Kasus: Teroris

  • Makin Panas, Trump Akui Beri Izin Operasi Rahasia CIA di Venezuela

    Makin Panas, Trump Akui Beri Izin Operasi Rahasia CIA di Venezuela

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengonfirmasi bahwa dirinya mengizinkan Badan Intelijen Pusat (CIA) untuk melakukan operasi rahasia di wilayah Venezuela. Hal ini menandai peningkatan tajam dalam upaya AS untuk menekan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.

    Arahan rahasia Trump itu dilaporkan oleh media terkemuka AS, New York Times (NYT), yang mengutip sejumlah pejabat AS yang mengetahui keputusan tersebut. Laporan NYT menyebut strategi pemerintahan Trump untuk Venezuela bertujuan menggulingkan Maduro dari kekuasaan.

    Washington telah menawarkan imbalan US$ 50 juta (setara Rp 828,7 miliar) untuk informasi yang mengarah pada penangkapan dan hukuman untuk Maduro terkait tuduhan perdagangan narkoba.

    Wewenang baru tersebut, menurut NYT, akan memungkinkan CIA untuk melakukan operasi mematikan di Venezuela dan melakukan berbagai operasi di Karibia.

    Trump, seperti dilansir Reuters dan AFP, Kamis (16/10/2025), awalnya menolak untuk mengomentari secara detail laporan NYT tersebut.

    Namun ketika ditanya oleh wartawan di Ruang Oval Gedung Putih, pada Rabu (15/10), soal mengapa dirinya mengizinkan CIA beroperasi di Venezuela, Trump mengatakan bahwa alasannya adalah migrasi warga Venezuela ke AS dan perdagangan narkoba.

    “Saya mengizinkannya karena dua alasan,” ujarnya. “Pertama, mereka telah mengosongkan penjara-penjara mereka ke Amerika Serikat… mereka masuk melalui perbatasan. Mereka masuk karena perbatasan kita terbuka,” kata Trump.

    “Dan alasan lainnya adalah narkoba,” imbuhnya.

    Trump tidak memberikan bukti atas klaimnya bahwa Venezuela mengirimkan mantan tahanan mereka ke wilayah AS.

    Ketika ditanya lebih lanjut soal apakah dirinya memberikan wewenang kepada CIA untuk “menyingkirkan” Maduro, Trump menjawab: “Itu pertanyaan konyol yang diberikan kepada saya. Bukan pertanyaan konyol juga, tetapi bukankah itu akan menjadi pertanyaan konyol yang harus saya jawab?”

    Tidak diketahui secara jelas mengenai tindakan spesifik seperti apa yang telah diizinkan Trump untuk dilakukan CIA di Venezuela. Gedung Putih menolak untuk menjelaskan lebih lanjut komentar Trump.

    Namun secara historis, keterlibatan CIA dalam operasi semacam itu sangat bervariasi, mulai dari keterlibatan paramiliter langsung hingga pengumpulan intelijen dan peran pendukung dengan sedikit atau tanpa kehadiran fisik.

    Venezuela Berikan Respons Serius

    Pernyataan terbaru Trump itu semakin menuai kekhawatiran di Caracas bahwa sang Presiden AS berupaya mendorong perubahan rezim.

    “Tidak untuk perang di Karibia… Tidak untuk perubahan rezim… Tidak untuk kudeta yang diatur oleh CIA,” kata Maduro dalam pidatonya di hadapan komite yang dibentuk setelah AS mengerahkan kapal-kapal perangnya ke kawasan Karibia.

    Maduro sebelumnya memerintahkan latihan militer di permukiman kumuh terbesar di Venezuela, setelah AS kembali menyerang kapal narkoba lainnya di lepas pantai negara itu pada Selasa (14/10), yang menurut Trump, menewaskan enam “teroris narkotika”.

    Lihat juga Video ‘238 Gangster Venezuela Kiriman Trump Tiba di Penjara El Salvador’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • 8
                    
                        Mengenal Nusakambangan, Pulau Tempat Ammar Zoni dan Napi High Risk Dijebloskan
                        Nasional

    8 Mengenal Nusakambangan, Pulau Tempat Ammar Zoni dan Napi High Risk Dijebloskan Nasional

    Mengenal Nusakambangan, Pulau Tempat Ammar Zoni dan Napi High Risk Dijebloskan
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Mantan artis sekaligus terpidana kasus narkoba, Ammar Zoni, dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan pada Kamis (16/10/2025).
    Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen Pas) memindahkan Ammar Zoni bersama lima warga binaan yang berstatus berisiko tinggi (
    high risk
    ).
    Sebelum Ammar Zoni, Ditjen PAS juga pernah memindahkan sebanyak 1.300 narapidana kategori
    high risk
    atau berisiko tinggi ke Lapas Nusakambangan.
    Di sana, para narapidana akan diberikan pengamanan dan pembinaan super maksimum, sehingga diharapkan dapat mengubah perilaku menjadi warga binaan yang lebih baik sesuai dengan tujuan sistem pemasyarakatan.
    Banyaknya narapidana
    high risk
    atau berisiko tinggi membuat nama Lapas Nusakambangan dikenal sebagai pulau penjara untuk penjahat kelas kakap.
    Namun, di balik itu, Pulau Nusakambangan sendiri memiliki sejarah panjang hingga kini dikenal sebagai pulau penjara dengan pengamanan maksimum.
    Dok. Kumham Babel Warga binaan asal Bangka Belitung di atas kapal menuju Nusakambangan, Kamis (18/9/2025).
    Pulau Nusakambangan sendiri terletak di Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Wilayahnya Pulau Nusakambangan dikelilingi Samudra Hindia sehingga membuatnya terisolasi secara alamiah.
    Dikutip dari skripsi Muchamad Sulton berjudul Perkembangan Lembaga Pemasyarakatan Pulau Nusakambangan Kabupaten Cilacap tahun 1908–1983, disebutkan bahwa Pulau Nusakambangan telah dipergunakan sebagai tempat penjara sejak tahun 1905.
    Penjara pertama yang dibangun di Nusakambangan adalah Bui Permisan pada 1908, yang berada di bagian selatan pulau.
    Hal ini membuat Bui Permisan langsung berhadapan dengan ombak besar Laut Selatan, sehingga meminimalisasi kemungkinan pelarian.
    Setelah itu, Belanda melanjutkan pembangunan beberapa penjara lain, yakni:
    Gubernur Jenderal Hindia Belanda pun mengeluarkan keputusan menjadikan Nusakambangan sebagai lokasi pemasyarakatan khusus pada 1922.
    Keputusan ini diperkuat dengan
    Staatsblad Nederlandsch-Indie
    pada 1937 Nomor 369, yang menetapkan Nusakambangan sebagai daerah tertutup, tidak boleh digunakan untuk kepentingan umum, maupun pertambangan.
    Lapas Nusakambangan dikenal sebagai tempat dengan pengamanan yang superketat. Pasalnya, pulau ini dijaga oleh pasukan bersenjata lengkap untuk memastikan tidak ada pelarian ataupun gangguan dari luar.
    Bahkan, terdapat sel isolasi khusus yang diperuntukkan bagi narapidana dengan tingkat risiko tinggi.
    Selain itu, masyarakat sipil dilarang keras mengakses pulau ini kecuali dengan surat izin khusus.
    Nusakambangan merupakan tempat ditahannya narapidana berisiko tinggi, seperti pelaku pembunuhan berantai, bandar narkoba internasional, dan teroris.
    Beberapa nama terkenal yang pernah ditahan di Nusakambangan adalah Amrozi, Mukhlas, dan Imam Samudra yang merupakan otak di balik Bom Bali.
    Selain itu, ada pula Umar Patek, terpidana kasus terorisme. Lalu, ada Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dari Bali Nine yang dieksekusi mati di pulau ini.
    Tak hanya pelaku kriminal kekerasan, beberapa figur terkenal lainnya, seperti Tommy Soeharto yang terlibat dalam pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita, pernah ditahan di Nusakambangan.
    Ada juga Pramoedya Ananta Toer, sastrawan yang dituding terlibat dalam Partai Komunis Indonesia (PKI), yang pernah merasakan kehidupan mencekam di balik jeruji besi Nusakambangan.
    Direktorat Jenderal Pemasyarakatan memindahkan 100 narapidana berisiko tinggi asal wilayah Sumatera Utara ke Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah, Sabtu (14/6/2025)
    Terbaru, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan tengah membangun lapas baru di Pulau Nusakambangan dengan kapasitas sekitar 1.500 orang.
    Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Imipas Inspektur Jenderal Polisi Mashudi menargetkan lapas yang bernama Kumbang tersebut selesai pada 31 Desember 2025.
    “Lapas ini kami bangun salah satunya untuk mengatasi padatnya lapas di Indonesia,” kata Mashudi di Nusakambangan, Kamis (3/7/2025), dikutip dari
    Antara
    .
    Lapas itu nantinya akan memiliki kategori pengamanan sedang (
    medium security
    ) dengan tingkat pengawasan dan keamanan yang lebih longgar dibandingkan dibandingkan lapas pengamanan kategori maksimum.
    Dalam lapas tersebut, napi menjalani program pembinaan yang bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka menjadi lebih baik serta meningkatkan kemampuan diri.
    Saat ini, terdapat 11 lapas yang telah beroperasi di Pulau Nusakambangan, dengan kapasitas sebanyak 3.088 penghuni. Sebanyak 11 lapas tersebut, yakni tiga lapas kategori pengamanan super maksimum (Lapas Batu, Lapas Karang Anyar, dan Lapas Pasir Putih), empat lapas kategori pengamanan maksimum (Lapas Besi, Lapas Ngaseman, Lapas Gladagan, dan Lapas Narkotika). Kemudian, dua lapas pengamanan medium (Lapas Permisan dan Lapas Kembang Kuning), serta dua lapas pengamanan minimum (Lapas Terbuka dan Lapas Nirbaya).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Trump Pertimbangkan Serangan Darat terhadap Kartel Narkoba di Venezuela

