Kasus: Teroris

  • Rusia Disebut Jadi Negara Pertama Akui Pemerintahan Taliban

    Rusia Disebut Jadi Negara Pertama Akui Pemerintahan Taliban

    Jakarta

    Pemerintah Afghanistan mengatakan Rusia telah menjadi negara pertama yang secara resmi mengakui keputusannya. Pemerintah Afghanistan menyebut Rusia telah mengambil ‘keputusan yang berani’.

    Dilansir AFP, Jumat (4/7/2025), pengumuman tersebut dibuat setelah Menlu Afghanistan Amir Khan Muttaqi bertemu dengan Duta Besar Rusia untuk Afghanistan Dmitry Zhirnov di Kabul. Muttaqi memuji Rusia mengambil keputusan berani.

    “Keputusan berani ini akan menjadi contoh bagi yang lain… Sekarang setelah proses pengakuan dimulai, Rusia berada di depan semua orang,” kata Muttaqi dalam sebuah video pertemuan.

    Senada dengan Muttaqi, Jubir Kemlu Taliban juga mengatakan hal serupa.

    “Rusia adalah negara pertama yang secara resmi mengakui Emirat Islam,” kata juru bicara kementerian luar negeri Taliban Zia Ahmad Takal kepada AFP.

    Muttaqi mengatakan bahwa ini adalah “fase baru hubungan positif, saling menghormati, dan keterlibatan konstruktif”.

    Sementara itu, Kemlu Rusia mengatakan pengakuan ini bisa mendorong pengembangan kerja sama bilateral di beberapa bidang. Kemlu Rusia mengatakan akan bekerja sama dalam bidang energi, transportasi, pertanian, dan infrastruktur.

    Kementerian tersebut mengatakan Moskow berharap untuk terus membantu Kabul “memperkuat keamanan regional dan memerangi ancaman terorisme dan perdagangan narkoba”.

    Moskow telah mengambil langkah-langkah baru-baru ini untuk menormalisasi hubungan dengan otoritas Taliban, menghapus mereka dari daftar “organisasi teroris” pada bulan April dan menerima seorang duta besar Taliban di Kabul.

    Pada Juli 2024 lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut Taliban sebagai “sekutu dalam perang melawan terorisme”.

    Rusia adalah negara pertama yang membuka kantor perwakilan bisnis di Kabul setelah Taliban mengambil alih kekuasaan, dan telah mengumumkan rencana untuk menggunakan Afghanistan sebagai pusat transit gas menuju Asia Tenggara.

    Untuk diketahui, Taliban kembali berkuasa pada tahun 2021 setelah menggulingkan pemerintah yang didukung asing dan telah memberlakukan hukum Islam yang ketat.

    Mereka telah berusaha keras untuk mendapatkan pengakuan dan investasi internasional resmi, karena negara tersebut tengah memulihkan diri dari perang selama empat dekade, termasuk invasi Soviet dari tahun 1979 hingga 1989.

    Hanya Arab Saudi, Pakistan, dan Uni Emirat Arab yang mengakui Taliban selama masa kekuasaan pertama mereka dari tahun 1996 hingga 2001.

    Dalam laporan AFP disebutkan banyak negara lain, termasuk Tiongkok dan Pakistan, telah menerima duta besar Taliban di ibu kota mereka, tetapi belum secara resmi mengakui Emirat Islam tersebut sejak berakhirnya perang dua dekade antara pemberontak dengan pasukan NATO yang dipimpin AS.

    Ada keterlibatan yang terbatas tetapi terus meningkat dengan otoritas Taliban, terutama dari negara-negara tetangga regional, tetapi juga pemain global utama Tiongkok dan Rusia.

    Lihat juga Video: Bom Bunuh diri di Ponpes Pakistan, 6 Orang Tewas Termasuk Ulama Taliban

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Masuk Secara Ilegal, Petinju Meksiko Cesar Chavez Jr Bakal Dideportasi AS

    Masuk Secara Ilegal, Petinju Meksiko Cesar Chavez Jr Bakal Dideportasi AS

    Jakarta

    Petinju Meksiko Julio Cesar Chavez Jr ditangkap oleh petugas imigrasi Amerika Serikat. Ia sedang diproses untuk dideportasi dari Amerika Serikat.

    Dilansir AFP, Jumat (4/7/2025), Chavez, mantan juara dunia dan putra petinju legendaris Meksiko Julio Cesar Chavez, ditahan oleh petugas Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) di Los Angeles pada hari Rabu waktu setempat. Ia ditangkap setelah pihak berwenang memutuskan bahwa ia berada di negara itu secara ilegal.

    “Ia memiliki surat perintah penangkapan yang masih berlaku di Meksiko karena terlibat dalam kejahatan terorganisir dan membuat pernyataan palsu pada permohonannya untuk mendapatkan status penduduk tetap AS,” kata Keamanan Dalam Negeri dalam sebuah pernyataan.

    Departemen Keamanan Dalam Negeri mengatakan Chavez diyakini sebagai afiliasi kartel Sinaloa, salah satu dari enam kelompok penyelundup narkoba Meksiko yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat.

