Kasus: teror

  • Daftar Kekejaman Agresi Israel ke Palestina Sejak 7 Oktober

    Daftar Kekejaman Agresi Israel ke Palestina Sejak 7 Oktober

    Jakarta, CNN Indonesia

    Agresi Israel ke Gaza dan Tepi Barat menyisakan pilu bagi warga Palestina.

    Jet-jet tempur milik Israel mulai kembali berterbangan memenuhi langit Gaza. Tareq Abu Azzoum, jurnalis Al Jazeera, melaporkan suara ledakan dan tembakan utara Jalur Gaza, khususnya di barat laut Kota Gaza.

    “Insiden ini bertepatan dengan gentayangannya drone dan jet tempur militer Israel di langit Jalur Gaza,” ungkap Azzoum, dilansir dari Al Jazeera.

    Tank-tank Israel di Jalur Gaza tengah juga dilaporkan menembaki sekitar kamp-kamp pengungsi Nuseirat dan Bureij.

    Sudah hampir dua bulan perang Israel dan kelompok Hamas berlangsung. Agresi militer Israel ke Palestina menewaskan lebih dari 15.000 jiwa, terutama anak-anak.

    Berhentinya gencatan senjata bisa menjadi pertanda babak baru serangan Israel membasmi kelompok Hamas yang semakin menyulitkan warga sipil Palestina.

    Berikut daftar kekejaman Israel ke Palestina sejak agresi 7 Oktober lalu.

    Israel bunuh 5.523 warga Palestina

    Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan sebanyak 15.523 orang tewas di wilayah tersebut sejak agresi Israel dimulai pada 7 Oktober lalu.

    Ashraf Al-Qudra selaku juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 70 persen dari korban jiwa itu merupakan perempuan dan anak-anak. Sementara, 41.316 orang lainnya luka-luka.

    Selain itu, Al-Qudra juga menjelaskan dalam 24 jam terakhir, terdapat lebih dari 300 warga Palestina tewas dan 600 lainnya mengalami luka.

    Bombardir RS di Gaza

    Tindakan Israel membombardir rumah sakit di Gaza dengan dalih mencari pasukan Hamas mendapat kecaman masyarakat internasional.

    Rumah sakit menjadi salah satu tempat utama yang digunakan masyarakat untuk mengungsi, berlindung, dan mencari pertolongan medis.

    Pada 17 Oktober lalu, Israel membom Rumah Sakit Al-Ahli Arab yang seketika menewaskan 500 orang di dalamnya.

    “Berita yang keluar dari Gaza sangat mengerikan dan benar-benar tidak dapat diterima… hukum internasional harus dihormati dalam hal ini dan dalam semua kasus. Ada aturan seputar perang dan memukul rumah sakit tidak dapat diterima,” kata Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dilansir dari Al Jazeera.

    Penyerangan ini terus merembet ke rumah sakit lainnya yang dianggap menyembunyikan markas Hamas.

    Serangan Israel ke rumah sakit Al Shifa di Gaza pertengahan bulan lalu juga menimbulkan teror mematikan bagi ribuan orang yang terjebak di dalamnya.

    Orang-orang yang berada di RS Al Shifa menyatakan bahwa pasukan Israel melakukan kekerasan dan penghinaan terhadap pasien, staf rumah sakit, serta para pengungsi.

    Dr Mohammad Abu Salmiya, direktur Rumah Sakit Al-Shifa, mengungkapkan situasi memilukan dengan banyaknya orang yang membutuhkan pertolongan dan bayi-bayi yang harus dipindahkan ke fasilitas kesehatan yang lebih baik.

    RS Al Shifa yang hancur karena serangan Israel kekurangan bahan bakar dan obat-obatan.

    “Ini adalah sebuah tragedi. Mayat-mayat tersebut – kami tidak dapat memasukkannya ke dalam freezer karena tidak berfungsi sehingga kami memutuskan untuk menggali lubang di sekitar rumah sakit. Ini adalah pemandangan yang sangat tidak manusiawi. Situasinya benar-benar di luar kendali. Ratusan mayat membusuk,” ungkap Dr. Mohammad Abu Salmiya.

    RS Indonesia di Gaza sempat beberapa kali menerima serangan bom Israel beberapa jam sebelum gencatan senjata diberlakukan.

    Fikri Rofiul Haq, relawan Mer-C Indonesia, menceritakan kondisi para staf medis yang terjadi di RS Indonesia di Gaza.

    “Di Rumah Sakit Indonesia saat ini, staf hanya mendapat makan sekali sehari saat makan siang, yang disediakan oleh Rumah Sakit Al-Shifa [yang berdekatan]. Untuk sarapan dan makan malam, staf makan biskuit atau kurma,” ujar Fikri, dikutip dari Al Jazeera.

    Tembak mati bocah 9 tahun

    Janji Israel yang mengatakan hanya akan berperang melawan kelompok Hamas, bukan masyarakat sipil tampaknya tidak ditepati.

    Dua anak laki-laki Palestina, salah satunya berusia sembilan tahun tewas di Kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki Israel Rabu (29/11). Israel melakukan serangan besar ke daerah tersebut sejak malam sebelumnya yang meninggalkan jejak kehancuran.

    Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina memberikan konfirmasi kematian anak tersebut yang bernama Adam Samer Al-Ghoul, dikutip dari The New Arab.

    Rekaman CCTV ramai diperbincangkan di media sosial yang menunjukkan anak tersebut berusaha lari dari peluru, namun ditarik oleh pemuda lain.

    Selain membunuh warga Jenin, Israel juga menangkap beberapa warga yang tidak jelas berapa jumlahnya.

    Pasukan meledakkan rumah-rumah yang memaksa warga keluar dari tempat mereka.

    “Menyapu [melalui] dan merusak jalan-jalan dan infrastruktur telah menjadi kejadian biasa setiap kali tentara menyerbu kota dan kamp,” ungkap Wali Kota Jenin Nidal Obeidi.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Membiarkan bayi-bayi prematur meninggal dunia

    Saat kompleks rumah terbesar di Gaza, Al Shifa, lumpuh karena kekurangan listrik, air, dan oksigen, nyawa 39 bayi prematur di dalamnya terancam karena tidak bisa menerima pertolongan medis.

    Bayi-bayi baru lahir dibungkus oleh selimut hijau dan disejajarkan di tandu rumah sakit.

    Dilansir dari Time, beberapa bayi memiliki berat kurang dari tiga pon, dengan tulang rusuk menonjol, popok yang ukurannya lebih besar dari badan mereka, dan staf medis yang berusaha menghangatkan bayi melalui kontak kulit ke kulit.

    Dalam kurun seminggu, delapan bayi dilaporkan meninggal dunia.

    Mayat lima bayi prematur Palestina juga ditemukan di Rumah Sakit Al-Nasr saat wartawan dan pekerja bantuan memilah sisa-sisa fasilitas kesehatan yang dibom selama gencatan di Jalur Gaza, dikutip dari Middle East Eye.

    Direktur rumah sakit Mustafa al-Kahlout menyatakan telah meminta bantuan kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengenai lima anak tersebut, tetapi tidak mendapat tanggapan.

    Sengaja bikin warga Gaza kelaparan

    Tindakan blokade yang diberlakukan Israel selama berperang dengan Hamas membuat masyarakat Palestina menderita kelaparan.

    Kondisi mengenaskan terjadi di Gaza yang memungkinkan orang saling membunuh untuk mendapatkan makanan.

    “Kamu pergi membeli sedikit roti, kamu akan melihat orang-orang saling menikam hanya demi sekantong roti.” ungkap Emad Abu Asasi yang berada di Khan Younis.

    Masyarakat Gaza hidup di bawah ancaman kematian akibat serangan udara Israel dan menyaksikan cadangan makanan dan air yang mulai menipis karena IDF mengepung wilayah kecil tersebut, dilansir dari Daily Mail.

    [Gambas:Infografis CNN]

    Harga bahan pokok meningkat tiga kali lipat seiring dengan menipisnya persediaan.

    “Saya pergi ke salah satu mal untuk membeli beberapa barang, tapi saya tidak menemukan apa pun,” ungkap Samar Rabie, dilansir dari Al Jazeera.

    “Kami kekurangan banyak bahan makanan pokok, seolah-olah semuanya diatur sedemikian rupa sehingga selain tidak memiliki listrik atau air, kami juga akan kelaparan.” imbuhnya.

    Banyak perkebunan dan peternakan warga Khan Younis yang hancur karena bom dari Israel.

    “Saya harus bertanya kepada orang-orang apakah mereka punya tambahan kacang kalengan atau daging agar saya bisa membelinya untuk keluarga saya,” ungkap Mahmoud Sharab.

    Sharab mengatakan yang dilakukan Israel saat ini adalah perang kelaparan bagi warganya dan kebijakan yang dibuat membuat takut banyak orang, terutama anak-anak.

    Israel bunuh 700 warga sipil dalam 24 jam usai gencatan senjata

    Setidaknya 700 warga Palestina di Jalur Gaza meninggal dunia dalam 24 jam serangan Israel di wilayah itu pada Jumat (1/12).

    Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan kepada Al Jazeera pada Minggu bahwa lebih dari 700 warga Gaza meninggal dunia sejak Israel melanjutkan agresi usai gencatan senjata berakhir Jumat lalu.

    Lebih dari 1,5 juta orang telah mengungsi sejak agresi Israel dimulai 7 Oktober lalu.

    Ini merupakan jumlah korban tewas harian tertinggi sejak 24 Oktober lalu. Saat itu, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 704 orang meninggal dunia dalam serangan Israel semalaman.

    Selama Sabtu dan Minggu kemarin, Israel terus melakukan pemboman intens di Kota Khan Younis hingga Rafah. Militer Israel telah menyatakan akan mulai fokus menggempur wilayah selatan Gaza, terutama Khan Younis.

  • Erdogan Desak PBB Seret Israel ke Pengadilan Internasional

    Erdogan Desak PBB Seret Israel ke Pengadilan Internasional

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan Israel harus bertanggung jawab di pengadilan internasional, atas kejahatan perang yang dilakukan di Gaza.

    Hal ini disampaikan Erdogan saat melakukan percakapan telepon dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres.

    Kantor Kepresidenan Turki membeberkan bahwa dalam percakapan itu, Erdogan dan Guterres membahas “harapan komunitas internasional mengenai serangan ilegal Israel”.

    Keduanya juga membahas akses bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza, dan upaya untuk perdamaian abadi.

    “Selama panggilan telepon tersebut, Presiden Erdogan mengatakan bahwa Israel tanpa malu-malu terus menginjak-injak hukum internasional, hukum perang, dan hukum kemanusiaan internasional,” demikian pernyataan kantor kepresidenan Turki.

    “Israel harus bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukannya di hadapan dunia,” lanjut pernyataan itu, dilansir Reuters.

    Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan Menteri Luar Negeri Hakan Fidan akan menghadiri pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York.

    Turki mengecam keras serangan Israel di Gaza dan terus menyerukan gencatan senjata penuh untuk memungkinkan diskusi mengenai solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina yang lebih luas.

    Erdogan menyebut serangan Israel di Gaza sebagai genosida dan menuduh Israel sebagai “negara teror”. Namun Israel menolak tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa mereka bertindak untuk membela diri.

    Saat ini Israel dan kelompok Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata di Gaza, demi membebaskan lebih banyak sandera dan tahanan Palestina.

    Gencatan senjata ini akan berakhir pada Rabu (29/11) waktu setempat. Namun dunia internasional telah mendesak agar gencatan senjata ini dapat ditetapkan permanen sehingga memungkinkan pemulihan situasi kemanusiaan bagi warga Palestina di Gaza.

    (dna/dan)

    [Gambas:Video CNN]

  • 9 Komandan-Tokoh Hamas yang Tewas Dibunuh Pasukan Israel

    9 Komandan-Tokoh Hamas yang Tewas Dibunuh Pasukan Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Ambisi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk menyerang Palestina dan memburu Hamas semakin menjadi-jadi meskipun disepakati gencatan senjata.

    Pembebasan puluhan sandera dan gencatan senjata selama beberapa hari bukan menjadi tanda berakhirnya perang antara Israel dan Hamas.

    “Kami terus melanjutkan sampai kami mencapai kemenangan penuh. Menghilangkan Hamas, membebaskan tawanan kami dan memastikan bahwa pasca-Hamas tidak akan ada ancaman terhadap Israel.” ungkap Netanyahu, dikutip dari The Guardian.

    Netanyahu juga telah menginstruksikan Mossad, badan intelijen Israel untuk menargetkan serangan kepada para pemimpin Hamas dimanapun mereka berada.

    Sejak serbuan balasan ditujukan ke pasukan Hamas pada 7 Oktober, Israel mengklaim berhasil membunuh beberapa komandan Hamas.

    Berikut daftar komandan Hamas yang tewas dibunuh pasukan Israel.

    1. Ayman Nofal

    Pasukan Israel berhasil membunuh komandan tertinggi Hamas, Ayman Nofal, yang sedang bertugas di kamp pengungsi Bureij, Gaza.

    Kematian Nofal dikonfirmasi langsung oleh kelompok sayap bersenjata Hamas, Brigade Izz el-Deen Al-Qassam, akibat serangan udara Israel pada Selasa (17/10).

    “Ayman Nofal, ‘Abu Ahmad’, seorang anggota dewan umum militer dan komandan komando pusat Brigade Al-Qassam, tewas”, ungkap Hamas, dikutip dari WION News.

    Nofal sendiri merupakan tokoh yang berpengaruh di Hamas dalam pembuatan senjata dan mengarahkan roket yang ditembakkan ke Israel. Nofal juga pernah menjadi kepala intelijen Hamas.

    2. Billal Al Qedra

    Salah satu komandan Hamas yang juga berhasil dibunuh oleh IDF adalah Billal al-Qedra. Juru bicara IDF, Letnan Kolonel Peter Lerner, mengungkapkan bahwa Billal yang diduga memimpin serangan terhadap Kibbutz atau pemukiman Nirim di dekat perbatasan Israel, telah tewas atas serangan Israel, dikutip dari CNN.

    “Ini hanya untuk mencontohkan bahwa kami memiliki intelijen untuk memusnahkan kepemimpinan Hamas sampai ke pihak-pihak peneror yang melanggar, menembus, dan membantai bayi di kamar tidur mereka. Jadi, operasi sedang berlangsung,” kata Lerner.

    3. Muetaz Eid

    Dalam serbuan balasan ke Gaza, Israel menargetkan 250 titik serangan untuk melumpuhkan Hamas. Selain itu, Israel juga menyerang lebih dari 100 sasaran militer yang berlokasi di Zaytun, Khan Yunis, dan Jabaliya barat.

    Tujuan dari Israel adalah melumpuhkan Hamas dengan menyerbu pusat komando operasional, kompleks militer, lusinan peluncur, pos peluncuran rudal anti-tank, dan pos pengamatan, dikutip dari New York Post.

    Aksi Israel ini akhirnya kembali berhasil menggugurkan komandan Hamas, Muetaz Eid. Intelijen IDF dan Badan Keamanan Israel (ISS) mendeteksi keberadaan Eid di distrik selatan.

    4.Merad Abu Merad

    IDF mengklaim berhasil membunuh komandan Hamas, Merad Abu Merad, saat menyerang Gaza pada pekan lalu.

    Merad terbunuh atas serangan jet tempur Israel menyasar markas operasional Hamas.

    “Selama serangan itu, jet tempur IDF membunuh Merad Abu Merad, yang merupakan kepala Sistem Udara Hamas di Kota Gaza dan sebagian besar bertanggung jawab mengarahkan teroris selama pembantaian pada hari Sabtu,” kata IDF, dikutip CNN.

    Merad sendiri dikenal memimpin serbuan Hamas ke Israel yang terjadi sejak Sabtu (7/10).

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    5. Jawad Abu Shamala

    Jawad Abu Shamala adalah menteri ekonomi Hamas yang selama ini pendanaan aktivitas Hamas, baik didalam maupun diluar Gaza.

    Gugurnya Jawad terjadi setelah Israel dalam beberapa hari menggempur bank-bank utama Hamas. Israel juga meluncurkan serangan udaranya yang menargetkan lokasi strategis pemimpin Hamas.

    6. Zakaria Abu Maamar

    Zakarian Abu Maamar sebagai biro politik Hamas gugur bersama dengan Jawad dalam serangan udara Israel.

    Dikutip dari Reuter, putri dari Maamar terlihat menangis di pemakaman ayahnya yang dibunuh di Khan Younis, selatan Jalur Gaza.

    Korban tewas pemimpin Hamas diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan invasi IDF di Gaza yang kian intens.

    7. Amar Abu Jalalah

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim berhasil membunuh komandan angkatan laut Hamas, Amar Abu Jalalah, saat melayangkan serangan udara ke Khan Younis, kota terbesar di Gaza selatan, pada Kamis (23/11).

    “Jet tempur IDF, yang diarahkan oleh intelijen IDF dan ISA, berhasil melumpuhkan Amar Abu Jalalah, komandan angkatan laut Hamas di Khan Yunis dan seorang agen tambahan di angkatan laut Hamas,” tulis IDF di sosial media X.

    “Amar Abu Jalalah adalah seorang agen senior di angkatan laut Hamas dan terlibat dalam mengarahkan beberapa serangan teror melalui laut yang digagalkan oleh IDF.” imbuhnya.

    Gempuran Israel ke wilayah Khan Younis terjadi setelah Tel Aviv menyetujui perjanjian gencatan senjata dengan Hamas pada Rabu (22/11).

    8. Nasim Abu Ajina

    Serangan udara Israel di Jalur Gaza, Palestina berhasil melumpuhkan Nasim Abu Ajina yang teridentifikasi sebagai komandan batalion tempur di Gaza utara.

    Dilansir dari CBS News, militer Israel menyatakan pada Selasa (30/10) bahwa serangan berbasis intelijen dengan jet tempur IDF dan Badan Keamanan Israel (ISS) berhasil menewaskan Ajina.

    Pembunuhan komandan Hamas tersebut seiring dengan peningkatan operasi darat Israel di Gaza.

    9. Mohammed Katamish

    Pejabat senior Hamas, Mohammed Katamish, dikonfirmasi militer Israel pada Minggu (22/10) telah tewas atas serangan artileri di Jalur Gaza.

    Dilansir dari Anadolu Agency, Katamish merupakan wakil komandan sistem roket dan artileri kelompok perlawanan Palestina, yang juga bertanggung jawab mengarahkan tembakan roket di wilayah tengah.

    Katamish berkontribusi penting dalam perencanaan dan peluncuran roket Hamas ke Israel.

  • Diserang 71 Drone, Listrik Terputus di Sebagian Wilayah Kyiv

    Diserang 71 Drone, Listrik Terputus di Sebagian Wilayah Kyiv

    Jakarta, CNN Indonesia

    Puluhan rumah dan lebih dari 100 fasilitas publik di kota Kyiv, Ukraina, terputus aliran listriknya setelah Rusia melancarkan serangan drone pada Sabtu (25/11). 

    Total 71 drone diluncurkan Rusia dan disebut sebagai serangan drone terbesar yang pernah dilakukan Rusia sepanjang invasi. Ukraina berhasil menghancurkan ke-71 drone tersebut.

    Dilansir dari AFP, Pemerintah kota Kyiv menyatakan lima orang terluka imbas serangan tersebut, termasuk seorang anak berusia 11 tahun

    “Angkatan udara menghancurkan 71 UAV (kendaraan udara tak berawak) Shahed 131/136. Sebagian besar dari mereka dihancurkan di wilayah Kyiv,” kata angkatan udara di media sosial.

    Pemerintah kota kemudian mengeluarkan peringatan udara yang berlangsung selama enam jam. Jatuhnya puing-puing pesawat tak berawak memicu kebakaran dan merusak bangunan di seluruh ibu kota, kata Wali Kota Vitali Klitschko.

    “Musuh terus melakukan teror,” katanya.

    Serangan itu terjadi pada hari Ukraina memperingati Holodomor, atau insiden kelaparan jutaan orang di Ukraina pada tahun 1930-an di bawah pemimpin Soviet Joseph Stalin.

    Kepemimpinan Ukraina sebelumnya menyamakan Holodomor dengan invasi Rusia saat ini.

    Ukraina dan lebih dari 30 negara lainnya mengakui Holodomor sebagai genosida yang dilakukan Uni Soviet. Namun, Moskow membantah tuduhan tersebut.

    (yli/vws)

    [Gambas:Video CNN]

  • Serangan Drone Terbesar Rusia Hantam Ukraina, 5 Orang Terluka

    Serangan Drone Terbesar Rusia Hantam Ukraina, 5 Orang Terluka

    Jakarta, CNN Indonesia

    Rusia melancarkan serangan drone terbesar ke ibu kota Ukraina, Kiev pada Sabtu (25/11). Serangan tersebut diklaim sebagai serangan drone terbesar yang pernah dilakukan Rusia sepanjang perang.

    Sebanyak lima orang terluka dalam peristiwa itu. Termasuk salah satu di antaranya seorang anak perempuan berusia 11 tahun. Serangan juga merusak bangunan di seluruh kota.

    Melansir Reuters, serangan itu mulai melanda berbagai distrik di Kiev pada Sabtu dini hari. Gelombang serangan yang lebih besar muncul saat matahari terbit. Peringatan serangan udara berlangsung selama enam jam.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, sekitar 71 drone kamikaze Shahed rancangan Iran telah diluncurkan ke Ukraina. Sebagian besar di antaranya ditembak jatuh.

    Pecahan-pecahan drone yang jatuh juga telah menyebabkan kebakaran di sebuah taman kanak-kanak.

    Namun demikian, tak diketahui dengan pasti apa yang menjadi sasaran serangan pada Sabtu ini. Hanya saja, selama beberapa waktu ke belakang, Ukraina berkali-kali mengingatkan bahwa Rusia bakal melancarkan serangan udara untuk menghancurkan sistem energi Ukraina.

    Zelensky menekankan bahwa serangan itu terjadi saat warga Ukraina memperingati tragedi Holodomor tahun 1932-1933. Tragedi itu menyebabkan jutaan orang meninggal dunia karena kelaparan.

    “Teror yang disengaja. Kepemimpinan Rusia bangga dengan fakta bahwa mereka bisa membunuh,” tulis Zelensky di Telegram.

    Kepemimpinan Ukraina sebelumnya menyamakan Holodomor dengan invasi Rusia saat ini.

    Ukraina dan lebih dari 30 negara lainnya mengakui Holodomor sebagai genosida yang dilakukan Uni Soviet. Namun, Moskow membantah tuduhan tersebut.

    (asr/asr)

    [Gambas:Video CNN]

  • Teror Pembakaran Mobil Marak di Sampang, Warga Mulai Resah

    Teror Pembakaran Mobil Marak di Sampang, Warga Mulai Resah

    Sampang (beritajatim.com) – Korban teror pembakaran mobil yang terjadi di Desa Banyusokah, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang mendatangi Polres setempat untuk melaporkan kejadian tersebut, Senin (20/11/2023).

    “Kami melaporkan dugaan pembakaran mobil ini ke Polres, tapi sebelumnya kita juga sudah melapor ke Polsek Ketapang,” ujar Fahris Soleh, keluarga korban.

    Fahris menjelaskan, terbakarnya mobil milik mertuanya diketahui pertama oleh istrinya, saat membuat susu untuk anak. “Waktu itu istri saya seperti terdengar suara gerimis, namun setelah dicek, ternyata mobil yang terparkir di halaman rumah sudah terbakar,” imbuhnya.

    Sementara, Kasi Humas Polres Sampang, Ipda Sujianto membenarkan bahwa pihaknya menerima laporan korban dugaan pembakaran mobil dan telah memintai keterangan korban serta saksi. “Pelapor sudah dimintai keterangan oleh penyidik. Tunggu hasil perkembanganya,” tegas Sujianto.

    BACA JUGA: Teror Pembakaran Mobil Warga Sampang Semakin Marak

    Seperti yang diberitakan sebelumnya, teror pembakaran mobil di Kecamatan Ketapang sudah memakan tiga unit kendaraan. Dugaan kuat kejadian itu dilakukan oleh orang tak dikenal. [sar/suf]

  • Teror Pembakaran Mobil Warga Sampang Semakin Marak

    Teror Pembakaran Mobil Warga Sampang Semakin Marak

    Sampang (beritajatim.com) – Aksi teror pembakaran mobil selama sebulan terakhir marak terjadi di wilayah hukum Kabupaten Sampang. Terbaru, sebuah mobil H-RV dengan nomor polisi (Nopol) N 1443 NN, milik Matweki, warga Desa Banyusokah, Kecamatan Ketapang, juga dikabarkan hangus terbakar.

    Informasinya, peristiwa pembakaran mobil H-RV tersebut terjadi sekitar pukul 01.30 WIB. Padahal, saat diparkir kondisi mobil tidak bermasalah dan berada di garasi seperti biasanya.

    Kapolsek Ketapang Iptu Hafissulah Mokoginta membenarkan adanya aksi teror pembakaran mobil yang telah terjadi kedua kalinya. Menurutnya, pembakaran mobil itu sengaja dilakukan oleh orang tidak dikenal.

    BACA JUGA:Antarkan Sabu, Pria Asal Surabaya Diamankan Petugas

    “Sudah kita lakukan olah TKP sekarang masih dilakukan penyelidikan oleh Polsek dan dibantu personel jajaran Satreskrim,” terangnya, Minggu (19/11/2023).

    Ia menjelaskan, hasil oleh TKP ditemukan jejak pelaku dan kain diduga untuk membakar mobil. Pelaku juga diperkiran masuk ke area rumah korban dengan melewati pagar.

    Iptu Hafissulah Mokoginta mengaku akan terus berupaya untuk mengungkap motif maraknya kasus pembakaran mobil yang terjadi di wilayah Kecamatan Ketapang.

    “Korban yang kedua ini statusnya adalah pengusaha kayu dan mengaku tidak punya masalah dengan orang lain, tapi akan kita selidiki,” ujarnya.

    BACA JUGA:AJP Santuni 15 Anak Yatim Meriahkan AJP Award 2023

    Sekedar diketahui, sebelumnya sebuah mobil seorang tokoh agama jenis minibus merek Toyota Avanza warna hitam tahun 2011 dengan nomor polisi L 1520 VC juga terbakar.

    Kebakaran mobil itu diperkirakan terjadi Minggu (15/10/2023) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Kasus tersebut sampai saat ini juga belum terungkap. (Sar/Aje)

  • Tentara Israel Klaim Telah Kepung Hamas di Gaza

    Tentara Israel Klaim Telah Kepung Hamas di Gaza

    Jakarta

    Tentara Israel mengklaim pasukannya telah mengepung kubu Hamas di Kota Gaza, Kamis waktu setempat. Pengepungan dilakukan setelah berhari-hari memperluas operasi darat di wilayah Palestina yang terkepung.

    “Tentara Israel telah menyelesaikan pengepungan kota Gaza, pusat organisasi teror Hamas,” kata juru bicara militer, Daniel Hagari kepada wartawan, dilansir AFP, Jumat (3/11/2023).

    Pasukan Israel telah terlibat dalam pertempuran darat yang sengit di dalam wilayah Palestina sejak Jumat malam. Bahkan ketika seruan semakin meningkat agar Israel menghentikan serangan udara dan daratnya.

    “Konsep gencatan senjata saat ini sama sekali tidak dibahas,” kata Hagari.

    Lihat Video ‘Israel Bakal Terus Menyerang, Minta Warga Gaza Pindah ke Selatan’:

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Apakah Israel Telah Memulai Invasi Skala Penuh ke Gaza?

    Apakah Israel Telah Memulai Invasi Skala Penuh ke Gaza?

    Jakarta

    Ketika militer AS memasuki Irak pada 20 Maret 2003, surat kabar di seluruh dunia tidak menyisakan ruang untuk mempertanyakan apa yang sedang terjadi. “PERANG,” demikian judul berita setengah halaman di San Francisco Chronicle. Surat kabar Rheinische Post di Jerman juga menurunkan berita utama: “Serangan besar sedang berlangsung.”.

    Pernyataan-pernyataan semacam ini juga mengiringi pengumuman serangan darat Israel ke Gaza sejak Jumat (27/10/) lalu.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa militernya telah memperluas aktivitas ke wilayah Gaza, dan bahwa “tahap kedua” perang telah dimulai.

    Namun, masih belum jelas, apakah ini merupakan awal dari invasi skala penuh yang sebelumnya direncanakan Israel setelah serangan teror Hamas? Atau hal itu baru akan terjadi nanti?

    “Tahap kedua mungkin terlihat seperti serangan yang sedang berlangsung namun tidak terlalu besar,” ungkap koresponden DW Rebecca Ritters melaporkan dari di Israel, dekat perbatasan timur laut negara itu dengan Gaza pada hari Minggu (29/10) pagi.

    Sebelumnya. banyak yang memperkirakan serangan darat Israel segera dilakukan dalam beberapa minggu sejak serangan teror Hamas, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang. Sedangkan menurut Hamas, sekitar 8.005 warga Palestina telah terbunuh akibat serangan balasan Israel.

    Hamas dideklarasikan sebagai organisasi teroris oleh Israel dan beberapa negara lain, di antaranya Jerman, Uni Eropa dan Amerika Serikat.

    Serangan skala kecil, bukan invasi skala penuh

    “Dari sudut pandang saya, saya pikir (operasi darat) ini menciptakan kondisi untuk apa yang mungkin terjadi setelahnya,” katanya, seraya menambahkan, bagaimanapun, pada saat ini sulit untuk mengatakan apa yang mungkin terjadi.

    Ia mengatakan bahwa ini bisa jadi merupakan awal dari serangkaian serangan kecil, dengan invasi besar yang direncanakan di kemudian hari – atau tidak sama sekali, tergantung pada bagaimana sentimen yang terus berkembang di antara para sekutu dan warga Israel sendiri.

    Poniscjakova menjelaskan bahwa selama tiga minggu terakhir sejak Netanyahu pertama kali mengumumkan rencana invasi darat skala penuh, sentimen telah berubah.

    Salah satunya, AS, sekutu setia Israel, merekomendasikan dalam pembicaraan diplomatik setelah serangan tersebut agar Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan serangan-serangan yang lebih kecil ke Gaza daripada invasi skala penuh yang diumumkannya, ujar Poniscjakova.

    Poniscjakova.menambahkan bahwa pendapat di antara warga Israel sudah berubah sejak serangan 7 Oktober. Ia mengutip sebuah jajak pendapat yang dilakukan awal pekan ini yang menunjukkan bahwa warga “tidak terlalu mendukung invasi skala penuh seperti dua minggu lalu.”

    Dan akhirnya, katanya, muncul pertanyaan rumit tentang bagaimana IDF akan berhasil “menghancurkan” Hamas tanpa membahayakan nyawa lebih dari 200 sandera yang diculik oleh kelompok militan itu di Israel.

    IDF tampaknya berupaya melawan dengan serangan berskala lebih kecil daripada invasi besar-besaran yang dramatis, setidaknya untuk awal. Poniscjakova mengatakan bahwa militer mungkin akan melakukan serangan berskala kecil selama beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan.

    “Hal itu, bagi saya, menunjukkan bahwa apa pun yang akan terjadi, akan memakan waktu lama,” katanya.

    Laporan dari perbatasan

    Pada saat ini, masih belum jelas berapa banyak tentara Israel yang telah dikirim ke Gaza. Juru bicara militer IDF Daniel Hagari mengatakan dalam konferensi pers pada hari Minggu bahwa militer “secara bertahap memperluas aktivitas darat dan cakupan pasukan kami di Jalur Gaza,” seraya menambahkan, “kami akan melakukan semua yang kami bisa dari udara, laut, dan darat untuk memastikan keamanan pasukan kami dan mencapai tujuan perang.”

    Koresponden DW membenarkan serangan yang makin intensif ke Gaza. “Di sini Anda benar-benar dapat melihat dan mendengar bagian-bagian dari tahap kedua yang terjadi di depan mata dan telinga kita,” kata koresponden DW, Ritters. “Kami melihat serangan artileri yang cukup konstan (…) serta serangan udara di kejauhan (…) tentu saja mendengar jet tempur terbang di atas kepala dari waktu ke waktu.”

    Ritters mengatakan bahwa dari posisinya, orang bisa mendengar tembakan senapan mesin berat dan ringan, yang menunjukkan bahwa militer Israel dan militan Hamas relatif dekat satu sama lain. Namun, “dalam hal fase kedua, kami tidak tahu persis dalam istilah militer apa artinya,” katanya.

    Hampir tidak mungkin untuk mendapatkan informasi yang dapat dipercaya mengenai situasi di Gaza karena pemadaman listrik dan internet yang meluas di seluruh wilayah tersebut sejak hari Jumat (27/10). Jadi, kata Ritters, tidak jelas seberapa besar perlawanan yang didapat pasukan Israel dari militan Hamas. “Informasi terus mengalir, tetapi ini juga merupakan perang informasi,” katanya. “Kami mendapatkan disinformasi dari semua pihak, mendengar berbagai hal di media sosial. Dan untuk benar-benar mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, masih terlalu dini untuk mengatakannya.”

    IDF menerbitkan informasi pada hari Minggu (29/10), mencatat bahwa setidaknya dua tentaranya telah terluka.

    “Baru awalnya saja”

    Dalam pernyataan yang diterbitkan setelah berita awal serangan darat pada hari Jumat muncul, Jonathan Panikoff, Direktur Inisiatif Keamanan Timur Tengah Scowcroft di Program Timur Tengah Dewan Atlantik, menulis: “masih ada pertanyaan terbuka tentang ukuran dan ruang lingkup (serangan darat).”

    “Apakah ini menandai dimulainya invasi darat berskala penuh atau apakah ini merupakan persiapan untuk operasi kontra-pemberontakan yang lebih terfokus dan lebih kecil? Dalam beberapa hari mendatang, keputusan Yerusalem tentang jenis operasi apa yang akan dilakukan akan terungkap.”

    Meskipun masih banyak yang belum jelas pada saat ini, para ahli tampaknya sepakat pada setidaknya satu hal: upaya militer Israel untuk “memusnahkan Hamas” mungkin akan berlangsung lama “diukur dalam hitungan minggu atau bulan, bukan hari,” tulis Panikoff.

    Netanyahu sendiri menegaskan hal itu. “Ini adalah perang kemerdekaan kita yang kedua,” katanya pada Sabtu (28/10) malam. “Kita baru berada di awal.”

    bh/gtp/hp

    Lihat Video ‘Warga Kampung Halaman Khabib Nurmagomedov Sweeping Pesawat dari Israel’:

    (ita/ita)

  • Pemimpin Dunia Menyaksikan Anak-anak Palestina Meninggal dalam Jumlah Sangat Besar

    Pemimpin Dunia Menyaksikan Anak-anak Palestina Meninggal dalam Jumlah Sangat Besar

    Apakah membunuh hampir 1.000 anak setiap pekannya merupakan bentuk pembelaan diri?

    Ini adalah pertanyaan yang perlu direnungkan oleh para pemimpin di seluruh dunia dalam beberapa hari mendatang, seiring berlanjutnya perang antara Israel dan Hamas, bahkan kemungkinan akan semakin sengit.

    Menjadi sebuah pertanyaan yang menantang. Mungkin akan mengadu domba Israel dan para pendukung kuatnya dengan pihak lain. Ini adalah pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan kepada Perdana Menteri Australia suatu saat nanti.

    Organisasi-organisasi seperti Save the Children dan UNICEF sedang mengkaji angka-angka kematian yang diberikan Kementerian Kesehatan Gaza yang dijalankan kelompok Hamas. Organisasi-organisasi ini mengatakan angka kematian warga sipil sangat mencengangkan.

    Badan-badan ini percaya jumlah anak-anak Palestina yang terbunuh sejak perang dimulai tiga minggu lalu hampir mencapai 3.000 orang, meskipun mereka mengatakan jumlah tersebut mungkin jauh lebih tinggi karena ratusan anak-anak hilang, atau mungkin terkubur di bawah reruntuhan.

    Bayangkan jika 1.000 anak-anak Amerika dibunuh dalam seminggu. Respon dunia akan sangat berbeda.

    Alasan mengapa pertanyaan ini muncul adalah karena perang yang terjadi saat ini antara Israel dan Hamas menampilkan sesuatu yang jarang terjadi di dunia, atau bahkan pernah terjadi: warga sipil di Gaza terbunuh setiap harinya dalam jumlah yang sangat besar, sementara banyak pemimpin dunia, termasuk PM Australia Anthony Albanese menahan diri untuk menyerukan gencatan senjata.

    Biasanya, para pemimpin secara naluri menyerukan gencatan senjata. Berakhirnya kekerasan perang selalu jadi hal yang baik. Biasanya. Atau setidaknya menahan diri di kedua belah pihak.

    Ingatan yang akan selalu membekas

    Di Israel, tempat saya menulis artikel ini, ada jawaban yang sangat umum ketika bertanya kepada warga Israel apakah pembunuhan 1.000 anak setiap pekannya merupakan bentuk pembelaan diri? Kematian warga sipil, terutama anak-anak, menurut mereka, sangat disesalkan. Tapi apa yang bisa dilakukan? Hamas bersembunyi di antara warga sipil, menurut warga Israel, dan sayangnya sebagai konsekuensinya, akan banyak warga sipil yang tewas. Hamas bertanggung jawab. Dan mereka membunuh anak-anak kami dalam pembantaian tanggal 7 Oktober, dan sekarang ada 30 anak dan bayi yang disandera di beberapa terowongan bawah tanah di Gaza.

    Bagi warga Palestina, ada juga jawaban yang umum yang disampaikan: pembunuhan terhadap 3.000 anak-anak dalam tiga minggu pertama perang adalah bentuk kejahatan perang. Mereka berpendapat, apa yang terjadi saat ini adalah hukuman kolektif terhadap 2,3 juta orang di Gaza atas tindakan Hamas pada 7 Oktober. Tentara Israel dan para pemimpin politiknya bertanggung jawab atas hal ini. Mengapa tentara yang menekankan kalau mereka berusaha keras untuk menghindari pembunuhan warga sipil malah membunuh begitu banyak orang?

    Patut diingat apa yang memicu perang terbaru ini, aksi kekerasan yang dilakukan kelompok Hamas ketika mereka menyerang warga sipil Israel pada tanggal 7 Oktober lalu.

    Seringkali, ketika orang-orang Israel tahu kalau Anda adalah seorang jurnalis asing, mereka langsung mengeluarkan ponselnya untuk menunjukkan foto-foto yang dikirimkan dari korban-korban kekerasan tersebut. Sangat mengerikan. Gambaran kebiadaban itu akan terus diingat oleh warga Israel.

    Sama juga dengan 3.000 anak-anak yang akan akan selalu ada dalam ingatan warga di Palestina.

    Sebuah dilema bagi para pemimpin Barat

    Tapi ini menjadi krisis yang dihadapi para pemimpin di seluruh dunia.

    Israel mempunyai dua tujuan dalam serangan militernya di Gaza, selain menyelamatkan sandera. Tujuan pertama adalah untuk membalas dendam kejadian tanggal 7 Oktober, serta tujuan kedua untuk menghancurkan Hamas. Hamas tidak boleh lagi kuat untuk bisa melakukan aksi teror terhadap warga Israel.

    Bagi Joe Biden dari Amerika Serikat, Rishi Sunak dari Inggris, Emmanuel Macron dari Prancis, dan Anthony Albanese dari Australia, hal ini menimbulkan dilema.

    Keempat pemimpin dunia ini sudah mendeklarasikan “Israel punya hak untuk membela diri”. Tapi selagi jenazah bayi-bayi dan anak-anak terus dikuburkan, para pemimpin ini akan terus mendapat tekanan yang semakin besar untuk bisa menyerukan kepada Israel agar menghentikan serangan.

    Dalam perang antara Israel dan Hamas, kita memasuki masa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Saya tidak bisa mengingat kapan pernah ada sebuah perang berkecamuk dengan korban warga sipil yang begitu besar, tapi tak ada satu pun dari empat pemimpin dunia tadi tidak menyerukan gencatan senjata.

    Bagi para pemimpin dunia ini, menyerukan gencatan senjata saat ini akan secara langsung menantang tujuan Israel, yakni butuh waktu selama mungkin untuk bisa bergerak secara metodis ke kota Gaza dan menghancurkan jaringan terowongan, infrastruktur militer, dan kepemimpinan kelompok Hamas.

    Yang kemudian membawa saya pada tahap selanjutnya dalam perang ini.

    Karena tidak ada tekanan untuk melakukan gencatan senjata, Israel saat ini memulai invasi darat atau ground invasion. Mereka tidak menyebutnya sebagai ground invasion, karena “ground incursion” terdengar tidak terlalu dramatis.

    Mungkin istilah ini menjadi sensitif bagi dunia yang saat ini berkembang wacana soal pembunuhan massal warga sipil, karenanya tentara Israel terlibat dalam tiga “ground incursions”. Media dunia tidak dapat memuat berita dengan judul “Ground invasion sudah dimulai”. Bagaimana pun, Presiden Macron dari Perancis sangat menentang ground invasion besar-besaran, dengan mengatakannya sebagai sebuah “kesalahan”.

    Apa yang saat ini kita saksikan adalah ground invasion saat kita tidak melakukan sebuah ground invasion.

    Ditulis oleh John Lyons, editor masalah global ABC, baca analisanya dalam bahasa Inggris