Kasus: Teroris

  • Ditegur AS Usai Serang Hamas di Qatar, Israel Bilang Gini

    Ditegur AS Usai Serang Hamas di Qatar, Israel Bilang Gini

    Jakarta

    Duta Besar (Dubes) Israel untuk PBB Danny Danon mengatakan negaranya tidak selalu bertindak demi kepentingan sekutunya, Amerika Serikat. Hal ini disampaikan setelah serangan Israel yang menargetkan para pemimpin kelompok Hamas di Qatar menuai teguran langka dari Presiden AS Donald Trump.

    Gedung Putih pada hari Selasa (9/9) waktu setempat mengatakan Trump tidak setuju dengan keputusan Israel untuk mengambil tindakan militer di wilayah sekutu AS tersebut.

    “Kami tidak selalu bertindak demi kepentingan Amerika Serikat. Kami berkoordinasi, mereka memberi kami dukungan yang luar biasa, kami menghargai itu, tetapi terkadang kami membuat keputusan dan memberi tahu Amerika Serikat,” kata Danon kepada sebuah stasiun radio Israel, dilansir kantor berita AFP, Rabu (10/9/2025).

    “Itu bukan serangan terhadap Qatar; itu adalah serangan terhadap Hamas. Kami tidak menentang Qatar, atau terhadap negara Arab mana pun, kami saat ini menentang organisasi teroris,” katanya.

    Danon mengatakan Israel “masih menunggu hasil” operasi tersebut.

    “Masih terlalu dini untuk mengomentari hasilnya, tetapi keputusan ini tepat,” tambahnya.

    Hamas mengatakan sedikitnya enam orang tewas akibat serangan udara Israel di ibu kota Doha, Qatar, pada Selasa (9/9) waktu setempat itu. Salah satu korban tewas merupakan anak dari negosiator utama Hamas. Hamas, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (10/9/2025), mengatakan bahwa para pemimpin senior mereka yang ada di Doha berhasil selamat dari serangan Israel tersebut.

    Pemerintah Qatar mengutuk keras serangan Israel terhadap wilayahnya, yang disebutnya menargetkan rumah sejumlah anggota biro politik Hamas yang tinggal di negara tersebut, yang juga menjadi markas kepemimpinan Hamas.

    Dalam pernyataannya, Hamas menyebut tiga pengawal dan seorang ajudan untuk negosiator utama mereka Khalil al-Hayya tewas dalam serangan tersebut. Anak laki-laki Al-Hayya juga tewas dalam serangan Israel itu.

    Kementerian Dalam Negeri Qatar, dalam pernyataan terpisah, menyebut satu anggota pasukan keamanan internalnya tewas dalam serangan Israel, dan beberapa personel keamanan lainnya mengalami luka-luka.

    Lihat juga Video Netanyahu di Ruang Operasi Militer Israel saat Serangan ke Qatar

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Israel Serang Pemimpin Hamas di Qatar, Jerman-AS Bereaksi

    Israel Serang Pemimpin Hamas di Qatar, Jerman-AS Bereaksi

    Jakarta

    Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, menggelar konferensi pers, Selasa (09/09).

    Ketika ditanya apakah pembicaraan damai Gaza akan berlanjut, Sheikh Mohammed mengatakan bahwa ia tidak melihat ada hal yang valid dalam pembicaraan saat ini setelah Doha diserang. Namun, ia menegaskan, “Qatar telah mengerahkan segala upaya dan akan melakukan apa pun yang bisa dilakukan untuk menghentikan perang di Gaza.”

    Qatar, bersama Mesir dan Amerika Serikat (AS), telah menjadi mediator utama antara Israel dan Hamas selama konflik di Gaza.

    Sheikh Mohammed menyalahkan Israel atas gagalnya negosiasi damai dan melontarkan kritik tajam terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

    Ia menyebut Netanyahu melakukan “terorisme negara” dan “membawa kondisi negara ke titik yang tidak dapat diperbaiki.”

    Netanyahu menyebut serangan tersebut sebagai “sepenuhnya dibenarkan,” yang dilakukan setelah serangan di Yerusalem dan tewasnya empat tentara Israel di Gaza.

    Perdana Menteri Qatar juga mengatakan bahwa pejabat AS baru memberi peringatan kepada pemerintahnya 10 menit setelah serangan dimulai, dan menyebut serangan itu sebagai “100% pengkhianatan.”

    Kementerian Luar Negeri Qatar sebelumnya menyatakan bahwa klaim bahwa Qatar telah diberi tahu sebelumnya tentang serangan itu adalah “tidak berdasar.”

    “Panggilan dari pejabat AS muncul saat suara ledakan akibat serangan Israel terdengar di Doha,” tulis juru bicara kementerian, Majed al-Ansari, lewat platform X.

    Lewat unggahan di Truth Social, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa pemerintahannya telah berupaya memperingatkan Doha, tetapi peringatan tersebut “sayangnya terlambat untuk menghentikan serangan.”

    Sheikh Mohammed menyerukan agar negara-negara di Timur Tengah bersatu untuk mengendalikan serangan Israel.

    “Hari ini, kita telah mencapai titik balik yang menuntut adanya respons dari seluruh kawasan terhadap perilaku yang sangat brutal,” kata Mohammed sebagaimana dikutip oleh lembaga Al Jazeera.

    Trump: Serangan Israel ke Qatar “bukan keputusan saya”

    Presiden AS Donald Trump kembali menegaskan bahwa keputusan menyerang pemimpin Hamas di Qatar sepenuhnya berasal dari Israel. Ia mengatakan telah mencoba memberi peringatan kepada Doha, tetapi waktunya tidak cukup.

    “Ini adalah keputusan Perdana Menteri Netanyahu, bukan keputusan saya,” tulis Trump di platform Truth Social.

    Trump mengatakan bahwa pemerintahannya menerima informasi mengenai serangan tersebut dari militer AS.

    “Saya segera menginstruksikan Utusan Khusus, Steve Witkoff, untuk memberi tahu pihak Qatar tentang serangan yang akan terjadi. Ia lantas melakukannya, tapi sayangnya terlalu terlambat untuk menghentikan serangan itu,” kata Trump. “Saya memandang Qatar sebagai sekutu dan sahabat kuat Amerika Serikat, dan sangat menyesalkan lokasi serangan tersebut.”

    Meski begitu, Trump juga menegaskan bahwa “menghancurkan Hamas, yang telah mengambil keuntungan dari penderitaan warga Gaza, adalah tujuan yang layak.”

    Trump menyatakan bahwa ia telah meyakinkan Emir dan Perdana Menteri Qatar bahwa “hal seperti ini tidak akan terjadi lagi di wilayah mereka.”

    “Saya telah menginstruksikan Menteri Luar Negeri, Marco Rubio, untuk menyelesaikan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan dengan Qatar,” tambahnya.

    Jerman: Serangan Israel di Qatar “tidak bisa diterima”

    Kanselir Jerman Friedrich Merz menelepon Emir Qatar, Tamim bin Hamad Al Thani, dan menyatakan bahwa pelanggaran kedaulatan dan integritas wilayah Qatar oleh serangan Israel adalah “tidak dapat diterima”.

    Merz memuji upaya mediasi Qatar dalam konflik Gaza untuk mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera, serta memperingatkan potensi meluasnya perang di kawasan.

    Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Jerman, Johann Wadephul, telah merilis pernyataan resmi pemerintah Jerman sebagai tanggapan atas serangan tersebut.

    “Serangan Israel di Doha tidak hanya melanggar kedaulatan teritorial Qatar, tetapi juga membahayakan seluruh upaya kami dalam membebaskan para sandera,” ujar Wadephul.

    Ia juga menyatakan sangat prihatin terhadap keselamatan para sandera yang masih berada di tangan Hamas, termasuk warga negara Jerman.

    Wadephul menyerukan agar Hamas meletakkan senjata dan “meninggalkan aksi teror terhadap Negara Israel.”

