Kasus: Teroris

  • Serangan AS Tewaskan Pemimpin Senior Kelompok Militan di Suriah

    Serangan AS Tewaskan Pemimpin Senior Kelompok Militan di Suriah

    Jakarta

    Pasukan Amerika Serikat (AS) menewaskan seorang pemimpin senior kelompok militan yang berafiliasi dengan Al-Qaeda dalam sebuah serangan di Suriah pada hari Jumat (23/8) waktu setempat.

    Serangan tersebut menargetkan Abu Abdul Rahman al-Makki, yang merupakan “anggota Dewan Syura Hurras al-Din dan pemimpin senior yang bertanggung jawab untuk mengawasi operasi teroris dari Suriah,” kata Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) dalam sebuah unggahan di media sosial, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (24/8/2024).

    “Hurras al-Din adalah pasukan yang berafiliasi dengan Al-Qaeda yang bermarkas di Suriah yang memiliki aspirasi global yang sama dengan Al-Qaeda untuk melakukan serangan terhadap kepentingan AS dan Barat,” kata CENTCOM.

    Kelompok pemantau perang, Syrian Observatory for Human Rights sebelumnya mengatakan bahwa serangan drone terhadap sepeda motor di pedesaan Idlib telah menewaskan Makki, yang katanya adalah warga negara Saudi.

    Militer AS memiliki sekitar 900 tentara di Suriah sebagai bagian dari koalisi internasional melawan kelompok ISIS. Koalisi tersebut dibentuk pada tahun 2014 untuk membantu memerangi para militan ISIS, yang telah menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah.

    Pasukan Amerika secara berkala melakukan serangan di Suriah yang menargetkan militan dari ISIS — yang kini telah kehilangan wilayah yang pernah dikuasainya — dan kelompok-kelompok ekstremis lain yang dianggap menimbulkan ancaman.

    (ita/ita)

  • Panas! 1 Tentara Israel-2 Petempur Hizbullah Tewas dalam Pertempuran

    Panas! 1 Tentara Israel-2 Petempur Hizbullah Tewas dalam Pertempuran

    Beirut

    Seorang tentara Israel dan dua petempur Hizbullah tewas dalam pertempuran lintas perbatasan yang terjadi pada Senin (19/8) waktu setempat. Tentara Israel itu tewas dalam pertempuran di dekat perbatasan, sedangkan petempur Hizbullah kehilangan nyawa akibat gempuran Tel Aviv di perbatasan Lebanon.

    Militer Israel dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (20/8/2024), melaporkan seorang tentaranya yang merupakan anggota Unit Pelacak Bedouin tewas setelah “terjatuh dalam pertempuran di wilayah Israel bagian utara”.

    Hizbullah, dalam pernyataan terpisah, mengakui dua petempurnya “martir”, setelah Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan serangan udara Israel menewaskan dua orang di desa perbatasan Hula.

    Militer Israel mengatakan Angkatan Udaranya menyerang “para teroris Hizbullah” di wilayah Hula dan menargetkan “struktur militer Hizbullah” di wilayah lainnya di Lebanon bagian selatan.

    Sedangkan Hizbullah mengklaim pasukannnya melancarkan “serangan udara secara serentak” dengan “drone-drone bermuatan peledak” terhadap dua posisi militer Israel, yakni sebuah barak di dekat perbatasan utara Israel dan sebuah pangkalan di dekat kota pesisir Acre yang berjarak 15 kilometer dari perbatasan.

    Disebutkan oleh militer Israel, dalam pernyataannya, bahwa “sejumlah target udara mencurigakan teridentifikasi melintas (perbatasan) dari Lebanon”.

    Sistem pertahanan udara, menurut militer Tel Aviv, telah “mencegat beberapa target (di udara), dan lainnya terjatuh” di area Yaara.

    Kelompok Hizbullah yang bermarkas di Lebanon bagian selatan terlibat serangan lintas perbatasan hampir setiap hari setelah perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Hizbullah yang didukung Iran menyebut serangannya sebagai dukungan untuk sekutunya Hamas yang berperang melawan Tel Aviv.

    Lihat juga Video: Terekam CCTV! Detik-detik Bom Bunuh Diri Meledak di Israel

    Situasi semakin tegang setelah pembunuhan komandan senior Hizbullah Fuad Shukr di Beirut pada 30 Juli dan pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli lalu. Israel mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan Shukr, tapi tidak berkomentar apa pun atas kematian Haniyeh.

    Hizbullah, Hamas dan Iran bersumpah untuk melancarkan pembalasan terhadap Israel atas kematian Shukr dan Haniyeh. Hal tersebut semakin menambah kekhawatiran akan terjadinya perang yang meluas di kawasan Timur Tengah, setelah perang berkecamuk di Jalur Gaza selama lebih dari 10 bulan terakhir.

    Sementara itu, menurut penghitungan AFP, serangan lintas perbatasan telah menewaskan sedikitnya 584 orang di Lebanon, dengan sebagian besar merupakan para petempur Hizbullah. Sekitar 128 korban tewas lainnya merupakan warga sipil di Lebanon.

