Kasus: Teroris

  • Warga dari 12 Negara Ini Dilarang Trump Masuk AS

    Warga dari 12 Negara Ini Dilarang Trump Masuk AS

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) telah mengeluarkan peraturan baru dengan membuat larangan perjalanan ke AS. Pemerintahan Donald Trump itu mem-black list 12 negara, jadi warga negara yang masuk ke ‘daftar hitam’ itu tidak bisa masuk ke AS.

    Dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (5/6/2025), kebijakan ini dipicu oleh serangan bom api terhadap protes Yahudi di Boulder, Colorado, AS. Serangan itu terjadi belum lama ini.

    Adapun 12 warga negara yang dilarang masuk AS itu adalah:

    1. Afghanistan
    2. Myanmar
    3. Chad
    4. Republik Kongo
    5. Guinea Ekuatorial
    6. Eritrea

    7. Haiti
    8. Iran
    9. Libya
    10. Somalia
    11. Sudan
    12. Yaman

    Selain itu, Trump juga memberlakukan larangan sebagian bagi pelancong dari tujuh negara: Burundi, Kuba, Laos, Sierra Leone, Togo, Turkmenistan, dan Venezuela. Beberapa visa kerja sementara dari negara-negara ini akan diizinkan.

    Serangan teror baru-baru ini di Boulder, Colorado telah menggarisbawahi bahaya ekstrem yang ditimbulkan bagi negara kita oleh masuknya warga negara asing yang tidak diperiksa dengan benar,” kata Trump dalam pesan video dari Ruang Oval yang diunggah di media sosial X sebagaimana dilansir AFP.

    “Kita tidak menginginkan mereka,” ujar Trump.

    Meski begitu, larangan ini tidak akan berlaku bagi para atlet yang berkompetisi di Piala Dunia, yang akan diselenggarakan bersama oleh AS dengan Kanada dan Meksiko, serta Olimpiade Los Angeles 2008.

    Rencana Trump Batasi Negara Muslim

    Foto: AFP PHOTO/MARK RALSTON

    Sebelum larangan ini ditetapkan, Pada Meret lalu, pemerintahan Trump tengah menggodok larangan perjalanan dan pembatasan bagi warga dari beberapa negara. Salah satunya negara muslim atau mayoritas muslim untuk memasuki AS.

    “[Perintah eksekutif ini untuk melindungi warga AS dari] orang asing yang bermaksud melakukan serangan teroris, mengancam keamanan nasional, menganut ideologi kebencian, atau mengeksploitasi undang-undang imigrasi untuk tujuan jahat,” bunyi draf tersebut yang dilansir dari USA Today, Kamis (13/3).

    Perintah tersebut memberi batas waktu hingga 60 hari sejak dikeluarkan bagi Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Jaksa Agung Pam Bondi, Menteri Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem dan Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard untuk mengidentifikasi negara-negara dan memberlakukan larangan tersebut.

    Larangan itu berada di bawah perintah eksekutif Trump dengan tajuk melindungi Amerika Serikat dari teroris asing dan lainnya. Sampai saat ini, pejabat Gedung Putih belum dapat mengonfirmasi warga dari negara mana saja yang akan dilarang masuk atau dibatasi.

    Menurut New York Times, pembatasan visa dilakukan menyusul perintah eksekutif Trump pada 20 Januari lalu yang mendesak perlindungan bagi AS dari teroris asing dan ancaman keamanan lainnya. Perintah tersebut menginstruksikan pihak berwenang AS meninjau individu yang memasuki AS dari negara-negara dalam daftar merah.

    Halaman 2 dari 2

    (zap/wnv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Momen Terburuk Putin Tiba, Dipermalukan Ukraina-Terpojok di Meja Damai

    Momen Terburuk Putin Tiba, Dipermalukan Ukraina-Terpojok di Meja Damai

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam sepekan terakhir, Ukraina meluncurkan sejumlah serangan strategis yang memukul telak kemampuan militer Rusia dan ‘mempermalukan’ Presiden Vladimir Putin menjelang pembicaraan damai di Istanbul.

    Dari jembatan yang runtuh hingga drone yang menghancurkan armada bomber nuklir, serangan Ukraina menjadi rangkaian pukulan paling signifikan terhadap Rusia sepanjang 2025.

    “Tuhan mencintai angka tiga,” ujar Kepala Intelijen Ukraina Vasyl Malyuk dengan nada penuh percaya diri, merujuk pada serangan ketiga Ukraina terhadap Jembatan Krimea atau Jembatan Kerch yang menghubungkan daratan Rusia dengan Semenanjung Krimea.

    Namun ungkapan itu juga menggambarkan deretan kemunduran besar yang dialami Presiden Putin dalam beberapa hari terakhir.

    Dilansir Newsweek, Kamis (5/6/2025), Malyuk menyatakan bahwa ledakan terbaru di Jembatan Krimea pada Selasa lalu telah direncanakan selama berbulan-bulan. Serangan itu, katanya, dilakukan oleh agen-agen Dinas Keamanan Ukraina (SBU) yang menanam bahan peledak di pilar penyangga jembatan.

    Sebanyak 1.100 kilogram bahan peledak setara TNT diledakkan pada dini hari, membuat struktur jembatan berada dalam kondisi “kritis.”

    “Kami menghantam Jembatan Krimea pada 2022 dan 2023. Hari ini, kami melanjutkan tradisi ini-kali ini dari bawah air,” kata Malyuk, menyiratkan bahwa serangan kali ini dilakukan dengan drone laut.

    Gambar resmi yang dirilis SBU tidak menunjukkan kerusakan besar pada permukaan jalan. Namun, video yang beredar dari saluran militer pro-Rusia menunjukkan serangan drone laut tambahan pada sore hari yang sama.

    Serangan terhadap Jembatan Krimea hanya berselang sehari dari operasi besar-besaran yang diluncurkan SBU ke empat pangkalan udara strategis Rusia: Olenya (Murmansk), Diaghilev (Ryazan), Ivanovo (Ivanovo), dan Belaya (Irkutsk)-semuanya berjarak lebih dari 2.500 km dari perbatasan Ukraina.

    Dinamai “Operasi Sarang Laba-Laba,” serangan ini melibatkan peluncuran 117 drone dari truk tersembunyi dan menghantam 41 pesawat militer Rusia, termasuk jet pengebom strategis Tu-160, Tu-95, dan Tu-22M3. Kyiv mengklaim telah melumpuhkan sepertiga dari armada pembom strategis Rusia dan menyebabkan kerugian senilai US$7 miliar.

    “Ini adalah kemenangan intelijen besar dan bukan hanya aksi sekali jalan,” kata Zev Faintuch, kepala riset dan intelijen di firma keamanan Global Guardian kepada Newsweek.

    Ia menambahkan bahwa Ukraina kemungkinan masih memiliki kontainer tersembunyi berisi ratusan atau ribuan drone yang siap digunakan dalam serangan lanjutan.

    Robert Murrett, pensiunan Laksamana Muda Angkatan Laut AS dan kini Wakil Direktur Syracuse University Institute for Security Policy and Law, menyebut serangan tersebut “sangat efektif secara militer” dan mencerminkan “perang abad ke-21 yang dampaknya melampaui batas negara.”

    Para pejabat Kremlin dilaporkan “marah dan panik” atas kerentanan armada udara strategis mereka, dan sumber di dalam Rusia menyebut dampaknya “kemungkinan mengguncang pengambil keputusan di sekitar Putin.”

    Pada akhir pekan, dua jembatan di wilayah barat Rusia yang berbatasan dengan Ukraina runtuh, menewaskan setidaknya tujuh orang dan melukai puluhan lainnya. Pemerintah Rusia menyebut kejadian itu sedang diselidiki sebagai serangan teroris.

    Di distrik Vygonichi, wilayah Bryansk-sekitar 100 km dari perbatasan Ukraina-sebuah jembatan jalan raya ambruk dan menghancurkan kereta yang melintas di bawahnya. Sedikitnya 66 orang terluka, dan gubernur wilayah Bryansk, Alexander Bogomaz, menyatakan bahwa jembatan itu “diledakkan.”

    Insiden kedua terjadi di wilayah Kursk, di mana sebuah jembatan runtuh saat dilintasi kereta barang, melukai salah satu masinisnya. Di malam yang sama, sebuah kereta militer Rusia diledakkan dekat kota Melitopol, wilayah Zaporizhzhia yang diduduki Rusia, menurut intelijen Ukraina.

    Oleg Ignatov, analis senior dari International Crisis Group, menyatakan bahwa Ukraina kemungkinan berada di balik serangan sabotase terhadap jembatan-jembatan itu, meskipun Kyiv belum mengeluarkan pernyataan resmi.

    Putin Terpojok di Meja Damai

    Serangkaian serangan ini terjadi menjelang perundingan damai di Istanbul antara Ukraina dan Rusia. Ignatov mengatakan kepada Newsweek bahwa serangan drone Ukraina terhadap lapangan udara militer dan Jembatan Krimea bukan hanya untuk keuntungan militer, tetapi juga sebagai upaya strategis mengubah narasi global.

    “Ini adalah upaya untuk menggoyahkan klaim bahwa Ukraina sedang kalah perang secara perlahan,” kata Ignatov.

    Yuriy Boyechko, CEO organisasi kemanusiaan Hope for Ukraine, menambahkan bahwa serangan-serangan ini telah “menghancurkan citra Putin,” yang dikenal sebagai mantan agen FSB. “Baginya ini bersifat pribadi. Dia sedang dipermalukan oleh mantan pelawak [Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky],” katanya.

    Boyechko memperingatkan bahwa Putin mungkin akan membalas dengan meningkatkan serangan terhadap warga sipil di Ukraina, “karena itu saja yang bisa dia lakukan saat ini.”