    “Eskalasi saat ini juga merupakan akibat dari serangan teroris Hamas yang mengerikan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023,” tambahnya.

    Meski Jerman merupakan sekutu kuat Israel, belakangan negara tersebut mulai mempertanyakan tindakan Israel di Gaza, terutama terkait krisis kemanusiaan yang dialami warga sipil di wilayah tersebut.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Joan Aurelia

    Editor: Hani Anggraini

    Tonton juga video “Netanyahu di Ruang Operasi Militer Israel saat Serangan ke Qatar” di sini:

    (ita/ita)

  • Indonesia Kecam Serangan Israel ke Qatar: Pelanggaran Keras

    Indonesia Kecam Serangan Israel ke Qatar: Pelanggaran Keras

    Jakarta

    Indonesia mengecam serangan udara Israel ke Doha, Qatar, yang diklaim menargetkan para pemimpin senior Hamas. Serangan itu dinilai sebagai pelanggaran keras terhadap hukuman internasional.

    “Serangan Israel ke Doha, Qatar, pada 9 September 2025 merupakan pelanggaran keras terhadap hukum internasional, termasuk Piagam PBB, pelanggaran terhadap kedaulatan Qatar, dan ancaman besar terhadap keamanan dan perdamaian kawasan,” tulis Kementerian Luar Negeri RI dalam akun X, dikutip detikcom, Rabu (10/9/2025).

    “Serangan ini beresiko mengeskalasi dan memperluas konflik di kawasan,” tambahnya.

    Kemlu RI meminta Dewan Keamanan PBB mengambil langkah tegas untuk menghentikan tindakan Israel dan menjamin akuntabilitas.

    “Indonesia menegaskan kembali solidaritasnya terhadap pemerintah dan rakyat Qatar dan menekankan komitmennya untuk mendukung semua upaya diplomatis untuk mencapai penyelesaian adil, komprehensif, dan perdamaian berkelanjutan di Timur Tengah di bawah Solusi Dua-Negara,” tulis Kemlu RI.

    Israel Bombardir Doha

    Militer Israel membombardir ibu kota Qatar, Doha. Pihak Israel mengaku menargetkan para pemimpin senior Hamas yang berada di Doha, tempat biro politik kelompok Palestina tersebut bermarkas.

    “IDF (militer Israel) dan ISA (badan keamanan) melakukan serangan tepat sasaran yang menargetkan para pemimpin senior organisasi teroris Hamas,” kata militer Israel dilansir AFP, Selasa (9/9).

    Pihak Israel menyampaikan kembali pihaknya mengincar Hamas yang telah melakukan pembantaian pada 7 Oktober 2023 silam di Israel.

    “Selama bertahun-tahun, para anggota kepemimpinan Hamas ini telah memimpin operasi organisasi teroris, bertanggung jawab langsung atas pembantaian brutal 7 Oktober (2023), dan telah mengatur serta mengelola perang melawan Negara Israel,” kata militer Israel.

    (fas/fas)

  • Gedung Putih Akui Israel Kabari AS Sebelum Bombardir Qatar

    Gedung Putih Akui Israel Kabari AS Sebelum Bombardir Qatar

    Washington

    Militer Israel melancarkan serangan udara yang menargetkan para pemimpin Hamas di Doha, Qatar. Israel disebut telah memberi tahu Amerika Serikat (AS) sebelum meluncurkan serangan ke Qatar.

    “Kami telah diberitahu sebelumnya,” kata pejabat Gedung Putih AS, yang tidak disebutkan namanya, dilansir AFP, Selasa (9/9/2025).

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan serangan militer Israel di Doha merupakan operasi independen dan tanggung jawab penuh Israel.

    “Tindakan hari ini terhadap para pemimpin Hamas adalah operasi Israel yang sepenuhnya independen,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah unggahan media sosial, dilansir Aljazeera, Selasa (9/9).

    “Israel yang memulainya, Israel yang melaksanakannya, dan Israel bertanggung jawab penuh,” lanjut Netanyahu.

