Kasus: Teroris

  • Trump Kirim Pasukan AS ke Ekuador untuk Perangi Narkoba

    Trump Kirim Pasukan AS ke Ekuador untuk Perangi Narkoba

    Jakarta

    Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pengerahan sementara para personel Angkatan Udara ke Ekuador. Langkah ini dilakukan untuk memerangi perdagangan narkoba di salah satu pusat penyelundupan narkoba terbesar di Amerika Latin tersebut.

    Pengerahan pasukan AS ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan produsen minyak Amerika Latin, Venezuela, yang pemimpinnya dituduh Washington melakukan perdagangan narkoba.

    Para personel AS akan ditempatkan di pangkalan angkatan udara Manta di Ekuador, yang berfungsi sebagai pangkalan AS selama satu dekade hingga tahun 2009.

    Sebelumnya, warga Ekuador pada bulan November lalu secara besar-besaran menolak upaya Presiden Daniel Noboa untuk mencabut larangan pangkalan militer asing di negara tersebut.

    Menurut kedutaan besar AS di Quito, ibu kota Ekuador, penempatan ini adalah “operasi sementara bersama Angkatan Udara Ekuador di Manta.”

    “Upaya bersama jangka pendek” ini akan “meningkatkan kapasitas pasukan militer Ekuador untuk memerangi teroris narkoba, termasuk memperkuat pengumpulan intelijen dan kemampuan anti-perdagangan narkoba, dan dirancang untuk melindungi Amerika Serikat dan Ekuador dari ancaman yang kita hadapi bersama,” kata kedutaan besar tersebut, dilansir kantor berita AFP, Kamis (18/12/2025).

    Pelabuhan Guayaquil dan Manta telah menjadi titik keluar utama untuk kokain yang diproduksi di negara tetangga Kolombia dan Peru.

    Noboa yang berhaluan kanan, berpendapat bahwa Ekuador membutuhkan bantuan dari luar negeri untuk melawan geng-geng yang bersaing untuk menguasai rute perdagangan narkoba.

    (ita/ita)

  • AS Serang Kapal Diduga Angkut Narkoba di Samudra Pasifik, 4 Orang Tewas

    AS Serang Kapal Diduga Angkut Narkoba di Samudra Pasifik, 4 Orang Tewas

    Jakarta

    Pasukan militer Amerika Serikat (AS) menyerang sebuah kapal yang diduga terlibat dalam perdagangan narkoba di Samudra Pasifik. Empat orang terduga ‘teroris’ narkoba tewas dalam serangan ini.

    “Militer AS melakukan serangan kinetik mematikan terhadap sebuah kapal yang dioperasikan oleh Organisasi Teroris yang Ditunjuk di Pasifik Timur yang terlibat dalam operasi perdagangan narkoba,” kata Komando militer AS dilansir AFP, Kamis (18/12/2025).

    “Sebanyak empat teroris narkoba laki-laki tewas, dan tidak ada pasukan militer AS yang terluka,” tambahnya.

    Serangan terbaru ini meningkatkan jumlah korban tewas menjadi 99 orang, sejak Amerika Serikat pada September menyerang kapal-kapal yang diduga terlibat perdagangan narkoba di Laut Karibia dan Samudra Pasifik bagian timur.

    Presiden AS Donald Trump juga telah mengawasi pengerahan militer besar-besaran di lepas pantai Venezuela, dan minggu ini menyatakan blokade terhadap “kapal tanker minyak yang dikenai sanksi” ke dan dari Caracas.

    (zap/ygs)

  • Trump Blokade Kapal Tanker di Venezuela, Sebut Maduro Teroris

    Trump Blokade Kapal Tanker di Venezuela, Sebut Maduro Teroris

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan “blokade total” terhadap semua kapal tanker minyak, yang dikenai sanksi, yang memasuki atau meninggalkan perairan Venezuela. Trump juga menyebut pemerintahan Presiden Nicolas Maduro sebagai “organisasi teroris asing”.

    “Venezuela sepenuhnya dikelilingi oleh armada terbesar yang pernah dikerahkan dalam sejarah Amerika Selatan,” tulis Trump dalam pernyataan via Social Truth, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (17/12/2025).

    Trump mengatakan bahwa blokade akan tetap diberlakukan hingga Caracas mengembalikan “semua minyak, wilayah, dan aset-aset lainnya, yang sebelumnya mereka curi dari kita” — diduga merujuk pada nasionalisasi aset-aset AS pada dekade sebelumnya.

    Dia menuduh rezim Maduro menggunakan pendapatan minyak Venezuela untuk mendanai “terorisme narkoba, perdagangan manusia, pembunuhan, dan penculikan”. Trump juga mengatakan bahwa warga-warga Venezuela yang sebelumnya dikirimkan ke AS sedang dipulangkan “dengan cepat”.

    Pengumuman ini disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara, dengan Trump terus menuntut Maduro mundur dari kekuasaan dan menyatakan bahwa semua opsi, termasuk kekuatan militer, tetap terbuka di tengah peningkatan pengerahan militer besar-besaran di kawasan tersebut.

    AS telah melancarkan sedikitnya 22 serangan yang diketahui terhadap kapal-kapal yang diduga menyelundupkan narkoba. Sedikitnya 87 orang tewas dalam rentetan serangan Washington sejak operasi yang diklaim bertujuan memerangi narkoba itu dimulai di Laut Karibia dan Pasifik Timur pada awal September lalu.

    Caracas baru-baru ini menuduh AS melakukan “pembajakan maritim” dan mengecam “kebijakan paksaan dan agresi yang berkelanjutan” setelah Washington menyita pengiriman minyak Venezuela di perairan internasional.

    Pemerintahan Trump membenarkan penyitaan kapal tanker minyak itu, dengan mengatakan bahwa kapal tersebut digunakan untuk mengangkut minyak yang dikenai sanksi dari Venezuela dan Iran dalam “jaringan pengiriman minyak ilegal yang mendukung organisasi teroris asing”.

    Dalam penegasannya, pemerintahan Trump juga mengatakan bahwa langkah mereka menargetkan Venezuela merupakan bagian dari upaya untuk memerangi perdagangan narkoba di kawasan tersebut.

    Namun Caracas menuduh Washington berupaya “mengambil alih cadangan minyak Venezuela yang sangat besar melalui penggunaan kekuatan militer yang mematikan dan bahwa upaya anti-narkoba hanyalah dalih untuk menggulingkan rezim Maduro secara ilegal.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Polisi India Konfirmasi Pelaku Serangan Sydney dari Hyderabad

    Polisi India Konfirmasi Pelaku Serangan Sydney dari Hyderabad

    Anda sedang membaca rangkuman informasi utama dunia yang terjadi selama 24 terakhir.

    Dunia Hari Ini edisi Rabu, 17 Desember 2025 kami awali dari Australia.

    Pemakaman pertama korban serangan Bondi

    Pagi ini (17/12), umat Yahudi berkumpul di sebuah sinagoge di kawasan Bondi untuk menghadiri pemakaman Rabi Eli Schlanger, seorang guru dan pemuka agama Yahudi yang tewas dalam serangan teror, hari Minggu lalu.

    Rabi Eli sudah memimpin “Chabad mission” di Bondi selama 18 tahun. Ia tewas meninggalkan seorang istri dan anak-anaknya yang masih kecil, termasuk bayinya berusia dua bulan.

    Pemakaman juga dihadiri oleh Premier New South Wales Chris Minns, Ketua Oposisi Susan Ley, dan mantan perdana menteri Australia, Scott Morrison.

    Saat pemakaman, keamanan di kawasan sinagoge diperketat, dengan kehadiran puluhan polisi untuk penjagaan.

    Pelaku serangan di Bondi diketahui warga negara India

    Polisi India sudah mengkonfirmasi jika salah satu pelaku serangan Pantai Bondi, Sajid Akram, adalah warga negara India, yang berasal dari Hyderabad, Telangana.

    Dalam pernyataannya, pihak kepolisian mengatakan Sajid menyelesaikan gelar Sarjana Perdagangan di Hyderabad, sebelum pindah ke Australia pada November 1998, untuk bekerja dan menikah.

    Polisi mengatakan penyelidikan awal dengan kerabat menunjukkan Sajid pernah kembali ke India sebanyak enam kali setelah pindah ke Australia, sebagian besar untuk urusan keluarga, termasuk masalah terkait properti dan kunjungan ke orangtua yang lanjut usia.

    Pihak berwenang mengatakan ia tidak kembali ke India pada saat kematian ayahnya.

    Anggota keluarga mengatakan kepada pihak penyidik jika mereka tidak mengetahui adanya pandangan atau aktivitas Sajid yang radikal. Polisi juga mengatakan tidak ada indikasi jika pandangan radikal Sajid dan putranya Naveed ada hubungannya dengan India atau pengaruh lokal di Telangana.

    AS serang tiga kapal diduga penyelundup narkoba

    Militer AS mengatakan menyerang tiga kapal yang dituduh menyelundupkan narkoba di Samudra Pasifik bagian timur, menewaskan delapan orang.

    Dalam sebuah pernyataan di media sosial, pihak militer menyebut serangan tersebut menargetkan “organisasi teroris”, menewaskan tiga orang di kapal pertama, dua orang di kapal kedua, dan tiga orang di kapal ketiga.

    Mereka tidak memberikan bukti dugaan penyelundupan narkoba, tapi mengunggah video sebuah kapal yang bergerak di air sebelum meledak.

    Presiden AS, Donald Trump, membenarkan serangan tersebut sebagai eskalasi yang diperlukan untuk membendung aliran narkoba ke Amerika Serikat. Ia juga menegaskan AS terlibat dalam “konflik bersenjata” dengan kartel narkoba.

    Penabrak kerumunan Liverpool dihukum 21 tahun penjara

    Seorang pengemudi yang melukai lebih dari 130 orang ketika menabrakkan mobilnya ke kerumunan saat perayaan kemenangan Liverpool di Liga Primer, dijatuhi hukuman lebih dari 20 tahun penjara, Selasa kemarin (16/12).

    Paul Doyle menabrakkan mobil-nya ke arah kerumunan penggemar pada tanggal 26 Mei, dan baru berhenti setelah seorang penonton masuk ke dalam kendaraan dan memaksanya berhenti.

    Mobil itu berhenti di atas tubuh-tubuh korban.

    “Rekaman itu benar-benar mengejutkan,” kata Hakim Andrew Menary saat menjatuhkan hukuman kepada Doyle di Pengadilan Mahkota Liverpool.

    “Rekaman itu menunjukkan Anda dengan sengaja mempercepat laju kendaraan ke arah kelompok penggemar, berulang kali.”

  • Penembak Pantai Bondi Didakwa Terorisme-15 Dakwaan Pembunuhan

    Penembak Pantai Bondi Didakwa Terorisme-15 Dakwaan Pembunuhan

    Jakarta

    Kepolisian New South Wales, Australia mendakwa tersangka pelaku penembakan di Pantai Bondi, Naveed Akram, dengan terorisme, 15 dakwaan pembunuhan, dan sejumlah kejahatan lainnya. Ini dilakukan setelah penembakan massal paling mematikan di Australia dalam beberapa dekade.

    “Polisi akan menyatakan di pengadilan bahwa pria tersebut terlibat dalam tindakan yang menyebabkan kematian, cedera serius, dan membahayakan nyawa untuk memajukan tujuan keagamaan dan menimbulkan ketakutan di masyarakat,” kata polisi negara bagian New South Wales, dilansir kantor berita AFP, Rabu (17/12/2025).

    “Indikasi awal menunjukkan ini serangan teroris yang diilhami oleh ISIS, sebuah organisasi teroris yang terdaftar di Australia,” kata mereka dalam sebuah pernyataan, menggunakan nama lain untuk kelompok Negara Islam (IS).

    Pihak berwenang mengatakan Naveed dan ayahnya, Sajid Akram, melepaskan tembakan di sebuah festival Yahudi di Pantai Bondi yang terkenal di Sydney, New South Wales, pada Minggu malam lalu. Serangan itu menewaskan 15 orang dan melukai puluhan lainnya.

    Di antara para korban terdapat seorang anak perempuan berusia 10 tahun, dua penyintas Holocaust, dan sepasang suami istri yang ditembak mati saat mereka mencoba menggagalkan serangan tersebut.

    Naveed terluka parah usai ditembak polisi, dan media lokal melaporkan bahwa ia sadar dari koma pada Selasa (16/12) malam waktu setempat. Sajid Akram tewas dalam baku tembak dengan polisi.

    Polisi mengatakan Naveed juga didakwa dengan 40 tuduhan menyebabkan luka berat pada seseorang dengan maksud membunuh, serta menampilkan simbol organisasi teroris terlarang di depan umum.

    Dua bendera ISIS buatan sendiri ditemukan di dalam mobil yang terdaftar atas nama Naveed dan diparkir di dekat Pantai Bondi.

    Naveed saat ini masih dirawat di rumah sakit dan akan menghadapi persidangan melalui tautan audio visual pada hari Rabu (17/12), kata polisi.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Jenguk ke RS, PM Australia Sebut Ahmed al Ahmed Pahlawan Sejati

    Jenguk ke RS, PM Australia Sebut Ahmed al Ahmed Pahlawan Sejati

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese menemui Ahmed al Ahmed, pria yang merebut senjata dari pelaku penembakan di Pantai Bondi, Australia. Dia menyebut pria pemilik kios buah itu sebagai “pahlawan sejati Australia”.

