Kasus: serangan siber

  • RI Masih Rentan Keamanan Siber, Ada 3,9 Juta Serangan di Akhir 2024

    RI Masih Rentan Keamanan Siber, Ada 3,9 Juta Serangan di Akhir 2024

    Jakarta

    Industri transportasi, penyedia layanan telekomunikasi, hingga lembaga pemerintahan di Indonesia terus menjadi incaran pelaku kejahatan siber. Ini menjadi bukti bahwa Indonesia masih rawan akan serangan siber.

    Berdasarkan laporan keamanan yang dirilis oleh Kaspersky pada kuartal terakhir (Q4) tahun 2024 mengungkapkan bahwa sebanyak 3.904.883 serangan berbasis web terdeteksi dan berhasil diblokir di Indonesia. Angka ini turun 15,42% dibandingkan dengan Q3 2024 yang mencapai 4.616.837 deteksi.

    Secara umum, 16,4% pengguna menghadapi ancaman online selama kuartal keempat tahun lalu. Hal ini menempatkan Indonesia pada peringkat 101 di seluruh dunia terkait bahaya saat penjelajahan web.

    Indonesia tengah berada di tengah transformasi teknologi yang pesat. Berbagai inisiatif yang digagas pemerintah, baik di bidang keamanan siber maupun kecerdasan buatan (AI), menunjukkan komitmen negara ini untuk menyongsong masa depan dengan teknologi.

    Selain itu, Indonesia kini menjadi salah satu target pasar besar untuk penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau artificial mind (AI). Menurut data Oxford Insight, tingkat kesiapan Indonesia untuk penggunaan AI telah mencapai 61,03%.

    Laporan terbaru Kaspersky, di sisi lain, juga menunjukkan kecerdasan buatan akan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, sementara masalah privasi seputar data biometrik dan teknologi canggih akan menjadi pusat perhatian pada tahun 2025.

    Ancaman juga semakin canggih karena pelaku ancaman berevolusi untuk mengaburkan kode berbahaya guna melewati analisis dan emulasi statis. Perlindungan terhadap ancaman tersebut memerlukan solusi keamanan yang andal dan kuat yang memanfaatkan metode berbasis ML proaktif dan analisis perilaku dalam mendeteksi dan menangkis serangan waktu nyata.

    Selama Q4 2024, produk Kaspersky juga mendeteksi 8.376.431 insiden lokal pada komputer peserta KSN di Indonesia, menempatkan negara tersebut pada posisi ke-83 secara global. Secara keseluruhan, 20,2% pengguna di negara ini diserang oleh ancaman lokal selama periode ini.

    Worm dan virus file merupakan penyebab sebagian besar insiden tersebut. Data ini menunjukkan seberapa sering pengguna diserang oleh malware yang menyebar melalui drive USB yang dapat dilepas, CD dan DVD, dan metode offline lainnya.

    Keamanan siber merupakan area krusial yang harus diperhatikan dalam implementasi AI. Tim TI harus memiliki tim operasi keamanan yang mampu memantau dan mengatasi ancaman siber. Lebih jauh lagi, perlindungan data pribadi juga harus menjadi prioritas utama. Terakhir, kebijakan dan regulasi yang jelas tentang perlindungan data perlu diterapkan untuk melindungi hak pengguna.

    “Faktor-faktor ini saling memperkuat dalam menciptakan pertahanan keamanan yang solid,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky dalam keterangan yang diterima detikINET, Kamis (30/1/2025).

    Disampaikannya, statistik terbaru Kaspersky untuk Indonesia menunjukkan adanya peningkatan kesadaran akan keamanan sebagaimana dibuktikan oleh penurunan ancaman daring yang telah kami blokir.

    “Namun, hal ini tidak berarti kita harus berpuas diri. Baik individu maupun bisnis harus memiliki visi untuk selalu selangkah lebih maju dalam membangun keamanan terbaiknya sembari merangkul digitalisasi,” imbuhnya.

    (agt/fay)

  • DeepSeek Diserang Hacker, Pengguna Baru Sulit Mendaftar

    DeepSeek Diserang Hacker, Pengguna Baru Sulit Mendaftar

    Jakarta, CNBC Indonesia – DeepSeek, startup AI asal China yang membuat heboh dunia kecerdasan buatan (AI) beberapa waktu terakhir, mengaku mengalami serangan siber dengan skala bensar, hingga menutup pendaftaran bagi pengguna baru.

    “Karena serangan jahat berskala besar pada layanan DeepSeek, kami untuk sementara waktu membatasi pendaftaran untuk memastikan kelangsungan layanan,” kata perusahaan itu dalam halaman laporan, dikutip dari The Guardian, Rabu (29/1/2025).

    “Pengguna yang sudah ada dapat masuk seperti biasa. Terima kasih atas pengertian dan dukungan Anda,” imbuh keterangan tersebut.

    Para pengguna yang mencoba mendaftar untuk membuat akun akan mendapatkan pesan serupa, yang menyatakan “pendaftaran mungkin sedang sibuk” dan mereka harus menunggu dan mencoba lagi.

    Aplikasi DeepSeek adalah asisten AI yang mirip dengan chatbot ChatGPT milik OpenAI. Berita tentang kenaikan aplikasi ini di AS, dan kemampuannya untuk mengungguli saingan-saingannya di Amerika dengan biaya yang lebih murah, membuat saham-saham perusahaan teknologi jatuh pada awal pekan ini.

    Nvidia, pembuat chip AI dan perusahaan AS yang paling bernilai, sahamnya anjlok 13,6% pada awal perdagangan, menghapus sekitar US$500 miliar kapitalisasi pasar.

    Beberapa investor teknologi terkesan dengan seberapa cepat DeepSeek mampu menciptakan asisten AI yang hampir menyamai Google dan OpenAI dengan harga sekitar US$5 juta. Sementara perusahaan AI lainnya menghabiskan miliaran dolar untuk hasil yang sama, terutama di China yang berada di bawah pengawasan ekspor chip yang ketat yang membatasi akses DeepSeek terhadap kekuatan komputasi.

    Keberhasilan model dengan anggaran rendah ini dapat mengancam keunggulan AS di pasar AI.

    “Deepseek R1 adalah momen Sputnik-nya AI,” tulis investor Marc Andreessen di X.

    Dengan mengusung tema ‘Sputnik’, Vivek Ramaswamy menulis “Momen seperti Sputnik adalah hal yang baik. Kita tidak perlu panik, kita hanya perlu bangun.”

    (dce)

  • Top 3 Tekno: Fitur WhatsApp hingga Respons Donald Trump Soal DeepSeek AI – Page 3

    Top 3 Tekno: Fitur WhatsApp hingga Respons Donald Trump Soal DeepSeek AI – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Meta, perusahaan induk WhatsApp mengumumkan sejumlah fitur menarik di aplikasi chatting yang dapat dipakai untuk meriahkan perayaan Tahun Baru Imlek.

    Artikel tentang fitur WhatsApp yang wajib dicoba saat Imlek ini ternyata populer dan banyak dicari pembaca kanal Tekno Liputan6.com, Selasa (28/1/2025).

    Selain itu, berita soal DeepSeek AI batasi pendaftaran pengguna baru karena kena serangan siber hingga respons Donald Trump tentang pesaing ChatGPT asal China ini juga populer kemarin.

    Lebih lengkapnya bisa cek di bawah ini.

    1. 6 Fitur WhatsApp Ini Wajib Dicoba saat Imlek, Biar Tahun Baru Makin Seru

    Perayaan Tahun Baru Imlek bagi mereka yang merayakan sudah di depan mata. Sayangnya karena mungkin terpisah jarak, ada banyak orang yang merayakan dengan keluarga menggunakan teknologi, seperti WhatsApp.

    Lewat aplikasi chatting seperti WhatsApp, pengguna bisa merayakan Imlek bersama orang-orang tersayang sembari mengekspresikan diri dalam percakapan.

    Untuk itu, WhatsApp mengungkap deretan fitur WhatsApp yang memungkinkan penggunanya tetap terhubung selama Tahun Baru Imlek ini.

    Baca Selengkapnya di Sini

     

  • DeepSeek AI Kena Serangan Siber, Pesaing ChatGPT Batasi Pendaftaran Pengguna Baru! – Page 3

    DeepSeek AI Kena Serangan Siber, Pesaing ChatGPT Batasi Pendaftaran Pengguna Baru! – Page 3

    Sekadar informasi, menurut laporan media setempat, laboratorium DeepSeek AI didirikan oleh Liang WenFeng. DeepSeek lahir dari pendanaan bernama High Flyer Quant yang mengelola aset sebanyak USD 8 miliar.

    Meski begitu, DeepSeek bukanlah satu-satunya perusahaan Tiongkok yang berupaya mengembangkan teknologi kecerdasan buatan.

    Peneliti AI terkemuka di Tiongkok, Kai-Fu Lee belum lama ini mengungkapkan, startup mereka, 01.ai melatih model AI hanya dengan dana sebesar USD 3 juta.

    Selain itu, perusahaan induk TikTok, ByteDance juga merilis sebuah update model AI barunya yang mengklaim bisa mengungguli performa o1 milik OpenAI dalam sebuah tes benchmark.

    Menanggapi kebangkitan laboratorium dan startup AI Tiongkok, CEO Perplexity Aravind Srinivas mengatakan, “kebutuhan menjadi induk dari segala penemuan.”

    “Karena mereka harus menjari jalan keluar, pada akhirnya mereka berhasil membangun sesuatu yang jauh lebih efisien,” ungkapnya.

      

  • Gemparkan Wallstreet-AS, Deepseek Langsung Kena Serangan Siber

    Gemparkan Wallstreet-AS, Deepseek Langsung Kena Serangan Siber

    Jakarta, CNBC Indonesia – Teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh startup China, DeepSeek, menyalip saingannya ChatGPT, sebagai aplikasi gratis berperingkat teratas yang tersedia di App Store Apple di Amerika Serikat.

    Simak informasi selengkapnya di CNBC Indonesia (Selasa, 28/01/2025) berikut ini.

  • DeepSeek AI Klaim Hadapi Serangan Skala Besar, Pengguna Baru Sulit Mendaftar

    DeepSeek AI Klaim Hadapi Serangan Skala Besar, Pengguna Baru Sulit Mendaftar

    Bisnis.com, JAKARTA — DeepSeek, perusahaan rintisan China yang berfokus pada kecerdasan buatan (AI), mengaku mengalami serangan siber berskala besar yang menyebabkan pengguna kesulitan untuk mendaftar.

    Serangan tersebut diklaim tak terlepas dari peran DeepSeek yang menyebabkan kepanikan di kalangan perusahaan teknologi dan AI Amerika Serikat. 

    DeepSeek menyampaikan atas serangan tersebut, pada Senin (27/1/2025) perusahaan menghentikan sementara pendaftaran baru untuk mengatasi masalah tersebut.

    Pada hari yang sama, DeepSeek mengeluarkan pengumuman yang menyebut bahwa pengguna baru dapat melanjutkan pendaftaran, tetapi mungkin mengalami kesulitan. Pengguna yang sudah ada masih dapat masuk seperti biasa.

    “Karena adanya serangan jahat berskala besar pada layanan DeepSeek, pendaftaran mungkin akan sangat sibuk. Harap tunggu dan coba lagi,” demikian bunyi catatan tersebut. 

    Cyberscoop pada Selasa (28/1/2025) melaporkan bahwa DeepSeek tidak menyebutkan jenis serangan yang dialami layanannya. CyberScoop telah menghubungi perusahaan tersebut untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, tetapi tidak mendapat balasan. 

    Melansir dari Reuters, Senin (27/1/2025), didukung oleh model AI DeepSeek-V3, aplikasi ini telah menarik perhatian besar di kalangan pengguna AS sejak dirilis pada 10 Januari, menurut data dari firma riset aplikasi Sensor Tower.

    Tampilan muka Deepseek AIPerbesar

    Adapun model AI DeepSeek-V3 diklaim oleh para pengembangnya memimpin papan peringkat di antara model sumber terbuka (open source) dan menyaingi model sumber tertutup (closed source) tercanggih di dunia.

    Pencapaian ini menunjukkan betapa DeepSeek berhasil meninggalkan jejaknya di Silicon Valley, sekaligus meruntuhkan anggapan umum tentang dominasi Amerika Serikat dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI). 

    Keberhasilan ini juga menguji efektivitas kebijakan kontrol ekspor Washington yang menargetkan chip canggih dan teknologi AI China.

    Model-model AI seperti ChatGPT dan DeepSeek memerlukan chip canggih untuk pelatihan. Pemerintahan Presiden Joe Biden telah memperkenalkan serangkaian pembatasan sejak 2021 yang bertujuan untuk menghentikan ekspor chip tersebut ke China, dengan tujuan mencegah pengembangan model-model AI yang kompetitif dari perusahaan-perusahaan China.

    Namun, peneliti DeepSeek mengungkapkan dalam sebuah makalah bulan lalu bahwa model DeepSeek-V3 menggunakan chip Nvidia H800 untuk pelatihan, dengan biaya yang tercatat kurang dari US$6 juta. 

    Klaim ini memunculkan perdebatan, terutama mengenai penggunaan chip yang dianggap kurang bertenaga dibandingkan dengan produk-produk Nvidia tercanggih yang menjadi sasaran pembatasan ekspor AS. 

    Terlepas dari perdebatan tersebut, biaya pelatihan yang relatif rendah ini telah memicu keraguan di kalangan para eksekutif teknologi AS tentang efektivitas kebijakan kontrol ekspor tersebut.

    DeepSeek sendiri adalah perusahaan rintisan kecil yang didirikan pada 2023 di Hangzhou, China. Meskipun belum banyak yang diketahui tentang perusahaan ini, peluncurannya datang setelah Baidu, perusahaan teknologi terbesar kedua di Tiongkok, merilis model AI bahasa besar pertama di negara itu.

  • Top 3 Tekno: Indonesia Jadi Sasaran Empuk Serangan Siber di Q4 2024 hingga Model AI Deepseek Dirilis – Page 3

    Top 3 Tekno: Indonesia Jadi Sasaran Empuk Serangan Siber di Q4 2024 hingga Model AI Deepseek Dirilis – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Laporan keamanan siber kuartal keempat (Q4) 2024 dari Kaspersky mengungkap, Indonesia masih menjadi sasaran empuk pelaku kejahatan siber.

    Berita tentang maraknya serangan siber menimpa Indonesia, ternyata banyak dicari pembaca kanal Tekno Liputan6.com, Selasa (28/1/2025).

    Selain itu, artikel soal Model AI asal China yang bernama Deepseek baru saja diluncurkan dan membuat panik OpenAI hingga Meta.

    Lebih lengkapnya bisa cek di bawah ini.

    1. Kaspersky: Nyaris 4 Juta Serangan Siber di Indonesia Berhasil Diblokir pada Q4 2024

    Indonesia masih menjadi sasaran empuk bagi pelaku kejahatan siber, mulai dari sektor transportasi, telekomunikasi, hingga lembaga pemerintahan. Kendati demikian, upaya pencegahan terus digencarkan.

    Laporan keamanan kuartal keempat (Q4) 2024 dari Kaspersky mengungkap bahwa sebanyak 3.904.883 serangan siber berbasis web berhasil dideteksi dan diblokir di Indonesia.

    Menurut keterangan resmi Kaspersky, Senin (27/1/2025), angka itu menunjukkan penurunan sebesar 15,42% dibandingkan kuartal sebelumnya (Q3 2024) yang mencatat 4.616.837 deteksi.

    Baca Selengkapnya di Sini

  • Apa Itu DeepSeek, Chatbot AI Pesaing ChatGPT yang Bikin AS Ketar-ketir?

    Apa Itu DeepSeek, Chatbot AI Pesaing ChatGPT yang Bikin AS Ketar-ketir?

    Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran DeepSeek turut menambah daftar panjang aplikasi chatbot berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence). Bahkan, aplikasi ini disebut-sebut menjadi pesaing chatbot yang sudah ada seperti ChatGPT dan Meta AI.

    Aplikasi yang dibuat oleh perusahaan China itu lantas menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store, usai dirilis pekan lalu di pasar Amerika Serikat (AS), tepatnya pada 10 Januari 2025.

    Kehadiran DeepSeek telah membuat pasar keuangan di AS terguncang akibat popularitasnya. Reuters pada Senin (27/1/2025) melaporkan, saham perusahaan teknologi seperti Nvidia (NVDA.O) dan Oracle (ORCL.N) ambrol.

    Perusahaan ini menyebut bahwa pihaknya menggunakan data yang lebih sedikit dengan biaya yang lebih murah dibanding pemain lama. Peneliti di balik aplikasi tersebut mengatakan hanya membutuhkan US$6 juta untuk membangun platform ini, jauh lebih sedikit dibandingkan miliaran yang dihabiskan perusahaan AI di AS.

    Apa Itu DeepSeek?

    DeepSeek merupakan perusahaan AI asal China, tepatnya di Hangzhou. BBC dalam laporannya menyebut, perusahaan ini telah diluncurkan pada Juli 2023 tetapi baru di rilis di AS pada 10 Januari 2025.

    Liang Wenfeng merupakan sosok dibalik berdirinya DeepSeek. Pria lulusan teknik informasi dan elektronik itu dilaporkan membangun toko chip Nvidia A100, yang sekarang dilarang diekspor ke China.

    Para ahli meyakini koleksi ini yang beberapa perkiraannya berjumlah 50.000, mendorongnya untuk meluncurkan DeepSeek, dengan memasangkan chip ini dengan chip yang lebih murah dan kelas bawah yang masih tersedia untuk diimpor.

    Melansir website resminya, Selasa (28/1/2025), DeepSeek dimiliki dan dioperasikan oleh Hangzhou DeepSeek Artificial Intelligence Co., Ltd., Beijing DeepSeek Artificial Intelligence Co., Ltd. dan afiliasinya.

    Apa Fungsi DeepSeek?

    Berdasarkan penelusuran Bisnis di Play Store, aplikasi ini dirancang untuk ‘menjawab pertanyaan Anda dan meningkatkan kehidupan Anda secara efisien’.

    Didukung oleh model model DeepSeek-V3 yang inovatif dengan lebih dari 600B parameter, AI canggih ini memimpin standar global dan menyamai model internasional papan atas di berbagai tolok ukur.

    Setidaknya, banyak komentar positif yang ditinggalkan oleh pengguna yang menyebut bahwa aplikasi tersebut cukup bermanfaat dan terkesan dengan fitur yang ada.

    Perusahaan AS Terguncang

    Biaya DeepSeek yang kemungkinan lebih rendah dibanding pesaingnya, telah mengguncang pasar keuangan AS pada 27 Januari 2025. Hal ini lantas menyebabkan Nasdaq yang berbasis teknologi jatuh lebih dari 3% dalam aksi jual luas yang mencakup pembuat chip dan pusat data di seluruh dunia.

    Nvidia, perusahaan berbasis di AS yang membuat chip canggih yang menjalankan AI, tampaknya paling terdampak. BBC dalam laporannya menyebut, perusahaan itu kehilangan hampir US$600 miliar dalam nilai pasar pada hari Senin – penurunan satu hari terbesar untuk perusahaan mana pun dalam sejarah AS – karena harga sahamnya anjlok 17% sepanjang hari.

    Nvidia sendiri pernah menjadi perusahaan paling berharga di dunia, jika diukur berdasarkan kapitalisasi pasar. Kendati begitu, perusahaan harus puas dengan posisi ketiga setelah Apple dan Microsoft, usai nilai pasarnya menyusut dari US$3,5 triliun menjadi US$42,9 triliun pada 27 Januari 2025, menurut laporan Forbes.

    DeepSeek Batasi Pendaftaran

    Usai mencuri perhatian dengan kehadirannya, DeepSeek pada Senin (27/1/2025) mengumumkan akan membatasi pendaftaran untuk sementara waktu.

    Pembatasan dilakukan lantaran platform tersebut mengalami serangan siber, setelah DeepSeek tiba-tiba menjadi populer.

    Perusahaan ini sebelumnya juga mengalami gangguan pada situs webnya, setelah asisten AI-nya menjadi aplikasi gratis berperingkat teratas yang tersedia di App Store di AS.

    Melalui lamannya, perusahaan tersebut menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan antarmuka pemrograman aplikasinya dan ketidakmampuan pengguna untuk masuk ke situs web tersebut.

    Reuters dalam laporannya menyebut, gangguan yang terjadi pada 27 Januari 2025 merupakan yang terlama bagi perusahaan tersebut dalam sekitar 90 hari dan bertepatan dengan popularitasnya yang meroket.

  • Kaspersky: Nyaris 4 Juta Serangan Siber di Indonesia Berhasil Diblokir pada Q4 2024 – Page 3

    Kaspersky: Nyaris 4 Juta Serangan Siber di Indonesia Berhasil Diblokir pada Q4 2024 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta — Indonesia masih menjadi sasaran empuk bagi pelaku kejahatan siber, mulai dari sektor transportasi, telekomunikasi, hingga lembaga pemerintahan. Kendati demikian, upaya pencegahan terus digencarkan.

    Laporan keamanan kuartal keempat (Q4) 2024 dari Kaspersky mengungkap bahwa sebanyak 3.904.883 serangan siber berbasis web berhasil dideteksi dan diblokir di Indonesia.

    Menurut keterangan resmi Kaspersky, Senin (27/1/2025), angka itu menunjukkan penurunan sebesar 15,42% dibandingkan kuartal sebelumnya (Q3 2024) yang mencatat 4.616.837 deteksi.

    Meskipun terjadi penurunan, ancaman online tetap mengintai. Sebanyak 16,4% pengguna di Indonesia menghadapi ancaman online (serangan siber) selama periode tersebut, menempatkan Indonesia pada peringkat 101 secara global dalam hal bahaya penjelajahan web.

    General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, Yeo Siang Tiong, menilai keamanan siber merupakan area krusial yang harus diperhatikan dalam implementasi AI. Tim TI harus memiliki tim operasi keamanan yang mampu memantau dan mengatasi ancaman siber.

    “Lebih jauh lagi, perlindungan data pribadi juga harus menjadi prioritas utama. Terakhir, kebijakan dan regulasi yang jelas tentang perlindungan data perlu diterapkan untuk melindungi hak pengguna. Faktor-faktor ini saling memperkuat dalam menciptakan pertahanan keamanan yang solid,” ujar Yeo.

    Statistik terbaru Kaspersky untuk Indonesia menunjukkan adanya peningkatan kesadaran akan keamanan sebagaimana dibuktikan oleh penurunan ancaman daring yang telah kami blokir.

    “Namun, hal ini tidak berarti kita harus berpuas diri. Baik individu maupun bisnis harus memiliki visi untuk selalu selangkah lebih maju dalam membangun keamanan siber terbaiknya sembari merangkul digitalisasi,” Yeo memungkaskan.

     

  • Kaspersky Blokir 4 Juta Serangan Siber di Indonesia Kuartal IV/2024

    Kaspersky Blokir 4 Juta Serangan Siber di Indonesia Kuartal IV/2024

    Bisnis.com, JAKARTA — Kaspersky mencatat sebanyak 3.904.883 serangan berbasis web terdeteksi dan berhasil diblokir di Indonesia pada kuartal IV/2024.

    Dalam laporan yang dikeluarkan Kaspersky, angka ini turun 15,42% dibandingkan dengan kuartal III/2024 yang mencapai 4.616.837 deteksi.

    Secara umum, 16,4% pengguna menghadapi ancaman online selama kuartal keempat tahun 2024. Hal ini menempatkan Indonesia pada peringkat 101 di seluruh dunia terkait bahaya saat penjelajahan web.

    Indonesia tengah berada di tengah transformasi teknologi yang pesat. Berbagai inisiatif yang digagas pemerintah, baik di bidangkeamanan siber maupun kecerdasan buatan (AI), menunjukkan komitmen negara ini untuk menyongsong masa depan dengan teknologi.

    Selain itu, Indonesia kini menjadi salah satu target pasar besar untuk penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI). Menurut data Oxford Insight, tingkat kesiapan Indonesia untuk penggunaan AI telah mencapai 61,03%.

    Laporan terbaru Kaspersky juga menunjukkan kecerdasan buatan akan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, sementara masalah privasi seputar data biometrik dan teknologi canggih akan menjadi pusat perhatian pada tahun 2025.

    Ancaman juga semakin canggih karena pelaku ancaman berevolusi untuk mengaburkan kode berbahaya guna melewati analisis dan emulasi statis. Perlindungan terhadap ancaman tersebut memerlukan solusi keamanan yang andal dan kuat yang memanfaatkan metode berbasis ML proaktif dan analisis perilaku dalam mendeteksi dan menangkis serangan waktu nyata.

    Selama kuartal IV/2024, produk Kaspersky juga mendeteksi 8.376.431 insiden lokal pada komputer peserta KSN di Indonesia, menempatkan negara tersebut pada posisi ke-83 secara global. Secara keseluruhan, 20,2% pengguna di negara ini diserang oleh ancaman lokal selama periode ini.

    Worm dan virus file merupakan penyebab sebagian besar insiden tersebut. Data ini menunjukkan seberapa sering pengguna diserang oleh malware yang menyebar melalui drive USB yang dapat dilepas, CD, dan DVD

    General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara Yeo Siang Tiong mengatakan siber merupakan area krusial yang harus diperhatikan dalam implementasi AI. 

    Tim TI harus memiliki tim operasi keamanan yang mampu memantau dan mengatasi ancaman siber.  Lebih jauh lagi, perlindungan data pribadi juga harus menjadi prioritas utama. 

    “Terakhir, kebijakan dan regulasi yang jelastentang perlindungan data perlu diterapkan untuk melindungi hakpengguna. Faktor-faktor ini saling memperkuat dalammenciptakan pertahanan keamanan yang solid,” katanya.