     

    (luc/luc)

  • Warga Gaza Utara Berjuang di Tengah Krisis Pangan-Minimnya Bantuan

    Warga Gaza Utara Berjuang di Tengah Krisis Pangan-Minimnya Bantuan

    Jakarta

    Sebelum perang terjadi, Hazem Lubbad adalah seorang mahasiswa yang juga bekerja sebagai pelayan restoran di Gaza City untuk membiayai kuliahnya. Selama 19 bulan terakhir, ia berlindung bersama keluarga besarnya di Sheikh Radwan, sebuah kawasan di barat laut Kota Gaza.

    Warga di sejumlah daerah di sekitarnya, seperti Beit Lahiya dan Jabalia telah diperintahkan oleh militer Israel untuk ‘mengungsi’ ke arah selatan. Warga mengatakan kawasan ini mengalami serangan udara dan penembakan yang terus menerus. Warga juga harus berjuang keras untuk mendapatkan makanan. Bergerak di wilayah ini pun sangat berbahaya.

    “Kami makan apa pun yang ada, hanya satu kali sehari, dari pagi sampai malam. Kadang-kadang hanya lentil (kacang-kacangan kecil), kadang pasta,” ujar Hazem, 21 tahun, dalam pesan video dari Gaza.

    Sulitnya akses makanan sudah terjadi sejak awal perang, kata Hazem. Kini, meski sebagian kecil bantuan mulai masuk setelah blokade 11 minggu oleh pemerintah Israel, warga mengatakan bantuan itu tidak sampai ke wilayah utara

    Israel menutup semua perlintasan dan menghentikan pengiriman bantuan sejak 2 Maret. Pejabat Israel menyatakan Hamas mencuri bantuan dan menggunakannya untuk kepentingan kelompok mereka, meskipun belum ada bukti yang mendukung klaim tersebut. Hamas, yang menguasai Gaza, dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel, Jerman, Amerika Serikat, dan beberapa negara lainnya.

    Sulitnya perjuangan warga mendapat makanan di tengah perang

    “Sudah satu setengah sampai dua bulan tidak ada tepung sama sekali. Harga satu kilo tepung di pasar gelap bisa mencapai 80 – 100 shekel (sekitar Rp350 – 450 ribu), dan kondisi kami sekarang tidak memungkinkan untuk membelinya,” jelas Hazem.

    Ia menambahkan bahwa tidak ada satu pun anggota keluarga yang memiliki penghasilan tetap akibat perang. Lubbad juga mengatakan bahwa mereka telah membuat stasiun pengisian daya ponsel sederhana bertenaga surya dan warga bisa mengisi daya ponsel dengan membayar sejumlah uang.

    Israel hingga kini tidak mengizinkan jurnalis asing masuk ke Gaza sejak perang dimulai pasca serangan Hamas pada 2023. Karena itu, DW kerap mewawancarai warga Gaza melalui sambungan telepon.

    Warga Gaza utara juga mengikuti dengan ngeri berita tentang jatuhnya korban jiwa, hampir setiap hari, mereka yang mencoba mencapai lokasi distribusi makanan di Gaza selatan. Lokasi ini dijalankan oleh perusahaan swasta Amerika-Israel bernama Gaza Humanitarian Foundation (GHF) dan mendapat pengamanan dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

    PBB dan sejumlah organisasi kemanusiaan telah menolak sistem distribusi makanan baru ini. Mereka menyatakan sistem ini tak akan mampu memenuhi kebutuhan 2,3 juta penduduk Gaza dan berisiko membuat makanan sebagai alat untuk mengontrol penduduk. Di Gaza utara tidak ada lokasi distribusi, dan bagi warga yang tinggal di utara, mencapai titik tersebut sangat berbahaya dan terlalu jauh.

    PBB menyatakan bahwa mereka hanya diizinkan membawa sejumlah truk yang membawa tepung, yang hanya boleh dibagikan ke toko roti, serta pasokan terbatas lain seperti obat-obatan dan makanan bayi.

    UN-OCHA: “Ini penderitaan yang dirancang secara sengaja”

    “Ini adalah kelangkaan yang direkayasa,” ujar Jonathan Whittall, kepala UN-OCHA, dalam jumpa pers di Yerusalem pekan lalu. Ia menekankan bahwa bantuan harus diberikan kepada semua warga sipil, di mana pun mereka berada. “Skema ini adalah sistem penjatahan berbasis pengawasan yang melegitimasi kebijakan penderitaan yang dirancang secara sengaja. Ini terjadi ketika warga Gaza, setengahnya adalah anak-anak, sedang berjuang untuk bertahan hidup.”

    Selain kekurangan makanan, warga juga kesulitan mendapatkan air bersih dan gas untuk memasak. Banyak yang terpaksa membakar sampah atau kayu dari bangunan yang hancur untuk menyalakan api.

    Pada Selasa (03/06), dilaporkan terjadi lagi insiden penembakan oleh pasukan Israel dekat pusat distribusi bantuan. Laporan media menyebut 27 orang tewas. Banyak warga harus berjalan jauh untuk mencapai lokasi distribusi, yang biasanya berada dekat zona militer Israel.

    IDF menyebut: “Selama pergerakan massa di sepanjang jalur yang ditentukan menuju lokasi distribusi bantuan, yang jaraknya sekitar setengah kilometer dari lokasi, pasukan IDF akan mengidentifikasi beberapa tersangka yang bergerak mendekat dan menyimpang dari rute akses. Pasukan melepaskan tembakan peringatan, dan ketika para tersangka tidak mundur, tembakan diarahkan ke beberapa individu yang mendekat.”

    Militer Israel mengatakan mereka “mengetahui adanya laporan korban jiwa dan sedang menyelidiki insiden tersebut.” Mereka juga menyatakan bahwa mereka “mengizinkan organisasi sipil Amerika (GHF) untuk beroperasi secara independen agar bantuan bisa disalurkan langsung ke warga Gaza, dan bukan ke Hamas.”

    Palang Merah Internasional (ICRC) menyebut rumah sakit lapangan mereka di Rafah menerima “gelombang korban massal sebanyak 184 pasien” pada Selasa (03/06) pagi. Sebanyak 19 orang meninggal saat tiba, dan delapan lainnya meninggal tak lama kemudian. Mayoritas menderita luka tembak.

    Apa yang terjadi di titik distribusi baru?

    Pekan lalu, DW mewawancarai seorang pria muda yang mengungsi ke Gaza selatan dan berhasil mendapatkan dua kotak makanan dari titik distribusi GHF.

    “Siapa pun bisa bawa sebanyak yang mereka mampu. Tidak ada arahan jumlah, tidak ada pemeriksaan, apa pun,” ujar Muhammad Qishta lewat telepon. Kotak itu berisi beras, gula, tepung, halva (pasta wijen manis), minyak, biskuit, dan pasta. “Karena tidak ada arahan jelas mengenai rute masuk dan keluar, beberapa orang tanpa sadar masuk ke jalan yang ternyata berbahaya, dan terdengarlah suara tembakan. Saya langsung lari, tidak sempat melihat apa-apa, hanya mendengar suara tembakan,” ujar Qishta, 30 tahun.

    Sementara itu, Hazem Lubbad dan keluarganya tetap bertahan di Sheikh Radwan. Mereka enggan mengungsi karena menurut mereka “di mana-mana situasinya buruk. Di mana-mana berbahaya.”

    Kini, Lubbad dan keluarganya menghaluskan pasta dan lentil untuk membuat roti. “Kami buat 20 roti pita per hari dan membaginya untuk 13 orang. Setiap orang hanya mendapat satu atau dua potong roti per hari. Itu cukup untuk bertahan sampai kami menemukan makanan lainnya.”

    Sebelumnya mereka sempat bisa membeli dukkah, campuran rempah yang biasa dimakan dengan roti, tetapi stoknya mulai habis. Makanan kaleng yang mereka beli saat masih tersedia juga telah habis, kata Lubbad.

    “Bagi anak-anak, ini sangat berat,” kata Hazem. “Makan sekali sehari jelas tidak cukup, tapi memang tidak ada makanan untuk lebih dari itu.”

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ausirio Ndolu

    Editor: Prita Kusumaputri dan Yuniman Farid

    Lihat juga Video ‘Dalih Israel Tembak Warga Gaza saat Antre Bantuan’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pakistan Usir 200 Ribu Warga Afghanistan Sejak April

    Pakistan Usir 200 Ribu Warga Afghanistan Sejak April

    Jakarta

    Lebih dari 200.000 warga Afghanistan telah meninggalkan Pakistan sejak pemerintah memperbarui upaya deportasi pada bulan April 2025.

    Otoritas Pakistan telah meluncurkan kampanye ketat untuk mengusir lebih dari 800.000 warga Afghanistan yang izin tinggalnya telah dibatalkan, termasuk beberapa yang lahir di Pakistan atau tinggal di sana selama beberapa dekade.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (4/6/2025), menurut Kementerian Dalam Negeri Pakistan, lebih dari 135.000 warga Afghanistan telah meninggalkan Pakistan pada bulan April, sementara jumlahnya turun menjadi 67.000 orang pada bulan Mei dan lebih dari 3.000 orang dipulangkan dalam dua hari pertama bulan Juni ini.

    Jutaan warga Afghanistan telah masuk ke Pakistan selama beberapa dekade terakhir, melarikan diri dari perang, serta ratusan ribu orang yang tiba setelah kembalinya pemerintahan Taliban pada tahun 2021.

    Kampanye untuk mengusir mereka dimulai pada tahun 2023, yang mendorong ratusan ribu orang untuk menyeberangi perbatasan dalam rentang waktu beberapa hari, karena takut akan pelecehan atau penangkapan. Secara total, lebih dari satu juta warga Afghanistan telah meninggalkan Pakistan.

    Islamabad telah menjuluki warga Afghanistan sebagai “teroris dan penjahat”. Namun, para pengamat mengatakan pengusiran tersebut dirancang untuk menekan otoritas Taliban di Afghanistan agar mengendalikan militansi di wilayah perbatasan.

    Tahun lalu, Pakistan mencatat jumlah kematian tertinggi akibat serangan dalam satu dekade.

    Pasukan keamanan Pakistan berada di bawah tekanan yang sangat besar di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan, memerangi pemberontakan kelompok nasionalis etnis di Balochistan, dan kelompok Taliban Pakistan beserta afiliasinya.

    Pemerintah Pakistan sering menuduh warga negara Afghanistan ikut serta dalam serangan, dan menyalahkan Kabul karena mengizinkan militan berlindung di wilayahnya. Tuduhan ini telah dibantah oleh para pemimpin Taliban.

    Lihat juga Video: 216 Tahanan Kabur dari Penjara di Pakistan saat Gempa Bumi

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusia Tuduh Ukraina Jadi Dalang Ledakan Jembatan Tewaskan 7 Orang

    Rusia Tuduh Ukraina Jadi Dalang Ledakan Jembatan Tewaskan 7 Orang

    Moskow

    Ledakan yang mengakibatkan kereta api penumpang tergelincir di wilayah perbatasan Bryansk menyebabkan 7 orang tewas. Rusia menuduh Ukraina menjadi dalang ledakan itu.

    Ledakan mematikan di wilayah Bryansk, Rusia yang berbatasan dengan Ukraina menyebabkan jembatan jalan runtuh ke jalur kereta api Sabtu malam dan menyebabkan kereta penumpang tergelincir, kata pihak berwenang.

    “Para teroris, yang bertindak atas perintah rezim Kyiv, merencanakan segalanya dengan sangat presisi sehingga ratusan warga sipil yang tidak bersalah akan menjadi sasaran serangan mereka,” kata Komite Investigasi Rusia dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Telegram, seperti dilansir AFP, Selasa (3/6/2025).

    Moskow sebelumnya mengatakan ledakan itu adalah tindakan “terorisme” meskipun tidak secara langsung menyalahkan Kyiv.

    Para penyelidik mengatakan mereka telah mengambil beberapa bagian alat peledak dari lokasi kecelakaan. Penyelidik juga telah mengumpulkan kesaksian dari para saksi mata dan korban luka.

    Sebuah jembatan rel terpisah di wilayah Kursk yang berdekatan diledakkan beberapa jam kemudian pada Minggu dini hari, menyebabkan kereta barang tergelincir dan melukai masinisnya.

    Rusia telah dilanda puluhan serangan sabotase sejak Moskow melancarkan serangan militer terhadap tetangganya pada tahun 2022, banyak yang menargetkan jaringan rel kereta apinya yang luas.

    Kyiv mengatakan Rusia menggunakan rel kereta api untuk mengangkut pasukan dan persenjataan bagi pasukannya yang bertempur di Ukraina.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Panglima TNI tinjau latihan Latgabma TNI-Singapura di Batam

    Panglima TNI tinjau latihan Latgabma TNI-Singapura di Batam

    Batam (ANTARA) – Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto meninjau latihan gabungan bersama (Latgama) antara TNI dan Singapore Armed Force (SAF) bertajuk Counter Terrorisme Field Training Exercise (CT FTX) “Griffin Cakti” tahun 2025 di perairan Batam, Kepulauan Riau, Selasa.

    Kedatangan Panglima TNI disambut langsung Komandan Lanud Hang Nadim Letkol Pnb Hendro Sukamdani di Bandara Hang Nadim Batam pagi tadi.

    Turut serta menyambut kedatangan Panglima TNI, yakni Komandan Komando Operasi Khusus TNI Mayjen TNI Yudha Airlangga, Kepala Staf Komando Gabungan Wilayah Pertahanan, Laksamana Muda TNI Haris Bima Bayusetyo, Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Fuazi, Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Rio Firdianto, Kapolda Kepri Irjen Pol. Asep Safrudin dan Kepala Kejati Kepri Teguh Subroto.

    Wakil Gubernur Kepri Nyayang Haris Pratamura, Wali Kota Batam Amsakar Ahmad turut serta hadir menyambut kedatangan orang nomor satu di TNI tersebut.

    Informasi kedatangan Panglima TNI ke Batam ini dibagikan dalam sosial media Lanud Hang Nadim (@lanudhangnadi).

    Menurut informasi yang diperoleh, Panglima TNI meninjau langsung latihan gabungan antara TNI dan Singapura tahun 2025 yang digelar di Perairan Batam.

    Hingga kini belum ada keterangan resmi terkait kegiatan latihan gabungan TNI dengan Singapura yang dikeluarkan oleh Lanud Hang Nadim. Namun, ANTARA dipersilahkan mengutip informasi dari akun Instagram resmi Lanud Hang Nadim.

    Dikutip dari laman TNI AU, Latgama Gfiffin Cakti 2025 dijadwalkan berlangsung pada tanggal 2 sampai 3 Juni 2025 di wilayah latihan gabungan, dengan melibatkan unsur TNI dari ketiga matra serta satuan-satuan elite dan SAF.

    Fokus latihan meliputi operasi kontra-terorisme, penyelamatan sandera, serta simulasi penanganan ancaman teroris di laut.

    Pewarta: Laily Rahmawaty
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BNPT: Australia mitra kuat ASEAN tanggulangi kejahatan transnasional

    BNPT: Australia mitra kuat ASEAN tanggulangi kejahatan transnasional

    “Australia merupakan mitra wicara ASEAN yang sangat robust dalam menjalin kerja sama penanggulangan terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan dengan negara-negara ASEAN. Kerja sama yang intensif tersebut terefleksi dari banyaknya inisiatif kerja s

    Jakarta (ANTARA) – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI menilai bahwa pemerintah Australia merupakan mitra kerja ASEAN yang kuat dan konsisten dalam upaya bersama menanggulangi kejahatan transnasional.

    Dalam Pertemuan Ke-4 ASEAN-Australia Counter Terrorism Dialogue di Jakarta, Selasa (27/5), Deputi Bidang Kerjasama Internasional BNPT RI Andhika Chrisnayudhanto mengatakan Indonesia melalui BNPT telah bekerja sama secara intensif dengan pemerintah Australia dalam menghadapi tantangan penanggulangan terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan kawasan.

    “Australia merupakan mitra wicara ASEAN yang sangat robust dalam menjalin kerja sama penanggulangan terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan dengan negara-negara ASEAN. Kerja sama yang intensif tersebut terefleksi dari banyaknya inisiatif kerja sama konkret,” kata Andhika, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Komitmen kuat Australia untuk terus bekerja sama menanggulangi terorisme di Asia Tenggara juga ditegaskan kembali oleh Duta Besar Australia untuk Isu Penanggulangan Terorisme Gemma Huggins.

    Ia menekankan bahwa Asia Tenggara penting secara strategis bagi masa depan Australia, sehingga dibutuhkan kawasan yang stabil di mana ASEAN memainkan peran utama.

    “Oleh karena itu, Australia mendukung inisiatif yang dipimpin ASEAN dalam mengatasi tantangan transnasional, termasuk terorisme, melalui kerangka kerja ASEAN-Australia yang diharapkan menuju pada tahap mature,” tutur Huggins dalam kesempatan yang sama.

    Pada kesempatan tersebut, Indonesia juga menyampaikan pembaruan mengenai pelaksanaan berbagai proyek kerja sama dengan mitra wicara Australia, termasuk beberapa program peningkatan kapasitas yang dilakukan, seperti ASEAN-Australia Workshop Good Practice Approaches for the Rehabilitation and Reintegration of Foreign Terrorist Fighters and Their Families, yang telah sukses terselenggara pada Maret 2025.

    Turut dibahas pula rencana penyelenggaraan ASEAN-Australia Workshop on Good Practice Approaches to Empower Youth and Enhance Their Capacity to Prevent the Rise of Radicalisation and Violent Extremism yang akan digelar di Jakarta pada akhir tahun 2025.

    Selain itu, usulan Australia untuk membuat perangkat mengenai rehabilitasi dan reintegrasi Pejuang Teroris Asing alias Foreign Terrorist Fighter (FTF) dan keluarga juga didiskusikan, sebagai hasil workshop atau lokakarya bulan Maret 2025.

    Pertemuan juga menyetujui usulan Australia untuk mengembangkan kerja sama di beberapa area, yaitu penilaian ancaman terorisme dan pengumpulan informasi intelijen dari sumber terbuka, perlindungan target rentan dan ruang publik, penanganan penyalahgunaan teknologi baru dan emerging, pemanfaatan olah raga dalam upaya Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan (P/CVE), serta penanggulangan jaringan keuangan terorisme dan donasi.

    Pengembangan kerja sama tersebut disarankan dapat tertuang dalam draf komponen terorisme dari dokumen suksesor Rencana Kerja SOMTC + Australia.

    Adapun delegasi Indonesia pada pertemuan tersebut dipimpin Polri dari Divisi Hubungan Internasional, dengan anggota dari unsur kementerian/lembaga terkait, yaitu Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan (Direktorat Jenderal Bea dan Cukai), Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, Kejaksaan Agung, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), serta BNPT.

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gunung Etna di Italia Meletus, Wisatawan Berlarian Amankan Diri

    Gunung Etna di Italia Meletus, Wisatawan Berlarian Amankan Diri

    Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, rangkuman sejumlah informasi pilihan dari berbagai negara yang terjadi dalam 24 terakhir.

    Edisi Selasa, 3 Juni 2025 ini akan dibuka dengan berita dari Sisilia di Italia.

    Gunung Etna meletus

    Sebuah video yang dibagikan di X menunjukkan wisatawan berlari menuruni gunung berapi Etna di Sisilia timur, Italia, ketika mulai menyemburkan uap dan abu vulkanik.

    Institut Geofisika dan Vulkanologi Nasional (INGV) di Italia mengatakan aktivitas vulkanik gunung Etna mulai terdeteksi pada dini hari dan terus berlanjut.

    Letusan tersebut tidak mempengaruhi aktivitas di bandara Catania di dekatnya.

    Tapi Stefano Branca, seorang pejabat INGV, menyebut sejumlah area di sekeliling puncak Etna ditutup bagi turis sebagai tindakan pencegahan.

    Hukuman untuk tersangka ‘teroris’ Colorado

    Menurut dokumen pengadilan, Mohamed Sabry Soliman, yang berusia 45 tahun, menargetkan “kelompok Zionis” yang berkumpul di pusat perbelanjaan di kota Boulder, Minggu kemarin.

    Para saksi dan FBI awalnya mengatakan Mohamed meneriakkan “Free Palestine” dan menggunakan penyembur api darurat serta alat yang bisa membakar lainnya saat melakukan serangan.

    Senin kemarin, jaksa wilayah Boulder County, Michael Dougherty, mengatakan empat korban tambahan sudah diidentifikasi, sehingga total korban mencapai 12 orang.

    Ia juga mengatakan Mohamed menghadapi total 34 tuduhan, termasuk percobaan pembunuhan dan penggunaan alat pembakar, dan bila terbukti bersalah ia akan dipenjara di penjara Colorado selama 624 tahun.

    Rusia dan Ukraina menyetujui pertukaran tahanan

    Senin kemarin, pihak dari Rusia dan Ukraina mengadakan pertemuan hampir satu jam di kota Istanbul, Turki, sebagai upaya negosiasi kedua sejak Maret 2022.

    Presiden Turki Tayyip Erdogan menyebutnya sebagai pertemuan yang baik dan berharap ia dapat mempertemukan Vladimir Putin dari Rusia dan Volodymyr Zelenskyy dari Ukraina dalam pertemuan di Turki bersama dengan Presiden AS Donald Trump.

    Tetapi tidak ada terobosan pada gencatan senjata yang sudah diusulkan ke Rusia dan didesak Ukraina, negara sekutunya di Eropa, serta Amerika Serikat.

    Masing-masing pihak hanya sepakat untuk mengembalikan jenazah 6.000 tentara yang tewas ke negara masing-masing, serta melakukan pertukaran tawanan perang.

    Karol Nawrocki memenangkan pemilihan presiden Polandia

    Menurut hasil penghitungan suara akhir yang dirilis pada hari Senin (02/06), kandidat konservatif Karol Nawrocki memenangkan 50,89 persen suara melawan Wali Kota Warsawa Rafa Trzaskowski, yang beraliran liberal dan memperoleh 49,11 persen suara.

    Hasil ini diperkirakan akan membawa Polandia ke arah yang lebih populis dan nasionalis di bawah pemimpin barunya, yang juga mendapat dukungan dari Presiden AS Donald Trump.

    Karol akan menggantikan Andrzej Duda, seorang konservatif yang masa jabatan keduanya berakhir pada tanggal 6 Agustus.

    Berdasarkan konstitusi Polandia, presiden menjabat selama lima tahun dan dapat dipilih kembali satu kali.

    Lihat juga Video ‘Penampakan Gunung Etna di Italia Muntahkan Lava Merah’:

  • Penemuan Granat Aktif di Rumah Kosong Tuban, Polisi Pastikan Bukan Milik Teroris

    Penemuan Granat Aktif di Rumah Kosong Tuban, Polisi Pastikan Bukan Milik Teroris

    Tuban (beritajatim.com) – Granat aktif ditemukan di sebuah rumah kosong di Jalan Panglima Sudirman, samping Hotel Amerta, Kelurahan Sendangharjo, Kecamatan/Kabupaten Tuban. Polisi memastikan granat tersebut bukan milik teroris.

    Kasat Reskrim Polres Tuban AKP Dimas Robin Alexander menjelaskan bahwa rumah itu milik atas nama Cahyo dan pihaknya akan memeriksa pemilik serta melakukan penyelidikan lebih lanjut. “Kalau milik teroris bukan, ini rumah milik atas nama Cahyo dan pemilik rumah ini nantinya pasti akan kita periksa,” ujarnya, Selasa (3/5/2025).

    Penemuan granat berawal saat Yos Setiawan (58), seorang tukang kebersihan, membersihkan pekarangan rumah dan mendengar suara seperti besi. Saat diperiksa, benda tersebut ternyata granat aktif. Yos pun segera melaporkan ke polisi.

    “Kami langsung kontak unit Jibom dari Gegana Polda Jatim dan saat ini granat tersebut sudah diamankan,” kata Dimas.

    Meski demikian, dugaan rumah tersebut sebagai tempat penyimpanan granat masih dalam penyelidikan. Polisi akan memanggil pemilik rumah, petugas kebersihan, dan menelusuri siapa saja yang pernah tinggal di sana karena rumah itu sudah lama kosong.

    Granat aktif tersebut telah diledakkan dengan aman di kawasan PT SIG Pabrik Tuban oleh tim Gegana Polda Jatim dengan pengawalan ketat dari Polres Tuban. [dya/beq]

  • Kok Bisa Rusia Kecolongan Serangan Drone Murah Ukraina?

    Kok Bisa Rusia Kecolongan Serangan Drone Murah Ukraina?

    Jakarta

    Serangan 117 drone oleh Ukraina ke pangkalan udara Rusia memang mengejutkan dan cukup memalukan bagi Rusia. Empat puluh satu pesawat, termasuk pesawat pengebom jarak jauh supersonik Tu-22M dan Tu-95, kena serangan di empat lapangan udara, termasuk di Kutub Utara dan Siberia. Kok bisa Rusia kecolongan?

    Moskow mengonfirmasi lapangan udaranya terkena serangan dari pelaku yang mereka sebut ‘teroris Ukraina’. Analis yang menggunakan citra satelit mengonfirmasi 13 pesawat, yakni delapan Tu-95, empat Tu-22M, dan satu An-12, hancur atau rusak.

    “Sungguh keberhasilan luar biasa dalam operasi yang dilaksanakan dengan baik,” tulis Chris Biggers, analis militer di Washington yang dikutip detikINET dari Al Jazeera.

    Pesawat pengebom strategis itu dipakai meluncurkan rudal balistik dan jelajah dari wilayah udara Rusia untuk menyerang target di seluruh Ukraina, menyebabkan kerusakan dan korban skala besar.

    Menurut pengamat, serangan tersebut menghancurkan citra Rusia sebagai negara adikuasa nuklir dengan jangkauan global. “Serangan ini secara tidak sengaja membantu Barat karena menargetkan potensi nuklir Rusia,” kata Letnan Jenderal Ihor Romanenko, mantan wakil kepala staf militer Ukraina.

    Meski mengurangi potensi Rusia meluncurkan rudal, serangan Ukraina takkan memengaruhi ketegangan di darat. Rusia kemungkinan membalas dendam dengan serangan drone dan rudal yang lebih besar ke lokasi sipil di Ukraina.

    “Saya khawatir mereka akan menggunakan Oreshnik lagi,” kata Fesenko, merujuk pada rudal balistik tercanggih Rusia, yang dapat melaju 12.300 kilometer per jam atau 10 kali kecepatan suara, dan pernah digunakan menyerang pabrik di Ukraina timur.

    Rusia Kecolongan

    Operasi Spiderweb Ukraina itu mengejutkan ahli militer Rusia yang kecolongan. Mereka merancang pertahanan udara untuk menggagalkan serangan rudal atau drone serang jarak jauh yang lebih berat.

    Nah untuk mengelabuinya, Ukraina memakai 117 pesawat drone biasa yang cukup murah dan seperti mainan. Masing-masing harganya hanya ratusan dolar, disembunyikan dalam peti kayu yang dimuat ke truk.

    Pengemudi truk yang tak curiga membawanya di sebelah lapangan terbang dan terkejut melihat drone terbang keluar, menyebabkan kerusakan yang diestimasi mencapai USD 7 miliar. “Pengemudinya berlarian panik,” kata seorang pria Rusia yang merekam asap hitam mengepul dari pangkalan udara Olenegorsk di wilayah Arktik Rusia.

    Sistem pertahanan udara Rusia yang menjaga lapangan udara rupanya tak dirancang mendeteksi dan menyerang drone kecil. Sementara peralatan pengacau radio yang dapat menyebabkan drone menyimpang dari jalur tidak berfungsi.

    Pihak Ukraina menambahkan detail memalukan. Pusat komando operasi Spiderweb diklaim terletak di lokasi yang dirahasiakan di Rusia dekat kantor Federal Security Service (FSB), badan intelijen utama Moskow, yang pernah dipimpin Vladimir Putin. “Ini tamparan di wajah untuk Rusia, untuk FSB, untuk Putin,” kata Romanenko.

    “Hal paling menarik, dan kami sudah dapat mengatakannya secara terbuka adalah bahwa ‘kantor’ operasi kami di wilayah Rusia terletak tepat di sebelah FSB Rusia,” klaim Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di Telegram.

    Tak hanya itu, Zelenskyy mengatakan Ukraina tidak hanya berhasil melaksanakan operasi tapi juga menarik orang-orang yang terlibat dengan aman. Menurutnya, mereka beroperasi di berbagai wilayah Rusia, dalam tiga zona waktu. “Orang-orang kami yang terlibat dalam persiapan operasi ditarik dari wilayah Rusia tepat waktu,” jelasnya.

    (fyk/fay)