Kasus: Teroris

  • PM Selandia Baru Jacinda Ardern Jadi Inspirasi Nama Spesies Baru Jangkrik Raksasa dalam Memori Hari Ini, 13 Maret 2021

    PM Selandia Baru Jacinda Ardern Jadi Inspirasi Nama Spesies Baru Jangkrik Raksasa dalam Memori Hari Ini, 13 Maret 2021

    JAKARTA – Memori hari ini, empat tahun yang lalu, 13 Maret 2021, Universitas Massey menjadikan Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Jacinda Ardern sebagai nama spesies baru jangkrik raksasa: Hemiandrus Jacinda. Nama itu diberikan karena figur Ardern yang populer. Selain itu karena jangkrik tersebut berwarna merah khas Partai Buruh.

    Sebelumnya, Ardern dikenal sebagai figur wanita bernyali tinggi dalam peta politik Selandia Baru. Ia adalah ketua Partai Buruh. Suatu lompatan besar dalam karier politiknya. Ia kemudian terpilih sebagai PM Selandia Baru.

    Wanita masuk dunia politik sudah biasa di era modern. Namun, wanita yang disegani di dunia politik dapat dihitung jari. Ambil contoh Ardern. Wanita kelahiran Hamilton, Selandia Baru, 26 Juli 1980 sudah masuk jajaran wakil rakyat Selandia Baru sedari 2008.

    Tindak-tanduknya sebagai anggota parlemen tak mudah. Ia kerap diremehkan karena terlahir sebagai seorang wanita. Ia dianggap tak mengerti banyak hal dalam dunia politik. Namun, Ardern justru memperlihatkan yang sebaliknya.

    Ia jadi politisi vokal. Ia kerap menyuarakan banyak hal terkait hajat hidup rakyat Selandia Baru – dari urusan budaya hingga kemiskinan. Kondisi itu membuat karier politiknya berjalan dengan baik. Ardern pun mampu duduk sebagai Ketua Partai Buruh sedari 2017.

    Spesies baru jangkrik raksasa yang diberi nama Hemiandrus Jacinda. (Wikimedia Commons)

    Kehadirannya di dalam Partai Buruh membawa warna baru. Partai Buruh jadi kebanjiran relawan. Bahkan, sumbangan Partai Buruh jadi meningkat karena kehadiran relawan yang dikenal sebagai Jacindamania.

    Rakyat Selandia Baru bak kembali bergairah dengan dunia politik. Apalagi, Ardern sendiri terpilih sebagai PM Selandia Baru sedari 2017. Ia mewakili harapan banyak orang. Awalnya popularitas Ardern hanya diketahui skala dalam negeri saja.

    Belakangan Ardern sering tampil di media massa dunia karena melakukan serangkaian tindakan cepat tanggap. Ia segera mendatangi keluarga korban tragedi berdarah penembakan Masjid Christchurch pada 2019. Ia menetapkan hari berkabung nasional. Pidatonya kemudian menyentuh dunia.

    “Kita mungkin telah meletakkan bunga, melakukan haka (tarian tradisional), menyanyikan lagu, atau sekadar berpelukan. Namun, bahkan saat kita tidak dapat berkata-kata, kita tetap mendengar ucapan kalian, dan ucapan kalian telah membuat kita rendah hati dan bersatu.”

    “Selama dua minggu terakhir kita telah mendengar kisah-kisah dari mereka yang terkena dampak serangan teroris ini. Kisah-kisah itu adalah kisah tentang keberanian. Kisah-kisah tentang mereka yang lahir di sini, tumbuh di sini, atau yang menjadikan Selandia Baru sebagai rumah mereka. Yang telah mencari perlindungan, atau mencari kehidupan yang lebih baik untuk diri mereka sendiri atau keluarga mereka,” ujar Ardern sebagaimana pidato lengkapnnya dikutip laman The Guardian, 28 Maret 2019.

    Popularitas Ardern terus meningkat kala Selandia Baru dikepung pandemi COVID-19. Ardern bertindak cekatan dengan melakukan keputusan cepat nan terukur. Kondisi itu membuat angka penularan virus dari Wuhan signifikan.

    Popularitas itulah yang kemudian membuat sederet peneliti dari Universitas Massey kepincut. Mereka yang baru menemukan spesial baru jangkrik raksasa hendak mengapresiasi Ardern. Puncaknya, spesies baru jangkrik raksasa itu dinamakan menggunakan nama Ardern dengan nama latin Hemiandrus Jacinda pada 13 Maret 2021.

    Spesies baru jangkrik raksasa itu dianggap mereka mewakili semangat Ardern. Warnanya – merah– mirip dengan Partai Buruh. Jangkrik raksasa itu dianggap pula cantik seperti Ardern. Ardern sendiri senang bukan main dengan namanya diabadikan jadi nama jangkrik.

    “Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern , telah menerima apa yang mungkin menjadi penghargaan terbesarnya sejauh ini: seekor jangkrik besar yang diberi nama dengan namanya. Spesies baru jangkrik raksasa yang tidak bisa terbang yang merupakan hewan endemik di Selandia Baru – diberi nama Hemiandrus jacinda karena berwarna merah khas Partai Buruh.”

    “Steven Trewick, seorang profesor ekologi evolusi di Universitas Massey di Selandia Baru dan ilmuwan yang memberi nama dan secara resmi mendeskripsikan serangga tersebut, mengatakan bahwa menurutnya serangga tersebut mencerminkan sifat-sifat perdana menteri. Itu adalah spesies yang mencolok, katanya, dan dia menganggapnya cantik,” ujar Elle Hunt dalam tulisannya di laman The Guardian berjudul Hemiandrus Jacinda: Insect Named after New Zealand Prime Minister (2021).

