Kasus: Teroris

  • Perang Saudara Sudah Tak Terkendali bak Genosida, PBB Teriak

    Perang Saudara Sudah Tak Terkendali bak Genosida, PBB Teriak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan bahwa perang saudara di Sudan telah mencapai titik “tak terkendali”. Ia menyerukan agar kedua pihak yang bertikai segera menghentikan kekerasan dan kembali ke meja perundingan.

    “Krisis mengerikan di Sudan semakin tak terkendali,” ujar Guterres di sela KTT Dunia untuk Pembangunan Sosial di Qatar, dikutip The Guardian, Rabu (5/11/2025).

    “El-Fasher dan wilayah sekitarnya di Darfur Utara telah menjadi pusat penderitaan, kelaparan, kekerasan, dan pengungsian. Ratusan ribu warga sipil terjebak dalam pengepungan, banyak yang sekarat karena kekurangan gizi, penyakit, dan kekerasan,” lanjutnya.

    Peringatan keras ini muncul setelah Pasukan Dukungan Cepat (RSF), yang dilaporkan mendapat dukungan dari Uni Emirat Arab (UEA), merebut kota el-Fasher pekan lalu usai pengepungan selama hampir 18 bulan. Sejumlah video yang beredar menunjukkan tindakan brutal pasukan RSF terhadap warga sipil, termasuk di rumah sakit bersalin.

    Perang dua tahun antara angkatan bersenjata Sudan (SAF) dan RSF telah menimbulkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk abad ini. Data PBB menyebut lebih dari 150.000 orang tewas dan 14 juta warga mengungsi dari rumah mereka. Jaksa Pengadilan Pidana Internasional kini tengah mengumpulkan bukti dugaan pembunuhan massal, pemerkosaan, dan kejahatan lainnya di el-Fasher.

    Di sisi lain, pemerintah Sudan yang berbasis di Port Sudan masih mempertimbangkan usulan gencatan senjata dari Amerika Serikat (AS). Proposal itu mencakup jeda kemanusiaan tiga bulan sebelum menuju gencatan senjata permanen dan transisi sembilan bulan ke pemerintahan sipil.

    Namun, SAF menegaskan bahwa gencatan hanya bisa dilakukan jika RSF menarik pasukannya dari kota-kota besar, termasuk el-Fasher.

    Jatuhnya el-Fasher memberi RSF kendali atas lima ibu kota negara bagian di Darfur, memunculkan kekhawatiran Sudan akan terbelah antara timur dan barat. Meski demikian, Duta Besar Sudan untuk Inggris Babikir Elamin menegaskan bahwa pemisahan bukan solusi.

    “Prioritas kami bukan gencatan senjata, tapi menghentikan pembantaian di el-Fasher,” kata Elamin di London. Ia juga mendesak Washington untuk menetapkan RSF sebagai organisasi teroris dan melarang semua penjualan senjata ke UEA.

    “RSF sekarang secara terbuka bersumpah melakukan kejahatan lebih lanjut. Mereka dengan bangga merekam diri mereka membunuh warga sipil tak berdosa,” ungkapnya.

    Elamin kemudian menuding RSF terus melakukan kekejaman meski perundingan damai tengah dijajaki. “Apa gunanya berbicara damai sementara mereka masih menembaki rakyat?” ujarnya. “Komunitas internasional harus bertindak menghentikan kekejaman dan genosida ini sekarang.”

     

    (luc/șef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Panas! ‘Perang’ Elon Musk VS Norges Bank soal Duit Rp 16.000 T

    Panas! ‘Perang’ Elon Musk VS Norges Bank soal Duit Rp 16.000 T

    Jakarta, CNBC Indonesia – Norges Bank Investment Management (NBIM), dana kekayaan negara (SWF) Norwegia yang merupakan salah satu investor terbesar di Tesla, mengumumkan penolakannya terhadap paket kompensasi fantastis untuk CEO Elon Musk yang mencapai US$ 1 triliun (Rp16.720 triliun).

    Penolakan ini dilakukan di tengah ancaman Musk untuk mundur jika kesepakatan gaji tersebut ditolak oleh pemegang saham.

    NBIM, yang mengelola dana kekayaan negara terbesar di dunia senilai US$ 2 triliun dan memegang 1,14% saham di Tesla, telah menyatakan pada Selasa bahwa mereka telah memberikan suara menentang paket remunerasi CEO Tesla tersebut. Nilai investasi NBIM di Tesla mencapai 118,3 miliar krona Norwegia (Rp193,95 triliun).

    Dalam pernyataannya, NBIM mengungkapkan alasan penolakan mereka. ‘Danantara’ Norwegia itu konsisten dengan pandangan mereka tentang kompensasi eksekutif.

