Kasus: serangan siber

  • Menhan AS Bilang China Berencana Serang Taiwan!

    Menhan AS Bilang China Berencana Serang Taiwan!

    Jakarta

    Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat Pete Hegseth mengklaim bahwa China berencana menyerang Taiwan pada tahun 2027 mendatang. Dia mengatakan bahwa pasukan militer China saat ini tengah membangun kemampuan, berlatih setiap hari, dan “berlatih untuk menghadapi situasi yang sebenarnya”.

    Hal itu disampaikan kepala Pentagon tersebut di forum keamanan tahunan, Dialog Shangri-La, di Singapura, pada Sabtu (31/5).

    “Kita tahu bahwa (Presiden China) Xi Jinping telah memerintahkan militernya untuk siap menyerang Taiwan pada tahun 2027. PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) sedang membangun kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukannya — dengan kecepatan yang sangat tinggi. PLA berlatih untuk itu, setiap hari. PLA sedang berlatih untuk menghadapi hal yang sebenarnya,” katanya, menurut transkrip dari Departemen Pertahanan AS.

    Hegseth mengatakan bahwa China tengah bersiap untuk menggunakan kekuatan militer untuk meningkatkan dominasinya di kawasan Indo-Pasifik.

    “Ancaman yang ditimbulkan China nyata dan bisa jadi akan segera terjadi,” kata Hegseth di forum Dialog Shangri-La yang dihadiri para pejabat pertahanan dari seluruh dunia, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (31/5/2025).

    Bos Pentagon itu menambahkan bahwa Beijing “berharap untuk mendominasi dan mengendalikan Asia”.

    Beijing telah meningkatkan tekanan militer terhadap Taiwan dan mengadakan beberapa latihan skala besar di sekitar pulau itu, yang sering digambarkan sebagai persiapan untuk blokade atau invasi.

    “Amerika Serikat berorientasi kembali ke arah pencegahan agresi oleh China komunis”, kata Hegseth. Dia menyerukan kepada sekutu dan mitra AS di Asia untuk segera meningkatkan pertahanan mereka dalam menghadapi ancaman yang meningkat.

    Menhan AS itu menuduh Beijing membahayakan nyawa dengan serangan siber, mengganggu negara-negara tetangganya, dan “merebut dan memiliterisasi wilayah secara ilegal” di Laut China Selatan.

    Diketahui bahwa Beijing mengklaim hampir seluruh jalur perairan yang disengketakan itu, yang dilalui lebih dari 60 persen perdagangan maritim global, meskipun ada putusan internasional yang menyatakan bahwa pernyataannya tidak berdasar.

    Ia juga menyuarakan kekhawatiran tentang meningkatnya kehadiran China di Amerika Latin, khususnya upayanya untuk memperluas pengaruh atas Terusan Panama.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Studi: Mayoritas Iklan di Forum Dark Web Asia Tenggara Terkait dengan Indonesia – Page 3

    Studi: Mayoritas Iklan di Forum Dark Web Asia Tenggara Terkait dengan Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menurut studi yang dilakukan Positive Technologies, mayoritas iklan (28%) di forum dark web di Asia Tenggara terkait dengan Indonesia.

    Masih dengan studi yang sama, 62% dari semua serangan siber yang menyerang organisasi-organisasi di Indonesia mengakibatkan kebocoran data.

    Analisis terhadap unggahan di dark web juga mengungkapkan bahwa sektor sains dan pendidikan masuk dalam lima sektor teratas yang paling rentan terhadap serangan hacker di kawasan Asia Tenggara.

    Para ahli mencatat bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami kemajuan signifikan dalam memperkuat infrastruktur digital serta memperluas program literasi digital bagi masyarakat.

    Namun, pengadopsian teknologi digital yang pesat di Indonesia juga menegaskan adanya kebutuhan mendesak atas langkah-langkah keamanan siber yang lebih kuat.

    Untuk mendorong keamanan siber di Indonesia, Positive Technologies menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dan kerja sama dengan empat institusi pendidikan terkemuka di Indonesia.

    Antara lain Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas NU NTB, Business Center Alumni UI (KBA UI), dan Yayasan Sakuranesia. Kolaborasi ini akan berfokus pada peningkatan keterampilan para profesional keamanan siber di Asia Tenggara.

     

  • Bos Pentagon Bilang China Bersiap Gunakan Kekuatan Militer di Asia

    Bos Pentagon Bilang China Bersiap Gunakan Kekuatan Militer di Asia

    Jakarta

    Menteri Pertahanan Amerika Serikat Pete Hegseth memperingatkan bahwa China “secara meyakinkan bersiap” untuk menggunakan kekuatan militer guna mengubah keseimbangan kekuatan di Asia. Bos Pentagon itu bersumpah bahwa Amerika Serikat “akan tetap berada di sini” di kawasan Indo-Pasifik.

    Kepala Pentagon itu menyampaikan pernyataan tersebut pada forum keamanan tahunan di Singapura pada Sabtu (31/5), saat pemerintahan Presiden AS Donald Trump berseteru dengan Beijing terkait perdagangan, teknologi, dan pengaruh atas sudut-sudut strategis dunia.

    Sejak menjabat kembali pada bulan Januari lalu, Trump telah melancarkan perang dagang dengan China, berupaya untuk membatasi aksesnya ke teknologi AI (kecerdasan buatan) utama, dan meningkatkan hubungan keamanan dengan sekutu seperti Filipina, yang terlibat dalam eskalasi sengketa teritorial dengan Beijing.

    “Ancaman yang ditimbulkan China itu nyata dan bisa jadi akan segera terjadi,” kata Hegseth di Dialog Shangri-La yang dihadiri oleh para pejabat pertahanan dari seluruh dunia.

    Beijing “secara meyakinkan bersiap untuk kemungkinan menggunakan kekuatan militer guna mengubah keseimbangan kekuatan di Indo-Pasifik”, tambahnya.

    Hegseth memperingatkan bahwa militer China sedang membangun kemampuan untuk menyerang Taiwan, dan “berlatih untuk menghadapi situasi yang sebenarnya”.

    Beijing telah meningkatkan tekanan militer terhadap Taiwan dan mengadakan beberapa latihan skala besar di sekitar pulau itu, yang sering digambarkan sebagai persiapan untuk blokade atau invasi.

    “Amerika Serikat berorientasi kembali ke arah pencegahan agresi oleh China komunis”, kata Hegseth. Dia menyerukan kepada sekutu dan mitra AS di Asia untuk segera meningkatkan pertahanan mereka dalam menghadapi ancaman yang meningkat.

    Hegseth menyebut tindakan China sebagai “peringatan untuk sadar”, dan menuduh Beijing membahayakan nyawa dengan serangan siber, mengganggu negara-negara tetangganya, dan “merebut dan memiliterisasi wilayah secara ilegal” di Laut China Selatan.

    Diketahui bahwa Beijing mengklaim hampir seluruh jalur perairan yang disengketakan itu, yang dilalui lebih dari 60 persen perdagangan maritim global, meskipun ada putusan internasional yang menyatakan bahwa pernyataannya tidak berdasar.

    Beijing telah berulang kali bentrok dengan Filipina di perairan strategis tersebut dalam beberapa bulan terakhir.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • China Tuding Taiwan Lancarkan Serangan Siber

    China Tuding Taiwan Lancarkan Serangan Siber

    Jakarta

    Badan Keamanan Publik China menyebut adanya serangan siber terhadap sebuah perusahaan teknologi China yang dilakukan oleh Pemerintah Taiwan.

    Serangan siber ini, menurut China, dilancarkan oleh sindikat hacker yang dibekingi oleh Partai Demokrat Progresif (Demoratic Progressive Party.DPP) Taiwan. Pernyataan ini dikeluarkan oleh pemerintah provinsi Guandong, dan berdasarkan investigasi awal dari pihak kepolisian.

    Sebagai informasi, DPP adalah partai mayoritas di pemerintahan Taiwan. Menanggapi tudingan ini, National Security Bureau Taiwan, menyebut Partai Komunis China sebagai sumber ancaman keamanan informasi global, dan mengklaim informasi yang disebarkan soal serangan siber itu sebagai berita bohong.

    Sementara itu kantor berita China Xinhua melaporkan temuan investigasi polisi, yaitu adanya sindikat hacker yang mengincar sistem jaringan di lebih dari 10 provinsi di China dalam beberapa tahun terakhir. Target utamanya adalah sektor militer, energi, hydropower, transportasi, dan jaringan pemerintahan.

    Xinhua, yang mengutip ahli keamanan siber, menyebut serangan itu masuk kategori tingkat rendah dari segi teknik, dan metode yang dipakai simpel dan mentah, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Jumat (30/5/2025).

    Sementara itu pihak berwajib di Taiwan menyebut Partai Komunis China sudah sejak lama melakukan praktik peretasan dan mencuri dana dari Taiwan, menyebarkan kabar bohong, dan melancarkan perang kognitif untuk mencoba menghancurkan infrastruktur penting Taiwan serta menciptakan perpecahan.

    Pernyataan pemerintah China soal serangan siber dari Taiwan ini terbilang unik, karena biasanya China yang dituding melakukan aksi serangan siber. Termasuk pada 2024 lalu saat Microsoft menyebut China bakal mengganggu pemilu di tiga negara tersebut menggunakan konten bikinan kecerdasan buatan (AI).

    Menurut Microsoft, saat ini China sudah menjajal metode tersebut untuk mengganggu pemilu presiden di Taiwan.

    Beberapa geng penjahat siber yang terkait pemerintah China diperkirakan akan menargetkan sejumlah pemilu di beberapa negara pada 2024, dan Korea Utara juga disebut akan terlibat dalam gangguan tersebut, itulah yang ditulis Microsoft dalam laporan terbaru dari tim threat intelligence-nya.

    (asj/hps)

  • PT Revo Solusindo Ingatkan Pentingnya Kesadaran Terkait Keamanan Siber

    PT Revo Solusindo Ingatkan Pentingnya Kesadaran Terkait Keamanan Siber

    Jakarta

    PT Revo Solusindo bersama WatchGuard Technologies mengingatkan tentang pentingnya kesadaran perusahaan terhadap tren dan ancaman keamanan siber. Sebab di era digital seperti saat ini, isu terkait keamanan siber harus mendapatkan perhatian lebih.

    Adapun isu tersebut dibahas dalam acara ‘WatchGuard Executive: Enterprise Cybersecurity Awareness Symposium’ yang diselenggarakan oleh PT Revo Solusindo Bersama WatchGuard Technologies di Hotel Pullman Jakarta Central Park, Jakarta Barat, akhir April 2025 lalu.

    Adapun acara tersebut dihadiri oleh jajaran direksi dari WatchGuard Technologies yakni Chief Security Officer Corey Nachreiner, VP of Sales APAC Sylvain Lejeune, Territory Sales Manager untuk Malaysia dan Indonesia Eva Kok, Field Marketing Manager untuk Southeast Asia Jolene Tan, Principal Consultant untuk Malaysia & Indonesia Stanley Yang, dan Territory Account Manager di Indonesia Fajar Isnanto.

    Dalam acara tersebut, Corey menyampaikan sejumlah topik penting terkait tren ancaman digital terkini yang mencakup beberapa hal. Salah satunya serangan Ransomware dan pencurian data. Selain itu, Corey memaparkan data bahwa 91% organisasi pernah mengalami insiden software supply chain dalam setahun terakhir. Pembahasan mengenai teknologi kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence, AI) pun diangkat.

    “Penggunaan teknologi kecerdasan artifisial dan Machine Learning (ML), meskipun mampu meningkatkan efisiensi, juga dapat membuka potensi risiko baru seperti kehilangan data yang tidak disengaja,” kata Corey dalam keterangan tertulis, Rabu (28/5/2025).

    Corey mengajak para customer untuk menjajaki aneka produk terupdate dari WatchGuard Technologies. Di sesi pertama, Corey menawarkan solusi Endpoint Protection Detection and Response, ThreatSync Core, dan ThreatSync+ SaaS for M365.

    “Segala sesuatu pada engine ThreatSync+ AI di WatchGuard sangat inovatif; dari cakupan data yang dikumpulkan, penerapan model statistik mandiri, hingga korelasi perilaku dengan teknik, taktik, dan prosedur ancaman (TTPs),” ungkap Corey.

    Dalam sesi kedua, peserta diperkenalkan solusi FireCloud SASE (Secure Access Service Edge). FireCloud SASE menjadi pendekatan arsitektur ideal untuk perusahaan modern yang membutuhkan akses aman untuk kantor cabang, pekerja jarak jauh, hingga infrastruktur on- premises.

    Setelah menyelami solusi-solusi dari WatchGuard Technologies, para peserta diberikan kesempatan eksklusif untuk berdiskusi dan bertanya langsung kepada perwakilan WatchGuard Technologies mengenai tantangan dan strategi keamanan siber untuk perusahaan masing- masing.

    Untuk mengetahui lebih lanjut tentang PT Revo Solusindo dan produk terupdate dari WatchGuard Technologies, Anda dapat klik di sini

    Sebagai informasi tambahan, Corey merupakan salah satu tokoh di dunia keamanan siber yang memiliki pengalaman selama 26 tahun. Dia menawarkan prediksi akurat perihal tren keamanan siber dan menjadi pembicara terkenal di berbagai forum dunia seperti Gartner, RSA, dan Infosec.

    Corey hadir ke Indonesia dalam rangka technological roadshow di Asia Tenggara sebagai bentuk komitmen WatchGuard Technologies kepada partner dan para customer. Tujuan dari road show ini untuk memberikan insight tentang tren keamanan siber sekaligus mengelaborasi bagaimana teknologi WatchGuard dapat membantu customer dalam menghadapi serangan siber.

    (akn/ega)

  • Cisco: Cuma 11 Persen Organisasi Indonesia yang Siap Hadapi Ancaman Siber – Page 3

    Cisco: Cuma 11 Persen Organisasi Indonesia yang Siap Hadapi Ancaman Siber – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Tingkat kesiapan organisasi di Indonesia dalam menghadapi ancaman siber saat ini masih menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan.

    Menurut laporan terbaru “Cybersecurity Readiness Index 2025” yang dirilis Cisco, hanya 11 persen organisasi di Tanah Air yang dinilai memiliki kesiapan matang untuk menanggulangi serangan siber secara efektif.

    Angka ini menandakan sedikit penurunan dibandingkan temuan tahun sebelumnya, di mana 12% organisasi di Indonesia dianggap telah mencapai tingkat kesiapan yang matang dalam aspek keamanan siber.

    Laporan tersebut menyoroti bahwa faktor hyperconnectivity dan pesatnya adopsi kecerdasan buatan (AI) telah membawa kompleksitas baru bagi para praktisi keamanan siber. Imbasnya, angka kesiapan keamanan siber secara global, termasuk di Indonesia, cenderung stagnan di level rendah.

    “Seiring dengan transformasi organisasi yang ditimbulkan oleh AI, kita sedang menghadapi risiko terbaru di tingkat yang belum pernah ada sebelumnya – yang bahkan memberikan tekanan lebih besar pada infrastruktur kita dan mereka yang mempertahankannya,” kata Director Cybersecurity Cisco ASEAN, Koo Juan Huat.

    Melalui keterangan tertulisnya, Kamis (29/5/2025), ia mengimbau organisasi harus memikirkan kembali strategi mereka mengenai cara adopsi AI dan cara melakukannya dengan aman, karena berisiko menjadi tidak relevan di era AI.

     

  • Aplikasi Investasi Kena Serangan Siber, Transaksi Saham NH Korindo Lumpuh

    Aplikasi Investasi Kena Serangan Siber, Transaksi Saham NH Korindo Lumpuh

    Jakarta

    Aplikasi investasi milik PT NH Korindo Sekuritas Indonesia, Naik Mobile, tidak dapat melakukan transaksi jual beli saham sejak 19 Mei 2025 hingga saat ini. Sebelumnya, NH Korindo juga telah mengumumkan gangguan ini akan berlangsung beberapa hari ke depan.

    Mengutip unggahan resmi akun Instagram NH Korindo @nhsekuritas, kegiatan transaksi mulanya akan berlangsung terbatas pada Senin (26/5/2025) kemarin. Namun saat ini, aplikasi tersebut belum beroperasi normal.

    Dalam pengumuman tersebut, NH Korindo menyebut, pelemahan aplikasi itu terjadi akibat serangan siber. Sehingga, Manajemen perlu melakukan penginputan data ulang ke sistem aplikasi tersebut.

    “Kami ingin menginformasikan bahwa saat ini tim NH Korindo masih terus melakukan pemulihan dan menginput ulang data ke sistem NAIK yang terdampak selama periode serangan kejahatan siber. Proses ini merupakan bagian penting dari persiapan menuju pemulihan operasional secara penuh,” tulis Manajemen NH Korindo dalam unggahan resmi Instagramnya, dikutip Selasa (27/5/2026).

    Sesuai ketentuan regulator, Manajemen NH Korindo diwajibkan untuk menyelesaikan pengujian dan mock testing sebelum mengoperasikan kembali aplikasi Naik secara normal. Adapun tahap pengujian juga disebut telah dilakukan sejak Sabtu (27/5/2025).

    “NH korindo mengupayakan segala bentuk perbaikan dan normalisasi sistem agar dapat kembali beroperasi seperti semula. Saat ini seluruh tim NH Korindo berusaha keras semaksimal mungkin agar sistem dapat digunakan secara normal secepatnya, apabila terdapat update mengenai hal tersebut akan kami informasikan kembali,” imbuhnya.

    “Dengan demikian, kegiatan transaksi pada hari Senin tanggal 26 Mei 2025 masih akan berlangsung terbatas seperti kondisi pada tanggal 19-23 Mei 2025. Mohon maaf atas ketidaknyaman ini,” pungkasnya.

    Dalam kolom komentar unggahan tersebut, ada banyak nasabah yang mengeluhkan gangguan tersebut. Tak sedikit juga nasabah yang hendak memindahkan investasinya ke sekuritas lain.

    “Pagi ini WhatsApp official NH Korindo centang 1.. saya mau pindahin saham.. minta nomor selesnya,” tulis pengguna Instagram @h************a, Selasa (27/5/2025).

    “Dari pemberitahuan by email disebutkan hanya ‘hari Senin 26 Mei masih berlangsung terbatas seperti kondisi tanggal 19-23 Mei’, Selasa-Rabu tidak disebutkan. Berharap mudah-mudahan besok sudah normal,” tulis pengguna Instagram @m******h.

    (rrd/rrd)

  • Menkomdigi Irit Bicara Soal Kasus Korupsi PDNS dan Nasib PDN

    Menkomdigi Irit Bicara Soal Kasus Korupsi PDNS dan Nasib PDN

    Jakarta

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid irit bicara saat ditanya perkembangan kasus dugaan korupsi Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) yang menyeret Eks Dirjen Aptika Kominfo Semue Abrijani Pangerapan dan lainnya.

    Ditemui di sela-sela peluncuran Microsoft AI Tour, setelah memberikan sambutan, Meutya tampak tak ingin diwawancarai oleh awak media. Di saat bersamaan, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Agus Harimuti Yudhoyono sedang memberikan keterangan kepada wartawan.

    “Nggak enak saya,” ucap Meutya sambil berjalan di Jakarta, Selasa (27/5/2025).

    Saat ditanya mengenai perkembangan terbaru kasus dugaan korupsi PDNS, Meutya tidak berbicara banyak terkait perkara yang sedang diusut oleh Kejaksaan Agung Jakarta Pusat (Kejari Jakpus).

    “Kan, kita ikut proses hukum sambil melihat proses hukum,” ujar Menkomdigi.

    Sementara itu, proyek Pusat Data Nasional (PDN) 1 yang rencananya akan dioperasikan pemerintah pada 1 Juni mendatang pun tidak diungkapkan nasibnya kini sejak kasus dugaan korupsi PDNS terkuak ke publik.

    “Makasih ya,” kata Meutya dengan memberi gestur minta maaf kepada wartawan.

    Sebagai informasi, semula PDN 1 akan dioperasikan Agustus 2024. Namun kejadian serangan siber ransomware yang melumpuhkan PDNS 2 di bulan sebelumnya membuat pemerintah menata ulang kembali proyek tersebut, termasuk meningkatkan keamanannya.

    Hampir satu tahun kemudian, PDN 1 dinyatakan akan beroperasi pada 1 Juni 2025. Namun sebelum itu, Kejari Jakpus telah menetapkan lima tersangka kasus rasuah tersebut.

    Kajari Jakarta Pusat Safrianto Zuriat Putra mengatakan kelima tersangka itu di antaranya Semuel Abrijani Pangerapan (SAP), Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Pemerintahan Kementerian Komunikasi dan Informatika periode 2016-2024; lalu Bambang Dwi Anggono (BDA), selaku Direktur Layanan Aplikasi Informatika Pemerintah Pada Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Pemerintahan Kemenkominfo periode 2019-2023.

    “Berikutnya, tersangka ketiga Saudara Nova Zanda atau NZ, selaku penjabat membuat komitmen (PPK) dalam pengadaan barang atau jasa dan Pengelolaan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) pada Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2020 sampai dengan 2024,” kata Safrianto dalam jumpa pers di Kejari Jakpus, Kamis (22/5).

    Kemudian, tersangka keempat adalah Alfi Asman (AA) selaku Direktur Bisnis PT Aplika Nusa Lintas Arta periode 2014-2023 dan tersangka kelima Pini Panggar Agusti (PPA) selaku Account Manager PT Dokotel Teknologi (2017-2021).

    Dalam kasus ini, Safrianto menegaskan kerugian negara masih dihitung. Penghitungan itu dilakukan oleh ahli keuangan negara atau auditor negara di BPKP bersama penyidik.

    “Pada hari ini kami luruskan berdasarkan perhitungan sementara oleh penyidik diperoleh fakta kerugian keuangan negara dalam jumlah ratusan miliar. Untuk angka pastinya, belum dapat kami sampaikan pada teman-teman media dan masyarakat karena sedang dilakukan perhitungan,” ungkapnya.

    (agt/asj)

  • 184 Juta Password Apple, Google Cs Bocor, Segera Perbarui Punyamu!

    184 Juta Password Apple, Google Cs Bocor, Segera Perbarui Punyamu!

    Jakarta

    Lagi-lagi terjadi kebocoran data yang mengekspos password dan informasi sensitif lainnya. Kebocoran data kali ini skalanya cukup besar, karena melibatkan 184 juta kredensial untuk platform online populer seperti Apple, Google, Facebook, dan masih banyak lagi.

    Peneliti keamanan siber Jeremiah Fowler menemukan database online yang berisi informasi sensitif seperti username, email, password, dan URL untuk login ke aplikasi dan website relevan. Database itu juga berisi kredensial untuk rekening bank, platform kesehatan, dan portal pemerintahan.

    Parahnya, database itu tidak dienkripsi, dikunci pakai password, atau memiliki bentuk perlindungan lainnya. Hanya file plain text berisi jutaan informasi sensitif yang dapat dilihat siapa saja.

    Berdasarkan analisisnya, Fowler menyimpulkan data-data tersebut dikumpulkan menggunakan malware infostealer. Malware jenis ini sering digunakan oleh penjahat siber untuk mencuri username, password, dan data sensitif lainnya.

    Setelah menemukan database ini, Fowler langsung menghubungi penyedia layanan hosting untuk mengunci server berisi database tersebut. Fowler mengatakan ia tidak tahu apakah database itu dibuat secara sah lalu kemudian tidak sengaja terekspos atau sengaja digunakan untuk tujuan jahat.

    Untuk mengecek validitas informasi yang ada di database, Fowler mengirimkan email ke beberapa orang yang tercantum dalam file tersebut dan mengaku sedang meneliti kebocoran data. Beberapa orang yang dihubungi mengonfirmasi file tersebut berisi password dan data lainnya yang valid.

    Fowler juga menguji sampel 10.000 data dalam database tersebut, dan menemukan password untuk platform online berikut:

    FacebookGoogleInstagramRobloxDiscordMicrosoftNetflixPayPalAmazonAppleNintendoSnapchatSpotifyTwitterWordPressYahoo

    Dalam laporannya, Fowler mengatakan korban kebocoran data berpotensi menjadi korban serangan siber seperti pembajakan akun, ransomware, phishing, rekayasa sosial, dan lain-lain, seperti dikutip dari ZDNet, Senin (26/5/2025).

    Jika kalian memiliki akun di salah satu platform di atas, sangat disarankan untuk mengganti password. Jangan lupa gunakan password yang kuat dan selalu aktifkan autentikasi dua faktor (2FA) agar akun tidak mudah dibobol.

    (vmp/vmp)

  • 89% Perusahaan Swasta RI Kurang Siap Hadapi Serangan Siber

    89% Perusahaan Swasta RI Kurang Siap Hadapi Serangan Siber

    Bisnis.com, JAKARTA — Cisco, perusahaan teknologi global, mengungkap mayoritas perusahaan swasta di Indonesia belum siap menghadapi serangan siber di tengah disrupsi kecerdasan buatan (AI) yang makin masif. 

    Menurut laporan Cybersecurity Readiness Index tahun ini yang dirilis Cisco, hanya 11% organisasi Indonesia yang memiliki kesiapan untuk menghadapi ancaman keamanan siber secara efektif saat ini.

    Angka ini sedikit menurun dari indeks tahun lalu, di mana 12% organisasi di Indonesia dianggap sudah mencapai tingkat mature dalam kesiapan keamanan siber.

    Faktor Hyperconnectivity dan AI membawa kompleksitas baru bagi praktisi keamanan, sehingga angka kesiapan keamanan siber tetap rendah.

    Laporan tersebut juga mengungkap bahwa AI merevolusi keamanan dan menaikkan tingkat ancaman, dengan 9 dari 10 organisasi (91%) mengalami insiden keamanan yang berhubungan dengan AI tahun lalu. Namun, hanya 68% dari responden percaya bahwa karyawan mereka sepenuhnya memahami ancaman terkait AI, dan 65% yakin bahwa tim mereka sepenuhnya memahami bagaimana pelaku kejahatan berbahaya memanfaatkan AI untuk meluncurkan serangan mutakhir. 

    Director, Cybersecurity, Cisco ASEAN Koo Juan Huat mengatakan AI meningkatkan tantangan di lanskap ancaman. Pada tahun lalu, 61% organisasi menghadapi serangan siber namun dihambat oleh framework keamanan yang kompleks dengan solusi sistem yang tidak terintegrasi (disparate point solution). 

    “Seiring dengan transformasi organisasi yang ditimbulkan oleh AI, kita sedang menghadapi risiko terbaru di tingkat yang belum pernah ada sebelumnya – yang bahkan memberikan tekanan yang lebih besar pada infrastruktur kita dan mereka yang mempertahankannya,” kata Juan, Senin (26/5/2025). 

    Dia mengatakan organisasi sekarang harus memikirkan kembali strategi mereka mengenai cara adopsi AI dan cara melakukannya dengan aman, karena berisiko menjadi tidak relevan pada era AI.

    Sekadar informasi, dalam melakukan pengukuran kesiapan keamanan, Cisco melihat pada 5 pilar yaitu Identity Intelligence, mengenai  seberapa intelligence perusahaan dapat membaca sesuatu yang masuk ke jaringan mereka. Zero trust, termasuk. Misal, passwordless diukur, multifactor authentication. 

    Kemudian, mesin trustworthiness tentang device yang terhubung ke perusahaan, termasuk respons perusahaan 

    Selanjutnya, ketangguhan jaringan terkait kesiapan jaringan dalam menangkap permintaan termasuk memilah data yang aman dan kuran aman. Kemudian, penggunaan komputasi awan dan kebijakan perusahaan dalam memanfaatkan komputasi awan.

    Terakhir, benteng terhadap kecerdasan buatan. Terkait seberapa intens perusahaan sudah menggunakan AI dan mampu mengelola sistem operasi mereka dengan pendekatan AI. 

    Managing Director, Cisco Indonesia Marina Kacaribu mengatakan AI memberikan peluang baru tetapi juga menambah kompleksitas ke dalam lanskap keamanan yang sudah memiliki tantangannya sendiri. 

    “Di tahun lalu, kami sudah melihat perusahaan di dunia, termasuk di Indonesia, terus berusaha mengatasi ancaman yang berkembang seperti meningkatnya shadow AI, kekurangan talenta dan infrastruktur keamanan yang rumit,” kata Marina.