Kasus: teror

  • Sikap AS hingga Saudi Usai Prancis Siap Akui Negara Palestina

    Sikap AS hingga Saudi Usai Prancis Siap Akui Negara Palestina

    Jakarta

    Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan Prancis akan mengakui negara Palestina di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Keputusan Macron itu menuai reaksi Pemerintah Amerika Serikat (AS) hingga Arab Saudi.

    Dirangkum detikcom, Jumat (25/7/2025), pernyataan itu disampaikan Macron pada Kamis (24/7) waktu setempat. Macron mengatakan pengumuman akan disampaikan September mendatang.

    “Sesuai dengan komitmen historisnya untuk perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah, saya telah memutuskan bahwa Prancis akan mengakui Negara Palestina. Saya akan membuat pengumuman resmi di Majelis Umum PBB pada bulan September,” tulis kepala negara Prancis tersebut di media sosial X dan Instagram.

    Kementerian Luar Negeri Yordania juga menyampaikan apresiasi atas keputusan Macron.

    “Ini adalah langkah ke arah yang benar menuju terwujudnya solusi dua negara dan berakhirnya pendudukan,” kata juru bicara kementerian, Sufian Qudah, dalam sebuah pernyataan.

    Tonton juga video “Prancis Akan Akui Negara Palestina” di sini:

    Termasuk Prancis, status kenegaraan Palestina kini diakui oleh 142 negara, meskipun Israel dan Amerika Serikat sangat menentang pengakuan tersebut.

    Prancis akan menjadi kekuatan Eropa paling signifikan yang mengakui negara Palestina.

    “Prioritas mendesak saat ini adalah mengakhiri perang di Gaza dan menyelamatkan penduduk sipil,” tulis Macron di X.

    “Kita akhirnya harus membangun Negara Palestina, memastikan kelangsungannya, dan memungkinkannya, dengan menerima demiliterisasinya dan sepenuhnya mengakui Israel, untuk berkontribusi pada keamanan semua orang di Timur Tengah,” imbuh Macron.

    Kata Arab Saudi

    Pemerintah Arab Saudi memuji keputusan “bersejarah” yang dibuat oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk mengakui negara Palestina. Saudi pun mendesak negara-negara lain untuk mengambil langkah serupa.

    Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Kerajaan memuji keputusan bersejarah ini, yang menegaskan kembali konsensus komunitas internasional tentang hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan mendirikan negara merdeka mereka di perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.”

    “Kerajaan menggarisbawahi pentingnya upaya berkelanjutan oleh negara-negara untuk menerapkan resolusi internasional dan menegakkan hukum internasional,” imbuh Kementerian Luar Negeri Saudi, dilansir dari Al Arabiya, Jumat (25/7).

    “Kerajaan menegaskan kembali seruannya kepada semua negara yang belum mengakui Negara Palestina untuk mengambil langkah positif serupa dan mengambil posisi serius yang mendukung perdamaian dan hak-hak sah rakyat Palestina,” ujar kementerian.

    AS Bilang Keputusan Sembrono

    Pemerintah AS mengecam keras rencana Presiden Prancis, Emmanuel Macron, untuk mengakui negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September mendatang.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio dalam pernyataannya, seperti dilansir The Times of Israel, Jumat (25/7/2025), mengkritik rencana Macron itu sebagai “keputusan sembrono”.

    Dia juga menyebut pengakuan terhadap negara Palestina oleh Prancis akan menguntungkan Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza dan sedang berperang melawan Israel selama 21 bulan terakhir.

    Menurut Rubio, langkah semacam itu juga sama saja memberikan tamparan ke wajah para korban serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang berkelanjutan di Jalur Gaza hingga saat ini.

    “Keputusan sembrono ini hanya akan menguntungkan propaganda Hamas dan menghambat perdamaian. Ini adalah tamparan di wajah para korban (serangan) 7 Oktober,” ucap Rubio dalam pernyataannya.

    Reaksi keras AS ini disampaikan setelah Macron, pada Kamis (24/7) waktu setempat, mengumumkan bahwa Prancis akan secara resmi mengakui negara Palestina di hadapan Majelis Umum PBB yang menggelar sidang pada September mendatang.

    “Sesuai dengan komitmen historisnya untuk perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah, saya telah memutuskan bahwa Prancis akan mengakui Negara Palestina. Saya akan membuat pengumuman resmi di Majelis Umum PBB pada bulan September,” tulis kepala negara Prancis tersebut di media sosial X dan Instagram.

    Termasuk Prancis, status kenegaraan Palestina kini telah diakui oleh 142 negara, meskipun Israel dan AS sangat menentang pengakuan tersebut. Prancis akan menjadi kekuatan Eropa paling signifikan yang mengakui negara Palestina.

    “Prioritas mendesak saat ini adalah mengakhiri perang di Gaza dan menyelamatkan penduduk sipil,” kata Macron.

    “Kita akhirnya harus membangun Negara Palestina, memastikan kelangsungan hidupnya, dan memungkinkannya, dengan menerima demiliterisasi dan sepenuhnya mengakui Israel, untuk berkontribusi pada keamanan semua orang di Timur Tengah,” tandasnya.

    Pengumuman Macron itu menuai kecaman keras dari para pemimpin Israel, dengan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menyebut keputusan itu “memberikan imbalan kepada teror” dan menimbulkan ancaman eksistensial, menyediakan “landasan peluncuran untuk memusnahkan” Israel.

    Sementara Menlu Israel Gideon Saar menyebut bahwa “negara Palestina akan menjadi negara Hamas”.

    Tonton juga video “Presiden Israel: Operasi Kami di Gaza Sesuai Hukum Internasional” di sini:

    Halaman 2 dari 5

    (whn/lir)

  • Prancis Akan Akui Negara Palestina, Jerman Nyusul?

    Prancis Akan Akui Negara Palestina, Jerman Nyusul?

    Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengumumkan bahwa Prancis akan secara resmi mengakui negara Palestina pada September mendatang. Pemerintah Jerman angkat bicara keputusan Macron tersebut.

    Pemerintah Jerman menyatakan bahwa mereka “tidak berencana untuk mengakui negara Palestina dalam waktu dekat”.

    “Pemerintah terus memandang pengakuan negara Palestina sebagai salah satu langkah terakhir dalam mencapai solusi dua negara,” kata juru bicara pemerintah Jerman, Stefan Kornelius dalam sebuah pernyataan, dilansir dari kantor berita AFP, Jumat (25/7/2025). Dia menambahkan bahwa “keamanan Israel merupakan hal terpenting bagi pemerintah Jerman”.

    Sebelumnya, pada hari Kamis (24/7) waktu setempat, Macron mengumumkan bahwa Prancis akan mengakui negara Palestina di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada bulan September mendatang.

    “Sesuai dengan komitmen historisnya untuk perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah, saya telah memutuskan bahwa Prancis akan mengakui Negara Palestina. Saya akan membuat pengumuman resmi di Majelis Umum PBB pada bulan September,” tulis kepala negara Prancis tersebut di media sosial X dan Instagram.

    Termasuk Prancis, status kenegaraan Palestina kini diakui oleh 142 negara, meskipun Israel dan Amerika Serikat sangat menentang pengakuan tersebut.

    Prancis akan menjadi kekuatan Eropa paling signifikan yang mengakui negara Palestina.

    “Prioritas mendesak saat ini adalah mengakhiri perang di Gaza dan menyelamatkan penduduk sipil,” tulis Macron di X.

    “Kita akhirnya harus membangun Negara Palestina, memastikan kelangsungannya, dan memungkinkannya, dengan menerima demiliterisasinya dan sepenuhnya mengakui Israel, untuk berkontribusi pada keamanan semua orang di Timur Tengah,” imbuh Macron.

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengecam keras keputusan Prancis tersebut. Dia menyebut keputusan itu “memberikan imbalan kepada teror” dan menimbulkan ancaman eksistensial, menyediakan “landasan peluncuran untuk memusnahkan” Israel.

  • Prancis Akan Akui Palestina sebagai Negara

    Prancis Akan Akui Palestina sebagai Negara

    Jakarta

    Prancis akan mengakui negara Palestina di Sidang Umum PBB pada September, kata Presiden Emmanuel Macron pada Kamis (24/7).

    “Sejalan dengan komitmen bersejarah untuk perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah, saya memutuskan Prancis akan mengakui Negara Palestina. Pengumuman resmi akan saya sampaikan di Sidang Umum PBB pada September,” tulis Macron di media sosial.

    “Saat ini, yang mendesak adalah mengakhiri perang di Gaza dan memberikan bantuan kepada warga sipil. Perdamaian itu mungkin terjadi.”

    Netanyahu tolak keras langkah Macron

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut keputusan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk mengakui negara Palestina sebagai langkah yang “menghadiahkan teror dan berisiko menciptakan proksi Iran lain, seperti yang terjadi di Gaza.”

    “Kami dengan keras mengecam keputusan Presiden Macron untuk mengakui negara Palestina di dekat Tel Aviv pasca-pembantaian 7 Oktober,” tulis Netanyahu di X.

    “Negara Palestina dalam kondisi seperti ini akan menjadi pangkalan untuk menghancurkan Israel, bukan untuk hidup berdampingan secara damai. Jelas sekali: Palestina tidak menginginkan negara di samping Israel, mereka menginginkan negara pengganti Israel,” katanya.

    Palestina dan Spanyol dukung langkah Prancis

    Otoritas Palestina pada Kamis (24/07) menyambut baik pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa Prancis akan secara resmi mengakui negara Palestina di Sidang Umum PBB pada September.

    Pada hari yang sama, Macron merilis surat yang dikirim kepada Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas yang menegaskan niat Prancis untuk melanjutkan pengakuan Palestina.

    Sementara itu, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez juga menyambut keputusan Prancis untuk bergabung dengan Spanyol dalam mengakui negara Palestina merdeka, menyebutnya akan “melindungi” solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina.

    “Bersama, kita harus melindungi apa yang coba dihancurkan Netanyahu. Solusi dua negara adalah satu-satunya solusi,” tulis PM Spanyol di X.

    AS anggap rencana Macron bahayakan perdamaian

    Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada Kamis dengan keras mengkritik niat Prancis untuk mengakui negara Palestina dan menyebut keputusan itu “sembrono.”

    “Amerika Serikat dengan tegas menolak rencana Emmanuel Macron untuk mengakui negara Palestina,” tulis Rubio di X. “Keputusan sembrono ini hanya melayani propaganda Hamas dan menghambat perdamaian. Ini adalah tamparan bagi korban 7 Oktober.”

    Artikel ini pertama kali dirilis dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Alfi Milano Anadri
    Editor: Rahka Susanto / Hendra Pasuhuk

    Tonton juga video “Prancis Akan Akui Negara Palestina” di sini:

    (ita/ita)

  • Akan Akui Negara Palestina, Prancis Tegaskan Menentang Hamas!

    Akan Akui Negara Palestina, Prancis Tegaskan Menentang Hamas!

    Paris

    Pemerintah Prancis menegaskan bahwa negara mereka menentang kelompok militan Palestina, Hamas. Hal ini disampaikan setelah rencananya untuk secara resmi mengakui negara Palestina menuai banyak kecaman. Prancis bahkan menyebut Hamas sebagai “organisasi teroris”.

    “Hamas selalu mengesampingkan solusi dua negara. Dengan mengakui Palestina, Prancis menentang organisasi teroris itu,” tegas Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis, Jean-Noel Barrot, dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Jumat (25/7/2025).

    Penegasan itu disampaikan setelah Presiden Emmanuel Macron pada Kamis (24/7) waktu setempat, mengumumkan bahwa Prancis akan secara resmi mengakui negara Palestina di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September mendatang.

