Kasus: Teroris

  • Google Maps Salah Beri Label, Jalanan Langsung Lumpuh

    Google Maps Salah Beri Label, Jalanan Langsung Lumpuh

    Jakarta

    Pengguna kendaraan bermotor di Jerman menjadi korban kesalahan label oleh Google Maps, yang menyebabkan kemacetan parah di jalanan.

    Insiden ini terjadi saat hari libur Kenaikan Isa Almasih selama empat hari, di mana banyak warga Jerman berjalan-jalan. Google Maps menandai sejumlah jalanan, terutama jalan tol (autobahn) dan jalan utama, tak bisa dilewati atau ditutup. Bahkan jalanan yang beberapa bagian ada di Belgia dan Belanda pun ikut ditutup.

    Akibat “ditutupnya” jalanan utama itu, banyak pengguna kendaraan bermotor yang menggunakan jalur-jalur alternatif. Sayangnya, jalur-jalur alternatif itu relatif kecil sehingga menimbulkan kemacetan parah karena kelimpahan volume kendaraan bermotor yang banyak.

    Namun tentunya insiden ini tidak terjadi untuk pengguna kendaraan bermotor yang tidak memakai Google Maps, ataupun pengguna Google Maps yang sedang tidak mengecek layanan tersebut, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Selasa (3/6/2025).

    Begitu juga dengan pengguna Apple Maps, Waze, dan bermacam layanan sejenis lain, di mana tidak ada jalan yang ditutup. Hal itu juga menyebabkan jalan tol menjadi lebih lengang dibanding biasanya.

    Penutupan jalan ini pun menyebabkan kepanikan pengguna Google Maps. Bahkan ada yang mengira ada serangan teroris yang menyebabkan ditutupnya jalanan tersebut, dan ada juga yang mengira sedang terjadi bencana alam.

    Insiden ini terjadi selama dua jam, dan Google tidak mengungkap penyebab insiden itu. Mereka hanya menyebutkan kalau Google Maps memberikan label itu berdasarkan tiga sumber: pengguna individu, sumber publik seperti badan transportasi, dan gabungan dari penyedia informasi pihak ketiga.

    Juru bicara Google hanya menyebutkan kalau mereka sudah menginvestigasi masalah teknis yang membuat jalanan tersebut ditutup, dan kini sudah menghilangkan penutupan jalan itu.

    (asj/afr)

  • Pangkalan Militer-Bandara di Mali Diserang Kelompok Jihadis, 13 Orang Ditangkap

    Pangkalan Militer-Bandara di Mali Diserang Kelompok Jihadis, 13 Orang Ditangkap

    Bamako

    Pangkalan militer Mali diserang kelompok jihadis di negara tersebut. Tak hanya pangkalan militer, bandara di Kota Timbuktu juga dilempari granat hingga terdengar suara tembakan.

    Dilansir AFP, Senin (2/6/2025), Mali yang diperintah Junta sejak tahun 2012 menghadapi serangan dari kelompok-kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda dan kelompok ISIS serta gerakan separatis dan geng kriminal. Selama beberapa bulan di tahun 2012, para jihadis menguasai Timbuktu.

    Staf umum militer Mali mengatakan bahwa mereka telah “menggagalkan upaya para pejuang teroris untuk menyusup ke kamp Timbuktu” sekitar pukul 10.00 pagi (waktu setempat dan GMT).

    Militer Mali menyebut telah mengamankan 13 penyerang, tanpa mengatakan apakah ada korban lainnya.

    “Pencarian sedang dilakukan di seluruh kota Timbuktu,” katanya.

    Para penyerang disebut mencoba memaksa masuk ke kamp militer dan peluru ditembakkan ke bandara, yang berjarak dua kilometer dari kota. Namun, kini situasi sudah terkendali.

    “Mereka tidak menyerbu bandara karena Rusia ada di sana. Tetapi mereka melepaskan tembakan. Di mana-mana panas,” ucap sumber itu menambahkan.

    Seorang pejabat setempat mengatakan ‘para teroris’ tiba di Timbuktu dengan kendaraan yang penuh dengan bahan peledak.

    (fas/eva)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kisah Febri Ramdani, 300 Hari Terjebak Propaganda Kelompok Terorisme di Suriah
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Juni 2025

    Kisah Febri Ramdani, 300 Hari Terjebak Propaganda Kelompok Terorisme di Suriah Regional 2 Juni 2025

    Kisah Febri Ramdani, 300 Hari Terjebak Propaganda Kelompok Terorisme di Suriah
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Bagi Febri Ramdani, tahun 2016 menjadi masa penuh luka dan perjuangan.
    Dengan tekad kuat, Febri, sapaan akrabnya, nekat menyusul ibu dan keluarga besarnya yang terjerat propaganda kelompok
    ISIS
    di
    Suriah
    .
    Febri menempuh perjalanan penuh risiko, menyusul keluarganya yang lebih dulu meninggalkan Indonesia pada 2015.
    Namun, sesampainya di sana pada 2016, Febri menyadari bahwa janji-janji kelompok tersebut hanyalah ilusi.
    “Pas saya sampai sana, justru menjadi beban baru bagi keluarga saya. Karena jadi ada penambahan biaya dan segala macam. Akses untuk kabur dari sana semakin sulit, karena kita akan dianggap murtad dari agama Islam,” ucap Febri kepada KOMPAS.com, Senin (2/6/2025).
    “Terus yang keluar dari kelompok mereka, dianggap tidak sesuai jalannya lagi. Jadi kita sempat diincar oleh orang-orang tersebut,” sambungnya.
    Febri menjelaskan, kepergian ibunya ke Suriah dipicu narasi manis kelompok terorisme.
    Sang ibu, mantan ASN, merasa kecewa dengan maraknya korupsi dan ketidakadilan di Indonesia.
    Ia juga ingin menemani anak sulungnya yang menderita TBC tulang untuk berobat gratis di Suriah.
    Masalah keluarga turut mendorongnya menerima tawaran kelompok tersebut.
    Namun, keadaan di Suriah ternyata tak semanis yang dibayangkan. Febri dan keluarganya terjebak di sana hingga ratusan hari, tanpa akses untuk kembali ke tanah air.
    “Tapi akhirnya alhamdulillah kita bisa pulang dan kembali lagi ke Indonesia. Kita menyerahkan diri ke Syrian Democratic yang di bawah naungan Amerika Serikat. Selama dua bulan di situ, kita menunggu proses repatriasi kembali ke Indonesia,” ucap Febri.
    Setiba di Indonesia, Febri menghadapi stigma negatif dari masyarakat. Namun, ia memilih bangkit dan menyuarakan pesan damai.
    “Kita mencoba lagi untuk berintegrasi ke masyarakat, memulai hidup lagi dari awal. Kita mencoba untuk survive, dan alhamdulillah tantangan atau stigmatisasi secara verbal itu tidak pernah kami dapatkan secara langsung,” ujarnya.
    Febri juga menyebut pemerintah Indonesia memberi dukungan positif untuk proses reintegrasi.
    “Waktu itu kami direhabilitasi di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (
    BNPT
    ) selama 1 bulan. Proses rehabilitasinya tidak menekankan masalah ideologi, karena kita sudah menderadikalisasi pola pikir,” kata Febri.
    “Pas balik ke sini sudah menjadi pribadi yang moderat, dan mempersiapkan bagaimana survive ke masyarakat, dan diajarkan untuk berwirausaha,” ujarnya.
    Direktur Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP), Dr. Noor Huda Ismail, mengatakan film dokumenter yang mengangkat kisah Febri bertujuan menyampaikan bahwa harapan selalu ada, bahkan dalam kondisi kelam.
    Film dokumenter ”
    Road to Resilience
    ” berdurasi 30 menit itu dikemas secara humanistik, emosional, dan kolaboratif.
    “Kalau bicara soal isu radikalisme dan terorisme, itu akan berat dan menakutkan. Tapi ketika dibungkus dengan cerita menyentuh, seperti Febri kisah seorang anak yang nekat ke Suriah karena cinta kepada ibunya, itu yang membuat orang relate. Dan kita semua bisa mencapai harapan itu,” ucap Huda.
    KPP berharap film ini menjadi langkah awal membangun narasi damai yang lebih manusiawi di tengah dominasi wacana ketakutan.
    “Kita ingin mencoba menjelaskan agar narasinya tidak tunggal. Misal teroris mesti gini, orang dari Suriah pasti jadi teroris, bukan begitu. Film-film dari KPP lahir untuk menginspirasi pentingnya perdamaian, kita menggarap tentang isu-isu humanities,” imbuhnya.
    Analis Kebijakan Ahli Muda BNPT, Alfrida Heaniti Pandjaitan, berharap pemutaran film ini memberi semangat membangun perdamaian di Indonesia.
    Melalui sinergi pemerintah dan masyarakat sipil, program Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE) diharapkan berjalan efektif.
    “Di dalam RAN PE, kita memiliki kelompok kerja tematis yang terdiri dari organisasi masyarakat sipil. Mereka tak hanya menjalankan program, tetapi juga terlibat dalam penyusunan kebijakan. Jadi sebegitu terbukanya sekarang suatu kebijakan pemerintah dilaksanakan oleh stakeholder,” pungkas Alfrida.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Pria Lansia Cekcok dan Teriaki Wanita Teroris di Halte Taman Anggrek – Page 3

    Viral Pria Lansia Cekcok dan Teriaki Wanita Teroris di Halte Taman Anggrek – Page 3

    Ketika sudah keluar dari halte tersebut, ternyata si bapak lanjut usia itu pun marah hingga mengeluarkan kata atau menyebut wanita tersebut sebagai teroris sesuai seperti pada video.

    “Pada saat itu sama petugas TransJakarta dipisahin mereka. Akhirnya sesuai di video itu cewek ini dipisahin, di bapak itupun terpisah, tapi posisi masih saling adu mulut,” jelasnya.

    “Kalau dari pengakuan korban ini bahwa dia ngomong ‘apa sih lu enggak jelas’ bahasanya. Cuma dari bapak-bapak tersebut masih ngomong ngeracau dia tidak ingat, cuma ingat ngomong teroris,” tambahnya.

    Meski mendapat perlakuan tersebut, korban disebutnya belum membuat laporan kepolisian kepada pihaknya.

    “Awalnya dia mau minta rekaman CCTV sama petugas TransJakarta, namun tidak diberikan. Karena prosedur dari mereka harus dari pihak kepolisian,” ujarnya.

    Kemudian, pada keesokan harinya atau pada Jumat (30/5) pihaknya menerima informasi terkait kejadian tersebut dari media sosial. Selanjutnya, mereka menghubungi korban untuk datang ke kantor polisi.

    “Selanjutnya yang bersangkutan berkenan datang sekitar siang atau sore di Polsek. Akhirnya kita terima laporan polisinya, yaitu tentang pengaduan penganiayaan ringan dan atau penghinaan ringan Pasal 352 dan atau pasal 315,” ucapnya.

     

  • Fakta-fakta Seorang Kakek Teriaki Teroris hingga Aniaya Penumpang TransJakarta

    Fakta-fakta Seorang Kakek Teriaki Teroris hingga Aniaya Penumpang TransJakarta

    Jakarta: Viral di media sosial seorang kakek meneriaki penumpang TransJakarta dengan sebutan teroris. Bahkan kakek tersebut juga sempat melakukan penganiayaan ke penumpang tersebut. 

    Berikut ini fakta-fakta insiden kakek teriaki teroris hingga aniaya penumpang TransJakarta: 
    Kronologi

    Insiden ini terjadi pada Kamis, 29 Mei 2025 pagi di Halte Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Dalam video yang beredar, pria paruh baya itu berteriak “teroris” kepada pembuat video. 

    Pria tersebut menendang dan memukulnya hanya karena penampilannya seperti orang Arab. Petugas TransJakarta akhirnya mendampingi korban pergi dari lokasi hingga ke seberang JPO untuk menjamin keamanan korban.
     
    Korban membuat laporan polisi

    Kakek tersebut telah dilaporkan ke polisi dengan pasal penganiayaan. “Kita terima laporan polisinya, yaitu tentang pengaduan penganiayaan ringan dan atau penghinaan ringan Pasal 352 dan atau Pasal 315 (KUHP),” kata Kanit Reskrim Polsek Grogol Petamburan, AKP Aprino Tamara kepada wartawan, Minggu, 1 Juni 2025.
     

