Kasus: Teroris

  • ‘Ramalan’ Erdogan soal Akhir Buruk Netanyahu, ‘Si Tukang Jagal Gaza’

    ‘Ramalan’ Erdogan soal Akhir Buruk Netanyahu, ‘Si Tukang Jagal Gaza’

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali membahas Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang masih ngotot melancarkan agresi brutal ke Palestina setelah gencatan senjata di Jalur Gaza berakhir pekan lalu.

    Dalam pidatonya di rapat Organisasi Kerja Sama Islam atau OKI (Organisation of Islamic Cooperation/OIC) pada Senin (4/12), menuturkan negara Barat yang masih membela Israel hanya memberikan “dukungan tanpa syarat untuk membunuh bayi” dan terlibat dalam kejahatannya.

    Erdogan bahkan meyakini akhir Netanyahu sebentar lagi akan datang. Menurutnya, Netanyahu pada akhirnya akan diadili sebagai penjahat perang.

    “Selain menjadi penjahat perang, Netanyahu, yang saat ini menjadi penjagal Gaza, akan diadili sebagai pembantai Gaza, sama seperti Milosevic yang diadili,” ucap Erdogan.

    Erdogan merujuk pada mantan Presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic yang diadili karena kejahatan perang, genosida, dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Mahkamah Kriminal Internasional di Den Haag, Belanda.

    “Mereka (Israel) mencoba mengabaikan kematian orang tak berdosa dengan menggunakan alasan Hamas, tidak punya apa-apa lagi saat melihat sisi kemanusiaan,” paparnya menambahkan.

    Tidak seperti kebanyakan negara Barat dan beberapa negara Teluk, Turki yang merupakan anggota NATO tidak memandang Hamas sebagai kelompok teroris.

    Erdogan bahkan secara gamblang menyebut Israel sebagai negara teroris lantaran agresinya ke Palestina pada 7 Oktober lalu telah menewaskan lebih dari 16 ribu orang per Selasa (5/12).

    Dalam pidatonya di OKI, Erdogan bahkan tak segan mengkritik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang dinilai gagal menangani kejahatan Israel ke Palestina.

    “Kita harus benar-benar mengevaluasi Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dalam kerangka ini,” katanya seperti dikutip Reuters.

    Erdogan juga telah lama menyerukan agar Dewan Keamanan PBB direformasi menjadi lebih inklusif. Ia juga mengatakan anggota permanen DK PBB yakni Amerika Serikat. , Rusia, Cina, Inggris, dan Prancis tidak mewakili dunia seperti seharusnya terutama dalam menangani agresi Israel ke Palestina.

    “Upaya tulus Sekretaris Jenderal (Antonio) Guterres disabotase oleh anggota Dewan Keamanan.Tidak seorang pun dari kita harus menerima sistem ini,” ujar Erdogan.

    “Struktur seperti itu tidak mungkin membawa perdamaian atau harapan bagi umat manusia.”

    (rds/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Kenapa Gaza Disebut Seperti Penjara Terbesar di Dunia Gegara Israel?

    Kenapa Gaza Disebut Seperti Penjara Terbesar di Dunia Gegara Israel?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kondisi di Jalur Gaza kian memprihatinkan dengan gempuran agresi Israel yang tidak kunjung selesai.

    Kesepakatan gencatan selama beberapa hari hanya menunda penderitaan warga Gaza sesaat.

    Militer Israel kini kembali memperluas serangan daratnya di Gaza selatan yang menewaskan 700 warga menurut laporan pejabat Palestina, dikutip dari Al Jazeera.

    Penderitaan yang dialami warga Gaza sudah terjadi sejak lampau, tetapi semakin parah sejak Israel menduduki wilayah tersebut.

    Gaza disebut sebagai ‘penjara terbesar di dunia’ karena blokade-blokade yang diciptakan Israel.

    Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin juga mengutarakan hal yang sama bahwa Gaza sudah seperti penjara raksasa bagi warga Palestina yang dikepung blokade Israel.

    “Mereka mengatakan Hamas itu teroris. Saya bilang bahwa mereka tidak tahu, bahwa orang Palestina sudah lama dijajah oleh Israel. Karena itu orang mengatakan Palestina itu adalah penjara terbesar di dunia itu,” kata Ma’ruf di pembukaan Mukernas MUI, Hotel Mercure Ancol Jakarta.

    Ma’ruf menganggap bila warga Palestina melakukannya perlawanan, maka sebenarnya mereka sedang melakukan pembebasan. Bukan sebaliknya juga upaya mereka diartikan sebagai pemberontakan.

    “Tapi bagaimana dia melepaskan diri dari kekejaman selama berpuluh tahun itu,” kata dia.

    Gaza mulai bergejolak ketika Israel mendeklarasikan kemerdekaannya Tahun 1948 dan puluhan ribu pengungsi Palestina melarikan diri ke sana untuk mencari perlindungan dari perang Arab-Israel, dikutip dari The Sunday Guardian.

    Perjanjian Gencatan Senjata Israel pada Februari 1949 membagi dan menetapkan pembatas antara Jalur Gaza, Mesir, dan Israel.

    Tercetusnya Perang Enam Hari pada Juni 1967 membuat Israel melakukan pendudukan jangka panjang di Gaza. Israel memaksa warga Palestina untuk meninggalkan Gaza menuju Tepi Barat, Mesir, Yordania, bahkan Amerika.

    Walaupun Hamas berhasil menguasai Gaza dengan memenangkan pemilu 2006, Israel tetap memegang kendali atas perbatasan darat, laut, dan udara di Jalur Gaza dengan membangun pagar tinggi yang terkenal kejam. Kekuasaan Hamas justru membuat Israel mengambil langkah politik di tingkat berikutnya.

    Dilansir dari Middle East Research and Project, rencana membangun kembali Gaza dalam konferensi donor di Kairo 2014 sebenarnya untuk memperketat sistem kontrol terhadap warga Palestina dan menempatkan aktor kemanusiaan dalam posisi menerapkan blokade yang diperketat Israel.

    Lebih dari 2,3 juta warga Gaza hidup di wilayah dengan panjang hanya 41 kilometer dan lebar 12km pada 2021. Besarnya populasi ini, menggambarkan kondisi Gaza seperti penjara pada umumnya yang kelebihan kapasitas. Gaza disebut sebagai kota dengan populasi penduduk terpadat di dunia.

    Setiap perbatasan Gaza dikelilingi oleh pagar yang sulit ditembus dengan sensor setiap beberapa meter. Gaza berbatasan dengan Mesir di selatan dan Laut Mediterania di Barat. Israel berusaha mengepung Gaza dari berbagai sisi dan menutupnya dari dunia luar.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Gaza digambarkan sebagai penjara terbuka karena tidak seorang pun bisa keluar atau masuk Gaza. Bahkan warga Palestina juga tidak bisa mengunjungi Gaza.

    Berbagai upaya impor dan ekspor berusaha dihalangi oleh Israel yang akhirnya memaksa industri untuk tutup.

    Nelayan sulit mendapatkan tangkapan karena daerah teritorial yang sangat dibatasi. Suplai bahan bakar dan listrik membuat kesulitan untuk menjalankan transportasi.

    Persedian obat-obatan dan peralatan medis yang menjadi kebutuhan penting masyarakat juga dibatasi.

    Dikutip dari The Guardian, militer Israel pernah menerapkan perhitungan kalori bagi warga Palestina selama penerapan blokade antara 2007 dan pertengahan 2010.

    Penghitungan kalori ini diduga untuk membatasi pasokan makanan warga Palestina demi menekan Hamas. Pada puncak blokade, Israel juga menetapkan daftar makanan yang diizinkan dan dilarang di Gaza.

    [Gambas:Infografis CNN]

    “Bukti bahwa blokade Gaza direncanakan dan sasarannya bukanlah Hamas atau pemerintah, seperti yang selalu diklaim oleh pendudukan. Blokade ini menargetkan semua umat manusia, dokumen ini harus digunakan untuk mengadili pendudukan (Israel) atas kejahatan mereka terhadap kemanusiaan di Gaza,” ungkap Fawzi Barhoum, juru bicara Hamas.

    Gaza yang sengaja dimiskinkan

    Saat ini, Gaza menjadi kota dengan tingkat pengangguran tertinggi di dunia dengan lebih dari 50 persen penduduknya hidup dalam jurang kemiskinan.

    Kondisi ini disebut sebagai bagian dari upaya Israel memiskinkan orang-orang di Gaza.

    Pada 2012, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bahwa Jalur Gaza bisa menjadi tempat “tidak dapat dihuni” pada 2020 jika tren ekonomi yang buruk terus berlanjut, dilansir dari UN News.

    Kenyataanya setiap tahun serbuan Israel ke Gaza semakin parah yang mengakibatkan tewasnya puluhan ribu warga sipil dan puluhan ribu rumah rusak.

    Masyarakat Gaza sampai membuat terowongan untuk bisa mendapatkan bantuan kebutuhan mendesak dari Mesir. Namun, banjir bandang di Mesir pada 2015 menghancurkan terowongan tersebut.

    Pemompaan air asin yang dilakukan Mesir dari Mediterania ke dalam terowongan membuat air naik ke permukaan, mencemari air, mengancam lahan pertanian, dan menyebarkan penyakit.

    “Kami menghormati tetangga kami, kami mencintai Mesir, tapi tetangga kami membuat hidup kami lebih sulit,” ungkap Mahmoud Bakeer, berusia 61 tahun, warga Gaza, dilansir dari Reuters.

    Kini, setengah dari populasi Gaza adalah anak-anak yang hidupnya berada di bawah tekanan blokade.

    Mereka tidak pernah menjalani hari yang penuh dengan pasokan listrik. Hampir setiap hari mereka mendapat ancaman bom tanpa tahu tempat yang aman untuk berlindung. Mereka yang paling merasakan hidup di dalam penjara terbuka terbesar di dunia.

  • Penikaman di Dekat Menara Eiffel, Seorang Turis Jerman Tewas

    Penikaman di Dekat Menara Eiffel, Seorang Turis Jerman Tewas

    Jakarta, CNN Indonesia

    Seorang turis asal Jerman ditusuk hingga tewas di dekat Menara Eiffel, Paris, Prancis pada Sabtu (2/12) malam waktu setempat. Sementara dua orang lainnya mengalami luka-luka.

    Turis Jerman itu diketahui adalah seorang pria kelahiran Filipina.

    Video dari tempat kejadian perkara (TKP) menunjukkan mobil polisi, ambulans, dan pemadam kebakaran tiba. Lalu lintas yang padat pun dialihkan. Banyak penjagaan juga dipasang. Warga diimbau menghindari kawasan tersebut.

    Seorang polisi mengatakan kepada AFP bahwa sosok penyerang tersebut dikenal sebagai seorang Islam radikal dan sedang dirawat karena penyakit mental.

    Sumber itu menyebut terduga pelaku itu sempat meneriakkan “Allahu Akbar” sebelum ditangkap.

    Kantor Kejaksaan Paris mengatakan identitas penyerang adalah orang Prancis kelahiran 1997. Dia sebelumnya pernah ditangkap dalam penyelidikan pembunuhan dan percobaan pembunuhan.

    Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan pria tersebut telah dijatuhi hukuman empat tahun penjara pada 2016 lantaran merencanakan serangan namun gagal dilakukan olehnya.

    “Seorang pria menyerang pasangan yang merupakan turis asing. Seorang turis Jerman kelahiran Filipina tewas akibat aksi penikaman tersebut,” ujar Damanin saat mengunjungi TKP di dekat jembatan Bir Hakeim di Sungai Seine, Paris, dilansir dari AFP.

    Darmanin mengklaim seorang sopir taksi yang menyaksikan kejadian itu turut turun tangan. Penyerang lantas menyeberangi Sungai Seine menyerang orang lain dan melukai satu orang dengan palu ketika polisi mengejarnya.

    Polisi menggunakan taser untuk menetralisir pria tersebut sebelum ditangkap.

    “Dia telah mengancam mereka dengan sangat kejam…Dia sekarang harus mempertanggungjawabkan tindakannya di hadapan keadilan,” kata Darmanin.

    Menurut Darmanin, terduga pelaku mengatakan kepada polisi bahwa dia tidak tahan dengan pembunuhan umat Islam di Afghanistan dan Palestina.

    Keterangan saksi mata

    Seorang manager supermarket bernama Joseph S (37) mengaku menyaksikan peristiwa tersebut ketika duduk di sebuah bar.

    Joseph mendengar teriakan dan orang-orang menyerukan “tolong, tolong” saat mereka berlari. Seorang pria yang memegang sebuah benda menyerang seorang pria yang terjatuh. Ia menyebut polisi pun tiba dalam waktu 10 menit.

    Ucapan bela sungkawa

    [Gambas:Instagram]

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan bela sungkawa terhadap keluarga korban dalam peristiwa tersebut.

    “Saya mengirimkan belasungkawa kepada keluarga dan kerabat warga negara Jerman yang meninggal malam ini selama serangan teroris terhadap Paris,” tulis Macron melalui media sosial X.

    Macron juga berterima kasih kepada petugas yang segera menangkap terduga pelaku.

    Senada, Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne juga menyampaikan bela sungkawanya. Borne menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menyerah pada terorisme.

    Prancis telah mengalami beberapa serangan oleh kelompok ekstremis, termasuk serangan bunuh diri dan serangan senjata di Paris pada November 2015 yang diklaim dilakukan oleh kelompok ISIS.

    Situasinya relatif tenang dalam beberapa tahun terakhir, walupun para pejabat telah memperingatkan bahwa ancaman masih ada.

    Kendati demikian, ketegangan meningkat di Prancis, yang merupakan rumah bagi banyak populasi Yahudi dan Muslim, menyusul serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober dan pemboman Israel di Jalur Gaza.

    Keamanan di Paris juga berada dalam pengawasan khusus menjelang persiapan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2024.

    (pua/pua)

    [Gambas:Video CNN]

  • Alasan Gencatan Senjata Israel-Hamas Berakhir sampai Gaza Dibom Lagi

    Alasan Gencatan Senjata Israel-Hamas Berakhir sampai Gaza Dibom Lagi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Gencatan senjata Israel dan Hamas di Jalur Gaza Palestina akhirnya berakhir pada Jumat (1/12) setelah keduanya tak lagi mencapai kesepakatan soal perpanjangan jeda pertempuran.

    Israel pun segera melancarkan rentetan serangannya lagi ke Jalur Gaza tak lama setelah masa gencatan senjata habis pada Jumat pagi pukul 07.00 waktu lokal atau 12.00 WIB.

    Militer Israel menyalahkan Hamas atas kegagalan perpanjangan gencatan senjata. Tel Aviv menuding Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata terutama soal pembebasan sandera.

    Beberapa jam sebelum gencatan senjata selesai, Hamas mengklaim Israel menolak tawaran milisi tersebut soal pembebasan sejumlah sandera tambahan.

    Dilansir Al Jazeera, tiga dari beberapa sandera yang rencananya dibebaskan Hamas ini tewas akibat bombardir Israel selama masa tawanan dan kelompok penguasa Gaza itu berencana mengembalikan jasad mereka.

    Namun, Israel disebut menolaknya lantaran menganggap Hamas melanggar janji untuk membebaskan sandera dengan kondisi selamat.

    Senada dengan Israel, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony J. Blinken juga menyalahkan sikap Hamas yang mengingkari komitmennya menjadi alasan gencatan senjata berakhir tanpa ada perpanjangan lagi. 

    Blinken mengatakan sudah melihat tanda-tanda bahwa Israel telah mengambil langkah baru untuk melindungi warga sipil saat mereka melanjutkan operasi militernya.

    “Penting untuk dipahami mengapa jeda ini berakhir: Ini berakhir karena Hamas. Hamas mengingkari komitmen yang dibuatnya,” kata Blinken di akhir kunjungannya ke Timur Tengah seperti dilaporkan The New York Times.

    Dia mencatat bahwa beberapa jam sebelum gencatan tujuh hari berakhir, Hamas “melakukan serangan teroris yang mengerikan di Yerusalem”. Penembakan pada Kamis (30/11) itu menewaskan tiga orang dan melukai enam orang.

    Hamas memang mengakui bertanggung jawab atas penembakan di Yerusalem tersebut. Blinken juga menambahkan Hamas turut menembakkan roket ke Israel pada Jumat dan gagal membebaskan sandera yang telah dijanjikan untuk bebas.

    PM Netanyahu kian tertekan

    Gencatan senjata berakhir juga berlangsung kala Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus ditekan untuk terus melanjutkan peperangan di Gaza.

    Dikutip Al Jazeera, elite militer Israel telah lama mendesak agar perang di Gaza berlanjut. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant bahkan menegaskan pasukannya telah siap menggempur Gaza lagi dari darat, udara, dan laut ketika gencatan selesai.

    Gallant memang sejauh ini yang paling agresif menyerukan agresi Israel ke Gaza berlanjut. Sementara itu, Netanyahu mempertahan sikap hawkish-nya selama konflik ini berlangsung dan memilih untuk tampil sebagai pemimpin secara umum dengan menyerahkan urusan pertahanan sepenuhnya pada militer Israel.

    Sikap ini diambil Netanyahu kala dirinya terus menghadapi tekanan untuk mundur tak hanya dari publik Israel tapi dari beberapa pendahulunya. Sejauh ini, setidaknya tiga mantan PM Israel telah mengkritik keras kepemimpinan Netanyahu yang dianggap gagal menyelamatkan keamanan nasional imbas serangan Hamas ke negara itu pada 7 Oktober lalu.

    Serangan Hamas itu menjadi pematik agresi brutal Israel ke Palestina hingga hari ini telah menewaskan lebih dari 15 ribu orang, termasuk lebih dari 6 ribu anak-anak dan 4 ribu perempuan.

    Sejak itu, sebagian publik Israel, terutama warga yang tinggal di perbatasan dekat Gaza dan keluarga korban sandera Hamas menganggap pemerintah Zionis kecolongan dan gagal melindungi keamanan nasional. Beberapa survei publik yang dibuat media lokal Israel juga memaparkan mayoritas warga ingin Netanyahu bertanggung jawab atas serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu.

    (els/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • VIDEO: Momen Presiden Turki Sebut Netanyahu ‘Tukang Jagal Gaza’

    VIDEO: Momen Presiden Turki Sebut Netanyahu ‘Tukang Jagal Gaza’

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan bahwa PM Israel Benjamin Netanyahu akan selalu diingat sebagai ‘tukang jagal Gaza’, Rabu (29/11).

    Erdigan di depan parlemen juga menambahkan bahwa siapa pun yang selalu mendukung Netanyahu memiliki kesalahan yang sama dan tidak akan bisa dihapuskan.

    Turki sendiri mendukung penyelesaian konflik beradab-abad Israel-Palestina dengan solusi 2 negara. Turkey juga tidak memandang Hamas sebagai kelompok teroris.

  • Penembakan di Yerusalem, 3 Orang Tewas dan 16 Luka-luka

    Penembakan di Yerusalem, 3 Orang Tewas dan 16 Luka-luka

    Jakarta, CNN Indonesia

    Setidaknya tiga orang meninggal dunia dan 16 lainnya luka-luka dalam insiden penembakan di Yerusalem, Kamis (30/11).

    Polisi Israel mengatakan tiga dari 16 orang yang terluka kini dalam kondisi serius.

    Penembakan itu terjadi di sebuah halte bus di pintu masuk Yerusalem. Berdasarkan penyelidikan awal, dua orang Palestina melepaskan tembakan dari senapan M-16 dan sebuah pistol ke arah warga sipil.

    “Dua teroris tiba di tempat kejadian dengan kendaraan bersenjatakan senjata api, para teroris ini melepaskan tembakan ke arah warga sipil di halte bus dan kemudian dinetralisir oleh pasukan keamanan dan warga sipil terdekat,” demikian keterangan polisi Israel, seperti dikutip Reuters, Kamis (30/11).

    Menurut Komandan Distrik Polisi Yerusalem Doron Turgemen, para penyerang ini berasal dari Yerusalem Timur.

    Keduanya kini tewas usai ditembak oleh aparat kepolisian.

    Dilansir dari Al Jazeera, ketiga warga sipil yang meninggal dunia di antaranya yakni seorang perempuan usia 24 tahun dan pria usia 73 tahun.

    Serangan ini terjadi di saat Israel dan kelompok Hamas sepakat memperpanjang gencatan senjata hingga Jumat (1/12). Israel dan Hamas telah melakukan jeda pertempuran sejak 24 November.

    Namun demikian, di saat gencatan senjata sementara tengah berlangsung di Gaza, pasukan militer Israel justru menyerbu habis-habisan Tepi Barat, Palestina.

    Pada Rabu (29/11), Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan Adam al-Ghul, anak berusia 8 tahun dan Bassem Abu el-Wafa yang berusia 15 tahun “terbunuh oleh peluru dari penjajah (Israel)”.

    (bac/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Presiden Iran Raisi Batal Temui Erdogan di Turki Buat Bahas Palestina

    Presiden Iran Raisi Batal Temui Erdogan di Turki Buat Bahas Palestina

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Iran Ebrahim Raisi tak hadir untuk menemui Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara pada Selasa (28/11).

    Dikutip dari AFP, Kantor Presiden Turki menyatakan Erdogan tak punya jadwal rapat di hari tersebut. Namun, mereka tak menerangkan lebih lanjut apakah kunjungan Raisi dibatalkan atau ditunda.

    Hingga saat ini, Iran belum secara resmi memberi pernyataan terkait tak ada pertemuan dengan Erdogan. Namun, media semi pemerintah, Tasnim, melaporkan kunjungan Raisi ke Turki “ditunda.”

    Mereka tak menyediakan informasi lebih jauh terkait alasan penundaan pertemuan antara Raisi dan Erdogan ini.

    Erdogan sebelumnya mengumumkan Raisi untuk pertama kali akan berkunjung ke Turki.

    “Presiden Iran Ebrahim Raisi akan mengunjungi kami pada tanggal 28 bulan ini,” kata Erdogan ke reporter.

    Rencana kunjungan ini menjadi sorotan di media Turki. Namun, tak ada konfirmasi atau laporan media pemerintah Iran soal lawatan Raisi.

    Erdogan merupakan salah satu pemimpin yang vokal mengkritik gempuran Israel di Gaza pada 7 Oktober lalu.

    Dia bahkan menyematkan Israel sebagai “negara teroris” dan menyebut kelompok yang didukung Iran, Hamas, sebagai “kelompok pembebasan”.

    Sejumlah pengamat menilai lawatan Raisi ke Turki untuk mengajak pemerintah Ankara memboikot Israel. Iran berulang kali menyerukan agar dunia memboikot hingga melancarkan sanksi ke pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

    “Iran berharap Turki mengakhiri secara langsung dan tidak langsung hubungan perdagangan dengan Israel,” kata pengamat Studi Iran di Istanbul, Hakki Uygur.

    Namun, Turki telah mengambil sikap untuk memisahkan masalah politik dan komersial.

    Rencana pertemuan Raisi dan Erdogan menjadi pembicaraan karena Turki-Iran memiliki hubungan yang kompleks.

    Turki disebut-sebut memberi dukungan ke kelompok yang berusaha menjatuhkan pemerintah Iran dan Suriah.

    Dukungan Turki ke Azerbaijan terkait sengketa Nagorno-Karabakh juga menyisakan kegelisahan yang mendalam bagi Iran.

    Iran khawatir kebangkitan Baku di wilayah Kaukasus dapat mendukung ambisi separatis etnis minoritas Azerbaijan di Iran.

    Iran juga cemas dengan usulan jalur perdagangan di sepanjang perbatasan utara antara Azerbaijan dan Turki yang berpotensi mempersulit akses mereka ke Armenia.

    (isa/pra)

  • Marah Agresi Israel, Erdogan Panggil Netanyahu ‘Tukang Jagal Gaza’

    Marah Agresi Israel, Erdogan Panggil Netanyahu ‘Tukang Jagal Gaza’

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mencap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai “tukang jagal Gaza” dan menuduhnya menyebarkan anti-Semitisme di seluruh dunia.

    Dalam pidatonya yang disiarkan di televisi nasional Turki, Erdogan menganggap keberadaan Netanyahu berbahaya tak hanya bagi Palestina, tapi juga bagi orang Yahudi di seluruh dunia.

    “Netanyahu telah mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai penjagal Gaza,” kata Erdogan dalam pidatonya yang disiarkan secara nasional pada Rabu (29/11).

    “Netanyahu membahayakan keamanan semua orang Yahudi di dunia dengan mendukung anti-Semitisme melalui pembunuhan yang dia lakukan di Gaza.”

    Dalam pidato itu, Erdogan bahkan mengancam Netanyahu bahwa dirinya akan merusak hubungan bilateral Israel dan Turki yang baru pulih beberapa tahun terakhir.

    Turki dan Israel baru saja menunjuk kembali duta besar mereka setelah hubungan keduanya sempat retak selama satu dekade terakhir.

    Ankara dan Tel Aviv juga tengah menjajaki pengembangan hubungan dagang yang lebih erat dan proyek energi baru yang dapat membantu membangun kepercayaan di antara kedua negara untuk jangka panjang.

    Namun, agresi Israel ke Palestina sejak 7 Oktober lalu membuat Turki kembali menarik utusannya di Tel Aviv sebagai protes terhadap langkah brutal Netanyahu di Gaza.

    Dalam pidato itu, Erdogan juga menuding Israel yang mempersulit upaya gencatan senjata di Jalur Gaza. Saat ini, Israel dan Hamas memang sedang menerapkan gencatan senjata sementara di Gaza.

    Gencatan senjata mulai berlaku pada Jumat (24/11) dan diperpanjang hingga Kamis (30/11). Terbaru, Hamas dan Israel digadang-gadang tengah dalam negosiasi alot untuk memperpanjang lagi gencatan senjata hingga setidaknya tiga hari ke depan.

    Wacana ini memungkinkan ada pembebasan lebih banyak sandera oleh Hamas dan tahanan Palestina di Israel.

    Erdogan mengatakan pemerintahan Netanyahu mempersulit upaya tersebut dengan terus membahas rencana untuk memberantas Hamas.

    “Namun, pernyataan yang dibuat oleh pemerintahan Netanyahu menghilangkan harapan kami agar jeda kemanusiaan diubah menjadi gencatan senjata yang langgeng,” kata Erdogan seperti dikutip AFP.

    Turki menjadi salah satu negara Muslim yang sangat vokal mengutuk Israel dan membela Palestina. Sebelumnya, Erdogan telah mendeklarasikan Israel sebagai negara teroris akibat agresi brutalnya ke Gaza yang kini telah menewaskan lebih dari 15.000 orang.

    Erdogan juga menentang klaim Israel saat ini bahwa kelompok Hamas bukan lah teroris, tetapi organisasi pembebasan yang berupaya memperjuangkan dan melindungi tanah serta bangsanya sendiri.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Menteri Israel Ancam Ubrak-abrik Pemerintah Jika Agresi Gaza Berhenti

    Menteri Israel Ancam Ubrak-abrik Pemerintah Jika Agresi Gaza Berhenti

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengancam akan memecah belah pemerintah jika Tel Aviv tidak memulai kembali agresi ke Jalur Gaza Palestina.

    Ancaman itu diutarakan Ben-Gvir menyusul gencatan senjata di Jalur Gaza antara Israel dan milisi Hamas Palestina yang diperpanjang dua hari hingga Kamis (30/11).

    “Menghentikan perang = menghancurkan pemerintah,” kata Ben-Gvir dalam sebuah pernyataan pada Rabu (29/11).

    Ben-Gvir dan partainya, Otzma Yehudit, memegang enam kursi dalam koalisi pemerintah, dengan tiga menteri berada di kabinet beranggotakan 38 orang ini.

    Dikutip dari Times of Israel, ancaman pembelotan Ben-Gvir ini diprediksi tidak akan mempengaruhi kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dengan asumsi pemerintah tetap mendapat dukungan dari Partai Persatuan Nasional yang dipimpin Benny Gantz.

    Ben-Gvir juga menjadi satu dari tiga menteri kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menolak keras gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza. Dua menteri lainnya juga berasal dari partai yang sama dengan Ben-Gvir.

    Namun, Israel tetap menyepakati gencatan senjata dengan Hamas pada pekan lalu dengan bantuan Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir.

    Ben-Gvir merupakan salah satu menteri Israel yang sangat anti-Palestina. Ia dikenal kontroversial lantaran tak segan melontarkan komentar-komentar yang menyulut kemarahan warga Palestina.

    Ben-Gvir pernah menuai kecaman karena seenaknya mengunjungi Masjid Al Aqsa di Yerusalem.

    Ia pernah berseteru dengan model internasional, Bella Hadid, yang mengkritik unggahan media sosialnya. Dilansir dari Al Jazeera, Ben-Gvir menyebut Bella Hadid sebagai pembenci Israel dan menggambarkannya sebagai sosok yang rasialis.

    Ben-Gvir juga ditahan pada 2007 karena mengungkapkan hasutan rasis kepada orang-orang Arab dan mendukung kelompok yang dianggap teroris oleh Israel serta Amerika Serikat.

    Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina menuturkan bahwa terpilihnya Ben-Gvir menciptakan bencana pada konflik Palestina-Israel, dikutip dari Reuters.

    Pada perang Hamas-Israel kali ini, Ben-Gvir juga membuat keputusan kontroversial dengan memaksakan agenda supremasi Yahudinya. Agenda ini melonggarkan pembatasan senjata bagi warga Israel sehingga mereka dapat dengan mudah dapat memiliki senjata api untuk ikut berperang.

    Agresi Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu telah menewaskan lebih dari 15 ribu orang, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Tak Ada Hubungan Diplomatik, Kenapa Qatar Bisa Mediasi Israel-Hamas?

    Tak Ada Hubungan Diplomatik, Kenapa Qatar Bisa Mediasi Israel-Hamas?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel dan Hamas sepakat melakukan gencatan senjata selama empat hari pada 24-27 November lalu.

    Setelah empat hari, gencatan senjata diperpanjang lagi selama dua hari.

    Gencatan senjata ini disetujui setelah berminggu-minggu negosiasi, yang ditengahi Qatar hingga Mesir.

    Israel mau membebaskan 150 tahanan Palestina apabila Hamas melepaskan 50 sandera. Dalam kesepakatan ini, kedua belah pihak juga setuju untuk mengizinkan truk-truk bantuan kemanusiaan yang mengangkut makanan, air, hingga gas memasuki Gaza.

    Mereka juga sepakat tidak saling menyerang dan menghentikan aktivitas udara serta darat.

    Kesepakatan gencatan senjata itu pun berjalan baik hingga hari terakhir pada 27 November. Israel dan Hamas lantas kembali bernegosiasi untuk perpanjangan durasi gencatan senjata di Gaza, yang tentunya dimediasi Qatar lagi.

    Qatar lantas mengumumkan bahwa keduanya setuju memperpanjang gencatan senjata sementara selama dua hari mulai 28-19 November.

    Sejak pertama berhasil memediasi negosiasi, sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, mengucapkan terima kasih kepada Qatar karena sukses membuat kedua pihak yang bertikai itu menjatuhkan sementara senjata mereka. Ucapan itu kembali disampaikan setelah Qatar berhasil memperpanjang gencatan senjata lagi kali ini.

    Qatar nyatanya bisa melunakkan hati Israel yang dari awal ogah gencatan senjata. Hal ini menjadi sorotan lantaran Qatar selama ini tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel.

    Sementara itu, Qatar juga menyatakan tak mendukung serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.

    Lantas kenapa Qatar bisa menjadi mediator untuk Israel-Hamas?

    Qatar mampu memainkan peran ini karena menjadi rumah bagi pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah, yakni pangkalan udara Al-Udeid. Qatar bisa memediasi Israel-Hamas salah satunya karena menjalin hubungan baik dengan AS.

    Dilansir dari NPR, Qatar juga menjadi markas bagi para pemimpin Hamas. Menurut seorang pejabat Qatar yang meminta anonim, kantor politik Hamas di Doha dibuka lebih dari satu dekade lalu dengan berkoordinasi dengan AS.

    Pejabat itu menerangkan AS telah meminta Qatar untuk membangun jalur komunikasi tak langsung dengan Hamas. Hal ini dilakukan karena status Hamas yang dicap AS sebagai organisasi teroris.

    Qatar juga sudah lama menjadi tuan rumah atau pihak yang bicara langsung dengan kelompok-kelompok yang tidak ingin ditangani langsung oleh AS dan Eropa dalam negosiasi yang sulit.

    Ini membantu memberi pengaruh bagi Qatar sebagai pemain kunci di panggung global dan mempererat hubungan Qatar dengan berbagai pemain lainnya mulai dari AS hingga Iran.

    Sementara itu, pangkalan udara AS di Qatar juga digunakan oleh AS dan lainnya untuk meluncurkan serangan udara terhadap kelompok milisi di Irak dan Suriah.

    Lebih jauh, Qatar turut berperan penting dalam mengevakuasi orang-orang dari Afghanistan dua tahun lalu, selama evakuasi yang dilakukan AS dari negara itu usai Afghanistan diambil alih lagi oleh Taliban.

    Qatar pun menjadi tuan rumah pembicaraan damai antara AS dan Taliban serta pertemuan-pertemuan lainnya.

    Menurut NPR, Doha juga telah membantu membebaskan sandera Barat dari kelompok ekstremis di Suriah dan baru-baru ini menegosiasikan pertukaran tahanan pejabat tinggi antara AS dan Iran.

    Seiring dengan pengaruh Qatar ini, Presiden AS Joe Biden lantas menunjuk negara itu sebagai sekutu utama non-NATO AS.

    Akhir tahun lalu, AS menggambarkan Qatar sebagai salah satu “mitra militer terdekat Amerika Serikat di kawasan itu” dan mengatakan upaya Qatar di Gaza telah membantu menstabilkan wilayah tersebut.

    Negara Teluk pertama yang jalin hubungan dengan Israel

    Qatar adalah salah satu Negara Teluk pertama yang menjalin hubungan dagang resmi dengan Israel pada 1990-an.

    Namun demikian, kantor Israel di Doha ditutup permanen setelah perang Israel di Gaza pada 2009, yang disebut sebagai Operasi Cast Lead atau Pembantaian Gaza.

    Sejak saat itu, Qatar tak menjalin hubungan resmi apa pun dengan Israel.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]