    Baik militer Israel maupun Netanyahu tidak secara eksplisit merujuk lokasi serangan di ibu kota Qatar dalam pernyataan mereka.

    Israel Bombardir Doha

    Militer Israel membombardir ibu kota Qatar, Doha. Pihak Israel mengaku menargetkan para pemimpin senior Hamas yang berada di Doha, tempat biro politik kelompok Palestina tersebut bermarkas.

    “IDF (militer Israel) dan ISA (badan keamanan) melakukan serangan tepat sasaran yang menargetkan para pemimpin senior organisasi teroris Hamas,” kata militer Israel dilansir AFP, Selasa (9/9).

    Pihak Israel menyampaikan kembali pihaknya mengincar Hamas yang telah melakukan pembantaian pada 7 Oktober 2023 silam di Israel.

    “Selama bertahun-tahun, para anggota kepemimpinan Hamas ini telah memimpin operasi organisasi teroris, bertanggung jawab langsung atas pembantaian brutal 7 Oktober (2023), dan telah mengatur serta mengelola perang melawan Negara Israel,” kata militer Israel.

    (fas/jbr)

  • BREAKING NEWS: Israel Serang Qatar!

    BREAKING NEWS: Israel Serang Qatar!

    GELORA.CO – Israel tampaknya sedang menyulut perang lebih besar dan serius setelah nekat menyerang Qatar tepat di ‘jantungnya’.

    Militer Israel melancarkan serangan udara di Doha ditandai dengan sejumlah ledakan besar.

    Serangan itu terjadi saat tim negosiasi sedang membahas proposal gencatan senjata di Gaza yang diajukan oleh Amerika Serikat.

    Serangan Israel direspon keras Qatar dengan mengatakan serangan tersebut sebagai tindakan “pengecut” dan pelanggaran berat terhadap hukum internasional.

    Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melalui kantor resminya menyatakan, Israel bertanggung jawab penuh atas serangan itu. Dalam unggahan di media sosial, kantor Netanyahu menegaskan:

    “Tindakan hari ini terhadap para pemimpin teroris Hamas adalah operasi Israel yang sepenuhnya independen. Israel yang memulainya, Israel yang melaksanakannya, dan Israel bertanggung jawab penuh.”

    Insiden ini menimbulkan ketegangan baru di kawasan Timur Tengah dan berpotensi mempengaruhi proses diplomasi gencatan senjata di Gaza yang tengah berlangsung.

  • Qatar Kutuk Keras Serangan Israel di Doha: Ini Ancaman Serius!

    Qatar Kutuk Keras Serangan Israel di Doha: Ini Ancaman Serius!

    Doha

    Qatar mengecam keras serangan militer Israel di ibu kota Qatar, Doha. Qatar menegaskan serangan militer Israel sebagai ancaman serius.

    Dilansir Aljazeera, Selasa (9/9/2025), pihak Qatar menyampaikan militer Israel menargetkan bangunan tempat tinggal yang dihuni anggota Biro Politik Hamas di ibu kota Qatar, Doha. Namun, serangan tersebut merupakan pelanggaran terhadap hukum dan norma internasional.

    “Negara Qatar mengutuk keras serangan pengecut Israel yang menargetkan bangunan tempat tinggal yang dihuni beberapa anggota Biro Politik Hamas di ibu kota Qatar, Doha,” bunyi pernyataan resmi Qatar.

    “Serangan kriminal ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap semua hukum dan norma internasional, dan menimbulkan ancaman serius bagi keamanan dan keselamatan warga Qatar dan penduduk di Qatar,” lanjut pernyataan itu.

    Qatar pun kini tengah mengusut serangan tersebut. Keselamatan para warga juga menjadi prioritas.

    “Kementerian menegaskan bahwa pasukan keamanan, pertahanan sipil, dan otoritas terkait segera mulai menangani insiden tersebut dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi dampaknya serta memastikan keselamatan penduduk dan daerah sekitarnya,” lanjut keterangan tersebut.

