Kasus: teror

  • Apa Itu UNRWA? Mengapa Pendanaannya Ditangguhkan?

    Apa Itu UNRWA? Mengapa Pendanaannya Ditangguhkan?

    Jakarta

    Pendanaan untuk badan PBB yang menangani warga Palestina di Gaza, UNRWA, telah ditangguhkan. Apa sebabnya dan apa dampaknya?

    Namun, sebelum ke sana, simak penjelasan apa itu UNRWA dan bagaimana lembaga itu didanai.

    Apa itu UNRWA?

    UNRWA adalah singkatan dari United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East atau Lembaga Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat.

    Lembaga tersebut mengelola sekolah, layanan sosial, pusat kesehatan dan mendistribusikan bantuan makanan kepada 5,9 juta pengungsi Palestina di Gaza, Tepi Barat yang diduduki termasuk Yerusalem Timur, ditambah Lebanon, Suriah, dan Yordania.

    Kapan UNRWA didirikan?

    UNRWA didirikan pada 1949 untuk membantu pengungsi Palestina setelah pembentukan negara Israel dan perang tahun 1948.

    Sedikitnya 750.000 warga Palestina melarikan diri atau terpaksa meninggalkan tanah mereka dalam peristiwa yang mereka sebut Nakba atau “bencana”.

    Lembaga tersebut mengatakan telah berkontribusi pada “kesejahteraan dan pembangunan manusia bagi empat generasi pengungsi Palestina”.

    Bagaimana cara UNRWA memperoleh pendanaan?

    Donor terbesar adalah Amerika Serikat, yang menyumbang US$343,9 juta pada tahun 2022. Adapun Jerman adalah negara penyumbang terbesar kedua dengan kontribusi US$202,1 juta. Kedua negara ini menyumbang hampir setengah dari seluruh pendanaan UNRWA yang mencapai US$1,17 miliar.

    BBC

    Apa yang UNRWA lakukan di Gaza?

    UNRWA mengelola tempat penampungan bagi para pengungsi dan mendistribusikan satu-satunya akses bantuan yang diizinkan masuk oleh Israel.

    Lebih dari itu, lembaga ini juga menyediakan infrastruktur dan fasilitas penting untuk kehidupan sehari-hari yang sangat kurang di Gaza akibat siklus kekerasan, pengepungan, pemiskinan yang tidak ada habisnya.

    UNRWA menjalankan fasilitas kesehatan dan pendidikan di Gaza, termasuk pusat pelatihan guru dan hampir 300 sekolah dasar. Mereka juga memproduksi buku pelajaran untuk mendidik generasi muda Palestina.

    Di Gaza saja, badan ini mempekerjakan sekitar 13.000 orang. Sebagai lembaga PBB terbesar yang beroperasi di Gaza, UNRWA, berperan penting dalam upaya kemanusiaan.

    UNRWA juga menjadi sasaran politis dari berbagai pihak selama bertahun-tahun. Keberadaan mereka dikritik oleh Israel karena dianggap memperkuat status warga Palestina sebagai pengungsi, dan mendorong harapan orang-orang Palestina untuk mendapatkan hak untuk kembali ke tempat mereka terusir pada 1948 atau selama perang.

    Nasib para pengungsi ini telah menjadi topik utama dalam konflik Arab-Israel. Banyak warga Palestina memimpikan kembali ke Palestina yang bersejarah, yang sebagian wilayahnya kini berada di Israel.

    Sementara itu, Israel menolak klaim tersebut dan sering mengkritik pembentukan UNRWA karena mengizinkan status pengungsi diwariskan.

    Bagaimana situasinya sejak perang di Gaza?

    Sejak Israel melancarkan serangan di Gaza, UNRWA adalah satu dari sedikit lembaga bantuan internasional yang masih bisa beroperasi di kawasan itu.

    Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi ke selatan dan setidaknya 1,7 juta warga Palestina berlindung di fasilitas UNRWA.

    Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan lebih dari 26.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh sejak Israel melancarkan serangan udara dan invasi darat sebagai pembalasan atas serangan 7 Oktober.

    Sebelumnya, 500 truk masuk ke Gaza setiap hari dan sekarang jumlahnya berkurang menjadi sekitar 200 truk.

    Rekaman-rekaman video menampilkan orang-orang yang memanjat truk bantuan yang berhasil masuk ke Gaza. PBB mengatakan dua juta orang membutuhkan bantuan makanan.

    UNRWA juga mengatakan sedikitnya 142 stafnya di Gaza tewas.

    Mengapa pendanaan UNRWA ditangguhkan?

    Lebih dari 10 negara, termasuk AS dan Jerman, telah menangguhkan pendanaan UNRWA menyusul tuduhan intelijen Israel bahwa setidaknya 12 anggota UNRWA terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, yang menewaskan lebih dari 1.200 warga Israel dan lebih dari 240 orang disandera di Jalur Gaza.

    Direktur Komunikasi UNRWA, Juliette Touma, mengatakan kepada BBC bahwa tuduhan tersebut “sangat serius” dan mereka telah mengambil “tindakan luar biasa” dengan memecat para staf.

    EPAWarga Gaza terancam mengalami kelaparan jika bantuan dihentikan

    Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa dia “ngeri” dengan tuduhan tersebut, namun telah mengimbau negara-negara pendonor untuk “menjamin kelangsungan operasi UNRWA”.