    Di kubu Israel, termasuk area Dataran Tinggi Golan — wilayah Suriah yang dikuasai Tel Aviv, menurut data militer, sedikitnya 23 tentara dan 26 warga sipil tewas.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Koridor Ekonomi China Picu Protes Massal di Pakistan

    Koridor Ekonomi China Picu Protes Massal di Pakistan

    Jakarta

    Bulan Juni lalu, media-media Cina melaporkan betapa bandara internasional yang dibangun perusahaan Tiongkok sudah siap untuk diresmikan di Gwadar, kota pelabuhan di provinsi Balochistan yang bergolak di Pakistan.

    Menurut kabar yang beredar, bandara tersebut akan segera diserahkan kepada pemerintah setempat tahun ini.

    New Gwadar International Airport merupakan bagian dari proyek Koridor Ekonomi Cina-Pakistan, CPEC, kumpulan proyek infrastruktur dan jalur dagang milik Cina yang dikenal sebagai Inisiatif Sabuk dan Jalan, BRI.

    Meski diyakini akan meningkatkan konektivitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi, banyak penduduk di Gwadar menentang pembangunan bandara baru.

    Sejak beberapa hari terakhir, suku mayoritas Baloch menggalang protes besar-besaran terhadap apa yang mereka anggap sebagai eksploitasi sumber daya alam yang tidak adil.

    Protes massal di Balochistan

    Adalah Komite Baloch Yakjehti, BYC, sebuah kelompok hak advokasi etnis Baloch, yang memobilisasi warga dan menggelar demonstrasi besar-besaran di seluruh Balochistan.

    Mahrang Baloch, ketua BYC, mengatakan kepada DW bahwa mereka mengorganisir “gerakan melawan genosida terhadap etnis Baloch,” ujarnya, sembari menuduh otoritas Pakistan melakukan ribuan penghilangan paksa dan pembunuhan di luar hukum.

    Namun, militer Pakistan melabeli BYC sebagai „kelompok proksi” untuk organisasi teroris dan mafia kriminal.

    “Strategi mereka adalah mengumpulkan massa dengan dana asing, memicu keresahan di antara masyarakat, menantang otoritas pemerintah melalui pelemparan batu, vandalisme, dan mengajukan tuntutan yang tidak masuk akal,” kata Ahmed Sharif Chaudhry, kepala sayap media militer, kepada wartawan minggu lalu.

    “Namun ketika negara mengambil tindakan, mereka memosisikan diri sebagai korban yang tidak bersalah,” tambahnya.

    Peran penting Gwadar dalam CPEC

    Cina mencanangkan proyek CPEC pada tahun 2015 dengan tujuan untuk memperluas hubungan dagang dan memperdalam pengaruhnya di Pakistan, serta di seluruh Asia Tengah dan Selatan.

    Ide di balik proyek ini adalah untuk menghubungkan provinsi Xinjiang di bagian barat Cina dengan laut melalui Pakistan.

    Jalur tersebut akan memperpendek rute perdagangan bagi Cina dan membantu menghindari titik rawan Selat Malaka yang kontroversial, jalur air sempit antara Malaysia dan Sumatra yang menghubungkan Samudra Hindia dan Pasifik.

    Sementara itu, Pakistan akan diuntungkan dari peningkatan perdagangan, infrastruktur, dan industri di sepanjang koridor sepanjang 2.000 kilometer, yang semuanya dibiayai oleh Beijing.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Gwadar, kota nelayan kecil di Balochistan, memainkan peran penting dalam proyek ini. Kota ini dipilih untuk menghubungkan koridor tersebut dengan jaringan pelayaran global. Gwadar terletak dekat dengan Selat Hormuz dan perbatasan Iran.

    Pelabuhan laut dalam di Gwadar rampung dibangun pada tahun 2007 dan diserahkan kepada perusahaan operator Cina pada tahun 2013.

    Pelabuhan ini akan diintegrasikan ke dalam zona ekonomi khusus baru yang akan mengubah Gwadar menjadi pusat perdagangan baru di tepi Laut Arab

    Situasi keamanan ‘tidak stabil’

    Meski menjadi tujuan investasi Cina, Balochistan tetap menjadi provinsi termiskin dan berpenduduk paling sedikit di Pakistan.

    Selama beberapa dekade terakhir, kelompok pemberontak melancarkan perlawanan separatisme. Mereka menuduh bahwa Islamabad dan pemerintah provinsi Punjab yang lebih kaya telah mengeksploitasi sumber daya Balochistan secara tidak adil.

    Islamabad selama ini mencoba mengakhiri pemberontakan tersebut secara militer.

    Kelompok hak asasi manusia mengkritik tajam tindakan otoritas Pakistan di provinsi tersebut. Ada banyak laporan tentang pelanggaran hak asasi manusia yang serius yang dilakukan oleh militer dan badan intelijen negara.

    Suku etnis Baloch khawatir bahwa investasi Cina di Gwadar akan turut mengeksploitasi sumber daya alam. Sebabnya, kelompok separatis Baloch juga menargetkan proyek dan tenaga kerja Cina yang terlibat dalam pembangunan CPEC.

    Situasi keamanan di Balochistan tetap mengkhawatirkan, dengan 248 insiden terkait terorisme dilaporkan dalam tujuh bulan pertama tahun ini, menurut South Asia Terrorism Portal.

    Qamar Cheema, seorang analis pertahanan, menggambarkan situasi keamanan provinsi tersebut sebagai “tidak stabil,” mengutip serangan militan yang merajalela terhadap instalasi militer.