    Departemen Keamanan Dalam Negeri mengatakan Chavez telah memasuki Amerika Serikat secara legal pada tahun 2023 dengan visa turis yang berlaku hingga Februari 2024. Pada bulan April tahun lalu, ia mengajukan status penduduk tetap berdasarkan pernikahannya dengan seorang warga negara AS “yang terhubung dengan kartel Sinaloa melalui hubungan sebelumnya dengan putra almarhum pemimpin kartel terkenal Joaquin ‘El Chapo’ Guzman.”

    Menurut pernyataan tersebut, Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS menyampaikan kepada ICE bahwa Chavez adalah “ancaman keamanan publik yang mengerikan.”

    (maa/maa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Serang Ibu Kota Lebanon, 1 Orang Tewas dan 3 Lainnya Terluka

    Israel Serang Ibu Kota Lebanon, 1 Orang Tewas dan 3 Lainnya Terluka

    Beirut

    Israel melancarkan serangan ke sebuah kendaraan di Beirut, Ibu Kota Lebanon. Serangan tersebut menewaskan satu orang dan melukai tiga orang.

    “Serangan Israel terhadap sebuah kendaraan di pintu masuk selatan Beirut menewaskan satu orang dan melukai tiga orang lainnya pada hari Kamis,” kata Kementerian Kesehatan Lebanon, dilansir AFP, Kamis (3/7/2025).

    Sementara itu, tentara Israel mengatakan serangan itu mengenai seorang teroris yang bekerja untuk Iran. Serangan itu adalah yang terbaru meskipun ada gencatan senjata pada bulan November yang berupaya mengakhiri permusuhan selama setahun antara Israel dan kelompok Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah.

    Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan musuh Israel terhadap sebuah mobil di Khalde mengakibatkan korban awal satu orang martir dan tiga orang terluka.

    Kemudian, menurut Kantor Berita Nasional milik pemerintah Lebanon, serangan berasal dari sebuah pesawat nirawak atau drone milik Israel. Drone tersebut menargetkan sebuah mobil di jalan raya Khalde di selatan Beirut.

    “Kami telah melenyapkan seorang teroris yang bertanggung jawab atas penyelundupan senjata dan melancarkan serangan teror terhadap warga sipil Israel dan pasukan (Israel), atas nama Pasukan Quds Iran, sayap operasi luar negeri Garda Revolusi Iran,” pernyataan Tentara Israel.

    (maa/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Presiden Prabowo undang Pangeran MBS melawat ke Indonesia

    Presiden Prabowo undang Pangeran MBS melawat ke Indonesia

    Presiden Prabowo Subianto (kiri) disambut oleh Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud (MBS) (kanan) di Istana Al-Salam, Jeddah, Arab Saudi, Rabu (2/7/2025). ANTARA/HO-BPMI Sekretariat Presiden.

    Presiden Prabowo undang Pangeran MBS melawat ke Indonesia
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 03 Juli 2025 – 08:38 WIB

    Elshinta.com – Presiden Prabowo Subianto mengundang secara langsung Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud (MBS) untuk melawat secara resmi ke Indonesia.

    Undangan itu disampaikan oleh Presiden Prabowo kepada Pangeran MBS saat keduanya menyampaikan pernyataan bersama (joint statement) di Istana Al-Salam, Jeddah, Arab Saudi, Rabu (2/7) malam waktu setempat, sebagaimana dikutip dari kantor berita resmi Pemerintah Arab Saudi, Saudi Press Agency (SPA) di Jakarta, Kamis.

    Sementara itu, terkait tanggal lawatannya, perwakilan dari dua negara akan berdiskusi lebih lanjut untuk menentukan waktu yang pas.

    Presiden Prabowo dan Pangeran MBS menyampaikan pernyataan bersama hasil pertemuan bilateral dan pertemuan empat mata keduanya di Istana Al-Salam, Jeddah. Sesi itu merupakan rangkaian dari kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo di Arab Saudi pada 1–3 Juli 2025.

    Dalam pernyataan bersama itu, Presiden Prabowo mengucapkan terima kasih atas sambutan yang diberikan oleh Pemerintah Arab Saudi, dan menyampaikan salam untuk Raja Arab Saudi “Penjaga Dua Masjid Suci” Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud. Presiden Prabowo, dalam kesempatan yang sama, turut mendoakan kesehatan Raja Arab Saudi tersebut.

    Dalam pertemuan di Istana Al-Salam, Presiden Prabowo dan Pangeran MBS berdiskusi membahas sejumlah isu strategis, termasuk di antaranya terkait kerja sama bidang penyelenggaraan haji dan umrah.

    Indonesia dan Arab Saudi, sebagaimana disampaikan dalam pernyataan bersama itu, kemudian sepakat untuk meningkatkan kerja sama menyediakan pelayanan terbaik untuk para jemaah haji Indonesia.

    Tidak hanya soal haji, Presiden Prabowo dan Pangeran MBS juga membahas peningkatan kerja sama bidang ekonomi, perdagangan, investasi, dan energi. Dua negara sepakat sepakat saling mendukung target masing-masing untuk mencapai Visi Kerajaan Arab Saudi 2030 dan Visi Indonesia Emas 2045.

    Presiden Prabowo dan Pangeran MBS kemudian juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama pada 10 bidang, yang mencakup ekonomi digital dan inovasi; sistem hukum dan penegakan hukum; tenaga kerja dan sumber daya manusia; kebudayaan; pariwisata; olahraga dan kepemudaan; pendidikan dan riset; industri dan pertambangan; pertanian, perikanan, dan ketahanan pangan; kemudian konektivitas via udara antara dua negara.

