Kasus: serangan siber

  • Penetrasi Internet di Papua Naik, Literasi Digital Makin Urgen

    Penetrasi Internet di Papua Naik, Literasi Digital Makin Urgen

    Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) memperkirakan penetrasi internet di wilayah Papua makin meningkat pada 2024 seiring dengan ekspansi jaringan yang digelar operator seluler sepanjang 2024. 

    Sejalan dengan itu peningkatan literasi digital makin urgen agar infrastruktur yang tersedia dapat dioptimalkan secara optimal dan masyarakat Papua terhindar dari serangan siber.

    Ketua Umum Apjii Muhammad Arif mengatakan saat ini asosiasi dan beberapa pemangku kepentingan tengah melakukan survei tahunan mengenai penetrasi internet di Indonesia, termasuk di Papua. 

    Hasil survei yang akan dirilis ke publik pada Januari 2025, kata Arif, memperlihatkan indikasi peningkatan penetrasi internet di Papua.

    “Saya rasa kalau dari trennya akan meningkat penetrasi internet karena ada beberapa penyelenggara penyedia jasa internet (ISP) baru di Papua. Literasi digital menjadi pekerjaan rumah di daerah-daerah yang agak tertinggal seperti di Papua,” kata Arif kepada Bisnis, Selasa (3/12/2024). 

    Arif menambahkan dalam mendorong literasi digital di Papua, dan wilayah-wilayah lainnya, pemerintah diharapkan menggandeng pihak swasta sehingga upaya membangun literasi digital menjadi makin baik. 

    Penetrasi internet yang terus berkembang di wilayah Papua, termasuk Papua Barat, lebih cepat dibandingkan dengan literasi digital masyarakat setempat. Masyarakat Papua berpotensi menjadi target empuk bagi para penjahat siber. 

    Sebelumnya, Laporan East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2023 menempatkan Papua Tengah sebagai kabupaten dengan tingkat literasi digital terendah di Indonesia.

    Skor literasi digital di Papua Tengah sebesar 23,3 poin terpaut 53,2 poin dibandingkan dengan Jakarta sebagai pemuncak klasemen (76,6 poin). 

    Adapun pada 2024, skor literasi digital Papua Tengah merosot 550 basis points (bps) menjadi 17,8. Menempati urutan terbawah bersama Papua Pegunungan yang memiliki skor sama. Sementara itu, wilayah Papua lainnya memiliki skor literasi digital yang lebih baik. Papua Selatan memiliki skor sebesar 28,4 poin, Papua Barat Daya 31,8 poin, dan Papua Barat 32,6 poin. 

    Skor literasi digital yang rendah ini menjadi tantangan lain, di tengah pembangunan infrastruktur internet di daerah tertinggal yang terus dikebut. 

    Data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan penetrasi internet di Papua tercata sebesar 63,15% pada 2023, turun dari posisi tahun lalu yang sebesar 68,03 persen. 

    Jika dibandingkan dengan wilayah Indonesia timur lainnya seperti Maluku (73,45%), Nusa Tenggara (73,23%) dan Sulawesi (73,59%), penetrasi digital di Papua merupakan yang terendah. 

  • Komdigi Minta Masyarakat Berpikir Kritis di Dunia Digital, Benteng Data Pribadi

    Komdigi Minta Masyarakat Berpikir Kritis di Dunia Digital, Benteng Data Pribadi

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengingatkan kepada masyarakat agar terus menjaga data pribadi dan berpikir kritis saat berada di dunia digital. 

    Sekretaris Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kemkomdigi Mediodecci Lustarini mengatakan keamanan digital (digital safety) menjadi salah satu kunci agar ruang digital menjadi sehat dan produktif.

    “Harus pintar-pintar dalam menjaga diri dari konten-konten negatif. Harus menjaga data pribadi, ya, jangan disebar di dunia digital,” kata Mediodecci dalam acara GENsi BERAKSI dari kanal YouTube Bisniscom, Selasa (3/12/2024).

    Pasalnya, Mediodecci menjelaskan bahwa kejahatan di ruang digital begitu beragam, sehingga masyarakat diingatkan untuk terus menjaga data pribadi dan mampu membedakan situasi yang tidak diinginkan.

    “Jadi hati-hati karena begitu banyak kejahatan yang terjadi di dunia digital, sehingga kecerdasan diri kita sendiri bagaimana kita berpikir kritis, memahami dan bisa membedakan situasi yang negatif dan positif,” ujarnya.

