Kasus: teror

  • Minim Diplomasi Informal, Krisis India-Pakistan Kian Memanas

    Minim Diplomasi Informal, Krisis India-Pakistan Kian Memanas

    New Delhi

    Selama bertahun-tahun, dialog informal yang difasilitasi LSM dan kelompok masyarakat sipil telah memainkan peran penting dalam menjembatani India dan Pakistan.

    Proses ini dikenal sebagai “diplomasi jalur kedua” yang melibatkan LSM, anggota masyarakat sipil, dan aktivis perdamaian. Biasanya, mereka bekerja untuk mencari solusi potensial dari berbagai krisis lewat dialog dengan para pemangku kepentingan. Pemerintah kerap menggunakan masukan dari mereka sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan.

    Rutinnya pendanaan dari donor Barat memungkinkan terjadinya pertemuan informal di wilayah netral di berbagai belahan dunia. Lewat cara ini, perspektif yang saling bertolak belakang pun bisa dipertemukan dan saling bertukar pandangan.

    Namun kini, cara ini menjadi kurang efektif. Selain persoalan pendanaan, kedua pemerintah kian menolak ajakan dialog.

    Setelah India dan Pakistan ada di ambang perang pada April lalu, pihak Jalur Kedua dari kedua negara telah memberikan pernyataan bersama untuk meredakan ketegangan.

    “Kami percaya bahwa menyulut histeria perang dan membiarkan ketegangan terus berlarut hingga berubah menjadi konflik militer hanya akan membawa kehancuran bagi kedua negara dan masyarakat yang menginginkan perdamaian,” bunyi pernyataan tersebut.

    Pernyataan itu dirilis seminggu setelah serangan terjadi dan seminggu sebelum India melancarkan serangan lintas batas, yang juga dikenal sebagai “infrastruktur teror” di Pakistan. Ketegangan akhirnya mereda setelah kedua pihak sepakat melakukan gencatan senjata.

    “Ketika pemerintah tidak terlibat dalam dialog formal apa pun, diplomasi jalur kedua kehilangan relevansinya — dan bersama itu, pendanaannya pun ikut terhenti,” ujar Barve.

    Bagaimana kelompok masyarakat sipil membantu India dan Pakistan?

    Jurnalis Pakistan, Imtiaz Alam, merupakan salah satu pendiri LSM South Asia Free Media Association (SAFMA), bersama rekannya dari India, Vinod Sharma. Kepada DW, ia mengatakan bahwa diplomasi jalur kedua memungkinkan terjadinya dialog di luar jalur formal seperti komisi tinggi atau lembaga intelijen.

    Selain SAFMA, sejumlah kelompok penting lainnya juga memainkan peran besar dalam mendorong dialog antara pejabat kedua negara. Beberapa di antaranya adalah South Asia Media Association (SAMA), Pakistan-India People’s Forum for Peace and Democracy (PIPFPD), Pakistan-India Parliamentary Forum (PIPF), Chaophraya Dialogue, Neemrana Dialogue, Women’s Peace Initiatives, dan Southasia Peace and Action Network (Sapan).

    Selama beberapa tahun ke belakang, berbagai organisasi tersebut telah berhasil membantu membangun kesepakatan antara India dan Pakistan, terutama soal Kashmir. Kedua negara sama-sama mengklaim wilayah tersebut secara penuh, tapi hanya menguasainya sebagian, menjadikannya titik konflik berkepanjangan antara dua negara bersenjata nuklir tersebut.

    Antara tahun 2005 hingga 2015, CDU memimpin serangkaian dialog masyarakat sipil terkait Kashmir. Inisiatif ini memungkinkan terjalinnya kontak antarwarga dan mendorong perdagangan lintas batas.

    Bahkan, kedua mantan Perdana Menteri, Manmohan Singh dari India dan Pervez Musharraf dari Pakistan sempat sepakat untuk menciptakan “perbatasan yang lebih lunak”.

    Barve dari CDU, yang telah hampir 40 tahun bekerja dalam bidang dialog dan rekonsiliasi di wilayah-wilayah terdampak kekerasan di India dan Asia Selatan, mengatakan bahwa pertemuan-pertemuan dengan para pemangku kepentingan tersebut menarik perhatian hingga ke tingkat tertinggi pemerintahan.

    “Yang memperhatikan bukan cuma kalangan birokrasi — bahkan perdana menteri sendiri beberapa kali menerima kami untuk mendengar langsung realita di lapangan (di Kashmir),” ujarnya.

    Conciliation Resources, sebuah LSM jalur kedua lainnya, juga terlibat dalam dialog India-Pakistan yang telah berhasil membuka jalur perdagangan yang lebih aman antara wilayah Kashmir yang dikuasai kedua negara.

    Diplomasi jalur kedua India-Pakistan mulai terkikis

    Meski begitu, upaya diplomasi jalur kedua antara India dan Pakistan mulai terkikis usai serangan teror Mumbai pada 2008, yang dilakukan kelompok militan di Pakistan. Hantaman berikutnya datang pada 2019 ketika New Delhi mencabut status semi-otonom Jammu dan Kashmir yang memicu kemarahan besar masyarakat lokal.

    Pada 2015, organisasi pro-demokrasi Jerman, Friedrich Ebert Stiftung (FES), sempat fokus pada “penguatan kerja sama regional dan perdamaian di kawasan Asia Selatan”, dan menginisiasi dialog-dialog pembangunan kepercayaan antara para pemangku kepentingan dari India dan Pakistan. Namun kini, fokus FES di kawasan Asia Selatan telah bergeser.

    Direktur FES India, Christoph Mohr, mengatakan kepada DW bahwa pada tahun 2025, FES India “tidak bekerja pada isu seputar kawasan sekitar India, terutama Pakistan, dan juga tidak menjalankan mekanisme perdamaian regional apa pun.”