    “Untuk menanggulangi situasi ini, di mana Beijing telah berinvestasi besar-besaran, perlu ada perdamaian dan stabilitas, dan negara harus bertindak untuk mengendalikan situasi,” katanya kepada DW.

    Antipati etnis Baloch

    Sejumlah analis meyakini, protes massal baru-baru ini di Balochistan menyoroti meningkatnya ketidakpuasan di kalangan penduduk setempat.

    “Keterlibatan Cina tidak mempertimbangkan secara memadai ketegangan yang sudah ada sebelumnya di Gwadar antara warga Baloch dan pemerintah Pakistan. Akibatnya, Beijing terjerat dalam konflik antara warga Baloch dan Islamabad,” kata Malik Siraj Akbar, seorang analis politik, kepada DW.

    Kiyya Baloch, seorang jurnalis dan komentator yang telah meliput Balochistan secara luas, mengatakan kepada DW bahwa gerakan Baloch terbaru yang dipimpin BYC menentang kebijakan Beijing dan Islamabad terhadap Gwadar.

    “Satu dekade setelah peluncuran CPEC, janji untuk mengubah Gwadar menjadi kota yang mirip dengan Shenzhen, Hong Kong, atau Dubai belum terpenuhi,” katanya.

    Baloch menambahkan bahwa protes tersebut “unik,” mengacu pada jumlah perempuan yang ikut serta dalam protes tersebut yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    “Belum pernah sebelumnya begitu banyak perempuan turun ke jalan untuk menuntut hak-hak mereka, tidak hanya di Balochistan tetapi di seluruh wilayah ini.”

    (rzn/hp)


    (ita/ita)

  • Sayap Bersenjata Hamas Klaim Dalangi Ledakan Bom di Tel Aviv Israel

    Sayap Bersenjata Hamas Klaim Dalangi Ledakan Bom di Tel Aviv Israel

    Jakarta

    Sayap bersenjata kelompok Hamas, Brigade Al-Qassam pada hari Senin (19/8) mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom mematikan di Tel Aviv, Israel pada hari Minggu (18/8).

    Brigade Al-Qassam mengatakan bahwa mereka melakukan operasi militer tersebut bekerja sama dengan sayap bersenjata gerakan Jihad Islam, Brigade Al Quds.

    Dilansir Al Arabiya dan Reuters, Senin (19/8/2024), dalam sebuah pernyataan, Brigade Al-Qassam mengatakan bahwa mereka “melaksanakan operasi bunuh diri yang terjadi pada Minggu malam di kota Tel Aviv”.

    Brigade Al-Qassam pun mengancam akan melakukan lebih banyak serangan seperti itu di Israel “selama pembantaian, pemindahan warga sipil, dan kebijakan pembunuhan terus berlanjut”.

    Polisi Israel dan badan intelijen domestik Israel, Shin Bet menyebut ledakan bom di Tel Aviv pada hari Minggu malam waktu setempat tersebut sebagai serangan teroris.

    Pria yang membawa bom, yang meledak di dekat sebuah sinagoge, tewas dan seorang pejalan kaki terluka, menurut polisi di tempat kejadian.

    “Sekarang dapat dipastikan bahwa ini adalah serangan teror,” kata polisi Israel dan Shin Bet dalam pernyataan bersama pada hari Senin.

    Ledakan bom tersebut terjadi sekitar satu jam setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken tiba di Tel Aviv untuk mendorong gencatan senjata di Gaza, yang akan mengakhiri perang 10 bulan antara Israel dan Hamas.

    Ada peningkatan urgensi untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di tengah kekhawatiran akan eskalasi di seluruh wilayah yang lebih luas. Iran telah mengancam akan membalas Israel setelah pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada tanggal 31 Juli lalu.

    Israel belum mengklaim bertanggung jawab atas kematiannya.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Pria Israel Tewas dalam Serangan di Tepi Barat

    Pria Israel Tewas dalam Serangan di Tepi Barat

    Jakarta

    Serangan di permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki, menewaskan seorang pria Israel. Serangan ini terjadi tiga hari setelah serangan mematikan di sebuah desa Palestina di dekatnya.

    “Setelah beberapa kali upaya untuk menyelamatkan nyawanya, dokter harus menyatakan kematian seorang pria yang terluka parah dalam sebuah serangan di Samaria (Tepi Barat yang diduduki),” kata Rumah Sakit Beilinson dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Senin (19/8/2024).

    Militer Israel mengatakan seorang “teroris” telah “menyerang seorang warga sipil, mencuri senjatanya dan melarikan diri” di permukiman Kedumim, di Tepi Barat utara.

    Pejabat-pejabat setempat mengidentifikasi korban sebagai penduduk permukiman yang dekat dengan desa Jit.

    Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa para pemukim Yahudi membunuh seorang pria Palestina berusia 23 tahun dalam sebuah serangan di Jit pada hari Kamis lalu.

    Warga setempat mengatakan bahwa sekitar 100 pemukim bersenjatakan pisau dan senjata api membakar mobil dan rumah dalam serangan tersebut. Serangan itu dikutuk keras oleh para pejabat Israel, Amerika Serikat, serta Perserikatan Bangsa-Bangsa dan negara-negara Eropa.

    Sejak serangan besar-besaran Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, kekerasan telah berkobar di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki oleh Israel sejak tahun 1967.

    Permukiman di Tepi Barat dianggap ilegal menurut hukum internasional.