    “Meskipun kami menghargai nilai signifikan yang diciptakan di bawah peran visioner Bapak Musk, kami prihatin tentang ukuran total penghargaan, dilusi, dan kurangnya mitigasi risiko orang kunci,” kata NBIM, dikutip CNBC International, Rabu (5/11/2025).

    Sebelumnya, Dewan Direksi Tesla meminta pemegang saham untuk menyetujui paket gaji yang memungkinkan Musk menerima saham senilai hampir 1 triliun dolar AS dan memperluas kekuatan suaranya di perusahaan. Penghargaan penuh tersebut akan bergantung pada pencapaian tonggak tertentu oleh Tesla selama 10 tahun ke depan.

    Proposal gaji yang kontroversial ini telah memicu tentangan keras dari serikat pekerja, pengawas perusahaan, dan penasihat proxy seperti Institutional Shareholder Services (ISS) dan Glass Lewis. Mereka juga merekomendasikan investor untuk menolak paket tersebut.

    Elon Musk telah membalas rekomendasi ini, bahkan melabeli ISS dan Glass Lewis sebagai “teroris korporat” dalam sebuah rapat analis. Musk, yang disebut sebagai orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih US$ 504,1 miliar dolar AS, juga menyerang para kritikus melalui media sosial.

    “Tesla bernilai lebih dari semua perusahaan otomotif lainnya digabungkan,” tulis Musk di X bulan lalu.

    “CEO mana yang Anda ingin jalankan Tesla? Itu tidak akan menjadi saya.”

    Penolakan dari NBIM ini bukan kali pertama. Tahun lalu, NBIM juga menentang pengembalian kesepakatan gaji Musk senilai US$ 56 miliar dolar AS setelah dibatalkan oleh hakim AS, meskipun paket tersebut akhirnya disetujui oleh pemegang saham Tesla.

    Ketegangan pribadi antara Musk dan CEO NBIM, Nicolai Tangen, juga terungkap. Pesan teks yang diterbitkan antara keduanya menunjukkan Musk menolak undangan makan malam di Oslo setelah Tangen menolak permintaannya.

    “Ketika saya meminta bantuan kepada Anda, yang sangat jarang saya lakukan, dan Anda menolak, maka Anda seharusnya tidak meminta apa pun kepada saya sampai Anda melakukan sesuatu untuk menebusnya,” tulis Musk.

    “Teman adalah seperti yang dilakukan teman.”

    (tps/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Komentar Keras Kanselir Jerman Suruh Pengungsi Suriah Angkat Kaki

    Komentar Keras Kanselir Jerman Suruh Pengungsi Suriah Angkat Kaki

    Jakarta

    Pengungsi Suriah yang berada di Jerman diminta pulang ke negaranya. Perintah itu disampaikan oleh Kanselir Jerman Friedrich Merz.

    Seperti dilansir kantor berita AFP dan Al-Arabiya, Selasa (4/11/2025), Merz mengatakan bahwa saat ini “tidak ada lagi alasan” bagi warga Suriah yang melarikan diri dari perang brutal selama 13 tahun di negara mereka untuk mencari suaka di Jerman. Ini merupakan komentar keras Merz terbaru tentang para pengungsi.

    “Bagi mereka yang menolak untuk kembali ke negara mereka, tentu saja kami dapat mengusir mereka,” katanya saat berkunjung ke Husum, di Jerman utara pada Senin (3/11) waktu setempat.

    Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul pada hari Kamis lalu dalam kunjungannya ke Damaskus, Suriah, mengatakan bahwa potensi warga Suriah untuk kembali ke negara asalnya “sangat terbatas” karena perang telah menghancurkan sebagian besar infrastruktur negara itu.

    Pernyataan itu memicu reaksi keras dari Partai Uni Demokratik Kristen (CDU) pimpinan Merz dan Wadephul, yang telah berjuang untuk menghindari disalip oleh partai-partai sayap kanan dalam isu migrasi yang eksplosif.

    Merz mengatakan ia telah mengundang Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa, yang pasukannya menggulingkan penguasa lama Bashar al-Assad tahun lalu, untuk mengunjungi Jerman guna membahas “bagaimana kita dapat menyelesaikan masalah ini bersama-sama.”

    “Suriah membutuhkan seluruh kekuatannya, dan terutama warga Suriah, untuk membangun kembali,” kata Merz, seraya menambahkan ia yakin banyak yang akan kembali dengan sendirinya.

    Sekitar satu juta warga Suriah tinggal di Jerman, sebagian besar telah melarikan diri dari perang dalam eksodus massal pada tahun 2015 dan 2016.

    Pemerintahan Baru Suriah

    Diketahui rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad telah digulingkan pada 8 Desember tahun lalu. Pada saat itu, pemberontak memasuki ibu kota memaksa Assad kabur dari Damaskus.

    Assad telah memimpin Suriah sejak 2000 sebelum digulingkan tahun lalu. Dia menjadi presiden setelah ayahnya, Hafez al-Assad, yang menjadi Presiden Suriah sejak 1971, meninggal pada 2000.

    Usai penggulingan Assad, Suriah kemudian dipimpin oleh Presiden Ahmed al-Sharaa. Sharaa adalah yang memimpin serangan kilat yang menggulingkan rezim Bashar al-Assad.

    Pria yang sebelumnya dikenal dengan nama samaran Abu Mohammed al-Jolani ini adalah pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), kelompok dominan dalam aliansi pemberontak.

    Ia kemudian mengatakan HTS harus dihapus dari daftar organisasi teroris yang ditetapkan oleh PBB, AS, Uni Eropa, dan Inggris. HTS awalnya ditetapkan sebagai organisasi teroris lantaran merupakan kelompok sempalan al-Qaeda, walau kemudian memisahkan diri pada 2016.

    Sharaa mengatakan negaranya sudah lelah perang dan tidak akan menjadi ancaman bagi negara-negara tetangganya atau negara-negara Barat. Dalam wawancara dengan BBC di Damaskus, ia menyerukan agar sanksi terhadap Suriah dicabut.

    “Sekarang, setelah semua yang terjadi, sanksi-sanksi harus dicabut karena sanksi-sanksi tersebut ditujukan kepada rezim lama. Korban dan penindas tidak boleh diperlakukan dengan cara yang sama,” kata Sharaa seperti dilansir BBC, (21/12/2024).

    Halaman 2 dari 2

    (lir/lir)

  • Keji! Israel Tembak Mati 3 Warga Gaza Saat Gencatan Senjata

    Keji! Israel Tembak Mati 3 Warga Gaza Saat Gencatan Senjata

    Gaza City

    Pasukan Israel kembali melancarkan serangan di wilayah Jalur Gaza saat gencatan senjata masih berlangsung. Sedikitnya tiga warga Palestina tewas akibat tembakan pasukan Israel di wilayah Rafah, bagian selatan Jalur Gaza yang masih dikuasai pasukan Israel.

    Kematian tiga warga Palestina itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (4/11/2025), dilaporkan terjadi pada Senin (3/11) waktu setempat, saat gencatan senjata rapuh yang berlaku sejak 10 Oktober masih bertahan, meskipun diwarnai sejumlah serangan oleh Tel Aviv dan kelompok militan di Jalur Gaza.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, mengatakan pasukannya mengidentifikasi orang-orang yang ditembak itu sebagai “teroris” yang melanggar “Garis Kuning”, batas area yang menandai wilayah-wilayah Jalur Gaza yang masih diduduki oleh pasukan Tel Aviv.

    Disebutkan militer Israel bahwa orang-orang itu bergerak maju mendekati tentara-tentara yang berjaga di wilayah selatan Jalur Gaza, yang dianggap memberikan ancaman langsung, dan akhirnya melepaskan tembakan ke arah mereka.

    Otoritas medis setempat melaporkan bahwa dari tiga orang yang tewas, salah satu di antaranya berjenis kelamin perempuan.

    Insiden ini menyusul serangan Israel selama beberapa hari terakhir di Jalur Gaza, yang memicu saling tuduh antara Tel Aviv dan Hamas atas pelanggaran gencatan senjata yang menghentikan pertempuran selama dua tahun di wilayah tersebut.

    Penduduk Gaza menuturkan bahwa pasukan Israel terus menghancurkan rumah-rumah di area timur Rafah, Khan Younis, dan Kota Gaza, di mana tentara-tentara Tel Aviv masih beroperasi.

    Gencatan senjata yang meredakan sebagian besar pertempuran di Jalur Gaza itu, telah memungkinkan ratusan ribu warga Palestina untuk kembali ke rumah-rumah mereka yang sudah menjadi puing.

    Israel sendiri telah menarik pasukannya dari beberapa posisi di wilayah Jalur Gaza. Lebih banyak bantuan kemanusiaan juga diizinkan masuk ke daerah kantong Palestina tersebut.

    Namun, kekerasan belum sepenuhnya berhenti di Jalur Gaza. Otoritas kesehatan Palestina melaporkan pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 239 orang dalam serangan-serangan di Jalur Gaza sejak gencatan senjata diberlakukan.

    Dalam pembelaannya, militer Tel Aviv mengklaim pihaknya membalas serangan-serangan terhadap pasukannya yang masih berada di Jalur Gaza.

    Lihat juga Video Perintah Netanyahu Jika Pasukannya Diserang di Gaza: Serang Balik!

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Bikin Undang-Undang Izinkan Hukuman Mati untuk Tahanan Palestina

    Israel Bikin Undang-Undang Izinkan Hukuman Mati untuk Tahanan Palestina

    Jakarta

    Israel saat ini sedang membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang hukuman mati bagi tahanan Palestina. RUU itu saat ini sudah masuk ke pembahasan di sidang parlemen Israel.

    Proposal tersebut diajukan oleh Partai Jewish Power, yang dipimpin Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir. Undang-Undang ini memungkinkan pengadilan Israel untuk menjatuhkan hukuman mati kepada warga Palestina yang dihukum karena membunuh warga Israel atas “alasan nasionalistis”.

    Dilansir Middle East Eye, Selasa (4/11/2025), Undang-Undang ini tidak berlaku bagi warga Israel yang membunuh warga Palestina dalam situasi serupa. RUU ini telah dipromosikan partai-partai sayap kanan Israel sejak sebelum genosida di Gaza dimulai pada Oktober 2023, mereka menyerukan RUU ini segera disahkan.

    Para pejabat keamanan Israel sebelumnya menentang langkah tersebut, memperingatkan bahwa hal itu dapat membahayakan tawanan Israel yang ditahan oleh faksi-faksi Palestina di Gaza.

    Namun, setelah pembebasan semua tawanan yang masih hidup oleh Hamas bulan lalu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberikan lampu hijau bagi RUU tersebut untuk dilanjutkan, menurut Koordinator Tahanan dan Orang Hilang, Gal Hirsch, yang menyampaikan pidato di hadapan komite sebelum pemungutan suara pada hari Senin.

    Ia mengatakan keberatan-keberatan sebelumnya telah “menjadi tidak relevan”.

    Sementara itu, Ben Gvir berterima kasih kepada Netanyahu atas dukungannya. Namun, ia menekankan bahwa pengadilan seharusnya tidak memiliki diskresi dalam menjatuhkan hukuman, dengan mengatakan: “Setiap teroris yang melakukan pembunuhan harus tahu bahwa hukuman mati akan dijatuhkan kepadanya”.

    “Saya berterima kasih kepada perdana menteri atas dukungannya terhadap RUU Jewish Power untuk hukuman mati bagi teroris,” tulis Ben Gvir di X.

    Terkait RUU itu, Pusat Advokasi Tahanan Palestina, mengatakan RUU tersebut “merupakan kejahatan perang Israel”. Mereka pun memperingatkan dampaknya.

    “Konsekuensi dari tindakan fasis ini akan semakin keras, menyeret seluruh kawasan ke dalam siklus kekacauan baru yang hasilnya tak seorang pun dapat prediksi,” ucap kelompok itu.

    (zap/yld)

  • Ancaman Terbaru dari Trump Kini Sasar Nigeria

    Ancaman Terbaru dari Trump Kini Sasar Nigeria

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan ancaman operasi militer ke negara lain. Setelah Venezuela, kini Trump menyasar Nigeria.

    Sebagaimana diketahui, Pemerintah Venezuela mengklaim telah menggagalkan operasi yang direncanakan oleh badan intelijen pusat Amerika Serikat (AS), CIA, untuk memprovokasi perang di kawasan Karibia, saat ketegangan kedua negara semakin meningkat.

    Caracas menyebut serangan itu melibatkan kelompok yang didanai CIA, yang merencanakan serangan “false flag” atau serangan “bendera palsu” terhadap kapal-kapal perang AS yang dikerahkan ke kawasan Karibia bagian selatan, untuk kemudian secara keliru menyalahkan Venezuela.

    Serangan atau operasi bendera palsu merujuk pada operasi kambing hitam untuk menyamarkan pihak yang sebenarnya bertanggung jawab dan menjadikan pihak lain sebagai kambing hitam.

    Otoritas Venezuela, seperti dilansir AFP, Selasa (28/10/2025), mengatakan mereka telah membongkar sebuah operasi yang menargetkan kapal perang AS, USS Gravely, yang berlabuh di Trinidad dan Tobago untuk latihan militer gabungan pada Minggu (26/10) waktu setempat.

    Trinidad dan Tobago yang merupakan negara pulau kembar berpenduduk 1,4 juta jiwa di kawasan Karibia, terletak di dekat lepas pantai Venezuela dan berada dalam jarak tembak dari daratan utama Caracas.

    Menteri Dalam Negeri Venezuela, Diosdado Cabello, mengatakan pada Senin (27/10), bahwa sebuah sel yang “didanai oleh CIA” berencana menyerang USS Gravely dan menyalahkan Caracas.

    Cabello menyebut empat orang telah ditangkap oleh otoritas Venezuela, namun identitas mereka yang tidak ditangkap tidak diungkap ke publik. Caracas diketahui secara rutin mengklaim telah menangkap tentara-tentara bayaran yang didukung AS yang diklaim bekerja untuk mengganggu stabilitas pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.