     

    Korban melakukan visum

    Aprino menyebut, korban juga telah melakukan visum setelah kejadian tersebut. Saat ini, pihak kepolisian tengah menunggu hasil visum tersebut keluar.

    “Untuk hasil visum belum keluar dari pihak rumah sakit. Makanya untuk sementara kita terapkan pasalnya penganiayaan ringan, tapi berkembang hasil penyidikan maupun visum seperti apa,” tuturnya.
     
    Polisi lakukan penyelidikan

    Polisi juga sudah memeriksa korban dan saksi, serta tengah meminta rekaman CCTV kepada pihak TransJakarta untuk menyelidiki kasus itu.

    “Untuk saksi kita belum menemukan di TKP (tempat kejadian perkara), hanya ada petugas TransJakarta yang memisahkan mereka berdua. CCTV masih kita ambil, kita sudah komunikasi dengan TransJakarta, nanti hari Senin atau Selasa baru diberikan,” kata Aprino.
     
    Polisi cari identintas pelaku penganiayaan

    Aprino menyebut, saat ini identitas terlapor atau terduga pelaku masih dalam proses pencarian. Sebab, korban mengaku tidak mengenali terduga pelaku.

    “Untuk pelaku saat ini masih dalam penyelidikan. Karena dari korban tidak mengenal, petugas juga tidak mengenal yang bersangkutan. Masih dicari,” ujarnya.

    Jakarta: Viral di media sosial seorang kakek meneriaki penumpang TransJakarta dengan sebutan teroris. Bahkan kakek tersebut juga sempat melakukan penganiayaan ke penumpang tersebut. 
     
    Berikut ini fakta-fakta insiden kakek teriaki teroris hingga aniaya penumpang TransJakarta: 

    Kronologi

    Insiden ini terjadi pada Kamis, 29 Mei 2025 pagi di Halte Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Dalam video yang beredar, pria paruh baya itu berteriak “teroris” kepada pembuat video. 
     
    Pria tersebut menendang dan memukulnya hanya karena penampilannya seperti orang Arab. Petugas TransJakarta akhirnya mendampingi korban pergi dari lokasi hingga ke seberang JPO untuk menjamin keamanan korban.
     

    Korban membuat laporan polisi

    Kakek tersebut telah dilaporkan ke polisi dengan pasal penganiayaan. “Kita terima laporan polisinya, yaitu tentang pengaduan penganiayaan ringan dan atau penghinaan ringan Pasal 352 dan atau Pasal 315 (KUHP),” kata Kanit Reskrim Polsek Grogol Petamburan, AKP Aprino Tamara kepada wartawan, Minggu, 1 Juni 2025.
     

     

    Korban melakukan visum

    Aprino menyebut, korban juga telah melakukan visum setelah kejadian tersebut. Saat ini, pihak kepolisian tengah menunggu hasil visum tersebut keluar.

    “Untuk hasil visum belum keluar dari pihak rumah sakit. Makanya untuk sementara kita terapkan pasalnya penganiayaan ringan, tapi berkembang hasil penyidikan maupun visum seperti apa,” tuturnya.
     

    Polisi lakukan penyelidikan

    Polisi juga sudah memeriksa korban dan saksi, serta tengah meminta rekaman CCTV kepada pihak TransJakarta untuk menyelidiki kasus itu.
     
    “Untuk saksi kita belum menemukan di TKP (tempat kejadian perkara), hanya ada petugas TransJakarta yang memisahkan mereka berdua. CCTV masih kita ambil, kita sudah komunikasi dengan TransJakarta, nanti hari Senin atau Selasa baru diberikan,” kata Aprino.
     

    Polisi cari identintas pelaku penganiayaan

    Aprino menyebut, saat ini identitas terlapor atau terduga pelaku masih dalam proses pencarian. Sebab, korban mengaku tidak mengenali terduga pelaku.
     
    “Untuk pelaku saat ini masih dalam penyelidikan. Karena dari korban tidak mengenal, petugas juga tidak mengenal yang bersangkutan. Masih dicari,” ujarnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • 7 Orang Tewas, Rusia Nyatakan Jembatan Ambruk Gegara Ledakan

    7 Orang Tewas, Rusia Nyatakan Jembatan Ambruk Gegara Ledakan

    Jakarta

    Dua jembatan di Rusia yang berbatasan dengan Ukraina ambruk pada Sabtu malam hingga menyebabkan kereta api tergelincir. Rusia menyebut penyebab kejadian itu diduga akibat ledakan.

    Dilansir AFP dan Reuters, Minggu (1/6/2025), penyelidik Rusia meyakini bahwa “ledakan” telah menyebabkan dua jembatan di wilayah perbatasan Kursk dan Bryansk runtuh dalam semalam.

    “Di wilayah Bryansk pada pukul 10:50 malam (1950) pada hari Sabtu “sebuah jembatan jalan runtuh akibat ledakan,” kata Komite Investigasi Rusia dalam sebuah pernyataan.

    Sementara di wilayah Kursk, sebuah jembatan runtuh pada Minggu dini hari atau sekitar pukul 3:00 pagi. Jembatan tersebut merupakan jembatan kereta api.

    “Sebuah jembatan kereta api juga meledak,” tambahnya.

    Sementara itu belum dapat dipastikan apakah kedua insiden itu saling terkait. Dilaporkan 7 orang tewas dan 69 orang lainnya terluka akibat jembatan jalan raya ambruk ke rel kereta api. Insiden itu menyebabkan kereta api tergelincir di wilayah Bryansk pada Sabtu malam, kata kementerian darurat Rusia dan pejabat regional.

    Perusahaan Kereta Api Rusia awalnya mengunggah di aplikasi Telegram yang menyebut ambruknya jembatan Bryansk adalah akibat dari “gangguan ilegal dalam pengoperasian transportasi”, akan tetapi unggahan tersebut kemudian dihapus.

    Selain itu insiden ambruknya jembatan kereta api di wilayah Kursk terjadi saat kereta barang melintasi jembatan.

    “Sebagian kereta jatuh ke jalan di bawah jembatan,” kata Penjabat gubernur wilayah tersebut, Alexander Khinshtein.

    Ia menambahkan bahwa lokomotif terbakar, yang kemudian dengan cepat dipadamkan. Dilaporkan salah satu masinis mengalami cedera kaki, dan selanjutnya masinis beserta tim yang mengoperasikan kereta dibawa ke rumah sakit setempat.

    Ia juga turut mengunggah foto gerbong yang tergelincir di jembatan yang rusak di atas jalan.

    Sementara itu, anggota senior Dewan Federasi, majelis tinggi parlemen Rusia, Andrei Klishas, mengatakan melalui Telegram bahwa insiden di Bryansk menunjukkan bahwa “Ukraina telah lama kehilangan atribut negara dan telah berubah menjadi kantong teroris.”

    Lebih lanjut, tidak ada komentar langsung dari Ukraina. Sejak perang dimulai pada Februari 2022, penembakan lintas batas, serangan pesawat tak berawak, dan serangan rahasia dari Ukraina ke wilayah Bryansk, Kursk, dan Belgorod yang berbatasan dengan Ukraina terus berlanjut.

    Kementerian Situasi Darurat Rusia mengatakan di Telegram bahwa upaya untuk menemukan dan menyelamatkan korban dalam insiden Bryansk berlanjut sepanjang malam. Sekitar 180 personel terlibat dalam operasi tersebut.

    (yld/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Transjakarta imbau penumpang lapor petugas saat alami ketidaknyamanan

    Transjakarta imbau penumpang lapor petugas saat alami ketidaknyamanan

    Jakarta (ANTARA) – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) mengimbau penumpang agar melapor kepada petugas di lapangan saat mengalami ketidaknyamanan selama memanfaatkan layanan Transjakarta.

    “Kami mengimbau pelanggan untuk bersama-sama menjaga kenyamanan pelanggan lain saat menggunakan layanan Transjakarta. Apabila pelanggan mengalami ketidaknyamanan, silakan melapor kepada petugas kami di lapangan,” ujar Kepala Departemen Hubungan Masyarakat dan CSR Transjakarta, Ayu Wardhani di Jakarta, Minggu.

    Imbauan ini disampaikan menyusul adanya seorang wanita yang dianiaya oleh seorang pria di dalam Halte Tanjung Duren, Grogol, Jakarta Barat, pada Kamis (29/5) sekitar pukul 07.45 WIB.

    “Saat kedua pelanggan turun di Halte Tanjung Duren, masih terjadi keributan. Pramusapa kami di lapangan langsung melerai dan sempat dimarahi oleh pelanggan laki-laki,” kata dia.

    Selanjutnya, untuk memastikan keamanan dan kenyamanan penumpang perempuan itu, pramusapa mengantar pelanggan perempuan sampai ke seberang jembatan penyeberangan orang (JPO) karena keduanya satu arah menuju mal di dekat halte.

    Aparat kepolisian pun tengah memburu pria pelaku penganiayaan dan penghinaan terhadap seorang wanita berinisial SL (22) tersebut. Menurut polisi, korban SL dipukul tangannya dan diinjak kakinya oleh pelaku dalam bus dan halte. Lalu, usai keluar dari halte, korban diteriaki dengan kata-kata teroris oleh pelaku.

    “Kami sedang selidiki pelakunya. Gambar wajahnya sudah nampak di video yang viral, tapi identitas pelaku belum kita kantongi,” ujar Kanit Reskrim Polsek Grogol Petamburan, AKP Aprino Tamara.

    Polisi juga menghubungi korban agar segera membuat laporan polisi. Aprino mengatakan, pelaku dilaporkan dengan Pasal 352 dan 315 KUHP tentang penganiayaan ringan dan penghinaan ringan.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Israel Menjadi-jadi di Tepi Barat: Pengin Bangun Negara Yahudi

    Israel Menjadi-jadi di Tepi Barat: Pengin Bangun Negara Yahudi

    Jakarta

    Ulah Israel semakin menjadi-jadi. Israel katanya pengin bangun negara Yahudi Israel di Tepi Barat.

    Dirangkum detikcom dilansir kantor berita AFP, Sabtu (31/5/2025), Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz bertekad akan mendirikan negara Yahudi Israel di Tepi Barat yang diduduki. Ini disampaikannya pada Jumat (30/5), sehari setelah pemerintah Israel mengumumkan pembentukan 22 permukiman baru di wilayah Palestina tersebut.

    Permukiman Israel di Tepi Barat, yang dipandang sebagai hambatan utama bagi perdamaian abadi, kerap dikutuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai ilegal menurut hukum internasional.

    “Ini adalah tanggapan tegas terhadap organisasi teroris yang mencoba merusak dan melemahkan cengkeraman kami di tanah ini — dan ini juga merupakan pesan yang jelas kepada (Presiden Prancis Emmanuel) Macron dan rekan-rekannya: mereka akan mengakui negara Palestina di atas kertas — tetapi kami akan membangun negara Yahudi Israel di sini di atas tanah ini,” kata Katz dalam sebuah pernyataan dari kantornya.

    “Kertas itu akan dibuang ke tong sampah sejarah, dan Negara Israel akan berkembang dan makmur,” imbuhnya.

    Katz menyampaikan hal itu saat berkunjung ke pos terdepan permukiman Sa-Nur di Tepi Barat utara.

    Israel Telah Duduki Tepi Barat

    Foto: Ilustrasi tentara Israel (REUTERS/Amir Cohen Acquire Licensing Rights).

    Penduduk Sa-Nur dievakuasi pada tahun 2005 sebagai bagian dari penarikan Israel dari Gaza, yang dipromosikan oleh perdana menteri saat itu Ariel Sharon.

    Israel telah menduduki Tepi Barat sejak tahun 1967.

    Sebelumnya, dalam kunjungan ke Singapura pada hari Jumat, Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan bahwa pengakuan soal negara Palestina, dengan beberapa syarat, “bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga kebutuhan politik”.

    Sebuah konferensi internasional yang dimaksudkan untuk membangkitkan kembali gagasan solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina akan diadakan pada bulan Juni mendatang di markas besar PBB di New York.

    Seorang diplomat di Paris, Prancis yang mengetahui soal persiapan konferensi tersebut, mengatakan bahwa konferensi tersebut akan membuka jalan bagi lebih banyak negara untuk mengakui negara Palestina.

    Sebelumnya, Macron mengatakan pada bulan April, bahwa Prancis akan mengakui negara Palestina pada bulan Juni mendatang.

    Halaman 2 dari 2

    (whn/maa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Polisi Buru Penganiaya Wanita di Halte Transjakarta Grogol Jakbar – Page 3

    Polisi Buru Penganiaya Wanita di Halte Transjakarta Grogol Jakbar – Page 3

    Setelah peristiwa yang terjadi pada Kamis (29/5) sekitar pukul 07.24 WIB, kepolisian segera menghubungi korban agar segera membuat laporan polisi.

    “Kemarin, Jumat (30/5) itu korban sudah membuat laporan. Korban sendiri yang datang membuat laporan. Jadi sekarang kita sedang selidiki,” kata Aprino.

    Pelaku, kata Aprino, dilaporkan dengan pasal 352 dan 315 KUHP tentang penganiayaan ringan dan penghinaan ringan. “Sejauh ini, baru korban yang kami periksa,” jelas Aprino.

    Dalam video viral yang diunggah oleh akun Instagam @warga.jakbar, pelaku menggunakan baju lengan panjang berwarna putih, celana training, dan alas kaki berwarna hitam, serta memakai tote bag (tas jinjing) berwarna hijau.

    Pelaku menuruni tangga keluar halte bus Taman Anggrek sambil meneriaki pelaku dengan kata-kata teroris.

  • Polisi buru pelaku yang aniaya wanita di halte bus Grogol Petamburan

    Polisi buru pelaku yang aniaya wanita di halte bus Grogol Petamburan

    Ilustrasi – Penganiyaan. ANTARA/Dokumentasi.

    Polisi buru pelaku yang aniaya wanita di halte bus Grogol Petamburan
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Sabtu, 31 Mei 2025 – 22:11 WIB

    Elshinta.com – Kepolisian memburu pria pelaku penganiayaan dan penghinaan terhadap seorang wanita berinisial SL (22) di halte bus Mal Taman Anggrek, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

    Korban SL dipukul tangannya dan diinjak kakinya oleh pelaku di dalam bus Transjakarta, lalu berlanjut di dalam halte dan setelah keluar dari halte, korban diteriaki dengan kata-kata teroris oleh pelaku.

    “Kita sedang selidik pelaku. Gambar wajahnya sudah nampak di video yang viral, tapi identitas pelaku belum kita kantongi,” kata Kanit Reskrim Polsek Grogol Petamburan AKP Aprino Tamara saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu.

    Kepolisian telah memeriksa data pengguna bus Transjakarta, namun ternyata pelaku menggunakan kartu e-money biasa, bukan TJ Card.

    “Kita sudah periksa data pengguna data pengguna bus TJ di saat kejadian itu, tapi ternyata pelaku pakai e-money, bukan TJ Card yang terdaftar,” ungkap Aprino.

    Setelah peristiwa yang terjadi pada Kamis (29/5) sekitar pukul 07.24 WIB, kepolisian segera menghubungi korban agar segera membuat laporan polisi.

    “Kemarin, Jumat (30/5) itu korban sudah membuat laporan. Korban sendiri yang datang membuat laporan. Jadi sekarang kita sedang selidiki,” kata Aprino.

    Pelaku, kata Aprino, dilaporkan dengan pasal 352 dan 315 KUHP tentang penganiayaan ringan dan penghinaan ringan.

    “Sejauh ini, baru korban yang kami periksa,” jelas Aprino.

    Dalam video viral yang diunggah oleh akun Instagam @warga.jakbar, pelaku menggunakan baju lengan panjang berwarna putih, celana training, dan alas kaki berwarna hitam, serta memakai tote bag (tas jinjing) berwarna hijau.

    Pelaku menuruni tangga keluar halte bus Taman Anggrek sambil meneriaki pelaku dengan kata-kata teroris.

    Sumber : Antara