Kasus: Teroris

  • Organisasi Israel Ungkap Kesaksian Tentara-Tentara Zionis, Gaza Diratakan seperti Hiroshima

    Organisasi Israel Ungkap Kesaksian Tentara-Tentara Zionis, Gaza Diratakan seperti Hiroshima

    PIKIRAN RAKYAT – Organisasi non-pemerintah yang berasal dari Israel yaitu Israel Breaking The Silence merilis laporan soal kebiadaban Israel di Gaza, Palestina. Laporan tersebut berisi kesaksian dari para prajurit Israel yang tidak disebutkan namanya.

    Para prajurit menggambarkan penghancuran serta pembunuhan besar-besaran yang terjadi di Gaza. Dalam laporan itu diungkap bahwa Israel melakukan upaya untuk menciptakan zona penyangga di Gaza.

    “Salah satu misi ini adalah untuk menciptakan ‘zona penyangga’ di dalam Jalur Gaza, yang dalam praktiknya berarti meratakan area tersebut dengan tanah. Melalui penghancuran yang luas dan disengaja, militer meletakkan dasar bagi kendali Israel di masa mendatang atas area tersebut,” demikian laporan itu.

    Dilaporkan zona penyangga ini membentang dari pantai utara Gaza hingga perbatasan selatan dengan Mesir. Lokasinya berada di dalam Gaza, yang berarti di luar perbatasan Israel yang diakui internasional.

    Organisasi itu melaporkan zona penyangga sebelumnya meluas sekitar 300 meter (984 kaki) ke dalam Gaza. Zona baru tersebut berkisar antara 800m hingga 1.500m (2.624-4.921 kaki) lebarnya, yang memengaruhi area seluas sekitar 55-58 kilometer persegi (21-22 mil persegi) sekitar 16% dari lahan kantong tersebut, termasuk 35% dari area pertaniannya.

    Pengakuan tentara zionis

    Berikut adalah pengakuan demi pengakuan dari prajurit Israel yang tercantum dalam laporan Israel Breaking the Silence.

    “Apa yang mereka (komandan) katakan di ruang operasi pada bulan November (2023) adalah bahwa perang tersebut diperkirakan akan berlangsung selama satu tahun, kami akan menaklukkan area yang akan dibersihkan dari segalanya,” kata seorang mayor di Divisi Gaza Utara Angkatan Darat 

    Pada operasi Januari dan Februari 2024, pasukan Israel diberi tahu bahwa di area tersebut tidak ada warga sipil dan semuanya dianggap teroris.

    “Tidak ada penduduk sipil. Mereka teroris, semuanya. Tidak ada orang yang tidak bersalah,” ujar seorang perwira bintara dari Korps Lapis Baja.

    “Kami masuk dan jika kami mengidentifikasi tersangka, kami menembak mereka,” tuturnya lagi.

    “‘Beruang’, D9 (buldoser lapis baja), melaju dan merobohkan semua yang ada di jalurnya. Intinya, semua dirobohkan, semua yang dibangun, kebun buah, kandang sapi, kandang ayam,” ucapnya.

    Bahkan, menurutnya setelah bangunan-bangunan dirobohkan kondisi wilayah tersebut seperti Hiroshima, Jepang setelah dibom Amerika Serikat.

    “Hiroshima. Itulah yang saya katakan, Hiroshima,” katanya.

    Seorang prajurit lain juga mengungkap pengakuan serupa. Dia adalah sersan pertama di Batalyon Cadangan 5, mengatakan tugas utama mereka di Khuza’ah, Khan Younis, antara Desember 2023 dan Januari 2024.

    “Saya berbicara tentang ratusan unit bangunan, kehancurannya total,” ujarnya.

    Dalam operasi penghancuran tersebut, Divisi Gaza memetakan zona kehancuran menggunakan warna: 

    “Hijau berarti lebih dari 80% bangunan dirobohkan, bangunan tempat tinggal, rumah kaca, gudang, pabrik, harus datar,” ucapnya.

    Pengakuan lain datang dari seorang sersan pertama di Korps Teknik Tempur yang bertugas di Gaza utara pada November 2023. Dia menyebut hari-harinya saat ditugaskan di Gaza adalah melakukan penghancuran.

    “Anda bangun pagi-pagi, mencari lokasi, setiap hari, kecuali jika kami kehabisan bahan peledak,” ujarnya.

    Tak hanya melakukan penghancuran masif di Gaza, sejak Oktober 2023 lalu, Israel telah menewaskan 50.810 warga Palestina yang sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai 115.688 lainnya berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan setempat.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pilu, Wanita Palestina Ditembak Mati Tentara Israel di Tepi Barat

    Pilu, Wanita Palestina Ditembak Mati Tentara Israel di Tepi Barat

    Tepi Barat

    Tentara Israel menembak mati seorang wanita Palestina di dekat Salfit, Tepi Barat. Tel Aviv mengklaim wanita berusia 30 tahun itu mendalangi serangan penikaman di area tersebut.

    Kementerian Kesehatan Palestina, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (9/4/2025), mengidentifikasi wanita 30 tahun yang tewas itu sebagai Amana Ibrahim Mohammed Yaqub. Disebutkan bahwa Amana “ditembak oleh pasukan (Israel) di dekat Salfit” — dekat Nablus — pada Selasa (8/4) waktu setempat.

    Diklaim oleh militer Israel dalam pernyataan terpisah bahwa pasukannya telah melumpuhkan “seorang teroris” yang berupaya menyerang tentaranya di Tepi Barat.

    “Telah melumpuhkan seorang teroris yang melemparkan batu dan berusaha menikam tentara-tentara yang ada di dekat persimpangan Gitai Avisar,” sebut militer Israel dalam pernyataannya. Gitai Avisar disebut terletak dekat desa Hares di Tepi Barat.

    Seorang jurnalis AFP yang ada di area itu melaporkan dirinya melihat jenazah Amana tergeletak di pinggir jalan. Rekaman video yang diunggah ke media sosial menunjukkan sesosok jenazah terbaring telentang dengan ditutup selimut dan dikelilingi oleh tentara.

    Dituturkan wali kota setempat, Ahmed Abu Safiyeh, kepada AFP bahwa Amana merupakan seorang pengacara dan seorang ibu dari tiga anak yang berasal dari area Biddya.

    Area di sekitar Salfit yang menjadi lokasi penembakan itu diketahui padat dengan permukiman Yahudi, termasuk di area kota Ariel.

    Sejak awal perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober 2023 lalu, rentetan aksi kekerasan meningkat di wilayah Tepi Barat. Para tentara Israel dan pemukim Yahudi, menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina, telah menewaskan sedikitnya 918 warga Palestina di wilayah tersebut.

    Sementara menurut laporan otoritas Israel, sedikitnya 33 warganya, termasuk tentara, tewas dalam rentetan serangan dan bentrokan dengan warga Palestina selama periode yang sama di wilayah tersebut.

    Lihat juga Video ‘Israel Serang Markas Media Lokal Palestina, Tewaskan 1 Jurnalis’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • MUI Dukung Fatwa Jihad Ulama Muslim Internasional Melawan Israel

    MUI Dukung Fatwa Jihad Ulama Muslim Internasional Melawan Israel

    loading…

    MUI mendukung penuh fatwa jihad melawan Israel yang dikeluarkan International Union Of Muslim Scholars (IUMS). Foto/SindoNews

    JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) mendukung penuh fatwa jihad melawan Israel yang dikeluarkan International Union Of Muslim Scholars (IUMS).

    Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim menyampaikan, fatwa ini sejalan dengan Keputusan Ijtima’ Ulama Fatwa MUI yang juga menegaskan wajib hukumnya bagi umat Islam untuk membela Palestina.

    “Bahkan dalam Ijtima’ MUI ini juga direkomendasikan pengiriman pasukan untuk melindungi warga Gaza dan Palestina secara umum dari genosida dan penghancuran yang dilakukan oleh Israel,” katanya, Rabu (9/4/2025).

    Dalam sejumlah pernyataan, MUI juga mendorong agar negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) melakukan konsolidasi internal untuk melakukan langkah-langkah yang terukur untuk menghentikan kekejian Israel yang secara terus menerus dilakukan.

    Oleh karena itu, fatwa yang dikeluarkan oleh IUMS untuk jihad melawan Israel harus didukung secara meluas. Menurut Sudarnoto, poin-poin detail fatwa jihad melawan Israel memberikan gambaran secara jelas bahwa pendekatan yang lebih komprehensif dan serentak terkonsolidasi secara internasional perlu dilakukan segera.

    “Khususnya oleh dunia Islam dalam melawan sekaligus menundukkan Israel, sekaligus mewujudkan kemerdekaan Palestina. Kita tidak boleh membiarkan pembunuhan dan penghancuran besar-besaran yang dilakukan oleh teroris terbesar abad ini yaitu Israel dan didukung oleh Amerika terus menerus dilakukan,” tegasnya.

    Sudarnoto menilai diperlukannya kekuatan internasional yang efektif untuk melawan dan menundukkan agresor dan kekuatan-kekuatan aliansi jahat ini. Sudarnoto menegaskan, membiarkan kejahatan besar Israel atas warga Gaza dan Palestina bertentangan dengan ajaran dan perintah agama untuk menegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar.

    Sudarnoto mengungkapkan, saat ini kemungkaran sistemik yang dilakukan oleh Israel dan didukung Amerika Serikat sedang terjadi dengan korban yang sangat besar dan kerusakan yang sangat masif di Gaza dan bahkan mengancam perdamaian dunia.

  • Selain Korut, Zelensky Ngaku Ukraina Tangkap Tentara China yang Berperang untuk Rusia – Halaman all

    Selain Korut, Zelensky Ngaku Ukraina Tangkap Tentara China yang Berperang untuk Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah Korea Utara, kini Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku telah menangkap dua tentara China yang berperang untuk Rusia.

    “Militer kami menangkap dua warga negara Tiongkok yang sedang bertempur di tentara Rusia,” kata Zelensky melalui akun Telegramnya, Zelenskiy / Official, Selasa (8/4/2025).

    Menurutnya, dua tentara China itu ditangkap di wilayah Donetsk ketika pasukan Ukraina bentrok dengan Rusia.

    Dalam penangkapan tersebut, kata Zelensky, tentara Ukraina juga mengamankan dokumen para tahanan, seperti kartu bank dan data pribadi.

    Zelensky mengaku ia memiliki informasi bahwa lebih dari dua warga negara China berada di unit Rusia.

    “Sekarang kita mengetahui semua faktanya. Intelijen, Dinas Keamanan Ukraina, dan unit-unit terkait Angkatan Bersenjata sedang bekerja,” ungkap Zelensky.

    Saat ini, Zelensky telah menginstruksikan kepada Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrri Sybiha, untuk meminta penjelasan dari pihak China soal penemuan dua tentaranya di unit Rusia.

    Zelensky juga menyebut dua tentara China itu telah ditahan oleh Dinas Keamanan Ukraina untuk mendalami bagaimana mereka bisa berada di unit pasukan Rusia.

    “Warga negara Tiongkok yang ditangkap kini ditahan oleh Dinas Keamanan Ukraina. Tindakan investigasi dan operasional yang relevan sedang berlangsung,” jelas Zelensky.

    Dirinya pun menuduh bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak punya niatan untuk berdamai dengan Ukraina.

    “Dia (Putin) mencari cara untuk bertarung lebih jauh,” katanya.

    “Ini jelas memerlukan reaksi. Reaksi Amerika Serikat, Eropa, dan semua orang di dunia yang menginginkan perdamaian,” tambahnya.

    Tentara Rusia Rebut Kembali Kursk

    Militer Rusia mengatakan bahwa pasukannya kembali menguasai salah satu desa terakhir di wilayah Kursk yang masih dikuasai pasukan Ukraina.

    Dikutip dari The Moscow Times, Ukraina melancarkan serangan mendadak ke wilayah Kursk pada bulan Agustus, menjadikannya serangan darat terbesar terhadap Rusia sejak Perang Dunia II.

    Namun, dalam beberapa bulan terakhir, serangan balasan Rusia secara bertahap telah mengikis cengkeraman pasukan Ukraina di sebagian besar wilayah.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya merebut kembali kendali Desa Guyevo, yang terletak di dekat perbatasan Ukraina dan selatan pusat regional Sudzha, yang dibebaskan pasukan Rusia bulan lalu.

    Moskow memuji angkatan bersenjatanya dalam beberapa minggu terakhir saat mereka memukul mundur pasukan Ukraina.

    Meskipun demikian, pertempuran sengit masih berlangsung di desa-desa Rusia dekat perbatasan dengan Ukraina.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan untuk pertama kalinya bahwa pasukannya beroperasi di wilayah tetangga Belgorod.

    Pada hari Selasa, Kremlin menolak mengomentari klaim tersebut.

    Presiden Rusia Vladimir Putin telah meminta tentara Ukraina di wilayah Kursk untuk meletakkan senjata dan menyerah sambil tetap bersumpah bahwa mereka akan diperlakukan sebagai teroris dan dikenakan tuntutan pidana jika ditangkap di dalam Rusia.

    (*)

  • Grand Mufti Mesir Tolak Fatwa Jihad Melawan Israel, Sebut IUMS tidak Bertanggungjawab

    Grand Mufti Mesir Tolak Fatwa Jihad Melawan Israel, Sebut IUMS tidak Bertanggungjawab

    GELORA.CO – Fatwa jihad untuk melawan Israel yang dikeluarkan Persatuan Cendikiawan Muslim Internasional (IUMS) belum lama ini mendapat penolakan dari Grand Mufti Mesir Nazir Ayyad. Dia mengatakan, pada Senin (7/4/2025),  sikap dari IUMS terbilang tidak bertanggung jawab karena mengeluarkan fatwa yang mengatakan bahwa semua Muslim yang mampu berkewajiban untuk melakukan jihad melawan Israel karena kekejamannya di Gaza, lapor Middle East Eye.

    IUMS mengatakan semua negara Muslim memiliki kewajiban hukum untuk segera campur tangan secara militer, ekonomi dan politik untuk menghentikan genosida dan penghancuran menyeluruh ini dan untuk memberlakukan pengepungan terhadap Israel.

    “Kegagalan pemerintah Arab dan Islam untuk mendukung Gaza saat sedang dihancurkan dianggap oleh hukum Islam sebagai kejahatan besar terhadap saudara-saudara kita yang tertindas di Gaza,” kata sekretaris jenderalnya, Ali al-Qaradaghi, dalam fatwa yang dikeluarkan pada Jumat lalu.

    Sebagai tanggapan, Ayyad, yang merupakan otoritas tertinggi untuk mengeluarkan pendapat keagamaan di Mesir, menolak fatwa tersebut. Dia mengatakan,  tidak ada kelompok atau entitas individu yang berhak mengeluarkan fatwa tentang masalah-masalah yang sensitif dan kritis tersebut yang melanggar prinsip-prinsip Syariah dan tujuan-tujuannya yang lebih tinggi.”Tindakan-tindakan tersebut dapat membahayakan keamanan masyarakat dan stabilitas negara-negara Muslim,” tambahnya.

    “Mendukung rakyat Palestina dalam hak-hak mereka yang sah adalah kewajiban agama, kemanusiaan, dan moral. Namun, dukungan ini harus diberikan dengan cara yang benar-benar melayani kepentingan rakyat Palestina, dan bukan untuk memajukan agenda-agenda tertentu atau usaha-usaha sembrono yang dapat menyebabkan kehancuran, pemindahan, dan bencana lebih lanjut bagi rakyat Palestina sendiri.”

    Ayyad mengatakan bahwa deklarasi jihad dalam Islam harus dilakukan oleh otoritas yang sah.”Di era kita saat ini, otoritas ini diwujudkan dalam negara dan kepemimpinan politik yang diakui, bukan dalam pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh entitas atau serikat yang tidak memiliki otoritas hukum dan tidak mewakili umat Islam baik secara agama maupun dalam praktik,” kata dia.

    Lebih lanjut, Ayyad mengatakan, seruan jihad tanpa memperhatikan kemampuan bangsa dan realitas politik, militer, dan ekonominya adalah tindakan tidak bertanggung jawab. “Yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Syariah, yang menyerukan kesiapan, kehati-hatian, dan pertimbangan konsekuensi.” 

    Alih-alih menyerukan intervensi militer dan jihad, adalah bijaksana bagi negara-negara Muslim untuk mencoba meredakan ketegangan, imbuh Ayyad.

    Fatwa Jihad dari IUMS ini mendapat dukungan dari sejumlah kalangan, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim menegaskan, mendukung sepenuhnya fatwa ulama dunia tersebut. Fatwa tersebut sejalan dengan  Keputusan Ijtima Ulama Fatwa MUI yang juga menegaskan bahwa wajib hukumnya bagi umat Islam untuk membela Palestina. 

    “Bahkan dalam Ijtima’ MUI ini juga direkomendasikan pengiriman pasukan untuk melindungi warga Gaza dan Palestina secara umum dari genosida dan penghancuran yang dilakukan oleh Israel,” kata Sudarnoto lewat keterangan tertulis kepada Republika, Senin (7/4/2025)

    Ia mengatakan, dalam sejumlah pernyataan, MUI juga mendorong agar negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) melakukan konsolidasi internal untuk melakukan langkah-langkah yang terukur. Untuk menghentikan kekejian Israel yang secara terus menerus dilakukan. Karena itu, Fatwa Jihad IUMS ini harus didukung secara meluas.

    Menurut dia, poin-poin detail Fatwa Jihad Bersenjata Melawan Israel memberikan gambaran yang sangat jelas bahwa pendekatan yang lebih komprehensif dan serentak terkonsolidasi secara internasional perlu dilakukan segera. Khususnya oleh dunia Islam dalam melawan sekaligus menundukkan Israel, sekaligus mewujudkan kemerdekaan Palestina. 

    “Kita tidak boleh membiarkan pembunuhan dan penghancuran besar-besaran yang dilakukan oleh teroris terbesar abad ini yaitu Israel yang didukung oleh Amerika terus menerus dilakukan,” ujar Sudarnoto.

    Ketua MUI ini menegaskan, diperlukan kekuatan internasional yang efektif untuk melawan dan menundukkan agresor dan kekuatan-kekuatan aliansi jahat yakni Israel dan sekutunya.

    “Saya bersetuju untuk menegaskan bahwa membiarkan kejahatan besar Israel atas warga Gaza dan Palestina adalah bertentangan dengan ajaran dan perintah agama untuk menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar,” ujar Sudarnoto. (*)

  • Bela Palestina, Negara Muslim Bisa Pertimbangkan Kembali Kehadiran Kedubes Amerika Serikat

    Bela Palestina, Negara Muslim Bisa Pertimbangkan Kembali Kehadiran Kedubes Amerika Serikat

    PIKIRAN RAKYAT – Amerika Serikat terus memberikan dukungan di berbagai aspek terhadap Israel yang tengah melakukan genosida terhadap warga Palestina terutama di Gaza.

    Setidaknya lebih dari 50.600 warga Palestina di Gaza meninggal dunia sejak serangan Israel Oktober 2023 lalu. Selain itu, serangan Israel juga menyebabkan lebih dari 115.000 warga Palestina terluka berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan setempat.

    Dengan terus dilakukannya genosida oleh Israel yang didukung Amerika Serikat, jumlah korban bisa terus bertambah. Juga, kerusakan massif di Gaza bisa semakin meluas.

    Terkait dengan genosida di Gaza dengan dukungan Amerika Serikat ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan seruan kepada semua negara terutama negara-negara Muslim.

    Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof Sudarnoto Abdul Hakim, menyerukan negara-negara Muslim untuk mempertimbangkan kembali kehadiran Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat di negaranya. 

    “Menyaksikan dukungan kuat Amerika Serikat terhadap kejahatan Israel ini, diserukan terutama kepada negara-negara Muslim untuk mempertimbangkan ulang kehadiran/keberadaan Kedutaan Besar Amerika di negara-negara Muslim,” katanya, Selasa, 8 April 2025. 

    Pernyataan Sudarnoto ini merupakan tindak lanjut dari fatwa yang dikeluarkan Persatuan Ulama Dunia atau International Union Of Muslim Scholars (IUMS) tentang wajib jihad melawan Israel.

    Soal fatwa yang dikeluarkan ulama dunia ini, Sudarnoto mengatakan MUI mendukung penuh hal tersebut. Bahkan, MUI telah mengeluarkan Keputusan Ijtima’ Ulama Fatwa MUI yang mewajibkan umat Islam untuk membela Palestina.

    “Bahkan dalam Ijtima’ MUI ini juga direkomendasikan pengiriman pasukan untuk melindungi warga Gaza dan Palestina secara umum dari genosida dan penghancuran yang dilakukan oleh Israel,” tuturnya. 

    MUI juga kerap menyerukan agar negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk melakukan konsolidasi internal. Hal ini dirasa perlu untuk bisa menentukan langkah terukur dalam menghentikan kekejaman yang dilakukan zionis.

    “Khususnya oleh dunia Islam dalam melawan sekaligus menundukkan Israel, sekaligus mewujudkan kemerdekaan Palestina. Kita tidak boleh membiarkan pembunuhan dan penghancuran besar-besaran yang dilakukan oleh teroris terbesar abad ini yaitu Israel dan didukung oleh Amerika terus menerus dilakukan,” tuturnya seperti dilaporkan laman resmi MUI.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Serangan Israel Hantam Dapur Amal di Gaza saat Warga Kumpul untuk Makan, Lebih dari 30 Orang Tewas – Halaman all

    Serangan Israel Hantam Dapur Amal di Gaza saat Warga Kumpul untuk Makan, Lebih dari 30 Orang Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Serangan Israel menghantam dekat dapur amal tempat warga Palestina berkumpul untuk menerima makanan matang, saat persediaan makanan menipis akibat blokade Israel selama sebulan di Jalur Gaza, Senin (7/4/2025).

    Ini menjadi satu dari serangkaian serangan di wilayah tersebut yang menewaskan lebih dari 30 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, kata pejabat rumah sakit.

    Serangan lainnya menghantam tenda media di luar rumah sakit, menewaskan dua orang, termasuk seorang wartawan lokal, dan melukai enam wartawan lainnya, kata petugas medis.

    Militer Israel mengklaim serangan itu menargetkan seorang pria yang diidentifikasi sebagai militan Hamas yang menyamar sebagai wartawan.

    Rekaman video menunjukkan orang-orang membawa jenazah seorang gadis kecil, wajahnya berlumuran darah, akibat ledakan yang menurut saksi mata menghantam sebuah tenda di samping dapur amal di luar kota Khan Younis di selatan.

    Enam orang lainnya tewas, termasuk dua wanita, dan 10 orang terluka, kata pejabat rumah sakit.

    Pemogokan terjadi sekitar tengah hari saat dapur umum sedang mendistribusikan makanan kepada para pengungsi yang tinggal di tenda-tenda pengungsian.

    Warga bernama Samah Abu Jamie mengatakan keponakannya termasuk di antara mereka yang tewas, dan putrinya yang masih kecil terluka saat mereka menunggu dengan panci mereka untuk mengambil makanan bagi keluarga mereka.

    “Mereka hendak mengambil makanan. Saya bilang padanya, ‘Nak, jangan pergi’,” katanya, Senin, dilansir AP News.

    “Mereka masih anak-anak, dan mereka tidak membawa apa pun kecuali panci. Apakah panci adalah senjata?” tanya dia.

    Pasukan Israel Menembak Kru Gaza

    Sementara itu, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan 15 petugas medis dan penyelamat yang dibunuh oleh pasukan Israel bulan lalu di Gaza ditembak di tubuh bagian atas dengan “niat membunuh.”

    Pembunuhan itu terjadi di Jalur Gaza selatan pada 23 Maret 2025, beberapa hari setelah serangan baru Israel di wilayah Palestina, dan sejak itu memicu kecaman internasional.

    Younis al-Khatib, Presiden Bulan Sabit Merah di Tepi Barat yang diduduki Israel, mengatakan kepada wartawan di Ramallah:

    “Telah dilakukan autopsi terhadap para martir dari Bulan Sabit Merah dan tim pertahanan sipil. Kami tidak dapat mengungkapkan semua yang kami ketahui, tetapi saya akan mengatakan bahwa semua martir ditembak di bagian atas tubuh mereka, dengan maksud untuk membunuh.”

    Al-Khatib menyerukan penyelidikan internasional atas pembunuhan tersebut, yang secara terpisah diumumkan sedang diselidiki oleh militer Israel.

    “Kami menyerukan kepada dunia untuk membentuk komisi penyelidikan internasional yang independen dan tidak memihak terkait keadaan pembunuhan yang disengaja terhadap kru ambulans di Jalur Gaza,” kata al-Khatib, dikutip dari Al Arabiya.

    Militer Israel mengatakan tentaranya menembaki “teroris” yang mendekati mereka dengan “kendaraan mencurigakan,” dan seorang juru bicara kemudian menambahkan bahwa lampu kendaraan tersebut dimatikan.

    Namun, video yang ditemukan dari ponsel salah satu pekerja bantuan yang terbunuh, yang dirilis oleh Bulan Sabit Merah, tampaknya bertentangan dengan pernyataan militer Israel.

    Rekaman itu memperlihatkan ambulans melaju dengan lampu depan menyala dan lampu darurat menyala.

    Mereka yang tewas termasuk delapan staf Bulan Sabit Merah, enam anggota badan pertahanan sipil Gaza, dan satu pegawai badan PBB untuk pengungsi Palestina.

    Mayat-mayat tersebut ditemukan terkubur di dekat lokasi penembakan di daerah Tal al-Sultan kota Rafah, yang oleh Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) digambarkan sebagai kuburan massal.

    “Mengapa kalian menyembunyikan mayat-mayat itu?” kata al-Khatib tentang pasukan Israel yang terlibat dalam serangan itu.

    Israel Hentikan Pasokan untuk Penduduk Gaza

    Dapur amal telah menarik lebih banyak orang Palestina karena sumber makanan lain mulai menipis.

    Lebih dari sebulan yang lalu, Israel menghentikan semua makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan lain untuk penduduk Gaza yang berjumlah lebih dari 2 juta orang, sehingga memaksa kelompok-kelompok bantuan untuk membatasi persediaan mereka.

    Program Pangan Dunia telah memperingatkan bahwa persediaannya untuk menjaga dapur tetap beroperasi dapat habis minggu depan.

    PENGUNGSI GAZA – Foto yang diambil dari kantor berita Wafa tanggal 8 April 2025 memperlihatkan situasi di tenda-tenda pengungsian di Al Rimal, Kota Gaza. (Wafa)

    Juru bicara Abeer Etefa mengatakan pada hari Senin bahwa program tersebut harus menghentikan pendistribusian kotak-kotak makanan pokok langsung ke keluarga minggu lalu.

    Toko roti yang dikelolanya juga telah tutup karena kekurangan tepung, sehingga sumber utama roti bagi ratusan ribu orang pun berakhir.

    Sejak mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas bulan lalu, Israel telah melakukan pemboman di Gaza, menewaskan ratusan orang, dan pasukan darat telah membentuk zona militer baru.

    Israel mengatakan bahwa mereka menekan Hamas untuk membebaskan para sandera yang tersisa, melucuti senjata, dan meninggalkan wilayah tersebut.

    Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, Israel telah setuju untuk berunding demi pembebasan para sandera.

    Kepala enam badan PBB yang beroperasi di Gaza mengatakan dalam pernyataan bersama hari Senin bahwa blokade tersebut telah membuat penduduk Gaza “terjebak, dibom, dan kelaparan lagi.”

    Mereka mengatakan klaim Israel bahwa pasokan yang cukup masuk selama gencatan senjata “jauh dari kenyataan di lapangan, dan komoditas semakin menipis.”

    “Kami menyaksikan aksi perang di Gaza yang menunjukkan ketidakpedulian terhadap nyawa manusia,” kata mereka.

    “Lindungi warga sipil. Fasilitasi bantuan. Bebaskan sandera. Perbarui gencatan senjata,” tegasnya.

    Diketahui, serangan militer Israel sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 50.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang perhitungannya tidak membedakan antara militan dan warga sipil.

    Serangan tersebut telah menghancurkan sebagian besar wilayah Jalur Gaza dan menyebabkan sekitar 90 persen penduduknya mengungsi.

    Israel mengatakan pihaknya berupaya menghindari jatuhnya korban sipil dan menyalahkan Hamas atas kematian mereka karena Hamas beroperasi di tengah penduduk.

    Dalam serangan pada 7 Oktober, militan yang dipimpin Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik 251 orang.

    Mereka masih menahan 59 tawanan — 24 di antaranya diyakini masih hidup — setelah sebagian besar tawanan lainnya dibebaskan melalui gencatan senjata atau kesepakatan lainnya.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Israel Berdalih 15 Pekerja Kemanusiaan di Gaza Dibunuh karena Mengancam

    Israel Berdalih 15 Pekerja Kemanusiaan di Gaza Dibunuh karena Mengancam

    Gaza City

    Militer Israel mengatakan bahwa penyelidikan awal terhadap pembunuhan 15 pekerja kemanusiaan di Jalur Gaza bagian selatan bulan lalu menunjukkan insiden itu terjadi “karena adanya rasa terancam” yang dirasakan para tentara Israel.

    Disebutkan oleh militer Israel, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (8/4/2025), bahwa pihaknya mengidentifikasi enam militan Hamas yang berada di sekitar lokasi insiden itu di Rafah.

    Militer Israel mengatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan yang lebih mendalam, tetapi “penyelidikan awal menunjukkan bahwa pasukan melepaskan tembakan karena adanya ancaman yang dirasakan setelah pertemuan sebelumnya di area tersebut”.

    Menurut militer Tel Aviv, enam orang yang tewas di antaranya telah “diidentifikasi sebagai militan Hamas”.

    Belasan pekerja kemanusiaan itu ditembak mati pada 23 Maret lalu dan dikuburkan di kuburan yang dangkal di Jalur Gaza.

    Militer Israel awalnya mengatakan pasukannya melepaskan tembakan setelah kendaraan tanpa pengenal bergerak mendekat dalam kegelapan. Diklaim juga oleh Tel Aviv bahwa pasukan mereka menembaki “teroris”.

    Namun belakangan mereka mengubah pernyataan, setelah muncul video yang menunjukkan sebuah ambulans dan truk pemadam kebakaran, yang memiliki tanda pengenal dengan lampu depan menyala terang dan lampu darurat meraung-raung, ditembaki pasukan Israel.

    Sebanyak 15 pekerja kemanusiaan yang tewas, menurut laporan AFP, terdiri atas delapan staf Bulan Sabit Merah, enam anggota badan pertahanan sipil Gaza, dan satu staf badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina.

    Ditegaskan oleh militer Israel bahwa penyelidikan lebih mendalam akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan, dan hasil penyelidikan itu akan disampaikan kepada publik.

    Belum ada tanggapan terbaru dari Bulan Sabit Merah dan PBB soal klaim terbaru Israel tersebut.

    Namun setelah insiden itu, Bulan Sabit Merah Palestina menyebut “penargetan konvoi ambulansnya” sebagai “kejahatan perang yang nyata, yang mencerminkan pola pelanggaran berulang yang berbahaya terhadap hukum kemanusiaan internasional”.

    Bulan Sabit Merah Palestina juga mengungkapkan hasil autopsi yang menunjukkan bahwa 15 petugas medis dan penyelamat yang dibunuh pasukan Israel itu ditembaki di tubuh bagian atas, yang menurut Bulan Sabit Merah Palestina menunjukkan “niat untuk membunuh” dari pasukan Tel Aviv.

    “Telah dilakukan autopsi terhadap para martir dari Bulan Sabit Merah dan tim pertahanan sipil. Kami tidak dapat mengungkapkan semua yang kami ketahui, tetapi saya akan mengatakan bahwa semua martir ditembak pada bagian atas tubuh mereka, dengan maksud untuk membunuh,” ungkapnya, seperti dilansir AFP.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bela Palestina, Negara Muslim Bisa Pertimbangkan Kembali Kehadiran Kedubes Amerika Serikat

    Ulama Dunia Wajibkan Jihad Melawan Israel, Ijtima’ MUI Rekomendasikan Pengiriman Pasukan

    PIKIRAN RAKYAT – Genosida yang dilakukan Israel di Gaza terus menyebabkan kerusakan parah di salah satu wilayah Palestina tersebut. Sejak serangan Oktober 2023 lalu, lebih dari 50.600 warga Palestina.

    Kementerian Kesehatan setempat juga melaporkan lebih dari 115.000 warga Palestina terluka. Selain itu, tak terhitung berapa banyak korban yang masih belum ditemukan terutama di bawah reruntuhan imbas tidak memadainya alat untuk evakuasi.

    Melihat betapa tersiksanya warga Palestina di Gaza, Persatuan Ulama Dunia atau International Union Of Muslim Scholars (IUMS) mengeluarkan fatwa tentang jihad melawan Israel.

    Hal ini didukung penuh oleh masyarakat muslim dunia, salah satunya Majelis Ulama Indonesia (MUI). Fatwa ulama dunia ini dilai sejalan dengan Keputusan Ijtima’ Ulama Fatwa MUI yang mewajibkan umat Islam untuk membela Palestina.

    “Bahkan dalam Ijtima’ MUI ini juga direkomendasikan pengiriman pasukan untuk melindungi warga Gaza dan Palestina secara umum dari genosida dan penghancuran yang dilakukan oleh Israel,” kata Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim, Selasa, 8 April 2025. 

    MUI juga kerap menyerukan agar negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk melakukan konsolidasi internal. Hal ini dirasa perlu untuk bisa menentukan langkah terukur dalam menghentikan kekejaman yang dilakukan zionis.

    Fatwa jihad melawan Israel harus didukung secara meluas ke seluruh dunia. Poin-poin dalam fatwa jihad ini memuat seruan agar konsolidasi internasional segera dilakukan.

    “Khususnya oleh dunia Islam dalam melawan sekaligus menundukkan Israel, sekaligus mewujudkan kemerdekaan Palestina. Kita tidak boleh membiarkan pembunuhan dan penghancuran besar-besaran yang dilakukan oleh teroris terbesar abad ini yaitu Israel dan didukung oleh Amerika terus menerus dilakukan,” tuturnya seperti dilaporkan laman resmi MUI.

    Dia menilai kekuatan internasional yang bersatu sangat diperlukan agar jihad melawan Israel ini efektif. Hal ini agar tidak terjadi pembiaran terhadap kejahatan besar yang dilakukan Israel dan sekutunya.

    Lebih lanjut, Sudarnoto menilai Israel yang didukung Amerika Serikat saat ini tengah melakukan kemungkaran yang sistematik. Pasalnya, begitu banyak warga Palestina di Gaza yang menjadi korban. Tak hanya itu, kerusakan massif di Gaza juga menjadi gambaran jelas soal kekejaman sang penjajah.

    Dia mengajak seluruh umat Islam di dunia untuk segera berkonsolidasi dalam melawan Israel dan sekutunya. Jika tidak segera dilakukan, kehancuran bisa semakin meluas.

    “Menyaksikan dukungan kuat Amerika terhadap kejahatan Israel ini, diserukan terutama kepada negara-negara Muslim untuk mempertimbangkan ulang kehadiran/keberadaan kedutaan besar Amerika di negara-negara Muslim,” tuturnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • SOSOK Permadi Arya dan Sederet Kasusnya yang Dikabarkan Jadi Komisaris JMTO, tapi Dibantah BUMN

    SOSOK Permadi Arya dan Sederet Kasusnya yang Dikabarkan Jadi Komisaris JMTO, tapi Dibantah BUMN

    TRIBUNJAKARTA.COM – Influencer media sosial, Permadi Arya alias Abu Janda dikabarkan ditunjuk menjadi komisaris PT Jasamarga Toll Road Operation.

    Abu Janda juga mengunggah postingan di akun Instagram resminya terkait ucapan selamat penunjukkan dirinya sebagai komisaris tersebut. 

    “Selamat dan sukses. Permadi Arya. Sebagai Komisaris PT Jasamarga Toll Road Operation,” demikian ucapan di postingan itu pada Senin (7/4/2025). 

    “Nemu berita @metrotv alhamdulilah rezeki anak sholeh. Tolong jangan pada minta kartu E-Tol saldo unlimited ya. Apalagi minta diskon tol, Astagfirullah haram,” respons Abu Janda dalam keterangan postingan tersebut. 

    Saat dikonfirmasi terpisah, Abu Janda hanya memohon doa agar dirinya tetap amanah.

    “Insya Allah. Doakan semoga amanah,” ujar Abu Janda kepada Kompas.com, Senin (7/4/2025).

    Meski begitu, saat ditanya terkait kapan dirinya diangkat menjadi komisaris, Abu Janda meminta agar publik menunggu pengumuman resmi.

    “Nanti ada pengumuman resminya,” imbuhnya.

    Dibantah BUMN

    Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) buka suara terkait kabar penunjukkan Abu Janda sebagai komisaris PT Jasamarga Toll Road Operation (JMTO).

    Dengan tegas, BUMN membantah kabar tersebut.

    Informasi ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian BUMN Putri Violla kepada awak media pada Senin (7/4/2025).

    “Kabar tersebut tidak benar. Tidak ada pengangkatan atas nama Permadi Arya sebagai komisaris JMTO,” kata Putri Violla seperti dikutip dari Wartakota.

    Senada dengan Violla, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga juga membantah isu penunjukan Abu Janda selaku komisaris JMTO.

    Dia mengatakan kabar itu hoax alias informasi palsu.

    “Hoax” ungkap Arya kepada MNC Portal.

    Sebelumnya, beredar sebuah poster dengan keterangan bahwa Permadi Arya dipercaya menjabat sebagai Komisaris JMTO.

    Bahkan, pria kelahiran Cianjur, Jawa Barat, itu memberi sinyal positif soal informasi yang beredar.

    Untuk diketahui, JMTO merupakan kelompok usaha Jasa Marga dengan komposisi saham 99,9 persen dimiliki oleh perseroan dan 0,1 persen dimiliki oleh Induk Koperasi Karyawan Jasa Marga.

    Kegiatan Usaha JMTO meliputi layanan pengoperasian, ETC, dan layanan IT.

    Sosok Abu Janda

    Permadi Arya diketahui memiliki nama lengkap Heddy Setya Permadi. 

    Ia dikenal dengan nama Abu Janda Al-Boliwudi.

    Pria kelahiran 14 Desember 1973 ini adalah seorang pegiat dan pemengaruh media sosial berkebangsaan Indonesia. 

    Permadi menempuh pendidikan Diploma Ilmu Komputer Informatic It School Singapura pada April 1997 dan menjadi Sarjana Business & Finance University of Wolverhampton Inggris pada tahun 1999. 

    Ia bergabung menjadi pegiat media sosial dan influencer tim sukses Joko Widodo di Pilpres 2019.

    Sebelum menjadi pegiat media sosial, Abu Janda bekerja sebagai karyawan di berbagai perusahaan.

    Mulai dari perusahaan sekuritas, bank swasta hingga tambang batu bara dalam rentang waktu 1999 hingga 2015. 

    Sederet kasus 

    Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri memeriksa Abu Janda atas cuitan ‘Islam adalah agama arogan’ yang ia unggah di Twitter pada 1 Februari 2021. 

    Dia juga sempat akan dimintai keterangan atas dugaan ujaran rasisme yang ditujukan kepada eks Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai. 

    Selanjutnya, ia pernah dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh anggota Majelis Taklim Al-Minawwir Bekasi, Alwi Muhammad Alatas karena kasus penghinaan bendera tauhid. 

    Ia mengunggah postingan di akun Facebook-nya soal bendera teroris bukan panji nabi.

    Menurut Alwi, unggahan Abu Janda termasuk ke dalam penghinaan syariat Islam dan menyinggung perasaan umat muslim.

    Abu Janda juga pernah dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh guru asal Jakarta bernama Mintaredja karena diduga menyebut Aksi Bela Tauhid sebagai aksi politik terselubung melalui media sosial.

    Ustaz Maaher At-Thuwailibi atau yang dikenal dengan nama Soni Eranata juga melaporkan Abu Janda ke Bareskrim Polri atas dugaan pencemaran nama baik.

    Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) melaporkan Abu Janda ke Bareskrim Polri terkait ujaran kebencian terhadap Natalius Pigai. 

    Abu Janda juga pernah berseteru dengan Maaher At-Thuwailibi. 

    Kala itu, Maaher pernah mengatakan bahwa Abu Janda dan Sukmawati Soekarnoputri layak dibunuh karena dianggap telah melakukan penistaan agama. 

    Maaher dituduh telah melakukan ancaman pembunuhan melalui media sosial. 

    Ia pun disebut telah melanggar pasal 28 dan 29 UU ITE. 

    Tak terima dengan tuduhan tersebut, Maaher melaporkan balik Abu Janda atas dugaan pencemaran nama baik. 

    Sebab, Abu Janda sempat menyampaikan ke awak media bahwa terorisme mempunyai agama, yaitu Islam dan gurunya adalah Maaher. 

    Selain itu, Abu Janda juga pernah berseteru dengan Wasekjen MUI Pusat, Tengku Zulkarnain atau Tengku Zul di media sosial. 

    Mereka saling beradu komentar untuk membuktikan siapa yang benar dan salah. 

    Awalnya, Abu Janda beropini bahwa Islam merupakan agama arogan. 

    Pasalnya, kehadirannya di Indonesia disebut telah ‘menginjak-injak’ budaya lokal.

    Hal tersebut yang kemudian memantik amarah Tengku Zul hingga membuat pesan balasan. (TribunJakarta.com, Wartakota, Kompas.com, Wikipedia).

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya