Kasus: teror

  • Viral Dugaan Pelecehan Pengusaha Rental Mobil oleh Oknum Dosen di Malang

    Viral Dugaan Pelecehan Pengusaha Rental Mobil oleh Oknum Dosen di Malang

    Malang (beritajatim.com) – Sebuah video di TikTok terkait dugaan pelecehan yang sudah dilihat sekitar 3 juta kali ramai menjadi perbincangan. Dugaan pelecehan tersebut menyeret dosen salah satu perguruan tinggi di Malang.

    Video tersebut juga telah mendapat komentar hingga ribuan dari netizen. Banyak netizen yang penasaran dengan video yang berisi seorang lelaki paruh baya dengan istrinya tengah cekcok dengan tetangga sebelah rumahnya.

    Untuk mengetahui hal itu, beritajatim.com coba telah melakukan wawancara dengan terduga korban dan terduga pelaku. Korban, seorang pengusaha rental mobil membeberkan kronologi lengkap serangkaian peristiwa yang dialaminya.

    Konflik yang berawal dari hubungan baik antar tetangga di kawasan Joyogrand, Kota Malang, ini berujung pada teror dan laporan hukum. Korban menuturkan, hubungannya dengan terduga pelaku pada awalnya sangat baik. Namun, keakraban tersebut diduga disalahartikan oleh terduga pelaku, yang kemudian mulai melontarkan candaan dan pernyataan yang mengarah pada pelecehan.

    “Dia menganggap saya terlalu santai. Bercandaan-bercandaan yang menurut saya intim, itu dianggap biasa sama dia,” ungkap Sahara.

    Menurut penuturan korban, tindakan tidak menyenangkan yang ia alami terjadi dalam beberapa tahap. Berikut adalah kronologi lengkap berdasarkan kesaksiannya:

    Dugaan Pelecehan Verbal dan Visual

    Korban mengaku telah mengalami pelecehan sebanyak empat kali. Tindakan tersebut tidak hanya bersifat verbal, tetapi juga visual. Korban mengklaim pelaku pernah secara sengaja menunjukkan video porno yang diduga diperankan pelaku bersama istrinya.

    “Dia menunjukkan video porno bersama istrinya ke saya sambil berkata hal yang tidak pantas diucapkan” jelas korban kepada beritajatim.com, Jumat (12/9/2025) sore.

    Pelaku diduga sering melontarkan kalimat-kalimat bernada seksual. Korban mencontohkan, pelaku pernah berkata, “Saya kalau dekat Mbak ***** bawaannya sangat nafsu.”

    Pelecehan verbal berlanjut ketika pelaku mengomentari penampilan fisik korban dengan kalimat yang sangat tidak pantas, membandingkan bagian tubuhnya dengan istrinya dan menyatakan ketertarikannya secara eksplisit.

    Setelah korban mulai menjaga jarak, konflik semakin memanas. pelaku diduga menyebarkan fitnah melalui media sosial (Facebook, Instagram, dan WhatsApp) untuk merusak reputasi pribadi dan bisnis rental mobil milik korban.

    “Dia menggiring opini publik untuk membenci saya dan usaha saya. Garasi saya dituduh sebagai tempat transaksi narkoba, miras, judi online, bahkan mobil-mobil rental saya disebut mobil curian,” tegas korban.

    Fitnah tersebut juga menyerang kehidupan pribadinya, termasuk dengan mengaitkan namanya dengan pejabat universitas lain yang sama sekali tidak ia kenal.

    Tindakan pelaku diduga meningkat menjadi perusakan fisik dan intimidasi. Korban menyebut mobil usahanya sengaja dirusak dengan cara digores menggunakan paku di seluruh bagian bodi. Aksi ini, menurutnya, terekam oleh kamera CCTV.

    Puncak teror terjadi pada suatu malam pukul 02.30 WIB. IM diduga dengan sengaja membunyikan klakson mobil selama lima menit dan menggeber mobil customer yang terparkir hingga menimbulkan keributan. Insiden ini berujung pada ketegangan fisik antara pelaku dan karyawan korban.

    “Dia mengambil kunci mobil customer dari kotak penyimpanan kami, itu sudah masuk wilayah privasi usaha,” katanya.

    Tak hanya itu, korban juga menuding pelaku melakukan intimidasi dengan melibatkan mahasiswa dan orang-orang yang mengaku sebagai anggota TNI untuk menyerang dan mengancamnya.

    Jawaban dari Pelaku

    Terkait hal ini, beritajatim.com juga telah mendapatkan klarifikasi dari pihak terduga pelaku. Melalui istrinya, terduga pelaku secara tegas membantah semua tuduhan, terutama terkait pelecehan seksual dan menyebutkan sebagai fitnah yang kejam.

    “Kalau soal cabul, saya pastikan semiliar persen itu fitnah,” ujar istri terduga pelaku.

    Sementara, terduga pelaku sendiri memberikan narasi yang berbeda. Ia mengklaim kepindahannya ke lingkungan tersebut adalah untuk melakukan pengamatan terhadap dugaan aktivitas ilegal, seperti jual-beli mobil bodong dan transaksi obat terlarang.

    Ia merasa menjadi korban dalam kasus ini, dengan menyatakan bahwa dirinya telah dirugikan secara profesional. “Beberapa masjid sudah memecat saya, memberhentikan saya dari jadwal khutbah hingga tahun 2026,” ungkapnya.

    Pelaku juga menuduh pihak korban telah memengaruhi warga sekitar, termasuk pengurus RT, dengan memberikan sejumlah uang agar berpihak padanya. Menurutnya, konflik ini adalah rekayasa yang sengaja dibuat untuk mengusirnya dari lingkungan tersebut.

    Kasus ini telah viral di media sosial dan mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Agama (Kemenag) yang dikabarkan telah menurunkan tim Inspektorat Jenderal (Irjen) untuk menangani kasus ini. Sementara itu, proses pidana sedang berjalan untuk menentukan langkah hukum selanjutnya terhadap ASN tersebut.

    Beritajatim.com telah berusaha menghubungi pihak perguruan tinggi di Malang, tempat terduga pelaku mengajar, terkait tindak lanjut atas kasus ini. Namun hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan dari pihak perguruan tinggi tersebut. [dan/beq]

  • Akankah Serangan Israel di Qatar Luapkan Perang di Timur Tengah?

    Akankah Serangan Israel di Qatar Luapkan Perang di Timur Tengah?

    Jakarta

    Sejauh ini, respons Qatar terhadap serangan Israel terhadap sebuah gedung di ibu kota Doha, pada Selasa (9/9), masih terbatas pada kecaman verbal.

    Insiden itu menewaskan lima pemimpin politik berpangkat rendah kelompok militan Hamas serta seorang petugas keamanan lokal.

    Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, mengecam serangan tersebut dan menyatakan negaranya menuntut Israel “bertanggung jawab atas segala konsekuensi.”

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan itu “sepenuhnya dibenarkan” mengingat Hamas merupakan dalang serangan teror pada 7 Oktober 2023 di Israel yang menewaskan lebih dari 1.200 orang dan membuat sekitar 250 orang disandera.

    Netanyahu juga mengaitkan hal itu dengan penembakan di Yerusalem Timur yang diduduki, yang menewaskan enam orang pada Senin (8/9) yang diklaim Hamas.

    Sementara itu, Hamas — kelompok militan Islam yang dikategorikan sebagai organisasi teroris oleh Israel, AS dan Uni Eropa, hanya mengonfirmasi bahwa Himam al-Hayya, putra negosiator utama Hamas Khalil al-Hayya, turut tewas.

    Menurut kantor berita AFP, Khalil al-Hayya dan pemimpin Hamas di luar negeri Khaled Meshaal juga berada di gedung yang menjadi target. Sejauh ini, keduanya belum bisa dihubungi oleh media Prancis tersebut.

    Diplomasi atau eskalasi militer?

    “Serangan ini adalah alarm bagi seluruh kawasan, di mana batas-batas kemitraan dan aliansi tradisional sedang didefinisikan ulang,” ujar Sanam Vakil, Direktur Program Timur Tengah dan Afrika Utara di lembaga kajian Chatham House yang berbasis di London, kepada DW.

    “Negara-negara Teluk tahu bahwa kemitraan mereka dengan Amerika Serikat (sekutu terkuat Israel, red.) penting secara ekonomi maupun keamanan, jadi sulit membayangkan adanya perpecahan segera,” tambahnya.

    Hugh Lovatt, peneliti di European Council on Foreign Relations, meragukan situasi saat ini akan berkembang menjadi konflik langsung antara Qatar dan Israel.

    “Qatar sama sekali tidak akan membalas secara militer,” katanya kepada DW. Dia berspekulasi Qatar bisa menggunakan dana kekayaan negara untuk menekan secara ekonomi.

    Pandangan serupa disampaikan Neil Quilliam, pakar hubungan luar negeri di firma konsultan Azure Strategy yang berbasis di London.

    “Qatar tidak siap untuk meningkatkan eskalasi,” ujarnya. “Pembalasan dengan senjata hanya akan mengundang respons Israel dengan kekuatan lebih besar, dan keyakinan Doha terhadap perlindungan AS pasti terguncang saat ini.”

    Qatar dan AS, yang merupakan sekutu utama Israel sekaligus pendukung kuat perang Israel di Gaza, juga memiliki aliansi strategis. Qatar menampung pangkalan militer terbesar AS di kawasan dan menggunakan sistem pertahanan udara buatan AS.

    Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada media AS bahwa dirinya “tidak senang” dengan serangan tersebut. Dalam sebuah unggahan di media sosial, dia menyebut tidak diberi tahu sebelumnya mengenai serangan di Qatar. “Ini keputusan Perdana Menteri Netanyahu; bukan keputusan saya,” tulisnya.

    “Saya memandang Qatar sebagai sekutu dan sahabat dekat AS, dan sangat menyesalkan lokasi serangan itu,” lanjut Trump, seraya menekankan bahwa menurutnya mengeliminasi Hamas tetap merupakan “tujuan yang pantas.”

    Apakah negosiasi Gaza terancam?

    Serangan Israel di Doha juga dikhawatirkan mengganggu putaran terbaru perundingan mengenai gencatan senjata di Gaza serta kemungkinan pembebasan sandera Hamas setelah hampir dua tahun perang.

    Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya tidak gentar akibat serangan itu.

    “Qatar tidak pernah berhenti berupaya menghentikan perang ini dan akan melakukan apa pun untuk menghentikan perang, menghentikan permusuhan di Gaza,” ujarnya, menambahkan bahwa mediasi “akan berlanjut, dan tidak ada yang akan menghalangi kami untuk terus memainkan peran ini.”

    Posisi Qatar sebagai mediator utama antara Israel dan Hamas berakar dari hubungan uniknya dengan kedua pihak.

    Menurut Quilliam, “Qatar benar-benar mediator luar biasa di kawasan ketika menyangkut Israel.”

    Peran ini kian menonjol sejak 2012, ketika pimpinan politik Hamas pindah dari Suriah ke Doha. Saat itu, Washington ingin mencegah Hamas berpindah ke Iran — pendukung kuat kelompok militan itu yang juga menentang Israel dan AS. Di Doha, menurut asumsi Washington, Hamas akan lebih mudah diawasi.

    Quilliam menyebut hubungan Qatar dengan Hamas sebagai hubungan kerja. “Qatar lebih condong pada ekspresi Islam politik di kawasan,” katanya. Negara tetangga seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab lebih vokal menentang kelompok Islamis.

    Dia menambahkan, Qatar juga merupakan pengkritik keras Israel, berbeda dengan negara lain di kawasan, seperti Bahrain atau Uni Emirat Arab yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel melalui Abraham Accords yang ditengahi AS pada 2020.

    Namun, dia menekankan bahwa meskipun Qatar menghormati Hamas sebagai gerakan politik dan perlawanan, Doha tidak pernah secara terbuka mendukung kontrol penuh Hamas atas Gaza.

    Sikap Qatar secara umum dihargai Israel, yang telah menumbuhkan kepercayaan pada kemampuan mediasi Qatar. Meski demikian, Qatar dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik formal, namun tetap menjalin hubungan pragmatis sejak 1990-an.

    Bagi pemerintahan Netanyahu, mempertahankan Qatar di meja perundingan sangat penting mengingat meningkatnya tekanan dari dalam Israel maupun luar negeri untuk mengakhiri perang di Gaza yang dipicu serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Sejak saat itu, lebih dari 64.500 warga Palestina telah tewas menurut angka yang belum terverifikasi tetapi dianggap kredibel dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas. Sekitar 50 sandera masih ditahan Hamas, dengan hanya 20 yang diyakini masih hidup.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha
    Editor: Yuniman Farid


    (ita/ita)

  • Secuil Plot Serangan Gagal Israel, Petinggi Hamas Selamat karena Tinggalkan Ruang Rapat untuk Shalat

    Secuil Plot Serangan Gagal Israel, Petinggi Hamas Selamat karena Tinggalkan Ruang Rapat untuk Shalat

    GELORA.CO – Hingga Rabu (10/9/2025) malam, para pejabat Israel tak memberikan informasi jelas atas hasil serangan udara mereka ke Doha, Qatar sehari sebelumnya yang menargetkan pimpinan Hamas. Pada jam-jam pertama setelah serangan dilancarkan, media-media Israel memberitakan dengan nada optimistis bahwa serangan berujung sukses dengan terbunuhnya para petinggi Hamas.

    Namun, pada Rabu dini hari pukul 1:00 waktu setempat, pesimisme di kalangan Israel mulai menyeruak tatkala media-media Arab khususnya Al Jazeera berani mengonfirmasi, para petinggi Hamas berhasil selamat dari upaya pembunuhan. Mereka yang terbunuh dan mengalami luka-luka berasal dari kalangan pengawal pribadi dan staf Hamas.

    Pada Rabu malam, beberapa media Arab yang kemudian dilansir Jerusalem Post mengungkap cerita, bahwa para pemimpin Hamas selamat karena mereka secara bersama-sama meninggalkan telepon seluler di dalam suatu ruangan untuk melaksanakan ibadah shalat. Jika merujuk pada waktu serangan yakni pukul 15:46 waktu Doha, para petinggi Hamas itu menunaikan ibadah shalat Ashar.

    Media-media Israel memunculkan spekulasi bahwa, serangan udara di Doha pada Selasa menggunakan munisi spesifik ketimbang bom yang lebih besar sehingga, para petinggi Hamas berhasil selamat. Penggunaan rudal-rudal dengan eksplosivitas lebih kecil digunakan dengan tujuan untuk menghindari korban jatuh dari kalangan masyarakat sipil Qatar.

    Pada Rabu, bocor informasi di kalangan media Israel, bahwa Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Eyal Zamir menentang operasi serangan udara ke Qatar, namun akhirnya memerintahkan anak buahnya untuk tetap menjalankan operasi setelah keputusan diambil oleh kabinet. Berbeda dengan Zamir, Pelaksana tugas Badan Keamanan Israel, Shin Bet berinisial S setuju dengan keputusan kabinet Netanyahu.

    Direktur Mossad David Barnea juga dilaporkan sebagai pihak yang menentang operasi serangan udara ke Doha. Barnea dilaporkan, secara konsisten lebih menginginkan jalur negosiasi untuk membebaskan sandera tersisa Israel ketimbang melancarkan operasi pembunuhan terhadap negosiator Hamas.

    Apalagi, menurut Barnea, Mossad memandang Qatar sejauh ini sebagai pihak yang memiliki dampak positif terhadap proses negosiasi antara Israel dan Hamas. Pandangan itu berdasarkan dua kali fase pembebasan sandera hasil dari proses negosiasi: pertama pada November 2023 dan kedua pada Januari 2025.

    Bantuan Turki dan Qatar

    Berhasil selamatnya petinggi Hamas dari serangan udara Israel disebut-sebut juga atas andil bantuan informasi intelijen dari Turki dan Mesir seperti laporan Wall Street Journal (WSJ) pada Selasa (8/9/2025). Dua negara itu sudah memberikan peringatan kepada pimpinan Hamas agar memperketat pengamanan pertemuan mereka di Doha menimbang pergerakan militer Israel beberapa waktu terakhir.

    Menurut laporan WSJ, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan otorisasi serangan setelah menerima laporan dari pemimpin militer bahwa mereka memiliki kesempatan menarget pejabat senior Hamas. Sedikitnya 10 pesawat jet melepaskan munisi jarak jauh dari luar ruang udara Qatar, lalu menghantam gedung tempat di mana para pemimpin Hamas menggelar rapat.

    Mengutip beberapa pejabat Israel dan Arab, pertemuan itu digelar guna membahas proposal gencatan senjata Gaza yang disodorkan oleh Amerika Serikat (AS) lewat utusan, Steve Witkoff. Pemimpin Hamas, Khalil al-Hayya dan Zaher Jabarin di antara yang hadir, dan selamat dari upaya pembunuhan.

    Menurut WSJ, Gedung Putih diinformasikan oleh Israel terkait rencana serangan hanya beberapa menit setelah jet-jet tempur dikirim menuju ke Doha, namun tidak diberi tahu titik targetnya. Gedung Putih pun, menurut laporan WSJ, baru diberi tahu setelah rudal-rudal ditembakkan, dan Presiden Donald Trump kemudian mengekspresikan “ketidaksenangannya” atas serangan dan lokasi serangan.

    Trump frustrasi

    Donald Trump dilaporkan WSJ, mengadakan panggilan telepon yang emosional dengan Benjamin Netanyahu pada Selasa (9/9/2025), menyampaikan rasa frustrasi dan terkejut atas serangan Israel terhadap pimpinan Hamas di Qatar. Pejabat senior AS mengungkapkan, Trump menilai, keputusan Netanyahu untuk menyerang para pemimpin politik kelompok perjuangan Palestina itu adalah tidak bijaksana.

    Trump dilaporkan, “sangat marah bahwa seolah-olah serangan dilancarkan dari pangkalan militer AS, bukan dari Israel, dan rudal tersebut menyerang wilayah sekutu AS lainnya yang sedang memediasi negosiasi untuk mengakhiri perang Gaza.”

    Netanyahu menanggapi dengan mengatakan bahwa ia memiliki waktu singkat untuk melancarkan serangan dan memanfaatkan kesempatan itu. Namun pada panggilan telepon kedua yang berlangsung hangat, kata para pejabat, Trump bertanya kepada Netanyahu apakah serangan itu berhasil, yang tidak dapat dijawab Netanyahu dengan pasti.

    Meskipun Trump dikenal sebagai pendukung setia Israel, ia semakin frustrasi dengan Netanyahu, yang terus-menerus membatasinya dengan langkah-langkah agresif yang diambil tanpa masukan AS yang bertentangan dengan tujuan Timur Tengah Trump sendiri, menurut WSJ.

    Qatar dilaporkan tengah mengevaluasi kemitraan keamanan mereka dengan AS usai serangan Israel ke Doha yang menargetkan pimpinan Hamas pada Selasa (9/9/2025). Hal itu berdasarkan laporan Axios, Kamis (11/9/2025), yang menyebut bahwa Perdana Menteri Qatar Mohammad bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani menginformasikan kepada Washington bahwa serangan Israel sebagai “aksi pengkhianatan” oleh Washington.

    Lebih jauh, Al-Thani dilaporkan berkara kepada Utusan Spesial AS, Steve Witkoff bahwa, Qatar akan menggelar “sebuah evaluasi mendalam atas kemitraan keamanan mereka” dengan AS, “dan mungkin akan mencari mitra-mitra lain,” menurut laporan Axios dilansir Jerusalem Post.

    Al-Thani, pada Rabu, mengatakan bahwa respon regional kolektif sedang dipersiapkan untuk melawan serangan Israel di Doha. Ia menekankan bahwa konsultasi sedang berlangsung dengan mitra Arab dan Islam.

    “Akan ada respon dari kawasan ini. Respon ini saat ini sedang dikonsultasikan dan didiskusikan dengan mitra lain di kawasan ini,” ujar Al Thani kepada CNN dilansir Anadolu.

    Dia mengonfirmasi bahwa Doha akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak Arab-Islam dalam beberapa hari mendatang untuk memutuskan langkah-langkah terhadap serangan Israel tersebut.

    Perdana Menteri menyuarakan kemarahannya atas serangan tersebut, dengan menyatakan: “Saya tidak dapat mengungkapkan betapa marahnya kami atas tindakan seperti itu, ini adalah teror negara,” katanya. “Kami dikhianati.”

    Dia juga menuduh pemimpin Israel Benjamin Netanyahu menghancurkan harapan bagi para sandera di Jalur Gaza yang ditahan oleh Hamas, dan menghalangi upaya gencatan senjata.

    Netanyahu “telah menghancurkan harapan bagi para sandera itu … Dia harus diadili … Dia melanggar setiap hukum – dia melanggar setiap hukum internasional,” ujarnya.

  • Mantan Napiter Pengancam Polisi Pacitan Divonis 2 Tahun 6 Bulan

    Mantan Napiter Pengancam Polisi Pacitan Divonis 2 Tahun 6 Bulan

    Pacitan (beritajatim.com) – Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Pacitan menjatuhkan vonis penjara kepada dua terdakwa kasus pengancaman bom terhadap anggota polisi. Dalam sidang yang digelar Kamis (11/9/2025), hakim ketua Benedictus Rinanta memutuskan hukuman 2 tahun penjara untuk Ahmad Junedi, dan 2 tahun 6 bulan penjara bagi Adi Sahputra.

    Vonis ini lebih tinggi dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang sebelumnya menjerat keduanya dengan ancaman 1 tahun 6 bulan penjara. Hakim menilai perbuatan terdakwa terbukti membawa senjata tajam dan senjata rakitan berupa airsoft gun, serta mengganggu stabilitas keamanan.

    “Tindakan para terdakwa menentang hukum dan aparat, menghambat penegakan hukum, serta menimbulkan keresahan dan teror di masyarakat,” tegas Benedictus saat membacakan putusan.

    Meski begitu, majelis hakim juga mempertimbangkan sikap kooperatif kedua terdakwa yang mengakui serta menyesali perbuatannya. Faktor tersebut menjadi alasan keringanan hukuman.

    Sementara itu, kuasa hukum terdakwa, Imam Bajuri, menyebut putusan hakim terlalu berat. “Kami menghormati putusan majelis, tetapi menurut kami hukuman ini cukup memberatkan. Klien kami sudah menyesali perbuatannya dan bersikap kooperatif. Untuk langkah hukum selanjutnya, kami masih pikir-pikir,” ujarnya.

    Kasus ini bermula ketika Ahmad Junedi dan Adi Sahputra mendatangi Polres Pacitan, saat aparat Gakkum Satlantas tengah memediasi kasus kecelakaan kendaraan bermuatan BBM ilegal milik rekan mereka. Dalam proses itu, terdakwa memaksa penyelesaian cepat hingga mengeluarkan ancaman pembunuhan terhadap aparat. [tri/suf]

  • Setelah Qatar Giliran Yaman Dibombardir Israel: 35 Tewas

    Setelah Qatar Giliran Yaman Dibombardir Israel: 35 Tewas

    GELORA.CO -Setelah menghantam Qatar, Israel kembali melancarkan serangan udara ke Yaman pada Rabu, 10 September 2025. Serangan yang menargetkan ibu kota Sanaa dan provinsi al-Jawf itu menewaskan sedikitnya 35 orang.

    Kementerian Kesehatan Yaman melaporkan ada 131 orang terluka. Angka ini masih sementara, dan kemungkinan akan bertambah karena tim penyelamat masih mencari korban di reruntuhan.

    “Serangan itu menghantam kawasan sipil dan pemukiman, termasuk rumah-rumah di al-Tahrir Sanaa, sebuah fasilitas medis di Jalan ke-60 di barat daya kota, serta kompleks pemerintah di ibu kota al-Jawf, al-Hazm,” kata Kementerian Kesehatan Yaman, dikutip dari Al-Jazeera, Kamis 11 September 2025.

    Tim pertahanan sipil disebut masih berusaha memadamkan api akibat pengeboman dan mengevakuasi korban selamat.

    Menurut TV Al Masirah, media yang dikelola Houthi, serangan Israel juga merusak fasilitas medis dan kompleks pemerintah di al-Hazm. 

    “Para martir, korban luka, dan beberapa rumah rusak akibat serangan Israel di Markas Besar Bimbingan Moral,” tulis Al Masirah di Telegram.

    Sementara itu, Perusahaan Minyak dan Gas Yaman menyebut jet tempur Israel menargetkan sebuah stasiun medis di Jalan al-Sitteen, Sanaa.

    Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengklaim pihaknya berhasil menangkis sebagian serangan Israel dengan rudal darat-ke-udara. 

    “Beberapa formasi tempur terpaksa mundur sebelum melancarkan agresi mereka, dan sebagian besar serangan berhasil digagalkan, alhamdulillah,” ujar kelompok itu melalui Telegram.

    Israel mengonfirmasi serangan tersebut. 

    “Beberapa waktu lalu, Angkatan Udara Israel menyerang target militer milik rezim teroris Houthi di wilayah Sanaa dan al-Jawf di Yaman,” demikian pernyataan militer Israel.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan itu sebagai balasan atas serangan drone Houthi di Bandara Ramon, Israel, beberapa hari lalu.

    “(Serangan) ini tidak melemahkan tangan kami. Kami menyerang mereka lagi hari ini di fasilitas teror mereka, di pangkalan teror dengan banyak teroris, dan juga di fasilitas lainnya,” katanya di X.

    “Kami akan terus menyerang. Siapa pun yang menyerang kami, kami akan menghajar mereka,” tambah Netanyahu dengan nada ancaman.

  • Israel Serang Pemimpin Hamas di Qatar, Jerman-AS Bereaksi

    Israel Serang Pemimpin Hamas di Qatar, Jerman-AS Bereaksi

    Jakarta

    Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, menggelar konferensi pers, Selasa (09/09).

    Ketika ditanya apakah pembicaraan damai Gaza akan berlanjut, Sheikh Mohammed mengatakan bahwa ia tidak melihat ada hal yang valid dalam pembicaraan saat ini setelah Doha diserang. Namun, ia menegaskan, “Qatar telah mengerahkan segala upaya dan akan melakukan apa pun yang bisa dilakukan untuk menghentikan perang di Gaza.”

    Qatar, bersama Mesir dan Amerika Serikat (AS), telah menjadi mediator utama antara Israel dan Hamas selama konflik di Gaza.

    Sheikh Mohammed menyalahkan Israel atas gagalnya negosiasi damai dan melontarkan kritik tajam terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

    Ia menyebut Netanyahu melakukan “terorisme negara” dan “membawa kondisi negara ke titik yang tidak dapat diperbaiki.”

    Netanyahu menyebut serangan tersebut sebagai “sepenuhnya dibenarkan,” yang dilakukan setelah serangan di Yerusalem dan tewasnya empat tentara Israel di Gaza.

    Perdana Menteri Qatar juga mengatakan bahwa pejabat AS baru memberi peringatan kepada pemerintahnya 10 menit setelah serangan dimulai, dan menyebut serangan itu sebagai “100% pengkhianatan.”

    Kementerian Luar Negeri Qatar sebelumnya menyatakan bahwa klaim bahwa Qatar telah diberi tahu sebelumnya tentang serangan itu adalah “tidak berdasar.”

    “Panggilan dari pejabat AS muncul saat suara ledakan akibat serangan Israel terdengar di Doha,” tulis juru bicara kementerian, Majed al-Ansari, lewat platform X.

    Lewat unggahan di Truth Social, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa pemerintahannya telah berupaya memperingatkan Doha, tetapi peringatan tersebut “sayangnya terlambat untuk menghentikan serangan.”

    Sheikh Mohammed menyerukan agar negara-negara di Timur Tengah bersatu untuk mengendalikan serangan Israel.

    “Hari ini, kita telah mencapai titik balik yang menuntut adanya respons dari seluruh kawasan terhadap perilaku yang sangat brutal,” kata Mohammed sebagaimana dikutip oleh lembaga Al Jazeera.

    Trump: Serangan Israel ke Qatar “bukan keputusan saya”

    Presiden AS Donald Trump kembali menegaskan bahwa keputusan menyerang pemimpin Hamas di Qatar sepenuhnya berasal dari Israel. Ia mengatakan telah mencoba memberi peringatan kepada Doha, tetapi waktunya tidak cukup.

    “Ini adalah keputusan Perdana Menteri Netanyahu, bukan keputusan saya,” tulis Trump di platform Truth Social.

    Trump mengatakan bahwa pemerintahannya menerima informasi mengenai serangan tersebut dari militer AS.

    “Saya segera menginstruksikan Utusan Khusus, Steve Witkoff, untuk memberi tahu pihak Qatar tentang serangan yang akan terjadi. Ia lantas melakukannya, tapi sayangnya terlalu terlambat untuk menghentikan serangan itu,” kata Trump. “Saya memandang Qatar sebagai sekutu dan sahabat kuat Amerika Serikat, dan sangat menyesalkan lokasi serangan tersebut.”

    Meski begitu, Trump juga menegaskan bahwa “menghancurkan Hamas, yang telah mengambil keuntungan dari penderitaan warga Gaza, adalah tujuan yang layak.”

    Trump menyatakan bahwa ia telah meyakinkan Emir dan Perdana Menteri Qatar bahwa “hal seperti ini tidak akan terjadi lagi di wilayah mereka.”

    “Saya telah menginstruksikan Menteri Luar Negeri, Marco Rubio, untuk menyelesaikan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan dengan Qatar,” tambahnya.

    Jerman: Serangan Israel di Qatar “tidak bisa diterima”

    Kanselir Jerman Friedrich Merz menelepon Emir Qatar, Tamim bin Hamad Al Thani, dan menyatakan bahwa pelanggaran kedaulatan dan integritas wilayah Qatar oleh serangan Israel adalah “tidak dapat diterima”.

    Merz memuji upaya mediasi Qatar dalam konflik Gaza untuk mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera, serta memperingatkan potensi meluasnya perang di kawasan.

    Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Jerman, Johann Wadephul, telah merilis pernyataan resmi pemerintah Jerman sebagai tanggapan atas serangan tersebut.

    “Serangan Israel di Doha tidak hanya melanggar kedaulatan teritorial Qatar, tetapi juga membahayakan seluruh upaya kami dalam membebaskan para sandera,” ujar Wadephul.

    Ia juga menyatakan sangat prihatin terhadap keselamatan para sandera yang masih berada di tangan Hamas, termasuk warga negara Jerman.

    Wadephul menyerukan agar Hamas meletakkan senjata dan “meninggalkan aksi teror terhadap Negara Israel.”

    “Eskalasi saat ini juga merupakan akibat dari serangan teroris Hamas yang mengerikan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023,” tambahnya.

    Meski Jerman merupakan sekutu kuat Israel, belakangan negara tersebut mulai mempertanyakan tindakan Israel di Gaza, terutama terkait krisis kemanusiaan yang dialami warga sipil di wilayah tersebut.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Joan Aurelia

    Editor: Hani Anggraini

    Tonton juga video “Netanyahu di Ruang Operasi Militer Israel saat Serangan ke Qatar” di sini:

    (ita/ita)

  • Direktur Imparsial Laporkan Kasus Peretasan Akun dan Perusakan Mobil ke Polisi

    Direktur Imparsial Laporkan Kasus Peretasan Akun dan Perusakan Mobil ke Polisi

    Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Imparsial Ardi Manto resmi melaporkan kasus dugaan peretasan dan pembobolan mobil oleh orang tidak dikenal.

    Laporan Ardi Manto teregister dengan nomor LP/B/6318/IX/2025/SPKT/Polda Metro Jaya pada 9 September 2025.

    Ardi menjelaskan kasus peretasan ponsel WhatsApp pribadi dan Instagram Imparsial terjadi pada (20/8/2025). Kala itu, sekak 10.00 WIB hingga 15.00 WIB ponsel milik Ardi kerap dihubungi orang tidak dikenal.

    Karena berulang kali menelepon, Ardi akhirnya menerima panggilan telepon itu sekitar pukul 14.00 WIB. Orang yang kerap menghubunginya itu mengaku sebagai Dukcapil Kota Bekasi yang meminta konfirmasi terkait e-KTP.

    “Setelah percakapan berakhir, penelepon mengirimkan tautan ktpdigital.net. Begitu tautan di-klik, telepon genggam seketika hang dan akun WhatsApp Direktur Imparsial dikuasai pihak lain,” ujar Ardi dalam siaran pers, dikutip Rabu (10/9/2025).

    Setelah itu, rekannya menyadari bahwa adanya perubahan foto profil WhatsApp akun milik Ardi. Dalam hal ini, Ardi langsung meminta pihak WhatsApp untuk menonaktifkan akunnya karena terindikasi diretas.

    “Akibat hal ini, korban tidak dapat mengakses dan menggunakan aplikasi whatsapp terhitung sejak tanggal 20 sampai dengan 28 Agustus 2025,” tutur Ardi.

    Terkait peretasan ini, kata Ardi, akun Instagram resmi kantor @imparsial juga sempat diretas dan/atau diambil alih oleh pihak tak dikenal.

    Selain peretasan, Ardi juga mengalami peristiwa perusakan kendaraan oleh orang tidak dikenal. Kejadiannya berlangsung di rumah makan, Jatiasih, Bekasi pada (8/9/2025) sekitar 20.00 WIB.

    Usai singgah di rumah makan itu, Ardi mendapati bahwa kaca mobilnya pecah sebelah kanan. Dalam kejadian itu, terdapat satu tas berisi dokumen kegiatan Imparsial.

    “Itu dokumen kegiatan aktivitas Imparsial. Kalau jatuh di tangan orang yang memang punya niat untuk melemahkan kerja-kerja kami, itu mungkin berguna,” tutur Ardi.

    Atas peristiwa itu, Ardi dan kuasa hukumnya menduga bahwa ada teror yang bersifat terstruktur dan sistematis sebagai buntut dari aktivitas Imparsial yang terlibat aktif dalam advokasi sejumlah isu. Contohnya, isu HAM, Revisi UU TNI hingga reformasi sektor keamanan.

    Dengan demikian, Ardi menilai perlu untuk melaporkan kasus ini ke kepolisian untuk mengungkap motif di balik serangan dugaan teror tersebut.

    “Kami perlu mendesak kepolisian untuk mengungkap kira-kira kenapa hal ini berulang kemudian juga terjadi pada momen-momen tertentu,” pungkasnya.

  • Netanyahu: Perang Gaza Berakhir Jika Hamas Terima Proposal Trump

    Netanyahu: Perang Gaza Berakhir Jika Hamas Terima Proposal Trump

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa perang Gaza dapat berakhir “segera” jika kelompok Hamas menyetujui proposal gencatan senjata yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Netanyahu menyebut pemerintahnya telah menerima persyaratan yang disebutkan dalam usulan gencatan senjata tersebut.

    “Israel telah menerima prinsip-prinsipnya, proposal yang diajukan oleh Presiden Trump untuk mengakhiri perang, dimulai dengan pembebasan segera semua sandera kami,” kata Netanyahu dalam sebuah acara di Kedutaan Besar AS di Yerusalem. “Jika proposal Presiden Trump diterima, perang dapat segera berakhir,” tambahnya, dilansir kantor berita AFP, Rabu (10/9/2025).

    Sebelumnya, Trump mengumumkan pada hari Minggu (7/9) lalu bahwa ia telah mengajukan usulan untuk mengamankan pembebasan para sandera di Gaza. Namun, Gedung Putih belum merilis detail apa pun tentang hal itu.

    Sementara itu, militer Israel pada Selasa (9/9) waktu setempat mengatakan mereka akan bertindak dengan “kekuatan lebih besar” dalam operasi militer di Kota Gaza, kota terbesar di Jalur Gaza yang ingin mereka kuasai. Militer Israel pun memperingatkan penduduk Kota Gaza untuk segera mengungsi.

    Militer Israel dalam pernyataannya, mengatakan pengerahan “kekuatan lebih besar” di Kota Gaza itu bertujuan untuk mengalahkan kelompok Hamas, yang menguasai daerah kantong Palestina tersebut.

    “Kepada seluruh penduduk Kota Gaza… pasukan pertahanan bertekad untuk mengalahkan Hamas dan akan bertindak dengan kekuatan yang lebih besar di wilayah Kota Gaza,” kata juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, dalam pernyataan via media sosial X.

    “Segera mengungsi melalui poros Al-Rashid,” cetus Adraee dalam pernyataannya.

    Imbauan mengungsi itu disampaikan militer Israel setelah Netanyahu memperingatkan penduduk Kota Gaza untuk mengungsi sesegera mungkin.

    Israel semakin mengintensifkan pengeboman terhadap Kota Gaza sebagai persiapan untuk operasi mengambil alih kendali atas kota tersebut dari Hamas, meskipun negara-negara Barat dan lembaga-lembaga bantuan kemanusiaan telah berulang kali meminta Tel Aviv untuk membatalkan rencananya itu.

    “Dalam dua hari ini, kami telah merobohkan 50 menara teror, dan ini hanyalah tahap awal dari manuver darat yang intensif di Kota Gaza. Saya mengatakan kepada para penduduk: kalian telah diperingatkan, pergi sekarang!” kata Netanyahu dalam pernyataan via video pada Senin (8/9) malam.

    “Semua ini hanyalah pendahuluan, hanya pembukaan, untuk operasi intensif utama — manuver darat pasukan kami, yang sekarang sedang bersiap dan berkumpul untuk memasuki Kota Gaza,” tegasnya memberi peringatan.

    Dalam tanggapannya, Hamas menyebut ancaman yang dilontarkan Netanyahu sebagai “tindakan nyata untuk pemindahan paksa” para penduduk Kota Gaza.

    “Ini terjadi di bawah tekanan pengeboman, pembantaian, kelaparan, dan ancaman kematian — yang merupakan tantangan secara terang-terangan dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap hukum dan konvensi internasional,” sebut Hamas dalam pernyataannya.

    Tonton juga video “Netanyahu di Ruang Operasi Militer Israel saat Serangan ke Qatar” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Direktur Imparsial laporkan serangan teror ke Polda Metro Jaya

    Direktur Imparsial laporkan serangan teror ke Polda Metro Jaya

    Jakarta (ANTARA) – Direktur Imparsial, Ardi Manto Adiputro melaporkan serangkaian teror yang dialaminya, termasuk pembobolan mobilnya dan hilangnya dokumen berharga milik Imparsial ke Polda Metro Jaya, Selasa.

    Ardi didampingi oleh kuasa hukumnya membuat laporan ke Polda Metro Jaya. Laporan tercatat dengan nomor: LP/B/6318/IX/2025/SPKT/Polda Metro Jaya tertanggal 9 September 2025.

    “Melaporkan serangan yang berulang terhadap saya pribadi maupun juga kami di Imparsial dalam beberapa waktu belakangan ini. Kira-kira semenjak dari Desember 2024, Januari 2025, Juli 2025, Agustus dan sampai September 2025 ini,” kata Ardi di Jakarta, Selasa.

    Terkait pembobolan mobilnya, Ardi menerangkan, kejadian bermula saat ia singgah untuk makan di sebuah rumah makan di Jalan Wibawa Mukti, Jatisari, Jatiasih Kota Bekasi, pada Senin (8/9) malam, namun baru 25 menit meninggalkan mobil, kaca mobilnya sudah pecah.

    “Terus saya infokan ke tempat makan kalau mobil saya barusan dibobol, ‘Oh ini baru kejadian pertama di tempat kami’, katanya. Kemudian, saya ingatkan, ‘ya mudah-mudahan ini enggak terjadi, ingatkan pelanggan yang lain, jangan sampai ini juga terjadi berikutnya’. Saya tanya ke rumah makan itu, mereka tidak punya CCTV. Dan jarak dari tempat yang ada CCTV, cukup jauh,” katanya.

    Ardi pun bingung lantaran spion, dompet, dan barang bernilai lainnya tetap utuh. Sedangkan, yang hilang justru dokumen kegiatan milik Imparsial.

    “Itu dokumen kegiatan aktivitas Imparsial. Kalau jatuh di tangan orang yang memang punya niat untuk melemahkan kerja-kerja kami, itu mungkin berguna,” kata dia.

    Dia curiga serangan ini berhubungan dengan kerja-kerjanya di Imparsial. Terakhir, lembaga ini aktif mengadvokasi korban aksi demonstrasi. Tak hanya mobil yang jadi sasaran. Akun WhatsApp juga diserang pada 20 Agustus dan 28 Agustus 2025.

    Oleh karena itu, setelah berdiskusi dirinya memutuskan untuk melaporkan hal ini kepada pihak kepolisian. Dia berharap pelakunya segera ditangkap, sehingga motif serangan bisa terungkap.

    “Kami perlu mendesak kepolisian untuk mengungkap kira-kira kenapa hal ini berulang kemudian juga terjadi pada momen-momen tertentu,” imbuh dia.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Teror di Kaki Gunung Halimun, Domba-Domba Mati dengan Leher Tercekik

    Teror di Kaki Gunung Halimun, Domba-Domba Mati dengan Leher Tercekik

     

    Liputan6.com, Sukabumi – Teror menyerang ternak milik warga di kaki Gunung Halimun, tepatnya di Desa Gunungmalang, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, masih terus berlanjut. Jumlah domba yang dimangsa bertambah banyak, totalnya kini mencapai 25 ekor, dengan estimasi kerugian mencapai puluhan juta rupiah.

    Kepala Desa Gunungmalang, Ajang Rahmat, membenarkan bertambahnya ternak milik warga yang mati dengan leher terkoyak.

    “Betul, sekarang jadi 25 domba. Hari ini ada serangan dua kali, cuma permasalahannya belum ada yang bisa memastikan apakah itu macan tutul atau hewan buas lainnya,” ungkap Ajang dikonfirmasi, Selasa (9/9/2025).

    Dugaan sementara, pelaku serangan mengarah pada macan tutul Jawa. Dugaan ini didasarkan pada jejak kaki yang ditemukan di lokasi serta ciri-ciri luka pada ternak. 

    Menurut Ajang, ada kejanggalan yang membuat warga bingung. Biasanya, macan akan membawa atau memakan sebagian tubuh mangsanya.

    “Ini cuma dicekik saja. Hanya ada satu yang lehernya dimakan, sebagian besar cuma dicekik, tulang leher patah, remuk,” ujarnya. 

    Kejanggalan lain adalah ditemukannya jejak kaki yang bervariasi, besar dan kecil. “Kemungkinan besar kalau memang macan, itu macan lagi beranak, jadi sama anaknya,” tambah dia.

    Menanggapi kejadian ini, pemerintah desa telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan Camat Cikidang. 

    Sebagai langkah antisipasi, warga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama karena posisi kandang domba berada di belakang rumah.

    “Kita arahkan masyarakat untuk ronda malam dan mengevakuasi ternak. Misalkan ada 10 kandang, kita jadikan 5 supaya pengawasannya lebih efisien,” ungkapnya.