara itu, Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar terus berupaya menengahi perundingan antara Israel dan Hamas guna mencapai kesepakatan yang mencakup pembebasan sandera yang ditahan Hamas sejak serangan Oktober 2023, serta langkah-langkah deeskalasi dan bantuan kemanusiaan untuk Gaza.

    Juru bicara PBB, Stéphane Dujarric, mengungkapkan bahwa Israel telah menolak upaya PBB untuk mengumpulkan pasokan bantuan yang telah melintasi perbatasan Kerem Shalom sebelum penutupan.

    “Mengingat besarnya kebutuhan di Gaza, menutup perbatasan akan membawa konsekuensi yang sangat menghancurkan,” kata Dujarric.

    (luc/luc)

  • Banyak Lagi yang Akan Ditangkap

    Banyak Lagi yang Akan Ditangkap

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa penangkapan pemimpin aksi protes pro-Palestina di Universitas Columbia merupakan “penangkapan pertama dari banyak penangkapan yang akan datang”.

    “Kita mengetahui ada lebih banyak mahasiswa di Columbia dan universitas lainnya di seluruh negara ini yang terlibat dalam aktivitas pro-teroris, antisemitisme, anti-Amerika, dan pemerintahan Trump tidak akan menoleransinya,” tegas Trump dalam pernyataan via media sosial Truth Social, seperti dilansir AFP, Selasa (11/3/2025).

    Otoritas imigrasi AS baru saja menangkap Mahmoud Khalil yang disebut sebagai pemimpin aksi pro-Palestina di Universitas Columbia yang menentang perang Israel di Jalur Gaza. Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) menyebut Khalil ditangkap pada Minggu (9/3) waktu setempat.

    Disebutkan DHS bahwa Khalil “memimpin aktivitas terkait Hamas, sebuah organisasi teroris”. Namun tidak dijelaskan lebih lanjut soal tuduhan tersebut.

    DHS dalam pernyataannya menyebut langkah penangkapan itu dilakukan “untuk mendukung perintah eksekutif Presiden Trump yang melarang antisemitisme, dan dalam koordinasi dengan Departemen Luar Negeri”.

    Sosok Khalil menjadi wajah paling menonjol dari gerakan protes di universitas-universitas AS yang marak tahun lalu sebagai bentuk perlawanan terhadap perang yang berkecamuk di Jalur Gaza.

    Menurut Student Workers of Columbia Union, Khalil merupakan “seorang lulusan (Universitas) Columbia baru-baru ini dari Palestina dan kepala negosiator untuk kamp solidaritas Gaza musim semi lalu”. Dia disebut memegang green card dan berstatus penduduk tetap AS ketika ditangkap.

    Ribuan orang telah menandatangani petisi yang menyerukan pembebasan Khalil.

    Trump, dalam pernyataannya, mengancam akan mengambil tindakan lebih lanjut terhadap para demonstran kampus lainnya, yang beberapa di antaranya dia tuduh tanpa bukti sebagai “agitator bayaran”, atau “penghasut bayaran”.

    “Kita akan menemukan, menangkap, dan mendeportasi para simpatisan teroris ini dari negara kita — tidak akan pernah kembali lagi,” tegasnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • RI dan Belanda perkuat pencegahan terorisme di ruang siber

    RI dan Belanda perkuat pencegahan terorisme di ruang siber

    Jakarta (ANTARA) – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI dan Koordinator Nasional untuk Penanggulangan Terorisme dan Keamanan Belanda (National Coordinator for Counterterrorism and Security/NCTV) memperkuat pencegahan terorisme di ruang siber melalui penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) di Jakarta (10/3).

    Kepala BNPT RI Komisaris Jenderal Polisi Eddy Hartono saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa, mengatakan kolaborasi tersebut akan lebih menitikberatkan pada pencegahan penyebaran paham radikal terorisme di dunia maya.

    “BNPT berharap dengan MoU ini, ke depannya, kami dengan pemerintahan Belanda lebih efektif dan fokus kepada pencegahan terhadap tindak pidana terorisme, khususnya penyebaran paham radikal terorisme di ruang siber,” ungkap Eddy.

    Dia menjelaskan bahwa ruang siber menjadi tempat yang rawan digunakan oleh kelompok teroris untuk berbagai aktivitas seperti propaganda, rekrutmen, maupun penyaluran pendanaan bagi kelompok kelompok terorisme.

    Oleh sebab itu, kata dia, kemungkinan ke depannya kedua belah pihak akan lebih fokus berbagi informasi tentang analisis di ruang siber serta meningkatkan kerja sama dalam rangka peningkatan kemampuan untuk analisis.

    Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN Marc Gerritsen turut menekankan pentingnya perhatian yang terus-menerus dalam menghadapi ancaman terorisme yang juga dipengaruhi kondisi global.

    Dia menyebutkan hal yang sama berlaku di Belanda karena selalu ada masalah risiko serta perkembangan yang berbeda.

    “Perhatian terus-menerus kami di bidang radikalisasi dan apa yang kami lihat, yaitu radikalisasi di Belanda dan mungkin juga di Indonesia, sangat dipengaruhi oleh perkembangan dari luar negeri,” ujar Gerritsen.

    Untuk itu, ia menilai isu terorisme membutuhkan perhatian terus-menerus, sehingga fakta bahwa dalam dua tahun terakhir tidak ada serangan terbuka di Indonesia merupakan hal baik, namun hal tersebut tidak boleh menurunkan tingkat kewaspadaan.

    Gerritsen pun berharap kerja sama kali ini dapat memperkuat strategi pencegahan terorisme di kedua negara, terutama melalui pertukaran informasi, peningkatan kapasitas analisis, serta penguatan berbagai langkah kontra-radikalisasi di dunia digital.

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • Diancam AS Soal Nuklir, Komandan AD Iran: Jari Kami di Pelatuk, Siap Hantam Agresor, Apa Kata Rusia? – Halaman all

    Diancam AS Soal Nuklir, Komandan AD Iran: Jari Kami di Pelatuk, Siap Hantam Agresor, Apa Kata Rusia? – Halaman all

    Tak Terima Iran Diancam AS Soal Nuklir, Komandan AD Iran: Jari Kami di Pelatuk, Siap Hantam Agresor, Apa Kata Rusia?

    TRIBUNNEWS.COM – Komandan Angkatan Darat Militer Iran, Brigadir Jenderal Kiumars Heidari mengatakan pasukannya sepenuhnya siap untuk memberikan respons tegas terhadap setiap kemungkinan tindakan agresi terhadap negara tersebut. 

    Berbicara kepada wartawan pada Senin (10/3/2025), Heidari mengatakan Angkatan Bersenjata Iran ‘tanpa henti’ mengikuti arahan Pemimpin Revolusi Iran,  Ayatollah Seyyed Ali Khamenei.

    “Jari Angkatan Bersenjata Iran sudah di pelatuk dan mereka dalam keadaan siap sepenuhnya,” tambahnya.

    Ia mencatat kalau Angkatan Bersenjata Iran telah melakukan semua persiapan yang diperlukan dan memiliki semua sumber daya untuk melawan ancaman apa pun dan akan mengalahkan apa yang dia indentifikasikan sebagai ‘para agresor.’

    LEPAS LANDAS – Tangkap layar dari Al Arabiya, Rabu (5/3/2025) menunjukkan jet tempur Amerika Serikat (AS) lepas landas dari kapal induk mereka. AS mengerahkan kembali kapal Induk USS Harry S Truman ke perairan Timur Tengah, khususnya Laut Merah, sehari setelah menerapkan gerakan Houthi sebagai organisasi teroris, Selasa (4/3/2025). (tangkap layar/al arabiya)

    AS Siap Main Cara Halus atau Kasar ke Iran

    Pernyataan komandan AD Iran ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meningkatkan tekanan terhadap Iran dalam seminggu terakhir soal nuklir.

    Trump mengklaim kalau Teheran ‘dapat ditangani’ baik melalui cara militer atau dengan mencapai kesepakatan atas program nuklirnya. 

    Namun, Ayatollah Khamenei pada Sabtu mengatakan kalau desakan AS untuk mengadakan pembicaraan dengan Iran tidak bertujuan untuk menyelesaikan masalah.

     Khamenei menekankan kalau Iran tidak akan pernah memenuhi keinginan dan desakan dari ‘negara-negara penindas’.

    Hal itu mengindikasikan kalau Iran bersikap untuk enggan bernegosiasi dengan AS di bawah tekanan. 

    Belum Ada Surat Trump yang Masuk

    Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan Republik Iran belum menerima surat dari Presiden AS Trump.

    Berbicara dalam konferensi pers mingguannya pada Senin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei berbicara tentang perkembangan terakhir di Iran dan kawasan itu.

    Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh wartawan tentang surat Trump kepada Iran, dia berkata, “Kami tidak menerima surat.”

    Ditanya tentang posisi Iran mengenai negosiasi, diplomat senior Iran itu mengatakan, “Kebijakan politisi Amerika adalah intimidasi. Republik Iran tidak pernah menolak untuk bernegosiasi. (Namun) Republik Iran tidak akan pernah menerima negosiasi di bawah tekanan.

    Mengutuk sanksi kejam Barat terhadap Iran, Baghaei mencatat, “Sanksi sepihak AS terhadap bangsa Iran tidak memiliki pembenaran atau dasar hukum dan benar-benar ilegal.”

    Dia juga mendesak negara-negara di kawasan itu untuk membuat keputusan berdasarkan kepentingan dan kekhawatiran nasional mereka, dan hubungan baik dengan Republik Iran, dan tidak membiarkan tekanan ilegal dan intimidasi Amerika Serikat untuk secara negatif mempengaruhi hubungan mereka dengan bangsa Iran dan menciptakan hasutan dan perpecahan di negara-negara di kawasan itu.

    PELURU ARTILERI – Angkatan bersenjata Iran melontarkan peluru artileri dalam sebuah latihan militer. Angkatan Darat Iran menyatakan siap merespons setiap ancaman yang datang seiring datangnya tekanan dari Amerika Serikat (AS) yang mendesak Iran untuk mau berunding soal program nuklirnya. (mna/tangkap layar)

    Rusia: Iran Negara Berdaulat

    Terkait situasi tersebut, Rusia menegaskan sikapnya yang memandang kalau Iran memiliki kedaulatan untuk menerima atau tidak menerima negosiasi dari negara mana pun tanpa ada tekanan dan desakan.

    Kremlin, yang ditanya pada Senin apakah Rusia telah mengadakan konsultasi dengan Iran sebelum atau setelah Teheran menanggapi surat dari Presiden AS Donald Trump yang mendesak negara itu untuk menegosiasikan kesepakatan nuklir, menyatakan kalau Iran merumuskan posisi kebijakannya sendiri.

    Ditanya apakah Moskow telah berkonsultasi dengan Teheran sebelum atau sesudah surat Trump, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan:

    “Tidak. Iran adalah negara berdaulat dan secara independen merumuskan posisinya tentang isu-isu kebijakan luar negeri utama. Jelas bahwa kontak yang sangat tegang ada di depan.”

    Trump sebelumnya mengatakan dia akan menerapkan kembali kebijakan “tekanan maksimum” terhadap Iran.

    Tekanan maksimum ini bertujuan mencegah negara itu membangun senjata nuklir, bahkan ketika dia telah mengisyaratkan keterbukaan terhadap perjanjian nuklir baru dengan Teheran.

    Rusia dan Iran telah mendekat sejak awal perang di Ukraina, dengan Teheran menyediakan drone bagi Moskow.

    Mengenai kemungkinan pembicaraan tentang program nuklir Teheran, Peskov mengatakan: “Jelas bahwa Iran sedang mencari negosiasi berdasarkan saling menghormati, negosiasi yang konstruktif.”

    “Kami, tentu saja, untuk bagian kami, akan terus melakukan segala sesuatu yang tergantung pada kami, segala sesuatu yang mungkin, untuk membawa proses ini menyelesaikan berkas nuklir Iran ke arah yang damai.”

     

    (oln/mna/alarbya/*)

     

  • Hamas Tunjukkan Fleksibilitas dalam Perundingan Gencatan Senjata Gaza dengan Washington – Halaman all

    Hamas Tunjukkan Fleksibilitas dalam Perundingan Gencatan Senjata Gaza dengan Washington – Halaman all

    Hamas Tunjukkan Fleksibilitas dalam Perundingan Gencatan Senjata Gaza dengan Washington

    TRIBUNNEWS.COM- Seorang juru bicara Hamas mengatakan pada 10 Maret bahwa gerakan perlawanan menunjukkan “fleksibilitas” dalam pembicaraan gencatan senjata dengan mediator dan utusan Presiden AS Donald Trump, Adam Boehler. 

    Ketika Israel mengancam akan kembali berperang di Gaza, Washington berupaya untuk menegosiasikan kesepakatan terpisah dengan Hamas untuk membebaskan warga negara AS yang ditahan di Gaza.

    “Kami telah menunjukkan fleksibilitas dalam menangani upaya para mediator dan utusan Trump, dan kami sedang menunggu hasil negosiasi yang akan datang untuk memastikan Israel mematuhi perjanjian dan melanjutkan ke tahap kedua,” kata juru bicara Hamas Abdul Latif al-Qanou. 

    “Negosiasi yang dilakukan dengan mediator Mesir dan Qatar, serta utusan Trump, difokuskan pada upaya mengakhiri perang, penarikan pasukan, dan rekonstruksi. Kami telah berkomitmen penuh pada tahap pertama perjanjian, dan prioritas kami sekarang adalah melindungi dan memberikan bantuan kepada rakyat kami sambil memastikan gencatan senjata permanen,” imbuhnya. 

    “Gerakan ini telah menyetujui usulan Mesir untuk membentuk komite pendukung masyarakat dan telah menyetujui pekerjaannya di Gaza untuk memperkuat ketahanan rakyat kami dan menjaga mereka tetap berada di tanah mereka,” lanjut Qanou. 

    Ia juga mengatakan Israel berharap untuk “memaksa rakyat kami untuk bermigrasi dengan memperketat pengepungan, menutup penyeberangan, dan mencegah bantuan kemanusiaan – namun ini hanyalah delusi belaka.”

    “Pembicaraan Israel tentang rencana militer untuk melanjutkan pertempuran di Gaza dan keputusannya untuk memutus aliran listrik adalah pilihan yang gagal dan menimbulkan ancaman bagi para tawanannya, yang hanya akan dibebaskan melalui negosiasi.”

    Israel memblokir masuknya semua barang dan pasokan ke Jalur Gaza pada awal Maret, mengancam gerakan perlawanan Palestina dengan “konsekuensi tambahan” jika tidak menerima tuntutan Israel untuk memperpanjang fase pertama gencatan senjata.

    Tel Aviv telah memutus aliran listrik ke Gaza, dan kini mengancam akan memutus aliran air. 

    Perusahaan Penyiaran Israel (KAN) melaporkan pada 10 Maret bahwa Kepala Staf Angkatan Darat Israel yang baru, Eyal Zamir, telah mengizinkan rencana militer untuk memulai kembali perang di Jalur Gaza jika negosiasi untuk pertukaran tahanan dan gencatan senjata gagal.

    Perwakilan Hamas bertemu dengan para mediator di Kairo selama akhir pekan, begitu pula dengan utusan Trump. Washington tengah berupaya untuk merundingkan kesepakatan terpisah dengan Hamas guna membebaskan sejumlah tawanan Israel yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dengan kewarganegaraan AS. 

    Hamas terus bersikeras bahwa ketentuan kesepakatan awal harus dihormati dan pembicaraan untuk tahap kedua segera dimulai. 

    “Saya ingin MENJELASKAN dengan SANGAT JELAS karena beberapa pihak telah salah menafsirkan. Hamas adalah organisasi teroris yang telah membunuh ribuan orang tak berdosa. Mereka secara DEFINISI adalah orang-orang JAHAT. Dan seperti yang [Trump] katakan, tidak ada satu pun anggota Hamas yang akan aman jika Hamas tidak SEGERA MEMBEBASKAN SEMUA SANDERA,” kata Boehler pada hari Senin. 

    Boehler menanggapi reaksi keras yang ia hadapi dalam wawancara CNN di mana ia mengatakan bahwa pejabat Hamas “sebenarnya orang-orang seperti kami” dan “orang-orang yang cukup baik.” 

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Sahabat Nikita Mirzani Ditangkap Mabes Polri, Siapakah Dia?

    Sahabat Nikita Mirzani Ditangkap Mabes Polri, Siapakah Dia?

    Jakarta, Beritasatu.com – Sahabat selebritas Nikita Mirzani, selebgram Yokke Hargono ditangkap Bareskrim Cyber Mabes Polri. Penangkapan tersebut atas pelaporan Fitri Salhuteru dengan dugaan pencemaran nama baik.

    Penangkapan tersebut berawal dari percakapan yang tersebar antara Yokke Hargono dan Yolo Ine yang membahas laporan terhadap Yokke Hargono.

    Dalam percakapan yang direkam dan beredar, Yolo Ine menanyakan apakah Yokke sudah dilaporkan, dan Yokke membenarkan dirinya telah dilaporkan Fitri Salhuteru atas dugaan pencemaran nama baik berdasarkan Undang-Undang ITE.  Yokke juga menyebutkan, laporan tersebut dilakukan pada 11 Februari dan dirinya kini telah ditangkap oleh polisi.

    “Lo itu dilaporin?” tanya Yolo Ine kepada Yokke dikutip dari channel YouTube, Senin (10/3/2025).

    “Iya, dilaporkan sama Fitri (Fitri Salhuteru) Undang-Undang ITE soal pencemaran nama baik,” jawab Yokke Hargono.

    Mendengar hal tersebut, Yolo Ine kembali menegaskan soal penangkapan Yokke.

    “Sekarang lo sudah sama polisi?” tanyanya.

    “Iya, sudah, ada 5 sampai 6 orang polisi. Gue sudah kayak teroris. Gue lagi di kamar mandi. Gue cari siapa saja yang bisa bantu gue dahulu,” balas Yokke lagi.

    Fitri Salhuteru yang merupakan pihak yang melaporkan mengaku terpaksa mengambil langkah hukum karena perbuatan Yokke yang dinilai sudah melampaui batas.

    “Biar dia menjadi rahasia aku, nanti akan bergulir di persidangan. Perbuatan apa yang dia perbuat sampai aku harus memenjarakan dia,” tegas Fitri Salhuteru.

    Fitri menyampaikan ucapan Yokke Hargono sangat merusak nama baiknya dan keluarga.

    “Ucapan Yokke itu mengerikan, ucapan fitnah, bullying dari dia sangat mengerikan,” tambah Fitri.

    Sebagai bentuk tantangan, Fitri Salhuteru meminta netizen untuk membuktikan kebenaran ucapan Yokke Hargono.

    “Cara dia berbicara seolah-olah benar, satu saja dari dia ada yang benar maka aku siap menggelontorkan uang untuk memberikan kalian THR,” tutup Fitri menanggapi penangkapan Yokke Hargono, sahabat Nikita Mirzani tersebut.

  • Israel Izinkan Warga Druze Suriah Bekerja di Wilayah Suriah Diduduki Israel di Dataran Tinggi Golan – Halaman all

    Israel Izinkan Warga Druze Suriah Bekerja di Wilayah Suriah Diduduki Israel di Dataran Tinggi Golan – Halaman all

    Israel Izinkan Warga Druze Suriah Bekerja di Wilayah Suriah yang Diduduki Israel, Disebut Langkah Radikal

    TRIBUNNEWS.COM- Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, secara terbuka mengonfirmasi laporan terkini bahwa Israel akan melakukan “langkah radikal” dengan mengizinkan warga Druze dan Sirkasia Suriah untuk menyeberang ke wilayah Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel untuk tujuan bekerja, The Jerusalem Post melaporkan pada tanggal 9 Maret.

    Surat kabar itu menyebutnya sebagai “langkah yang tidak biasa” untuk mengizinkan “warga negara asing dari negara yang bermusuhan seperti Suriah untuk bekerja di Israel.” 

    Israel memulai persiapan untuk mengizinkan warga Druze Suriah bekerja di kota-kota Israel di Dataran Tinggi Golan yang diduduki pada akhir Februari,  menurut  Perusahaan Penyiaran Israel (KANN).

    Rencana tersebut disusun oleh Jenderal Israel Ghassan Alian, yang mengepalai Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT) dan seorang Druze sendiri.

    Druze Suriah merupakan kelompok minoritas di era Assad yang sebagian besar hidup menyendiri, dengan beberapa sejarah positif di masa lalu dengan Israel, khususnya komunitas Druze Israel, namun sebagian besar masih menentang Israel, The Jerusalem Post mencatat.

    Setelah militan dari Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang dipimpin oleh mantan komandan Al-Qaeda Ahmed al-Sharaa, menggulingkan pemerintah Suriah pada bulan Desember, Israel memulai kampanye publik untuk menunjukkan bahwa Druze membutuhkan perlindungan Israel.

    Meskipun secara diam-diam mendukung Sharaa dan HTS dengan uang dan senjata selama perang 14 tahun kelompok itu melawan pemerintahan Assad, Israel kini beralih menekankan masa lalu teroris dan ideologi ekstremis kelompok itu, menggunakannya sebagai dalih untuk menduduki wilayah Suriah tambahan dan untuk memenangkan dukungan di antara Druze Suriah.

    Jerusalem Post mengamati lebih lanjut bahwa, “Selama tiga bulan Divisi 210 IDF berada di Suriah selatan, telah ada upaya untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan Druze Suriah agar mereka tetap tenang mengenai kehadiran Israel di sana dan untuk menghindari ketegangan.”

    “Namun, mengizinkan Druze Suriah untuk bekerja di Israel, bahkan jika dibatasi di Golan, merupakan eskalasi besar dalam upaya memperdalam hubungan antara Israel dan komunitas tersebut,” imbuh surat kabar itu.

    Ini juga merupakan tanda bahwa Israel berencana untuk melanjutkan pendudukannya di Suriah selatan untuk waktu yang lama, meskipun hal itu ilegal menurut hukum internasional. 

    “Secara teknis, tidak ada dasar hukum internasional yang jelas bagi Israel untuk tetap berada di Suriah tanpa batas waktu,” The Jerusalem Post menjelaskan. Namun, klaim Israel bahwa “kehadirannya di Suriah menguntungkan warga Suriah setempat juga dapat membantu dalam perdebatan mengenai legitimasi atas kehadiran IDF di sana.”

    Israel juga menggunakan pembantaian warga Alawi yang dilakukan oleh pasukan keamanan Suriah yang berafiliasi dengan HTS selama tiga hari terakhir sebagai dalih untuk membenarkan pendudukannya atas Suriah.

    Presiden Suriah Sharaa telah “melepas topengnya dan memperlihatkan wajah aslinya: Seorang teroris jihadis dari aliran al-Qaeda yang melakukan tindakan mengerikan terhadap penduduk sipil,” kata Menteri Pertahanan Katz dalam sebuah pernyataan pada tanggal 7 Maret ketika pembantaian di wilayah pesisir Suriah sedang berlangsung.

    “Israel akan mempertahankan diri terhadap ancaman apa pun dari Suriah,” imbuh Katz, sembari berjanji militer akan terus menduduki zona penyangga di sepanjang perbatasan dan terus berupaya menjaga Suriah selatan tetap didemiliterisasi.

     

    SUMBER: THE CRADLE