    Kedatangan kapal perang AS itu ke dekat wilayahnya itu memicu kemarahan Venezuela, yang menyebutnya sebagai “provokasi” dan mengklaim pengerahan kapal itu “bertujuan untuk memprovokasi perang di Karibia”.

    Jawaban Trump Soal Ancaman

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (1/11/2025), Amerika Serikat telah mengerahkan delapan kapal Angkatan Laut AS ke Karibia dan mengirim pesawat tempur siluman F-35 ke Puerto Riko.

    Selain itu, kapal induk bergerak ke wilayah tersebut dengan alasan untuk mengendalikan perdagangan narkoba.

    “Tidak,” jawab Trump ketika ditanya oleh seorang jurnalis di atas pesawat kepresidenan Air Force One tentang laporan media bahwa ia sedang mempertimbangkan serangan semacam itu.

    Trump Tak Akan Serang Venezuela

    Trump meredakan kekhawatiran potensi intervensi militer AS di Venezuela. Namun, Trump menyebut masa jabatan Presiden Nicolas Maduro tinggal menghitung hari.

    Dalam wawancara dengan media terkemuka AS, CBS, seperti dilansir AFP, Senin (3/11/2025), Trump mengatakan AS tidak akan berperang melawan Venezuela.

    “Saya meragukan itu. Saya rasa tidak demikian,” jawab Trump ketika ditanya apakah AS akan berperang melawan Venezuela, dalam program CBS ’60 Minutes’ yang ditayangkan pada Minggu (2/11) waktu setempat.

    Namun, saat ditanya lebih lanjut soal apakah masa jabatan Maduro sebagai Presiden Venezuela tinggal menghitung hari, Trump menjawab: “Saya akan mengatakan demikian. Saya rasa begitu, iya.”

    Maduro, yang menghadapi dakwaan narkoba di AS, menuduh Washington menjadikan tuduhan perdagangan narkoba sebagai dalih untuk “memaksakan perubahan rezim” di Caracas untuk menyita pasokan minyak Venezuela.

    Kini Ancam Nigeria

    Trump juga sempat menggemparkan di media sosial Truth Social pada Sabtu (1/11) waktu setempat, Trump mengatakan bahwa dirinya telah meminta Pentagon untuk memetakan kemungkinan rencana serangan di Nigeria.

    Hal itu disampaikan sehari setelah Trump memperingatkan bahwa umat Kristen “menghadapi ancaman eksistensial” di Nigeria, yang merupakan negara terpadat di benua Afrika.

    Nigeria, yang hampir terbagi rata antara wilayah utara yang ditinggali mayoritas Muslim dan wilayah selatan yang dihuni mayoritas Kristen, terjerumus ke dalam berbagai konflik yang, menurut para ahli, telah menewaskan baik umat Kristen maupun Muslim tanpa pandang bulu.

    Trump, dalam postingannya, mengatakan bahwa jika Nigeria tidak menghentikan pembunuhan tersebut, maka AS akan menyerang dan “serangannya akan berlangsung cepat, ganas, dan manis, seperti para preman teroris yang menyerang umat Kristen yang kita sayangi”.

    Pada Jumat (31/10) waktu setempat, Trump juga mengatakan, tanpa bukti, bahwa “ribuan warga Kristen dibunuh dan kaum Islamis radikal bertanggung jawab atas pembantaian massal ini”.

    Pemerintah Nigeria membantah bahwa umat Kristen lebih sering menjadi sasaran serangan militan dibandingkan umat agama lainnya.

    “Karakterisasi Nigeria sebagai intoleran agama tidak mencerminkan realitas nasional kami,” tegas Presiden Nigeria, Bola Ahmed Tinubu, dalam pernyataannya pada Sabtu (1/11) waktu setempat.

    Dalam pernyataan terpisah, juru bicara kepresidenan Nigeria, Daniel Bwala, mencetuskan pertemuan antara Tinubu dan Trump untuk membahas lebih lanjut soal hal tersebut.

    “Nigeria merupakan mitra AS dalam perang global melawan terorisme. Ketika para pemimpin bertemu, akan ada hasil yang lebih baik,” ucap Bwala kepada AFP pada Minggu (2/11).

    “Nigeria menyambut baik dukungan AS untuk memerangi terorisme selama AS menghormati integritas teritorial kami,” ujarnya.

    Kembali Ancam Nigeria

    Trump menyampaikan kembali ancamannya soal operasi militer di Nigeria terkait pembunuhan umat Kristen di negara itu. Penegasan disampaikan Trump setelah kantor kepresidenan Nigeria mengusulkan pertemuan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

    Dalam postingan yang menggemparkan di media sosial Truth Social pada Sabtu (1/11) waktu setempat, Trump mengatakan bahwa dirinya telah meminta Pentagon untuk memetakan kemungkinan rencana serangan di Nigeria.

    Hal itu disampaikan sehari setelah Trump memperingatkan bahwa umat Kristen “menghadapi ancaman eksistensial” di Nigeria, yang merupakan negara terpadat di benua Afrika.

    Nigeria, yang hampir terbagi rata antara wilayah utara yang ditinggali mayoritas Muslim dan wilayah selatan yang dihuni mayoritas Kristen, terjerumus ke dalam berbagai konflik yang, menurut para ahli, telah menewaskan baik umat Kristen maupun Muslim tanpa pandang bulu.

    Trump, dalam postingannya, mengatakan bahwa jika Nigeria tidak menghentikan pembunuhan tersebut, maka AS akan menyerang dan “serangannya akan berlangsung cepat, ganas, dan manis, seperti para preman teroris yang menyerang umat Kristen yang kita sayangi”.

    Halaman 2 dari 5

    (rdp/fas)

  • Trump Ancam Serang Nigeria, Pemerintah Beri Respons Menohok

    Trump Ancam Serang Nigeria, Pemerintah Beri Respons Menohok

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nigeria menyatakan terbuka terhadap bantuan dari Amerika Serikat (AS) untuk memerangi kelompok bersenjata garis keras, asalkan kedaulatan dan keutuhan wilayah negara itu tetap dihormati. Namun, Pemerintah Nigeria menegaskan bahwa tuduhan adanya genosida terhadap umat Kristen di negaranya tidak benar.

    Dalam pernyataannya di media sosial pada Sabtu, Trump mengatakan telah memerintahkan Departemen Pertahanan AS untuk mempersiapkan “aksi militer cepat” jika Nigeria gagal menindak “pembunuhan terhadap umat Kristen”. Ia juga mengancam akan memutus semua bantuan AS kepada Nigeria apabila pemerintah setempat tidak menghentikan kekerasan tersebut.

    Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Nigeria, Kimiebi Imomotimi Ebienfa, membantah keras tudingan itu.

    “Kami tidak bangga dengan situasi keamanan yang sedang kami alami, tapi untuk mengikuti narasi bahwa hanya umat Kristen yang menjadi sasaran. Tidak, itu tidak benar. Tidak ada genosida terhadap umat Kristen di Nigeria,” katanya kepada Al Jazeera, Minggu (2/11/2025).

    Ebienfa menegaskan bahwa kekerasan di Nigeria bukanlah hasil kebijakan pemerintah atau serangan yang ditujukan secara khusus kepada kelompok agama tertentu.

    “Kami telah menyampaikan dengan jelas bahwa memang terjadi pembunuhan di Nigeria, tetapi pembunuhan itu tidak terbatas pada umat Kristen saja,” ujarnya.

    “Pemerintah Nigeria tidak mensponsori atau membenarkan kekerasan tersebut. Pemerintah justru sangat menentang itu. Setiap warga Nigeria yang terbunuh di mana pun merupakan kehilangan bagi bangsa ini.”

    Ia menyebut kelompok teroris seperti Boko Haram serta jaringan yang berafiliasi dengan al-Qaeda dan ISIL (ISIS) sebagai pelaku utama kekerasan di wilayah-wilayah tertentu. “Mereka adalah pihak yang menyebabkan krisis ini,” tambahnya.

    Sementara itu, juru bicara kepresidenan Nigeria, Daniel Bwala, kepada Reuters mengatakan negaranya akan menyambut baik kerja sama dari Amerika Serikat jika dilakukan dengan menghormati kedaulatan nasional.

    “Nigeria akan menyambut bantuan AS selama mereka mengakui integritas teritorial kami,” kata Bwala. “Saya yakin ketika kedua pemimpin bertemu dan berdiskusi, akan muncul hasil yang lebih baik dalam tekad bersama untuk memerangi terorisme.”

    Presiden Bola Tinubu sebelumnya juga menolak tudingan bahwa pemerintahannya membiarkan intoleransi agama berkembang. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa Nigeria tetap berkomitmen menjaga kebebasan beragama.

    “Sejak 2023, pemerintahan kami terus menjalin komunikasi terbuka dengan para pemimpin Kristen dan Muslim serta menangani tantangan keamanan yang memengaruhi warga dari berbagai agama dan wilayah,” ujar Tinubu.

    “Pencitraan Nigeria sebagai negara yang tidak toleran terhadap agama tidak mencerminkan realitas nasional kami, juga tidak mempertimbangkan upaya tulus pemerintah dalam melindungi kebebasan beragama dan keyakinan bagi seluruh warga,” tambahnya.