    Ahmed kini dirawat di sebuah rumah sakit setelah menjalani operasi akibat luka tembak di lengan dan tangannya.

    Usai menjenguk Ahmed, Anthony Albanese menyebut pria asal Suriah itu sebagai “pahlawan sejati Australia”.

    Ahmed juga disebutnya “mewakili yang terbaik dari negara kita”.

    “Dia sangat rendah hati. Dia merenungkan proses berpikirnya saat melihat kekejaman itu terjadi. Dia pergi ke Bondi bersama teman dan kerabatnya,”ungkap perdana menteri.

    “Dia hanya ingin minum kopi, sesederhana itu, dan mendapati dirinya berada di saat orang-orang ditembak di depannya. Dia memutuskan untuk bertindak, dan keberaniannya adalah inspirasi bagi semua warga Australia.”

    Menurutnya, ibu dan ayah Ahmed sudah tiba di Australia setelah melakukan perjalanan dari Suriah.

    Apa yang dilakukan Ahmed al Ahmed?

    Dalam video yang beredar, Ahmed terlihat bersembunyi di balik sebuah mobil yang diparkir, lalu melompat keluar ke arah penyerang dan menjatuhkannya.

    Dia berhasil merebut senjata api dari tangan penyerang, mendorongnya ke tanah, lalu mengarahkan senjata tersebut ke pelaku.

    Penyerang kemudian mulai mundur kembali ke arah jembatan.

    Ahmed lalu menurunkan senjata itu dan mengangkat satu tangan ke udara, seolah menunjukkan kepada polisi bahwa ia bukan salah satu pelaku penembakan.

    Penyerang yang sama kemudian terlihat kembali berada di jembatan, mengambil senjata lain dan kembali melepaskan tembakan.

    Siapa Ahmed al Ahmed?

    Ahmed adalah seorang pemilik toko buah dan ayah dari dua anak.

    Dia dilaporkan masih dirawat di rumah sakit karena luka-luka.

    Ia telah menjalani operasi akibat luka tembak di lengan dan tangannya, kata keluarganya kepada 7News Australia.

    Sepupu Ahmed, Mustafa, mengatakan kepada 7News Australia pada Minggu malam: “Dia pahlawan, 100% dia pahlawan. Dia terkena dua tembakan, satu di lengannya dan satu di tangannya.”

    AFP via Getty ImagesPara pelayat berkumpul di sekitar karangan bunga di Paviliun Bondi, Sydney, Selasa (16/12), untuk mengenang para korban penembakan di Pantai Bondi.

    Dalam perkembangan terbaru, Senin (15/12) dini hari, Mustafa berkata: “Saya berharap dia akan baik-baik saja.”

    “Saya menjenguknya tadi malam. Dia dalam kondisi cukup baik, tapi kami masih menunggu keterangan dari dokter.”

    Apa perkembangan terbaru penyelidikan?

    Kepolisian Australia mengkonfirmasi bahwa para pelaku penembakan mematikan di Pantai Bondi pada Minggu (14/12) telah melakukan perjalanan ke Filipina pada November 2025..

    “Alasan mengapa mereka pergi, tujuan mereka, dan ke mana mereka pergi selama berada di sana, sedang diselidiki saat ini,” kata Komisaris Polisi New South Wales, Mal Lanyon.

    Sebelumnya, dilaporkan bahwa para pelaku penembakanyang diidentifikasi oleh media lokal sebagai Sajid Akram, 50, dan putranya Naveed, 24pergi ke Filipina untuk menerima “pelatihan bergaya militer”.

    Lanyon juga mengatakan dua bendera kelompok ISIS “buatan sendiri” dan alat peledak improvisasi (IED) ditemukan di dalam kendaraan yang digunakan oleh para pelaku.

    Keterangan ini muncul setelah Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese, mengatakan serangan itu tampaknya “dimotivasi oleh ideologi ISIS”.

    15 orang meninggal ketika dua pelaku penembakan menargetkan orang-orang Yahudi yang menghadiri acara Hanukkah.

    Para korban meninggal termasuk seorang gadis berusia 10 tahun, seorang rabi kelahiran Inggris, seorang pensiunan petugas polisi, dan seorang penyintas Holokos.

    Sebelumnya, dua pria bersenjata yang menewaskan 15 orang di Pantai Bondi, Sydney, pada Minggu (14/12) telah diidentifikasi oleh media lokal sebagai Sajid Akram, 50 tahun, dan putranya, Naveed, 24 tahun.

    Polisi sebelumnya telah mengkonfirmasi bahwa para pelaku adalah ayah dan anak.

    Pria yang lebih tua meninggal di tempat kejadian, sementara putranya dalam kondisi kritis di rumah sakit.

    Kedua pria tersebut dilaporkan telah menyatakan kesetiaan kepada kelompok Negara Islam atau ISIS.

    Kepolisian New South Wales, Australia, mengatakan 15 orang, termasuk seorang gadis berusia 10 tahun, tewas dalam penembakan di Pantai Bondi pada Minggu (14/12).

    Serangan itu terjadi saat acara sedang berlangsung untuk menandai dimulainya Festival Hanukkah.

    Polisi mengatakan mereka memperlakukan kasus penembakan ini sebagai insiden teror.

    Kedua pelaku penembakan adalah ayah dan anaknya, ungkap polisi.

    Pria terduga pelaku berusia 50 tahun meninggal di tempat kejadian.

    Adapun anaknya yang berusia 24 tahun masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.

    Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese menyebut serangan itu sebagai “tindakan kejahatan murni” yang “dengan sengaja menargetkan” komunitas Yahudi.

    Siapa pelaku penembakan di Pantai Bondi?

    Para pelaku penembakan yang menargetkan komunitas Yahudi di acara Hanukkah di Pantai Bondi adalah ayah dan anaknya, kata para pejabat Australia.

    Lima belas orangtermasuk seorang gadis berusia 10 tahuntewas dalam serangan itu, yang oleh Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese disebut sebagai “tindakan antisemitisme… [dan] terorisme di pantai kita”.

    Pelaku penembakan yang lebih tua, 50 tahun, meninggal setelah ditembak mati oleh polisi.

    Adapun anaknya, pria yang berusia 24 tahun, dalam kondisi kritis.

    Penembakan massal di Australia sangat jarang terjadi, dan serangan di Bondi adalah insiden paling mematikan di negara itu sejak pembantaian Port Arthur pada 1996.

    Ketika itu 35 orang tewas oleh seorang penembak tunggal.

    Polisi telah menyatakan insiden tersebut sebagai serangan teroris.

    BBCLokasi penembakan di Bondi Beach, Australia.

    Pihak berwenang Australia belum mengungkap lebih jauh soal identitas dan motif kedua pelaku, selain menyatakan bahwa mereka adalah ayah dan anak.

    Sang anak lahir dan besar di Australia, sementara ayahnya tiba di Australia pada 1998 dengan visa pelajar, kata Menteri Dalam Negeri Tony Burke.

    Burke menyebut, visa sang ayah kemudian dialihkan menjadi visa pasangan pada 2001, dan selanjutnya mendapatkan izin tetap permanen.

    Perdana Menteri Anthony Albanese menyebut sang anak yang berusia 24 tahun, sempat “diperiksa berdasarkan dugaan keterkaitannya dengan pihak lain.”

    Albanese tak memerinci “pihak lain” tersebut, seraya menambahkan bahwa pemeriksaan itu berlangsung pada Oktober 2019.

    “Hasil penilaian menyimpulkan tidak ada indikasi ancaman berkelanjutan atau risiko keterlibatannya dalam tindakan kekerasan.”

    Kedua pelaku disebut tinggal di Bonnyrigg, sebuah wilayah di barat daya Sydney yang berjarak sekitar satu jam perjalanan darat dari Pantai Bondi.

    Mereka tinggal di sebuah rumah bata satu lantai dengan pagar berwarna krem di bagian depan halaman.

    Alamat tersebut tercatat sebagai tempat tinggal ayah dan anak itu, tapi kedua pelaku kemudian berpindah ke sebuah properti sewaan jangka pendek di Campsie.

    Polisi meyakini di lokasi itulah serangan tersebut dipersiapkan.

    Di Bonnyrigg, para tetangga mengaku terkejut.

    “Anak perempuan saya berteriak, ‘Bu, lihat ke luar,’ lalu saya melihat banyak polisi, banyak mobil, sirene, dan pengeras suara yang memanggil mereka untuk keluar,” kata Lemanatua Fatu, yang tinggal di seberang rumah pelaku.

    “Lalu saya melihat beritanya saya pikir, ya, ampun, tidak mungkin itu mereka,” ujar Fatu.

    Ia pun mengaku sering melihat pelaku yang lebih muda membuang sampah.

    “Kami tinggal di sini seperti orang-orang biasa, ini lingkungan yang baik,” pungkas Fatu.

    Apa yang diketahui sejauh ini?

    Sekitar pukul 18:47 waktu setempat, Kepolisian New South Wales, Australia, menerima laporan bahwa terjadi penembakan di Archer Park, Pantai Bondi.

    Tak lama kemudian, polisi mengeluarkan pernyataan, yang isinya mendesak siapa pun yang berada di tempat kejadian agar berlindung.

    Warga juga diminta menghindari daerah tersebut.

    Video yang telah diverifikasi merekam ratusan orang meninggalkan pantai tersebut.

    Mereka berteriak dan terlihat berlari saat terdengar rentetan tembakan.

    Rekaman yang diverifikasi oleh BBC memperlihatkan dua penembak melepaskan tembakan dari sebuah jembatan kecil yang melintasi dari tempat parkir di Campbell Parade menuju Pantai Bondi.

    Video terpisah yang diverifikasi oleh BBC menunjukkan seorang saksi mata menangkap salah satu pelaku bersenjata, sebelum merebut senjatanya dan mengarahkannya kepada pelaku.

    Pelaku bersenjata itu kemudian mundur ke arah jembatan, dari mana penyerang lain menembak.

    Saksi mata tersebut kemudian diidentifikasi sebagai Ahmed al Ahmed, pemilik toko buah dan ayah dari dua anak.

    Keluarganya mengatakan kepada 7News Australia bahwa ia masih dirawat di rumah sakit setelah menjalani operasi akibat luka tembak di lengan dan tangannya.

    Ia digambarkan oleh Perdana Menteri New South Wales, Chris Minns, sebagai “pahlawan sejati”.

    “Saya tidak ragu bahwa banyak sekali orang yang selamat malam ini berkat keberaniannya,” kata Minns dalam konferensi pers.

    Dalam rekaman yang sama, seorang pria lainyang tampaknya terlukaterlihat melarikan diri dari tempat kejadian, saat polisi tiba dan mulai menembak ke arah para pelaku bersenjata.

    Video terverifikasi lainnya menunjukkan beberapa petugas polisi di jembatan yang sama.

    Salah satu petugas tampak memberikan upaya pertolongan pertama kepada seorang pria yang tergeletak, sementara seseorang berteriak “dia mati, dia mati”.

    Siapa Ahmed al Ahmed?

    Ahmed adalah seorang pemilik toko buah dan ayah dari dua anak.

    Dia dilaporkan masih dirawat di rumah sakit karena luka-luka.

    Ia telah menjalani operasi akibat luka tembak di lengan dan tangannya, kata keluarganya kepada 7News Australia.

    Sepupu Ahmed, Mustafa, mengatakan kepada 7News Australia pada Minggu malam: “Dia pahlawan, 100% dia pahlawan. Dia terkena dua tembakan, satu di lengannya dan satu di tangannya.”

    Dalam perkembangan terbaru pada Senin (15/12) dini hari, Mustafa berkata: “Saya berharap dia akan baik-baik saja.”

    “Saya menjenguknya tadi malam. Dia dalam kondisi cukup baik, tapi kami masih menunggu keterangan dari dokter.”

    Apa yang dilakukan Ahmed al Ahmed?

    Dalam video yang beredar, Ahmed terlihat bersembunyi di balik sebuah mobil yang diparkir, lalu melompat keluar ke arah penyerang dan menjatuhkannya.

    Ia berhasil merebut senjata api dari tangan penyerang, mendorongnya ke tanah, lalu mengarahkan senjata tersebut ke pelaku.

    Penyerang kemudian mulai mundur kembali ke arah jembatan.

    Ahmed lalu menurunkan senjata itu dan mengangkat satu tangan ke udara, seolah menunjukkan kepada polisi bahwa ia bukan salah satu pelaku penembakan.

    Penyerang yang sama kemudian terlihat kembali berada di jembatan, mengambil senjata lain dan kembali melepaskan tembakan.

    Seorang pria bersenjata lainnya juga terus menembak dari arah jembatan.

    Belum jelas siapa atau apa yang menjadi sasaran tembakan mereka.

    Paling banyak dibaca:

    Seorang perempuan dibawa petugas kesehatan, sementara dua polisi berjaga di lokasi penembakan. (AFP via Getty Images)

    Siapa saja korban tewas? Mulai rabi, penyintas holocaust, hingga bocah 10 tahun

    Seorang gadis berusia 10 tahun termasuk di antara 15 orang yang tewas dalam penembakan tersebut, menurut Kepolisian New South Wales.

    Usia para korban berkisar antara 10 hingga 87 tahun. Tidak ada detail lebih lanjut yang diberikan.

    Keluarga Rabbi Eli Schlanger, 41 tahun, kelahiran Inggris, telah memberi tahu BBC bahwa ia termasuk di antara yang tewas.