    Dua negara, sebagaimana disampaikan dalam pernyataan bersama itu, juga sama-sama yakin penting memperkuat kerja sama bidang pertahanan, terutama yang berkontribusi kepada stabilitas dan keamanan di kawasan serta dunia.

    Presiden Prabowo dan Pangeran MBS sepakat Indonesia dan Arab Saudi akan saling mendukung untuk melawan seluruh aksi kejahatan, termasuk terorisme dan ekstremisme berikut sumber-sumber pembiayaan teroris.

    Dua negara juga setuju untuk memperkuat kerja sama bidang keamanan siber, yang mencakup pertukaran informasi, pertukaran ahli, dan pelatihan bidang keamanan siber.

    Dalam pernyataan bersama, Presiden Prabowo dan Pangeran MBS juga kembali menyatakan kekhawatiran Indonesia dan Arab Saudi terhadap krisis kemanusiaan di Gaza, Palestina. Keduanya sepakat bahwa memindahkan rakyat Palestina dari tanah kelahiran mereka di Gaza merupakan pelanggaran serius hukum internasional.

    Presiden Prabowo dan Pangeran MBS juga mengecam aksi Israel yang terus-menerus menargetkan relawan dan pekerja kemanusiaan di Gaza, memblokade Gaza, dan dengan sengaja menggunakan kelaparan sebagai senjata untuk rakyat sipil di Gaza.

    Keduanya kemudian sepakat komunitas internasional harus serius menekan Israel agar tunduk kepada hukum internasional dan resolusi yang diakui bersama.

    Tidak hanya soal Gaza, Presiden Prabowo dan Pangeran MBS juga membahas situasi di Yaman, Suriah, dan Sudan. Terkait situasi di Yaman, Indonesia dan Arab Saudi menekankan pentingnya stabilitas di Laut Merah.

    Terkait situasi di Suriah, Indonesia dan Arab Saudi menekankan pentingnya menghormati kedaulatan Suriah, dan keduanya juga menolak adanya intervensi dari pihak luar terhadap situasi dalam negeri Suriah.

    Indonesia dan Arab Saudi, sebagaimana disampaikan oleh Presiden Prabowo dan Pangeran MBS, juga mengecam serangan militer Israel ke Suriah.

    Sumber : Antara

  • Gempuran Israel Hantam Rumah-Tenda Pengungsi Gaza, 14 Orang Tewas

    Gempuran Israel Hantam Rumah-Tenda Pengungsi Gaza, 14 Orang Tewas

    Gaza City

    Militer Israel terus menggempur wilayah Jalur Gaza, setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengusulkan gencatan senjata selama 60 hari. Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan sedikitnya 14 orang tewas akibat rentetan serangan Israel pada Rabu (2/7) itu.

    Setelah perang berkecamuk hampir 21 bulan terakhir yang memicu kondisi kemanusiaan yang mengerikan di Jalur Gaza, yang menjadi tempat tinggal bagi lebih dari dua juta orang, militer Israel mengatakan pekan ini telah memperluas operasi mereka.

    Serangan udara Israel terus menghujani wilayah Jalur Gaza, dengan juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, seperti dilansir AFP, Rabu (2/7/2025), mengatakan bahwa salah satu serangan udara Israel itu menghantam tenda yang menampung orang-orang yang mengungsi di area pesisir Al-Mawasi.

    Dilaporkan oleh Bassal bahwa sedikitnya lima orang yang berasal dari satu keluarga yang sama tewas akibat serangan tersebut. Beberapa orang lainnya mengalami luka-luka dalam serangan yang sama.

    Sejumlah foto yang diambil dari Rumah Sakit Nasser di Khan Younis menunjukkan para petugas medis merawat anak-anak kecil yang berlumuran darah. Beberapa bocah yang luka-luka itu tampak ketakutan, sedangkan beberapa lainnya terbaring diam di ranjang rumah sakit dengan perban dan pakaian berlumuran darah.

    Meskipun dinyatakan sebagai zona aman oleh Israel pada Desember 2023, area Al-Mawasi dilanda serangan Israel berulang kali.

    Lebih jauh ke utara, Bassal melaporkan sedikitnya empat orang lainnya, juga dari satu keluarga yang sama, tewas dalam serangan udara Israel lainnya yang menghantam sebuah rumah di area Gaza City sebelum fajar.

    Sedikitnya lima orang lainnya, sebut Bassal, tewas akibat serangan drone yang menghantam sebuah rumah di area pusat Deir al-Balah.

    Pembatasan media di Jalur Gaza dan kesulitan dalam mengakses banyak area di sana membuat AFP tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban tewas dan informasi yang diberikan oleh otoritas Gaza.

    Saat dihubungi oleh AFP, militer Israel meminta koordinat yang tepat untuk lokasi yang menjadi target serangan itu dan mengatakan mereka “akan mencoba menyelidiki” laporan tersebut.

    Pada Selasa (1/7), militer Israel mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir, pasukan mereka telah memperluas operasi di seluruh Jalur Gaza. Diklaim oleh Tel Aviv bahwa pasukannya telah “melenyapkan puluhan teroris dan membongkar ratusan lokasi infrastruktur teror”.