    Sejak tanggal 7 Oktober, setidaknya 635 warga Palestina telah tewas di Tepi Barat oleh pasukan atau pemukim Israel, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Palestina.

    Selama periode yang sama, setidaknya 19 warga Israel, termasuk tentara, telah tewas dalam serangan Palestina, menurut angka resmi Israel.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Kesaksian Warga Palestina Disiksa di Penjara Israel: Dipukuli Habis-habisan

    Kesaksian Warga Palestina Disiksa di Penjara Israel: Dipukuli Habis-habisan

    Jakarta

    Peringatan: Artikel ini berisi detail yang mungkin mengganggu kenyamanan Anda.

    Organisasi hak asasi manusia terkemuka di Israel mengatakan puluhan tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel mengalami penyiksaan dan kondisi mereka semakin memburuk sejak pertikaian tak berkesudahan di Gaza sejak Oktober 2023.

    Laporan B’tselem yang bertajuk Welcome to Hell, memuat kesaksian dari 55 tahanan Palestina yang baru saja dibebaskan. Mereka menggambarkan memburuknya kondisi di dalam penjara secara dramatis sejak dimulainya pertikaian di Gaza sejak 10 bulan lalu.

    Ini adalah laporan terbaru dari serangkaian laporan, termasuk laporan PBB, yang berisi tuduhan mengejutkan mengenai penyiksaan yang ditujukan terhadap tahanan Palestina.

    B’tselem mengatakan kesaksian yang dikumpulkan para peneliti sangat konsisten.

    “Semuanya berkali-kali menyampaikan hal yang sama kepada kami,” kata Yuli Novak, direktur eksekutif B’tselem.

    “Penganiayaan yang terus-menerus, kekerasan sehari-hari, kekerasan fisik dan kekerasan mental, penghinaan, kurang tidur, orang-orang kelaparan.”

    ‘Sel yang penuh sesak dan kotor’

    Sejak serangan mematikan Hamas pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan warga negara asing, jumlah tahanan Palestina meningkat dua kali lipat menjadi sekitar 10.000.

    Penjara-penjara Israel sebagian dijalankan oleh tentara, sisanya dikelola oleh petugas penjara sudah kewalahan.

    Penjara penuh sesak. Satu sel diisi puluhan narapidana yang dirancang untuk menampung tidak lebih dari enam orang.

    Laporan B’tselem menggambarkan sel-sel yang penuh sesak dan kotor, tempat beberapa narapidana terpaksa tidur di lantai, terkadang tanpa kasur atau selimut.

    Beberapa tahanan ditangkap segera setelah serangan Hamas. Yang lainnya ditangkap di Gaza ketika invasi Israel sedang berlangsung, atau ditangkap di Israel dan Tepi Barat yang diduduki.

    Banyak di antara mereka yang kemudian dibebaskan tanpa dakwaan.

    BBCFiras Hassan mengatakan “hidupnya berubah total” ketika menjadi tahanan di penjara Israel setelah serangan 7 Oktober

    Firas Hassan sudah dipenjara pada Oktober, dan ditahan di bawah “penahanan administratif”, sebuah tindakan yang memungkinkan tersangka meskipun banyak diterapkan pada warga Palestina dapat ditahan, tanpa batas waktu, tanpa dakwaan.

    Israel mengatakan bahwa penerapan kebijakan tersebut diperlukan dan mematuhi hukum internasional.

    Firas mengatakan dia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana kondisi memburuk dengan cepat setelah tanggal 7 Oktober.

    “Hidup berubah total,” katanya kepada saya ketika kami bertemu di Tuqu’, sebuah desa di Tepi Barat di selatan Bethlehem.

    “Saya menyebut apa yang terjadi sebagai tsunami.”

    Hassan telah keluar masuk penjara sejak awal tahun sembilan puluhan, dua kali dituduh menjadi anggota Jihad Islam Palestina kelompok milisi yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Israel dan sebagian besar negara Barat.

    Dia tidak merahasiakan afiliasi masa lalunya, dengan mengatakan bahwa dia pernah “aktif”.

    Baca juga:

    Familier dengan kerasnya kehidupan di penjara, ia mengatakan bahwa ia tidak mempersiapkan apa pun untuk menghadapi apa yang terjadi ketika petugas memasuki selnya dua hari setelah tanggal 7 Oktober.

    “Kami dipukuli habis-habisan oleh 20 petugas, pria bertopeng menggunakan pentungan dan tongkat, anjing dan senjata api,” katanya.

    “Kami diikat dari belakang, mata kami ditutup, dan dipukuli dengan kejam. Darah mengucur dari wajah saya. Mereka terus memukuli kami selama 50 menit. Saya melihat mereka dari bawah penutup mata. Mereka merekam kami sambil memukuli kami.”

    Hassan akhirnya dibebaskan, tanpa dakwaan, pada April silam, dan saat itu dia mengatakan bahwa dia telah kehilangan 20kg berat badan nya.

    Sebuah video yang direkam pada hari pembebasannya menunjukkan sosok kurus.

    “Saya pernah menghabiskan 13 tahun di penjara,” katanya kepada peneliti B’tselem pada akhir bulan itu, “dan tidak pernah mengalami hal seperti itu.”

    BBCSari Khourieh, seorang warga Arab Israel, mengatakan tidak ada hukum atau ketertiban di dalam penjara Israel utara tempat dia ditahan selama 10 hari.

    Namun bukan hanya warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat yang berbicara tentang penyiksaan di penjara-penjara Israel.

    Warga negara Israel keturunan Arab, seperti Sari Khourieh, yang berprofesi sebagai pengacara, mengatakan hal itu juga terjadi pada mereka.

    Khourieh ditahan di Penjara Megiddo di Israel utara selama 10 hari pada bulan November lalu. Polisi mengatakan bahwa dua unggahan di akun Facebook miliknya mengagung-agungkan tindakan Hamas tuduhan yang segera dibantahnya.

    Namun pengalaman singkatnya di penjara yang pertama hampir menghancurkannya.

    “Mereka kehilangan akal,” katanya tentang pemandangan yang dia saksikan di Megiddo.

    “Tidak ada hukum. Tidak ada ketertiban di dalam.”

    Baca juga:

    Khourieh mengatakan dia terhindar dari penyiksaan terburuk. Namun dia mengaku terkejut dengan perlakuan yang diterima sesama narapidana.

    “Mereka memukuli mereka dengan kejam tanpa alasan,” katanya kepada kami.

    “Mereka berteriak, ‘kami tidak melakukan apa-apa. Anda tidak perlu memukul kami.’”

    Saat berbicara dengan tahanan lain, dia segera mengetahui bahwa apa yang dilihatnya tidak normal.

    “Itu bukanlah perlakuan terbaik sebelum 7 Oktober, kata mereka kepada saya, namun setelahnya semuanya berbeda.”

    Saat berada di sel isolasi yang dikenal oleh para tahanan sebagai Tora Bora (merujuk pada jaringan gua al-Qaeda di Afghanistan), Khourieh mengatakan dia mendengar seorang narapidana yang dipukuli memohon bantuan medis di sel yang berdekatan.

    Menurut Khourieh, dokter mencoba menyelamatkannya, namun dia meninggal tak lama kemudian.

    Menurut laporan PBB, “pengumuman oleh Layanan Penjara Israel (IPS) dan organisasi tahanan menunjukkan bahwa 17 warga Palestina telah tewas dalam tahanan IPS antara tanggal 7 Oktober dan 15 Mei”.

    Sementara itu, pengacara militer Israel mengatakan pada tanggal 26 Mei bahwa mereka sedang menyelidiki kematian 35 tahanan Gaza dalam tahanan tentara.

    Beberapa bulan setelah pembebasan Khourieh sekali lagi, tanpa dakwaan pengacara tersebut masih kesulitan memahami apa yang ia saksikan di Megiddo.

    “Saya orang IsraelSaya seorang pengacara,” katanya kepada kami.

    “Saya telah melihat dunia di luar penjara. Sekarang saya di dalam. Saya melihat dunia lain.”

    Baca juga:

    Keyakinannya terhadap kewarganegaraan dan supremasi hukum, katanya, telah hancur.

    “Semuanya hancur setelah pengalaman ini.”

    Kami menyampaikan klaim mengenai penganiayaan yang meluas terhadap tahanan Palestina kepada pihak berwenang yang terlibat.

    Tentara mengatakan mereka “menolak tuduhan terang-terangan mengenai penganiayaan sistematis terhadap tahanan”.

    “Keluhan nyata mengenai pelanggaran atau kondisi penahanan yang tidak memuaskan,” kata pihak militer kepada kami, “akan diteruskan ke badan terkait di IDF, dan ditangani sebagaimana mestinya.”

    Sementara itu, layanan penjara mengatakan mereka “tidak mengetahui klaim yang Anda jelaskan, dan sejauh yang kami tahu, tidak ada kejadian seperti itu yang terjadi”.

    Channel 13The Israeli Prison Service denies the allegations of abuse, saying “no such events have occurred”

    Sejak 7 Oktober, Israel menolak memberikan akses terhadap tahanan Palestina kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC), sebagaimana diwajibkan oleh hukum internasional.

    Tidak ada penjelasan yang diberikan atas penolakan ini, namun pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sering mengungkapkan rasa frustrasinya atas kegagalan ICRC dalam mendapatkan akses terhadap sandera Israel dan sandera lainnya yang ditahan di Gaza.

    Asosiasi Hak Sipil di Israel (ACRI) menuduh pemerintah “secara sadar menentang hukum internasional”.

    Perlakuan terhadap tahanan Palestina memicu kemarahan publik, ketika para demonstran sayap kanan termasuk anggota parlemen Israel berusaha keras untuk mencegah penangkapan tentara yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap seorang tahanan dari Gaza di pangkalan militer Sde Teiman.

    Beberapa dari mereka yang melakukan protes adalah pengikut menteri keamanan garis keras Israel, Itamar Ben Gvir, orang yang bertanggung jawab atas layanan penjara.

    Ben Gvir sering berkoar-koar bahwa di bawah pengawasannya, kondisi para tahanan Palestina semakin memburuk.

    “Saya bangga bahwa pada masa saya, kami telah mengubah semua kondisi,” katanya kepada anggota parlemen Israel, Knesset, dalam sesi di parlemen pada Juli.

    Bagi B’Tselem, Ben Gvir memikul tanggung jawab yang berat atas pelanggaran yang kini dilaporkan.

    “Sistem ini berada di tangan kelompok sayap kanan, menteri paling rasis yang pernah dimiliki Israel,” kata Yuli Novak kepada kami.

    Baginya, perlakuan Israel terhadap tahanan, setelah peristiwa traumatis tanggal 7 Oktober, merupakan indikator berbahaya dari kemerosotan moral bangsa.

    “Trauma dan kecemasan menyertai kita setiap hari,” katanya.

    “Tetapi membiarkan hal ini mengubah kita menjadi sesuatu yang tidak manusiawi, tidak melihat manusia, menurut saya tragis.”

    (ita/ita)

  • Konser Taylor Swift di Austria Batal Usai 2 Simpatisan ISIS Ditangkap

    Konser Taylor Swift di Austria Batal Usai 2 Simpatisan ISIS Ditangkap

    Jakarta

    Konser Taylor Swift batal digelar di Wina, Austria. Pembatalan konser ini dilakukan setelah pihak berwenang Austria menangkap simpatisan ISIS yang diduga merencanakan serangan di konser Taylor Swift tersebut.

    “Dengan konfirmasi dari pejabat pemerintah mengenai rencana serangan teroris di Stadion Ernst Happel, kami tidak punya pilihan selain membatalkan tiga jadwal konser demi keselamatan semua orang,” kata Barracuda Music dilansir AFP, Kamis (8/8/2024).

    Penyelenggara konser mengatakan semua pemegang tiket akan menerima pengembalian uang. Diketahui, ada sekitar 65.000 penonton yang sudah membeli konser Taylor Swift selama tiga hari itu.

    Sebelumnya, pihak berwenang Austria menangkap seorang remaja berusia 19 tahun yang merupakan kelompok simpatisan ISIS. Pria tersebut diduga merencanakan serangan di Wina dan menargetkan konser Taylor Swift yang akan diselenggarakan selama tiga hari.

    Kepala Keamanan Austria Franz Ruf mengatakan pria tersebut baru-baru ini berbaiat ISIS. Saat ini pria tersebut ditahan.

    “Kami telah menetapkan tindakan persiapan yang sesuai dan juga ada fokus pelaku berusia 19 tahun pada konser Taylor Swift di Wina,” kata Ruf.

    Dia mengatakan ada bahan kimia disita di rumah tersangka. Selain menangkap pria tersebut, orang yang diyakini telah melakukan kontak dengan tersangka juga ditangkap di Wina.

    Diketahui, Austria pernah mengalami serangan kelompok ISIS pada November 2020, ketika seorang terpidana simpatisan ISIS melakukan penembakan di pusat kota Wina. Peristiwa itu menewaskan empat orang dan melukai 23 lainnya sebelum polisi menembaknya hingga tewas.

    (zap/fas)

  • Meta Minta Maaf Usai Hapus Postingan PM Malaysia Soal Pemimpin Hamas

    Meta Minta Maaf Usai Hapus Postingan PM Malaysia Soal Pemimpin Hamas

    Kuala Lumpur

    Raksasa teknologi, Meta, yang merupakan pemilik Facebook dan Instagram, meminta maaf karena sempat menghapus postingan media sosial (medsos) Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim saat mengucapkan duka cita untuk pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh yang dibunuh di Iran pekan lalu.

    Seperti dilansir AFP, Selasa 96/8/2024), permintaan maaf ini disampaikan ke publik pada Selasa (6/8) setelah kantor PM Malaysia memanggil perwakilan Meta untuk meminta kejelasan soal alasan postingan Facebook dan Instagram pada akun Anwar Ibrahim soal kematian Haniyeh dihapus.

    Meta merupakan induk perusahaan dari dua platform media sosial populer tersebut. Dalam permintaan maafnya, Meta menyebut penghapusan postingan medsos Anwar Ibrahim itu sebagai “kesalahan operasional”.

    “Kami meminta maaf atas kesalahan operasional di mana konten dari halaman Facebook dan Instagram milik Perdana Menteri dihapus,” ucap Meta dalam pernyataannya yang dikirim melalui email kepada AFP.

    “Kontennya telah dipulihkan dengan label layak diberitakan yang benar,” imbuh pernyataan tersebut.

    Haniyeh, yang menjabat pemimpin biro politik Hamas, tewas dalam serangan yang menghantam kediamannya di Teheran pada Rabu (31/7) pekan lalu. Baik Hamas maupun Iran meyakini Israel sebagai dalang serangan yang menewaskan Haniyeh dan seorang pengawalnya itu.

    Tel Aviv sendiri belum memberikan komentar langsung soal kematian Haniyeh.

    Postingan medsos Anwar Ibrahim menyertakan video yang menunjukkan sang PM Malaysia sedang melakukan panggilan telepon dengan seorang pejabat Hamas dan menyampaikan belasungkawa untuk kematian Haniyeh.

    Di Instagram, terdapat catatan dari Meta untuk postingan Anwar Ibrahim soal Haniyeh tersebut, yang menyatakan bahwa postingan tersebut dihapus karena dikaitkan dengan “individu dan organisasi berbahaya”.

    Kantor PM Malaysia menggambarkan penghapusan postingan itu oleh Meta sebagai “penindasan terang-terangan terhadap kebebasan berekspresi” dan menuntut permintaan maaf dari raksasa teknologi tersebut.

    Pekan lalu, Anwar Ibrahim menuduh Meta sebagai “pengecut” karena menghapus postingannya.

    Kelompok Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat (AS), Israel dan Uni Eropa.

    Anwar Ibrahim selalu membela hubungan yang dijalin oleh Malaysia dengan Hamas, yang didukung Iran, yang melancarkan serangan mematikan terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu hingga memicu perang di Jalur Gaza. Pada Mei tahun ini, Anwar Ibrahim bertemu dengan Haniyeh saat berkunjung ke Qatar.

    Dalam kunjungannya ke Jerman pada Maret lalu, Anwar menegaskan bahwa Malaysia menjalin hubungan dengan sayap politik Hamas, bukan dengan sayap bersenjata kelompok yang menguasai Jalur Gaza tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • 9 Staf UNRWA Dipecat Atas Dugaan Terlibat Serangan Hamas ke Israel

    9 Staf UNRWA Dipecat Atas Dugaan Terlibat Serangan Hamas ke Israel

    Gaza City

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut sembilan staf Badan Bantuan dan Pekerja untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mungkin memang terlibat dalam serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. PBB menegaskan sembilan staf UNRWA itu akan dipecat.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (6/8/2024), hal tersebut diungkapkan dalam laporan Kantor Layanan Pengawasan Internal PBB atau OIOS yang dirilis pada Senin (5/8) waktu setempat. OIOS telah menyelesaikan penyelidikan terhadap dugaan keterlibatan 19 anggota staf UNRWA dalam serangan Hamas tersebut.

    “Untuk sembilan orang, buktinya cukup untuk menyimpulkan bahwa mereka mungkin terlibat dalam serangan 7 Oktober,” sebut wakil juru bicara PBB, Farhan Haq, dalam pernyataannya.

    “OIOS membuat temuan terkait 19 anggota staf UNRWA yang diduga terlibat dalam serangan tersebut,” katanya.

    “Dalam satu kasus, OIOS tidak memperoleh bukti yang mendukung tuduhan keterlibatan staf, sedangkan dalam sembilan kasus lainnya, bukti yang diperoleh OIOS tidak cukup untuk mendukung keterlibatan staf,” jelas Haq dalam pernyataannya.

    Disebutkan oleh Haq bahwa sembilan staf UNRWA, yang menurut penyelidikan terbukti mungkin terlibat dalam serangan Hamas tersebut, semuanya berjenis kelamin laki-laki. Dia tidak memberikan informasi detail soal apa yang mungkin telah mereka lakukan atau apa peran mereka.

    “Bagi kami, partisipasi apa pun dalam serangan ini adalah pengkhianatan besar terhadap pekerjaan yang seharusnya kami lakukan atas nama rakyat Palestina,” tegasnya.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut UNRWA telah mencapai “level terendah baru”.

    “Badan ‘bantuan’ Anda secara resmi telah mencapai titik terendah, dan inilah saatnya dunia melihat wajah Anda yang sebenarnya,” sebut juru bicara internasional militer Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani, dalam pernyataan via media sosial X.

    PBB meluncurkan penyelidikan setelah Israel menuduh 12 staf UNRWA terlibat dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang menewaskan 1.200 orang di Israel dan memicu perang tanpa henti di Jalur Gaza.

    Israel meningkatkan tuduhannya pada Maret lalu, dengan menyebut lebih dari 450 staf UNRWA merupakan anggota militer dalam kelompok-kelompok teroris Gaza. UNRWA mempekerjakan 32.000 orang di seluruh wilayah operasinya, dengan 13.000 orang di antaranya bertugas di wilayah Jalur Gaza.

    UNRWA mengatakan pada Maret lalu bahwa beberapa staf yang dibebaskan dari tahanan Israel ke Jalur Gaza, dilaporkan telah ditekan oleh otoritas Israel untuk menyampaikan pernyataan palsu soal badan tersebut memiliki hubungan dengan Hamas dan bahwa staf badan tersebut ikut serta dalam serangan 7 Oktober.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Demo Maut Akhiri 15 Tahun Kekuasaan PM Bangladesh Sheikh Hasina

    Demo Maut Akhiri 15 Tahun Kekuasaan PM Bangladesh Sheikh Hasina

    Jakarta

    “Satu, dua, tiga, empat, Sheikh Hasina adalah seorang diktator!”

    Kata-kata tersebut telah menjadi seruan bagi generasi muda Bangladesh dalam beberapa pekan terakhir dan pada Senin (05/08) kemarahan mereka akhirnya mengakhiri 15 tahun pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina.

    Hasina yang berusia 76 tahun telah memerintah negara Asia Selatan berpenduduk 170 juta jiwa itu dengan tangan besi sejak 2009.

    Sebulan lalu, gelombang demonstrasi menuntut pengunduran dirinya adalah hal yang tidak terpikirkan. Namun pada Senin (05/08), Hasina di ujung tanduk.

    Sudah beberapa hari sejak pengadilan tinggi membatalkan kuota pekerjaan yang awalnya memicu protes pada awal Juli, namun pergolakan terus berlanjut, berubah menjadi gerakan anti-pemerintah yang menghendaki Hasina lengser dari kekuasaan.

    Bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi yang menelan puluhan korban jiwa pada Minggu (04/08) menjadi penentu.

    Getty ImagesSebuah toko pakaian dilaporkan dibakar oleh sekelompok penjahat tak dikenal di Dhaka pada tanggal 4 Agustus 2024.

    Kritikus menyebutnya sebagai “pembantaian”, meskipun Hasina tetap pada pendiriannya.

    Namun, puluhan ribu orang turun ke jalan pada Senin (05/08), banyak dari mereka menuju ibu kota Dhaka, melanggar jam malam nasional.

    Tampaknya warga Bangladesh tidak lagi takut terhadap peluru. Apa yang tadinya merupakan gerakan politik kini menjadi pemberontakan massal.

    Keputusan Hasina untuk melarikan diri juga dipercepat oleh militer, yang memberikan tekanan padanya untuk mundur.

    Getty ImagesSeorang pelajar Bangladesh mengibarkan bendera selama unjuk rasa di Dhaka, Bangladesh, pada tanggal 3 Agustus 2024.

    Tentara, yang pernah memerintah Bangladesh di masa lalu dan masih sangat dihormati, memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap politik negara tersebut.

    Kekerasan yang terjadi pada akhir pekan serta prospek menghadapi gelombang protes besar-besaran akan membuat pihak militer mempertimbangkan kembali pilihan-pilihan mereka.

    Perwira junior telah menyampaikan kekhawatiran mereka ketika diminta menembaki warga sipil dalam pertemuan dengan panglima militer, Jenderal Waker-Uz-Zaman, pada Jumat (02/08).

    Apa yang akan terjadi masih belum jelas, namun Jenderal Zaman sedang melakukan pembicaraan dengan “berbagai pemangku kepentingan”, termasuk partai oposisi dan kelompok masyarakat sipil untuk mencari solusi “sementara”, kata sumber tingkat tinggi yang mengetahui masalah tersebut kepada BBC.

    Baca juga:

    Tidak mengherankan jika Hasina melarikan diri ke India. Belum jelas nasihat apa yang dia terima dari seberang perbatasan, namun negara tetangga Bangladesh ini telah menjadi sekutu penting Hasina selama ini.

    Hal inilah yang menyebabkan, ketika popularitasnya menurun, sentimen yang kuat terhadap India tumbuh di Bangladesh.

    Delhi selalu memandang kedudukannya di Bangladesh sebagai kunci keamanan tujuh negara bagian yang terkurung daratan di timur laut India, yang sebagian besar berbatasan dengan Bangladesh.

    Hasina telah memberikan hak transit kepada India untuk memastikan barang-barang dari daratan utama sampai ke negara-negara bagian tersebut.

    Dia juga menindak kelompok milisi anti-India yang berbasis di Bangladesh, yang merupakan isu utama di India.

    Getty ImagesDemonstrasi meluas tak hanya oleh mahasiswa dan menjadi gerakan yang lebih luas

    Namun dalam beberapa pekan terakhir, Delhi menghadapi dilema. Dengan mendukung sekutunya yang tidak populer, Delhi berisiko mengasingkan gerakan massa dan merusak hubungan jangka panjang dengan Bangladesh.

    Pengunduran diri Hasina telah memecahkan masalah tersebut.

    Sebagai putri presiden pendiri Bangladesh, Sheikh Hasina adalah kepala pemerintahan perempuan yang paling lama menjabat di dunia.

    Ayahnya dibunuh bersama sebagian besar keluarganya dalam kudeta militer pada 1975. Dalam insiden itu hanya Hasina dan adik perempuannya yang selamat sebab mereka sedang bepergian ke luar negeri pada saat itu.

    Setelah tinggal di pengasingan di India, ia kembali ke Bangladesh pada 1981 dan bergandengan tangan dengan partai politik lain untuk memimpin pemberontakan rakyat demi demokrasi yang menjadikannya ikon nasional.

    ReutersSheikh Hasina pertama kali terpilih sebagai penguasa Bangladesh pada tahun 1996

    Hasina pertama kali terpilih berkuasa pada tahun 1996 tetapi kemudian kalah dari saingannya Begum Khaleda Zia dari Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) pada tahun 2001.

    Dia kembali berkuasa pada tahun 2009 dalam pemilu yang diadakan di bawah pemerintahan sementara.

    Masa kekuasaannya penuh dengan tuduhan penghilangan paksa, pembunuhan di luar proses hukum, dan menekan tokoh-tokoh oposisi serta pengkritiknya.

    Ia membantah tuduhan tersebut, dan pemerintahannya sering menuduh partai-partai oposisi utama memicu protes.

    Dalam beberapa pekan terakhir, Hasina dan partainya Liga Awami menyalahkan lawan politik mereka atas kerusuhan yang melanda negara tersebut.

    Getty ImagesDemonstran antipemerintah saat menyerbu istana Perdana Menteri Sheikh Hasina di Dhaka.

    Namun kali ini kemarahannya lebih besar dari sebelumnya.

    Ini tentu saja merupakan tantangan paling serius yang dihadapi Hasina, yang memenangkan pemilu yang kontroversial pada Januari dan diboikot oleh oposisi, selama bertahun-tahun menjabat.

    Selama beberapa pekan terakhir, dia menolak lengser bahkan menyebut para pengunjuk rasa sebagai “teroris”.

    Namun kesadaran bahwa kekuatan aparat keamanan tidak mampu menghalangi orang-orang keluar dari jalan bukanlah pertanda baik bagi pemimpin mana pun, apalagi bagi pemimpin yang sedang dimusuhi.

    (ita/ita)