    “Sesuai dengan komitmen historisnya untuk perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah, saya telah memutuskan bahwa Prancis akan mengakui Negara Palestina. Saya akan membuat pengumuman resmi di Majelis Umum PBB pada bulan September,” kata Macron dalam pernyataan via media sosial X dan Instagram.

    Termasuk Prancis, status kenegaraan Palestina kini telah diakui oleh 142 negara, meskipun Israel dan Amerika Serikat (AS) sangat menentang pengakuan tersebut. Prancis akan menjadi kekuatan Eropa paling signifikan yang mengakui negara Palestina.

    Hamas menyambut baik pengumuman Macron tersebut, dengan menyebutnya sebagai “langkah positif ke arah yang benar untuk menegakkan keadilan bagi rakyat Palestina kami yang tertindas”.

    Sementara Israel memberikan kecaman keras, dengan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menyebut keputusan Prancis itu sama saja “memberikan imbalan kepada teror” dan menimbulkan ancaman eksistensial, serta menyediakan “landasan peluncuran untuk memusnahkan” Israel.

    Menlu Israel Gideon Saar, dalam tanggapannya, bahkan menyebut bahwa “negara Palestina akan menjadi negara Hamas”.

    Reaksi keras juga disampaikan oleh AS yang menolak keras rencana Macron untuk mengakui negara Palestina. Menlu AS, Marco Rubio, mengkritik rencana Macron itu sebagai “keputusan sembrono” dan akan menguntungkan Hamas.

    Namun, Barrot dalam pernyataannya menegaskan bahwa Prancis dengan keputusannya tersebut, tetap “mendukung pihak perdamaian melawan pihak perang”.

    Tonton juga video “Kanselir Jerman: Apa yang Terjadi di Gaza Tak Dapat Diterima” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Hamil di Luar Nikah, Erika Carlina: Aku Terima Hujatan Semua Orang

    Hamil di Luar Nikah, Erika Carlina: Aku Terima Hujatan Semua Orang

    Jakarta, Beritasatu.com – Selebritas Erika Carlina mempersilakan netizen untuk menghujat dirinya atas perbuatan yang hamil di luar pernikahan bersama Giovanni Surya Saputra atau DJ Panda.

    “Kalau hujatan aku yakin pasti ada yah, karena enggak mungkin hal-hal yang masih tabu kayak gini diterima semua orang dan aku terima,” kata Erika Carlina ditemui di Polda Metro Jaya, Kamis (24/7/2025).

    “Enggak mendukung aku juga enggak apa-apa, buat yang mendukung aku ucapkan terima kasih,” ujarnya.

    Erika Carlina berharap proses hukum sedang dijalaninya di Polda Metro Jaya yang melaporkan DJ Panda agar bisa cepat selesai.

    “Yang pasti aku berharap proses hukumnya ini bisa cepat selesai, kalau bisa sebelum aku lahiran saja sih,” lanjutnya.

    Ia mengaku, pada pelaporannya itu sudah dilakukan pemeriksaan terhadap dua saksi yang bersedia menjadi saksi atas pelaporannya itu.

    “Selain bukti pengancaman, aku juga melampirkan foto hasil USG yang disebarkan DJ Panda, lalu ada data-data pribadi aku yang disebar,” ungkapnya.  

    “Termasuk aku juga sudah membawa dua orang saksi yang ada di grup itu, mereka sudah menjalani pemeriksaan atas pengancaman yang aku terima,” terangnya.

    Erika Carlina menyatakan, bentuk teror dan ancaman yang dilakukan DJ Panda kepadanya itu.

    “Mungkin harapan dia menyebarkan isu kehamilan aku yang sebenarnya aku tutupi itu adalah orang-orang yang ada di grup itu yang jumlahnya 500 orang,” ujarnya.

    “Dia menyerang dan meneror aku, dan itu yang aku sebut sebagai bentuk ancaman yang harus diselesaikan melalui proses hukum,” tutupnya.

  • Uang Palsu Teror Pedagang Lapang Merdeka Sukabumi, PKL Rugi Ratusan Ribu Rupiah

    Uang Palsu Teror Pedagang Lapang Merdeka Sukabumi, PKL Rugi Ratusan Ribu Rupiah

    Juli baru menyadari dirinya tertipu setelah menghitung hasil penjualannya. Meski sudah mencoba lebih teliti setelah kejadian pekan lalu, banyaknya pembeli membuat Juli kesulitan fokus. Apalagi, secara sekilas uang palsu yang beredar memang terlihat sangat mirip dengan aslinya.

    “Jadi baru ketahuan uangnya palsu setelah menghitung uang hasil jualan. Kalau di lapak kecil seperti saya ini sangat jarang ada yang belanja sampai Rp100.000 lebih. Rata-rata belanja rokok atau kopi itu kalau uangnya Rp100.000 pasti kembalian. Kalau pas lagi ramai pembeli, mau teliti lihat uang asli atau palsu agak repot juga,” jelasnya.

    Kejadian ini bukanlah yang pertama kali bagi Juli. Dalam tiga tahun terakhir, ia mengaku sudah beberapa kali menjadi korban dengan modus dan pecahan uang palsu yang sama, yaitu Rp100.000. Total kerugian yang dideritanya mencapai Rp800.000. 

    Baginya, sebagai PKL kerugian sekecil Rp1.000 saja sudah sangat berdampak bagi kelangsungan usahanya. Ia berharap pihak berwenang segera bertindak. “Buat pedagang kecil seperti kita ini, sudah jelas rugi. Sampai Rp800.000 begitu. Mau beli alat yang buat pemeriksaan uang palsu, boro-boro. Mahal. Uangnya mending buat modal usaha saja. Mudah-mudahan aparat yang berwenang bisa menumpas peredaran uang palsu ini, karena sangat merugikan dan meresahkan,” ungkapnya. 

  • Erika Carlina Laporkan DJ Panda Bukan karena Minta Dinikahi

    Erika Carlina Laporkan DJ Panda Bukan karena Minta Dinikahi

    Jakarta, Beritasatu.com – Artis Erika Carlina menegaskan, laporan yang ia ajukan terhadap mantan kekasihnya, DJ Panda, bukanlah bentuk tuntutan pertanggungjawaban atas kehamilannya. Ia menyatakan tidak meminta dinikahi maupun diberikan bantuan finansial oleh DJ Panda.

    “Kalau untuk pertanggungjawaban dalam bentuk finansial atau agar dinikahkan, itu tidak pernah saya pikirkan. Saya mengakui ini tanggung jawab saya dan saya juga mengakui kesalahan saya,” ujar Erika seusai menjalani pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (25/7/2025).

    Erika melaporkan DJ Panda karena merasa mendapatkan ancaman dan intimidasi yang berpotensi membahayakan janin yang sedang dikandungnya. Ia menegaskan, tindakan hukum ini murni untuk meminta perlindungan, bukan untuk eksposur publik atau keuntungan pribadi.

    “Kalau tidak ada ancaman, sampai kapan pun tidak akan pernah terekspos. Saya sudah berhasil menutupi ini selama 9 bulan,” tegas Erika.

    Lebih lanjut, Erika mengaku sudah mempertimbangkan dampak psikologis terhadap anaknya kelak, mengingat DJ Panda adalah ayah dari bayi yang sedang dikandungnya.

    “Yang terpenting sekarang adalah kondisi kesehatan janin dan mental saya dahulu. Urusan lainnya bisa saya pikirkan nanti,” ucapnya.

    Erika juga menyebut bahwa laporan tersebut terkait dengan ancaman di grup media sosial yang berisi sekitar 500 pendukung DJ Panda. Di dalam grup tersebut, ada pernyataan akan menyerang akun media sosial miliknya saat ia melahirkan nanti.

    “Tujuan saya melapor ini adalah untuk menutupi rasa takut saya akan teror di kemudian hari. Di grup itu sudah ada ucapan akan menyerang akun saya pada Agustus saat saya melahirkan,” tutup Erika.
     

  • Jangan Galbay Pinjol, Alternatif Terbaik Jika Terlilit Pinjaman Manfaatkan Bantuan Program Ringan dari Bisalunas

    Jangan Galbay Pinjol, Alternatif Terbaik Jika Terlilit Pinjaman Manfaatkan Bantuan Program Ringan dari Bisalunas

    Fajar.co.id, Jakarta — Saat ini, pinjaman online (pinjol) semakin mudah diakses. Prosesnya cepat, syaratnya ringan, dan dananya bisa langsung cair ke rekening pribadi. Namun di balik kemudahan itu, banyak orang justru terjebak dalam lingkaran utang yang sulit keluar. Ketika cicilan makin menumpuk dan denda terus berjalan, sebagian orang memilih galbay pinjol alias gagal bayar sebagai jalan pintas.

    Padahal, gagal bayar pinjol bukanlah solusi. Justru sebaliknya, langkah tersebut bisa memperburuk keadaan, baik dari segi keuangan, psikologis, hingga hukum. Bagi yang ingin keluar dari jerat pinjol tanpa menambah masalah baru, kini hadir Program Ringan dari Bisalunas yang dapat membantu meringankan beban cicilan dan menyusun ulang strategi pelunasan secara bertahap dan manusiawi.

    Realita Pahit di Balik Galbay Pinjol

    Banyak yang berpikir bahwa galbay adalah cara paling mudah untuk menghentikan tagihan yang menumpuk. Namun kenyataannya, keputusan ini justru membuka pintu bagi masalah baru yang jauh lebih besar.

    1. Bukan Jalan Keluar, Justru Menambah Masalah Baru

    Gagal bayar pinjaman online membuat bunga terus berjalan, denda bertambah, dan nominal utang pun membengkak dalam waktu singkat. Bahkan utang satu juta bisa menjadi dua atau tiga kali lipat hanya dalam hitungan minggu. Selain itu, galbay juga membuat catatan kredit Anda rusak. Nama bisa masuk daftar hitam SLIK OJK, sehingga ke depannya Anda akan kesulitan mengakses layanan keuangan resmi seperti kredit bank atau cicilan barang elektronik.

    2. Utang Tetap Harus Dibayar, Cari Solusi yang Lebih Ringan

    Sekalipun Anda memutuskan untuk menghindar, utang tetap harus dibayar. Penagihan akan terus terjadi, dan tidak sedikit yang mengalami tekanan psikologis akibat teror dari debt collector. Karena itu, solusi terbaik adalah menghadapi dan menyelesaikannya secara bijak. Salah satunya dengan mencari program bantuan seperti Program Ringan dari Bisalunas, yang menawarkan restrukturisasi pinjaman secara legal dan transparan.

  • Intip, Kisah Mistis Kampung Gaib dan Teror Pocong

    Intip, Kisah Mistis Kampung Gaib dan Teror Pocong

    Liputan6.com, Bandung – Kisah mistis tentang kampung gaib dan teror pocong sudah lama menjadi cerita rakyat atau urban legend yang populer di Indonesia. Kampung gaib sendiri sering digambarkan sebagai sebuah desa misterius yang tidak bisa ditemukan oleh orang sembarangan orang.

    Adapun orang-orang yang bisa melihatnya hanya mereka mereka yang “beruntung” atau tidak sengaja masuk ke dimensi lain. Kemudian cerita tentang kampung gaib biasanya muncul di daerah-daerah tertentu dan diwariskan dari mulut ke mulut.

    Selain itu, kampung gaib seringkali memiliki penghuni yang bukan manusia biasa melainkan makhluk halus atau jin yang menyerupai manusia. Konon, orang yang pernah masuk ke kampung tersebut merasa berada di dunia yang berbeda.

    Waktu di dunia gaib tersebut juga seolah berjalan lambat dan suasananya sangat sunyi hingga mencekam. Tidak sedikit kisah menyebutkan bahwa seseorang yang masuk ke kampung gaib akan sulit keluar dan perlu bantuan doa agar bisa kembali ke dunia nyata.

    Selain kampung gaib, kisah tentang teror pocong juga menjadi bagian penting dalam cerita mistis masyarakat Indonesia. Pasalnya pocong adalah hantu yang dipercaya berasal dari jenazah yang belum dilepas tali kafannya secara sempurna.

    Sosok ini dikenal menakutkan karena wujudnya yang melompat-lompat dengan badan tertutup kain putih. Banyak cerita beredar tentang penampakan pocong di pemakaman, pinggir jalan, atau bahkan mengganggu warga di malam hari.

    Sosok teror pocong juga sering kali muncul di kampung gaib dan meneror orang-orang yang terjebak di dalamnya. Menurut beberapa sumber, pocong tersebut menjadi teror dan dipercaya sebagai penjaga kampung gaib atau arwah penasaran yang belum tenang.

  • Sering Diajak Begituan, Bujang di Pekalonan Tertekan Diteror Janda Beranak Dua Minta Dinikahi

    Sering Diajak Begituan, Bujang di Pekalonan Tertekan Diteror Janda Beranak Dua Minta Dinikahi

    GELORA.CO – Hubungan asmara yang berawal dari perkenalan di media sosial berakhir runyam bagi seorang bujangan berinisial M-A (23), warga Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan. Ia mengaku mengalami tekanan mental dan diteror oleh seorang wanita berinisial S, seorang janda beranak 2 yang dikenalnya dua bulan lalu hingga meminta bantuan perlindungan hukum.

    Didampingi ibunya, M-A mendatangi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Adhyaksa pada Selasa siang (15/7/2025) untuk meminta perlindungan hukum. Kisah asmara mereka dimulai dengan cukup mesra, bahkan sempat terjadi hubungan fisik berulang kali di sebuah kamar kos dan akhirnya MA mendapat teror untuk segera menikahi janda anak 2 tersebut.

    Dikutip dari akun Instagram @rembangupdate, MA saat memberi keterangan kepada LBH Adhyaksa mengatakan ia dan janda anak 2 sering begituan di kamar kos, karena si wanita yang mengajak.

    Ia mengaku awalnya merasa cocok dengan S, terlebih mereka kerap jalan bersama dan intens berkomunikasi. Namun, seiring waktu, hubungan keduanya mulai mengalami gesekan. Salah satu pemicunya adalah ketika M-A menghapus foto mesra mereka dari wallpaper ponselnya.

    Hal itu memicu konflik karena M-A mulai ragu dengan keseriusan sang wanita. MA yang bekerja sebagai penjahit daster mengatakan menyangsikan perasaan cinta sang janda anak 2 karena wanita tersebut masih balas-balasan chat dengan laki-laki lain. Karena itu MA memilih menjauh.

    Konflik memuncak saat S datang ke rumah M-A bersama seorang pria yang mengaku sebagai pamannya. Dalam pertemuan itu, keluarga M-A mendapatkan tekanan dan ancaman hukum. M-A mengaku diancam akan dipenjarakan jika menolak untuk menikahi S.

    MA Mengatakan sang janda anak 2 datang bareng pakdhenya, katanya polisi. Mereka mengancam kalau saya nggak nikahi, saya bakal dituntut hukum. Pihak LBH Adhyaksa, melalui Didik Pramono, menyatakan akan memberikan pendampingan hukum kepada M-A.

    Mereka akan memantau segala kemungkinan tindakan hukum yang dilakukan oleh pihak S dan memberikan perlindungan hukum yang sesuai. Didik mengungkapkan Pihaknya siap mendampingi M-A jika ada upaya hukum sepihak yang dilakukan terhadap dirinya.

    Ini bagian dari hak hukum warga negara. Kisah ini menjadi sorotan publik karena mencerminkan bagaimana hubungan asmara yang awalnya tampak harmonis dapat berubah menjadi persoalan hukum.

    Pakar hukum pun mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam menjalin relasi pribadi, terutama jika belum memiliki komitmen resmi dalam bentuk pernikahan