    Sementara itu, Trump pada hari yang sama mengusulkan gencatan senjata selama 60 hari dan mengatakan bahwa Israel telah setuju untuk mendukung usulannya itu. Trump kemudian mendesak Hamas untuk juga menyetujui usulan gencatan senjata terbaru tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jutaan Data Pelanggan Maskapai Qantas Terancam Bocor

    Jutaan Data Pelanggan Maskapai Qantas Terancam Bocor

    Dunia Hari Ini menyajikan laporan dunia selama 24 jam terakhir untuk Anda.

    Edisi Rabu, 2 Juli 2025 ini dimulai dengan serangan siber ke pusat data maskapai penerbangan Qantas.

    Kemungkinan data pelanggan Qantas yang dicuri

    Qantas memperingatkan sejumlah besar data pelanggan kemungkinan sudah dicuri dari catatannya selama serangan siber.

    Maskapai penerbangan tersebut merilis pernyataan yang mengatakan mereka mendeteksi aktivitas yang tidak biasa pada platform pihak ketiga yang digunakan oleh pusat kontak maskapai penerbangan Qantas.

    Qantas mengatakan ada 6 juta data pelanggan yang tercatat di platform tersebut.

    Pihak Qantas sudah menghubungi pelanggan melalui email, memberi tahu jika mereka akan menerima komunikasi lebih lanjut jika data mereka “berpotensi terkompromi”.

    Trump akan ‘pertimbangkan’ untuk mendeportasi Elon Musk

    Presiden Donald Trump mengatakan pemerintahannya “harus mempertimbangkan” peluang mendeportasi miliarder Elon Musk.

    Ini disampaikannya Selasa kemarin, saat Elon mengkritik dan “sangat menentang” rancangan anggaran yang dikhawatirkan para ekonom akan memperburuk defisit pemerintah Amerika Serikat.

    “Saya tidak tahu. Kami harus mempertimbangkannya,” kata Presiden Trump saat ditanya apakah ia akan mendeportasi miliarder teknologi itu, setelah mengunggahnya di media sosial Truth.

    Presiden Trump menambahkan CEO Tesla dan SpaceX “tanpa subsidi” akan terpaksa “menutup usahaNYA dan kembali ke Afrika Selatan.”

    “Tidak ada lagi peluncuran Roket, Satelit, atau Produksi Mobil Listrik, dan Negara kita akan menghemat BANYAK,” tulis Trump.

    Ledakan pabrik di India, 36 orang tewas

    Sedikitnya 36 orang tewas dan sekitar tiga puluh lainnya terluka dalam ledakan besar di sebuah pabrik farmasi di negara bagian Telangana, India selatan.

    Direktur layanan pemadam kebakaran negara bagian G.V. Narayana Rao menyebut jasad 34 pekerja ditemukan dari lokasi kecelakaan di kawasan industri sekitar 50 kilometer dari ibu kota negara bagian Hyderabad.

    Dua pekerja lainnya meninggal karena luka bakar di rumah sakit.

    Kepala Menteri Negara Bagian Revanth Reddy mengatakan ada 143 orang di pabrik saat ledakan yang penyebabnya belum diketahui, terjadi.

    Sigachi Industries mengatakan infrastruktur manufaktur inti pabrik tersebut rusak dan operasi fasilitas akan dihentikan selama 90 hari.

    Ancaman terorisme di Thailand

    Pemerintah Australia telah memperingatkan para pelancong tentang “risiko terorisme yang terus berlanjut” di Thailand.

    Ini diberlakukan setelah polisi melaporkan menemukan bahan peledak rakitan di kawasan wisata sekitar Phuket dan Krabi.

    “Kawasan wisata populer mungkin menjadi sasaran serangan teroris di seluruh Thailand, termasuk Bangkok dan Phuket,” bunyi pernyataan yang diunggah di situs web Smartraveller Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia.

    “Bandara Internasional Phuket telah mengambil langkah-langkah keamanan dan para penumpang harus tiba lebih awal untuk penerbangan mereka.

    “Pihak berwenang Thailand juga mengamankan alat peledak di Phuket, Krabi, dan Phang Nga serta melakukan penangkapan.”

    P Diddy divonis empat dari lima dakwaan

    Juri dalam persidangan perdagangan seks Sean “Diddy” Combs telah mencapai vonis atas empat dari lima dakwaan yang dihadapinya.

    Namun mereka menemui jalan buntu atas dakwaan paling serius, yaitu konspirasi pemerasan.

    Vonis belum diumumkan.

    Hakim mengatakan juri telah berkomunikasi dengannya melalui sebuah catatan menjelang akhir hari kedua musyawarah.

    Catatan tersebut mengatakan juri telah mencapai vonis atas dua dakwaan perdagangan seks dan dua dakwaan pengangkutan untuk terlibat dalam prostitusi.

    Lihat juga Video ‘Daftar 20 Maskapai Teraman di Dunia pada 2023’:

  • Nikita Mirzani sayangkan diperlakukan sebagai pelaku yang berbahaya

    Nikita Mirzani sayangkan diperlakukan sebagai pelaku yang berbahaya

    Jakarta (ANTARA) – Nikita Mirzani menyayangkan mengapa dirinya diperlakukan seperti pelaku yang sangat berbahaya untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), seperti pelaku teroris dan gembong narkoba.