    “Fokus kerja FES India dalam kebijakan luar negeri kini pada hubungan bilateral dengan Jerman dan Uni Eropa, perdagangan, serta posisi India di panggung global,” tulis Mohr melalui e-mail.

    Sektor LSM kian melemah di India

    Pemerintahan Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi juga turut memberi tekanan pada LSM asing yang beroperasi di India.

    Pada tahun 2018, keputusan pemerintah India untuk mengubah Foreign Contribution Regulation Act (FCRA) membuat banyak organisasi kehilangan izin operasional mereka, sehingga menyebabkan berbagai inisiatif perdamaian kekurangan sumber daya yang dibutuhkan.

    Salah satu kelemahan dari diplomasi jalur kedua adalah pendekatannya yang masih terbatas pada kalangan elit, dan belum mampu menjangkau masyarakat umum.

    “Generasi muda saat ini lebih banyak dibentuk oleh konten kebencian yang viral ketimbang memori bersama tentang peristiwa pemisahan India dan Pakistan. Kesenjangan ini berbahaya,” ujar Rita Manchanda dari PIPFPD kepada DW.

    Ia merujuk pada peristiwa pemisahan India setelah berakhirnya penjajahan Inggris pada 1947, yang menciptakan negara India dan Pakistan serta menyebabkan jutaan orang terusir dari tanah kelahirannya.

    “Meski begitu, masih ada secercah harapan lewat inisiatif-inisiatif baru yang dipimpin anak muda, yang mencoba menghidupkan kembali ketertarikan terhadap warisan bersama,” tambahnya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Adelia Dinda Sani

    Editor: Melisa Lolindu

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Memanas! Serangan Udara Israel Targetkan Bandara Sanaa di Yaman

    Memanas! Serangan Udara Israel Targetkan Bandara Sanaa di Yaman

    Sanaa

    Serangan udara Israel menargetkan bandara internasional Sanaa di ibu kota Yaman, yang dikuasai kelompok Houthi, pada Rabu (28/5). Tel Aviv mengklaim jet tempurnya melancarkan serangan terhadap “target teror” Houthi di bandara tersebut.

    “Agresi Israel terhadap Bandara Internasional Sanaa,” sebut saluran televisi Al-Masirah yang dikelola Houthi dalam pernyataan via media sosial X, seperti dilansir AFP, Rabu (28/5/2025).

    Laporan Al-Masirah TV menyebut beberapa serangan udara itu mengenai sebuah pesawat dan landasan pacu yang ada di fasilitas tersebut.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dalam pernyataannya menyebut sejumlah jet tempur Israel telah melancarkan serangan terhadap “target-target teroris” Houthi di bandara Sanaa.

    Serangan udara ini dilancarkan Tel Aviv sehari setelah Houthi menembakkan dua proyektil ke wilayah Israel.

    Militer Israel, dalam pernyataan terpisah, mengklaim serangannya itu telah menghancurkan pesawat milik kelompok Houthi.

    “Pesawat yang diserang pernah digunakan oleh organisasi teroris Houthi untuk mengangkut para teroris yang melancarkan serangan teroris terhadap negara Israel,” sebut militer Israel.

    Bandara Sanaa, yang sejak tahun 2022 menangani penerbangan kemanusiaan PBB dan layanan komersial terbatas oleh Yaman dari dan ke Amman, dibombardir habis-habisan oleh Israel pada 6 Mei lalu sebagai balasna atas serangan rudal Houthi yang menghantam Bandara Ben Gurion di dekat Tel Aviv.

    Pada 17 Mei, otoritas Houthi mengatakan Bandara Sanaa telah melanjutkan kembali operasional penerbangan komersial secara terbatas.

    Beberapa tahun terakhir, Houthi melancarkan rentetan serangan jalur pelayaran internasional di Laut Merah dan sekitarnya, yang diklaim sebagai bentuk solidaritas untuk Jalur Gaza yang terus digempur Israel. Houthi juga berkali-kali menyerang target-target di wilayah Israel.

    Awal bulan ini, Houthi mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Amerika Serikat (AS) yang sebelumnya melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap kelompok tersebut.

    Namun demikian, Houthi masih terus melanjutkan serangannya terhadap target-target Israel. Bahkan baru-baru ini memperingatkan akan memberlakukan “blokade laut” terhadap pelabuhan Haifa di Israel.

    Israel, dalam peringatannya, mengancam akan menargetkan kepemimpinan Houthi.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 5
                    
                        Rumah Dedi Mulyadi Dikirimi King Kobra, Teror Datang 2 Kali
                        Bandung

    5 Rumah Dedi Mulyadi Dikirimi King Kobra, Teror Datang 2 Kali Bandung

    Rumah Dedi Mulyadi Dikirimi King Kobra, Teror Datang 2 Kali
    Editor
    KOMPAS.com –
    Rumah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dikirimi ular berbisa jenis king kobra oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab.
    Dedi mengatakan, ini merupakan kejadian kedua kalinya dalam beberapa waktu terakhir.
    Dalam unggahan video yang dia bagikan di akun Instagramnya, Rabu (28/5/2025), Dedi menyampaikan teguran keras kepada pelaku yang diduga merupakan penggemar atau pemelihara ular.
    Ia menegaskan bahwa ular, apalagi jenis berbisa seperti king kobra, tidak seharusnya dijadikan bahan atraksi atau candaan berlebihan.
    “Buat para penggemar dan yang suka pelihara ular kobra, kan saya sudah minta pertama: gak boleh jadi bahan atraksi dan candaan. Apalagi kamu candanya sudah berlebihan,” ujar Dedi dalam pernyataannya.
    Dedi mengaku, ini merupakan kali kedua ular king kobra dikirim dan diletakkan di gerbang pintu rumahnya.
    Ia tidak menyebut identitas pelaku, tetapi memberikan peringatan keras agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
    “Sudah kedua kalinya kamu kirim ular king kobra ke gerbang pintu rumah saya. Jangan dong. Nanti yang ketiganya kamu apes, ketangkep loh,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • India Gencarkan ‘Serangan’ Diplomasi Usai Serangan di Kashmir

    India Gencarkan ‘Serangan’ Diplomasi Usai Serangan di Kashmir

    New Delhi

    Minggu lalu, India mengirimkan delegasi parlemen ke 33 negara dalam sebuah misi diplomatik untuk menggalang dukungan melawan kelompok-kelompok militan teroris yang berbasis di Pakistan, yang menurut Delhi adalah dalang di balik serangan-serangan lintas negara yang terjadi baru-baru ini.

    Ketegangan India dan Pakistan masih memuncak pasca penembakan turis India wilayah Kashmir yang dikelola India pada tanggal 22 April 2025. Serangan ini menewaskan setidaknya 26 orang dan menyebabkan kemarahan massal.

    Para pejabat India mengatakan bahwa Kelompok Militan Islam Lashkar-e-Taiba (LeT) yang berbasis di Pakistan adalah dalang dari serangan tersebut. Pada tanggal 7 Mei, militer India melancarkan Operasi Sindoor, serangan yang menargetkan infrastruktur teroris di Pakistan dan wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan.

    Pakistan merespons serangan itu, dan selama empat hari terjadi saling serang dengan pesawat nir awak dan rudal, hingga kedua belah pihak sepakat melakukan gencatan senjata pada tanggal 10 Mei.

    Perang diplomasi India-Pakistan di tingkat global

    Setelah serangan tersebut dan perseteruan yang kian meningkat, baik India maupun Pakistan berusaha membentuk narasi tersendiri atas konflik tersebut.

    Delegasi India, yang diwakili beberapa partai politik, melengkapi narasi itu dengan dokumen-dokumen khusus negara yang merinci sejarah Pakistan yang diduga telah mendukung terorisme sejak lama, kebijakan “nol toleransi” India terhadap terorisme serta bukti-bukti pendukung yang mengaitkan serangan bulan April tersebut dengan kelompok-kelompok teroris yang berbasis di Pakistan.

    “Ini adalah misi politik. Kami ingin melakukan penjangkauan yang kuat kepada dunia, menyampaikan tekad kami dalam memerangi terorisme,” kata Randhir Jaiswal, juru bicara Kementerian Luar Negeri India.

    Pemerintah Pakistan membantah keras memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok militan dan bersikeras bahwa pemerintah Pakistan tidak ada kaitannya dengan serangan di bulan April itu.

    Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, menyebut serangan yang dilancarkan India sebagai serangan yang “tidak beralasan” dan “agresif”. Kementerian Pertahanan Pakistan mengatakan bahwa serangan India menghantam lokasi-lokasi sipil, membantah bahwa India menargetkan kamp-kamp teroris.

    Islamabad juga telah melakukan penjangkauan diplomatik, dipimpin oleh ketua Partai Rakyat Pakistan, Bilawal Bhutto Zardari.

    Delegasi ini, meskipun lebih sedikit dibandingkan delegasi India, menghendaki hal yang serupa, melibatkan dukungan pemangku kepentingan-kepentingan internasional, termasuk anggota Dewan Keamanan PBB untuk memastikan keamanan Pakistan.

    Pakistan fokus membahas isu-isu pelanggaran gencatan senjata oleh India, ancaman India untuk mengurangi pasokan air Sungai Indus, serta menjelaskan posisi negara tersebut dalam sengketa Kashmir.

    Pada hari Minggu, Sharif mengunjungi sekutu Pakistan, Turki, sebagai bagian dari kunjungan diplomatiknya selama lima hari.

    India mencari dukungan untuk ‘perang melawan teror’

    Para ahli kebijakan dan diplomat yang berbicara dengan DW mengatakan bahwa ‘serangan’ diplomatik India akan melegitimasi negara tersebut menyerang Pakistan dengan alasan sah ‘membela diri’ di bawah hukum internasional.

    “Keikutsertaan anggota parlemen oposisi India sebagai delegasi menandakan persatuan, memberikan kredibilitas pada posisi India dan menarik negara-negara demokrasi yang menghargai konsensus dua partai politik yang berbeda,” kata Anil Wadhwa, mantan diplomat India, kepada DW.

    Wadhwa menambahkan bahwa para delegasi “akan melawan narasi palsu Pakistan” yang tidak mengakui keterlibatannya dalam serangan Kashmir.

    “Meskipun pemerintah India telah dengan tegas merespons kasus ini tanpa perlu meyakinkan konstituen domestik, mungkin masih ada beberapa keraguan di kalangan mitra internasional akibat narasi palsu yang dikeluarkan oleh Pakistan. Hal itu akan diatasi dengan upaya-upaya ini,” tambah Wadhwa.

    Penjangkauan mitra global India juga disorot oleh kunjungan Menteri Luar Negeri S Jaishankar baru-baru ini ke Belanda, Denmark dan Jerman.

    Dalam sebuah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul minggu lalu, Jaishankar menegaskan kembali sikap New Delhi dalam memerangi terorisme.

    “India tidak memiliki toleransi terhadap terorisme. India tidak akan pernah menyerah pada ancaman nuklir. India akan berurusan dengan Pakistan secara bilateral. Seharusnya tidak ada kebingungan sedikitpun,” kata Jaishankar dalam sebuah konferensi pers bersama.

    India tingkatkan diplomasi internasional

    Ini bukan kali pertama India mengirimkan delegasi parlemen ke luar negeri untuk menjaring dukungan diplomatik dan menjelaskan posisi kebijakan luar negerinya, terutama terkait konflik yang melibatkan Pakistan.

    Sebelumnya, setelah serangan terhadap parlemen India pada bulan Desember 2001, pemerintah dibawah pimpinan mantan Perdana Menteri Atal Bihari Vajpayee mengirimkan delegasi multi-partai untuk memberikan pengarahan kepada para pemimpin dunia mengenai dugaan campur tangan kelompok-kelompok militan yang berbasis di Pakistan dalam melakukan serangan tersebut.

    Namun delegasi saat ini lebih menonjol karena skala dan cakupannya lebih besar dibandingkan dengan kejadian-kejadian sebelumnya.

    “Hal ini didukung lanskap geopolitik, di mana India merupakan negara ekonomi utama G20, anggota Quad dan pemain kunci dalam forum-forum global. Misi Pakistan bukanlah tandingan dalam hal skala dan cakupannya,” kata Wadhwa.

    Ajay Bisaria, mantan komisaris tinggi India untuk Pakistan, mengatakan kepada DW bahwa narasi India “akan beresonansi secara lebih global dengan para mitra dan organisasi multilateral.”

    Bisaria mengatakan bahwa delegasi India juga mewakili konsensus nasional yang kuat, ini memberikan India kesempatan untuk membangun dukungan internasional dalam perang global baru melawan terorisme.

    “Sangat penting bagi India untuk meningkatkan diplomasi globalnya, memanfaatkan pendekatan-pendekatan inovatif seperti delegasi parlemen untuk melawan narasi paksa militer Pakistan dan menunjukkan tanggapan terukur India terhadap tantangan-tantangan keamanan negara,” tambahnya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Hendra Pasuhuk

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kanselir Jerman Kecam Israel yang Bombardir Gaza

    Kanselir Jerman Kecam Israel yang Bombardir Gaza

    JAKARTA  – Kanselir Jerman Friedrich Merz menyampaikan teguran paling kerasnya terhadap Israel. Merz mengkritik serangan udara besar-besaran di Gaza karena tidak lagi dibenarkan oleh kebutuhan untuk memerangi Hamas dan “tidak lagi dapat dipahami”.

    Pesan tersebut mencerminkan perubahan yang lebih luas dalam opini publik tetapi juga kemauan yang lebih besar dari politikus Jerman tingkat atas untuk mengkritik tindakan Israel sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas.

    Kritik serupa juga dilontarkan menteri luar negeri Merz, Johann Wadephul termasuk seruan dari mitra koalisi juniornya, Partai Sosial Demokrat. Mereka medensak menghentikan ekspor senjata ke Israel atau Jerman akan terlibat dalam kejahatan perang.

    Meskipun bukan perubahan total, perubahan nada ini signifikan di negara yang kepemimpinannya mengikuti kebijakan tanggung jawab khusus untuk Israel, yang dikenal sebagai Staatsraeson, karena warisan Holocaust Nazi.

    Jerman, bersama dengan Amerika Serikat, menjadi salah satu pendukung Israel yang paling gigih.

    Tetapi pernyataan Merz muncul saat Uni Eropa meninjau kembali kebijakannya terhadap Israel dan Inggris, Prancis, dan Kanada juga mengancam akan melakukan “tindakan konkret” atas Gaza.

    “Serangan militer besar-besaran oleh Israel di Jalur Gaza tidak lagi menunjukkan logika apa pun bagi saya. Bagaimana serangan itu melayani tujuan menghadapi teror. Dalam hal ini, saya memandangnya dengan sangat, sangat kritis,” kata Merz di Turku, Finlandia dilansir Reuters, Selasa, 27 Mei.

    “Saya juga bukan termasuk orang yang pertama kali mengatakannya. Namun, tampaknya dan bagi saya tampaknya sudah tiba saatnya saya harus mengatakan secara terbuka, (bahwa) apa yang sedang terjadi saat ini tidak lagi dapat dipahami,” tegas Merz.

    Pernyataan tersebut sangat mengejutkan mengingat Merz memenangkan pemilihan umum pada Februari dengan menjanjikan akan menjamu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di tanah Jerman, yang bertentangan dengan surat perintah penangkapan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

    Merz juga menggantung gambar pantai Zikim di kantor kanselir, tempat para pejuang Hamas tiba dengan perahu selama aksi mereka pada tahun 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang.

     

    Kanselir berencana untuk berbicara dengan Netanyahu pekan ini, karena serangan terhadap Gaza telah menewaskan puluhan orang dalam beberapa hari terakhir dan populasinya yang berjumlah 2 juta jiwa terancam kelaparan.

    Ia tidak menjawab pertanyaan tentang ekspor senjata Jerman ke Israel. Sementara seorang pejabat pemerintah mengatakan hal ituadalah masalah yang harus diselesaikan oleh dewan keamanan yang diketuai oleh Merz.

    Duta Besar Israel untuk Berlin, Ron Prosor, mengakui kekhawatiran Jerman tetapi tidak memberikan komentar apa pun.

    “Ketika Friedrich Merz mengemukakan kritik ini terhadap Israel, kami mendengarkan dengan saksama karena ia adalah seorang teman,” kata Prosor kepada penyiar ZDF.

  • Sebut Gila hingga Kejatuhan Rusia

    Sebut Gila hingga Kejatuhan Rusia

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan serangan terbuka kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. Trump menyebut Putin gila hingga membunuh banyak orang.

    Dalam pernyataan terbarunya, Trump mengeluarkan teguran terhadap Putin terkait serangan ke Ukraina. Trump mengatakan dia tidak senang dengan tindakan Rusia yang meluncurkan sejumlah drone ke Ukraina yang menewaskan belasan orang.

    “Saya tidak senang dengan apa yang dilakukan Putin. Dia membunuh banyak orang, dan saya tidak tahu apa yang terjadi pada Putin,” kata Trump dilansir AFP, Senin (26/5/2025).

    “Saya sudah lama mengenalnya, dan selalu akur dengannya. Namun, dia mengirim roket ke kota-kota dan membunuh orang. Saya sama sekali tidak menyukainya,” imbuh Trump.

    Trump juga bicara mengenai sanksi. Dia mengaku akan mempertimbangkan untuk memberikan tambahan sanksi ke Rusia terkait serangan itu.

    “Dia membunuh banyak orang. Saya tidak tahu apa yang salah dengannya. Apa yang terjadi padanya, ya? Dia membunuh banyak orang. Saya tidak senang dengan itu,” ucap Trump lagi.

    Trump: Putin Benar-benar Gila!

    Trump dan Putin (Foto: REUTERS/Kevin Lamarque)

    Otoritas Ukraina sebelumnya melaporkan bahwa serangan udara besar-besaran Rusia selama dua malam berturut-turut, termasuk terhadap Kyiv, memicu suasana “teror”. Sedikitnya 13 orang tewas akibat rentetan serangan drone yang menghujani Kyiv pada Minggu (25/6) waktu setempat.

    Disebutkan bahwa para korban tewas termasuk sejumlah anak-anak dan remaja yang baru berusia 8 tahun, 12 tahun dan 17 tahun.

    Melalui akun media sosialnya, Donald Trump kembali melontarkan kritikan keras untuk Putin. Trump yang berang secara terang-terangan menyebut Putin “benar-benar gila”.

    “Saya selalu memiliki hubungan yang sangat baik dengan Vladimir Putin dari Rusia, tetapi sesuatu telah terjadi padanya. Dia benar-benar GILA!” cetus Trump dalam pernyataan terbarunya via media sosial miliknya, Truth Social.

    “Saya selalu mengatakan bahwa dia menginginkan SELURUH Ukraina, bukan hanya sebagian saja, dan mungkin itu terbukti benar, tetapi jika dia melakukannya, itu akan menyebabkan kejatuhan Rusia!” ucapnya.

    Pernyataan terbaru Trump itu menjadi teguran langka terhadap Putin, yang seringkali dibahas oleh sang Presiden AS itu dengan penuh kekaguman. Namun, Trump mulai menunjukkan rasa frustrasi yang meningkat dengan posisi Rusia dalam negosiasi gencatan senjata yang menemui jalan buntu dengan Kyiv baru-baru ini.

    Halaman 2 dari 2

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Densus 88: Terduga Teroris di Purworejo Terafiliasi Kelompok Anshor Daulah
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        26 Mei 2025

    Densus 88: Terduga Teroris di Purworejo Terafiliasi Kelompok Anshor Daulah Nasional 26 Mei 2025

    Densus 88: Terduga Teroris di Purworejo Terafiliasi Kelompok Anshor Daulah
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Terduga
    teroris
    yang ditangkap
    Densus 88
    di
    Purworejo
    , Jawa Tengah, merupakan anggota kelompok
    Anshor Daulah
    .
    “Penangkapan ini merupakan bagian dari rangkaian operasi pencegahan terhadap jaringan
    terorisme
    berbasis media sosial yang diduga terafiliasi dengan kelompok teror Anshor Daulah,” tulis pihak Densus 88 Anti Teror Polri dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/5/2025) malam.
    Penangkapan itu dilakukan Densus 88 di wilayah Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, pada pukul 09.20 WIB tadi.
    “Densus 88 Anti Teror Polri telah melakukan penangkapan terhadap seorang pria berinisial AF (32 tahun) di halaman rumahnya,” tulis pihak Densus 88.
    Densus 88 menyebut bahwa AF aktif menyebarkan narasi propaganda dan ajakan kekerasan melalui pelbagai platform digital.
    Sebagaimana diberitakan sebelumnya, peristiwa penangkapan ini juga dikonfirmasi oleh Polda Jawa Tengah.
    Orang yang ditangkap diduga merupakan simpatisan Anshor Daulah atau Jamaah Anshor Daulah (JAD), organisasi terlarang yang berafiliasi dengan kelompok teroris
    ISIS
    . Ia disebut aktif menyebarkan propaganda radikal melalui media sosial.
    “Sudah dibawa ke Jakarta,” kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, tadi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Eksklusif! Mantan Teroris Umar Patek: Dulu Saya Meramu Bom, Sekarang Meramu Kopi!

    Eksklusif! Mantan Teroris Umar Patek: Dulu Saya Meramu Bom, Sekarang Meramu Kopi!

    Surabaya (beritajatim.com) – Masih ingat dengan Umar Patek? Kalau anda mengingatnya sebagai teroris yang paling diburu dunia, ingatan anda masih bagus. Amerika pernah membuat sayembara dengan hadiah 1 juta dollar AS bagi siapa saja yang memberikan informasi keberadaan Umar Patek dan berhasil menangkapnya.

    Umar merupakan mantan teroris dan anggota Jemaah Islamiyah (JI) yang paling dicari oleh Pemerintah Amerika Serikat, Australia, Filipina dan Indonesia, karena keterlibatannya dalam aksi terorisme. Teroris Noordin M Top, adalah salah seorang murid dari Umar Patek, yang juga berhasil dilumpuhkan oleh Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.

    Pada 21 Juni 2012, pengadilan Indonesia menghukum Patek 20 tahun penjara, karena pembunuhan dan pembuatan bom. Dia ditemukan bersalah atas semua enam tuduhan, termasuk keterlibatan dalam serangan terhadap gereja-gereja pada malam Natal 2000. Jaksa tidak menuntutnya hukuman mati.

    Namun, Rabu, 7 Desember 2022, lelaki ini resmi dibebaskan dari Lapas Kelas I Surabaya, Porong, Sidoarjo. Patek kini berstatus sebagai ‘klien pemasyarakan’. Ia berkewajiban untuk mengikuti program pembimbingan dari Balai Pemasyarakatan Surabaya hingga 29 April 2030 nanti.

    Program pembebasan bersyarat ini akan dicabut dan Patek akan dikirim kembali ke jeruji besi, apabila dalam rentang waktu tersebut ia melakukan pelanggaran. Kini apa yang diperbuat Umar Patek, setelah lama ‘menghilang’ seperti ditelan bumi?

    “Dulu aku dikenal karena hal yang menyakitkan dunia. Tapi kini, aku memilih jalan lain. MeRAMU rasa, menyeduh damai. Rasa pahit itu dulu menghancurkan. Sekarang, pahit ini menyembuhkan,” tutur Umar Patek dalam video promosi usaha barunya ‘RAMU 1966 by Umar Patek’ yang akan diluncurkan pada 3 Juni 2025, bertempat di Hedon Estate Surabaya.

    Beritajatim.com mendapatkan undangan khusus untuk Grand Launching usaha baru Umar Patek ini, dari Dokter Gigi David Andreasmito yang merupakan owner Hedon Estate Surabaya ini.

    “Ini bukan sekadar kopi. Ini tentang perubahan. Tentang memilih hidup yang baru. Racikan kopi ini adalah hasil karya seorang mantan teroris yang telah menemukan kembali jati diri dan memilih untuk berkarya. Kopi yang akan kita kenalkan bukan sekadar hasil seduhan biji-biji terbaik dari tanah Indonesia. Ini adalah buah dari perjalanan panjang seorang manusia yang memilih untuk berubah. Dari jalan kelam menuju cahaya, dari amarah menuju makna, dari ketakutan menuju harapan,” kata drg David Andreasmito dalam undangan yang dikirimkan ke beritajatim.com, Sabtu (24/5/2025).

    Umar menceritakan kepada beritajatim.com secara eksklusif, bahwa dirinya dari kecil memang telah menyukai kopi.

    “Saya setelah keluar dari penjara bikin ramuan kopi. Waktu itu masih untuk kalangan sendiri. Kalau teman pesan-pesan, baru saya ramukan dan racik. Kemudian, Dokter David main ke rumah saya di Porong, Sidoarjo. Saya suguhi kopi rempah, ternyata beliau tertarik dengan rasanya yang khas. Beliau tanya kenapa nggak dikembangkan usaha kopi ini. Dokter waktu itu bilang sudah Mas Umar jalankan saja, nanti dokter yang push untuk pemasarannya,” jelas Umar Patek.

    Mengapa dikasih nama RAMU 1966 by Umar Patek?

    “1966 itu tahun kelahiran saya. Kalau RAMU, dibaca dari belakang itu ya Umar. Dulu Umar meramu bom, kini Umar meramu kopi. Saya ingin katakan Umar Patek bukan yang dulu lagi, tapi transformasi yang sekarang,” tegasnya.

    Hedon Estate menjadi Official store usaha baru Umar Patek. “Ini untuk pemasaran dan bisa juga melayani pemesanan online. Mudah-mudahan cafe-cafe lain akan menyusul Hedon Estate. Harapan saya bisa buka cabang di seluruh Indonesia, bahkan luar negeri,” pungkasnya.

    Umar Patek dengan usaha barunya, Kopi RAMU 1966 by Umar Patek

     

    Dikutip dari Wikipedia, Umar Patek alias Umar Arab alias Pak Patek alias Anis alias Umar alias Hisyam alias Umar Kecil alias Abu Syekh alias Allawy alias Ja’far lahir di Pemalang, 20 Juli 1966.

    Lahir dengan nama Hisyam, Umar Patek adalah keturunan Arab-Indonesia, ayahnya bernama Ali Zain dan Ibunya bernama Fatimah. Di Pemalang, Umar bertempat tinggal di daerah yang dikenal dengan sebutan Kampung Arab, yaitu di Jalan Semeru No 20 Kelurahan Mulyoharjo, Kecamatan Pemalang, Pemalang.

    Dia merupakan lulusan SMA Muhammadiyah 1 Pemalang, yang lulus di Tahun 1986. Umar juga dikenal cukup berprestasi saat SMA.

    Patek terakhir kali terlihat di kampung halamannya pada pertengahan tahun 2000 silam sebelum terjadi Bom Natal, 24 Desember tahun 2000. Dua tahun setelah kasus bom itu, keluarga Patek pun menghilang. Mereka pindah secara diam-diam. Sejak 2002 pula, rumah yang ditinggal penghuninya itu lantas dialihfungsikan menjadi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta Tempat Penitipan Anak (TPA) Al-Irsyad Al-Islamiyah.

    Umar merupakan mantan teroris dan juga mantan anggota Jemaah Islamiyah (JI) yang paling dicari oleh Pemerintah Amerika Serikat, Australia, Filipina dan Indonesia, karena keterlibatannya dalam aksi terorisme saat itu.

    Amerika bahkan pernah menjanjikan hadiah sebesar 1 juta dollar AS kepada siapa saja yang bisa menangkap atau memberikan informasi keberadaan Umar Patek.

    Umar Patek diyakini sebagai asisten koordinator lapangan pada insiden peledakan bom di Bali, Indonesia pada tahun 2002. Umar Patek juga ditengarai berperan sebagai komandan lapangan pelatihan Jemaah Islamiyah di Mindanao, Filipina. Noordin M Top, yang berhasil dilumpuhkan Densus 88 beberapa waktu lalu, pernah menjadi muridnya.

    Amerika telah menyayembarakan bagi penangkapnya senilai 1 juta dollar AS, lebih murah dibandingkan Dulmatin (10 juta dollar AS), yang telah tewas di Ciputat.

    Umar Patek digambarkan sebagai laki-laki Jawa keturunan Arab. Patek memiliki tinggi badan 166 cm dengan berat sekitar 60 kg dengan warna kulit coklat.

    Patek pernah dilaporkan terbunuh pada 14 September 2006 di Provinsi Sulu, Filipina. Tapi laporan ini tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya, dan Patek tetap berstatus buronan. Terakhir Patek diberitakan tertangkap aparat keamanan di Abbottabad, Pakistan pada 29 Maret 2011.

    Setelah Dulmatin tertembak mati, Umar Patek diyakini sebagai amir (pemimpin) berikutnya. Sebagai seorang amir, dia akan aktif seperti Dulmatin untuk berkoordinasi, menjalin komunikasi, menyiapkan persenjataan, dan kaderisasi.

    Umar Patek yang merupakan pria blasteran Jawa-Arab itu sama bahayanya dengan Dulmatin, karena keduanya memiliki hubungan pertemanan yang sangat erat. Umar berpengalaman di Afghanistan dan Mindanao.

    Dulmatin alias Ammar Usman alias Joko Pitono kuat perannya sebagai koordinator lapangan, pengumpul dana, dan perakit bom. Sedangkan, Umar cerdas dalam menyusun strategi perang dan spionase (penyamaran).

    Setelah penggerebekan dua lokasi di Pamulang, Tangerang Selatan, disinyalir pergerakan teroris akan menghilang untuk sementara waktu, dan akan kembali pada waktu yang sulit diprediksi. Saat itu mereka tiarap. Mereka memiliki dogma bila mereka maju perang terbuka pasti akan kalah. Haram bagi mereka untuk maju, karena itu sama saja bunuh diri. Beberapa pengamat berspekulasi kemungkinan Umar kabur dari Indonesia.

    Pada 11 Agustus 2011, Umar Patek telah diekstradisi dari Pakistan ke Indonesia di mana dia ditahan di Jakarta sebelum menunggu persidangan.

    Pada 21 Juni 2012 pengadilan Indonesia menghukum Patek 20 tahun penjara, karena pembunuhan dan pembuatan bom. Dia ditemukan bersalah atas semua enam tuduhan, termasuk keterlibatan dalam serangan terhadap gereja-gereja pada malam Natal 2000. Jaksa tidak menuntut hukuman mati.

    Selama persidangan Patek meminta maaf kepada keluarga korban dan menyatakan bahwa ia tidak melakukan apa pun lebih dari bahan kimia campuran untuk bahan peledak. Patek juga menyatakan bahwa sasarannya selalu Israel dan bukan “Barat”. Menyatakan “Saya mempertanyakan mengapa di Bali? Jihad harus dilakukan di Palestina bukan di Bali. Siapa yang menjadi korban, mereka orang Barat, bukan Israel. Bahkan banyak orang Indonesia menjadi korban. Mereka tidak memiliki hubungan ke Palestina.”

    Namun, Rabu, 7 Desember 2022, lelaki ini resmi dibebaskan dari Lapas Kelas I Surabaya, Porong, Sidoarjo. Patek kini berstatus sebagai ‘klien pemasyarakan’. Ia berkewajiban untuk mengikuti program pembimbingan dari Balai Pemasyarakatan Surabaya sampai 29 April 2030 nanti.

    Program pembebasan bersyarat ini akan dicabut dan Patek akan dikirim kembali ke jeruji besi, apabila dalam rentang waktu tersebut ia melakukan pelanggaran. Pembebasan Patek ditanggapi oleh korban Bom Bali yang selamat, Peter Hughes. Warga Australia ini mengatakan bahwa seharusnya lelaki itu dihukum berat. “Dia dibebaskan, itu menggelikan,” ujar Hughes kepada ABC, seperti dikutip AFP. (tok/kun)

  • Skenario Perang Nuklir India-Pakistan: 125 Juta Tewas-Dunia Badai Api!

    Skenario Perang Nuklir India-Pakistan: 125 Juta Tewas-Dunia Badai Api!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Skenario perang nuklir antara India dan Pakistan terus bermunculan. Hal ini terjadi saat situasi kedua kekuatan nuklir itu memanas pascapenembakan di Kashmir India bulan lalu, yang memicu serangan ke Pakistan oleh New Delhi.

    Diketahui, hubungan kedua negara Asia Selatan itu memanas setelah adanya serangan teroris di resor Pahlagam Kashmir yang menewaskan 26 orang wisatawan. India menuding aksi itu dilakukan oleh kelompok teroris yang dibekingi Pakistan, yang membuat New Delhi kemudian melancarkan aksi serangan ke tetangganya itu pada Rabu lalu.

    Hingga saat ini, keduanya masih dalam aksi saling serang. Ketegangan ini merupakan eskalasi terbaru, setelah terakhir keduanya bentrok pada tahun 2019 lalu.

    Saat itu, mulai muncul kajian terkait perang nuklir yang dapat terjadi antara keduanya, mengingat Islamabad dan New Delhi masing-masing memiliki ratusan hulu ledak nuklir. Dalam eskalasi kala itu, salah satu surat kabar Routledge meramalkan konflik nuklir antara India dan Pakistan pada tahun 2025, yang dipicu oleh serangan teror yang menelan banyak korban.

    Para peneliti berteori bahwa serangan teroris besar, yang awalnya dibayangkan sebagai serangan terhadap Parlemen India, akan memprovokasi India untuk memobilisasi pasukan di sepanjang Garis Kontrol (LoC), yang mendorong Pakistan untuk menanggapi dengan cara yang sama. Ketika ketegangan meningkat, pertempuran kecil dan korban di kedua belah pihak akan menyebabkan eskalasi yang cepat.

    “Seperti yang terjadi pada Januari 2002, kedua belah pihak memobilisasi dan mengerahkan pasukan mereka. Pertempuran pecah, dan ada korban jiwa di kedua belah pihak,” demikian pernyataan surat kabar tersebut dikutip Economic Times, Jumat (9/5/2025).

    Menurut penelitian tersebut, begitu pasukan India mulai maju ke wilayah Pakistan, para jenderal Pakistan, yang takut akan kekalahan konvensional, menggunakan senjata nuklir. Pada hari pertama, Pakistan menggunakan 10 senjata nuklir taktis (masing-masing dengan hasil 5 kiloton) di dalam perbatasannya sendiri untuk melawan tank-tank India.

    Di hari kedua, Pakistan meluncurkan 15 senjata nuklir taktis lagi. Sebagai tanggapan, India menggunakan 20 serangan udara nuklir strategis yang menargetkan instalasi militer dan depot nuklir Pakistan.