    Sepupu Schlanger, Rabbi Zalman Lewis, mengatakan bahwa ia “ceria, energik, penuh semangat, dan orang yang sangat ramah dan suka membantu orang lain”.

    “Dia benar-benar mencintai orang lain. Saya pikir itulah cara saya ingin mengingatnya,” ujarnya kepada program BBC Breakfast.

    Lewis mengatakan sepupunya baru-baru ini juga membuka sebuah pusat komunitas di Sydney bersama ayah mertuanya “untuk membantu orang lain, untuk menyebarkan kasih,” sebuah upaya yang disebutnya sangat ia banggakan.

    Ia menambahkan bahwa interaksi terakhirnya dengan sang sepupu adalah saat mengucapkan selamat atas kelahiran putra pertama Schlanger pada Oktober lalu.

    “Jika Eli masih bersama kami hari ini, dia akan mengatakan kepada orang-orang: ‘lakukan perbuatan baik, doakan para korban, doakan keluarga mereka,’” tambah Lewis.

    Media Israelmengutip Kementerian Luar Negeri Israelmelaporkan bahwa seorang warga negara Israel juga tewas.

    Warga negara Prancis, Dan Elkayam, juga telah diidentifikasi sebagai korban serangan tersebut.

    AFP via Getty ImagesSeorang perempuan membawa bayinya di kawasan Bondi Beach usai penembakan terjadi, dengan garis polisi yang sudah dibentangkan di lokasi kejadian.

    Dalam sebuah penghormatan yang dibagikan kepada X, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Nol Barrot mengatakan bahwa ia berduka bersama keluarga dan orang-orang terkasih Elkayam, komunitas Yahudi, dan warga Australia yang berduka.

    Menteri Kesehatan New South Wales, Ryan Park, mengatakan kepada ABC News pada Senin (15/12) bahwa beberapa orang “mengalami luka kritis, beberapa luka serius”.

    Park juga mengatakan empat anak dipindahkan ke Rumah Sakit Anak Sydney. Tidak jelas apakah anak yang meninggal termasuk dalam jumlah ini.

    Dua petugas polisi ditembak dan terluka selama insiden tersebut, menurut polisi.

    Mereka dilaporkan pada Minggu (14/12) dalam kondisi “mendekati kritis”.

    Ada pula Alex Kleytman, seorang penyintas holocaust yang ikut tewas dalam penembakan tersebut.

    Ia menghadiri acara itu bersama anak-anak dan cucu-cucunya, demikian laporan Chabad.

    Seorang anak berusia 10 tahun juga disebut polisi termasuk di antara para korban.

    Atas permintaan keluarga, sang bocah meminta untuk diidentifikasi sebagai Matilda.

    Dalam sebuah penggalangan dana untuk keluarganya, guru Matilda menggambarkannya sebagai “anak yang cerdas, ceria, dan penuh semangat, yang membawa cahaya bagi semua orang di sekitarnya.”

    Korban lainnya adalah Peter Meagher, mantan polisi dan relawan klub rugby setempat. Ia bekerja sebagai fotografer lepas dalam acara Hanukkah tersebut, menurut keterangan Randwick Rugby Club.

    Salah satu pelaku kantongi izin senjata untuk berburu

    Polisi mengatakan para pelaku penembakan adalah ayah dan anak berusia 50 dan 24 tahun, kata Komisaris Polisi New South Wales, Mal Lanyon, dalam konferensi pers pada Senin pagi.

    Pria berusia 50 tahun itu adalah pemegang izin senjata api.

    Dia dikaitkan dengan enam senjata api, yang semuanya diyakini telah digunakan dalam serangan di Pantai Bondi, kata Lanyon.

    Mal Lanyon, menambahkan bahwa pelaku penembakan di Pantai Bondi yang berusia 50 tahun mengantongi “lisensi kategori AB” sehingga “memberikan hak kepadanya untuk memiliki senjata laras panjang yang ia bawa.”

    “Terkait izin kepemilikan senjata api, registri senjata api melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap seluruh permohonan untuk memastikan seseorang layak dan patut memegang izin senjata api,” ujar Lanyon.

    Merujuk situs Servis NSW, kelayakan senjata untuk berburu di negara bagian itu bergantung pada lahan tempat berburu, jenis hewan yang akan diburu, dan alasan berburu.

    Salah satu alasan berburu yang diakui adalah untuk ‘rekreasi atau konsumsi pribadi’, demikian pernyataan Service NSW.

    Bagaimana perkembangan terbaru?

    Polisi telah menyatakan penembakan pada Minggu (14/12) sebagai serangan teror.

    Sejak Minggu malam hingga Senin, zona larangan masuk didirikan di sekitar lokasi kejadian.

    Polisi menggunakan peralatan khusus untuk memeriksa alat peledak improvisasi (IED) yang ditemukan di dalam mobil yang terkait dengan salah satu pelaku penembakan.

    Polisi juga meminta masyarakat untuk menghindari area tersebut.

    Dalam pidato yang disiarkan televisi, Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese menyebut penembakan itu sebagai “tindakan antisemitisme yang jahat”.

    Presiden Israel, Isaac Herzog menyebut penembakan itu sebagai “serangan yang sangat kejam terhadap orang Yahudi”.

    Adapun Raja Charlesyang merupakan kepala negara di negara Persemakmuran mengatakan dia “terkejut dan sedih atas serangan teroris antisemitisme yang paling mengerikan”.

    Pemerintah Australia akan perketat aturan senjata api

    Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan bahwa “perlunya undang-undang senjata api yang lebih ketat,” selepas insiden di Pantai Bondi.

    Pembahasan itu, disebut Albanese akan masuk dalam agenda rapat kabinet nasional yang dijadwalkan berlangsung pukul 16.00 waktu setempat.

    “Sore ini, pukul empat, saya akan mengajukan agenda kepada kabinet nasional mengenai pengetatan undang-undang senjata api, termasuk pembatasan jumlah senjata yang dapat digunakan atau dilisensikan untuk individu, serta peninjauan ulang izin dalam jangka waktu tertentu,” kata Albanese kepada media.

    “Keadaan seseorang bisa berubah. Seseorang juga bisa mengalami radikalisasi seiring waktu. Izin tidak seharusnya berlaku seumur hidup,” ujarnya.

    Getty ImagesPerdana Menteri Anthony Albanese (kiri) berbicara soal penembakan Pantai Bondi di kantor parlemen Australia pada 14 Desember 2025.

    Australia selama ini kerap mengklaim sebagai negara yang aman, dengan salah satu undang-undang senjata api paling ketat di dunia.

    Setelah pembantaian Port Arthur pada 1996, ketika 35 orang tewas di negara bagian Tasmania, pemerintah segera melakukan perubahan besar dan krusial terkait kepemilikan senjata api oleh warga sipil, khususnya senjata otomatis.

    Berdasarkan Firearms Act 1996, seseorang “tidak boleh memiliki atau menggunakan senjata api, senjata api terlarang, atau pistol kecuali jika orang tersebut diberi kewenangan melalui izin atau lisensi.”

    Seluruh pemilik senjata api yang memegang izin atau lisensi wajib terdaftar, demikian pernyataan Kepolisian dan Pemerintah New South Wales (NSW) di situs resmi mereka mengenai perolehan senjata api dan amunisi.

    Seorang lelaki komunitas Yahudi memegang kepala, dengan latar dua orang anggota polisi. (AFP via Getty Images)

    Apa itu Hanukkah?

    Hanukkah, atau Chanukah dalam bahasa Ibrani, sering disebut sebagai festival cahaya Yahudi.

    Tanggal Hanukkah berubah setiap tahun, tetapi selalu jatuh pada November atau Desember dan berlangsung selama delapan hari.

    Sebuah acara untuk menandai hari pertama perayaan tersebut sedang berlangsung di Pantai Bondi pada saat penembakan terjadi.

    Sebuah pamflet digital untuk acara tersebut, yang bernama Chanuka by the Sea 2025, menunjukkan bahwa acara tersebut dijadwalkan berlangsung di dekat taman bermain anak-anak di pantai mulai pukul 17:00 waktu setempat (06:00 GMT) pada Minggu.

    Diselenggarakan oleh pusat Yahudi Chabad of Bondi, acara tersebut direncanakan akan menampilkan hiburan langsung dan kegiatan “untuk semua usia”.

    Sekitar 1.000 orang dilaporkan hadir di acara tersebut.

    Berita ini akan diperbarui secara berkala.

    (ita/ita)

  • Aksi Berani Ahmed Rebut Senjata Penembak di Pantai Bondi

    Aksi Berani Ahmed Rebut Senjata Penembak di Pantai Bondi

    Jakarta

    Momen heroik tertangkap kamera saat insiden penembakan di Pantai Bondi, Sydney, Australia. Pria dengan tangan kosong berani merebut senjata api dari salah satu pelaku penembakan.

    Adalah Ahmed Al Ahmed (43) yang berani menyergap pelaku penembakan dan merebut senjata penembak. Pujian mengalir untuk Ahmed atas kesigapannya meredam brutalnya penembakan yang melukai 15 orang.

    Dalam video viral terlihat Ahmed berkaus putih datang dengan sigap mengambil senjata milik pelaku.

    “News.com.au dapat mengkonfirmasi bahwa pahlawan tersebut bernama Ahmed al Ahmed, 43 tahun, warga lokal Sydney yang memiliki toko buah di Sutherland,” kata laporan itu dilansir Anadolu Agency, Senin (15/12/2025).

    Akibat keberaniannya itu, Ahmed juga tertembak. Dia menjalani perawatan di rumah sakit dan akan menjalani operasi.

    Kerabat Ahmed, Mustafa, mengatakan Ahmed merupakan ayah dari dua anak. Pria tersebut disebut tidak memiliki pengalaman dengan senjata api.

    Perdana Menteri New South Wales, Chris Minns memuji Ahmed sebagai pahlawan.

    “Ini adalah pemandangan paling luar biasa yang pernah saya lihat. Seorang pria berjalan menghampiri seorang pria bersenjata yang telah menembaki masyarakat dan seorang diri melucuti senjatanya, mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan nyawa banyak orang lain,” kata Chris.

    “Pria itu adalah pahlawan sejati, dan saya tidak ragu bahwa ada banyak sekali orang yang selamat malam ini berkat keberaniannya,” tambahnya.

    Ahmed Mengira Bakal Tewas

    Ahmed sempat mengira dirinya akan tewas saat memutuskan untuk bertindak demi menyelamatkan nyawa banyak orang. Ahmed bahkan telah memberikan pesan terakhir untuk keluarganya, jika dirinya tidak selamat saat melawan pelaku bersenjata dengan tangan kosong.

    Jozay Alkanj, sepupu Ahmed, seperti dilansir Sydney Morning Herald, Senin (15/12/2025), mengatakan bahwa dirinya dan Ahmed sedang minum kopi bersama ketika penembakan terjadi di area Pantai Bondi.

    “Dia sangat takut, dan berkata saya akan mati,” tutur Alkanj.

    “Dia berkata saya akan mati, tolong temui keluarga saya (dan katakan) bahwa saya akan turun untuk menyelamatkan nyawa orang-orang,” ucap Alkanj menceritakan perkataan Ahmed sebelum dia mendekati pelaku untuk merebut senjatanya.

    Sepupunya yang lain, bernama Mostafa, mengatakan bahwa Ahmed merupakan ayah dari dua anak yang masih kecil-kecil.

    “Itu sangat gila, kami bersembunyi di balik mobil. Kami melihat orang-orang itu … menembak sangat dekat dengan kami,” ujarnya.

    Ahmed terkena dua tembakan di bagian atas bahu kirinya dan telah menjalani operasi untuk mengeluarkan peluru dari tubuhnya. Ahmed didampingi oleh Mostafa dan kedua orangtuanya di St George Hospital.

    Mostafa, saat berbicara kepada media lokal Australia, 7News, menuturkan bahwa para dokter telah memberitahu pihak keluarga jika Ahmed dalam kondisi stabil setelah menjalani operasi dan kini dalam pemulihan.

    Ayah Ahmed berbicara kepada wartawan di luar rumah sakit tempat anaknya dirawat. Berbicara dalam bahasa Arab, Ahmed memuji putranya sebagai pahlawan. Dia menuturkan bahwa Ahmed dalam keadaan baik saat dirinya menemuinya sebelum operasi dilakukan.

    “Dia (Ahmed-red) mengatakan dia bersyukur kepada Tuhan karena dia mampu melakukan ini, untuk membantu orang-orang tidak bersalah dan menyelamatkan orang-orang dari monster-monster itu, para pembunuh itu,” kata ayah Ahmed.

    “Dia adalah pahlawan,” sebutnya.

    Trump dan Netanyahu Puji Aksi Ahmed

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan pujian untuk Ahmed. Trump memuji Ahmed sebagai “orang yang sangat berani”.

    Trump, seperti dilansir Sydney Morning Herald, Senin (15/12/2025), mengomentari penembakan massal di Pantai Bondi, yang disebutnya sebagai situasi yang mengerikan. Dalam pernyataannya, Trump juga memuji keberanian Ahmed, yang viral di media sosial dengan aksinya yang heroik.

    “Ada seseorang yang sangat, sangat berani, yang bergerak dan menyergap langsung salah satu penembak dan menyelamatkan banyak nyawa,” ucap Trump dalam pernyataannya.

    “Orang yang sangat berani ini sekarang berada di rumah sakit, terluka cukup serius. Jadi, rasa hormat yang besar kepada orang yang melakukan hal itu,” katanya.

    Pujian juga datang dari Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Netanyahu menyebut Ahmed sebagai “pria Muslim pemberani”.

    “Kita melihat tindakan seorang pria pemberani — ternyata seorang pria Muslim pemberani, dan saya salut kepadanya — yang menghentikan salah satu teroris ini dari membunuh orang-orang Yahudi yang tidak bersalah,” kata Netanyahu dalam pernyataannya, seperti dilansir ABC News.

    Pujian mengalir untuknya, termasuk dari PM Australia Anthony Albanese, yang menyebut Ahmed “merebut senjata dari pelaku dengan mempertaruhkan nyawanya”. Premier negara bagian New South Wales, Chris Minns, memuji Ahmed sebagai “pahlawan sejati” dan menyebut videonya yang viral sebagai “adegan paling luar biasa yang pernah saya lihat”.

    Miliarder Beri Ahmed ‘Hadiah’ Rp 1 Miliar

    Penggalangan dana dilakukan publik untuk Ahmed. Dia dijuluki sebagai ‘pahlawan’ atas tindakan beraninya yang menyelamatkan nyawa banyak orang.

    Ahmed, yang berusia 43 tahun dan merupakan pemilik kios buah di Sydney. Salah satu orang terkaya di dunia, Bill Ackman, seperti dilansir media lokal Australia, news.com.au, Senin (15/12/2025), turut memberikan sumbangan sangat besar, yakni sebesar AUS$ 99.999 atau setara Rp 1,1 miliar untuk Ahmed.

    Penggalangan dana via GoFundMe telah dibuka untuk Ahmed setelah aksi heroiknya, dalam penembakan massal pada Minggu (14/12) di Pantai Bondi, menjadi pemberitaan utama dan menuai banyak pujian. Penggalangan dana itu berhasil mengumpulkan lebih dari AUS$ 200.000 (Rp 2,2 miliar) hanya dalam beberapa jam saja.

    Ackman, yang dikenal sebagai bankir investasi Amerika Serikat (AS), yang juga seorang Yahudi, menjadi donatur terbesar. Dia menyumbangkan dana sebesar AUS$ 99.999 (Rp 1,1 miliar) untuk Ahmed dan membagikan link GoFundMe untuk kampanye penggalangan dana bagi Ahmed itu via media sosial X miliknya.

    Dia bahkan mengarahkan orang-orang di sekitarnya untuk ikut berdonasi. “Saya diberitahu oleh GoFundMe bahwa dana hanya akan disalurkan langsung kepada sang pahlawan,” tulis Ackman via akun media sosial X pribadinya.

    Ackman yang memiliki kekayaan lebih dari US$ 9,5 miliar, mengatakan dirinya ingin memberikan “hadiah” kepada Ahmed atas aksi heroiknya.

    Halaman 2 dari 3

    (idn/idn)

  • Paus Leo XIV Kecam Penembakan Tewaskan 15 Orang di Pantai Bondi Australia

    Paus Leo XIV Kecam Penembakan Tewaskan 15 Orang di Pantai Bondi Australia

    Jakarta

    Paus Leo XIV mengecam kasus penembakan massal di Pantai Bondi Australia yang menewaskan 15 orang. Ia mendesak kekerasan antisemitisme diakhiri.

    “Hari ini saya ingin mempercayakan kepada Tuhan para korban pembantaian teroris kemarin di Sydney terhadap komunitas Yahudi. Cukup sudah bentuk-bentuk kekerasan anti-semit ini, kita harus menghilangkan kebencian di dalam hati kita,” katanya selama audiensi di Vatikan, dilansir AFP, Senin (15/12/2025). Paus Leo XIV sekaligus mendoakan para korban insiden penembakan massal tersebut.

    Diketahui, penembakan massal itu terjadi pada Minggu (14/12) malam waktu setempat. Pelaku penembakan yang merupakan ayah dan anak yang melepas tembakan ke arah kerumunan orang yang memadati Pantai Bondi untuk memulai perayaan Hanukkah.

    Polisi mengkonfirmasi ayah berusia 50 tahun itu memiliki izin untuk memiliki enam senjata api yang mereka yakini digunakan dalam penembakan tersebut.

    Setidaknya, 15 orang tewas dan puluhan orang lainnya luka-luka dalam penembakan yang terjadi saat acara perayaan festival Yahudi, Hanukkah, tersebut. Otoritas Kesehatan New South Wales, seperti dikutip Sydney Morning Herald, menyebut 27 orang masih menjalani perawatan medis di berbagai rumah sakit di kota Sydney akibat penembakan massal tersebut.

    Sajid Akram tewas ditembak polisi, sementara Naveed Akram dalam kondisi kritis. Berbagai negara kemudian menyampaikan kecaman terhadap pelaku dan peristiwa itu.

    Lihat Video ‘Detik-detik 2 Pelaku Penembakan di Australia Dilumpuhkan’:

    (eva/maa)

  • Dunia Mengutuk Penembakan Massal di Pantai Bondi Australia

    Dunia Mengutuk Penembakan Massal di Pantai Bondi Australia

    Sydney

    Penembakan massal terjadi di Pantai Bondi, Sydney, Australia, dan menyebabkan 15 orang tewas. Dunia pun mengutuk penembakan massal tersebut.

    Dirangkum detikcom, Senin (15/12/2025), pelaku penembakan yang merupakan ayah dan anak melepas tembakan ke arah kerumunan orang yang memadati Pantai Bondi untuk memulai perayaan Hanukkah pada Minggu (14/12) malam waktu setempat.

    Polisi mengkonfirmasi ayah berusia 50 tahun itu memiliki izin untuk memiliki enam senjata api yang mereka yakini digunakan dalam penembakan tersebut.

    Setidaknya, 15 orang tewas dan puluhan orang lainnya luka-luka dalam penembakan yang terjadi saat acara perayaan festival Yahudi, Hanukkah, tersebut. Otoritas Kesehatan New South Wales, seperti dikutip Sydney Morning Herald, menyebut 27 orang masih menjalani perawatan medis di berbagai rumah sakit di kota Sydney akibat penembakan massal tersebut.

    Sementara, Kepolisian Australia mengidentifikasi kedua pelaku penembakan sebagai seorang ayah yang bernama Sajid Akram (50) dan anak laki-lakinya, Naveed Akram (24). Kepolisian meyakini tidak ada pelaku lainnya dalam penembakan massal itu.

    Sajid Akram tewas ditembak polisi, sementara Naveed Akram dalam kondisi kritis. Berbagai negara kemudian menyampaikan kecaman terhadap pelaku dan peristiwa itu.

    RI Kutuk Penembakan Massal

    Pemerintah Indonesia mengecam penembakan massal di Pantai Bondi tersebut. Kementerian Luar Negeri RI juga menyampaikan duka dan rasa solidaritas untuk para korban.

    “Pemerintah Republik Indonesia mengutuk keras aksi kekerasan yang terjadi di Pantai Bondi, Sydney, pada 14 Desember 2025, yang mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka,” tulis Kementerian Luar Negeri RI lewat akun X resminya, Selasa (15/12/2025).

    “Ungkapan belasungkawa kami yang mendalam kepada keluarga dan sahabat para korban, serta turut mendoakan para korban yang mengalami luka-luka. Indonesia menyampaikan rasa solidaritas kepada Pemerintah dan rakyat Australia di masa yang sulit ini,” ujar Kemlu.

    Arab Saudi Kecam Penembakan Massal

    Pemerintah Arab Saudi juga mengutuk serangan mematikan di Pantai Bondi. Saudi menyebut insiden tersebut sebagai ‘serangan teroris’.

    “Kerajaan menegaskan pendiriannya terhadap semua bentuk kekerasan, terorisme, dan ekstremisme,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan, dilansir Al Arabiya, Senin (15/12/2025).

    “Belasungkawa tulus kepada keluarga para korban dan kepada pemerintah serta rakyat Australia, dan mendoakan agar para korban luka segera pulih,” imbuh kementerian.

    Trump Sebut Serangan Teroris Anti-Yahudi

    Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, turut mengecam penembakan massal yang menewaskan total 15 orang di Pantai Bondi. Menurutnya, peristiwa tersebut sebagai ‘serangan anti-Semit murni’.

    “Itu adalah serangan yang mengerikan, 11 orang tewas, 29 orang terluka parah. Dan itu jelas merupakan serangan anti-Semit,” kata Trump dalam perayaan Natal di Gedung Putih dilansir AFP, Senin (15/12).

    Seperti diketahui, otoritas setempat awalnya menyebut korban tewas berjumlah 11 orang. Jumlah korban tewas kemudian bertambah menjadi 15 orang.

    Netanyahu Salahkan PM Australia

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyalahkan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese atas penembakan massal di Pantai Bondi. Netanyahu menuduh Albanese semakin ‘mengobarkan api antisemitisme’ dengan mengakui negara Palestina.

    Ini bukan pertama kalinya Netanyahu mengkritik Albanese. Netanyahu sebelumnya menyebut Albanese sebagai pemimpin yang lemah setelah Australia memberikan pengakuan resmi untuk negara Palestina pada September lalu.

    Dalam pidato yang berapi-api, seperti dilansir ABC News dan Sydney Morning Herald, Senin (15/12), Netanyahu mengatakan bahwa ‘antisemitisme adalah kanker’ dan ‘menyebar ketika para pemimpin tetap diam’.

    “Saya menyerukan kepada Anda untuk mengganti kelemahan dengan tindakan, sikap lunak dengan tekad. Sebaliknya, Perdana Menteri, Anda mengganti kelemahan dengan kelemahan dan sikap lunak dengan lebih banyak sikap lunak,” kata Netanyahu.

    Australia telah mengakui negara Palestina dalam rangkaian Sidang Umum PBB pada September lalu setelah Albanese mengumumkan rencana pengakuan itu pada 11 Agustus. Netanyahu, dalam pidatonya, menyinggung surat yang dikirimkannya kepada Albanese pada saat itu.

    “Saya menulis: ‘Seruan Anda untuk negara Palestina justru menyulut api antisemitisme. Itu memberikan hadiah kepada teroris Hamas. Itu memberikan keberanian kepada mereka yang mengancam orang Yahudi Australia dan mendorong kebencian terhadap Yahudi yang kini berkeliaran di jalanan Anda’,” ujar Netanyahu.

    Iran Kutuk Serangan di Pantai Bondi

    Pemerintah Iran mengutuk keras penembakan massal yang terjadi di Pantai Bondi, Sydney, Australia, pada Minggu (14/12) yang menargetkan acara perayaan Yahudi. Teheran menyebut penembakan itu sebagai ‘serangan kekerasan’.

    “Kami mengutuk serangan kekerasan di Sydney, Australia,” ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, dalam pernyataan via media sosial X, seperti dilansir AFP, Senin (15/12).

    “Teror dan pembunuhan manusia, di mana pun itu dilakukan, ditolak dan dikutuk,” tegas Baghaei

    Lihat juga Video ‘Detik-detik 2 Pelaku Penembakan di Australia Dilumpuhkan’:

    Halaman 2 dari 3

    (haf/haf)

  • Lewat Medsos, Bocah di Tulungagung Terpapar Paham Radikalisme

    Lewat Medsos, Bocah di Tulungagung Terpapar Paham Radikalisme

    Tulungagung (beritajatim.com) -Seorang bocah di Kabupaten Tulungagung terindikasi telah terpapar paham radikalisme. Bocah tersebut diduga menjadi bagian jaringan radikalisme internasional. Aktivitas tersebut terbongkar setelah pihak Densus 88 dan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) melakukan pelacakan. Saat ini pihak Dinas Keluarga Berencaa, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBPPPA) Tulungagung melakukan pendampingan deradikalisasi terhadap bocah tersebut.

    Kepala Dinas KBPPPA Tulungagung, dr Kasil Rokhmad mengatakan sudah satu bulan ini pihaknya secara intesif melakukan pendampingan. Bersama BNPT mereka melakukan deradikalisasi terhadap paham radikal yang telah diterima oleh bocah tersebut. Deradikalisasi ini bertujuan untuk menghindari paham radikal menjadi ideologi. “Hasilnya cukup positif saat ini kami masih terus melakukan pendampingan,” ujarnya, Senin (15/12/2025).

    Kasil menjelaskan paham radikalisme ini masuk melalui aktivitas bocah tersebut di media sosial tik tok. Selama ini bocah berusia 11 tahun kerap mengunggah dukungan terhadap suatu peristiwa. Hal ini digunakan oleh jaringan radikal internasional untuk memasukkan paham radikalisme. Mereka mengundang bocah tersebut untuk masuk ke dalam grup whatsapp milik jaringan tersebut. “Aktivitas anak di media sosial ini tidak diketahui oleh keluarga, selama proses pendampingan pihak keluarga sangat kooperatif sehingga berjalan lancar,” tuturnya.

    Dengan temuan ini, Kasil meminta orang tua mengawasi anak-anaknya yang menggunakan gawai. Aktivitas anak di media sosial juga perlu dipantau oleh orang tua. Hal ini diperlukan agar anak tidak dimanfaatkan oleh kelompok radikal yang secara masif menyebarkan pahamnya. “Karena sudah ada anak Tulungagung yang terpapar ajaran radikalisme lewat media sosial, kami mengimbau kepada orang tua untuk selalu mengawasi penggunakan gawai pada anak” pungkasnya. [nm/kun]