    Qatar menegaskan tidak akan menoleransi perilaku sembrono Israel tersebut. Qatar juga menekankan serangan militer Israel berpotensi mengganggu keamanan regional yang sedang berlangsung.

    “Investigasi sedang berlangsung di tingkat tertinggi, dan rincian lebih lanjut akan diumumkan segera setelah tersedia,” bunyi keterangan itu lagi.

    Israel Bombardir Doha

    Militer Israel membombardir ibu kota Qatar, Doha. Pihak Israel mengaku menargetkan para pemimpin senior Hamas yang berada di Doha, tempat biro politik kelompok Palestina tersebut bermarkas.

    “IDF (militer Israel) dan ISA (badan keamanan) melakukan serangan tepat sasaran yang menargetkan para pemimpin senior organisasi teroris Hamas,” kata militer Israel dilansir AFP, Selasa (9/9).

    Seorang wartawan AFP di Doha melaporkan ledakan yang mengguncang kompleks Hamas di kota tersebut. Pihak Israel menyampaikan kembali pihaknya mengincar Hamas yang telah melakukan pembantaian pada 7 Oktober 2023 silam di Israel.

    “Selama bertahun-tahun, para anggota kepemimpinan Hamas ini telah memimpin operasi organisasi teroris, bertanggung jawab langsung atas pembantaian brutal 7 Oktober (2023), dan telah mengatur serta mengelola perang melawan Negara Israel,” kata militer Israel.

    Halaman 2 dari 2

    (maa/jbr)

  • Qatar Kutuk Keras Serangan Israel di Doha: Ini Ancaman Serius!

    Israel Bombardir Doha Qatar, Klaim Targetkan Para Pemimpin Hamas

    Doha

    Militer Israel membombardir ibu kota Qatar, Doha. Pihak Israel mengaku menargetkan para pemimpin senior Hamas yang berada di Doha, tempat biro politik kelompok Palestina tersebut bermarkas.

    “IDF (militer Israel) dan ISA (badan keamanan) melakukan serangan tepat sasaran yang menargetkan para pemimpin senior organisasi teroris Hamas,” kata militer Israel dilansir AFP, Selasa (9/9/2025)

    Seorang wartawan AFP di Doha melaporkan ledakan yang mengguncang kompleks Hamas di kota tersebut. Pihak Israel menyampaikan kembali pihaknya mengincar Hamas yang telah melakukan pembantaian pada 7 Oktober 2023 silam di Israel.

    “Selama bertahun-tahun, para anggota kepemimpinan Hamas ini telah memimpin operasi organisasi teroris, bertanggung jawab langsung atas pembantaian brutal 7 Oktober (2023), dan telah mengatur serta mengelola perang melawan Negara Israel,” kata militer Israel.

    Serangan hari Selasa terjadi kurang dari dua minggu setelah panglima angkatan bersenjata Letnan Jenderal Eyal Zamir berjanji untuk menargetkan para pemimpin kelompok tersebut yang berbasis di luar negeri.

    “Sebagian besar pimpinan Hamas berada di luar negeri, dan kami juga akan menghubungi mereka,” kata Zamir pada 31 Agustus.

    “Semoga semua musuhmu musnah, Israel,” tulis Menteri Kebudayaan Miki Zohar di X.

    Hamas dan Israel telah mengadakan beberapa putaran negosiasi gencatan senjata tidak langsung yang ditengahi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat selama perang Gaza yang hampir berlangsung dua tahun.

    Meskipun telah ada dua gencatan senjata sementara, perundingan tersebut gagal mengakhiri perang secara permanen.

    Halaman 2 dari 2

    (maa/jbr)

  • Geger Penembakan di Halte Bus Yerusalem, 5 Orang Tewas

    Geger Penembakan di Halte Bus Yerusalem, 5 Orang Tewas

    Yerusalem

    Penembakan mematikan terjadi di sebuah halte bus yang ada di dekat persimpangan jalan di pinggiran Yerusalem yang dikuasai Israel pada Senin (8/9). Sedikitnya lima orang tewas dan belasan orang lainnya luka-luka dalam penembakan tersebut, dengan dua pelaku telah ditembak mati di lokasi kejadian.

    Layanan darurat dan ambulans Israel, Magen David Adom, dalam laporannya, seperti dilansir AFP dan Reuters, Senin (8/9/2025), mengidentifikasi kelima korban tewas sebagai seorang pria berusia 50 tahun, seorang wanita berusia 50-an tahun, dan tiga pria berusia 30-an tahun.

    Disebutkan juga bahwa sekitar 11 orang lainnya mengalami luka-luka. Enam korban luka di antaranya disebut berada dalam kondisi serius akibat luka tembak yang mereka derita.

    Motif di balik penembakan maut itu belum diketahui secara jelas.

    Kepolisian Israel, dalam pernyataannya, menyebut ada dua pelaku penyerangan yang tiba di lokasi dengan menggunakan mobil. Kedua pelaku, sebut Kepolisian Israel, melepaskan tembakan ke arah halte bus yang ada di Persimpangan Ramot.

    Dikatakan oleh Kepolisian Israel bahwa seorang petugas keamanan dan seorang warga sipil menembak mati kedua pelaku penyerangan tersebut.

    Beberapa senjata, amunisi dan pisau yang digunakan oleh para pelaku penyerangan ditemukan di lokasi kejadian. Kepolisian Israel menyebut para pelaku serangan sebagai “teroris”.

    Penembakan maut itu terjadi di persimpangan jalan yang ada di dalam wilayah Yerusalem, yang direbut Israel dalam perang tahun 1967 dan kemudian dianeksasi dalam langkah yang tidak diakui internasional.

    Sementara itu, kelompok Hamas, yang menguasai Jalur Gaza dan sedang berperang melawan Israel, memberikan pujian untuk para pelaku yang mereka sebut sebagai “pejuang perlawanan” Palestina. Kelompok Jihad Islam, sekutu Hamas, juga memuji penembakan di Yerusalem itu.

    Namun baik Hamas maupun Jihad Islam tidak mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut.

    Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, dalam pernyataannya, menyebut sang PM sedang menggelar rapat membahas situasi tersebut dengan jajaran pejabat keamanan Tel Aviv.

    Lihat juga Video: Detik-detik Penembakan Staf KBRI di Peru

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Tegaskan Akui Palestina Kesalahan Besar, Ancam Tindakan Sepihak

    Israel Tegaskan Akui Palestina Kesalahan Besar, Ancam Tindakan Sepihak

    Tel Aviv

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Gideon Saar menyebut desakan internasional baru-baru ini untuk mengakui negara Palestina merupakan “kesalahan besar”. Saar memperingatkan bahwa pengakuan semacam itu dapat memicu tindakan sepihak dari Israel.

    Beberapa negara, termasuk Prancis dan Inggris, telah berjanji untuk secara resmi mengakui negara Palestina di sela-sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 yang dijadwalkan bulan ini.

    Hubungan antara Tel Aviv dan Paris semakin memburuk sejak Presiden Emmanuel Macron mengumumkan rencana negaranya untuk mengakui negara Palestina dan menjadi tuan rumah bersama Arab Saudi untuk konferensi membahas solusi dua negara di PBB pada Juli lalu.

    Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer, bulan lalu, mengatakan Inggris akan mengikuti jejak Prancis dengan mengakui negara Palestina jika Israel gagal menyetujui gencatan senjata dalam perang Gaza.

    Kritikan untuk Prancis dan negara-negara lainnya yang berencana mengakui negara Palestina, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (8/9/2025), disampaikan oleh Saar dalam konferensi pers gabungan, pada Minggu (7/9), dengan Menlu Denmark Lars Lokee Rasmussen yang berkunjung ke Israel.

    “Negara-negara seperti Prancis dan Inggris yang mendorong apa yang mereka sebut pengakuan, telah melakukan kesalahan besar,” kata Saar dalam pernyataannya.

    Melanjutkan rencana tersebut, menurut Saar, akan “mempersulit tercapainya perdamaian”.

    “Hal itu akan mengganggu stabilitas kawasan. Hal itu juga akan mendorong Israel untuk mengambil keputusan sepihak,” sebutnya.

    Saar tidak menyebutkan lebih lanjut soal “keputusan sepihak” yang mungkin diambil Israel. Namun pernyataannya muncul setelah pemerintah Tel Aviv memberikan persetujuan untuk proyek permukiman baru, termasuk proyek E1 yang kontroversial, di Tepi Barat yang diduduki Israel sejak tahun 1967 silam.

    Proyek E1 yang merupakan proyek besar-besaran ini berlokasi di Yerusalem bagian timur, dan jika direalisasikan, akan membagi wilayah Tepi Barat menjadi dua.

    Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyebut proyek E1 akan “mengubur gagasan negara Palestina”. Smotrich yang tinggal di permukiman Yahudi di Tepi Barat, juga menyerukan agar Israel mencaplok sebagian besar wilayah Tepi Barat untuk “menghilangkan gagasan membagi tanah kami yang kecil dan mendirikan negara teroris di pusatnya dari agenda untuk selamanya”.

    Komunitas internasional telah memperingatkan bahwa proyek E1 akan mengancam kelangsungan negara Palestina di masa depan. Pada dasarnya, semua permukiman Israel di wilayah Tepi Barat dianggap ilegal menurut hukum internasional.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Kecam Rencana Akui Negara Palestina, Netanyahu Sebut PM Belgia ‘Lemah’

    Kecam Rencana Akui Negara Palestina, Netanyahu Sebut PM Belgia ‘Lemah’

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengecam keputusan Belgia untuk mengakui negara Palestina bersama negara-negara Barat lainnya di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Netanyahu menyebut PM Belgia Bart de Wever sebagai “pemimpin lemah”.

    “Perdana Menteri Belgia de Wever adalah seorang pemimpin lemah yang berusaha memenuhi tuntutan terorisme Islam dengan mengorbankan Israel. Dia ingin memberi makan buaya teroris sebelum mereka melahap Belgia,” kata Netanyahu dalam pernyataan yang dirilis kantornya, seperti dilansir AFP, Kamis (4/9/2025).

    Kecaman Netanyahu itu disampaikan setelah otoritas Belgia mengumumkan rencananya untuk memberikan pengakuan resmi kepada negara Palestina di hadapan Majelis Umum PBB yang akan bersidang bulan ini.

    Pengumuman Belgia tersebut menyusul pengumuman serupa oleh Prancis, Inggris, Kanada, dan Australia.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Belgia Maxime Prevot, dalam pengumuman pada Selasa (2/9), mengatakan keputusan tersebut diambil “mengingat tragedi kemanusiaan” yang terjadi di Jalur Gaza. Dia juga menambahkan bahwa “sanksi tegas sedang dijatuhkan terhadap pemerintah Israel”.

    “Palestina akan diakui oleh Belgia di sidang PBB! Dan sanksi tegas sedang dijatuhkan terhadap pemerintah Israel,” tulis Prevot dalam pernyataan via media sosial X.

    “Menghadapi kekerasan yang dilakukan Israel yang melanggar hukum internasional, mengingat kewajiban internasionalnya, termasuk kewajiban untuk mencegah risiko genosida, Belgia harus mengambil keputusan tegas untuk meningkatkan tekanan terhadap pemerintah Israel dan Hamas,” jelasnya.

    “Ini bukan tentang menghukum rakyat Israel, melainkan tentang memastikan bahwa pemerintahnya menghormati hukum internasional dan kemanusiaan serta mengambil tindakan untuk mencoba mengubah situasi di lapangan,” tegas Prevot dalam pernyataannya.

    Menanggapi semakin banyaknya negara Barat yang akan mengakui negara Palestina, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, pada Rabu (3/9), menyerukan aneksasi sebagian besar wilayah Tepi Barat.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)