    Trump Pertimbangkan Serangan Darat terhadap Kartel Narkoba di Venezuela

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya sedang mempertimbangkan serangan darat menargetkan kartel-kartel narkoba di wilayah Venezuela. Hal ini semakin menambah ketegangan setelah pasukan AS, beberapa waktu terakhir, menyerang kapal-kapal narkoba di lepas pantai Venezuela.

    Trump dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (16/10/2025), mengatakan bahwa AS telah membuat kemajuan dalam mencegat pengiriman narkoba via jalur laut. Dia menambahkan bahwa upaya tambahan kini difokuskan pada rute darat.

    “Kita tentu saja sedang mempertimbangkan serangan darat sekarang, karena kita telah mengendalikan laut dengan sangat baik,” kata Trump saat berbicara kepada para wartawan di Ruang Oval Gedung Putih, saat ditanya apakah dirinya mempertimbangkan serangan di darat.

    Pernyataan ini disampaikan Trump setelah mengumumkan bahwa pasukan militer AS kembali melancarkan serangan terhadap sebuah kapal yang diduga menyelundupkan narkoba di lepas pantai Venezuela. Trump menyebut serangan tersebut menewaskan sedikitnya enam tersangka pengedar narkoba.

    Trump menyebut serangan yang dilakukan pada Selasa (14/10) itu menargetkan organisasi teroris yang telah masuk daftar hitam AS. Namun dia tidak menyebutkan lebih lanjut nama organisasi teroris tersebut.

    “Intelijen mengonfirmasi bahwa kapal tersebut menyelundupkan narkotika, yang terkait dengan jaringan teroris narkotika ilegal,” sebutnya.

    Serangan itu merupakan serangan kelima yang dilakukan Washington dalam beberapa pekan terakhir, yang menargetkan kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba yang akan dibawa ke wilayah AS.

    Total sedikitnya 27 orang tewas akibat rentetan serangan AS terhadap kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba di perairan Karibia.

    Para pakar mempertanyakan legalitas penggunaan kekuatan mematikan di perairan asing atau perairan internasional terhadap tersangka-tersangka yang belum dicegat atau diinterogasi.

    AS, dalam beberapa waktu terakhir, semakin meningkatkan pengerahan aset militer ke kawasan Karibia, yang diklaim sebagai bagian dari misi memerangi perdagangan narkoba.

    Selain mengerahkan jet-jet tempur F-35 ke Puerto Rico yang terletak di sebelah utara Venezuela, AS juga mengirimkan delapan kapal perang, yang membawa ribuan pelaut dan marinir, ke kawasan tersebut, serta mengerahkan satu kapal selam bertenaga nuklir.

    Presiden Venezuela Nicolas Maduro berulang kali menuduh AS ingin menggulingkan dirinya dari kekuasaan. Pada Agustus lalu, Washington menggandakan tawaran imbalan untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Maduro menjadi US$ 50 juta.

    AS menuduh Maduro memiliki hubungan dengan sindikat perdagangan narkoba dan kelompok kriminal. Tuduhan itu telah dibantah keras oleh Maduro.

    Lihat juga Video ‘238 Gangster Venezuela Kiriman Trump Tiba di Penjara El Salvador’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • AS Cabut 6 Visa Akibat Komentar di Medsos

    AS Cabut 6 Visa Akibat Komentar di Medsos

    Jakarta

    Pada Selasa (14/10), Departemen Luar Negeri AS mencabut enam visa setelah menemukan komentar di media sosial terkait pembunuhan aktivis sayap kanan, Charlie Kirk.

    Kirk tewas ditembak saat berpidato dalam sebuah acara di universitas di Utah pada September. Tersangka pelaku penembakan terancam hukuman mati jika terbukti bersalah.

    Pengumuman ini muncul bertepatan dengan pemberian penghargaan anumerta Presidential Medal of Freedom kepada Kirk oleh Presiden Donald Trump.

    Siapa saja yang visanya dicabut?

    Departemen Luar Negeri AS menyebut keenam pemegang visa tersebut berasal dari Argentina, Afrika Selatan, Meksiko, Brasil, Jerman, dan Paraguay.

    “Amerika Serikat tidak berkewajiban menampung orang asing yang mengharapkan kematian warga kami,” tulis departemen itu di platform X.

    “Mereka yang menikmati keramahan Amerika sambil merayakan pembunuhan warga kami akan segera dideportasi,” tambah pernyataan itu.

    Sejak menjabat pada Januari, pemerintahan Trump memang memperketat kebijakan imigrasi, termasuk pemeriksaan media sosial dan pencabutan ribuan visa. Pada Agustus lalu, Gedung Putih menambahkan poin terkait “aktivitas anti-Amerika” dan antisemitisme dalam proses penyaringan imigrasinya.

    Trump: Kirk ‘martir kebenaran dan kebebasan’

    Dalam acara pemberian penghargaan yang sama pada Selasa (14/10), Trump menyebut Kirk sebagai “martir bagi kebenaran dan kebebasan.”

    “Setelah pembunuhan Charlie, negara kita tidak boleh lagi menoleransi kekerasan, ekstremisme, dan teror dari sayap kiri radikal,” kata Trump.

    Trump berulang kali menuding kelompok “sayap kiri radikal” sebagai dalang pembunuhan tersebut. Pada 22 September, ia menandatangani perintah yang menetapkan gerakan Antifa sebagai organisasi teroris.

    “Kita sudah selesai dengan gerombolan marah itu, dan kita tidak akan membiarkan kota-kota kita menjadi tidak aman,” ujar Trump dalam upacara itu.

    Upacara tersebut juga dihadiri oleh Presiden Argentina Javier Milei dan sejumlah tokoh media sayap kanan.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Prita Kusumaputri

    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

  • AS Serang Lagi Kapal Narkoba di Lepas Pantai Venezuela, 6 Orang Tewas

    AS Serang Lagi Kapal Narkoba di Lepas Pantai Venezuela, 6 Orang Tewas

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pasukan militernya kembali melancarkan serangan terhadap sebuah kapal yang diduga menyelundupkan narkoba di lepas pantai Venezuela. Trump menyebut serangan tersebut menewaskan sedikitnya enam tersangka pengedar narkoba.

    Dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir Reuters dan Anadolu Agency, Rabu (15/10/2025), Trump menyebut serangan yang dilakukan pada Selasa (14/10) itu menargetkan organisasi teroris yang telah masuk daftar hitam AS. Namun dia tidak menyebutkan lebih lanjut nama organisasi teroris tersebut.

    “Di bawah wewenang tetap saya sebagai panglima tertinggi, pagi ini, Menteri Perang, memerintahkan serangan kinetik mematikan terhadap sebuah kapal yang berafiliasi dengan Organisasi Teroris yang Ditetapkan (DTO) yang melakukan penyelundupan narkotika di wilayah tanggung jawab USSOUTHCOM — tepat di lepas pantai Venezuela,” kata Trump dalam postingannya via media sosial Truth Social.

    “Intelijen mengonfirmasi bahwa kapal tersebut menyelundupkan narkotika, yang terkait dengan jaringan teroris narkotika ilegal,” sebutnya.

    Postingan Trump itu menyertakan sebuah video berdurasi 30 detik, yang tampak memperlihatkan sebuah kapal dalam kondisi diam di perairan sedang dihantam proyektil sebelum akhirnya meledak.

    “Serangan itu dilakukan di perairan internasional, dan enam pria teroris narkotika di atas kapal tersebut tewas dalam serangan itu. Tidak ada pasukan AS yang terluka,” sebut Trump dalam postingannya.

    Serangan itu merupakan serangan kelima yang dilakukan Washington dalam beberapa pekan terakhir, yang menargetkan kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba yang akan dibawa ke wilayah AS.

    Screenshot video yang diunggah Trump di media sosial menunjukkan sebuah kapal meledak Foto: Donald Trump via Truth Social/via REUTERS Purchase Licensing Rights

    AS, dalam beberapa waktu terakhir, semakin meningkatkan pengerahan aset militer ke kawasan Karibia, yang diklaim sebagai bagian dari misi memerangi perdagangan narkoba.

    Selain mengerahkan jet-jet tempur F-35 ke Puerto Rico yang terletak di sebelah utara Venezuela, AS juga mengirimkan delapan kapal perang, yang membawa ribuan pelaut dan marinir, ke kawasan tersebut, serta mengerahkan satu kapal selam bertenaga nuklir.

    Pemerintahan Trump hanya memberikan sedikit informasi mengenai serangan-serangan sebelumnya, termasuk soal identitas tersangka yang tewas atau detail muatan narkoba yang diklaim diangkut kapal-kapal yang diserang.

    Presiden Venezuela Nicolas Maduro berulang kali menuduh AS ingin menggulingkan dirinya dari kekuasaan. Pada Agustus lalu, Washington menggandakan tawaran imbalan untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Maduro menjadi US$ 50 juta.

    AS menuduh Maduro memiliki hubungan dengan sindikat perdagangan narkoba dan kelompok kriminal. Tuduhan itu telah dibantah keras oleh Maduro.

    Lihat juga Video ‘238 Gangster Venezuela Kiriman Trump Tiba di Penjara El Salvador’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Iran Sindir Seruan Perdamaian Trump di Depan Parlemen Israel

    Iran Sindir Seruan Perdamaian Trump di Depan Parlemen Israel

    Teheran

    Pemerintah Iran menyindir seruan perdamaian yang dilontarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat berpidato di hadapan parlemen Israel. Teheran menilai seruan perdamaian dari Trump itu tidak konsisten dengan tindakan-tindakan Washington, merujuk pada serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran pada Juni lalu.

    “Keinginan untuk perdamaian dan dialog yang disampaikan Presiden AS bertentangan dengan perilaku bermusuhan dan perilaku kriminal Amerika Serikat terhadap rakyat Iran,” kata Kementerian Luar Negeri Iran dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Selasa (14/10/2025).

    Pada pertengahan Juni lalu, Israel melancarkan operasi pengeboman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Iran, dengan menghantam fasilitas nuklir dan militer serta kawasan permukiman hingga menewaskan lebih dari 1.000 orang.

    Perang selama 12 hari dengan Israel itu diwarnai keterlibatan AS yang melancarkan serangan udara terhadap fasilitas nuklir utama Iran. Perang itu menggagalkan perundingan nuklir tingkat tinggi yang pada saat itu berlangsung antara Teheran dan Washington.

    Iran membalas dengan rentetan serangan rudal dan drone yang menewaskan puluhan orang di Israel. Pertempuran itu diakhiri dengan gencatan senjata yang berlaku sejak 24 Juni lalu.

    Dalam pidato di Knesset, parlemen Israel, pada Senin (13/10) waktu setempat, Trump mengatakan dirinya menginginkan kesepakatan damai dengan Iran. Trump bahkan menyebut keputusan akhir berada di tangan Teheran untuk mencapai kesepakatan apa pun.

    “Kami siap ketika Anda siap, dan ini akan menjadi keputusan terbaik yang pernah dibuat Iran, dan itu akan terjadi,” kata Trump merujuk pada kesepakatan dengan Iran, seperti dilansir Reuters.

    “Tangan persahabatan dan kerja sama terbuka. Saya mengatakan kepada Anda, mereka (Iran-red) ingin membuat kesepakatan… akan sangat bagus jika kita bisa membuat kesepakatan,” ucapnya dalam pidato di hadapan anggota Knesset.

    Pemerintah Iran, dalam sebuah pernyataan menanggapi seruan Trump tersebut.

    “Bagaimana mungkin satu pihak menyerang wilayah permukiman dan fasilitas nuklir suatu negara di tengah negosiasi politik, menewaskan lebih dari 1.000 orang, termasuk perempuan dan anak-anak yang tidak bersalah, lalu menuntut perdamaian dan persahabatan?” tanya Kementerian Luar Negeri Iran.

    Trump juga mengatakan bahwa “tidak ada yang lebih bermanfaat” bagi kawasan selain para pemimpin Iran “menolak teroris, berhenti mengancam tetangga mereka, berhenti mendanai proksi militan mereka, dan akhirnya mengakui hak Israel untuk eksis”.

    Teheran membalas dengan menyebut pernyataan Trump itu “tidak bertanggung jawab dan memalukan”, serta menuduh AS sebagai “produsen utama terorisme dan pendukung rezim Zionis yang merupakan teroris dan pelaku genosida”.

    “Amerika Serikat… tidak memiliki wewenang moral untuk menuduh pihak lainnya,” tegas Kementerian Luar Negeri Iran.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Akan Hancurkan Terowongan Hamas Setelah Semua Sandera Bebas

    Israel Akan Hancurkan Terowongan Hamas Setelah Semua Sandera Bebas

    Tel Aviv

    Israel berencana menghancurkan sisa-sisa jaringan terowongan bawah tanah Hamas yang ada di wilayah Jalur Gaza, setelah semua sandera dibebaskan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata terbaru. Pemerintah Israel menyebut penghancuran terowongan akan dilakukan dengan persetujuan Amerika Serikat (AS).

    Hal tersebut, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (13/10/2025), disampaikan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, dalam pernyataan terbarunya pada Minggu (12/10) waktu setempat.

    Katz mengatakan bahwa operasi penghancuran terowongan bawah tanah Hamas itu akan dilakukan di bawah “mekanisme internasional” yang dipimpin AS, yang menjadi salah satu mediator gencatan senjata Gaza yang berlangsung sejak Jumat (10/10) lalu.

    “Tantangan besar Israel setelah fase pembebasan sandera adalah penghancuran semua terowongan teroris Hamas di Gaza,” kata Katz dalam sebuah pernyataan.

    “Saya telah memerintahkan militer untuk bersiap melaksanakan misi ini,” ujarnya.

    Disebutkan oleh Katz bahwa terowongan bawah tanah di Jalur Gaza akan dihancurkan dalam kerangka perlucutan senjata dan demiliterisasi Hamas, yang diperkirakan akan terjadi pada tahap selanjutnya, atau tahap kedua, dari rencana gencatan senjata yang diusulkan Presiden AS Donald Trump.

    Hamas telah menyetujui tahap pertama, yang mewujudkan gencatan senjata sejak Jumat (10/10) dan pembebasan 48 sandera Israel pada Senin (13/10) waktu setempat, dengan imbalan pembebasan lebih dari 1.700 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.

    Namun demikian, Hamas telah menolak seruan untuk melucuti persenjataan mereka.

    Salah satu pejabat senior Hamas, Hossam Badran, mengatakan kepada AFP pada Minggu (12/10) bahwa tahap kedua dari rencana damai Gaza yang diusulkan Trump “mengandung banyak kerumitan dan kesulitan”.

    Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengklaim Israel meraih kemenangan atas Hamas.

    “Bersama-sama kita meraih kemenangan luar biasa, kemenangan yang memukau seluruh dunia… Namun di saat yang sama, saya harus memberi tahu Anda, perjuangan belum berakhir,” ujar Netanyahu.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Usai Baku Tembak dengan Militer Afghanistan, Pakistan Tutup Perbatasan

    Usai Baku Tembak dengan Militer Afghanistan, Pakistan Tutup Perbatasan

    Jakarta

    Militer Pakistan dan Afghanistan terlibat bentrokan sejak kemarin. Pakistan pun menutup perbatasan antara negaranya dengan Afghanistan usai bentrokan itu terjadi.

    Dilansir Reuters, Senin (13/10/2025), pejabat Pakistan mengatakan pada Minggu (12/10) Pakistan telah menutup penyeberangan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan. Perbatasan itu dikenal sebagai Garis Durand.

    Perbatasan itu yang disengketakan kedua belah pihak. Perbatasan itu dibuat oleh Inggris pada 1893.

    “Dua penyeberangan perbatasan utama dengan Afghanistan, di Torkham dan Chaman, dan setidaknya tiga penyeberangan kecil, di Kharlachi, Angoor Adda, dan Ghulam Khan, ditutup pada Minggu,” kata para pejabat setempat.

    Sebelumnya, Taliban mengklaim telah menyerang pasukan Pakistan di beberapa lokasi pegunungan di perbatasan utara. Mereka juga mengklaim telah mengirimkan 58 personel militer Pakistan.

    Dilaporkan BBC , Minggu (12/10/2025), seorang juru bicara Taliban mengatakan 58 personel militer Pakistan itu tewas dalam apa yang disebut ‘tindakan penyelesaian’. Taliban mengklaim Pakistan telah melintasi wilayah udara Afghanistan dan mengebom sebuah pasar di dalam perbatasannya pada Kamis lalu.

    Sementara itu, Islamabad menuduh Kabul menyembunyikan teroris yang menargetkan Pakistan.

    Pekan lalu, pemerintah Taliban Afghanistan menuduh Pakistan melanggar ‘wilayah’ Kabul, ketika dua ledakan keras terdengar di kota itu pada Kamis malam. Pakistan mengebom sebuah pasar sipil di provinsi perbatasan Paktika, di tenggara Afghanistan, kata Kementerian Pertahanan Taliban. Penduduk setempat di sana mengatakan kepada BBC Afghanistan bahwa sejumlah toko telah dihancurkan.

    (zap/isa)

  • Taliban Klaim Tewaskan 58 Tentara Pakistan dalam Baku Tembak di Perbatasan

    Taliban Klaim Tewaskan 58 Tentara Pakistan dalam Baku Tembak di Perbatasan

    Kabul

    Taliban mengklaim telah menyerang pasukan Pakistan di beberapa lokasi pegunungan di perbatasan utara. Mereka juga mengklaim telah mengirimkan 58 personel militer Pakistan.

    Dilaporkan BBC , Minggu (12/10/2025), seorang juru bicara Taliban mengatakan 58 personel militer Pakistan itu tewas dalam apa yang disebut ‘tindakan penyelesaian’. Taliban mengklaim Pakistan telah melintasi wilayah udara Afghanistan dan mengebom sebuah pasar di dalam perbatasannya pada Kamis lalu.

    Menteri Dalam Negeri Pakistan Mohsin Naqvi mengatakan serangan Afghanistan itu dilakukan ‘tanpa hasutan’ dari kegagalan. Dia juga mengklaim ada warga sipil yang ditembaki. Pakistan diperingatkan pasukannya akan membalas ‘dengan batu untuk setiap batu bata’.

    Islamabad menuduh Kabul menyembunyikan teroris yang menargetkan Pakistan. Klaim itu dibantah oleh pemerintah Taliban.

    Baik pihak Afghanistan maupun Pakistan telah menggunakan senjata ringan dan artileri di wilayah Kunar-Kurram. Dalam konferensi pers hari ini, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, selain 58 personel militer Pakistan yang tewas, sekitar 30 lainnya luka-luka.

    Dia menambahkan sembilan pejuang Taliban telah tewas dan antara 16 dan 18 orang terluka. Menteri Luar Negeri Afghanistan, dalam konferensi pers di New Delhi, mengatakan ‘kami tidak memiliki masalah’ dengan rakyat Pakistan dan para pemimpinnya.

    “Tetapi ada beberapa kelompok di Pakistan yang mencoba merusak situasi. Afghanistan mampu menjaga keamanan wilayah dan perbatasannya, sehingga telah membalas pelanggaran tersebut,” ujarnya.

    Menteri Dalam Negeri Pakistan mengatakan ia ‘mengutuk keras’ serangan Taliban.

    “Penembakan yang dilakukan pasukan Afghanistan terhadap penduduk sipil merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional. Afghanistan sedang bermain api dan darah,” katanya dalam sebuah unggahan di X.

    Dua perlintasan utama antara Pakistan dan Afghanistan – Torkham di utara dan Chaman di selatan – telah ditutup. Hal itu menyebabkan ratusan truk pengangkut barang terlantar di kedua sisi.

    Seorang juru bicara militer Pakistan mengatakan mereka akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi nyawa dan harta benda warga Pakistan. Militer Pakistan belum memberikan komentar resmi, tetapi sebuah sumber keamanan yang berbicara kepada BBC mengklaim penembakan terjadi di beberapa lokasi di sepanjang perbatasan Pakistan-Afghanistan, termasuk Angoor Adda, Bajaur, Kurram, Dir, Chitral, dan Baramcha.

    Pekan lalu, pemerintah Taliban Afghanistan menuduh Pakistan melanggar ‘wilayah’ Kabul, ketika dua ledakan keras terdengar di kota itu pada Kamis malam. Pakistan ditunjuk mengebom sebuah pasar sipil di provinsi perbatasan Paktika, di tenggara Afghanistan, kata Kementerian Pertahanan Taliban. Penduduk setempat di sana mengatakan kepada BBC Afghanistan bahwa sejumlah toko telah dihancurkan.

    Tonton juga video “Afghanistan Tanpa Internet-Telepon Seluler gegara Diputus Taliban” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (haf/imk)

  • Negara Muslim Ini Balas Dendam, Luncurkan Operasi Militer Besar

    Negara Muslim Ini Balas Dendam, Luncurkan Operasi Militer Besar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Militer Pakistan telah melancarkan serangkaian operasi keamanan di provinsi Khyber Pakhtunkhwa bagian barat laut, yang mengakibatkan tewasnya sedikitnya 30 militan. Operasi ini dikonfirmasi oleh Inter-Services Public Relations (ISPR), sayap media militer Pakistan, pada Jumat (10/10/2025).

    Operasi balasan dendam tersebut secara spesifik dilakukan di daerah Jamal Maya di Distrik Orakzai. Pihak militer menyatakan bahwa 30 militan yang tewas tersebut adalah mereka yang terlibat dalam serangan baru-baru ini terhadap pasukan keamanan.

    Langkah militer ini merupakan respons langsung terhadap serangan yang menewaskan sedikitnya 11 personel keamanan Pakistan, termasuk dua perwira, dalam bentrokan dengan militan di Distrik Orakzai pada hari Selasa.

    Selain itu, pada Rabu, seorang mayor Angkatan Darat Pakistan dan tujuh terduga militan juga tewas selama operasi keamanan di daerah Dera Ismail Khan di provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

    Ketegangan di wilayah tersebut semakin memanas, dan operasi ini dilakukan di tengah meningkatnya serangan militan di Pakistan dalam beberapa tahun terakhir.

    Peningkatan kekerasan ini sering kali dikaitkan dengan kelompok Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP).
    Situasi ini diperparah oleh pertikaian diplomatik regional. Pada hari Kamis, Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, secara terbuka menuduh Taliban Afghanistan mendukung militan TTP, yang merupakan konglomerasi beberapa kelompok militan, untuk melawan Pakistan. Menteri Pertahanan juga menuduh Kabul menyediakan “tempat perlindungan aman” (safe havens) bagi kelompok-kelompok tersebut di dalam wilayah Afghanistan.

    Islamabad sebelumnya telah berulang kali menuduh Kabul gagal mencegah teroris TTP melakukan serangan di Pakistan. Pakistan meyakini bahwa kelompok-kelompok militan ini memanfaatkan perbatasan yang longgar untuk merencanakan dan melaksanakan serangan lintas batas.

    Meskipun demikian, Afghanistan membantah keras tuduhan tersebut. Kabul menegaskan kembali komitmennya untuk tidak mengizinkan wilayahnya digunakan sebagai landasan serangan terhadap negara tetangga, Pakistan. Hingga saat ini, belum ada respons resmi dari Kabul terkait tuduhan terbaru yang dilontarkan oleh Menteri Pertahanan Pakistan tersebut.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]