  • Jelang Gencatan Senjata, Putin Mendadak Datangi Garis Depan di Kursk

    Jelang Gencatan Senjata, Putin Mendadak Datangi Garis Depan di Kursk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah melakukan kunjungan mendadak ke wilayah Kursk yang diduduki Moskow pada Rabu (12/3/2025). Hal ini terjadi saat Kremlin mempertimbangkan usulan Amerika Serikat (AS) untuk gencatan senjata selama 30 hari dengan Ukraina.

    Mengenakan seragam militer dalam siaran video oleh televisi pemerintah Rusia, Putin mengatakan kepada pasukan garis depan bahwa tujuan Moskow adalah untuk “membebaskan sepenuhnya” Kursk sesegera mungkin.

    Ini merupakan perjalanan pertama Putin ke wilayah barat sejak serangan tak terduga Ukraina di sana tahun lalu.

    Beberapa jam setelah kunjungannya, rekaman media pemerintah Rusia menunjukkan Putin bertemu dengan jenderal utamanya Valery Gerasimov di Kursk sebelum menyampaikan pidato kepada tentara, di mana ia mendesak mereka untuk mengusir pasukan Ukraina yang tersisa di wilayah tersebut.

    Putin juga mengemukakan kemungkinan untuk menciptakan “zona penyangga” di sepanjang perbatasan Rusia dengan Ukraina. Ia menambahkan bahwa tentara Ukraina yang ditangkap di Kursk harus diperlakukan sebagai “teroris.”

    Kunjungan Putin yang diatur dengan cermat tampaknya dirancang untuk meningkatkan moral saat pasukan Rusia maju ke sisa-sisa pertahanan Ukraina di dalam Rusia, sehari setelah pembicaraan damai antara pejabat AS dan Ukraina menghasilkan penerimaan Kyiv terhadap gencatan senjata selama 30 hari yang didukung AS yang mencakup seluruh garis depan.

    Kemajuan kilat Rusia di Kursk mengancam satu-satunya wilayah tawar-menawar teritorial Kyiv pada saat yang krusial dalam perang saat gencatan senjata potensial masih memiliki ketidakpastian.

    Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Rabu bahwa keputusan sekarang berada di tangan Putin karena perwakilan AS menuju Rusia “saat ini juga saat kita berbicara,” untuk membahas usulan gencatan senjata.

    “Kita lihat saja nanti. Sekarang terserah Rusia,” kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval, saat ia menolak berkomentar apakah ia memiliki jadwal pertemuan dengan pemimpin Rusia tersebut.

    Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa Putin “mempelajari dengan saksama” usulan tersebut, sementara Moskow menunggu pengarahan dari pejabat AS dalam beberapa hari mendatang.

    Ukraina sendiri telah melancarkan serangan mendadak ke Kursk pada Agustus 2024, dengan cepat merebut wilayah tersebut. Selain merebut tanah yang berpotensi ditukar dengan wilayah yang diduduki Rusia, operasi tersebut bertujuan untuk mengalihkan sumber daya Moskow dari garis depan di timur.

    Namun Ukraina telah berjuang untuk mempertahankan wilayah yang direbutnya, dengan cengkeramannya di wilayah tersebut yang dengan cepat memburuk dalam beberapa hari terakhir.

    Pada Rabu, Gerasimov mengklaim bahwa pasukan Rusia telah merebut kembali lebih dari 86% wilayah yang direbut oleh Ukraina, bahwa 430 tentara Ukraina telah ditawan dan warga Ukraina yang tersisa dikepung.

    (luc/luc)

  • Kian Memanas Perang Rusia Vs Ukraina

    Kian Memanas Perang Rusia Vs Ukraina

    Jakarta

    Perang Rusia Vs Ukraina kian memanas dalam beberapa waktu terakhir. Terbaru, Rusia menembak jatuh 77 drone Ukraina dalam semalam.

    Dirangkum detikcom, Kamis (13/3/2025), serangan itu terjadi hanya dua hari setelah Kyiv melakukan serangan langsung terbesar terhadap Moskow selama perang tiga tahun tersebut.

    Sebanyak tiga puluh drone berhasil dicegat dan dihancurkan di wilayah Bryansk, Rusia barat yang berbatasan dengan Ukraina, sementara 25 drone lainnya jatuh di atas Kaluga, kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP.

    Kementerian menambahkan banyak drone lainnya ditembak jatuh di wilayah Kursk, Voronezh, Rostov, dan Belgorod.

    Serangan terbaru ini terjadi setelah Rusia menembak jatuh lebih dari 90 drone atau pesawat nirawak di wilayah ibu kota Rusia, Moskow pada hari Selasa lalu. Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin menyebutnya sebagai “serangan drone musuh paling masif terhadap Moskow”.

    Otoritas Rusia mengatakan tiga orang tewas dan beberapa lainnya cedera dalam serangan hari Selasa tersebut, yang mengakibatkan 337 drone Ukraina di seluruh negeri berhasil dicegat.

    Beberapa kota Ukraina juga diserang pada Kamis pagi waktu setempat, dengan seorang wanita berusia 42 tahun tewas di Kherson, menurut kepala administrasi militer regional Roman Mrochko.

    Pihak berwenang di Kyiv dan Dnipropetrovsk juga melaporkan diserang pada Kamis dini hari waktu setempat.

    Rudal Balistik Rusia Hantam Kota Pelabuhan Ukraina, 4 Orang Tewas

    Kota Pelabuhan Ukraina Hancur Diserang Rudal Balistik Rusia. Foto: AP/Michael Shtekel

    Serangan rudal balistik Rusia sempat menghantam kota pelabuhan Odesa di Ukraina bagian selatan. Sedikitnya empat orang tewas, dengan sebuah kapal kargo berbendera Barbados mengalami kerusakan akibat serangan rudal tersebut.