    “Dari 12 orang yang terlibat, sembilan orang segera teridentifikasi dan telah diberhentikan oleh Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini; satu orang dipastikan dan identitas dua orang lainnya sedang diklarifikasi,” kata Guterres pada Minggu.

    Dia mengatakan bahwa Gaza tidak boleh terkena sanksi, dan dengan pendanaan yang tersedia saat ini, berarti pada Februari mendatang UNRWA tidak akan mampu memenuhi kebutuhan dua juta warga sipil yang menggantungkan hidupnya dari bantuan.

    Komisaris Jenderal Philippe Lazzarini telah mengeluarkan pernyataan tegas mengenai pemotongan dana tersebut. “Warga Palestina di Gaza tidak membutuhkan hukuman kolektif tambahan ini,” katanya. “Ini menodai kita semua.”

    Bagaimana dampaknya bagi warga Gaza?

    Getty ImagesSejak Israel melancarkan serangan di Gaza, UNRWA adalah satu dari sedikit lembaga bantuan internasional yang masih bisa beroperasi di kawasan itu.

    Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, mengatakan bantuan yang menopang kelangsungan hidup sekitar dua juga warga Gaza dapat berakhir, karena sejumlah negara Barat menangguhkan pendanaannya akibat dugaan tersebut.

    Direktur Komunikasi UNRWA, Juliette Touma, mengatakan kepada BBC bahwa pihaknya “sangat putus asa” mengingat jutaan warga Palestina di Gaza menggantungkan hidup dari bantuan UNRWA.

    “Kami sangat putus asa. Hal ini terjadi pada saat kebutuhan kemanusiaan di Gaza semakin meningkat,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia baru saja mengunjungi wilayah tersebut minggu lalu.

    “Orang-orang terus mengungsi. Orang-orang kelaparan. Waktu berjalan begitu cepat menuju kelaparan.”

    “Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mencegah kelaparan. Namun kekurangan dana yang kami hadapi saat ini, ketika setidaknya 10 donor terbesar menghentikan sementara pendanaan, akan berdampak sangat buruk dan sangat serius terhadap operasi kemanusiaan terbesar di Gaza saat ini.”

    Hal ini juga dapat berdampak signifikan terhadap keseluruhan 5,3 juta pengungsi Palestina yang terdaftar di dalamnya.

    Sementara di Gaza, lebih dari 26.000 orang telah tewas sejak Israel melancarkan operasi militer besar-besaran, menurut catatan Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

    Apa respons negara-negara Barat?

    Penasihat Keamanan Nasional AS, John Kirby, telah menekankan bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh segelintir staf “tidak boleh membuat keseluruhan lembaga terganggu”, yang menurutnya telah “membantu menyelamatkan ribuan nyawa di Gaza.”

    “Mereka melakukan pekerjaan penting,” kata Kirby.

    Namun AS, sebagai pendonor terbesar yang menyumbang sekitar US$340 juta pada 2022, adalah salah satu negara yang turut menangguhkan pendanaannya.

    Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan bahwa mereka “sangat prihatin dengan dugaan keterlibatan staf UNRWA dalam serangan teror terhadap Israel” ketika mengumumkan keputusannya pada Jumat malam.

    Jepang “sangat mendesak” UNRWA untuk menyelidiki tuduhan tersebut “dengan capet dan menyeluruh”.

    Austria juga memutuskan hal serupa dan menyerukan “penyelidikan yang komprehensif, cepat dan menyeluruh atas tuduhan tersebut”.

    Sebelumnya pada Jumat, seorang penasihat perdana menteri Israel mengatakan kepada BBC bahwa serangan Hamas pada 7 Oktober melibatkan “orang-orang yang digaji [UNRWA]”.

    Mark Regev mengeklaim ada pula informasi yang menunjukkan bahwa para guru yang bekerja di sekolah UNRWA “secara terbuka merayakan” serangan 7 Oktober.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ngeri Serangan ISIS di Iran, AS Sempat Ingatkan Soal Ancaman Teroris

    Ngeri Serangan ISIS di Iran, AS Sempat Ingatkan Soal Ancaman Teroris

    Washington DC

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) ternyata sempat memberikan peringatan kepada Iran soal “ancaman teroris” di wilayahnya, sebelum serangan bom mematikan di kota Kerman, awal bulan ini, yang diklaim oleh kelompok radikal Islamic State (ISIS).

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (26/1/2024), informasi tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya. Peringatan soal ancaman teror itu tetap diberikan oleh Washington kepada Teheran meskipun hubungan kedua negara tidak akur.

    Dua ledakan mengguncang acara peringatan kematian Jenderal Qassem Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds pada Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), yang digelar di kota Kerman, Iran bagian tenggara, pada 3 Januari lalu. Nyaris 100 orang tewas dan lebih dari 200 orang lainnya mengalami luka-luka.

    Soleimani, yang selama dua dekade memimpin Pasukan Quds — cabang operasi luar negeri IRGC, tewas dalam serangan udara AS di Irak pada Januari 2020.

    “Pemerintah AS mengikuti kebijakan ‘kewajiban untuk memperingatkan’ yang sudah lama diterapkan di seluruh pemerintahan untuk memperingatkan pemerintahan-pemerintahan terhadap potensi ancaman mematikan,” ucap pejabat AS tersebut.

    “Kami memberikan peringatan ini sebagian karena kami tidak ingin melihat nyawa tidak berdosa hilang dalam serangan teror,” imbuhnya.

    Media terkemuka Wall Street Journal menjadi yang pertama melaporkan soal hal ini pada Kamis (25/1) waktu setempat.

    Direktur program Timur Tengah pada lembaga think-tank CSIS di Washington, AS, John Alterman, menyebut peringatan itu mungkin mencerminkan keinginan AS yang lebih luas untuk berdialog dengan Iran, meskipun baru-baru ini terjadi serangan oleh proksi yang didukung Teheran terhadap kepentingan Washington, Israel dan negara-negara Barat lainnya, serta kemajuan program nuklir Iran.

    Alterman menyatakan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden memiliki keyakinan jika dialog antara Washington dan Teheran bisa menguntungkan kedua negara.

    Namun upaya Biden untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran tahun 2015 lalu — yang ditinggalkan mantan Presiden Donald Trump tahun 2018 — telah gagal. Kendati demikian, Alterman menilai para penasihat Biden masih ingin mencari cara untuk berkomunikasi dengan Teheran.

    “Mereka selalu percaya pada perlunya dialog, dan masalahnya adalah tentang apa dan dengan syarat apa. Ini adalah kesempatan untuk mulai membangun kepercayaan, yang menurut saya, merupakan bagian dari pedoman diplomasi,” sebutnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Kembali Tetapkan Houthi Yaman sebagai Kelompok Teroris

    AS Kembali Tetapkan Houthi Yaman sebagai Kelompok Teroris

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) telah menetapkan kembali kelompok militan Houthi Yaman sebagai organisasi teroris global. Penetapan itu akan memberikan dampak berupa sanksi keuangan yang ketat terhadap kelompok yang didukung oleh Iran tersebut.

    Langkah ini diambil setelah meningkatnya ketegangan di Laut Merah, akibat kelompok Houthi melancarkan puluhan serangan terhadap kapal-kapal komersial yang melintasi jalur pelayaran penting itu.

    Pekan lalu, pesawat tempur, kapal perang, hingga kapal selam milik AS dan Inggris juga telah melancarkan puluhan serangan udara balasan terhadap kelompok Houthi.

    Memotong pendanaan dan persenjataan Houthi

    Para pejabat AS mengatakan, penetapan kembali Houthi sebagai kelompok teror ini bertujuan untuk memotong pendanaan dan persenjataan organisasi tersebut.

    “Amerika Serikat menetapkan… Houthi sebagai teroris global yang ditunjuk secara khusus,” demikian ungkap seorang pejabat senior pemerintahan AS kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa penetapan ini belum akan berlaku selama 30 hari ke depan dan masih dapat dicabut “jika Houthi menghentikan serangan mereka.”

    Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken sebelumnya telah mencoret kelompok tersebut dari daftar organisasi teroris asing dan teroris global pada Februari 2021.

    Ketegangan di Laut Merah

    Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman menyatakan serangan mereka terhadap pelayaran kapal komersial di Laut Merah itu ditujukan sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina dalam perang Israel-Hamas di Gaza.

    Amerika Serikat, Israel, dan beberapa negara lain memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.

    Ian Ralby, peneliti senior nonresiden di Centre for Maritime Strategy, mengatakan kepada DW bahwa “tidak perlu melakukan banyak hal hanya untuk mengganggu pelayaran kapal” dan Houthi “memiliki kemampuan untuk mengganggu pelayaran tanpa batas waktu, mengingat kemampuan teknologi yang rendah dapat menjadi pendekatan yang sangat mengganggu.”

    Dia menambahkan, pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional membutuhkan lebih banyak dukungan dalam menghadapi pemberontakan Houthi yang didukung Iran.

    “Sebagian dari itu membutuhkan pelabelan Houthi sebagai organisasi teroris asing dan mendukung pemerintah Yaman untuk terlibat dan merebut kembali beberapa wilayah yang dikuasai oleh Houthi, yang memungkinkan kelompok itu untuk melancarkan serangan-serangan ini.”

    kp/ha/as (AP, Reuters, AFP)

    Simak video ‘Houthi Klaim Berhasil Serang Kapal AS di Teluk Aden’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Horor Geng Narkoba di Ekuador Bikin Jenderal AS Turun Tangan

    Horor Geng Narkoba di Ekuador Bikin Jenderal AS Turun Tangan

    Jakarta

    Geng-geng kriminal atau narkoba masih menciptakan teror di Ekuador. Kondisi ini membuat turun tangan dan akan berkunjung untuk membantu membasmi geng-geng tersebut.

    Ketegangan antara pasukan keamanan dan kejahatan terorganisir mencapai puncaknya. Para pejabat Ekuador mengatakan pada hari Kamis (11/1) waktu setempat bahwa geng-geng kriminal saat ini menyandera 178 penjaga dan staf penjara.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (12/1/2024), otoritas penjara SNAI mengatakan bahwa jumlah tersebut meningkat 39 orang dibandingkan hari sebelumnya. SNAI melaporkan terjadinya kerusuhan di beberapa lembaga pemasyarakatan, dengan para narapidana menembaki para personel angkatan bersenjata Ekuador.

    Negara kecil di Amerika Selatan itu telah terjerumus krisis setelah bertahun-tahun meningkatnya kontrol oleh kartel-kartel narkoba transnasional. Mereka menggunakan pelabuhan-pelabuhan di Ekuador untuk mengirimkan kokain ke Amerika Serikat dan Eropa.

    Meluasnya ledakan kekerasan geng minggu ini dipicu oleh temuan pada hari Minggu lalu, bahwa salah satu bos narkoba paling berkuasa di negara itu, Jose Adolfo Macias, yang dikenal dengan nama samaran “Fito”, telah melarikan diri dari penjara.