    “Serangan udara ini menyebabkan kebakaran besar dan gumpalan asap, mirip dengan yang terlihat setelah pengeboman Hiroshima atau kebakaran raksasa akibat gempa bumi San Francisco tahun 1906,” tulisnya.

    Alih-alih menghentikan perang, eskalasi India memicu hari ketiga yang mematikan. Kemudian Pakistan menanggapi dengan 30 serangan udara di garnisun, pangkalan angkatan laut, dan lapangan udara perkotaan India, ditambah 15 serangan taktis lainnya. India kemudian akan membalas dengan serangan nuklir di 10 lokasi militer Pakistan di kota-kota.

    Selama tiga hari berikutnya, Pakistan menggunakan seluruh persenjataan strategisnya yang terdiri dari 120 senjata nuklir, yang menargetkan kota-kota di India. India menanggapi dengan 70 serangan udara nuklir, sambil menyimpan 100 senjata cadangan untuk mencegah China.

    Dampak Kerusakan dan Korban Jiwa

    Dengan asumsi kedua negara masing-masing memiliki sekitar 250 senjata nuklir, para peneliti memperingatkan konsekuensi bencana sejumlah 50 hingga 125 juta kematian langsung, tergantung pada hasil senjata.

    Kota-kota besar di India dan Pakistan akan hancur total atau tidak dapat dihuni lagi. Infrastruktur vital seperti layanan kesehatan, transportasi, energi, dan keuangan akan hancur.

    “Namun kehancuran tidak akan berhenti di situ. Efek iklim dari asap dan badai api akan mempengaruhi seluruh dunia.

    “Dampaknya akan sangat besar dan berdampak global,” demikian simpulan makalah tersebut.

    (tps)

  • Langit Seketika Berubah Jadi Merah, Kata Saksi Mata Serangan India di Pakistan Menuturkan Pengalaman – Halaman all

    Langit Seketika Berubah Jadi Merah, Kata Saksi Mata Serangan India di Pakistan Menuturkan Pengalaman – Halaman all

    Langit Rasanya Seperti Berubah Menjadi Merah, Kata Saksi Mata Serangan India di Pakistan

    TRIBUNNEWS.COM- Pada Rabu (7/5/2025) pagi, puluhan orang berkumpul di sekeliling kompleks yang luas di kota Muridke, Pakistan untuk melihat sendiri kerusakannya.

    Dalam semalam, rudal-rudal India telah menghantam gedung-gedung di lokasi ini, lokasi yang terletak tidak jauh dari perbatasan dengan India di wilayah Punjab Pakistan, dan hanya beberapa menit berkendara dari kota besar Lahore.

    Tidak seorang pun diizinkan masuk ke dalam kompleks itu – tetapi bahkan dari kejauhan saat reporter BBC mengintip melalui pagar kawat berduri yang mengelilinginya, kerusakannya tidak terlihat jelas.

    BBC berbicara kepada orang-orang di lapangan yang menyaksikan langsung pengeboman itu.

    “Masjid utama yang menjadi sasaran,” kata seorang pria. “Langit menyala dan terasa seperti langit berubah menjadi merah.”

    Yang lain berkata: “Tiba-tiba ada rudal muncul dan terjadi ledakan. Saya langsung keluar rumah.

    “Saya baru saja sampai di masjid dekat rumah saya ketika terdengar tiga ledakan beruntun. Saya mendengar ketiganya, suaranya sangat keras.”

    Ketika tim BBC tiba di Muridke, personel dinas keamanan mengawasi ketat akses ke lokasi tersebut.

     

     

     

    KERUSAKAN DI DALAM- Kerusakan di dalam Masjid Ummul Qura, Muridke Pakistan, salah satu tempat yang diserang oleh India dalam serangan Rabu (7/5/2025) (Tangkapan layar Youtube/UrduPoint.com)

     

     

     

    Dari jalan yang dikelilingi perumahan padat, tim BBC dapat melihat sebagian bangunan runtuh dan puing-puing tersebar di area yang luas.

    Petugas darurat masih mencari korban luka atau meninggal di reruntuhan pesawat.

    Kompleks ini memiliki rumah sakit, sekolah, dan masjid, sementara India mengatakan telah menyerang lokasi yang terkait dengan apa yang disebutnya organisasi teroris – jadi mengapa menjadi sasaran? Jawabannya tampaknya ada di masa lalunya.

    Hingga beberapa tahun lalu, awalnya digunakan oleh Lashkar-e-Taiba (LeT), kelompok militan berbasis di Pakistan yang ditetapkan sebagai organisasi teror oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Kelompok ini kemudian digunakan oleh Jamaat-ud-Dawa, yang oleh para pengamat digambarkan sebagai kelompok depan LeT.

    Kedua kelompok tersebut telah dilarang oleh pemerintah Pakistan, yang telah mengambil alih fasilitas di Muridke.

     

     

     

     

     

     

     

    Namun pada Selasa malam, kompleks ini menjadi sasaran militer India yang telah bersumpah untuk menanggapi pembunuhan wisatawan di Kashmir yang dikelola India bulan lalu.

    Pemerintah India mengatakan serangannya di Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan menargetkan apa yang digambarkannya sebagai infrastruktur teroris. Pemerintah Pakistan membantah adanya hubungan dengan serangan Pahalgam.

    Seorang pria memberi tahu kami bahwa kompleks Muridke biasanya menampung anak-anak dari berbagai daerah yang datang untuk belajar di madrasah, meskipun sebagian besar telah dievakuasi seminggu yang lalu.

    Kemudian pada hari itu, kru kamera diizinkan mengakses lokasi dan melihat kerusakan dari dekat.

    Atap salah satu bangunan runtuh akibat kekuatan ledakan.

    Lubang telah robek pada dinding yang lain dan sejumlah besar puing berserakan di tanah.

    Di seluruh wilayah ini, orang-orang berharap tidak akan ada lagi puing dalam waktu dekat.

     

     

    SUMBER: BBC