    Selain itu, Mediodecci menyampaikan masyarakat juga harus memiliki keterampilan dalam bermedia sosial. Terlebih, ruang digital sangatlah luas dan siapa saja bisa menjangkau negara lain hanya dengan berselancar di media sosial.

    “Sehingga membutuhkan keterampilan untuk memilah bagaimana informasi yang kita dapati memang bermanfaat. Yang diasah adalah kritik kemampuan untuk berpikir kritis,” jelasnya.

    Berikutnya adalah etika. Menurut Mediodecci, etika juga berlaku di dunia maya agar ruang digital tetap sehat, terutama saat menuliskan sesuatu di media sosial seperti komentar.

    “Jadi hati-hati dengan jempolnya, jangan lakukan cyberbully. Kalau kita semua menjaga diri kita Insya Allah dunia maya kita, ruang digital kita itu akan sehat,” imbuhnya.

    Berdasarkan catatan Bisnis, data dari Microsoft Entra menunjukkan terdapat lebih dari 600 juta serangan terhadap identitas setiap harinya, dengan 99% di antaranya menyerang password pengguna.

    Digital Defense Report 2024 mengungkap terdapat tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara selama 2024, mulai dari ransomware, fraud, hingga identity and social engineering.

    Menurut TrendMicro, serangan phishing meningkat sebanyak 58% pada 2023, dengan dampak keuangan diperkirakan mencapai US$3,5 miliar pada 2024.

  • Klub Sepak Bola Bologna FC Kena Serangan Ransomware, Ini Deretan Data Rahasia yang Bocor – Page 3

    Klub Sepak Bola Bologna FC Kena Serangan Ransomware, Ini Deretan Data Rahasia yang Bocor – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Klub sepak bola Bologna FC mengonfirmasi telah mengalami serangan ransomware usai data mereka yang dicuri dibocorkan secara daring oleh kelompok hacker RansomHub.

    Tim sepak bola Italia tersebut lalu memperingatkan penyerang untuk tidak mengunduh atau menyebarkan data yang dicuri, dengan alasan bahwa itu adalah ‘tindak pidana serius’.

    “Bologna FC 1909 S.p.a. ingin menyampaikan bahwa serangan siber ransomware baru-baru ini menargetkan sistem keamanan internal,” demikian bunyi pernyataan singkat tersebut.

    “Kejahatan itu mengakibatkan pencurian data perusahaan yang mungkin muncul secara daring,” demikian sebagaimana dikutip dari Bleeping Computer, Senin (2/12/2024).

    “Harap diingat bahwa memiliki data tersebut, memfasilitasi publikasi atau penyebarannya merupakan tindak pidana serius,” Bologna FC memungkaskan.

    Serangan tersebut diklaim oleh kelompok ransomware RansomHub–kelompok ancaman paling terkenal di dunia maya–pada 19 November 2024.

    “Manajemen klub menolak untuk melindungi data rahasia pemain dan sponsor,” demikian peringatan para penjahat siber saat itu.

    “Oleh karena itu, dalam 2 hari, kami akan menerbitkan semua data medis, pribadi, dan rahasia semua pemain klub,” kelompok hacker itu mengancam.

  • Pakar Ungkap Bahaya Penipu Online Menular ke Luar Angkasa

    Pakar Ungkap Bahaya Penipu Online Menular ke Luar Angkasa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hacker tak cuma menyerang sistem yang ada di Bumi. Mereka berpotensi untuk merambah ke luar angkasa.

    Dampak yang ditimbulkan dari peretasan aktivitas luar angkasa cukup besar. Salah satunya hilangnya data misi yang tengah dilakukan.

    “Konsekuensi dari aktivitas siber jahat termasuk hilangnya data misi, berkurangnya masa pakai atau kemampuan sistem atau konstelasi antariksa atau kendali pada kendaraan,” kata Direktur Kontrak dan Akuisisi Keamanan nasional Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS, William Russell, dikutip dari CNBC Internasional, Senin (2/12/2024).

    Tiga segmen utama yang paling rentan diserang adalah luar angkasa, darat, dan antara keduanya. Pendiri dan CEO VFT Solutions Wayne Lonstein menjelaskan kerusakan pada salah satu sistem saja bisa membuat kegagalan bagi semua.

    Artificial Intelligence (AI), teknologi yang tengah naik daun belakangan ini, disebut jadi risiko besar untuk aktivitas luar angkasa. Risiko serangan siber meningkat dengan penggunaan integrasi AI, yang membuat keterlibatan manusia lebih sedikit dalam proyek.

    Pengawasan manusia yang lebih sedikit juga disinggung oleh kepala bagian teknologi OrbiSky Systems, Sylvester Kaczmarek. Menurutnya para penyerang bisa memasukkan data rusak ke model AI dan mengekstrak informasi sensitif.

    “AI bisa juga untuk melaksanakan operasi spionase atau sabotase yang canggih pada sistem antariksa, dampaknya mengubah parameter misi atau mencuri informasi sensitif,” ujar Kaczmarek.

    Lonstein memberikan rekomendasi untuk melakukan pengujian ketat pada sistem AI yang digunakan di luar angkasa. Harus ada simulasi sebelum dilakukan penerapan dan melakukan redundansi.

    “Terapkan redundan untuk memastikan saat satu komponen AI gagal yang lain bisa mengambil alih, jadi menjaga integritas dan fungsionalitas misi,” ucapnya.

    Selain itu, sistem AI harus didesain untuk adanya tindakan reaktif saat ada peretasan. Jadi bisa langsung kembai ke status aman setelah kejadian.

    “Pastikan kontrol darat bisa mengabaikan atau mengintervensi pengambilan keputusan secara manual. Jika diperlukan, memberikan lapisan keamanan tambahan,” tutur Lonstein.

    (fab/fab)

  • Meningkatkan Kesadaran Gen Z terhadap Ancaman Digital

    Meningkatkan Kesadaran Gen Z terhadap Ancaman Digital

    Bisnis.com, SORONG – Generasi Z menghabiskan lebih banyak waktu di situs media sosial dibandingkan generasi lainnya. Akibatnya, generasi Z lebih rentan terlibat dengan konten berbahaya dan kejahatan siber. 

    Untuk itu, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) berkomitmen untuk memajukan literasi digital di kalangan generasi muda, khususnya Gen Z, dengan mengedukasi mereka mengenai ancaman digital yang paling sering menyerang serta cara menghadapinya. 

    Dengan berkolaborasi dengan para pakar dan praktisi keamanan siber, IOH meluncurkan program literasi digital yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya keamanan dunia maya.

    Menurut laporan terbaru dari Cisco, generasi muda, terutama Gen Z, menghadapi berbagai ancaman digital yang semakin kompleks. Penipuan online, phishing, dan serangan siber merupakan ancaman utama yang paling sering ditemukan. 

    Serangan-serangan ini sering kali datang dalam bentuk pesan atau tautan yang tampak sah, namun berisikan malware atau meminta informasi pribadi yang sangat sensitif.

    Penipuan online dan phishing adalah dua ancaman yang paling sering ditemukan. Phishing, misalnya, biasanya dilakukan dengan cara mengirimkan email atau pesan palsu yang tampak sah, namun sebenarnya bertujuan untuk mencuri data pribadi. Serangan siber lainnya, seperti malware dan ransomware, juga sering menyerang perangkat digital pengguna.

    Untuk itu, penting bagi Gen Z untuk dapat mengenali dan menghindari scam atau phishing yang sering beredar di media sosial. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa keaslian pengirim dan mengecek URL atau link yang diberikan dalam pesan atau email.  Selain itu, Gen Z juga diharapkan tidak memberikan data pribadi seperti kata sandi atau nomor kartu kredit melalui saluran yang tidak aman.

    Area Academy Manager Cisco, Adri Gautama menyatakan bahwa generasi Z sering kali menjadi target utama karena mereka sangat aktif di dunia digital, namun masih kurang sadar akan potensi bahaya yang mengintai. 

    “Mereka sering tidak menyadari bagaimana data pribadi mereka dapat dieksploitasi dan disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Keamanan data pribadi yang lemah dan kebiasaan mengabaikan praktik keamanan dasar menjadikan Gen Z lebih rentan terhadap serangan siber,” ungkapnya.

    Adapun, salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam meningkatkan literasi digital generasi muda adalah budaya keamanan siber yang masih lemah. Gen Z cenderung lebih terhubung dengan dunia digital dibandingkan generasi sebelumnya, namun seringkali lebih fokus pada kemudahan dan kecepatan dibandingkan dengan masalah keamanan.

    Menurut Fuadit Muhammad, seorang penggiat keamanan siber, penting bagi Gen Z untuk memahami bahwa mengabaikan aspek keamanan dalam penggunaan teknologi dapat berakibat fatal. 

    “Data pribadi adalah aset berharga, dan sangat penting untuk menjaga agar informasi ini tidak jatuh ke tangan yang salah. Di media sosial, Gen Z harus sadar akan pentingnya menjaga etika dan tanggung jawab dalam berbagi informasi, agar tidak membahayakan diri sendiri atau orang lain,” jelas Fuadit. 

    Untuk itu, edukasi mengenai cyber hygiene menjadi sangat penting, yaitu kebiasaan atau praktik yang diterapkan untuk melindungi data pribadi dan menjaga keamanan online secara rutin.

    Lebih jauh, Indosat Ooredoo Hutchison menilai perkembangan teknologi yang pesat akan terus meningkatkan ancaman digital, baik dari sisi teknis maupun sosial. Oleh karena itu, Indosat memiliki sejumlah strategi dan inisiasi jangka panjang untuk memperkuat sistem pertahanan dan perlindungan bagi Gen Z. 

    Indosat Ooredoo Hutchison juga turut aktif mendukung upaya ini dengan menyediakan berbagai platform untuk Gen Z dalam mengakses materi edukasi tentang keamanan siber secara mudah dan interaktif. 

    Program ini bertujuan untuk membuat Gen Z lebih melek terhadap potensi ancaman digital yang ada dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang cara-cara aman, namun cerdas dalam menggunakan media sosial, serta bagaimana cara mengelola data pribadi dengan bijak. 

    “Kami ingin memastikan bahwa Gen Z tidak hanya memahami cara menggunakan teknologi, tetapi juga tahu bagaimana cara melindungi dirinya dari risiko dunia maya,” ungkap Swandi Tjia, EVP Head of Circle Kalimantan Sulawesi Maluku dan Papua (Kalisumapa) Indosat Ooredoo Hutchison.

    Selain itu, Indosat Ooredoo Hutchison juga menekankan pentingnya bagi Gen Z untuk memahami etika dalam berinteraksi di media social karena punya dampak besar, baik untuk diri mereka sendiri maupun orang lain. 

    Oleh karena itu, Gen Z diharapkan dapat mengedepankan tanggung jawab digital dengan berpikir matang sebelum memberikan informasi atau berkomentar di dunia maya.

  • Rusia Tangkap Wazawaka Matveev, Gembong Ransomware Buronan FBI Senilai Rp158 Miliar

    Rusia Tangkap Wazawaka Matveev, Gembong Ransomware Buronan FBI Senilai Rp158 Miliar

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Rusia dikabarkan menangkap Wazawaka atau Mikhail Pavlovich Matveev, otak di balik serangan ransomware yang menyasar perusahaan swasta dan organisasi pemerintahan di dunia. Amerika Serikat (AS) sempat menawarkan hadiah US$10 juta atau Rp158 miliar bagi siapapun yang memiliki informasi terkait Matveev. 

    Matveev merupakan buronan biro investigasi Amerika Serikat (FBI), diduga terlibat dalam serangkaian serangan ransomware yang sangat merusak, termasuk serangan LockBit, Babuk, dan Hive.

    Kantor kejaksaan Rusia sebenarnya belum merilis rincian apapun tentang identitas individu tersebut, namun sumber anonim kantor berita Rusia menyebut individu dimaksud adalah Matveev, 

    Kementerian Dalam Negeri Rusia mengatakan saat ini penyidik telah mengumpulkan bukti yang cukup, kasus pidana dengan dakwaan yang ditandatangani oleh jaksa. 

    “Dakwaan telah dikirim ke Pengadilan Distrik Pusat Kota Kaliningrad untuk dipertimbangkan berdasarkan substansi,” tulis dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (30/11/2024).

    Bleeping Computer melaporkan Matveev dituduh mengembangkan ransomware  yang rencananya akan digunakan untuk mengenkripsi data “organisasi komersial dengan tebusan berikutnya untuk dekripsi.”

    Tahun lalu, pada Mei 2023, Departemen Kehakiman AS juga mengajukan tuntutan terhadap Matveev atas keterlibatannya dalam operasi Hive dan LockBit  yang menargetkan korban di seluruh Amerika Serikat.

    Dia juga diyakini sebagai “Orange,” pencipta dan admin asli forum peretasan Ramp dan admin asli operasi ransomware Babuk, yang diduga terlibat dalam pencurian data Kepolisian Ibukota Washington DC.

    Matveev juga terancam sanksi oleh Kantor Pengawasan Aset Asing (OFAC) Departemen Keuangan karena meluncurkan serangan siber terhadap entitas AS, termasuk penegakan hukum AS dan organisasi infrastruktur penting.

    Departemen Luar Negeri AS sempat menawarkan hadiah sebesar US$10 juta atau Rp158 miliar (kurs: Rp15.836) untuk informasi apapun yang dapat mengarah pada penangkapan atau hukuman Matveev atas kejahatan terorganisasi transnasional.

    Matveev memiliki kehadiran yang sangat vokal di dunia maya.

    Dia sering berbicara dengan para peneliti dan profesional keamanan siber dan secara terbuka membahas aktivitas kejahatan sibernya menggunakan akun Twitter miliknya, RansomBoris.

  • Lebih dari 4 Juta Ancaman Online di Indonesia Dihalau Per Kuartal 3 2024 – Page 3

    Lebih dari 4 Juta Ancaman Online di Indonesia Dihalau Per Kuartal 3 2024 – Page 3

    “Konsumen merangkul digitalisasi jadi hal yang baik, termasuk kemajuan teknologi dalam negeri dengan penggunaan biometrik dan kecerdasan buatan, namun hal ini perlu diadopsi dengan penuh kewaspadaan, karena penjahat siber selalu menunggu tren berikutnya untuk dieksploitasi,” kata Yeo, melalui keterangannya.

    Kaspersky pun memberikan rekomendasi tips keamanan agar pengguna individu atau bisnis terhindar dari serangan siber:

    Perbarui perangkat lunak secara berkala: Jaga perangkat selalu dalam kondisi terbaru untuk mencegah hacker memanfaatkan celah keamanan.
    Patch VPN segera: Perbarui perangkat lunak VPN untuk melindungi akses jarak jauh karyawan dan mengamankan pintu gerbang jaringan.
    Cadangkan data secara rutin: Pastikan data perusahaan aman dengan membuat salinan cadangan yang mudah diakses saat dibutuhkan.

     

  • Rusia Tak Akan Lakukan Serangan Nuklir Meski Digempur Rudal ATACMS Amerika

    Rusia Tak Akan Lakukan Serangan Nuklir Meski Digempur Rudal ATACMS Amerika

    GELORA.CO – Keputusan Amerika Serikat (AS) untuk mengizinkan Ukraina menyerang wilayah Rusia dengan rudal canggih ATACMS pasokan Washington tidak akan meningkatkan risiko serangan nuklir oleh Moskow.

    Keyakinan itu disampaikan lima sumber AS yang mengetahui intelijen Amerika kepada Reuters, yang dilansir Kamis (28/11/2024).

    Lima sumber tersebut; dua pejabat senior, seorang anggota Parlemen, dan dua ajudan Kongres, mengatakan Rusia kemungkinan akan memperluas kampanye sabotase terhadap target Eropa untuk meningkatkan tekanan pada Barat atas dukungannya terhadap Kyiv.

    Serangkaian penilaian intelijen selama tujuh bulan terakhir telah menyimpulkan bahwa eskalasi nuklir tidak mungkin terjadi akibat keputusan untuk melonggarkan pembatasan penggunaan senjata AS oleh Ukraina.

    Pandangan itu tidak berubah setelah Presiden Joe Biden mengubah sikap AS bulan ini terkait persenjataan, kata sumber-sumber tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim untuk berbicara secara bebas tentang intelijen sensitif.

    “Penilaiannya konsisten: ATACMS tidak akan mengubah kalkulasi nuklir Rusia,” kata seorang ajudan Kongres yang diberi pengarahan tentang intelijen tersebut, merujuk pada rudal Amerika dengan jangkauan hingga 190 mil (306 km).

    Serangan rudal balistik jarak menengah (IRBM) hipersonik baru Rusia pekan lalu lalu, yang menurut para analis dimaksudkan sebagai peringatan bagi Washington dan sekutu-sekutunya di Eropa, tidak mengubah kesimpulan penilaian intelijen Amerika.

    Salah satu dari lima pejabat AS mengatakan meskipun Washington menilai bahwa Rusia tidak akan berusaha meningkatkan kekuatan nuklirnya, mereka akan mencoba menyamai apa yang dipandangnya sebagai peningkatan kekuatan AS. Pejabat itu mengatakan, menerjunkan rudal baru itu adalah bagian dari upaya Moskow tersebut.

    Pejabat AS tersebut melanjutkan, intelijen itu telah membantu memandu perdebatan yang sering memecah belah selama beberapa bulan terakhir di dalam pemerintahan Joe Biden tentang apakah pelonggaran pembatasan penggunaan senjata Amerika oleh Ukraina oleh Washington sepadan dengan risiko membuat Presiden Rusia Vladimir Putin marah.

    Para pejabat awalnya menolak langkah pemerintahan Biden tersebut, dengan alasan kekhawatiran eskalasi dan ketidakpastian mengenai bagaimana Putin akan menanggapinya.

    Beberapa pejabat tersebut, termasuk di Gedung Putih, Pentagon, dan Departemen Luar Negeri, mengkhawatirkan pembalasan yang mematikan terhadap personel militer dan diplomatik AS serta serangan terhadap sekutu NATO. Yang lainnya secara khusus mengkhawatirkan eskalasi nuklir.

    Biden berubah pikiran karena masuknya pasukan Korea Utara ke dalam perang Ukraina sebelum pemilihan presiden AS, kata para pejabat AS.

    Risiko Perang Nuklir Dibesar-besarkan

    Beberapa pejabat sekarang percaya bahwa kekhawatiran eskalasi, termasuk ketakutan akan pecahnya perang nuklir, telah dibesar-besarkan tetapi menekankan bahwa situasi keseluruhan di Ukraina tetap berbahaya dan bahwa eskalasi nuklir bukanlah hal yang mustahil.

    Kemampuan Rusia untuk menemukan cara-cara rahasia lain untuk membalas dendam terhadap Barat tetap menjadi kekhawatiran.

    “Respons hibrida Rusia menjadi perhatian,” kata Angela Stent, direktur studi Eurasia, Rusia, dan Eropa Timur di Universitas Georgetown, mengacu pada sabotase Rusia di Eropa.

    “Peluang eskalasi tidak pernah tidak ada. Kekhawatiran sekarang lebih besar,” ujarnya.

    Gedung Putih dan Kantor Direktur Intelijen Nasional menolak berkomentar.

    Kremlin tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang penilaian intelijen Amerika tersebut.

    Sejak Agustus lalu, ketika Ukraina melancarkan serangan mendadak ke wilayah Kursk Rusia, Moskow dan Kyiv telah terkunci dalam siklus gerakan yang meningkat dan gerakan balik.

    Rusia telah meminta bantuan dari Korea Utara, yang mengirim antara 11.000 hingga 12.000 tentara untuk membantu upaya perangnya, menurut Amerika Serikat.

    Pada hari yang sama dengan serangan pertama Ukraina di bawah kebijakan AS yang dilonggarkan, Rusia mengubah doktrin nuklirnya, menurunkan ambang batas untuk serangan nuklir.

    Ketakutan akan eskalasi nuklir telah menjadi faktor dalam pemikiran pejabat AS sejak Rusia menginvasi Ukraina pada awal 2022.

    Direktur CIA William Burns mengatakan ada risiko nyata pada akhir 2022 bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir terhadap Ukraina.

    Meskipun demikian, Gedung Putih terus maju dengan bantuan Ukraina, mengirimkan bantuan militer senilai miliaran dolar.

    Kekhawatiran itu memudar bagi beberapa pejabat karena Putin tidak menindaklanjuti ancamannya tetapi tetap menjadi pusat pertimbangan banyak orang dalam pemerintahan mengenai keputusan tentang bagaimana AS harus mendukung Kyiv.

    Pada bulan Mei, Gedung Putih mengizinkan Ukraina untuk menggunakan rudal Amerika dalam keadaan terbatas untuk menyerang melintasi perbatasan tetapi tidak jauh di dalam Rusia, dengan alasan risiko eskalasi oleh Moskow, manfaat taktis yang marjinal, dan pasokan ATACMS yang terbatas.

    Salah satu penilaian intelijen dari awal musim panas, yang disusun diPermintaan Gedung Putih menjelaskan bahwa serangan di seberang perbatasan dari kota Kharkiv, Ukraina, akan berdampak terbatas karena 90% pesawat Rusia telah dipindahkan dari perbatasan—di luar jangkauan rudal jarak pendek.

    Namun, penilaian tersebut juga mencatat bahwa meskipun Putin sering mengancam akan menggunakan senjata nuklir, Moskow tidak mungkin mengambil langkah tersebut karena senjata tersebut tidak memberikan manfaat militer yang jelas. Pejabat intelijen menggambarkan opsi nuklir sebagai pilihan terakhir bagi Rusia dan bahwa Putin akan menggunakan cara pembalasan lainnya terlebih dahulu, dengan mencatat bahwa Rusia telah terlibat dalam sabotase dan serangan siber.

    Namun, beberapa pejabat di dalam Gedung Putih dan Pentagon berpendapat bahwa membiarkan Kyiv menggunakan rudal untuk menyerang di dalam Rusia akan menempatkan Kyiv, AS, dan sekutu Amerika dalam bahaya yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang memprovokasi Putin untuk membalas baik melalui kekuatan nuklir atau taktik mematikan lainnya di luar zona perang.

    Pejabat Pentagon khawatir tentang serangan terhadap pangkalan militer AS.

    Faktor Korea Utara

    Pengenalan pasukan Korea Utara meyakinkan pemerintah, khususnya sekelompok pejabat di Gedung Putih dan Pentagon yang khawatir tentang eskalasi, untuk mengizinkan serangan jarak jauh, kata seorang pejabat senior AS.

    Rusia memperoleh keuntungan di medan perang dan pasukan Korea Utara dipandang secara internal sebagai eskalasi oleh Moskow yang mengharuskan tanggapan dari Washington, kata pejabat tersebut.

    Mengingat penilaian intelijen awal yang meremehkan risiko eskalasi nuklir, ketakutan nuklir dilebih-lebihkan dan keputusan untuk mengizinkan penggunaan ATACM yang lebih luas datang terlambat, kata seorang pejabat senior AS dan seorang anggota Parlemen, mengutip kemajuan terbaru militer Rusia.

    Sumber intelijen mengatakan operasi pembalasan Moskow yang paling kuat dan berhasil kemungkinan akan terjadi melalui sabotase. Badan intelijen Rusia telah meluncurkan upaya internasional besar-besaran di Eropa untuk mengintimidasi negara-negara yang mendukung Ukraina, kata seorang diplomat Eropa.

    Seorang pejabat AS menambahkan bahwa Moskow secara aktif berupaya untuk memajukan peperangan “zona abu-abu” melawan Barat dan bahwa Rusia memiliki jaringan agen yang luas dan pihaknya sedang menjajaki opsi untuk menggunakan mereka.

  • Waspada, Aplikasi VPN Palsu Bertebaran di Internet

    Waspada, Aplikasi VPN Palsu Bertebaran di Internet

    Jakarta, CNBC Indonesia – Aplikasi Virtual Private Network atau VPN palsu semakin merajalela di internet. Maraknya VPN palsu ini terjadi di tengah penggunaannya yang mengalami peningkatan selama kuartal III-2024.

    Dalam data Kaspersky, peningkatan penggunaan aplikasi yang kerap membawa malware ini mencapai 2,5 kali lipat dibandingkan kuartal sebelumnya di Asia Pasifik. Menurut laporan perusahaan, potensinya terus meningkat hingga kuartal IV ini.

    Penjahat siber memanfaatkan pengguna yang ingin menggunakan layanan VPN gratis. Ini juga disebutkan pakar Vasily Kolesnikov selaku pakar keamanan Kaspersky.

    Pengguna smartphone juga cenderung percaya jika aplikasi VPN tersebut ditemui di toko resmi, seperti Google Play Store. Menurut mereka, aplikasi itu aman untuk digunakan.

    “Permintaan aplikasi VPN di semua platform, termasuk ponsel pintar dan komputer, terus meningkat. Pengguna cenderung percaya bahwa jika mereka menemukan aplikasi VPN di toko resmi, seperti Google Play, aplikasi tersebut aman dan dapat digunakan untuk mendapatkan konten yang awalnya tidak tersedia di lokasi mereka. Mereka juga berpikir akan lebih baik jika layanan VPN ini gratis!” jelasnya dikutip dalam keterangan resmi yang diterima CNBC Indonesia, Senin (25/11/2024).

    “Namun, hal ini sering kali berakhir menjadi jebakan, seperti yang dibuktikan oleh kasus-kasus terkini dan statistik kami yang menunjukkan lonjakan kasus aplikasi VPN berbahaya,” imbuh dia.

    Salah satu kasus terbesar yang berhasil terungkap pada Mei 2024. Saat itu, penegak hukum berhasil membongkar botnet atau jaringan perangkat komputer yang dibajak dikenal sebagai 911 S5.

    Sejumlah layanan gratis digunakan dalam botnet, seperti MaskVPN, DewVPN, hingga ShineVPN. Tercatat jaringan berbahaya itu menjangkau 19 juta alamat IP unik pada lebih dari 190 negara di seluruh dunia, menjadi botnet yang terbesar di dunia.

    Berikutnya, admin botnet akan menjual akses ke server proxy yang terpasang kepada penjahat siber lain. Skema tersebut akan digunakan untuk beberapa kejahatan, seperti serangan siber, pencucian uang hingga penipuan massal.

    Kolesnikov mengungkapkan beberapa tips untuk menghindari kejahatan ini. Salah satunya hanya menggunakan layanan VPN yang memang sudah terpercaya.

    “Agar tetap aman, pengguna harus tetap waspada terhadap ancaman ini dan menggunakan solusi keamanan, beserta layanan VPN yang andal dan tepercaya,” ungkapnya.

    (npb/haa)

  • 4 Juta Ancaman Siber Terdeteksi di RI, Simak Cara Lindungi Laptop

    4 Juta Ancaman Siber Terdeteksi di RI, Simak Cara Lindungi Laptop

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perusahaan keamanan siber Kaspersky menemukan 4 juta ancaman siber di Indonesia pada kuartal 3 2024. Simak cara melindungi laptop dari serangan siber.

    Kaspersky total mendeteksi 4.616.837 serangan berbasis web dan berhasil diblokir. Temuan ini menempatkan Indonesia di posisi ke-103 dalam jumlah serangan terbanyak di seluruh dunia.

    Kaspersky menyebut serangan siber saat ini semakin canggih karena penjahat siber berevolusi untuk mengaburkan kode berbahaya guna melewati analisis dan emulasi statis.

    Maka dari itu, perlindungan terhadap serangan siber ini memerlukan solusi keamanan yang andal dan kuat yang memanfaatkan metode berbasis machine learning (ML) proaktif dan analisis perilaku dalam mendeteksi dan menangkis serangan real time.

    Selain 4 juta serangan tersebut, Kaspersky juga mendeteksi 9.307.255 insiden lokal pada komputer pelanggan Kaspersky di Indonesia, menempatkan negara ini di posisi ke-69 secara global.

    Worms dan virus file merupakan penyebab sebagian besar insiden tersebut. Data ini menunjukkan seberapa sering pengguna diserang oleh malware yang disebarkan melalui drive USB yang dapat dilepas, CD dan DVD, serta metode “offline” lainnya.

    “Serangan siber akan terus menargetkan individu dan bisnis dalam berbagai bentuk dan ukuran. Merupakan perkembangan yang baik bahwa bisnis dan konsumen secara progresif merangkul digitalisasi. Kami juga menyaksikan lebih banyak kemajuan teknologi di dalam negeri seperti penggunaan teknologi biometrik dan kecerdasan buatan (AI),” ujar Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara dan Negara-negara Berkembang Asia dalam keterangannya, Senin (25/11).

    Untuk memitigasi serangan siber, ada beberapa cara yang direkomendasikan oleh Kaspersky mulai dari pembaruan perangkat lunak hingga audit layanan yang Anda gunakan.

    Berikut cara lindungi gawai dari serangan siber:

    1. Selalu perbarui perangkat lunak di semua gawai untuk mencegah penyerang mengeksploitasi kerentanan dan menyusup ke jaringan organisasi.

    2. Segera instal patch yang tersedia untuk solusi VPN komersial yang menyediakan akses bagi karyawan jarak jauh dan bertindak sebagai gateway di jaringan Anda.

    3. Cadangkan data secara teratur dan pastikan data dapat diakses dengan cepat saat dibutuhkan atau dalam keadaan darurat.

    4. Hindari mengunduh dan menginstal perangkat lunak bajakan atau perangkat lunak dari sumber yang tidak dikenal/tidak terverifikasi.

    5. Jangan mengekspos layanan desktop/manajemen jarak jauh (seperti RDP, MSSQL, dll.) ke jaringan publik kecuali benar-benar diperlukan dan selalu gunakan kata sandi yang kuat, autentikasi dua faktor, dan aturan firewall untuk layanan tersebut.

    6. Pantau akses dan aktivitas dengan memanfaatkan visibilitas di jaringan untuk menemukan aktivitas yang tidak biasa, dan kendalikan akses pengguna sesuai kebutuhan dan persyaratan untuk meminimalkan risiko akses tidak sah dan kebocoran data.

    7. Menyusun catatan petunjuk darurat keamanan dan pastikan petunjuk tersebut ter-update.

    8. Menilai dan mengaudit rantai pasokan dan akses layanan di lingkungan pengguna

    (lom/dmi)

    [Gambas:Video CNN]