    Pada hari Senin, Presiden Daniel Noboa memberlakukan keadaan darurat dan jam malam. Namun, geng-geng kriminal membalas dengan deklarasi “perang” — menculik polisi, melancarkan ledakan, dan mengancam akan mengeksekusi warga sipil secara acak di jalanan.

    Setidaknya 16 orang telah tewas sejauh ini dalam kekerasan tersebut.

    Dalam beberapa tahun terakhir, keunggulan negara yang berbatasan dengan Kolombia dan Peru (keduanya produsen penting) di pasar internasional untuk obat-obatan terlarang ini semakin meningkat.

    Selanjutnya: Geng kriminal yang kuat.

    Geng Kriminal Yang Kuat

    Geng-geng kriminal tumbuh semakin kuat, diantaranya Lobos, Choneros dan Tiguerones mempunyai hubungan dengan kartel penyelundup narkoba.

    Kelompok kriminal di Ekuador biasanya beroperasi secara terfragmentasi, bertindak sebagai subkontraktor organisasi kriminal asing, menurut situs InsightCrime.

    Setelah demobilisasi Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) sebagai hasil perjanjian damai dengan pemerintah Kolombia, Ekuador semakin menonjol di pasar obat internasional.

    Kelompok pemberontak FARC dan organisasi lain yang terkait dengan perdagangan narkoba memimpin desentralisasi rantai produksi dan distribusi kokain, dan hal ini membawa kelompok mafia dari Ekuador ke dalam bisnis tersebut.

    Kelompok-kelompok ini, yang beroperasi terutama di perbatasan dengan Ekuador, di departemen Nario dan Putumayo di Kolombia, bersekutu dengan kartel Meksiko dan organisasi Eropa lainnya terutama dari Balkan Barat yang mempertahankan kehadirannya di wilayah tersebut.

    Dengan cara ini, partisipasi berbagai organisasi kriminal dari pelbagai negara menciptakan semacam sengketa wilayah dan peningkatan kekerasan di Ekuador, menurut para ahli.

    Selanjutnya: Jenderal AS Turun Tangan

    Jenderal AS Turun Tangan

    Seorang pejabat tinggi militer Amerika Serikat (AS) dan beberapa pejabat senior Washington akan berkunjung ke Ekuador. Kunjungan ini dilakukan di tengah kekacauan di Ekuador.

    Seperti dilansir AFP, Jumat (12/1/2024), para pejabat AS itu akan memberikan dukungan terhadap perjuangan Presiden Daniel Noboa dalam melawan geng-geng kriminal yang memicu kekacauan di negara Amerika Selatan tersebut.

    Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya mengumumkan bahwa Jenderal Laura Richardson yang merupakan kepala Komando Selatan AS bersama dengan sejumlah pejabat sipil AS akan datang berkunjung ke Ekuador dalam beberapa pekan ke depan.

    “Untuk menjajaki, dengan rekan-rekan Ekuador, cara-cara kita bisa bekerja bersama secara lebih efektif dalam menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh organisasi kriminal transnasional,” sebut Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya.

    Para pejabat sipil yang turut berkunjung akan termasuk asisten Menteri Luar Negeri AS, Todd Robinson, yang bertugas memerangi narkotika.

    Lebih lanjut, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menyatakan AS akan memperluas kerja sama berbagi intelijen, termasuk dalam aktivitas dunia maya, dan mencari cara untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku kriminal.

    Miller menambahkan bahwa para pejabat AS itu juga akan membahas soal reformasi penjara di Ekuador, yang dilanda pengepungan berulang kali ketika para narapidana yang tergabung kelompok kejahatan terorganisir mengambil alih kendali.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ekuador Makin Mencekam, Jalanan Kosong karena Warga Takut Keluar Rumah

    Ekuador Makin Mencekam, Jalanan Kosong karena Warga Takut Keluar Rumah

    Quito

    Hanya sedikit warga Ekuador yang berkeliaran di jalanan saat situasi mencekam menyelimuti negara tersebut saat keadaan darurat berlangsung dan geng-geng kriminal menebar teror. Sebagian besar ruas jalanan di kota-kota yang ada di negara itu sepi, dengan tentara-tentara bersenjata lengkap berjaga di setiap sudut.

    Seperti dilansir AFP, Kamis (11/1/2024), situasi tegang dan mencekam menyelimuti Ekuador sejak Senin (8/1) waktu setempat setelah gembong narkoba dan gangster terkemuka Jose Adolfo Macias alias Fito kabur dari penjara. Fito merupakan pemimpin geng kriminal terbesar di Ekuador, Los Choneros.

    Presiden Daniel Noboa, dalam responsnya, langsung memberlakukan keadaan darurat dan menerapkan jam malam secara nasional. Untuk kurun waktu 60 hari ke depan, para personel militer Ekuador dikerahkan ke berbagai kota untuk menjaga keamanan selama keadaan darurat berlangsung.

    Kaburnya Fito dan penetapan keadaan darurat memicu respons geng-geng kriminal setempat, yang menyulut kerusuhan di penjara-penjara, menyandera puluhan sipil penjara, menyerbu studio televisi dan melepas tembakan saat siaran langsung, memicu ledakan di tempat umum, dan menculik tujuh personel kepolisian.

    Bahkan ada ancaman eksekusi acak terhadap orang-orang yang ditemui di jalanan pada malam hari.