    Serangan rudal Moskow itu menghantam wilayah Ukraina pada Selasa (11/3) tengah malam waktu setempat, saat otoritas Kyiv menyatakan dukungan terhadap usulan Amerika Serikat (AS) untuk gencatan senjata selama 30 hari dan setuju untuk segera berunding dengan Rusia.

    Para pejabat Ukraina mengatakan serangan rudal terjadi saat kapal kargo tersebut sedang memuat pasokan gandum yang dimaksudkan untuk dikirim ke Aljazair.

    “Sayangnya, empat orang tewas — warga negara Suriah. Korban termuda berusia 18 tahun, yang paling tua berusia 24 tahun. Dua orang lainnya mengalami luka-luka — seorang warga Ukraina dan seorang warga Suriah,” kata wakil perdana menteri untuk rekonstruksi, Oleksiy Kuleba, dalam pernyataan via media sosial.

    “Rusia menyerang infrastruktur Ukraina, termasuk pelabuhan yang terlibat dalam memastikan keamanan pangan dunia,” tuduhnya.

    Rusia Tangkap 430 Tentara Ukraina di Kursk

    Ilustrasi Tentara Ukraina. Foto: REUTERS/Viacheslav Ratynskyi/File Photo Purchase Licensing Rights

    Rusia menangkap sebanyak 430 tentara Ukraina yang bertempur di Kursk, Rusia. Penangkapan para prajurit Ukraina dilakukan usai wilayah itu digempur Ukraina.

    Dilansir AFP, Kamis (13/3/2025), Kepala Staf Umum Militer Rusia melaporkan hal itu kepada Putin dalam sebuah pertemuan yang disiarkan televisi pada hari Rabu.

    Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan para komandan tinggi untuk mengalahkan pasukan Ukraina di wilayah Kursk, Rusia barat sesegera mungkin. Hal ini disampaikan Putin setelah pemerintah Amerika Serikat memintanya untuk mempertimbangkan usulan gencatan senjata dengan Ukraina selama 30 hari.

    Putin mengatakan para pejuang yang ditangkap harus diperlakukan sebagai teroris, sesuai dengan hukum Federasi Rusia. Hal ini menunjukkan bahwa mereka dapat diadili di pengadilan Rusia dan dipenjara selama beberapa dekade.

    Sebelumnya, pasukan Ukraina menerobos perbatasan Rusia pada tanggal 6 Agustus dan merebut sebidang tanah di dalam Rusia dalam upaya untuk mengalihkan perhatian pasukan Moskow dari garis depan di Ukraina timur, dan untuk mendapatkan potensi tawar-menawar.

    Namun, kemajuan kilat Rusia selama beberapa hari terakhir telah membuat Ukraina hanya memiliki wilayah seluas kurang dari 200 km persegi di Kursk, turun dari 1.300 km persegi pada puncak serangan musim panas lalu, menurut militer Rusia.

    “Tugas kita dalam waktu dekat, dalam jangka waktu sesingkat mungkin, adalah dengan tegas mengalahkan musuh yang bercokol di wilayah Kursk,” kata Putin kepada para jenderal dalam pidato yang disiarkan televisi pada Rabu malam waktu setempat, dilansir Al Arabiya dan Reuters, Kamis (13/3/2025).

    “Dan tentu saja, kita perlu berpikir untuk menciptakan zona keamanan di sepanjang perbatasan negara,” imbuh Putin yang mengenakan seragam militer.

    Pernyataan Putin ini muncul saat Presiden Amerika Serikat S Donald Trump mengatakan, bahwa ia berharap Moskow akan menyetujui gencatan senjata dan mengatakan bahwa jika tidak, maka Washington dapat menyebabkan Rusia mengalami kesulitan keuangan.

    Valery Gerasimov, kepala Staf Jenderal militer Rusia, mengatakan kepada Putin bahwa pasukan Rusia telah mengusir pasukan Ukraina dari lebih dari 86 persen wilayah yang pernah mereka kuasai di Kursk, yang setara dengan 1.100 km persegi tanah.

    Gerasimov mengatakan rencana Ukraina untuk menggunakan Kursk sebagai alat tawar-menawar dalam kemungkinan negosiasi di masa mendatang dengan Rusia telah gagal. Disebutkan pula bahwa taktiknya bahwa operasi Kursk akan memaksa Rusia untuk mengalihkan pasukan dari kemajuannya di Ukraina timur, juga tidak berhasil.

    Ia mengatakan pasukan Rusia telah merebut kembali 24 permukiman dan 259 km persegi tanah dari pasukan Ukraina dalam lima hari terakhir bersama dengan lebih dari 400 tahanan.

    Operasi Rusia untuk mengusir pasukan Ukraina dari Kursk telah memasuki tahap akhir, lapor kantor berita Rusia, TASS yang mengutip juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

    Panglima tertinggi militer Ukraina, Oleksandr Syrskyi, mengatakan pada hari Rabu (12/3), bahwa pasukan Kyiv akan terus beroperasi di Kursk selama diperlukan. Dia juga mengatakan bahwa pertempuran terus berlanjut di dalam kota Sudzha dan sekitarnya.

    Halaman 2 dari 3

    (taa/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Presiden Putin Perintahkan Pasukan Rusia Mengusir Tentara Ukraina dari Kursk Secepatnya

    Presiden Putin Perintahkan Pasukan Rusia Mengusir Tentara Ukraina dari Kursk Secepatnya

    JAKARTA – Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukan Rusia untuk sesegera mungkin mengusir tentara Ukraina dari wilayah Kursk.

    “Memang, tujuan kami dalam waktu dekat adalah mengalahkan musuh yang bercokol di Wilayah Kursk dan terlibat dalam operasi militer di sini, dan melakukannya sesegera mungkin,” kata presiden pada pertemuan yang diadakan di pos komando di wilayah perbatasan, seperti melansir TASS 13 Maret.

    Kemarin, Presiden Putin untuk pertama kalinya mengunjungi wilayah Kursk sejak tentara Ukraina mengusai beberapa wilayah di sana. Saat menggelar pertemuan di pos komando pasukannya, Presiden Putin seragam militer.

    Presiden Putin melakukan kunjungannya setelah Washington memintanya untuk mempertimbangkan usulan gencatan senjata selama 30 hari yang didukung oleh Ukraina, dan setelah pasukan Rusia merebut kembali sebagian wilayah di Kursk, yang memaksa pasukan Ukraina mundur dan menyerahkan kendali atas Kota Sudzha, seperti dikutip dari Reuters.

    Angkatan Bersenjata Rusia melanjutkan operasi mereka untuk menyapu bersih pasukan Ukraina di Wilayah Kursk. Lima permukiman dibebaskan dalam 24 jam terakhir. Secara khusus, pasukan Rusia menguasai bagian tengah Kota Sudzha.

    Tentara Ukraina berhasil menerobos wilayah Kursk Rusia. (Wikimedia Commons/Mil.gov.ua)

    Presiden Putin menegaskan, Ia tengah mempertimbangkan untuk mendirikan zona penyangga baru di dalam wilayah Sumy, Ukraina, yang berbatasan dengan Kursk, untuk melindungi dari potensi serangan Ukraina di masa mendatang.

    Ia juga mengatakan warga negara asing yang bertempur bersama pasukan Ukraina yang ditangkap di Kursk, tidak berhak menikmati perlindungan Konvensi Jenewa, dan bahwa tentara Ukraina yang ditangkap di Kursk harus diperlakukan sebagai “teroris.”

    Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, Kyiv telah kehilangan lebih dari 66.800 tentara sejak pertempuran dimulai di wilayah Kursk.

    Diketahui, Ukraina menimbulkan salah satu kejutan terbesar dalam perang tersebut pada tanggal 6 Agustus tahun lalu dengan menyerbu perbatasan dan merebut sebidang tanah di dalam Rusia, meningkatkan moral warga dan memperoleh potensi sebagai alat tawar-menawar. Itu adalah serang lintas batas pertama terhadap Rusia sejak Perang Dunia II.

    Namun, setelah bertahan selama lebih dari tujuh bulan di wilayah yang secara bertahap menyusut, Ukraina telah melihat posisinya memburuk tajam di Kursk dalam seminggu terakhir setelah jalur pasokan utamanya terputus.

    Sementara itu, Kepala Staf Umum militer Rusia Jenderal Valery Gerasimov terlihat memberi tahu Presiden Putin, pasukan Rusia telah mengusir pasukan Ukraina dari lebih dari 86 persen wilayah yang pernah mereka kuasai di Kursk, yang setara dengan 1.100 kilometer persegi (425 mil persegi) daratan.

    Rencana Ukraina untuk menggunakan Kursk sebagai alat tawar-menawar dalam kemungkinan negosiasi di masa mendatang dengan Rusia telah gagal, imbuh Jenderal Gerasimov.

    Langkah Kyiv bahwa operasi Kursk akan memaksa Rusia untuk mengalihkan pasukan dari kemajuannya di Ukraina timur juga tidak berhasil, lanjutnya.

    Jenderal Gerasimov menambahkan, pasukan Rusia telah merebut kembali 24 permukiman dan 259 kilometer persegi tanah dari pasukan Ukraina dalam lima hari terakhir bersama dengan lebih dari 400 tahanan.

    Unit-unit Rusia juga telah menyeberang ke wilayah Sumy di Ukraina, tempat ia mengatakan mereka memperluas “zona keamanan.”

  • Berseragam Militer, Putin Kunjungi Komando Rusia di Kursk Pertama Kalinya – Halaman all

    Berseragam Militer, Putin Kunjungi Komando Rusia di Kursk Pertama Kalinya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi wilayah perbatasannya di Kursk, Rusia barat, pada Rabu (12/3/2025).

    Kunjungan tersebut adalah yang pertama sejak pasukan Ukraina menguasai beberapa wilayah di Kursk tahun lalu.

    Putin muncul di televisi Rusia mengenakan seragam militer dan mengunjungi pusat kendali di wilayah Kursk yang digunakan oleh pasukan Rusia.

    Dalam kunjungannya, Putin memerintahkan pasukan Rusia untuk membebaskan wilayah Kursk sepenuhnya setelah mereka meraih kemajuan pesat dan memukul mundur pasukan Ukraina.

    “Dalam waktu sesingkat mungkin, kami akan mengalahkan musuh yang terkonsentrasi di wilayah Kursk dan yang terus melakukan operasi pertahanan di sini,” kata Putin kepada komandan militer senior Rusia, Rabu.

    Putin juga mendengar laporan dari Kepala Staf Umum Rusia, Valery Gerasimov, yang memberitahunya bahwa pasukan Ukraina di Kursk kini dikepung.

    “Penghancuran sistematisnya saat ini sedang berlangsung,” tambah Valery Gerasimov, seperti diberitakan Kremlin.

    Selain itu, Putin mengatakan Rusia seharusnya memperlakukan tentara Ukraina yang ditawan sebagai tawanan perang di wilayah Kursk sebagai teroris.

    “Mereka yang berada di wilayah Kursk, mereka yang melakukan kejahatan terhadap warga sipil di sini, mereka yang menentang angkatan bersenjata, badan penegak hukum, dan layanan khusus kita… adalah mereka yang harus kita perlakukan sebagai teroris,” kata Putin.

    Namun, ia menegaskan Rusia memperlakukan semua tawanan secara manusiawi sambil menambahkan bahwa tentara bayaran asing di antara pasukan Ukraina adalah yang tidak tunduk pada Konvensi Jenewa.

    “Kami memperlakukan semua orang secara manusiawi dan harus terus melakukannya di masa mendatang – dengan siapa pun yang jatuh ke tangan kami. Namun, saya juga ingin mengingatkan Anda bahwa tentara bayaran asing tidak tunduk pada Konvensi Jenewa 1949 tentang Perlakuan terhadap Tawanan Perang,” tambah Putin.

    Putin mengatakan Rusia tidak bermaksud memperluas cakupan Konvensi Jenewa untuk mencakup warga asing yang bertempur di pihak Ukraina.

    Sementara itu, Valery Gerasimov mengungkap kemajuan yang diraih pasukannya selama beberapa bulan terakhir.

    “Secara total, lebih dari 1.100 kilometer persegi wilayah dibebaskan selama operasi ofensif, yang merupakan lebih dari 86 persen wilayah yang sebelumnya diduduki musuh,” kata Valery Gerasimov.

    “Selama operasi militer di poros Kursk, musuh menderita lebih dari 67.000 tentara…” lanjutnya, seperti diberitakan Al Arabiya.

    Sebelumnya, pasukan Ukraina berhasil melakukan serangan mengejutkan dan menduduki sejumlah wilayah di Kursk pada bulan Agustus tahun lalu.

    Pasukan Ukraina berhasil menduduki ratusan kilometer persegi di Kursk selama beberapa bulan.

    Sementara itu, pasukan Rusia telah berusaha memukul mundur mereka dalam beberapa bulan terakhir.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Horor Ledakan hingga Tembakan saat Penumpang Kereta di Pakistan Disandera

    Horor Ledakan hingga Tembakan saat Penumpang Kereta di Pakistan Disandera

    Jakarta

    Sejumlah sandera di rangkaian kereta api di wilayah Pakistan bagian barat menceritakan detik-detik pembebasan. Para korban mengatakan aksi penyanderaan itu sangat mengerikan hingga terjadi ledakan bahkan tembakan.

    Dirangkum detikcom, Rabu (12/3/2025), sejumlah sandera yang dibebaskan dari aksi penyanderaan di rangkaian kereta api di wilayah Pakistan bagian barat daya menuturkan mereka berjalan selama berjam-jam melewati area pegunungan demi mencapai tempat aman. Para korban selamat ini menuturkan betapa mengerikan aksi penyanderaan itu.

    Penyanderaan yang didalangi oleh Tentara Pembebasan Baloch (BLA) itu diawali dengan ledakan bom pada rel kereta api yang dilalui rangkaian kereta Jafar Express pada Selasa (11/3) waktu setempat. Ledakan ini memaksa kereta berhenti di area terpencil Balochistan dan lebih dari 450 penumpang kereta disandera.

    BLA diketahui selama ini mengobarkan perang melawan pemerintah Pakistan. Baku tembak sempat terjadi setelah ledakan menghentikan kereta itu, dengan sedikitnya tiga orang tewas. Terdapat tentara dan personel kepolisian di antara para penumpang kereta tersebut.

    “Saya tidak bisa menemukan kata-kata untuk menggambarkan bagaimana kami berhasil melarikan diri. Itu mengerikan,” tutur salah satu korban selamat bernama Muhammad Bilal, seperti dilansir AFP, Rabu (12/3/2025).

    Lebih dari 100 Sandera Dibebaskan

    Foto: Beberapa penumpang berhasil selamat dari penyanderaan kereta di Pakistan (AP/Arshad Butt).

    Lebih dari 100 sandera di antaranya telah dibebaskan dari penyanderaan itu, sedangkan sisanya masih disandera oleh BLA.

    “Saya mendengar suara ledakan yang diikuti suara tembakan ketika para militan menaiki kereta,” ucap penumpang lainnya, Allahdita, yang berhasil selamat.

    “Orang-orang mulai bersembunyi di bawah kursi karena panik. Para militan memisahkan laki-laki dari perempuan. Mereka mengizinkan saya dan keluarga saya pergi karena saya memberitahu mereka bahwa saya pasien jantung,” ujar Allahdita yang berusia 49 tahun ini.

    “Kami berjalan lama melewati pegunungan untuk mencapai stasiun terdekat. Saya belum makan sejak saya mulai berpuasa pagi ini, tapi saya masih belum bisa makan,” katanya.

    Allahdita bersama dengan para korban selamat lainnya berjalan kali hingga ke stasiun Mach, yang kini ruang tunggunya diubah menjadi rumah sakit darurat untuk merawat para korban luka yang selama.

    Seorang korban selamat lainnya menuturkan bagaimana para militan bersenjata itu memeriksa kartu identitas para penumpang untuk mencari orang-orang yang berasal dari luar area Balochistan. BLA mengklaim sumber daya alam di wilayah tersebut dieksploitasi oleh pihak luar dan meningkatkan serangan yang menargetkan warga Pakistan lainnya yang berasal dari wilayah lain.

    “Mereka datang dan memeriksa kartu identitas dan menembak dua tentara di depan saya dan membawa empat tentara lainnya, saya tidak tahu ke mana,” ucap seorang penumpang yang enggan disebut namanya, yang mencapai stasiun terdekat usai berjalan kaki selama empat jam.

    “Mereka memeriksa kartu identitas dan orang-orang yang merupakan orang Punjab dibawa pergi oleh para teroris,” tuturnya.

    155 Sandera Bebas-27 Tewas

    Foto: Beberapa penumpang berhasil selamat dari penyanderaan kereta di Pakistan (AP/Arshad Butt).

    Pasukan keamanan Pakistan mengatakan 155 sandera telah dibebaskan dari penyanderaan penumpang kereta api yang dilakukan militan separatis di Provinsi Balochistan. Sedikitnya 27 orang, yang semuanya diduga militan separatis, tewas saat operasi keamanan dilakukan pasukan pemerintah Pakistan.

    Operasi keamanan itu, seperti dilansir Anadolu Agency, terus berlanjut untuk membebaskan para penumpang lainnya yang masih disandera di dalam kereta api tersebut.

    Para militan yang loyal pada kelompok separatis Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) mengklaim telah menyandera 214 penumpang kereta lainnya setelah menyerang sebuah rangkaian kereta api bernama Jaffar Express pada Selasa (11/3) waktu setempat.

    Serangan diawali dengan ledakan bom pada rel yang dilalui kereta api tersebut, yang memaksa rangkaian kereta berhenti di area terpencil Balochistan. Para militan bersenjata kemudian memasuki kereta dan melakukan penyanderaan. BLA selama ini mengobarkan perang melawan pemerintah Pakistan.

    Baku tembak dilaporkan terjadi setelah penyanderaan dilakukan. Pasukan keamanan Pakistan mengatakan mereka berhasil membebaskan 155 sandera di antaranya, termasuk wanita dan anak-anak. Operasi keamanan untuk membebaskan para penumpang lainnya sedang berlangsung.

    Selain menewaskan 27 militan, laporan yang belum terkonfirmasi menyebut sedikitnya 10 penumpang, termasuk sang masinis kereta, tewas dalam penyergapan itu.

    Otoritas Pakistan sejauh ini belum merilis pernyataan resmi soal korban jiwa dalam insiden tersebut.

    Halaman 2 dari 3

    (whn/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • 346 Sandera Bebas-30 Teroris Tewas Usai Penyanderaan Kereta di Pakistan

    346 Sandera Bebas-30 Teroris Tewas Usai Penyanderaan Kereta di Pakistan

    Pakistan

    Sebanyak 346 sandera berhasil dibebaskan pasukan pengamanan usai penyanderaan kereta penumpang di Pakistan yang berlangsung sejak Selasa lalu. Sementara, lebih dari 30 orang dari kelompok separatis tewas.

    “346 sandera dibebaskan dan lebih dari 30 teroris tewas selama operasi tersebut,” ujar seorang pejabat militer dilansir AFP, Kamis (13/3/2025).

    Pejabat militer mengatakan bahwa ada tentara Pakistan yang turut menjadi korban dalam kejadian tersebut. Disebutkan sebanyak 28 tentara tewas dalam pengepungan itu.

    Ia menambahkan bahwa setidaknya 27 tentara yang tewas sedang dalam keadaan tidak bertugas dan menjadi penumpang kereta. Sementara, satu tentara tewas selama operasi melawan teroris tersebut.

    Penyanderaan yang didalangi oleh Tentara Pembebasan Baloch (BLA) itu diawali dengan ledakan bom pada rel kereta api yang dilalui rangkaian kereta Jafar Express pada Selasa (11/3) waktu setempat. Ledakan ini memaksa kereta berhenti di area terpencil Balochistan dan lebih dari 450 penumpang kereta disandera.

    BLA diketahui selama ini mengobarkan perang melawan pemerintah Pakistan. Baku tembak sempat terjadi setelah ledakan menghentikan kereta itu, dengan sedikitnya tiga orang tewas. Terdapat tentara dan personel kepolisian di antara para penumpang kereta tersebut.

    (fca/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Tentara Pembebasan Balochistan – Siapa Militan di Balik Pembajakan Kereta Api Pakistan? – Halaman all

    Tentara Pembebasan Balochistan – Siapa Militan di Balik Pembajakan Kereta Api Pakistan? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok militan separatis membajak sebuah kereta api di Pakistan dan menyandera hampir 500 penumpang pada Selasa (11/3/2025).

    Mengutip The Independent, Tentara Pembebasan Balochistan (Baloch Liberation Army/BLA) mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

    Para pemberontak menyerang Jaffar Express, yang sedang dalam perjalanan dari ibu kota provinsi Quetta menuju kota Peshawar, di daerah pegunungan Bolan.

    Mereka meledakkan rel kereta dengan bahan peledak, memaksa kereta berhenti, dan menjebaknya di dalam Terowongan Mashkaf.

    BLA telah lama melancarkan pemberontakan di provinsi Balochistan.

    Pejabat keamanan Pakistan melaporkan bahwa militer berhasil menyelamatkan sedikitnya 155 sandera dalam operasi semalam dan menewaskan 27 militan.

    Sementara itu, BLA mengklaim telah menewaskan 30 tentara Pakistan dan menembak jatuh sebuah pesawat nirawak.

    Siapa Tentara Pembebasan Balochistan?

    Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) adalah salah satu kelompok militan terbesar yang menuntut kemerdekaan bagi Balochistan.

    Kelompok ini telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Pakistan dan Amerika Serikat.

    BLA dan kelompok separatis lainnya menuduh pemerintah Pakistan mengeksploitasi sumber daya alam yang ada di Balochistan, seperti minyak dan mineral, tanpa memberikan manfaat yang adil bagi penduduk setempat.

    Balochistan merupakan provinsi terbesar di Pakistan, tetapi berpenduduk paling sedikit.

    Wilayah ini berbatasan dengan Afghanistan dan Iran.

    BLA mengklaim bahwa Pakistan secara paksa mengintegrasikan Balochistan pada tahun 1948 setelah menekan Khanate of Kalat, penguasa lokal pada masa pemerintahan Inggris, untuk menandatangani perjanjian aksesi.

    Kelompok ini memiliki sejarah panjang dalam menargetkan warga sipil serta pasukan keamanan di provinsi tersebut, yang dihuni sekitar sembilan juta orang etnis Baloch.

    Mereka juga secara rutin menyerang proyek-proyek ekstraksi sumber daya alam, karena daerah pegunungan di Balochistan berfungsi sebagai tempat persembunyian mereka.

    Selama beberapa dekade, serangan BLA berskala kecil.

    Namun, pada Agustus tahun lalu, mereka meningkatkan intensitas serangan, menewaskan sekitar 70 orang dalam serangkaian aksi kekerasan.

    BLA juga bertanggung jawab atas serangan di dekat Bandara Karachi tahun lalu yang menewaskan dua warga negara China.

    Selain itu, mereka pernah mengirim seorang perempuan pengebom bunuh diri untuk menyerang warga China di sebuah universitas di kota pesisir.

    Aksi tersebut diduga merupakan bentuk protes terhadap investasi China di tambang emas dan tembaga di Balochistan.

    China sendiri telah menginvestasikan lebih dari £50 miliar dalam Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC), bagian dari inisiatif Belt and Road, yang mencakup proyek-proyek di Balochistan.

    Menurut Pusat Penelitian dan Studi Keamanan di Islamabad, kelompok-kelompok militan menewaskan lebih dari 1.600 orang di Pakistan tahun lalu.

    Mengapa BLA Menyerang Kereta Api Jaffar Express?

    BLA menuntut pembebasan tahanan politik, aktivis, dan warga Baloch yang mereka klaim telah diculik dalam operasi militer yang dikritik karena pelanggaran hak asasi manusia.

    Setelah membajak kereta, kelompok itu mengaku telah menyandera banyak personel keamanan yang sedang dalam perjalanan pulang saat cuti.

    “Penumpang sipil, terutama wanita, anak-anak, orang tua, dan warga Baloch telah dibebaskan dengan selamat dan diberi rute aman,” ujar BLA dalam sebuah pernyataan.

    Mereka juga menyatakan kesiapan untuk melakukan pertukaran tahanan, tetapi mengancam akan mengeksekusi para sandera jika intervensi militer terus berlanjut.

    “Jika tuntutan kami tidak dipenuhi dalam batas waktu yang ditentukan, atau jika pemerintah Pakistan melakukan operasi militer selama negosiasi, semua tawanan perang akan dieksekusi, dan kereta akan dihancurkan sepenuhnya,” ancam BLA.

    Menurut laporan Reuters, militan telah memerintahkan beberapa orang untuk mengenakan jaket berisi bahan peledak dan duduk di dekat para sandera.

    BLA mengklaim telah menahan 214 orang, sementara sumber keamanan Pakistan menyebut ada 425 penumpang di dalam kereta ketika serangan terjadi.

    Dalam pernyataan lain pada Selasa (11/3/2025), BLA memperingatkan investor asing agar tidak ikut serta dalam eksploitasi sumber daya Balochistan.

    Belum diketahui secara pasti berapa banyak militan yang terlibat dalam serangan ini.

    Namun, pejabat Pakistan dan analis keamanan memperkirakan BLA memiliki sekitar 3.000 pejuang.

    Presiden Pakistan Asif Ali Zardari dan Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengecam serangan tersebut dan berjanji akan memberantas para teroris.

    Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, juga mengutuk serangan ini dan menuntut pembebasan segera semua sandera.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • BREAKING NEWS: Pembajakan Kereta di Pakistan: 27 Orang Tewas, 450 Penumpang Disandera Teroris – Halaman all

    BREAKING NEWS: Pembajakan Kereta di Pakistan: 27 Orang Tewas, 450 Penumpang Disandera Teroris – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PAKISTAN –  Pasukan keamanan Pakistan mengatakan 27 teroris tewas ditembak dan 155 sandera berhasil dibebaskan setelah sebuah kereta dibajak sejak kemarin.

    Dikutip dari Times of India, Rabu (12/3/2025), sebanyak 155 sandera yang dibebaskan adalah penumpang kereta.

    Total sekitar 450 penumpang kereta yang disandera para teroris di provinsi Balochistan yang bergolak memasuki hari kedua.

    “Operasi penyelamatan sandera masih berlangsung,” demikian sumber keamanan dikutip dari AFP.

    Ancam Bunuh Semua Sandera

    Militan separatis yang membajak kereta api di Pakistan mengancam akan meledakkan kereta dan mengeksekusi 182 sandera yang tersisa jika pihak berwenang tidak memenuhi tuntutan mereka.

    Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) adalah kelompok yang membajak kereta api dan membawa sekitar 400 penumpang.

    BLA dilaporkan menuntut agar pihak berwenang Pakistan ‘segera dan tanpa syarat membebaskan’ tahanan yang termasuk dalam kelompok militan tersebut.

    Mereka juga memperingatkan bahwa setiap upaya militer untuk maju ke BLA dan membebaskan para sandera dengan paksa akan mengakibatkan mereka dibunuh, menurut sebuah posting oleh grup tersebut di Telegram. 

    BLA mengatakan pihaknya menguasai kereta tersebut selama lebih dari delapan jam selama pertempuran bersenjata dengan pasukan Pakistan.

    Mereka mengklaim telah menewaskan 30 tentara pemerintah. 

    Kereta penumpang Jaffar Express tertahan di sebuah terowongan dan masinisnya terluka parah dalam baku tembak pada Selasa pagi, kata sejumlah pejabat setempat.

    Pasukan keamanan mengatakan sebuah ledakan terdengar di dekat terowongan dan mereka terlibat baku tembak dengan militan di daerah pegunungan.

    BLA, yang memperjuangkan kemerdekaan provinsi Balochistan yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran, mengatakan telah menewaskan 20 tentara dan menembak jatuh sebuah pesawat nirawak.

    Hal ini tidak dikonfirmasi oleh otoritas Pakistan.

    Kelompok itu mengatakan telah menyandera 182 orang dari kereta tersebut, termasuk anggota tentara Pakistan dan pejabat keamanan lainnya yang sedang dalam perjalanan cuti.

    ‘Penumpang sipil, khususnya wanita, anak-anak, warga lanjut usia, dan warga Baloch, telah dibebaskan dengan selamat dan diberi rute yang aman,’ katanya dalam pernyataan yang dikirim melalui email kepada wartawan dan diunggah di Telegram.

    ‘BLA lebih lanjut memperingatkan bahwa jika intervensi militer berlanjut, semua sandera akan dieksekusi.’

    Kereta tersebut sedang dalam perjalanan dari ibu kota Balochistan, Quetta, ke kota Peshawar di provinsi Khyber Pakhtunkhwa saat ditembaki.

    Menteri Dalam Negeri Pakistan, Mohsin Naqvi, mengutuk serangan itu dan mengatakan pemerintah tidak akan memberikan konsesi apa pun kepada ‘binatang buas yang menembaki penumpang tak berdosa’.

    “Pemerintah Balochistan telah memberlakukan tindakan darurat untuk menangani situasi tersebut,” kata juru bicara Shahid Rind.

    BLA merupakan kelompok etnis terbesar dari beberapa kelompok etnis yang telah berperang melawan pemerintah selama puluhan tahun.

    Kelompok ini menuduh pemerintah secara tidak adil mengeksploitasi sumber daya gas dan mineral Balochistan yang melimpah.

    Konflik tersebut telah mengakibatkan terjadinya serangan yang sering kali terhadap pemerintah, tentara, dan kepentingan Cina di wilayah tersebut.

    Seorang juru bicara pemerintah Balochistan mengatakan bahwa serangan itu adalah tindakan terorisme, dan menambahkan bahwa penyelidikan terhadapnya sedang dilakukan. 

    Ia menambahkan bahwa kereta bantuan telah dikirim ke lokasi kejadian dan pasukan keamanan sedang bekerja di daerah tersebut.

    Kereta api di Balochistan biasanya memiliki personel keamanan di dalamnya karena separatis sebelumnya telah melakukan serangan mematikan terhadap kereta api dan pasukan keamanan di wilayah tersebut. 

    Pada bulan November, kelompok separatis melakukan serangan bom bunuh diri di stasiun kereta api di Quetta yang menewaskan 26 orang, termasuk personel keamanan, staf kereta api, dan penumpang.’

    Pemberontakan selama puluhan tahun di Balochistan oleh kelompok militan separatis telah menyebabkan terjadinya serangan terhadap pemerintah, tentara, dan kepentingan Tiongkok di wilayah tersebut, sehingga menimbulkan tuntutan untuk mendapatkan bagian dari sumber dayanya.

    Balochistan yang kaya minyak dan mineral merupakan provinsi terbesar di Pakistan tetapi juga paling sedikit penduduknya. 

    Ini adalah pusat bagi suku minoritas Baloch di negara itu yang anggotanya mengatakan mereka menghadapi diskriminasi dan eksploitasi oleh pemerintah pusat.

    BLA merupakan kelompok pemberontak etnis terbesar dari beberapa kelompok yang telah memerangi pemerintah negara Asia Selatan tersebut selama puluhan tahun, dengan mengatakan bahwa pemerintah tersebut secara tidak adil mengeksploitasi sumber daya gas dan mineral Balochistan yang kaya.

    Sumber: Times of India/DailyMail

     

     

  • Kelompok Separatis Bajak Kereta di Pakistan, 35 Penumpang Disandera

    Kelompok Separatis Bajak Kereta di Pakistan, 35 Penumpang Disandera

    Jakarta

    Kelompok separatis melakukan pembajakan sebuah kereta di Pakistan Barat Daya. Kelompok tersebut menyandera 35 penumpang dan 350 penumpang lain diyakini dalam keadaan selamat.

    Dilansir Reuters, Tentara Pembebasan Baloch (BLA), sebuah kelompok militan separatis, mengatakan bahwa mereka meledakkan kereta api dan “dengan cepat mengambil alih kendali atas kereta api tersebut”. Kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka memiliki 214 sandera dan mengancam akan membunuh mereka jika para tahanan Baloch tidak dibebaskan.

    Kereta tersebut terjebak di dalam terowongan dan masinisnya tewas setelah mengalami luka-luka serius.

    “Sekitar 350 penumpang, termasuk wanita dan anak-anak, selamat dan sebuah kereta bantuan akan mencapai daerah di mana kereta tersebut diserang,” kata seorang perwira polisi senior distrik, Rana Dilawar.

    “Pasukan keamanan melancarkan operasi besar-besaran,” katanya. Dia menambahkan bahwa helikopter dan pasukan khusus telah dikerahkan.

    Pasukan keamanan mengatakan bahwa ledakan terdengar di dekat terowongan. Baku tembak terjadi antara mereka dengan para militan di daerah pegunungan.

    Sumber keamanan lainnya mengatakan 104 penumpang telah diselamatkan, 17 orang terluka dibawa ke rumah sakit dan 16 militan telah terbunuh. Dia menambahkan bahwa sisanya telah dikepung.

    “Operasi ini akan terus berlanjut hingga teroris terakhir dihabisi,” kata mereka.

    “BLA siap untuk pertukaran tahanan,” kata kelompok tersebut. Menuntut pemerintah Pakistan untuk membebaskan tahanan politik Baloch, aktivis dan orang hilang yang disebutnya telah diculik oleh militer dalam waktu 48 jam,” jelasnya

    “Jika tuntutan kami tidak dipenuhi dalam jangka waktu yang ditentukan atau jika negara pendudukan melakukan tindakan militer selama waktu tersebut, semua tawanan perang akan dinetralisir dan kereta api tersebut akan dihancurkan,” imbuhnya.

    Kelompok tersebut mengatakan bahwa para sandera termasuk anggota tentara Pakistan dan pejabat keamanan lainnya yang sedang melakukan perjalanan cuti.

    Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengutuk serangan tersebut, dan mengatakan bahwa para pejabat keamanan telah “memukul mundur” para militan.

    (wnv/wnv)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu