Kasus: teror

  • Pemuda Probolinggo Disabet Celurit 25 Kali di Malam Karnaval, Pelaku Ditangkap

    Pemuda Probolinggo Disabet Celurit 25 Kali di Malam Karnaval, Pelaku Ditangkap

    Probolinggo (beritajatim.com) – Malam karnaval di Desa Kedungsupit, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo, Minggu (31/8/2025), berubah menjadi teror berdarah saat Muhammad Andri (23) disabet celurit berulang kali oleh seorang pria bernama Deni. Insiden itu terjadi di tengah keramaian pawai dan membuat penonton panik berhamburan.

    Kapolres Probolinggo Kota AKBP Rico Yumasri menjelaskan, motif penyerangan bermula dari kecemburuan pelaku. Deni curiga istrinya menjalin komunikasi dengan korban melalui WhatsApp dan Instagram.

    “Pelaku menemukan percakapan di media sosial. Empat hari kemudian, saat ada pawai karnaval, ia sudah menyiapkan celurit untuk mencari korban,” ujar AKBP Rico, ditulis Rabu (3/9/2025).

    Deni, warga Dusun Kapuran, Desa Legundi, Kecamatan Bantaran, memburu Andri di lokasi karnaval. Tanpa banyak kata, celuritnya terayun hingga 25 kali, mengenai tangan, leher, dan kepala korban. Tubuh Andri pun tersungkur bersimbah darah, sementara jeritan warga bercampur kepanikan mewarnai suasana malam.

    Korban segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif akibat luka parah. Polisi yang tiba di lokasi langsung melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi mata.

    Pelarian Deni berakhir saat ia ditangkap aparat di rumah saudaranya. Dari tangannya, polisi menyita celurit dan pakaian yang digunakan saat menyerang. Atas perbuatannya, Deni dijerat Pasal 338 KUHP juncto Pasal 53 ayat (1) KUHP atau Pasal 351 ayat (2) KUHP tentang percobaan pembunuhan dan penganiayaan berat, dengan ancaman hukuman hingga 15 tahun penjara. [ada/beq]

  • Mengurai Narasi ‘Red-Pill’, di Balik Topeng Maskulinitas Beracun

    Mengurai Narasi ‘Red-Pill’, di Balik Topeng Maskulinitas Beracun

    Jakarta

    Dalam film fiksi ilmiah tahun 1999, The Matrix, peretas Neo dihadapkan pada sebuah keputusan. Pejuang perlawanan Morpheus memberinya dua pil. Jika Neo menelan pil biru, semuanya akan tetap sama — kehidupan yang nyaman di dunia fantasi. Jika ia menelan pil merah, ia akan melihat “realitas sejati” — dunia distopia tempat manusia diperbudak oleh mesin. Neo memilih pil merah, yang membawa pengetahuan, tetapi juga rasa sakit, kehilangan, dan perjuangan.

    Sejak awal tahun 2000-an, pengguna di forum-forum daring telah mengadopsi metafora ini. Awalnya muncul di kalangan para pick-up artist — pria yang mengklaim diri sebagai ahli dalam “menaklukkan” perempuan dengan teknik-teknik yang kontroversial — dan kemudian menyebar ke kelompok pria di Amerika Serikat yang menyebut diri mereka sebagai pembela hak-hak laki-laki. Dari sinilah lahir apa yang dikenal sebagai “manosphere” atau manosfer: Sebuah kumpulan longgar blog dan forum tempat misogini, teori konspirasi, dan ideologi swakendali diri saling bercampur.

    Hingga kini, komunitas-komunitas tersebut masih menyuarakan narasi bahwa feminisme telah menguasai masyarakat dan menekan laki-laki. Peran gender dianggap telah ditentukan secara biologis: Perempuan, menurut mereka “diprogram” untuk mendambakan pria yang dominan dan superior secara fisik — bahkan jika pria tersebut merendahkan atau mengontrol mereka.

    Ekspor AS

    Amerika Serikat hingga kini dianggap sebagai pusat ideologis dari subkultur ini. Dari forum-forum r”ed pill”, berkembanglah apa yang disebut sebagai budaya incel — yang sejak penembakan massal di Isla Vista pada tahun 2014, yang menewaskan enam orang, mulai menjadi perhatian para peneliti.

    Incel merupakan singkatan dari involuntary celibate (selibat tak disengaja), merujuk pada komunitas daring pria-pria yang tidak memiliki kehidupan seksual dan memandang hal tersebut sebagai bentuk ketidakadilan sosial.

    Pelaku penembakan di Isla Vista meninggalkan sebuah manifesto dan video yang secara eksplisit menyampaikan kebenciannya terhadap perempuan serta rasa bencinya pada pria-pria yang dianggap “berhasil” secara seksual.

    Banyak motif dalam budaya ini — mulai dari keluhan tentang “perempuan yang dianggap berpikiran dangkal” hingga narasi tentang diri sendiri sebagai pria lajang yang tak diinginkan — masih terus diasosiasikan dengan komunitas Pil Merah atau “red pill” dan incel hingga hari ini.

    Penyebaran digital

    Peran penting dalam penyebaran ini dimainkan oleh logika platform digital itu sendiri. Algoritma YouTube atau TikTok cenderung mengganjar konten provokatif yang memicu emosi — termasuk narasi-narasi anti-feminis yang sengaja dipertajam. Banyak influencer Red-Pill secara sadar memanfaatkan mekanisme ini, menggabungkan pesan-pesan self-improvement dengan retorika misoginis. Dengan cara ini, mereka berhasil menjangkau audiens muda di luar komunitas inti mereka.

    Jerman: Kedekatan dengan ekstremisme

    Di Jerman, sejak 2019, komunitas ini mulai lebih terlihat melalui YouTube dan Instagram. di bidang kebugaran dan bisnis seperti Karl Ess mulai mengadopsi istilah dan narasi khas red pill — sering kali dibungkus dalam retorika pengembangan diri dan pelatihan sukses.

    Sejalan dengan itu, berbagai penelitian — seperti Studi Otoritarianisme Leipzig 2024 — menunjukkan adanya penyebaran sikap antifeminisme yang semakin meluas. Menurut studi tersebut, seperempat masyarakat Jerman menganut pandangan antifeminisme secara menyeluruh.

    Pandangan seperti ini sering kali menjadi jembatan menuju lingkungan ekstremis,di mana antifeminisme merupakan elemen ideologis inti.

    Dalam serangan teror di Halle tahun 2019, seorang pelaku ekstremis sayap kanan membunuh dua orang setelah gagal menyerang sebuah sinagoga. Hasil penyelidikan setelahnya menunjukkan bagaimana di berbagai forum daring, konten “red-pill” dan incel kerap menyatu dengan teori konspirasi berhaluan ekstrem kanan.

    Seruan di seluruh dunia

    Ideologi “red-pill” telah menjadi fenomena global. Di Brasil, misalnya, seorang influencer bernama Thiago Schutz (dikenal sebagai “Coach do Campari”) meniru konten-konten Andrew Tate dan berhasil meraih ratusan ribu pengikut, sebelum kemudian menjadi sorotan media karena mengancam seorang aktris.

    Para peneliti melihat adanya penyebab struktural di balik meluasnya teori-teori semacam ini. Di Brasil, sejak tahun 2010, perdebatan mengenai keadilan gender semakin dipolitisasi dan bahkan tersingkirkan dari ranah pendidikan formal di sekolah-sekolah. Sebagai gantinya, muncul peran influencer dan aktor konservatif yang mengaitkan konten red-pill dengan nilai-nilai moral tradisional.

    Konsep yang adaptif secara budaya

    Gerakan pil merah juga terbukti beragam dan adaptif secara regional. Peneliti Universitas Bielefeld, Vildan Aytekin, telah mengikuti kaum incel muslim yang dikenal sebagai “Mincels.” Dalam masyarakat muslim, hierarki daya tarik yang dipengaruhi Barat digantikan oleh konsep “spiritualitas dan maskulinitas,” katanya.

    Feminitas diidealkan, bukan untuk menciptakan kesetaraan, tetapi untuk melegitimasi peran tradisional atas dasar agama. “Penyebab banyaknya frustrasi yang diungkapkan dalam lingkup incel dikaitkan dengan gaya hidup Barat yang ‘sesat’, yang sangat dipengaruhi oleh gaya hidup hedonisme dan nihilisme,” papar Aytekin.

    Sebuah studi tahun 2022 oleh Sahar Ghumkhor dan Hizer Mir dalam jurnal ReOrient juga menjelaskan bagaimana manosfer muslim telah muncul. Contohnya termasuk tokoh-tokoh seperti pengkhotbah daring Daniel Haqiqatjou dan penulis Nabeel Aziz, yang menggoda dengan istilah-istilah seperti “Syariah Putih.” Mereka menggabungkan narasi antifeminisme dengan argumen-argumen keagamaan, campuran subkultur Barat dan arus tradisionalis dalam Islam.

    Memakan rasa tidak aman kaum pria

    Tetapi seberapa relevankah sebenarnya adegan pil merah? Terutama terbatas pada forum daring, cakupannya kemungkinan relatif kecil. Tetapi kode dan meme telah menyusup ke arus utama, tandas Brigitte Temel, yang meneliti incel dan manosfer di Institut Penelitian Konflik Wina. “Banyak anak muda yang akrab dengan istilah-istilah itu,” katanya, menambahkan bahwa pusat konseling Austria yang berfokus pada aliran sesat juga melaporkan adanya kebutuhan yang semakin meningkat di bidang ini. Namun, masih sulit untuk mengukur pengaruh kualitatif adegan tersebut.

    Studi menunjukkan bahwa gerakan ini tidak hanya mendapatkan pengikut baru, tetapi juga menggabungkan dan memperkuat kebencian yang sudah ada. Metafora pil merah memberikan narasi sederhana yang menerjemahkan frustrasi pribadi menjadi kebenaran sosial yang tampaknya lebih besar. Selain komponen ideologis, kepentingan ekonomi juga berperan bagi para influencer dan pelatih (coach), seperti yang dijelaskan Temel: “Mereka mengambil uang dari kantong pria-pria yang merasa tidak aman.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga video “Sisi Maskulin Putri Marino Bakal Terungkap di Film ‘Kabut Berduri’” di sini:

    (ita/ita)

  • Provokator dan 9 Terduga Pelaku Kerusuhan di DPRD Makassar Ditangkap

    Provokator dan 9 Terduga Pelaku Kerusuhan di DPRD Makassar Ditangkap

    Demonstrasi solidaritas atas meninggalnya driver ojek online (ojol) Affan Kurniawan di Makassar, berjalan damai. Demo digelar di sejumlah titik sejak Jumat siang. Massa berkumpul di depan kampus Unhas, UMI, Unibos, UNM, Unismuh, dan beberapa lokasi lainnya.

    Namun, situasi berubah drastis ketika malam menjelang. Sekitar pukul 20.30 Wita, Jumat (29/08/2025) sekelompok massa misterius membakar Pos Polantas di pertigaan Jalan AP Pettarani–Jalan Sultan Alauddin.

    Tak berhenti di situ, amukan massa menjalar cepat. Dalam waktu nyaris bersamaan, Kantor DPRD Kota Makassar digeruduk. Pagar dirusak, enam motor diseret ke jalan lalu dibakar. Api membubung tinggi, menandai awal dari malam penuh teror.

    Kerusuhan terus meluas. Sejumlah orang melakukan penjarahan, puluhan mobil di area DPRD dibakar, bahkan bom molotov dilempar ke dalam gedung. Api pun melalap seluruh bangunan DPRD Kota Makassar sekitar pukul 22.50 WITA.

    Belum reda, titik panas lain kembali muncul. Di kawasan Fly Over Makassar, dua mobil dibakar di area Kejati Sulsel. Sekitar pukul 23.30 WITA, giliran Pos Polantas di bawah Fly Over ikut dilalap api.

    Gelombang kerusuhan semakin tak terkendali. Massa bergerak ke Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, merusak pagar utama, lalu membakar gedung tersebut hingga api berkobar hebat pada Sabtu (30/8/2025) pukul 00.30 WITA.

  • Ketika Rakyat dan Polisi Bersatu Jadi Kekuatan Absolut Lawan Teror di Surabaya

    Ketika Rakyat dan Polisi Bersatu Jadi Kekuatan Absolut Lawan Teror di Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Pasca kericuhan yang terjadi di Surabaya pada Jumat-Sabtu, 29 hingga 30 Agustus 2025 kemarin, suasana kota Pahlawan belum kembali normal. Warga Surabaya yang masih dilanda rasa cemas akibat aksi pengrusakan dan pembakaran oleh oknum massa aksi demo kini masih harus menghadapi teror.

    Teror pasca kerusuhan dilakukan oleh sekelompok orang itu melakukan penyerangan ke markas Brigade Mobil (Brimob) Jalan Nginden pada Minggu (31/8/2025) dini hari. Informasi yang dihimpun Beritajatim, kelompok penyerangan mengendarai lebih dari 10 sepeda motor. Mereka melempari markas Brimob dengan batu. Namun, aksi penyerangan itu dapat digagalkan petugas yang sedang berjaga. Dibantu oleh masyarakat sekitar.

    Selain menghadapi kelompok teror yang belum teridentifikasi itu, masyarakat Surabaya juga dihadapkan dengan derasnya berita hoax di media sosial. Berita hoax yang tersebar di jagad dunia maya itu memiliki narasi menakut-nakuti. Selain itu, berita hoax yang menyebar juga menjadi pro dan kontra karena ada masyarakat yang meyakini kebenaran informasi hoax.

    Berbagai kejadian tersebut tentu berdampak bagi kota Surabaya. Masyarakat menjadi takut untuk keluar rumah. Akibatnya, para pedagang kaki lima yang tidak memiliki fitur pesan online mengalami penurunan penghasilan. Pantauan Beritajatim, pada Minggu (31/8/2025) malam sampai Senin (1/9/2025) pagi, jalanan di Kota Surabaya sepi pengendara. Arus lalu lintas lengang hampir di seluruh jalanan Kota Surabaya. Sejumlah pedagang yang biasa berjualan malam terpantau tutup.

    “Sepi mas. Karena memang masyarakat masih takut keluar malam. Takutnya seperti kemarin (kerusuhan),” kata Robi, salah satu penjual kopi keliling di Jalan Panglima Sudirman.

    Namun rakyat Surabaya punya cara untuk mengurangi rasa khawatir dan mempercepat pemulihan situasi keamanan. Di tingkat kampung dan kecamatan, rakyat Surabaya bersatu dengan pihak kepolisian mendirikan pos-pos pengamanan. Dalam satu kecamatan di Surabaya, total warga yang ikut menyatu dengan polisi bisa mencapai 100 orang.

    Bersatunya rakyat dan polisi terbukti efektif menggagalkan penyerangan kantor Polsek Wonokromo pada aksi hari Jumat (29/8/2025) malam. Saat itu, massa aksi terus membakar pos polisi dari pusat Surabaya menuju Bundaran Waru. Kantor Polsek Wonokromo yang berada di antara Jalan Darmo dan Ahmad Yani tentu turut menjadi sasaran.

    Ratusan massa aksi lantas berusaha mendekati Polsek Wonokromo. Namun, penyerangan itu gagal karena puluhan warga sekitar Polsek Wonokromo bersatu dengan anggota polisi untuk melawan oknum massa aksi yang ricuh.

    Oknum massa aksi yang ricuh itu lalu melakukan penyerangan kembali pada Minggu (31/8/2025) malam. Namun hasilnya tetap sama. Persatuan polisi dan rakyat jadi kekuatan absolut yang terbukti mampu melawan oknum massa aksi perusak Kota Surabaya.

    “Masyarakat hadir dengan kesadaran sendiri. Mereka menyadari betul bahwa wilayah mereka tidak boleh ada perusuh dan harus dalam kondisi yang aman,” kata Hegy, Senin (1/9/2025).

