Kasus: Teroris

  • Saya Tak Tertarik Target, Hancurkan Semua

    Saya Tak Tertarik Target, Hancurkan Semua

    PIKIRAN RAKYAT – Dalam investigasi terbaru, terungkap bahwa sejak awal, Perdana Menteri Israel Penjajah Benjamin Netanyahu ingin membumihanguskan seluruh tempat yang diduduki rakyat Palestina.

    Diketahui, Netanyahu memerintahkan militer untuk bombardir ‘semua’ titik di Gaza setelah 7 Oktober 2023. Laporan ini bersumber dari Surat kabar Israel Ynet, yag mengutip anggota Knesset Israel, Gadi Eisenkot dan sumber militer lainnya.

    Benjamin Netanyahu disebut-sebut ngamuk sambil memukul meja, menginstruksikan militer Israel untuk membombardir Gaza dengan segenap kekuatan yang dimiliki, setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober dua tahun lalu.

    Laporan mengatakan bahwa Netanyahu melontarkan kemarahan tersebut selama pertemuan dengan para perwira militer yang ‘hanya’ memberinya daftar 1.500 target yang telah diserang di Gaza, dalam beberapa hari setelah 7 Oktober.

    Menurut laporan tersebut, Netanyahu meminta lebih banyak. Dia dengan sarkas mempertanyakan kenapa militer tidak memiliki 5.000 target dalam daftar serangan.

    “Kami tidak memiliki 5.000 target yang disetujui,” jawab anggota IOF pada saat itu.

    “Saya tidak tertarik dengan target-target. Hancurkan rumah-rumah, bombardier seluruhnya dengan semua (alat dan kekuatan) yang kalian punya,” katanya, menurut laporan serupa.

    Israel Ancam Habis-habisan Serang Gaza

    Israel kian beringas dalam melakukan serangan ke wilayah Gaza dan bahkan Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengeluarkan pernyataan kontroversial.

    Katz mengatakan tak segan-segan akan melakukan penghancuran total dan pemindahan paksa di Jalur Gaza. Dia memberikan peringatan terakhir jika tawanan Israel tak kunjung dibebaskan.

    Selain itu, peringatan terakhir dari Katz ini juga meminta agar kelompok pejuang Palestina, Hamas agar disingkirkan dari kekuasaan.

    “Ini peringatan terakhir Serangan Angkatan Udara terhadap teroris Hamas hanyalah langkah pertama. Kelanjutannya akan jauh lebih sulit. Dan Anda akan membayar harga penuh,” katanya kepada warga Palestina yang terjebak di daerah kantong itu. 

    Pernyataan Katz ini dilontarkan sehari setelah Israel kembali membombardir Gaza pada Selasa, 18 Maret 2025. Serangan Israel tersebut menewaskan 400 warga Palestina yang sebagian besar anak-anak.

    Dalam pesan video yang ditujukan kepada penduduk Gaza, Katz mengatakan serangan pada Selasa dini hari yang menewaskan lebih dari 400 warga Palestina merupakan sebuah permulaan.

    “Apa yang akan terjadi selanjutnya akan jauh lebih parah, dan Anda akan menanggung akibatnya. Segera, evakuasi penduduk dari zona pertempuran akan dilanjutkan,” tuturnya dilaporkan Middle East Eye.

    Usai melakukan serangan udara, tentara Israel penjajah langsung dikerahkan dan melakukan invasi darat ke Gaza tengah dan selatan. Salah satu wilayah yang diinvasi adalah Netzarim.

    Netzarim merupakan salah satu wilayah strategis di Gaza yang memisahkan bagian utara dan bagian selatan daerah tersebut. Tindakan Israel tersebut juga menutup Jalan Salah Al-Din, mencegah warga Gaza bergerak ke utara, sementara pergerakan ke selatan tetap terbuka. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Masjid Diserang Saat Jemaah Salat di Niger, 44 Orang Tewas

    Masjid Diserang Saat Jemaah Salat di Niger, 44 Orang Tewas

    Niamey

    Kelompok bersenjata yang tergabung dalam Negara Islam di Sahara Raya menyerang sebuah masjid saat jemaah sedang melaksanakan salat di Niger. Sebanyak 44 orang dilaporkan tewas.

    “Para korban tewas dalam serangan biadab di sebuah masjid di kawasan Fonbita di kota pedesaan Kokorou,” kata Kementerian Dalam Negeri dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi pemerintah, seperti dilansir AFP, Sabtu (22/3/2025).

    Kementerian melaporkan bahwa sebanyak 44 orang meninggal dalam serangan ini. Dikatakan bahwa 13 orang lainnya terluka.

    Serangan itu terjadi pada sore hari saat orang-orang sedang menghadiri salat di masjid. Demikian pernyataan kementerian itu.

    “Para teroris bersenjata lengkap mengepung masjid untuk melakukan pembantaian dengan kekejaman yang tidak biasa,” katanya, seraya menambahkan bahwa para penyerang juga membakar pasar dan rumah-rumah setempat.

    Kementerian berjanji untuk memburu para pelaku dan mengadili mereka.

    Serangan itu terjadi di daerah yang dekat dengan perbatasan dengan Burkina Faso dan Mali. Wilayah tersebut menjadi tempat para jihadis yang berafiliasi dengan kelompok ISIS dan Al-Qaeda telah aktif selama bertahun-tahun.

    Sejak Juli 2023, setidaknya 2.400 orang telah tewas di Niger, menurut basis data ACLED, sebuah organisasi nonpemerintah yang memberikan data lokasi dan kejadian konflik bersenjata.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 11 Orang Tewas dalam Serangan Terbaru Israel di Gaza

    11 Orang Tewas dalam Serangan Terbaru Israel di Gaza

    Gaza

    Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan Israel menewaskan 11 orang. Israel terus melancarkan serangannya di wilayah Palestina dan memasuki hari keempat berturut-turut.

    Dilansir AFP, Sabtu (22/3/2025), Juru bicara pertahanan sipil Mahmud Bassal mengatakan kepada AFP tiga orang tewas dalam serangan sebelum fajar pada Jumat kemarin. Delapan orang lainnya tewas pada siang hari, enam di antaranya di Kota Gaza dan dua di Abassan di selatan.

    Militer Israel pada hari yang sama mendesak penduduk di tiga wilayah di Gaza selatan untuk segera mengungsi dari rumah mereka sebelum serangan.

    “Kepada semua yang berada di wilayah yang ditandai sebagai al-Salatin, al-Karama, dan al-Awda, ini adalah peringatan dini sebelum serangan. Organisasi teroris kembali dan menembakkan roket dari wilayah berpenduduk… Demi keselamatan Anda, segera menuju ke selatan menuju tempat perlindungan yang diketahui,” kata juru bicara militer Israel Avichay Adraee dalam sebuah posting di X.

    Sementara itu, Israel mengklaim bahwa mereka telah mencegat dua proyektil yang ditembakkan dari Gaza utara pada Jumat sore, setelah sirene serangan udara berbunyi di kota selatan Ashkelon.

    “Setelah sirene berbunyi pada pukul 16.30 di Ashkelon, dua proyektil yang ditembakkan dari Gaza utara dicegat oleh IAF (angkatan udara),” kata pernyataan militer Isael.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Taliban Pakistan Lancarkan Rentetan Serangan, 5 Polisi Tewas-6 Terluka

    Taliban Pakistan Lancarkan Rentetan Serangan, 5 Polisi Tewas-6 Terluka

    Islamabad

    Taliban Pakistan melancarkan sejumlah serangan di beberapa lokasi di wilayah barat laut Pakistan. Polisi Pakistan menyebut sebanyak 5 anggotanya tewas dan 6 lainnya terluka.

    Dilansir AFP, Jumat (21/3/2025), ada lima serangan terpisah di provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Hal itu diuangkap seorang pejabat polisi kepada AFP dengan syarat anonim.

    Pembunuhan tersebut diklaim oleh Taliban Pakistan, yang dikenal sebagai Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP). Kelompok itu pada pertengahan Maret ini mengumumkan ‘kampanye musim semi’ terhadap pasukan keamanan.

    Kelompok tersebut sejak itu mengklaim bertanggung jawab atas lebih dari 80 serangan di Khyber Pakhtunkhwa, provinsi pegunungan di sepanjang perbatasan Afghanistan.

    Qasim Ali, kepala polisi di ibu kota provinsi Peshawar, mengatakan “telah terjadi peningkatan yang nyata dalam serangan terhadap polisi” baru-baru ini.

    Insiden semacam itu merupakan kejadian sehari-hari di wilayah tersebut, di mana militer secara teratur mengatakan bahwa mereka membunuh ‘teroris’.

    Ali melaporkan serangan terhadap polisi di sembilan distrik hanya dalam waktu dua hari sejak TTP mengumumkan serangannya, dengan mengatakan bahwa pasukan tersebut telah menanggapi dengan lebih banyak operasi kontraterorisme.

    Balochistan menyaksikan pengepungan kereta api yang dramatis bulan ini yang menurut para pejabat mengakibatkan sekitar 60 kematian, setengahnya adalah separatis di balik serangan tersebut.

    Tahun lalu adalah tahun paling mematikan dalam hampir satu dekade, dengan lebih dari 1.600 orang tewas dalam serangan di Pakistan, hampir setengahnya adalah personel pasukan keamanan. Data tersebut menurut Pusat Penelitian dan Studi Keamanan yang berbasis di Islamabad.

    Kekerasan tersebut sebagian besar terbatas pada wilayah perbatasan Pakistan dengan Afghanistan.

    Islamabad menuduh Kabul gagal melawan militan yang beroperasi dari wilayahnya yang menargetkan Pakistan, tuduhan yang dibantah oleh otoritas Taliban.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perjudian Trump Soal Houthi dan Iran Demi Israel: Awas, AS Kehabisan Rudal Lawan China – Halaman all

    Perjudian Trump Soal Houthi dan Iran Demi Israel: Awas, AS Kehabisan Rudal Lawan China – Halaman all

    Perjudian Trump Soal Houthi dan Iran Demi Israel: Awas, AS Kehabisan Rudal Lawan China

    TRIBUNNEWS.COM – Rezim pemerintahan Israel saat ini boleh jadi tengah dalam euforia perang di berbagai front seiring dukungan penuh Amerika Serikat (AS) lewat kebijakan Donald Trump, sang presiden.

    Maka tak heran, mulai dari Gaza, Lebanon, Suriah, bahkan Iran, Israel menebarkan serangan udaranya secara gila-gilaan.

    Namun, sejumlah analis geopolitik dan keamanan wilayah, memperkirakan aksi sembrono Israel ini tidak akan bertahan lama lantaran situasi sulit yang segera menghampiri AS.

    Situasi sulit ini, diibaratkan sebagai sebuah perjudian AS, khususnya merujuk pada dukungan negara adidaya tersebut terhadap Israel dalam menghadapi kelompok Ansarallah Houthi di Yaman.

    “Meningkatnya kampanye Donald Trump melawan Houthi di Yaman, yang telah menghidupkan kembali blokade Laut Merah sebagai protes terhadap perang Israel di Gaza, mungkin akan segera menghadapi pilihan yang sulit,” tulis ulasan pakar geopolitik Robert Tollast dalam analisisnya di National, dikutip Jumat (21/3/2025).

    Seperti dilaporkan, Presiden AS tersebut telah berjanji untuk “memusnahkan” Houthi -kelompok yang dicap Trump sebagai “barbar”.

    Demi itu, telah terjadi setidaknya 30 serangan udara AS terhadap mereka sejak Sabtu pekan lalu, selain ancaman untuk meminta pertanggungjawaban langsung Iran atas serangan Houthi baik ke Israel maupun ke kapal perang AS di kawasan perairan wilayah tersebut.

    “Namun, perang melawan Houthi -dan juga Iran- tersebut bukanlah prioritas pertahanan utama AS,” tulis Tollast.

    Sebagai pengingat, pada Januari kemarin, Menteri Pertahanan AS rezim Trump, Pete Hegseth, mengutarakan tujuan jangka panjang Washington, yang telah ditetapkan sejak masa kepresidenan Obama. 

    Hegseth mengatakan tujuan utamanya adalah untuk “mencegah agresi di Indo-Pasifik oleh Tiongkok komunis”, China.

    “Ini berarti peningkatan ambisius terhadap inventaris senjata dan kemampuan angkatan laut AS untuk berperang melawan “rekan dekat” – angkatan bersenjata Beijing yang besar – daripada kekuatan milisi seperti Houthi atau negara seperti Iran,” tulis Tollast menggambarkan kalau musuh utama AS saat ini adalah China, bukan Houthi atau bahkan Iran.

    Kapal induk Amerika Serikat, Eisenhower. (U.S. Navy)

    Mempersenjatai Kembali Amerika

    Dalam perspektif ini, kata Tollast, peningkatan persenjataan AS sedang terjadi, di mana pabrik-pabrik senjata sedang dibangun atau diperluas, dengan fokus pada rudal jelajah jarak jauh yang bersifat siluman, dalam beberapa kasus dimungkinkan oleh AI, termasuk cara-cara untuk memangkas biaya sambil tetap mempertahankan kemampuan.

    Senjata lama seperti rudal Tomahawk sedang ditingkatkan untuk peperangan angkatan laut dan sistem baru berfokus pada pembangunan apa yang dikenal sebagai “massa” atau jumlah semata (keunggulan kuantitas armada) dalam peperangan.

    “Sementara itu, UU Kapal berupaya memperluas pembangunan kapal militer dan komersial AS, sebagian untuk bersaing dengan pembangunan angkatan laut besar-besaran Tiongkok,” menggambarkan upaya Trump untuk bisa mengungguli kemampuan militer China.

    Tollast menjelaskan, banyak sistem baru persenjataan yang dirancang AS dengan fokus pada pertempuran di hamparan Pasifik yang luas, yang oleh para komandan militer AS disebut sebagai “tirani jarak”. 

    “Fokusnya meliputi rudal antikapal, yang tidak berguna melawan Houthi, meskipun rudal tersebut akan penting dalam perang dengan Iran. Produksi pencegat pertahanan udara juga meningkat,” katanya.

    Masalahnya, kata dia, banyak pakar memperingatkan kalau AS mungkin tidak memiliki cukup kemampuan baru yang siap menghadapi krisis dengan China.

    “Hal ini dapat membuat keterlibatan baru di Timur Tengah tidak diinginkan, terutama yang melibatkan Iran. Alasannya adalah proyeksi kebutuhan pertahanan yang mengejutkan yang diyakini AS akan dibutuhkan untuk menghadapi China,” ujar Tollast.

    “Perkiraan bervariasi mengenai berapa banyak material militer yang dibutuhkan AS untuk menghadapi krisis Pasifik,” tambahnya.

    Untuk menggambarkan itu, Tollast mengutip pernyataan Salvatore Mercogliano, seorang sejarawan maritim di Universitas Campbell di Carolina Utara yang menyatakan kalau Komando militer AS di Pasifik “khawatir tentang pengeluaran senjata”.

    “Mereka juga khawatir tentang pengalihan kapal ke sana dan penarikan aset. Namun, tidak adanya jalur laut yang aman melalui Laut Merah juga akan berdampak pada dukungan operasi di Pasifik barat. Houthi (dan yang saya maksud adalah Iran) dapat menutup selat itu jika mereka mau dengan satu senjata yang belum digunakan – ranjau,” ulas sang analisis soal dilema strategis manuver militer AS yan terkait antara kebutuhan di Laut Pasifik dengan suplai yang mesti melalui Laut Merah.

    Disebutkan, dalam perang Pasifik skala penuh yang difokuskan pada Taiwan, AS diperkirakan akan menembakkan lebih dari 30.000 amunisi presisi, jumlah yang serupa dengan total bom dan rudal yang ditembakkan dalam invasi Irak tahun 2003, menurut analisis oleh Tyler Hacker, seorang peneliti di Pusat Penilaian Strategis dan Anggaran AS.

    Sebagai konteks, satu proyeksi untuk inventaris rudal Joint Air to Surface Standoff yang canggih pada tahun 2026 adalah 3.600 rudal.

    AS mungkin memiliki sekitar 4.000 Rudal Serang Darat Tomahawk yang lebih tua – stok pastinya dirahasiakan – dan sedang meningkatkan banyak senjata ini untuk peran antikapal, yang lagi-lagi kurang relevan untuk bentrokan di Timur Tengah.

    Kit bom berpemandu presisi yang disebut JDAM berada dalam kondisi yang lebih baik, dengan kapasitas untuk membuat puluhan ribu per tahun, tetapi ini akan menjadi senjata jarak pendek dalam perang dengan Tiongkok.

    Kapal Induk Amerika Serikat USS Abraham Lincoln (CVN-72) dilaporkan telah meninggalkan Timur Tengah, menandai kedua kalinya dalam lebih dari setahun tidak ada kapal induk Angkatan Laut AS yang hadir di kawasan tersebut. (MNA/screenshot)

    AS Kehabisan Rudal?

    Latihan perang AS baru-baru ini menunjukkan AS mungkin akan mengerahkan 5.000 rudal jelajah berbagai jenis pada bulan pertama perang Pasifik, yang menyiratkan konflik yang berkepanjangan akan mengosongkan persenjataan Amerika.

    Ini bukan satu-satunya tantangan.

    Serangan rudal Houthi terhadap kapal-kapal AS dan sekutu Washington, Israel, mungkin tidak terlalu efektif, tetapi tetap memerlukan rudal pencegat yang mahal untuk menangkisnya. 

    “Dalam perang dengan China, AS akan membutuhkan ribuan rudal ini untuk melindungi pangkalan-pangkalan penting, seperti Guam, dan sekutu-sekutu seperti Jepang. Washington tengah berjuang untuk meningkatkan produksi pertahanan rudal balistik,” kata Tollast.

    Para ahli mengatakan kalau dalam jangka pendek, Angkatan Laut AS boleh saja mempertahankan operasi militer yang signifikan terhadap gerakan yang didukung Iran, termasuk menggunakan serangan jarak sangat jauh oleh Angkatan Udara AS dan sekutunya, Inggris, setelah melancarkan lebih dari 200 serangan terhadap Houthi di bagian pertama kampanye, yang menyebabkan penurunan serangan di Laut Merah, tetapi gagal memulihkan kepercayaan perusahaan pelayaran yang menggunakan rute tersebut.

    “Namun, operasi panjang melawan Houthi dapat menguras persediaan pertahanan udara rudal yang mahal, berdasarkan krisis pertama sejak November 2023 dan seterusnya, ketika AS mengerahkan kapal perang ke Laut Merah, hingga berakhirnya operasi Houthi pertama pada bulan Januari. AS menembakkan 155 Rudal Standar dan sejumlah senjata pertahanan udara lainnya, dengan biaya hampir $2 miliar,” kata Tollast.

    Para ahli sebelumnya mengatakan kalau situasi ini tidak akan menjadi masalah jangka pendek yang besar karena persediaan yang dibangun selama bertahun-tahun jumlahnya mencapai ribuan. Namun, semakin lama perang berlangsung – terutama jika Iran terlibat langsung – semakin banyak persediaan amunisi AS yang terkuras.

    LEPAS LANDAS – Tangkap layar dari Al Arabiya, Rabu (5/3/2025) menunjukkan jet tempur Amerika Serikat (AS) lepas landas dari kapal induk mereka. AS mengerahkan kembali kapal Induk USS Harry S Truman ke perairan Timur Tengah, khususnya Laut Merah, sehari setelah menerapkan gerakan Houthi sebagai organisasi teroris, Selasa (4/3/2025). (tangkap layar/al arabiya)

    Dilema Angkatan Laut AS

    “Saya tidak berpikir serangan AS dimaksudkan untuk menghalangi Houthi,” kata Mercogliano. 

    “Tujuan mereka tampaknya ada dua. Pertama, untuk memengaruhi Iran agar menarik dukungan mereka. Presiden Trump memiliki pengaruh dengan sanksi OFAC [Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri] terhadap kapal tanker Iran, yang dapat diakhiri. Kedua, untuk meyakinkan perusahaan asuransi agar menurunkan asuransi risiko perang bagi kapal agar dapat melanjutkan pelayaran mereka. Inilah yang membuat kapal tidak dapat berlayar melalui Laut Merah.”

    Mercogliano menambahkan: “Presiden Trump baru saja mengundang pemilik [perusahaan pelayaran raksasa Prancis] CMA CGM ke Gedung Putih, yang berbicara tentang pendaftaran 20 kapal di AS. Mediterranean Shipping Company juga bekerja sama dengan BlackRock untuk membeli pelabuhan CK Hutchinson. Jadi, menurut saya, serangan ini lebih bersifat komersial daripada militer.”

    “Untuk saat ini, Washington dapat melanjutkan operasi angkatan laut meskipun ada kekhawatiran dari beberapa komandan militer AS bahwa angkatan laut mereka benar-benar kewalahan,” kata Tollast. 

    Angkatan laut AS, tulis seorang perwira dalam analisis untuk Institut Angkatan Laut AS, terpecah antara “komitmen kepada sekutu, sertifikasi pelatihan, persyaratan kesiapan, dan penempatan spontan ke Timur Tengah”.

    Hal ini, katanya, telah menyebabkan penumpukan perawatan tanpa akhir, yang berarti lebih sedikit kapal yang siap berperang sementara China terus melakukan perluasan angkatan laut dengan cepat.

    Mohammad Basha, dari konsultan Basha Report di Virginia, mengatakan kepada The National bahwa tantangan ini tidak akan memengaruhi kampanye kontra-Houthi dalam jangka pendek.

    “Kelompok Serang Kapal Induk USS Harry S. Truman telah menunjukkan kemampuan untuk mempertahankan operasi yang diperpanjang. Selama penempatannya tahun 2007-08, Kelompok Serang Kapal Induk beroperasi selama sekitar tujuh bulan, melakukan misi di Laut Mediterania dan Teluk Persia untuk mendukung Operasi Pembebasan Irak dan Operasi Keamanan Maritim,” katanya, seraya menambahkan bahwa pesawat dari kapal tersebut melakukan “2.459 serangan mendadak”.

    USS Harry S. Truman Carrier Strike Group (HSTCSG) (X/CENTCOM)

    “Saat ini, USS Harry S. Truman ditempatkan di sebelah barat Jeddah, dengan penerbangan pasokan harian dari Bahrain, markas Armada ke-5 AS, yang mendukung operasinya.” Basha mengatakan operasi dengan durasi serupa dapat diharapkan terhadap Houthi dari pasukan kapal induk ini, yang dipimpin oleh seorang komandan yang mengetahui operasi tersebut secara mendalam.

    “Kapten Chris ‘Chowdah’ Hill, sebelumnya komandan USS Dwight D. Eisenhower (CVN-69), telah ditunjuk sebagai komandan sementara USS Harry S. Truman,” katanya.

    USS Dwight D. Eisenhower menghabiskan sembilan bulan di Laut Merah pada awal krisis, yang digambarkan sebagai salah satu pengerahan angkatan laut paling intensif oleh militer AS selama beberapa dekade.

  • Update Ukraina: NATO di Ujung Tanduk-Zelensky Bom Kilang Minyak Rusia

    Update Ukraina: NATO di Ujung Tanduk-Zelensky Bom Kilang Minyak Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pertempuran masih terus terjadi antara Rusia dan Ukraina. Meski prospek gencatan senjata dan perdamaian mulai dampak setelah diinisiasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Moskow dan Kyiv masih terus saling serang hingga hari ini.

    Perang besar antara Rusia dan Ukraina pecah sejak 24 Februari 2024 lalu saat Moskow melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pihaknya berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.

    Berikut sejumlah dinamika yang terjadi dalam 24 jam terakhir dalam pertempuran tersebut dikutip dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia, Jumat (21/3/2025):

    1. Ukraina Bom Depok Minyak Rusia

    Sebuah ledakan mengguncang depot minyak Rusia di distrik Kavkazskiy, Krasnodar, Jumat (21/3/2025). Hal ini terjadi saat Ukraina terus mengintensifkan serangan pesawat tanpa awak (drone) ke negara itu.

    Astra, media independen Rusia, melaporkan bahwa tangki tersebut telah terbakar selama dua hari setelah serangan pesawat nirawak. Ledakan hari Jumat ini merupakan ledakan besar kedua

    “Depot minyak tersebut menampung 100.000 ton bahan bakar,” kata Astra dikutip Newsweek.

    Hal ini terjadi saat Amerika Serikat (AS), Rusia, dan Ukraina membahas rincian teknis gencatan senjata yang disepakati terhadap infrastruktur energi. Rincian ini terwujud berkat panggilan telepon dan negosiasi antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS), yang saat ini juga menyokong Ukraina, Donald Trump.

    2. Pangkalan Militer Rusia dalam Situasi Darurat

    Selain depok minyak, serangan drone Ukraina menghantam pangkalan udara strategis Engels-2 di wilayah Saratov. Serangan ini memicu ledakan dahsyat dan kebakaran besar yang menyebabkan kerusakan serius pada sejumlah rumah di sekitar pangkalan. Sebagai respons, Moskow mendeklarasikan keadaan darurat di wilayah tersebut.

    Pangkalan Engels-2 merupakan fasilitas militer penting yang menjadi rumah bagi pembom strategis Rusia, Tu-95 dan Tu-160, yang digunakan untuk serangan rudal terhadap Ukraina. Sumber dari Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengonfirmasi bahwa serangan ini dilakukan oleh Dinas Keamanan Ukraina (SBU) dan Pasukan Operasi Khusus Angkatan Bersenjata Ukraina.

    “Fasilitas militer ini digunakan oleh Rusia untuk melancarkan serangan rudal ke wilayah Ukraina dan melakukan serangan teroris terhadap penduduk sipil,” demikian pernyataan resmi dari Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.

    3. Eropa Rancang Gantikan AS di NATO

    Negara-negara anggota NATO di Eropa tengah menyusun rencana untuk secara bertahap menggantikan AS sebagai penjamin pertahanan utama mereka selama lima hingga sepuluh tahun ke depan. Hal ini disampaikan seorang sumber kepada Financial Times.

    Inggris, Prancis, Jerman, dan negara-negara Nordik kini tengah berunding tentang usulan potensial yang akan mengalihkan beban militer dan keuangan pertahanan blok tersebut dari Washington. Sasaran utamanya adalah untuk menyampaikan rencana tersebut kepada AS sebelum pertemuan puncak tahunan NATO di Den Haag bulan Juni ini.

    Upaya tersebut mencerminkan kekhawatiran yang meluas di antara negara-negara anggota NATO di Eropa bahwa AS, di bawah Presiden Donald Trump, dapat mengingkari komitmen pertahanannya atau meninggalkan blok tersebut sama sekali.

    Sementara pembicaraan tersebut dilaporkan dibingkai sebagai tawaran transisi jangka panjang yang terkelola, pejabat Eropa telah mengakui kepada FT bahwa jangka waktu lima hingga sepuluh tahun tampaknya sangat ambisius.

    “Meningkatkan pengeluaran adalah satu-satunya cara yang kita miliki: berbagi beban dan mengalihkan ketergantungan dari AS,” kata seorang pejabat kepada FT. “Kami sedang memulai pembicaraan tersebut, tetapi ini merupakan tugas yang sangat besar sehingga banyak yang kewalahan dengan skalanya.”

    4. UE Pecah, Hungaria Tolak Kirim Bantuan ke Ukraina

    Komisi Eropa (EC) telah menerbitkan deklarasi bersama yang menyerukan peningkatan aliran bantuan militer ke Ukraina tanpa dukungan bulat dari para pemimpin Uni Eropa (UE) menyusul pertemuan puncak di Brussels pada hari Kamis. Namun, Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban sekali lagi menolak untuk menandatangani dokumen tersebut.

    Aturan EC menyatakan bahwa dokumen tersebut memerlukan dukungan bulat dari semua 27 anggota UE. Pernyataan bersama hari Kamis diterbitkan sebagai dokumen pendek tiga kalimat, dengan deklarasi panjang yang menyerukan lebih banyak bantuan militer ke Aktif ditambahkan sebagai lampiran.

    Hal ini melewati veto dari Orban. Ia menjelaskan bahwa ia menentang posisi ‘pro-perang’ blok tersebut dalam konflik Ukraina, sehingga perlu ada pembahasan kembali pada hari Jumat.

    “Kami tidak akan membiarkan posisi Eropa bersama terbentuk yang mencakup Hongaria dan pro-perang,” kata Orban dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan tersebut.

    5. UE Tolak Rencana Penyitaan Aset Negara Rusia

    UE telah memutuskan untuk tidak menyita lebih dari US$ 200 miliar (Rp 3.300 triliun) aset Rusia yang dibekukan pada tahun 2022. Hal ini menurut dokumen yang diadopsi pada pertemuan puncak blok pada hari Kamis yang diperoleh oleh penyiar negara Jerman Deutsche Welle (DW).

    Blok tersebut dilaporkan mengutip risiko stabilitas hukum dan keuangan untuk keputusan tersebut. Namun, bunga yang dihasilkan oleh dana tersebut akan terus digunakan untuk mendukung Ukraina.

    “Kami mulai berpikir tentang akhir permainan di Ukraina, tentang negosiasi perdamaian, gencatan senjata, dan perjanjian damai yang dapat ditandatangani dalam tiga bulan atau tiga tahun,” kata seorang diplomat Eropa kepada kantor berita Jerman menjelang pertemuan UE.

    “Dan orang-orang mulai menyadari bahwa memegang aset-aset ini mungkin lebih penting daripada menyitanya tanpa mengetahui apa yang harus dilakukan dengannya.”

    6. Ajudan Putin Ungkap Tanggal Perundingan Rusia-AS Berikutnya di Riyadh

    Putaran negosiasi baru antara pejabat Rusia dan AS akan berlangsung di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, pada hari Senin mendatang. Hal ini disampaikan ajudan kebijakan luar negeri Presiden Vladimir Putin, Yury Ushakov.

    Nantinya, dalam negosiasi itu, Senator Grigory Karasin dan Sergey Beseda, yang merupakan ajudan direktur Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia Aleksandr Bortnikov, akan memimpin delegasi Moskow,

    “Mereka adalah negosiator yang benar-benar berpengalaman, yang sangat memahami isu-isu internasional,” tambahnya.

    “Tim ahli AS yang akan mengambil bagian dalam pertemuan di Arab Saudi juga telah dibentuk,” kata Ushakov.

    Pada hari Rabu, Penasihat Keamanan Nasional Presiden AS Donald Trump, Mike Waltz, mengumumkan bahwa ia telah melakukan panggilan telepon dengan Ushakov, di mana mereka “sepakat bahwa tim teknis kami akan bertemu di Riyadh dalam beberapa hari mendatang.”

    7. Putin Teken Aturan Baru Warga Ukraina di Rusia

    Presiden Rusia Vladimir Putin menyetujui aturan baru bagi warga Ukraina di Rusia. Dalam aturan baru itu, warga Ukraina yang tinggal di Rusia tanpa dokumen kependudukan yang sah memiliki waktu kurang dari enam bulan untuk melegalkan masa tinggal mereka atau meninggalkan negara itu.

    “Warga negara Ukraina yang mendaftar ke Kementerian Dalam Negeri Rusia melalui registrasi medis wajib, pemotretan, dan sidik jari tidak akan bertanggung jawab atas pelanggaran aturan tinggal di Rusia hingga 10 September,” menurut perintah tersebut.

    Putin juga memasukkan bahwa alasan yang sah bagi mereka untuk menjadi warga negara adalah pekerjaan yang sah atau pendaftaran dalam program pendidikan Rusia. Dekrit tersebut mulai berlaku dengan segera.

    Kementerian Kesehatan Rusia juga telah ditugaskan untuk menyediakan pemeriksaan medis dan pendaftaran bagi migran tidak berdokumen dari Ukraina sebelum tanggal batas waktu. Proses visa Rusia standar mengharuskan tes medis untuk membuktikan tidak adanya penggunaan narkoba ilegal dan penyakit menular seksual seperti HIV.

    Selain itu, keputusan tersebut berlaku untuk semua warga negara asing dan orang tanpa kewarganegaraan di Wilayah Zaporozhye, Wilayah Kherson, serta Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, yang dianeksasi Rusia pada musim gugur tahun 2022.

    (sef/sef)

  • Gaji AU0.000 Belum Tentu Cukup untuk Sewa Rumah

    Gaji AU$100.000 Belum Tentu Cukup untuk Sewa Rumah

    Australia sedang mengalami krisis sewa rumah karena semakin mahal, sementara gaji tidak meningkat dengan laju yang sama.

    Kami mengutip sebuah laporan terbaru yang menyebutkan gaji enam digit atau AU$100.000 pun belum tentu cukup untuk menyewa tempat tinggal biasa. Ikuti pula berita soal ancaman serangan ke masjid di Sydney dalam Kabar Australia pekan ini.

    Berapa gaji yang cukup untuk sewa rumah?

    Sepertinya sudah berakhir anggapan kalau gaji harus bisa mencapai AU$100.000 untuk bisa menyewa rumah biasa di Australia.

    Sebuah laporan baru yang dikeluarkan lembaga Everybody’s Home menemukan seorang lajang di Australia kini perlu berpenghasilan sedikitnya AU$130.000 untuk bisa membayar sewa unit biasa dengan nyaman.

    Untuk menghitung apakah sewa rumah terjangkau, para pakar di Australia menggunakan angka yang tidak boleh melebihi dari 30 persen gaji.

    Karenanya, orang yang berpenghasilan AU$70.000 per tahun harus menghabiskan lebih dari setengah pendapatan mereka untuk harga sewa unit rata-rata.

    Untuk lebih jelasnya, kamu bisa melihat tabel di bawah ini.

    [Tabel]

    Lembaga tersebut mengatakan temuan tersebut menyoroti “pergeseran yang mengkhawatirkan” di pasar perumahan.

    Artinya krisis sewa rumah kini tidak lagi terbatas pada warga Australia dengan pendapatan rendah.

    Artikel lengkapnya bisa dibaca di sini

    Harga sewa naik karena pelajar internasional?

    Sebuah studi yang lain menyebut mahasiswa internasional sudah dijadikan kambing hitam atas kenaikan harga sewa rumah di Australia.

    Peneliti di University of South Australia meneliti data dari departemen pemerintah dan Biro Statistik Australia pada 76 rentang waktu, antara tahun 2017 dan 2024.

    Mereka tidak menemukan hubungan antara jumlah mahasiswa internasional dan krisis harga sewa rumah di Australia.

    “Pasca COVID, di seluruh Australia, dan di semua ibu kota yang kami teliti, tidak ada korelasi signifikan secara statistik antara jumlah mahasiswa internasional dan biaya sewa,” kata Profesor Michael Mu, salah satu peneliti.

    “Secara politis, mereka [mahasiswa internasional] menjadi sasaran empuk karena mereka tidak memilih [saat Pemilu]. Saya pikir semua faktor menyatu dan mereka dikorbankan,” katanya.

    Temuan tersebut didukung oleh laporan dari Property Council of Australia yang dirilis tahun lalu, yang menyimpulkan mahasiswa internasional “secara tidak adil menanggung kesalahan” atas krisis sewa di Australia.

    Awal pekan kemarin, mantan kepala Departemen Keuangan dan Departemen Perdana Menteri dan Kabinet, Martin Parkinson, mengatakan kepada Australian Financial Review kalau mahasiswa internasional tidak bersaing untuk mendapat rumah atau properti yang sama dengan warga lokal.

    Klik di sini untuk baca laporan selengkapnya

    Masjid di Sydney kembali diancam

    Polisi kembali menyelidiki ancaman yang ditujukan ke masjid di barat daya Sydney.

    Kemarin, dalam unggahan di Facebook, Masjid Lakemba mengatakan mereka menerima komentar di akun TikTok mereka yang merujuk pada serangan teroris ke masjid di Christchurch, Selandia Baru, yang mengakibatkan 51 kematian pada tahun 2019.

    Kepolisian New South Wales mengonfirmasi jika mereka mulai menyelidiki ancaman daring yang ditujukan pada masjid tersebut.

    Komandan Wilayah Metropolitan Barat Daya Asisten Komisaris Brett McFadden mengatakan kepada ABC Radio Sydney jika selama penyelidikan, polisi menemukan ancaman lain yang ditujukan pada sebuah masjid di dekat Padstow.

    “Keduanya merujuk pada tragedi dalam insiden teroris di Christchurch pada tahun 2019,” katanya pada Jumat (21/03) pagi.

    “Fakta bahwa ada yang merujuk pada insiden mengerikan semacam itu adalah sesuatu yang kami tanggapi dengan sangat serius.”

  • Wali Kota Ditahan, Warga Istanbul Gelar Aksi Demo

    Wali Kota Ditahan, Warga Istanbul Gelar Aksi Demo

    Istanbul

    Unjuk rasa memprotes penahanan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu, rival politik utama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, terus berlanjut. Kepolisian antihuru-hara Turki menembakkan peluru karet dan gas air mata dalam upaya membubarkan ribuan demonstran yang berkumpul di dekat Balai Kota Istanbul.

    Para demonstran, seperti dilansir AFP, Jumat (21/3/2025), berusaha bergerak ke Alun-alun Taksim, lokasi ikonik yang menjadi lokasi banyak demo besar-besaran di Turki. Padahal alun-alun itu dipasangi barikade sejak Imamoglu ditangkap pada Rabu (19/3) pagi, terkait tuduhan gratifikasi dan membantu kelompok teroris.

    Akibatnya, bentrokan pun terjadi antara para demonstran dengan personel kepolisian yang disiagakan di alun-alun itu untuk mencegah unjuk rasa digelar. Tembakan peluru karet dilepaskan oleh polisi saat bentrokan terjadi.

    Salah satu koresponden AFP yang ada di lokasi melaporkan dirinya melihat langsung senjata ditembakkan dan mendengar suara tembakan, serta mencium bau peluru karet yang khas.

    Koresponden AFP lainnya yang juga ada di lokasi melaporkan bahwa polisi “menggunakan peluru karet dan banyak gas air mata”.

    Pemimpin oposisi Turki, Ozgur Ozel, berbicara kepada polisi dari panggung yang dibangun di dekat Balai Kota Istanbul pada Kamis (20/3). Ozel yang memimpin Partai Rakyat Republik (CHP), partai oposisi utama Turki, memperingatkan polisi untuk tidak memprovokasi para demonstran dengan peluru karet atau gas air mata.

    “Jika itu terjadi, polisi Istanbul akan dimintai pertanggungjawaban,” tegasnya.

    Lihat juga Video ‘Warga di Istanbul Turki Gelar Demonstrasi atas Kematian Ismail Haniyeh’:

    Dalam aksi protes ini, ribuan demonstran yang sebagian besar mahasiswa ini meneriakkan “Tayyip, mundur!” dalam pesan yang ditujukan untuk Erdogan.

    Ini menjadi hari kedua unjuk rasa digelar, dengan ribuan demonstran mengabaikan larangan unjuk rasa dan berkumpul di luar Balai Kota Istanbul untuk meluapkan kemarahan mereka atas penahanan Wali Kota mereka.

    Di beberapa bagian lainnya dari Istanbul, termasuk area kelas atas Nistantasi, warga setempat terdengar memukul-mukul panci dan wajah sebagai bentuk protes. Sedangkan kendaraan-kendaraan membunyikan klakson sebagai solidaritas untuk Imamoglu.

    Lihat juga Video ‘Warga di Istanbul Turki Gelar Demonstrasi atas Kematian Ismail Haniyeh’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Imbas Kebijakan Trump, Peneliti India di AS Terancam Deportasi Usai Kritik Israel

    Imbas Kebijakan Trump, Peneliti India di AS Terancam Deportasi Usai Kritik Israel

    PIKIRAN RAKYAT – Seorang peneliti pascadoktoral asal India di Universitas Georgetown, Badar Khan Suri, menghadapi ancaman deportasi setelah ditahan oleh otoritas imigrasi Amerika Serikat. Penahanan ini terjadi di tengah kebijakan keras Presiden Donald Trump terhadap imigrasi, yang dinilai oleh banyak pihak sebagai upaya membungkam kritik terhadap kebijakan luar negeri AS dan Israel.

    Menurut pernyataan Tricia McLaughlin, asisten sekretaris di Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS), Suri dituding menyebarkan propaganda Hamas dan mempromosikan antisemitisme melalui media sosial. Lebih lanjut, McLaughlin menyatakan bahwa Suri memiliki keterkaitan dengan seorang tokoh senior Hamas, meskipun tidak disertai bukti konkret yang mendukung klaim tersebut.

    “Suri memiliki hubungan dekat dengan seorang teroris yang diketahui atau diduga teroris, yang merupakan penasihat senior Hamas,” kata McLaughlin di X.

    Penahanan terhadap Suri dilakukan secara tiba-tiba oleh petugas Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS (ICE) pada malam hari. Dia kemudian dipindahkan ke pusat penahanan imigrasi di Bandara Internasional Alexandria, Louisiana.

    Nermeen Arastu, seorang profesor hukum dari Sekolah Hukum CUNY yang memberikan bantuan hukum kepada Suri, mengutuk tindakan ini sebagai serangan terhadap kebebasan akademik dan hak asasi manusia.

    “Ini adalah mimpi terburuk setiap keluarga. Dan perlu diperjelas, ini terjadi padanya hanya karena Presiden Trump ingin membungkam siapa pun yang ia curigai memiliki pendapat politik yang bertentangan dengannya,” ujar Arastu kepada Al Jazeera. Dia juga menyoroti pola deportasi yang dinilai bermotif politik, terutama terhadap individu dari komunitas imigran.

    Di sisi lain Ahmad Hassan, pengacara dari Suri, telah mengajukan petisi untuk pembebasan kliennya di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Timur Virginia. Namun, hingga saat ini belum ada keputusan resmi terkait permohonan tersebut.

    Dukungan dari Universitas Georgetown

    Pihak Universitas Georgetown menyatakan bahwa Suri berada di AS dengan visa pelajar untuk melakukan penelitian doktoral tentang pembangunan perdamaian di Irak dan Afghanistan. Juru bicara universitas menegaskan bahwa mereka tidak mengetahui adanya keterlibatan Suri dalam aktivitas ilegal dan menyatakan harapan agar sistem hukum memberikan putusan yang adil.

    “Kami mendukung hak setiap anggota komunitas kami untuk melakukan penelitian, musyawarah, dan debat secara bebas, meskipun topiknya sensitif atau kontroversial,” kata juru bicara Universitas Georgetown dalam pernyataannya.

    Akun media sosial yang dikaitkan dengan Suri menunjukkan berbagai kritik terhadap Israel serta dukungan terhadap Palestina. Salah satu unggahannya pada Juni 2024 menyebut India sebagai “pendukung genosida” setelah beredar laporan bahwa rudal buatan India digunakan dalam serangan Israel di Gaza.

    Di unggahan lainnya, akun tersebut menyoroti bahwa banyak warga India mendukung Israel bukan karena cinta terhadap negara tersebut, tetapi karena kebencian terhadap umat Muslim. Suri juga mengkritik persepsi yang melihat serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 sebagai awal konflik Israel-Palestina, dengan menegaskan bahwa sejarah konflik telah berlangsung sejak 1948.

    Penahanan Suri terjadi hanya dua minggu setelah DHS menangkap mahasiswa Universitas Columbia, Mahmoud Khalil, karena keterlibatannya dalam protes pro-Palestina. Namun, pengadilan federal baru-baru ini memberikan izin kepada Khalil untuk menuntut pemerintah AS atas dasar pelanggaran kebebasan berbicara dan hak proses hukum.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Israel Ancam Lakukan Penghancuran Total Gaza Jika Dua Hal Ini Tidak Dilakukan

    Israel Ancam Lakukan Penghancuran Total Gaza Jika Dua Hal Ini Tidak Dilakukan

    PIKIRAN RAKYAT – Israel kian beringas dalam melakukan serangan ke wilayah Gaza dan bahkan Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengeluarkan pernyataan kontroversial.

    Katz mengatakan tak segan-segan akan melakukan penghancuran total dan pemindahan paksa di Jalur Gaza. Dia memberikan peringatan terakhir jika tawanan Israel tak kunjung dibebaskan.

    Selain itu, peringatan terakhir dari Katz ini juga meminta agar kelompok pejuang Palestina, Hamas agar disingkirkan dari kekuasaan.

    “Ini peringatan terakhir Serangan Angkatan Udara terhadap teroris Hamas hanyalah langkah pertama. Kelanjutannya akan jauh lebih sulit. Dan Anda akan membayar harga penuh,” katanya kepada warga Palestina yang terjebak di daerah kantong itu. 

    Pernyataan Katz ini dilontarkan sehari setelah Israel kembali membombardir Gaza pada Selasa, 18 Maret 2025. Serangan Israel tersebut menewaskan 400 warga Palestina yang sebagian besar anak-anak.

    Dalam pesan video yang ditujukan kepada penduduk Gaza, Katz mengatakan serangan pada Selasa dini hari yang menewaskan lebih dari 400 warga Palestina merupakan sebuah permulaan.

    “Apa yang akan terjadi selanjutnya akan jauh lebih parah, dan Anda akan menanggung akibatnya. Segera, evakuasi penduduk dari zona pertempuran akan dilanjutkan,” tuturnya dilaporkan Middle East Eye.

    Usai melakukan serangan udara, tentara Israel penjajah langsung dikerahkan dan melakukan invasi darat ke Gaza tengah dan selatan. Salah satu wilayah yang diinvasi adalah Netzarim.

    Netzarim merupakan salah satu wilayah strategis di Gaza yang memisahkan bagian utara dan bagian selatan daerah tersebut. Tindakan Israel tersebut juga menutup Jalan Salah Al-Din, mencegah warga Gaza bergerak ke utara, sementara pergerakan ke selatan tetap terbuka.

    Inggris mengecam

    Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, mengecam pernyataan Katz, yang mengancam akan menghancurkan total Gaza. Lammy, menanggapi di House of Commons, dengan tegas mengutuk kata-kata ini, mendesak Katz untuk menariknya kembali.

    “Saya mengutuk pernyataan tersebut, dan saya ingin meminta Menteri Katz, yang sangat berpengalaman, untuk menariknya kembali,” ujarnya dilaporkan WAFA.

    Lammy juga membahas insiden terpisah di mana seorang warga negara Inggris terluka dalam serangan udara Israel di kompleks PBB di Gaza pada Rabu, 19 Maret 2025. 

    Ia menyerukan penyelidikan yang transparan atas insiden tersebut dan bersikeras agar mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban atas serangan tersebut.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News