    “Percayalah, mami bukan seorang pelaku teroris, mami bukanlah pelaku pembunuhan, mami juga bukan gembong narkoba,” kata Nikita yang berpesan untuk ketiga anaknya dalam persidangan eksepsi (nota keberatan) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa.

    Terlebih, selama ditahan sejak Selasa (4/3) di Polda Metro Jaya, dirinya belum sama sekali bertemu dengan ketiga anaknya yakni Laura Meizani Mawardi, Azka Raqila Mawardi, dan Arkana Mawardi.

    “Sejak 4 Maret lalu, saya tidak bisa berkumpul lagi dengan anak-anak saya, tidak bisa menjalankan ibadah puasa bersama-sama dan juga Hari Raya Idul Fitri bersama-sama seperti layaknya umat Muslim pada umumnya,” jelasnya.

    Dalam kesempatan itu, dia meminta anak-anaknya mendoakan sang bunda untuk bisa tetap teguh pada kebenaran.

    NIkita juga berharap majelis hakim mampu menghentikan perilaku zalim yang dilakukan oleh Reza Gladys.

    “Semoga majelis hakim, segera menghentikan kezaliman terhadap saya dan asisten saya, Ismail,” ucapnya.

    Pada Selasa ini, Nikita dan asistennya, Ismail Marzuki (IM) mengajukan eksepsi (nota keberatan) dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

    Dia menilai jaksa penuntut umum (JPU) tidak cermat karena unsur tindak pidana yang dituduhkan tidak terpenuhi.

    Adapun dakwaan yang dibacakan JPU dalam persidangan yakni Nikita Mirzani mengancam bos perawatan kulit (skincare) milik dokter Reza Gladys (RGP) membayar Rp4 miliar untuk uang tutup mulut terkait produk yang dijual.

    Disebutkan juga, Nikita menggunakan uang tersebut untuk membayar sisa kredit pemilikan rumah (KPR).

    Berdasarkan informasi yang tertera dalam Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, perkara dengan nomor 362/Pid.Sus/2025/PN JKT.SEL telah dilimpahkan pada Selasa (17/6).

    Nikita didakwa Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Trump Resmi Cabut Sanksi Suriah, Israel Isyaratkan Normalisasi

    Trump Resmi Cabut Sanksi Suriah, Israel Isyaratkan Normalisasi

    Jakarta

    Sebagian besar sanksi terhadap Suriah sejatinya sudah dicabut Presiden Amerika Serikat Donald Trump sejak Mei silam, menyusul lobi dari Arab Saudi dan Turki. Suriah berganti rejim pada 8 Desember 2024 lalu, setelah mantan gerilyawan Islamis Ahmed al-Sharaa berhasil mengakhiri kekuasaan dinasti Assad yang telah berlangsung selama setengah abad.

    Melalui sebuah perintah eksekutif, Trump pada Senin (30/6) mengakhiri status “darurat nasional” yang telah diberlakukan sejak 2004. Perintah bernomor 13338 itu, selama ini menjadi dasar sanksi terhadap Suriah dan mempengaruhi sebagian besar institusi negara, termasuk bank sentral.

    “Tindakan ini mencerminkan visi presiden dalam membina hubungan baru antara Amerika Serikat dan Suriah yang stabil, bersatu, serta hidup damai dengan diri sendiri dan tetangganya,” ujar Menteri Luar Negeri Marco Rubio dalam sebuah pernyataan pers.

    Pencabutan status sponsor teror

    Rubio mengatakan dia akan memulai proses panjang untuk meninjau apakah Suriah masih layak menyandang status sebagai negara sponsor terorisme. Status ini diberlakukan sejak 1979 dan selama ini menghambat investasi asing.

    Dia juga menyatakan akan mempertimbangkan untuk mencabut klasifikasi teroris terhadap Sharaa dan gerakannya, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang dulunya berafiliasi dengan Al-Qaeda. Pemerintah AS sendiri telah lebih dulu mencabut imbalan atas kepala Sharaa setelah dia naik ke tampuk kekuasaan.

    Pejabat Departemen Keuangan AS yang menangani urusan sanksi, Brad Smith, mengatakan langkah ini akan “mengakhiri isolasi Suriah dari sistem keuangan internasional.”

    Suriah baru-baru ini melakukan transfer elektronik pertamanya melalui sistem perbankan internasional sejak negara itu terperosok dalam perang saudara pada 2011.

    Israel isyaratkan damai

    Menteri Luar Negeri Suriah Assaad al-Shibani menyambut baik langkah AS ini dan menyebutnya sebagai “titik balik besar.”

    “Dengan dihapusnya hambatan utama terhadap pemulihan ekonomi ini, pintu-pintu yang telah lama dinanti untuk rekonstruksi dan pembangunan kini terbuka,” tulisnya di platform X, seraya menyebut bahwa kondisi kini memungkinkan bagi “kembalinya para pengungsi Suriah dengan penuh martabat ke tanah air mereka.”

    Sementara itu, Israel terus melancarkan serangan terhadap situs-situs militer di negara yang telah lama menjadi musuh bebuyutannya itu. Israel sempat menyuarakan keraguan atas arah politik Suriah di bawah al-Sharaa, yang kini telah menanggalkan jubah demi setelan jas.

    Namun, pada Senin pagi, Israel mengisyaratkan ketertarikan untuk menormalisasi hubungan dengan Suriah serta Lebanon, sebagai bagian dari perluasan Abraham Accords. Kesepakatan semacam itu dipercaya akan dapat mengubah peta politik Timur Tengah secara drastis.

    Pengaruh kuat Iran di Suriah dan Lebanon, yang sebelumnya dominan, dilaporkan telah melemah secara signifikan akibat tekanan serangan militer Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Terbukanya jendela peluang

    Pejabat pemerintahan Trump, bahwa pencabutan sanksi terhadap Suriah akan mendorong integrasi regional dan memberi insentif bagi Damaskus untuk membuka diri terhadap Israel.

    Serangan intensif Israel terhadap Iran pada Juni disebut menciptakan sebuah “jendela peluang yang belum pernah ada sebelumnya,” kata Tom Barrack, Duta Besar AS untuk Turki yang juga menjabat sebagai utusan khusus Trump untuk Suriah.

    “Ini adalah peluang yang belum pernah kita lihat sebelumnya, dan presiden telah menyusun tim yang mampu mewujudkannya,” ujar Barrack kepada wartawan.

    Namun, di balik gambaran positif tentang pemimpin baru Suriah, negara itu masih dilanda serangkaian serangan terhadap kelompok minoritas sejak kejatuhan Assad, sosok pemimpin sekuler dari minoritas Alawiyah.

    Sedikitnya 25 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan yang diduga dilakukan kelompok Islamis terhadap gereja Ortodoks Yunani di Damaskus pada 22 Juni lalu.

    Sebelum pengumuman mengejutkan dari Trump terkait pencabutan sanksi—yang disampaikan saat kunjungan ke Arab Saudi—Amerika Serikat sempat bersikeras agar ada kemajuan terlebih dahulu dalam isu-isu penting, termasuk perlindungan terhadap kelompok minoritas.

    rzn/as (AFP,AP)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Setelah Puluhan Tahun, Trump Akhirnya Cabut Sanksi Suriah

    Setelah Puluhan Tahun, Trump Akhirnya Cabut Sanksi Suriah

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Senin (30/6) waktu setempat, secara resmi mencabut sanksi-sanksi AS terhadap Suriah, yang telah berlangsung puluhan tahun.

    Trump sebelumnya telah mencabut sebagian besar sanksi terhadap Suriah pada bulan Mei lalu, menanggapi seruan dari Arab Saudi dan Turki setelah mantan gerilyawan Ahmed al-Sharaa mengakhiri setengah abad kekuasaan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

    Dalam perintah eksekutif, Trump mengakhiri “darurat nasional” yang berlaku sejak tahun 2004 yang memberlakukan sanksi-sanksi yang luas terhadap Suriah, yang berdampak pada sebagian besar lembaga yang dikelola negara termasuk bank sentral.

    “Tindakan ini mencerminkan visi presiden untuk membina hubungan baru antara Amerika Serikat dan Suriah yang stabil, bersatu, dan damai dengan dirinya sendiri dan negara-negara tetangganya,” kata Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio dalam sebuah pernyataan, dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (1/7/2025).

    Rubio mengatakan bahwa ia akan memulai proses yang berpotensi panjang untuk memeriksa apakah akan menghapus Suriah sebagai negara sponsor terorisme, sebuah penetapan yang berasal dari tahun 1979 yang telah sangat menghambat investasi.

    Menlu AS itu juga mengatakan akan mempertimbangkan untuk menghapus klasifikasi teroris terhadap Sharaa dan gerakannya Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang pernah dikaitkan dengan jaringan Al-Qaeda. Sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat telah menghapus hadiah untuk pembunuhan Sharaa setelah ia berkuasa.

    Menteri Luar Negeri Suriah Assad al-Shibani memuji langkah AS tersebut sebagai “titik balik yang besar.”

    “Dengan dicabutnya hambatan utama bagi pemulihan ekonomi ini, pintu yang telah lama ditunggu-tunggu terbuka untuk rekonstruksi dan pembangunan, sebagaimana juga kondisi untuk pemulangan warga Suriah yang mengungsi secara bermartabat ke tanah air mereka,” tulisnya di media sosial X.

    Sebelumnya pada hari Senin (30/6), pemerintah Israel mengatakan bahwa mereka tertarik untuk menormalisasi hubungan dengan Suriah serta Lebanon, dalam perluasan apa yang disebut “Perjanjian Abraham,” yang akan menandai transformasi besar Timur Tengah.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Xinjiang-China dan Indonesia menurut kacamata seorang jurnalis

    Xinjiang-China dan Indonesia menurut kacamata seorang jurnalis

    Surabaya (ANTARA) – Melihat fakta secara langsung (faktual) adalah keunggulan media massa. Akurasi tetap menjadi keunggulan jurnalis yang terjun ke lapangan, termasuk keunggulan dalam etika dan rekam jejak yang tidak bisa sirna secara digital.

    Buku bertajuk “Di Balik Kontroversi Xinjiang (Catatan Perjalanan Wartawan Indonesia Mengungkap Fakta di Lorong Gelap Kamp Vokasi Uighur)” di antara sajian fakta yang ditulis dan dibukukan jurnalis M Irfan Ilmie (2025) yang pernah menjadi Kepala LKBN ANTARA Biro Beijing (2016-2023).

    M Irfan Ilmie yang berlatar belakang santri itu mendapatkan beberapa kali kesempatan untuk melihat secara langsung geliat pembangunan dan dinamika kehidupan sosial masyarakat etnis minoritas muslim Uighur yang membentuk populasi mayoritas di Wilayah Otonomi Xinjiang.

    Seiring menguatnya pengaruh China di berbagai belahan dunia, maka kamp-kamp vokasi di Xinjiang pun menyita perhatian masyarakat internasional yang mengaitkan dengan dugaan pelanggaran HAM, terutama oleh AS dan sekutunya. Apalagi Xinjiang memiliki nilai jual tinggi dalam pariwisata, industri, sumber daya alam dan sumber daya manusia (hal. ix).

    Bagi Indonesia, isu Xinjiang sudah selesai di tataran diplomasi dan hubungan bilateral Indonesia-China. Namun, di tataran publik Indonesia masih menjadi batu sandungan karena mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam belum terinformasikan secara gamblang mengenai perlakuan Beijing terhadap etnis minoritas muslim Uighur sebagai penduduk asli Xinjiang.

    Dalam buku setebal 360 halaman dengan genre “Social Science” itu, diungkapkan bahwa isu Uighur di Xinjiang menjadi perbincangan hangat masyarakat internasional dalam satu dekade terakhir karena kerap kali diekspose dalam tinta dan lensa pemberitaan media secara spektakuler, menggemparkan, dan kontroversial.

    Di satu sisi, ekspose itu dinilai menyuguhkan narasi-narasi diskriminatif, eksploitatif, dan genosida yang digambarkan sebagai pelanggaran atas hak asasi manusia yang dilakukan otoritas China terhadap etnis minoritas muslim Uighur.

    Di sisi lain, wilayah Xinjiang justru dimodernisasi dan terus dibangun oleh otoritas China agar setara dengan provinsi-provinsi lainnya di negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

    Di sinilah Xinjiang menjadi topik perdebatan antara fakta dan propaganda, khususnya dalam konteks rivalitas pengaruh geopolitik Amerika Serikat dan China.

    Oleh karena itu, informasi yang gamblang dan faktual mengenai perlakuan Beijing terhadap etnis minoritas muslim Uighur sebagai penduduk asli Xinjiang, menjadi “kata kunci” dalam literasi di era digital yang hanya “maju” secara teknologi digital, tapi “tidak maju” secara manusia.

    “Catatan perjalanan ke Xinjiang, saya tulis secara faktual dan informatif, sesuai kode etik jurnalistik, bukan provokatif,” kata Irfan tentang bukunya yang memiliki empat bagian yakni historis, isu kontroversial, tradisi/peradaban Islam, dan politisasi (hal. xv).

    Dalam bagian pertama (historis), Irfan mengulas tentang sensasi Gurun Gobi, jalur sutra nan rupawan, asal-usul Uighur, bukan Agama Leluhur, jejak Uighur di Bukit Yarghul, serupa tapi tak sama, dan gudang atlet dan artis.

    Secara historis, Xinjiang sejak dulu kala telah menjadi rumah bagi berbagai jenis kelompok etnis dengan budaya dan agama yang berbeda (hal.14). Di akhir abad ke-19 terdapat 13 kelompok etnis yakni Uighur, Han, Kazakh, Mongol, Hui, Kirgiz, Manchu, Xibe, Tajik, Daur, Uzbek, Tatar dan Rusia (hal.17).

    Buku Di Balik Kontroversi Xinjiang (HO-M Irfan Ilmie)

    Rivalitas dan masalah internal

    Terkait agama, pada zaman primitif hingga sebelum abad ke-4, warga Xinjiang menganut agama kuno dari ajaran Shamanisme. Mulai abad ke-4 hingga ke-10, Buddha mengalami masa puncak. Pada abad ke-5, Taoisme juga mulai diperkenalkan. Pada akhir abad ke-9 hingga awal abad ke-10, Islam pun mulai diperkenalkan hingga awal abad ke-16, Islam mulai dominan, namun hidup rukun dengan agama lain, meski sempat ada perang antara Kerajaan Karahan/Islam dengan Kerajaan Yutian/Hindu (hal.19).

    Dari beragam etnis dan agama itu, sumber daya manusia di Xinjiang sangat unggul. Jika tahun 1955, Xinjiang hanya memiliki 425 lapangan dan satu perpustakaan, maka pada 2017 sudah ada 112 perpustakaan, 173 museum/monumen, 57 galeri seni, 119 gedung pertunjukan seni, 12.158 sanggar seni, 302 stasiun radio/TV, 29.600 lapangan/gedung olahraga, 126 koran, dan 223 penerbitan.

    Tahun 2016-2017, klub bola basket Xinjiang berlabel Xinjiang Flying Tigers menjadi juara musim kompetisi Asosiasi Bola Basket China (CBA) dan menjuarai FIBA Asia Champions Cup Tahun 2016, lalu menduduki peringkat kedua CBA pada musim kompetisi saat COVID-19 pada tahun 2019-2020. Di dunia hiburan, Xinjiang juga punya artis papan atas, seperti Gulnezer Bextiyar, Madina Memet, dan Dilraba Dilmurat.

    Dalam bagian kedua (isu kontroversial), diuraikan secara tuntas tentang benih separatisme, perangi terorisme, antara kamp dan BLK, mengeja Hanzi, menyusuri Lorong Gelap, anak yang terpisah, peristiwa horor, tak butuh jawaban, mencurigakan, kerja paksa dan genosida, boikot, saya tidak idiot, dan sang nenek 40 cucu.

    Terkait benih separatisme dan terorisme, sudah bersemi di Xinjiang sejak awal abad ke-20 hingga akhir tahun 1940-an. Mereka hendak mendirikan Republik Islam Turkistan Timur pada 12 November 1933. Tapi hanya bertahan 3 bulan, karena ditolak mayoritas etnik di Xinjiang. Lalu muncul lagi pada 1944, tapi hanya bertahan 1 tahun.

    Gerakan Turkistan Timur ini tumbuh lagi pada 2001 seiring 11 September 2001 di AS, lalu ada pengeboman di bus pada 1992 yang menewaskan tiga penumpang bus dan melukai 23 orang penumpang bus di Kota Urumqi. Tahun 1997 juga muncul pengeboman di bus yang menewaskan sembilan orang dan melukai 68 orang di Kota Urumqi. Terulang lagi di Kota Kashgar (2011 dan 2012), Kota Urumqi (2014), dan Aksu (2015). (Hal.50-530

    Menyikapi separatisme dan terorisme itu, Pemerintah Daerah Otonom Xinjiang sejak 2014 telah menumpas 1.588 geng teroris, menangkap 12.995 pelaku teroris, menyita 2.052 jenis bahan peledak, namun perlakuan tegas terhadap bukan berarti Islam menjadi sumber teroris, meski kebijakan kontraterorisme berupa kamp vokasi dan pusat pelatihan itu dinilai berpotensi melanggar HAM, karena peserta hanya dari satu etnis (Uighur). (hal.57)

    Untuk menjawab tuduhan itu, Pemerintah Daerah Otonom Xinjiang membangun gedung pameran Urumqi pada 2014 yang menampilkan foto korban kekerasan selama 1992-2015, rekaman CCTV, senjata api, senjata tajam, senjata rakitan, serta bom rakitan. (hal.93). Foto dan video kekerasan itu bukan hanya radikalisme/terorisme yang terjadi di Xinjiang saja, namun juga di Kunning-Yunan dan Kota Terlarang Beijing. (hal.95).

    “Anda lihat sendiri ada imam masjid beserta keluarganya dan juga beberapa petugas kepolisian yang menjadi korban serangkaian serangan terorisme di Xinjiang. Semua bentuk terorisme adalah kejahatan yang tidak memilih sasaran dari etnis dan agama tertentu,” kata Deputi Dirjen Publikasi Partai Komunis China, Komite Regional Xinjiang, Shi Lei (hal.95).

    Dalam bagian ketiga (tradisi/peradaban Islam), buku itu mengupas tentang iktikaf, kamera dimana-mana, masjid dibongkar, pengaruh Timur Tengah, sapaan Hubbul Wathan, Al-Qur’an dan Hadits, geliat Islami, tak lagi tabu, carter pesawat ke Mekkah, puasa di tengah pandemi, Maghrib masih lama, bebas makan dan minum, larangan atau pilihan?, mendadak fitri, dan kafilah para imam.

    Artikel pada bagian ini merupakan klarifikasi atas berbagai isu, seperti Direktur Komisi Urusan Etnis Daerah Otonomi Xinjiang, Mehmut Usman, yang membantah rumor pembongkaran masjid (hal 154-155), karena hanya bersifat renovasi dan CCTV juga ada dimana-mana, termasuk di masjid, yang bisa mengklarifikasi rumor yang tidak benar. Apalagi, geliat Islam dan tradisi keagamaan juga marak. (hal 178).

    Dalam bagian keempat (politisasi), tulisan dalam buku ini menyoroti tentang merembet hingga gelanggang olimpiade, rivalitas semu, sinifikasi, islamofobia, lembaran baru Beijing-Taliban, janji yang terserak, ganti Gubernur, Ozil mencuit-Dilraba ngambek, dan batu sandungan.

    Pada bagian terakhir buku ini, sampai pada klarifikasi bahwa isu minoritas muslim Uighur akan terus ada selama ada rivalitas China dengan negara-negara sekutu AS (hal.248).

    Di mata Indonesia, isu Xinjiang sudah selesai di tataran diplomasi dan hubungan bilateral Indonesia-China bahwa Xinjiang adalah urusan dalam negeri China, sehingga pihak eksternal tidak boleh mencampuri, seperti halnya masalah Papua bagi Indonesia (hal.316).

    Namun, di tataran publik Indonesia masih menjadi batu sandungan karena muslim Indonesia itu belum semuanya menerima literasi tentang perlakuan Beijing terhadap etnis minoritas Muslim Uighur sebagai penduduk asli Xinjiang. Literasi yang beredar justru framing digital. “Ya, isu Xinjiang itu mirip isu komunisme bagi Indonesia,” kata putri mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.