    Masyarakat Surabaya tidak ingin kecolongan lagi. Seperti saat pembakaran kantor Polsek Tegalsari dan Gedung Grahadi sisi Barat. Pasca ludesnya gedung dan barang-barang karena penjarahan, rakyat Surabaya memang was-was. Tapi mereka sadar jika hanya meratapi, tentu tak akan mengubah situasi.

    “Kalau kita Hanya diam lalu mengeluh, tentu tidak merubah situasi. Sehingga dengan kesadaran sendiri kami masyarakat Sukolilo berkomunikasi dengan pihak kepolisian kemarin sepakat untuk bersatu menghadapi teror yang ada,” kata Jaka salah satu warga Keputih yang turut ikut melakukan penjagaan bersama anggota Polsek Sukolilo di Jalan Merr, Minggu (31/8/2025) malam.

    Pantauan Beritajatim.com di sejumlah pos pengamanan rakyat dan polisi, warga dengan sukarela urunan untuk membiayai logistik yang dibutuhkan. Rakyat dan polisi membaur menjadi satu kesatuan. Tidak ada paksaan dari polisi kepada masyarakat untuk turut hadir di pos.

    Masyarakat yang datang dan rela waktu tidurnya berkurang merupakan massa organik (asli). Tidak ada pengaturan atau permintaan khusus dari pihak kepolisian untuk mencapai kondisi tertentu. Polisi juga sadar, keamanan dan ketertiban merupakan tanggung jawab yang harus dipikul apa pun risikonya. Apabila masyarakat dengan kesadaran mandiri turut serta membantu, maka persatuan antar rakyat dan polisi tentu menjadi kekuatan absolut.

    Gabungan elemen masyarakat yang hadir di berbagai pos penjagaan kota Surabaya tidak memiliki kepentingan pribadi. Mereka hanya memiliki satu semangat yang sama. Yakni semangat ‘Jogo Suroboyo’. Atau dalam bahasa Indonesia artinya menjaga kota Surabaya. (ang/ian)

  • Pakar tegaskan pentingnya publik bedakan demonstran dan perusuh

    Pakar tegaskan pentingnya publik bedakan demonstran dan perusuh

    Jakarta (ANTARA) – Pakar kebijakan publik Universitas Trisakti Trubus Rahardiansah menegaskan pentingnya masyarakat untuk memahami dan membedakan antara demonstran dan perusuh.

    “Pernyataan ini penting dipahami publik karena sering kali terjadi pencampuradukan istilah antara demonstran dan perusuh. Padahal, keduanya memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda,” kata Trubus dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    Hal itu disampaikan Trubus menanggapi hasil rapat kabinet pada Minggu (30/8). Saat itu, Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan dua hal yang sangat fundamental.

    Pertama, negara mengapresiasi dan memfasilitasi mereka yang menyampaikan pendapat secara damai. Kedua, negara harus turun tangan ketika yang terjadi bukan lagi demonstrasi, melainkan tindakan anarkis yang mengganggu ketertiban umum.

    Trubus menjelaskan demonstrasi adalah bagian dari demokrasi. Para demonstran biasanya turun ke jalan dengan tertib, memiliki tuntutan yang jelas, dan dipimpin koordinator lapangan (korlap). Identitas mereka diketahui dan agenda mereka transparan.

    Ada aturan yang mengikat, yakni unjuk rasa resmi biasanya berlangsung pada siang hingga sore hari dengan batas maksimal pukul 18.00. Setelah itu, mayoritas massa demonstrasi akan membubarkan diri.

    Dalam konteks ini, jelas Trubus, aparat justru berfungsi sebagai fasilitator, menyediakan ruang aman agar aspirasi bisa tersampaikan.

    Lain halnya dengan perusuh. Mereka muncul ketika massa demonstrasi sudah bubar, biasanya menjelang malam. “Ciri-cirinya biasanya berpakaian serba hitam, menggunakan helm dan masker, serta cenderung menutupi identitas. Mereka datang bukan untuk menyuarakan aspirasi, tetapi untuk menciptakan kekacauan,” katanya.

    Modus yang muncul berulang kali adalah pembakaran fasilitas publik, penjarahan toko atau pusat perbelanjaan, dan perusakan sarana umum. Seringkali, mereka bahkan bukan warga setempat, melainkan kelompok yang didatangkan dari luar daerah. Tujuannya bukan lagi politik substantif, melainkan menebar rasa takut dan menciptakan instabilitas sosial.

    “Tidak heran jika kelompok perusuh cenderung memusuhi aparat. Polisi menjadi target karena bertugas menangkap, menindak, dan memproses hukum mereka. Dalam logika kriminal, keberadaan polisi adalah penghalang bagi kehidupan tanpa aturan. Maka, sentimen anti-aparat sering kali muncul dari kelompok perusuh, bukan dari demonstran damai,” ujarnya.

    Yang menarik, tambah Trubus, di beberapa tempat, seperti Summarecon Bekasi dan Blitar semalam, warga justru menunjukkan peran aktif. Ketika ada indikasi perusuh masuk ke lingkungan mereka, warga bersama aparat langsung menghalau. Hasilnya, massa perusuh kabur.

    Inisiatif warga ini menunjukkan pentingnya solidaritas sosial. Perusuh beroperasi dengan logika teror, ingin membuat masyarakat takut. Namun, ketika warga bersatu, logika itu patah. Kehadiran masyarakat di lapangan juga memberi sinyal kuat bahwa ruang publik bukan tempat bebas bagi kelompok anarkis.

    Menurut ia, membedakan antara demonstran dan perusuh adalah kunci. Demonstran adalah bagian dari demokrasi, sementara perusuh adalah ancaman terhadap demokrasi.

    “Negara wajib melindungi hak demonstran untuk menyampaikan pendapat, namun pada saat yang sama tegas menindak perusuh yang berupaya menciptakan instabilitas,” tuturnya.

    Seperti ditekankan Presiden Prabowo, yang dihadapi negara saat ini bukan lagi sekadar unjuk rasa dengan tuntutan jelas, melainkan perusuh terorganisir. Karena itu, publik perlu kritis membedakan: jangan sampai kebebasan demokrasi disalahgunakan sebagai tameng untuk aksi kriminal.

    Demonstran biasanya santun dalam menyampaikan pendapat dan ajakan kepada masyarakat senantiasa mengedepankan public civility. Masyarakat bisa menangkap dari perilaku demonstran yang pastinya tuntutannya untuk kemaslahatan publik.

    Demonstran selalu menampilkan ide ide yang cerdas, senantiasa mengajak berdialog kepada institusi atau pimpinan lembaga yang diprotes.

    “Oleh karena demonstran tidak sama dengan perusuh maka masyarakat ketika melihat kerumunan harus jeli dan berhati-hati,” kata Trubus.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kericuhan Makassar Makan Korban, Ini Janji Kapolda Sulsel

    Kericuhan Makassar Makan Korban, Ini Janji Kapolda Sulsel

    Sebelumnya, pantauan Liputan6.com, aparat kepolisian berseragam lengkap tak terlihat sama sekali di lokasi kerusuhan. Padahal, kerusuhan itu berlangsung berjam-jam, dari Jumat malam hingga Sabtu (30/8/2025) dini hari.

    Padahal, awalnya suasana di Makassar masih berjalan damai. Aksi solidaritas atas tewasnya Affan Kurniawan, driver ojol yang dilindas mobil baracuda Brimob Polri, digelar di sejumlah titik sejak Jumat siang. Massa berkumpul di depan kampus Unhas, UMI, Unibos, UNM, Unismuh, dan beberapa lokasi lainnya.

    Namun, situasi berubah drastis ketika malam menjelang. Sekitar pukul 20.30 Wita, sekelompok massa misterius membakar Pos Polantas di pertigaan Jalan AP Pettarani–Jalan Sultan Alauddin.

    Tak berhenti di situ, amukan massa menjalar cepat. Dalam waktu nyaris bersamaan, Kantor DPRD Kota Makassar digeruduk. Pagar dirusak, enam motor diseret ke jalan lalu dibakar. Api membubung tinggi, menandai awal dari malam penuh teror.

    Kerusuhan terus meluas. Sejumlah orang melakukan penjarahan, puluhan mobil di area DPRD dibakar, bahkan bom molotov dilempar ke dalam gedung. Api pun melalap seluruh bangunan DPRD Kota Makassar sekitar pukul 22.50 WITA.

    Belum reda, titik panas lain kembali muncul. Di kawasan Fly Over Makassar, dua mobil dibakar di area Kejati Sulsel. Sekitar pukul 23.30 WITA, giliran Pos Polantas di bawah Fly Over ikut dilalap api.

    Gelombang kerusuhan semakin tak terkendali. Massa bergerak ke Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, merusak pagar utama, lalu membakar gedung tersebut hingga api berkobar hebat pada Sabtu (30/8/2025) pukul 00.30 WITA.

  • Sam Aliano Menduga Kerusuhan Jakarta Sudah Direncanakan Sebelum Prabowo Dilantik

    Sam Aliano Menduga Kerusuhan Jakarta Sudah Direncanakan Sebelum Prabowo Dilantik

    GELORA.CO –  Sam Aliano seorang pengusaha sekaligus politikus yang sempat viral karena mencalonkan diri sebagai presiden di tahun 2018, tiba-tiba muncul ke ruang publik.

    Sebagai pengusaha yang menjadi bagian dari masyarakat, Sam Aliano merasa resah dengan demo anarkis yang menimbulkan ketakutan dimana-mana.

    “Nurani saya terpanggil untuk menyatakan keprihatinan mendalam atas kerusuhan yang sedang terjadi di negara kita,” kata Sam Aliano, Ketua Umum Partai Rakyat, Sabtu (30/8/2025).

    Menurutnya, di tengah kericuhan aksi dunia usaha terganggu dan ekonomi negara goyang.

    “Dunia usaha terganggu, ekonomi negara goyang, serta warga takut melintas di jalan raya terutama karyawan atau aktivitas perkantoran lainnya,” tutur Ketua Umum Pengusaha Muda Indonesia tersebut.

    Ia mengaku melihat video yang tersebar luas di beberapa media sosial yang memperlihatkan fasilitas umum rusak total dan banyak mobil masyarakat sipil di jalan raya dalam keadaan hangus terbakar. Tidak hanya di Jakarta tapi juga di kota-kota lainnya.

    “Saya melihat seperti kita menonton film horor. Mobil dan motor sipil yang di dalamnya ada ibu dan anak-anak ketakutan berlarian. Bahkan mobil mereka terbakar. Saya berkata ini unjuk rasa apa an? Ini adalah teror yang sangat berbahaya,” jelas.

    Menurutnya, demo berjalan tertib di awal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Namun tiba-tiba digantikan pendemo lain yang anarkis dengan tujuan merusak dan menghancurkan negara.

    “Pemerintah dan aparat keamanan harus tegas dan bergegas. Jangan biarkan mereka bergerilya. Segera tangkap siapapun yang berniat menghancurkan NKRI terutama otak mobilisasi dari dalam dan luar negeri,” pinta Sam Aliano.

    Selain itu, Sam Aliano juga menyoroti tewasnya seorang ojol bernama Affan Kurniawan karena terlindas oleh mobil Brimob.

    Ia berpendapat peristiwa itu bukan sepenuhnya salah pengemudi. Sebab dalam aturan lalu lintas internasional melarang dan menyalahkan seseorang berdiri di tengah jalan raya.

    “Terlebih pada malam hari dimana visibilitas berkurang dan dalam keadaan panik karena ulah anarkis para pendemo sehingga pengemudi Brimob tidak melihat seorang ojol yang tengkurap, sekali lagi tengkurap di tengah jalan raya. Bukti video jelas dan bisa disaksikan,” ucapnya.

    Ia pun mengendus kerusuhan anarkis sudah direncanakan jauh-jauh hari, bahkan sebelum pelantikan Prabowo.

    Dimotori oleh otak penjahat dari luar dan dalam negeri. Artinya rencana ini sudah ada walau seribu maaf dari Prabowo serta Kapolri, tetap ada rusuh dan meski tidak terjadi kematian Affan pengemudi ojol.

    “Kematian Affan membuat rusuh teror itu semakin di atas angin dan melegalkan kebakaran, pemerintah harus tegas dan tangkap siapa saja yang melanggar aturan dan ketertiban umum” kata Sam.

  • Sejarah, Tugas, dan Peran Strategis Pasukan Elite Polri

    Sejarah, Tugas, dan Peran Strategis Pasukan Elite Polri

    Jakarta: Jika berbicara soal keamanan dan stabilitas di Indonesia, nama Brimob sering kali muncul. Namun, banyak masyarakat yang masih bertanya apa itu Brimob dan apa tugas utamanya?

    Merangkum dari laman Tactical In Police, Brimob atau Brigade Mobil merupakan satuan elite dalam struktur Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). 
    Tidak seperti polisi reguler, Brimob memiliki kemampuan khusus dalam operasi tempur, taktis, dan penanganan situasi berisiko tinggi, mulai dari terorisme, kerusuhan, hingga konflik bersenjata.
    Sejarah singkat Brimob
    Brimob bukanlah satuan baru. Jejaknya sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dengan nama Veld Politie. Saat pendudukan Jepang, satuan ini berubah menjadi Tokubetsu Keisatsutai.

    Setelah Indonesia merdeka, pasukan ini berganti nama menjadi Pasukan Polisi Istimewa, yang berperan penting dalam mempertahankan NKRI dari ancaman militer asing maupun pemberontakan.

    Nama Brigade Mobil (Brimob) resmi digunakan sejak tahun 1946, dan sejak itu terus berkembang sebagai pasukan strategis untuk menjaga ketertiban nasional.
     

    Struktur Brimob dalam Polri
    Secara organisasi, Brimob berada di bawah Korps Brimob Polri (Korbrimob) yang dipimpin oleh perwira tinggi berpangkat Inspektur Jenderal (Irjen).

    Selain di tingkat pusat, Brimob juga hadir di tiap provinsi dalam bentuk Satuan Brimob Daerah (Satbrimobda), lengkap dengan detasemen dan kompi di tingkat kabupaten/kota.
    Unit spesialis di Brimob
    Gegana
    Dikenal sebagai pasukan dengan kemampuan khusus, Gegana memiliki peran strategis di antaranya:

    – Penjinakan bom (Jibom)
    – Penanganan bahan peledak
    – Operasi kontra-terorisme
    – Intelijen dan negosiasi penyanderaan

    Pelopor
    Unit ini lebih dikenal sebagai pasukan yang diterjunkan di medan berat dan konflik terbuka.
    Tugas utama Pelopor mencakup:

    – Penanggulangan huru-hara
    – Operasi tempur ringan
    – Pengamanan wilayah rawan konflik
    – Perlindungan objek vital nasional
    Tugas dan fungsi utama Brimob
    Sebagai satuan khusus, Brimob menjalankan berbagai misi yang tidak ditangani oleh polisi reguler. Berikut beberapa peran pentingnya:

    Penanggulangan huru-hara dan konflik sosial
    Brimob menjadi garda terdepan dalam menangani unjuk rasa besar, konflik massa, hingga potensi chaos sosial.

    Operasi kontra-terorisme
    Melalui unit Gegana, Brimob melakukan operasi penyergapan, negosiasi, hingga netralisasi ancaman teror di dalam negeri.

    Penjinakan bom
    Brimob memiliki tim khusus dengan peralatan canggih untuk mendeteksi dan menjinakkan bom di area publik, fasilitas penting, maupun situasi penyanderaan.

    Pengamanan objek vital nasional
    Misalnya gedung pemerintahan, bandara, hingga infrastruktur strategis seperti pembangkit listrik dalam situasi darurat.

    Evakuasi dan penanganan bencana
    Tak hanya di bidang keamanan, Brimob juga sering dikerahkan dalam operasi kemanusiaan, seperti evakuasi korban banjir, gempa bumi, atau bencana alam lainnya.

    Keberadaan Brimob bukan hanya soal menghadapi konflik bersenjata, tetapi juga menjaga stabilitas dan memberikan rasa aman bagi masyarakat. 

    Jakarta: Jika berbicara soal keamanan dan stabilitas di Indonesia, nama Brimob sering kali muncul. Namun, banyak masyarakat yang masih bertanya apa itu Brimob dan apa tugas utamanya?
     
    Merangkum dari laman Tactical In Police, Brimob atau Brigade Mobil merupakan satuan elite dalam struktur Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). 
    Tidak seperti polisi reguler, Brimob memiliki kemampuan khusus dalam operasi tempur, taktis, dan penanganan situasi berisiko tinggi, mulai dari terorisme, kerusuhan, hingga konflik bersenjata.
    Sejarah singkat Brimob
    Brimob bukanlah satuan baru. Jejaknya sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dengan nama Veld Politie. Saat pendudukan Jepang, satuan ini berubah menjadi Tokubetsu Keisatsutai.
     
    Setelah Indonesia merdeka, pasukan ini berganti nama menjadi Pasukan Polisi Istimewa, yang berperan penting dalam mempertahankan NKRI dari ancaman militer asing maupun pemberontakan.

    Nama Brigade Mobil (Brimob) resmi digunakan sejak tahun 1946, dan sejak itu terus berkembang sebagai pasukan strategis untuk menjaga ketertiban nasional.
     

    Struktur Brimob dalam Polri
    Secara organisasi, Brimob berada di bawah Korps Brimob Polri (Korbrimob) yang dipimpin oleh perwira tinggi berpangkat Inspektur Jenderal (Irjen).
     
    Selain di tingkat pusat, Brimob juga hadir di tiap provinsi dalam bentuk Satuan Brimob Daerah (Satbrimobda), lengkap dengan detasemen dan kompi di tingkat kabupaten/kota.
    Unit spesialis di Brimob
    Gegana
    Dikenal sebagai pasukan dengan kemampuan khusus, Gegana memiliki peran strategis di antaranya:
     
    – Penjinakan bom (Jibom)
    – Penanganan bahan peledak
    – Operasi kontra-terorisme
    – Intelijen dan negosiasi penyanderaan
     
    Pelopor
    Unit ini lebih dikenal sebagai pasukan yang diterjunkan di medan berat dan konflik terbuka.
    Tugas utama Pelopor mencakup:
     
    – Penanggulangan huru-hara
    – Operasi tempur ringan
    – Pengamanan wilayah rawan konflik
    – Perlindungan objek vital nasional
    Tugas dan fungsi utama Brimob
    Sebagai satuan khusus, Brimob menjalankan berbagai misi yang tidak ditangani oleh polisi reguler. Berikut beberapa peran pentingnya:
     
    Penanggulangan huru-hara dan konflik sosial
    Brimob menjadi garda terdepan dalam menangani unjuk rasa besar, konflik massa, hingga potensi chaos sosial.
     
    Operasi kontra-terorisme
    Melalui unit Gegana, Brimob melakukan operasi penyergapan, negosiasi, hingga netralisasi ancaman teror di dalam negeri.
     
    Penjinakan bom
    Brimob memiliki tim khusus dengan peralatan canggih untuk mendeteksi dan menjinakkan bom di area publik, fasilitas penting, maupun situasi penyanderaan.
     
    Pengamanan objek vital nasional
    Misalnya gedung pemerintahan, bandara, hingga infrastruktur strategis seperti pembangkit listrik dalam situasi darurat.
     
    Evakuasi dan penanganan bencana
    Tak hanya di bidang keamanan, Brimob juga sering dikerahkan dalam operasi kemanusiaan, seperti evakuasi korban banjir, gempa bumi, atau bencana alam lainnya.
     
    Keberadaan Brimob bukan hanya soal menghadapi konflik bersenjata, tetapi juga menjaga stabilitas dan memberikan rasa aman bagi masyarakat. 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (ANN)

  • Wali Kota Uus peringatkan PPPK agar tidak main judi online

    Wali Kota Uus peringatkan PPPK agar tidak main judi online

    Jakarta (ANTARA) – Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto memperingatkan para Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di wilayah tersebut agar tidak main judi online (judol) dan pinjaman online (pinjol).

    “Saya minta, yang nama judol, yang namanya pinjol, hindari. Itu akan menjadi penyakit utama,” kata Uus saat memberikan pengarahan kepada 81 PPPK tahun 2024 tahap I, di Ruang Pola, kantor Wali Kota Jakarta Barat, Kamis.

    Menurut Uus, judol dan pinjol berpengaruh langsung kepada kinerja pegawai dan dapat berakhir dengan pemecatan.

    “Efeknya bisa panjang bahkan sampai pemecatan, karena pelakunya sering tidak masuk kerja menghindari teror tagihan,” kata Uus.

    Karena itu, Uus meminta unit terkait atau bagian kepegawaian untuk memeriksa apakah ada PPPK dan ASN yang terlibat judol maupun pinjol.

    “Nanti cek ini PPPK yang masuk ke sini, ya mungkin nanti bisa dicek ada yang pinjol, judol enggak. Pinjol ini penyakit, pinjaman uang enggak seberapa, tapi tuntutannya luar biasa,” kata Uus.

    Masalahnya, lanjut Uus, bukan hanya ketidakmampuan membayar, tapi efek psikisnya.

    “Setiap hari dan setiap waktu dikejar tagihannya. Nantinya akan mengakibatkan enggan membuka seluler lantaran takut dengan tegihan sehingga mulai meninggalkan kantor dan pekerjaannya,” kata Uus.

    “Selanjutnya apa yang terjadi? Catatan tidak hadir sekian hari, ditinggal setiap hari. Ujungnya, ada peringatan 1, 2, 3,” katanya.

    Kalau sudah seperti itu pasti dipecat, paling mudah sekarang memecat ASN apalagi PPPK. “Maka itu, hindari yang namanya pinjol. Kalau butuh uang dan lain-lain, saya bilang sesuaikan kebutuhan hidup dengan kemampuan yang ada,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 4 Fakta Teror Penembakan di Sekolah Kembali Guncang AS

    4 Fakta Teror Penembakan di Sekolah Kembali Guncang AS

    Jakarta

    Teror penembakan massal kembali terjadi di sekolah Amerika Serikat (AS). Penembakan terbaru terjadi di sebuah sekolah Katolik di Minneapolis, Amerika Serikat (AS).

    “Saya telah menerima pengarahan tentang penembakan di Sekolah Katolik Annunciation dan akan terus memberikan informasi terbaru seiring dengan bertambahnya informasi,” tulis Gubernur Minneapolis Tim Walz di X, dilansir AFP, Rabu (27/8/2025).

    Berikut fakta-faktanya:

    1. Korban Jiwa 2 Orang

    Insiden ini terjadi pada Rabu (27/8) pagi waktu AS. Penembakan yang terkonfirmasi ini terjadi setelah serangkaian laporan palsu tentang penembakan aktif di kampus-kampus di seluruh negeri saat mahasiswa kembali dari liburan musim panas.

    “Saya berdoa untuk anak-anak dan guru-guru kita yang minggu pertama sekolahnya dirusak oleh tindakan kekerasan yang mengerikan ini,” kata Gubernur Walz, tanpa memberikan detail tentang jumlah korban.

    Dilansir ABC News, dua orang dilaporkan tewas dalam peristiwa yang terjadi pagi ini waktu AS. Belasan orang juga disebut terluka.

    Pelaku penembakan telah “dikendalikan” dan “tidak ada ancaman aktif terhadap masyarakat,” kata pejabat kota.

    Siswa dari pra-TK hingga kelas delapan bersekolah di sana. Anak-anak kecil yang mengenakan seragam sekolah terlihat meninggalkan sekolah sambil bergandengan tangan dengan orang tua mereka.

    “Suami saya seorang petugas pemadam kebakaran, dan dia mendapat telepon pagi ini yang mengabarkan ada insiden di Annunciation, dan di sanalah keponakan saya bersekolah … jadi dia pergi berjalan kaki saja,” ujar Emily Feste kepada KSTP, afiliasi ABC di Minneapolis.

    “Kami dengar sekitar 15 menit yang lalu bahwa mereka selamat. Tapi ini sungguh mengerikan dan menakutkan.” tambahnya.

    2. Trump: FBI Segera Merespons

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan telah menerima pengarahan terkait peristiwa penembakan di sekolah katolik di Minneapolis tersebut. Dia menilai peristiwa penembakan itu mengerikan.

    “Saya telah diberi pengarahan lengkap tentang penembakan tragis di Minneapolis, Minnesota,” kata Trump di jejaring sosial Truth Social miliknya dilansir AFP, Rabu (27/8).

    Trump menuturkan Biro Investigasi Vederal atau FBI sudah merespons dan berada di lokasi. Dia mengatakan akan memantau penyelidikan penembakan tersebut.

    “FBI segera merespons dan mereka berada di lokasi kejadian. Gedung Putih akan terus memantau situasi mengerikan ini. Mari bergabung dengan saya dalam mendoakan semua orang yang terlibat!” tuturnya.

    3. Pelaku Ikut Tewas

    Pelaku penembakan juga ikut tewas dalam peristiwa tersebut. Polisi menyebut pelaku penembakan hanya berjumlah satu orang.

    “Tersangka penembakan di Sekolah Katolik Annunciation di Minneapolis diyakini telah tewas,” kata Kepala Kepolisian Minneapolis Brian O’Hara dilansir CNN.

    Pelaku berusia 20-an tahun. Polisi menyebut pelaku tidak memiliki catatan kriminal.

    “Kami yakin pelakunya adalah satu orang, seorang penembak tunggal,” kata O’Hara.

    4. Identitas Pelaku

    Biro Investigasi Vederal atau FBI telah mengidentifikasi pelaku penembakan. Pelaku bernama Robin Westman.

    “Robin Westman, seorang pria dengan nama lahir Robert Westman,” kata Direktur FBI Kash Patel dilansir AFP, Kamis (28/8).

    Sebanyak 17 anak-anak dan orang dewasa dilaporkan mengalami luka-luka. FBI, kata Patel, sedang menyelidiki penembakan tersebut dan menduga aksi itu merupakan tindakan terorisme sekaligus kejahatan kebencian anti-Katolik.

    “FBI sedang menyelidiki penembakan ini sebagai tindakan terorisme domestik dan kejahatan kebencian yang menargetkan umat Katolik,” ujarnya.

    Lihat Video ‘Tampang Pelaku Penembakan Massal di Sekolah Katolik AS’:

    Halaman 2 dari 3

    (lir/lir)