    Nigeria, negara berpenduduk lebih dari 200 juta jiwa, terbagi antara wilayah utara yang mayoritas Muslim dan selatan yang didominasi umat Kristen. Konflik bersenjata selama lebih dari 15 tahun di timur laut negara itu sebagian besar melibatkan kelompok ekstremis, dan menurut para analis, sebagian besar korbannya justru adalah warga Muslim.

    “Semua data menunjukkan bahwa tidak ada genosida terhadap umat Kristen di Nigeria,” kata Bulama Bukarti, pengacara kemanusiaan dan analis konflik asal Nigeria. “Ini adalah narasi ekstrem kanan yang berbahaya dan telah lama beredar, yang kini diperkuat oleh Presiden Trump.”

    Ia memperingatkan bahwa retorika seperti itu hanya akan memperparah ketidakstabilan di Nigeria.

    “Kelompok bersenjata di negara ini menyerang semua warga tanpa pandang bulu. Mereka mengebom pasar, gereja, dan masjid. Mereka menyerang siapapun yang mereka temui, baik Muslim maupun Kristen,” ujarnya.

    Senada dengan itu, Ebenezer Obadare, peneliti senior di Council on Foreign Relations (CFR) di Washington, mengatakan bahwa saat ini justru waktu yang tepat bagi AS untuk bekerja sama dengan pemerintah Nigeria melawan ancaman bersama.

    “Inilah saatnya Nigeria membutuhkan bantuan, terutama bantuan militer,” kata Obadare. “Langkah yang salah adalah menginvasi Nigeria dan mengabaikan otoritas pemerintahnya. Itu hanya akan menjadi kontraproduktif.”

    Adapun ancaman Trump untuk menggunakan kekuatan militer dan memutus bantuan memunculkan kekhawatiran akan ketegangan baru dalam hubungan antara Washington dan Abuja.

    Meski Trump menegaskan bahwa langkah itu bertujuan melindungi umat Kristen, para pengamat menilai kebijakan tersebut berisiko menimbulkan dampak diplomatik yang serius dan memperburuk kondisi keamanan di kawasan.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Polisi Nyatakan Penusukan Massal di Kereta Inggris Tak Terkait Terorisme

    Polisi Nyatakan Penusukan Massal di Kereta Inggris Tak Terkait Terorisme

    Jakarta

    Polisi Inggris mengatakan serangan penusukan massal di kereta yang menyebabkan 11 orang terluka bukanlah insiden terorisme. Polisi telah menangkap 2 orang pelaku yang merupakan warga negara Inggris.

    Polisi antiterorisme turut melakukan penyelidikan terkait insiden penusukan di kereta api tujuan London di Inggris pada Sabtu.

    “Pada tahap ini, tidak ada yang menunjukkan bahwa ini adalah insiden teroris,” kata Inspektur John Loveless dari Kepolisian Transportasi Inggris kepada media, dilansir Reuters, Minggu (2/11/2025).

    Adapun kedua pria yang ditangkap atas dugaan percobaan pembunuhan adalah seorang pria berusia 32 tahun, seorang warga negara Inggris berkulit hitam, dan seorang warga negara Inggris berusia 35 tahun keturunan Karibia. Keduanya lahir di Inggris.

    Keduanya ditangkap oleh polisi bersenjata setelah kereta berhenti darurat di Huntingdon, sekitar 130 km di utara London.

    Kondisi Korban

    Dari 11 orang yang dirawat di rumah sakit, empat orang korban telah dipulangkan. Sementara itu dua pasien masih dalam kondisi yang mengancam jiwa.

    Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut penusukan massal tersebut sebagai “insiden mengerikan” yang “sangat memprihatinkan”.

    Sementara Menteri Dalam Negeri Shabana Mahmood mengatakan ia “sangat sedih” atas insiden tersebut. Ia juga mendesak masyarakat untuk menghindari komentar dan spekulasi.

    (yld/knv)

  • Trump Ancam Aksi Militer di Nigeria Terkait Pembunuhan Umat Kristen

    Trump Ancam Aksi Militer di Nigeria Terkait Pembunuhan Umat Kristen

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan mengirimkan pasukan bersenjata AS ke Nigeria. Ia menyampaikan ancaman itu untuk merespons menghentikan apa yang ia sebut sebagai pembunuhan umat Kristen oleh kelompok teroris.

    Dilansir AFP, Minggu (2/11/2025), dalam sebuah unggahan yang menggemparkan di platform Truth Social, Trump mengatakan telah meminta Pentagon untuk memetakan kemungkinan rencana serangan, sehari setelah memperingatkan bahwa agama Kristen “menghadapi ancaman eksistensial di Nigeria”. Pemimpin Partai Republik mengancam adanya aksi jika Pemerintah Nigeria tidak bertindak.

    “Jika Pemerintah Nigeria terus membiarkan pembunuhan umat Kristen, AS akan segera menghentikan semua bantuan dan asistensi ke Nigeria, dan mungkin akan masuk ke negara yang kini ternoda itu, dengan ‘senjata-api’, untuk sepenuhnya membasmi teroris yang melakukan kekejaman mengerikan ini,” ujar Trump.

    “Dengan ini saya menginstruksikan Departemen Perang kita untuk bersiap menghadapi kemungkinan tindakan. Jika kita menyerang, serangan itu akan cepat, ganas, dan manis, seperti para teroris preman menyerang umat Kristen kita yang kita sayangi,” tambahnya dia.

    Trump juga memperingatkan pemerintah Nigeria bahwa mereka “LEBIH BAIK BERGERAK CEPAT!”

    Trump pada hari Jumat, tanpa bukti, memposting bahwa “ribuan umat Kristen sedang dibunuh (dan) kaum Islamis Radikal bertanggung jawab atas pembantaian massal ini.”

    (maa/maa)

  • Menkomdigi Ajak Orangtua Lindungi Anak dari Ancaman Dunia Digital Lewat Microsite PP Tunas

    Menkomdigi Ajak Orangtua Lindungi Anak dari Ancaman Dunia Digital Lewat Microsite PP Tunas

    Menkomdigi Ajak Orangtua Lindungi Anak dari Ancaman Dunia Digital Lewat Microsite PP Tunas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengajak para orang tua, khususnya para ibu, untuk aktif berpartisipasi dalam melindungi anak-anak dari ancaman dunia digital melalui microsite PP Tunas, sebuah platform edukasi dan berbagi pengalaman terkait perlindungan anak di ruang digital.
    Meutya menjelaskan bahwa microsite tersebut merupakan bagian dari implementasi Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola dan Perlindungan Anak di Ruang Digital (PP Tunas) yang telah diterbitkan oleh pemerintah.
    “Ini tertuliskan dalam PP Tunas, di mana microsite ini nanti menjadi wadah pengetahuan bagi para bunda-bunda untuk mengerti bagaimana membawa anaknya di era digital,” ujar Meutya di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).
    Menurutnya, platform ini tidak hanya akan diisi oleh konten resmi dari pemerintah, tetapi juga menjadi ruang berbagi pengalaman dan tips dari para orang tua.
    “Kita harapkan microsite ini nanti diisi oleh sharing pengalaman dari bunda-bunda, tips-tips parenting, dan juga dari para pakar yang akan mengisi konten-konten di sana,” katanya.
    Microsite PP Tunas nantinya akan memuat panduan terkait aplikasi dan permainan (game) yang aman bagi anak-anak.
    “Termasuk misalnya, mana aplikasi yang aman untuk anak, mana aplikasi yang untuk dewasa, mana games yang bisa dimainkan oleh anak-anak usia tertentu, karena ada games yang belum boleh untuk usia tertentu,” jelas Meutya.
    Ia menegaskan, tujuan utama platform ini adalah membantu orang tua menerapkan prinsip-prinsip perlindungan anak di ruang digital sebagaimana diatur dalam PP Tunas.
    Lebih lanjut, Meutya menyampaikan bahwa microsite ini diharapkan menjadi “rumah digital” bagi para orang tua.
    “Jadi pada dasarnya ini panduan untuk bisa menerapkan dan mengaktifkan PP Tunas,” katanya.
    “Kita membuatkan platform, tapi yang mengisi itu justru bunda-bunda. Mereka yang paling paham dan bisa saling berbagi pengalaman, termasuk para pendidik,” ujarnya.
    Meutya juga mengingatkan bahwa ancaman di dunia digital semakin kompleks, termasuk kekerasan seksual daring dan aktivitas rekrutmen terorisme melalui permainan online.
    “Sepintas kelihatan aman, tapi ternyata di dalamnya bisa ada macam-macam, bahkan kemarin BNPT melaporkan ada satu game yang digunakan untuk aktivitas rekrutmen teroris,” ungkapnya.
    Ia menegaskan, kolaborasi antarorang tua menjadi kunci dalam menjaga anak-anak agar tidak menjadi korban di ruang digital.
    “Tugas kita, bunda-bunda, untuk melindungi. Tapi agak sulit kalau tidak saling sharing, karena dunia digital ini luas sekali dan aplikasinya makin beragam,” ujar Meutya.
    Meutya mengajak masyarakat untuk tidak hanya berhenti pada peraturan semata, tetapi juga mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
    “Ayo kita laksanakan peraturan ini agar tidak cuma menjadi pagar hiasan, tapi benar-benar menjadi pagar yang melindungi anak-anak kita,” tegasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.