    Sedikitnya 14 orang dilaporkan tewas akibat rentetan tindak kekerasan yang marak di Ekuador sejak keadaan darurat diberlakukan.

    Kehadiran militer dalam jumlah besar terpantau di ibu kota Quito. Namun warga setempat, salah satunya Rocio Guzman (54) yang memiliki toko, menuturkan bahwa situasi tetap mencekam dengan suara baku tembak di dekat tempat usahanya masih terngiang di kepalanya.

    Lihat juga Video: Cerita Horor Geng Narkoba Sandera-Ancam Bunuh Jurnalis Ekuador

    Di kota pelabuhan Guayaquil yang merupakan lokasi Fito kabur dari penjara, kebanyakan hotel, perkantoran dan pertokoan juga tutup. Hanya sedikit pejalan kaki yang terlihat berkeliaran pada Rabu (10/1) waktu setempat, namun mereka terlalu takut untuk berbicara kepada wartawan AFP di lokasi.

    Di banyak area di kota itu, kehadiran personel kepolisian jauh lebih banyak dari para pedagang yang biasanya ramai menjajakan dagangan mereka.

    Sementara itu, kegiatan belajar-mengajar di sekolah-sekolah setempat dialihkan via online sejak Rabu (10/1) waktu setempat. Kebanyakan perusahaan juga mengimbau para karyawannya untuk bekerja dari rumah selama keadaan darurat berlangsung.

    Ekuador yang merupakan negara kecil di Amerika Selatan ini terjerumus ke dalam krisis setelah kendali kartel transnasional, yang menggunakan pelabuhan di negara itu untuk menyalurkan kokain ke Amerika Serikat dan Eropa, meningkat selama beberapa tahun terakhir.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menhan Israel Bilang Palestina Akan Tetap Kuasai Gaza

    Menhan Israel Bilang Palestina Akan Tetap Kuasai Gaza

    Jakarta

    Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada hari Kamis (04/01) mengatakan, Palestina akan sepenuhnya memegang kendali di Gaza, setelah perang Israel melawan Hamas berakhir.

    “Hamas tidak akan memerintah Gaza dan Israel tidak akan menjalankan urusan sipil atas Gaza,” kata Gallant, seperti dikutip oleh kantor berita Reuters dan media lainnya.

    “Penduduk Gaza adalah orang Palestina, oleh karena itu, badan-badan Palestina akan bertanggung jawab sepenuhnya, dengan syarat tidak ada tindakan permusuhan atau ancaman terhadap Negara Israel,” tegasnya.

    Gallant menambahkan bahwa Israel akan tetap memiliki hak untuk beroperasi secara militer di Gaza.

    Sementara Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kini sering menahan diri untuk tidak memberikan gambaran garis besar yang jelas mengenai Gaza pascaperang. Netanyahu sebelumnya mengatakan, Hamas tidak akan memerintah Gaza, begitu pula Fatah, yang saat ini menguasai Tepi Barat.

    Selain itu, negara-negara Arab dan Muslim juga enggan untuk mengambil kendali politik atas Gaza setelah terjadinya perang yang masih terus berlangsung.

    PBB ‘terganggu’ rencana Israel ungsikan warga Gaza

    Komisioner Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Volker Türk mengatakan, dirinya “sangat terganggu dengan pernyataan pejabat tinggi Israel,” terkait rencana pemindahan warga sipil dari Jalur Gaza ke negara ketiga.

    Türk menekankan; “hukum internasional melarang pemindahan paksa orang-orang yang dilindungi di dalam wilayah yang diduduki atau terdeportasi dari wilayah yang diduduki.”

    Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir pada hari Senin (01/01) menyerukan “solusi untuk mendukung emigrasi bagi warga Gaza.”

    Komentar Ben-Gvir yang memicu kontroversi itu, dilontarkan setelah sebelumnya Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, juga mendesak dikembalikannya para pemukim Yahudi ke Gaza pascaperang.

    Walau begitu, pemerintah Israel belum secara resmi mengajukan rencana untuk mengusir warga Gaza atau mengembalikan pemukim Yahudi kembali ke wilayah konflik, sejak pecahnya perang Israel-Hamas pada bulan Oktober 2023.

    Blinken mulai upaya diplomasi baru di Timur Tengah

    Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken memulai kunjungan ke Timur Tengah pada hari Kamis (04/01), untuk mengintensifkan upaya diplomatik, di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa perang Israel-Hamas akan menjadi ancaman konflik regional yang lebih luas.

    Selain melakukan kunjungan ke Israel dan wilayah Tepi Barat yang diduduki, Blinken juga akan mengunjungi Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Mesir, Turki, hingga Yunani dalam satu minggu ke depan, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS Matthew Miller.

    “Tidak ada satu pihakpun, baik itu Israel, kawasan ini, maupun dunia, yang menghendaki konflik ini menyebar hingga ke luar Gaza,” kata Miller.

    Blinken telah melakukan beberapa kali perjalanan ke wilayah konflik tersebut, sejak serangan teror Hamas ke wilayah Israel selatan pada 7 Oktober 2023.

    “Kami tidak memperkirakan setiap pembicaraan dalam perjalanan ini akan berlangsung mudah,” ujar Miller. Dia menambahkan, “jelas ada isu-isu sulit yang dihadapi kawasan ini dan pilihan-pilihan sulit yang menanti.”

    Miller juga mengatakan bahwa Blinken akan fokus pada perluasan bantuan kemanusiaan ke Gaza, mendesak Israel untuk meminimalisir korban warga sipil Palestina, pembebasan sandera yang masih ditahan oleh Hamas, dan pentingnya perencanaan bagi urusan sipil Gaza pascaperang.

    kp/ha/as (Reuters, AFP, dpa, AP)

    Lihat Video ‘Penampakan Dampak Serangan Israel di Pemukiman Warga di Rafah Gaza’

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Klaim Pasukannya Berada di Kondisi Kesiapan Sangat Tinggi

    Israel Klaim Pasukannya Berada di Kondisi Kesiapan Sangat Tinggi

    Tel Aviv

    Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) pada Selasa malam (02/01) kemarin mengungkap bahwa mereka telah bersiap untuk melakukan operasi penyerangan maupun bertahan.

    “IDF saat ini berada dalam kondisi kesiapan yang tinggi di seluruh ranah, baik itu menyerang dan bertahan,” kata Juru Bicara Angkatan Darat IDF Daniel Hagari dalam pernyataannya di sosial media.

    “Kami sangat bersiap untuk segala skenario. Yang paling penting untuk disampaikan, malam ini kami masih fokus, dan akan tetap fokus untuk menumpas Hamas.”

    Hamas dikategorikan sebagai sebuah kelompok teror oleh Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE) dan beberapa negara lain.

    Pernyataan ini disampaikan usai IDF melanjutkan pertempuran dan sebuah serangan di Beirut pada Selasa (02/01). Dalam serangan ini, petinggi senior Hamas bernama Saleh Arouri dilaporkan tewas terbunuh.

    Namun, Israel belum mengeluarkan pernyataan apa pun tentang kematian Arouri di Beirut.

    Arouri sendiri merupakan orang nomor dua dalam hierarki Hamas dan merupakan salah satu pendiri dari kelompok sayap militer. Dia diketahui sempat memimpin organisasi di Tepi Barat.

    WHO: serangan pada rumah sakit di Khan Younis tewaskan lima warga sipil

    Rumah sakit Al-Amal di bagian Selatan Gaza dilaporkan terkena serangan pada Selasa (02/01), demikian dikatakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Tedros Adhanom.

    Rumah sakit di Khan Younis dioperasikan oleh Palang Merah Palestina (Palestine Red Crescent Society/PRCS). Tedros menyebut serangan “tidak masuk akal” itu menewaskan lima warga sipil dan merusak pusat pelatihan PRCS.

    “Berdasarkan data dari PRCS, serangan tersebut menewaskan sedikitnya lima orang, termasuk seorang bayi berusia lima hari,” jelas Tedros.

    “14.000 orang berlindung di rumah sakit di kota Khan Younis, di Gaza selatan. Banyak di antara mereka yang saat ini sudah pergi, dan mereka yang menetap sangat mencemaskan keselamatannya dan berencana untuk meninggalkan tempat yang mereka jadikan sebagai tempat berlindung.”

    Dia menyatakan, “rumah sakit, ambulans, tenaga medis, dan orang yang mencari pertolongan medis, setiap saat, berada di bawah hukum humaniter internasional.”

    AS kecam komentar ‘tidak bertanggung jawab’ menteri sayap kanan Israel soal Gaza

    Departemen Luar Negeri AS mendesak dua anggota parlemen sayap kanan Israel untuk “segera berhenti” mendukung diadakannya pemukiman kembali untuk warga Palestina di luar Jalur Gaza.

    Pada Minggu (31/12/2023), Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengimbau penduduk Palestina di Gaza agar meninggalkan Gaza, sementara Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengatakan bahwa pertempuran itu memberikan “kesempatan untuk berkonsentrasi mendorong migrasi penduduk Gaza.”

    “Retorika ini menghasut dan tidak bertanggung jawab,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan, Selasa (02/01).

    “Kami telah diberitahu berulang kali dan secara konsisten oleh pemerintah Israel, termasuk oleh Perdana Menteri, pernyataan seperti itu tidak mewakili kebijakan pemerintah Israel.”

    “(Posisi) Kami sudah jelas, konsisten dan tegas, bahwa Gaza adalah tanah Palestina dan akan tetap menjadi tanah Palestina, tanpa kendali Hamas terhadap masa depan Gaza, dan tidak ada kelompok teror yang dapat mengancam Israel,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya.

    mh/hp (afp, rtr, ap)

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Wakil Pemimpin Hamas Tewas dalam Serangan Drone Israel

    Wakil Pemimpin Hamas Tewas dalam Serangan Drone Israel

    Anda sedang membaca rangkuman berita utama dari berbagai penjuru dunia dalam 24 jam terakhir.

    Kami mengawali Dunia Hari Ini, edisi Rabu, 3 Januari 2024 dari Lebanon.

    Wakil pemimpin Hamas tewas dalam serangan drone

    Wakil pemimpin Hamas Saleh al-Arouri dikonfirmasi tewas dalam sebuah ledakan di Beirut, Lebanon, dalam dugaan serangan drone Israel.

    Saleh merupakan wakil kepala biro politik Hamas yang sangat terlibat dalam urusan militer kelompok tersebut.

    Militer Israel belum memberikan komentar resmi, namun para menteri dan politisi malah memberikan ucapan selamat kepada militer atas tewasnya anggota Hamas yang paling senior.

    Menurut media pemerintah Lebanon, beberapa orang lainnya juga tewas dalam ledakan di kantor Hamas di Beirut selatan.

    Pesawat Japan Airlines terbakar saat mendarat di Tokyo

    Lima awak Pesawat Coast Guard tewas dalam peristiwa tabrakan dengan pesawat Japan Airlines (JAL).

    Sementara 379 penumpang pesawat Japan Airlines berhasil menyelamatkan diri di bandara Haneda Tokyo.

    Dalam video dan gambar yang beredar di media sosial, terdengar penumpang berteriak di dalam kabin pesawat saat proses evakuasi.

    Api baru padam lebih dari enam jam setelah penumpang dan beberapa awak kabin berhasil dievakuasi.

    Menteri Transportasi Jepang mengatakan penyebab kecelakaan masih belum jelas, sementara polisi dan departemen lain terus melakukan penyelidikan.

    Rusia kembali menyerang Ukraina

    Beberapa kota di Ukraina dihantam tembakan setelah Vladimir Putin berjanji akan membalas serangan terhadap kota Belgorod yang menewaskan 24 warga sipil menjelang Malam Tahun Baru.

    Rusia menyerang ibu kota Ukraina, Kyiv, dan kota-kota lain dengan rudal, hingga menewaskan lima orang dan melukai sedikitnya 92 orang.

    Ia mengatakan Rusia telah meluncurkan sekitar 170 serangan drone dan rudal ke Ukraina sejak 31 Desember.

    Serangan ini terjadi setelah Putin mengumumkan intensifikasi serangan terhadap sasaran militer Ukraina.

    “Rusia akan bertanggung jawab atas setiap nyawa yang direnggutnya,” tulis Zelenskyy di Telegram.

    Pemimpin oposisi Korea Selatan ditikam

    Pemimpin oposisi Korea Selatan, Partai Demokrat, Lee Jae-myung, ditusuk di bagian leher oleh seorang yang menyamar sebagai pendukung saat berkunjung di Busan.

    Juru bicara partai Kwon Chil-seung mengatakan Lee dilarikan ke rumah sakit di Seoul menggunakan helikopter, dan sudah sadar di unit perawatan intensif.

    Serangan tersebut terjadi hanya beberapa minggu sebelum pemilihan parlemen April mendatang, dan menurut Kwon merupakan sebuah “teror politik”.

    Lee berjalan melewati kerumunan jurnalis setelah mengunjungi lokasi bandara baru ketika serangan itu terjadi.

    Pelaku mendekati Lee untuk meminta tanda tangan sambil mengenakan mahkota kertas, lalu tiba-tiba menerjang ke depan dan menyerangnya.

    Sebanyak 22 lokasi di Samarinda banjir

    Hujan yang turun dari Selasa sore hingga malam di 22 lokasi di Samarinda, Kalimantan Timur menyebabkan daerah tersebut terendam banjir.

    Menurut Kepala BPBD Kota Samarinda Suwarso, curah hujan yang mencapai 79,8 milimeter dari pukul 17.00 sampai 19.00 WITA membuat air Sungai Mahakam meluap dan membanjiri daerah sekitarnya.

    “Banjir terjadi akibat luapan Sungai Mahakam dan saluran air yang tidak mampu menampung debit air hujan,” kata Suwarso.

    Selama banjir, terjadi juga kebakaran akibat mesin perahu cepat yang konslet di Kelurahan Baqa, Kecamatan Samarinda Seberang.

    Ia mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat setempat atas kondisi cuaca ekstrem saat ini.

  • Geger Erdogan Vs Netanyahu Usai Disamakan dengan Hitler

    Geger Erdogan Vs Netanyahu Usai Disamakan dengan Hitler

    Ankara

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyamakan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dengan Adolf Hitler. Netanyahu pun membalas pernyataan Erdogan itu.

    Dilansir AFP dan Reuters, Kamis (28/12/2023), Erdogan menyebut serangan tanpa henti Israel terhadap Jalur Gaza sama dengan perlakuan keji Nazi terhadap orang-orang Yahudi. Komentar itu disampaikan Erdogan saat dia menghadiri sebuah seremoni di Ankara pada Rabu (27/12) waktu setempat.

    Turki, yang mendukung solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina, mengkritik serangan udara dan darat Israel terhadap Jalur Gaza. Turki bahkan menyebut Israel sebagai ‘negara teror’ dan menyerukan agar pemimpin Israel diadili di pengadilan internasional.

    Mempertajam retorikanya, Erdogan menyatakan Turki akan menyambut baik para akademisi dan ilmuwan yang menghadapi persekusi karena pandangan mereka soal konflik di Jalur Gaza. Dia menuduh negara-negara Barat yang mendukung Israel, turut terlibat dalam apa yang disebutnya sebagai ‘kejahatan perang’.

    “Mereka biasa menjelek-jelekkan Hitler. Apa bedanya Anda dengan Hitler? Mereka akan membuat kita merindukan Hitler. Apakah yang dilakukan Netanyahu ini tidak kalah dengan apa yang telah dilakukan Hitler?” ucapnya.

    “Tidak ada bedanya antara tindakan Netanyahu dan Hitler,” ujar Erdogan dalam pernyataannya.

    Dia mengatakan Netanyahu lebih kaya dari Hitler karena mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS). Dia menyebut Israel telah membunuh lebih dari 20 ribu warga Palestina.

    Erdogan memang telah berulang kali mengecam Israel atas serangan ke Gaza yang diklaim sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Dia juga pernah mencap Netanyahu sebagai ‘penjagal Gaza’ dan menyebut Hamas sebagai ‘kelompok pembebasan’.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Netanyahu Tuding Erdogan Lakukan Genosida terhadap Kurdi

    Netanyahu membalas komentar Erdogan itu. Dia melontarkan tudingan terhadap Presiden Turki tersebut.

    Netanyahu menuduh Erdogan telah melakukan genosida terhadap Kurdi. Dia menyebut Erdogan tidak seharusnya menguliahi Israel.

    “Erdogan, yang melakukan genosida terhadap Kurdi dan memegang rekor dunia karena memenjarakan para jurnalis yang menentang rezimnya, merupakan orang terakhir yang bisa menceramahi soal moralitas kepada kami,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

    Netanyahu menuduh Erdogan memuji dan menjamu para pemimpin Hamas. Dia juga membela operasi militer Israel di Jalur Gaza dengan alasan melenyapkan Hamas. Dia menyebut Hamas telah ‘melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan’.

    “(Militer Israel) Bertempur untuk melenyapkan organisasi teroris yang paling menjijikkan dan brutal di dunia,” sebutnya.

    Kelompok Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap wilayah Israel pada 7 Oktober lalu. Otoritas Tel Aviv menyebut serangan itu menewaskan sekitar 1.140 orang yang sebagian besar warga sipil. Selain itu, lebih dari 240 orang dibawa sebagai sandera oleh Hamas.

    Rentetan serangan udara dan darat Israel untuk membalas Hamas memicu kehancuran di Jalur Gaza. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 21.110 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel. Sealain itu, lebih dari 55.000 orang lainnya mengalami luka-luka.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Geger Erdogan Vs Netanyahu Usai Disamakan dengan Hitler

    Disamakan dengan Hitler oleh Erdogan, Netanyahu Bilang Begini

    Ankara

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tidak berbeda dengan Adolf Hitler. Erdogan bahkan menyamakan serangan tanpa henti Israel terhadap Jalur Gaza dengan perlakuan keji Nazi terhadap orang-orang Yahudi.

    Netanyahu langsung menanggapinya dengan balik menuduh Erdogan telah melakukan genosida terhadap warga Kurdi.

    Seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (28/12/2023), komentar Erdogan itu disampaikan saat dia menghadiri sebuah seremoni di Ankara pada Rabu (27/12) waktu setempat. Turki yang mendukung solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina, mengkritik serangan udara dan darat Israel terhadap Jalur Gaza.

    Ankara bahkan menyebut Israel sebagai “negara teror” dan menyerukan agar pemimpin Israel diadili di pengadilan internasional.

    Mempertajam retorikanya, Erdogan menyatakan Turki akan menyambut baik para akademisi dan ilmuwan yang menghadapi persekusi karena pandangan mereka soal konflik di Jalur Gaza. Dia juga menuduh negara-negara Barat yang mendukung Israel, turut terlibat dalam apa yang disebutnya sebagai “kejahatan perang”.

    “Mereka biasa menjelek-jelekkan Hitler. Apa bedanya Anda dengan Hitler? Mereka akan membuat kita merindukan Hitler. Apakah yang dilakukan Netanyahu ini tidak kalah dengan apa yang telah dilakukan Hitler?” ucapnya.

    “Tidak ada bedanya antara tindakan Netanyahu dan Hitler,” sebut Erdogan dalam pernyataannya.

    “Dia (Netanyahu-red) lebih kaya dari Hitler, dia mendapatkan dukungan dari Barat. Segala macam dukungan datang dari Amerika Serikat. Dan apa yang mereka lakukan dengan semua dukungan ini? Mereka membunuh lebih dari 20.000 warga Gaza,” ujarnya.

    Erdogan telah berulang kali mengecam Israel atas besarnya skala kematian dan kehancuran yang disebabkan oleh respons Israel terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Dia sebelumnya mencap Netanyahu sebagai “penjagal Gaza” dan menyebut Hamas sebagai “kelompok pembebasan”.

    Netanyahu Balik Tuding Erdogan Lakukan Genosida terhadap Kurdi

    Netanyahu mengecam komentar Erdogan itu dan balik melontarkan tudingan terhadap Presiden Turki tersebut. Netanyahu menuduh Erdogan telah melakukan genosida terhadap Kurdi dan tidak seharusnya menguliahi Israel.

    “Erdogan, yang melakukan genosida terhadap Kurdi dan memegang rekor dunia karena memenjarakan para jurnalis yang menentang rezimnya, merupakan orang terakhir yang bisa menceramahi soal moralitas kepada kami,” tegasnya dalam sebuah pernyataan.

    Dalam komentarnya, Netanyahu menuduh Erdogan memuji dan menjamu para pemimpin Hamas. Dia juga membela operasi militer Israel di Jalur Gaza.

    “(Militer Israel) Bertempur untuk melenyapkan organisasi teroris yang paling menjijikkan dan brutal di dunia,” sebutnya, merujuk pada Hamas.

    Dia menambahkan bahwa Hamas telah “melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan”.

    Kelompok Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap wilayah Israel pada 7 Oktober lalu, yang menurut otoritas Tel Aviv, menewaskan sekitar 1.140 orang yang sebagian besar warga sipil. Lebih dari 240 orang disandera dan ditahan di Jalur Gaza.

    Rentetan serangan udara dan darat Israel untuk membalas Hamas memicu kehancuran di Jalur Gaza. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 21.110 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel. Lebih dari 55.000 orang lainnya mengalami luka-luka.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu