Kasus: serangan siber

  • Telkom Cyberfest Vol. 2, Ajang Cetak Talenta Digital Unggul di Dunia Siber – Page 3

    Telkom Cyberfest Vol. 2, Ajang Cetak Talenta Digital Unggul di Dunia Siber – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Komitmen PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) dalam melahirkan talenta digital unggul dan berkualitas kembali ditunjukkan melalui Telkom Cyberfest Vol.2: Cyber Showdown – Hack the Web or Hold the Line. Acara ini menghadirkan pendekatan pembelajaran berbasis simulasi langsung untuk memperkuat kesiapan generasi muda dalam menghadapi ancaman dunia siber yang kian kompleks.

    Cyberfest Vol.2 memberikan pengalaman nyata melalui simulasi Red Team (offensive security) dan Blue Team (defensive security), yang tidak hanya melatih keterampilan teknis, tetapi juga membentuk pola pikir strategis, kolaboratif, dan adaptif. Acara ini diikuti oleh 50 peserta terpilih yang sebagian besar berasal dari komunitas Digistar Club, seperti Digistar Connect, Digistar Class Intern, Digistar Community, dan Innovillage. Para peserta telah melalui proses seleksi ketat dari 300 peserta pelatihan daring yang dilaksanakan sebelumnya secara nasional.

    Ajang ini dibuka oleh Inu Wikantiyoso (Principal Expert – Solution Cybersecurity Telkom Indonesia) dan Raditya Iryandi (Managing Consultant Security Delivery and Operation Telkomsigma) di Telkom Landmark Tower Jakarta pada Jumat (19/9/2025) ini turut memberikan insight strategis seputar tantangan dan kesiapan dunia industri dalam menghadapi serangan siber. 

    Materi teknis disampaikan oleh Thufail Agung Fathi (CEH Certified, Cybersecurity Researcher, sekaligus Ranger Digistar Club) yang membawakan topik Attacking the Web, serta Dendi Zuckergates (Founder Orang Siber, CEH, CSA, CTIA) dengan materi Defending Web Infrastructure. Keduanya memberikan gambaran komprehensif terkait taktik eksploitasi kerentanan sistem dan strategi mitigasi melalui firewall serta analisis log.

    Puncak acara berlangsung pada sesi simulasi Red Team vs Blue Team yang mempertemukan peserta dalam skenario nyata serangan dan pertahanan aplikasi web. Selain praktik langsung, kegiatan ini juga dilengkapi sesi diskusi, tanya jawab, dan awarding bagi tim terbaik. Pendekatan pembelajaran yang interaktif ini diharapkan mampu menumbuhkan kemampuan problem solving, critical thinking, dan teamwork sebagai bekal menghadapi industri digital yang semakin menantang.

    Vice President HC Culture & Industrial Relations Telkom, Iwan Setiawan, menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan acara ini.

    “Cyberfest Vol.2 membuktikan bahwa pembelajaran berbasis simulasi dapat meningkatkan ketangkasan berpikir dan kesiapan praktis para talenta digital. Semoga ajang ini menjadi bekal berharga bagi peserta untuk terus berkembang di bidang cybersecurity,” ujar 

    Cyberfest Vol.2 juga menjadi bukti sinergi antara Telkom dan komunitas profesional seperti Orang Siber Indonesia, dalam menghadirkan pengalaman belajar yang relevan dan berdampak. Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan program pengembangan talenta digital Telkom dapat diakses melalui Instagram @LivinginTelkom dan situs resmi www.digistartelkom.id.

     

    (*)

  • Lagi! Perusahaan AS Diretas, Operator Gim dan Kasino jadi Korban

    Lagi! Perusahaan AS Diretas, Operator Gim dan Kasino jadi Korban

    Bisnis.com, JAKARTA – Operator gim dan kasino asal Amerika Serikat, Boyd Gaming Corporation, mengalami serangan siber berupa penerobosan akses sistem serta pencurian data. Termasuk, informasi karyawan serta data sejumlah individu lain.

    Insiden ini disampaikan pihak perusahaan dalam dokumen FORM 8-K yang diajukan kepada Securities and Exchange Commission (SEC) pada Selasa malam (23/9/2025).

    “Pihak ketiga yang tidak berwenang telah mengambil sejumlah data dari sistem TI Perusahaan, termasuk informasi tentang karyawan dan sejumlah terbatas individu lainnya,” tulis pihak Boyd Gaming dalam FORM 8-K, dikutip dari BleepingComputer, Rabu (24/5/2025).

    Saat ini, Boyd Gaming Corporation dalam proses menginformasikan individu yang terdampak, regulator, serta lembaga pemerintah terkait sebagaimana diwajibkan oleh aturan yang berlaku di negara setempat.

    Kendati demikian, insiden tersebut dikatakan tidak mempengaruhi operasional perusahaan, dan diperkirakan tidak menimbulkan dampak merugikan secara signifikan terhadap kondisi keuangan perusahaan.

    Perusahaan juga mengatakan memiliki polis asuransi keamanan siber yang diperkirakan menanggung biaya terkait insiden tersebut.

    Sebagai informasi, Boyd Gaming adalah perusahaan hiburan kasino publik di Amerika Serikat (AS) yang memiliki 28 properti permainan di sepuluh negara bagian, termasuk Nevada, Illinois, Indiana, Iowa, Kansas, Louisiana, Mississippi, Missouri, Ohio, dan Pennsylvania.

    Perusahaan tersebut juga mengelola sebuah kasino suku di California utara. Boyd Gaming mempekerjakan lebih dari 16.000 orang dan mencatat pendapatan tahunan sebesar US$3,9 miliar pada 2024.

    Sebelumnya, situs pemberitahuan kebocoran data, Have I Been Pwned, melaporkan bahwa data pribadi 1,1 juta nasabah Allianz Life di Amerika Serikat bocor karena peretasan.

    Dilansir dari Reuters, kebocoran data terjadi pada 16 Juli 2025. Dari total 1,4 juta nasabah Allianz di AS, 1,1 juta di antaranya menjadi korban kebocoran data.

    Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Have I Been Pwned, informasi yang diretas mencakup nama nasabah, alamat, nomor telepon, dan email.

    Juru bicara Allianz Life AS menolak memberikan komentar lebih lanjut kepada Reuters karena penyelidikan perusahaan masih berlangsung. Namun, sebelumnya perusahaan menyatakan bahwa peretas mencuri sebagian besar data nasabah, profesional keuangan, dan beberapa karyawan.

    Juru bicara tersebut mengatakan perusahaan akan menyediakan sumber daya khusus, termasuk layanan pemantauan identitas selama dua tahun, untuk membantu individu yang terdampak.

    Pelanggaran ini merupakan bagian dari gelombang serangan siber tingkat tinggi secara luas yang menargetkan perusahaan-perusahaan global, termasuk Microsoft dan UnitedHealth Group.

    Serangan siber terhadap divisi teknologi UnitedHealth tahun lalu—pelanggaran data layanan kesehatan terbesar dalam sejarah AS—memengaruhi 192,7 juta orang.

    Sementara itu, peretas menyusup ke server SharePoint lokal Microsoft pada Juli 2025, menyerang lebih dari 100 organisasi, termasuk lembaga pemerintah AS, dan menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan identitas.

  • Maling Rampok Harta Karun Emas Rp 11 Miliar, Modusnya Tak Terduga

    Maling Rampok Harta Karun Emas Rp 11 Miliar, Modusnya Tak Terduga

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di era teknologi canggih, maling bisa dengan mudah membobol sistem pengamanan ketat di tempat penyimpanan ‘harta karun’ berharga di museum.

    Pada Agustus 2024, puluhan museum di Prancis dilaporkan telah menjadi korban penyerangan ransomware yang membuat sistem mereka kacau balau.

    Baru-baru ini, Museum Nasional Sejarah Alam Prancis juga terkena serangan siber pada Juli 2025. Penyerangan tersebut berhasil merusak sistem museum yang berdampak pada pembatalan sebuah pameran.

    Setelah sistem rusak, maling mencuri bongkahan emas senilai US$705.000 atau setara Rp11,7 miliar, dikutip dari The Register, Senin (22/9/2025).

    Emas itu ditampilkan dalam etalase museum. Pihak museum mengatakan maling menggunakan alat penggiling sudut untuk memotong pintu pengaman. Kemudian maling menggunakan obor las untuk membuka kotak yang berisi spesimen emas.

    Menurut sumber kepolisian, para pencuri kemungkinan tahu bahwa serangan siber sebelumnya telah menonaktifkan sistem pengawasan dan alarm di museum.

    Wakil Direktur Jenderal Museum Nasional Sejarah Alam Prancis, Emmanuel Skoulios, mengatakan bongkahan emas yang dicuri secara total memiliki berat 6 kilogram. Ia mengatakan emas tersebut kemungkinan besar telah dilebur, sehingga barang-barang tersebut mustahil ditemukan kembali.

    Pencurian barang berharga sudah beberapa kali terjadi di Prancis. Pekan lalu, Kering yang merupakan pemilik merek-merek mahal seperti Gucci, Balenciaga, dan Alexander McQueen, melaporkan pembobolan sistem oleh pihak ketiga.

    Oknum penyerang berhasil memperoleh akses sementara ke data pelanggan terbatas dari beberapa outlet di bawah Kering. Maling tersebut dikatakan mencuri rekam jejak outlet, tetapi informasi keuangan perusahaan aman.

    Toko perhiasan Tiffany juga mengakui ada pembobolan yang berdampak pada lebih dari 2.500 konsumen. Penyerangan ke salah satu anak usaha konglomerasi LVMH tersebut dilaporkan dilakukan oleh kelompok penjahat siber ‘Scattered Spider’.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Modus Hacker Serang Bandara, Penerbangan Lumpuh Seketika

    Modus Hacker Serang Bandara, Penerbangan Lumpuh Seketika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah bandara terbesar di Eropa terpaksa menghentikan sebagian operasional setelah sistem check-in otomatis mereka diserang peretas. Kondisi ini membuat penerbangan lumpuh seketika, memicu antrean panjang, penundaan, hingga pembatalan ratusan jadwal.

    Serangan siber yang terjadi pada Jumat (19/9) menargetkan Collins Aerospace, penyedia sistem check-in dan boarding yang dimiliki RTX. Gangguan ini berdampak pada Bandara Heathrow London, bandara tersibuk di Eropa, serta Bandara Berlin Brandenburg dan Brussels.

    Akibatnya, ribuan penumpang di tiga bandara tersebut mengalami kesulitan saat melakukan check-in dan boarding sejak Sabtu. Meski kondisi mulai membaik di Heathrow dan Berlin pada Minggu (21/9), otoritas Bandara Brussels menyebut masalah masih berlanjut.

    Brussels Airport bahkan meminta maskapai membatalkan separuh penerbangan keberangkatan pada Senin.

    Bandara Brussels mencatat 50 dari 257 jadwal keberangkatan pada Minggu dibatalkan untuk menghindari antrean panjang dan pembatalan mendadak. Sehari sebelumnya, 25 dari 234 penerbangan keluar juga dibatalkan.

    “Collins Aerospace belum memberikan pembaruan perangkat lunak yang aman untuk memulihkan sistem. Karena itu, kami harus meminta pembatalan tambahan,” ujar juru bicara Bandara Brussels, dikutip dari Senin (22/9/2025).

    RTX mengatakan pihaknya tengah berupaya memperbaiki masalah secepat mungkin. Perusahaan juga menyebut gangguan dapat diminimalisasi dengan proses check-in manual, meski tetap memperlambat operasional. Insiden ini berdampak pada perangkat lunak MUSE yang digunakan sejumlah maskapai besar di Eropa.

    Bandara Berlin menyebut telah menyiapkan solusi manual meski masih ada waktu tunggu lebih lama di layanan check-in, boarding, hingga bagasi. Sementara Heathrow menegaskan sebagian besar penerbangan tetap berjalan meski sistem check-in sempat lumpuh.

    Data dari Cirium menunjukkan tingkat penundaan di Heathrow tergolong rendah, Berlin sedang, sementara Brussels paling parah dengan penundaan signifikan.

    Otoritas regulasi regional mengatakan mereka tengah menyelidiki sumber serangan peretas tersebut, merupakan bagian dari rangkaian peretasan terhadap berbagai sektor mulai dari kesehatan hingga otomotif.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bandara di Eropa Kena Serangan Siber: Penerbangan Batal-Penumpang Terlantar

    Bandara di Eropa Kena Serangan Siber: Penerbangan Batal-Penumpang Terlantar

    Jakarta

    Serangan siber menghantam bandara-bandara tersibuk di Eropa. Insiden ini terjadi pada Sabtu kemarin, serangan itu membuat sistem check-in dan boarding penumpang menjadi terganggu.

    Operasional bandara pun ikut terdampak insiden ini. Penumpang menumpuk di bandara, bahkan beberapa maskapai ada yang menunda dan membatalkan penerbangannya.

    Dikutip dari Reuters, Minggu (21/9/2025), serangan siber pada hari Sabtu terpusat pada perangkat lunak MUSE yang dibuat oleh Collins Aerospace. Perangkat lunak itu menjadi sistem yang menyediakan layanan check in dan boarding untuk beberapa maskapai di bandara-bandara di seluruh dunia.

    RTX, perusahaan induk Collins Aerospace, membenarkan serangan siber memang terjadi pada perangkat lunak buatannya di bandara-bandara tertentu. Dalam keterangannya, RTX enggan menyebutkan nama bandara yang terkena masalah.

    Meski begitu, beberapa otoritas bandara secara resmi menyatakan mereka menjadi bagian dari serangan siber tersebut. Mulai dari Bandara Heathrow di Inggris, Bandara Brussel di Belgia, Bandara Berlin di Jerman, hingga Bandara Dublin dan Cork di Irlandia.

    “Sejauh ini dampaknya terbatas pada proses check-in pelanggan secara elektronik dan drop bagasi, dan dapat dikurangi dengan operasi check-in manual. Kami berupaya memperbaiki masalah ini secepat mungkin,” ujar RTX dalam pernyataan resmi.

    Sayangnya, RTX tidak memberikan informasi apa pun tentang siapa yang mungkin berada di balik serangan tersebut.

    Di Bandara Heathrow, Berlin, dan Brussels, ada sekitar 29 keberangkatan dan kedatangan penerbangan telah dibatalkan hingga pukul 11.30 GMT. Secara total, 651 keberangkatan dijadwalkan dari Heathrow, 228 dari Brussels, dan 226 dari Berlin pada hari Sabtu. Angka ini mengutip penyedia data penerbangan Cirium.

    Otoritas Bandara Brussels mengatakan telah terjadi empat pengalihan penerbangan, serta penundaan pada sebagian besar penerbangan yang berangkat. Bandara Brussels menyatakan telah meminta maskapai untuk membatalkan separuh jadwal keberangkatan penerbangan mereka pada hari Minggu guna menghindari antrean panjang dan pembatalan yang terlambat.

    Pada Minggu pagi, beberapa bandara besar di Eropa bergegas untuk memulihkan operasional agar kembali normal. Otoritas Bandara Berlin di Jerman menyatakan hingga Minggu pagi, sistem check in masih bermasalah, tetapi pihaknya sedang bekerja sama dengan perusahaan pembuat perangkat lunak untuk menyelesaikan masalah tersebut. Perusahaan yang dimaksud adalah Collins Aerospace yang merupakan bagian dari RTX.

    Bandara Berlin kini fokus melakukan standar operasional manual untuk para penumpang. Penundaan atau pembatalan penerbangan pun tidak terjadi sebesar kemarin.

    Otoritas Bandara Heathrow di Inggris juga mengatakan pada Minggu pagi pemulihan operasional terus dilakukan usai gangguan sistem check-in. Sebagian besar penerbangan tetap beroperasi dengan penanganan penumpang secara manual.

    Penumpang Terlantar

    Para calon penumpang yang akan terbang menjadi salah satu pihak yang mendapatkan kerugian besar karena kejadian ini. Banyak penumpang terlantar menunggu kepastian penerbangannya di bandara.

    Melansir Reuters, salah satu penumpang di Bandara Berlin sudah menunggu seharian untuk kepastian jadwal penerbangannya Sabtu kemarin. Kim Reisen, telah tiba di bandara sejak pukul 10.45 waktu setempat, namun hingga malam tiba penerbangannya tak kunjung jelas

    “Saya tiba di stasiun bandara sekitar pukul 10.45, dan kami belum diberi tahu apa pun kecuali bahwa ada kesalahan teknis. Tentu saja, di internet Anda dapat membaca bahwa itu mungkin serangan siber, dan sekarang kami hanya bisa menunggu di sini untuk melihat apa yang terjadi,” ungkap Kim Reisen.

    Seorang pelancong lainnya di Bandara Berlin, Siegfried Schwarz, mengatakan serangan siber ini tidak masuk akal. Menurutnya, serangan semacam ini tidak dapat dipahami. Di tengah kemajuan teknologi yang pesat mengapa otoritas bandara tidak bisa melindungi diri.

    “Saya juga merasa tidak masuk akal bahwa, dengan teknologi saat ini, tidak ada cara untuk melindungi diri dari hal seperti itu,” kaga Schwarz.

    Kondisi yang sama terjadi di Bandara Heathrow London, yang menjadi bandara tersibuk di Inggris. Salah seorang penumpang, Lucy Spencer, mengaku sudah dua jam melakukan check in namun tak kunjung bisa melakukan penerbangan. Petugas menurutnya bagaikan saling lempar tanggung jawab soal pengurusan penumpang.

    Dia akan melakukan penerbangan dengan Malaysia Airlines. Menurutnya petugas nampak kesulitan melakukan semua pekerjaan secara manual, antrean panjang pun tak terelakkan terjadi di Terminal 4 Bandara Heathrow.

    “Mereka meminta kami menggunakan boarding pass di ponsel, tetapi ketika kami sampai di gerbang, boarding pass tersebut tidak berfungsi. Mereka sekarang mengarahkan kami kembali ke gerbang check-in, ini seperti dilempar-lempar,” ujar Spencer dilansir dari BBC.

    Penumpang lain, Monazza Aslam, mengatakan dia telah duduk di landasan selama lebih dari satu jam tanpa tahu kapan dia dan keluarganya akan terbang. Bahkan, Aslam mengatakan dirinya telah ketinggalan penerbangan transitnya di Doha karena kekacauan di Bandara Heathrow.

    “Saya sudah berada di Heathrow bersama orang tua saya yang sudah lanjut usia sejak pukul 05.00. Kami sudah lapar dan lelah,” sebut Aslam.

    Tonton juga video “Bandara Polandia Tangguhkan Penerbangan gegara Rusia” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (hal/ara)

  • Kacau Bandara di Eropa Gegara Kena Serangan Siber

    Kacau Bandara di Eropa Gegara Kena Serangan Siber

    Jakarta

    Serangan siber yang menyasar sejumlah bandara di Eropa sempat mengacaukan layanan penerbangan. Dampaknya, penumpang menumpuk, sejumlah penerbangan dibatalkan dan sistem check-in manual terpaksa diberlakukan.

    Dikutip dari Reuters, Minggu (21/9/2025), serangan siber itu menyasar penyedia sistem check-in dan boarding. Serangan mengganggu operasional di beberapa bandara yang menyebabkan penundaan dan pembatalan penerbangan.

    Peristiwa itu terjadi pada Sabtu dan berlanjut hingga Minggu. Otoritas bandara mengatakan permasalahan tersebut berpusat pada perangkat lunak MUSE yang dibuat oleh Collins Aerospace, yang menyediakan sistem untuk beberapa maskapai di bandara-bandara di seluruh dunia.

    “Dampaknya terbatas pada check-in pelanggan secara elektronik dan drop bagasi, dan dapat dikurangi dengan operasi check-in manual,” kata RTX (RTX.N), perusahaan induk Collins Aerospace, dalam pernyataan resminya.

    RTX menambahkan bahwa mereka sedang berupaya memperbaiki masalah ini secepat mungkin. RTX tidak memberikan informasi apa pun tentang siapa yang mungkin berada di balik serangan tersebut.

    Sementara itu, Bandara Heathrow mengatakan pihaknya termasuk di antara bandara-bandara yang terdampak. Tercatat Bandara Brussels dan Bandara Berlin juga terdampak.

    Beberapa jam kemudian, Bandara Dublin menyatakan bahwa mereka juga mengalami dampak kecil dari masalah ini, begitu pula Bandara Cork, bandara terbesar kedua di Irlandia setelah Dublin.

    Penerbangan Terganggu

    Di Heathrow, Berlin, dan Brussels, sebanyak 29 keberangkatan dan kedatangan penerbangan telah dibatalkan hingga pukul 11.30 GMT, menurut penyedia data penerbangan Cirium. Secara total, ada 651 keberangkatan dijadwalkan dari Heathrow, 228 dari Brussels, dan 226 dari Berlin pada hari Sabtu.

    Para pejabat di Brussels mengatakan telah terjadi empat pengalihan penerbangan, serta “penundaan pada sebagian besar penerbangan yang berangkat.”

    Bandara Brussels menyatakan telah meminta maskapai untuk membatalkan separuh jadwal keberangkatan penerbangan mereka pada hari Minggu guna menghindari antrean panjang dan pembatalan yang terlambat, menandakan bahwa gangguan akan berlanjut hingga akhir pekan.

    Seorang juru bicara Komisi Eropa mengatakan saat ini tidak ada indikasi “serangan yang meluas atau parah”. Sementara itu penyebab insiden masih dalam penyelidikan.

    Sejumlah Bandara Kembali Beroperasi

    Pada hari Minggu waktu setempat, sejumlah bandara di Eropa melaporkan operasional berangsur pulih usai sistem terkena serangan siber.

    Dilansir AFP, Minggu (21/9), Bandara London Heathrow menyatakan mereka sedang mengelola arus penumpang sembari mencoba memperbaiki masalah pada perangkat lunak. Sedangkan Bandara Dublin, Irlandia, menyatakan akan beroperasi normal sepanjang hari Minggu.

    “Tim terus mendukung maskapai penerbangan hari ini, saat maskapai menangani gangguan yang sedang berlangsung akibat masalah teknis di seluruh Eropa yang berdampak pada sistem check-in dan boarding,” demikian pernyataan yang diposting di X.

    Bandara Heathrow, Inggris, menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “sebagian besar penerbangan” tetap beroperasi berkat kerja sama dengan maskapai penerbangan.

    Sementara itu, Bandara Brussels, Belgia, menyatakan hampir seperlima dari jadwal keberangkatan hari Minggu telah dibatalkan.

    Seorang juru bicara Bandara Brussels mengatakan 45 dari 257 penerbangan yang berangkat telah dibatalkan. Para penumpang diperkirakan akan mengalami penundaan “antara 30 dan 90 menit”.

    Halaman 2 dari 3

    (knv/knv)

  • Modus Hacker Serang Bandara, Penerbangan Lumpuh Seketika

    7 Fakta Serangan Lumpuhkan 3 Bandara Besar, Puluhan Penerbangan Batal

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Serangan siber kembali menggemparkan industri penerbangan global. Kali ini gangguan pada sistem check-in dan boarding milik Collins Aerospace. Sebuah perusahaan penyedia teknologi penerbangan menyebabkan kekacauan di sejumlah bandara besar Eropa. Berikut 7 fakta penting dari insiden yang melumpuhkan puluhan penerbangan tersebut:

    1. Sistem Check In Jadi Target Utama

    Melansir Reuters, perusahaan induk Collins Aerospace, RTX mengatakan bahwa mereka mengetahui gangguin siber pada perangkat lunak MUSE-nya.

    “Dampaknya terbatas pada proses check-in pelanggan secara elektronik dan penyerahan bagasi dan dapat dimitigasi dengan proses check-in manual,” ujar RTX kepada Reuters dikutip Minggu (21/9/2025).

    2. Tiga Bandara Besar Eropa Paling Terdampak

    Tiga bandara utama yang paling merasakan dampaknya adalah Bandara Heathrow di London, Inggris, Bandara Brussels, Bandara Berlin, Jerman.

    Bandara-bandara tersebut melaporkan penundaan dan pembatalan penerbangan karena terganggunya sistem digital mereka.

    “Kami mohon maaf kepada mereka yang mengalami penundaan, tetapi berkat kerja sama dengan maskapai, sebagian besar penerbangan tetap beroperasi,”

    ” Kami mengimbau penumpang untuk memeriksa status penerbangan mereka sebelum berangkat ke Heathrow dan tiba tidak lebih awal dari tiga jam untuk penerbangan jarak jauh dan dua jam untuk penerbangan jarak pendek,” tulis Bandara Heathrow dalam keterangan melalui akun X dikutip Minggu (21/9/2025).

    3. Puluhan Penerbangan Dibatalkan dan Tertunda

    Berdasarkan data dari penyedia analitik penerbangan, Cirium tercatat Sabtu (20/9/2025): 35 keberangkatan dan 25 kedatangan dibatalkan.

    Minggu (21/9/2025): 38 keberangkatan dan 33 kedatangan dibatalkan. Bandara Brussels menjadi yang paling terdampak, dengan 15 penerbangan dibatalkan pada hari pertama serangan.

    4. Gangguan Terbatas pada Proses Check-in dan Bagasi

    Menurut pernyataan RTX, gangguan ini terbatas pada check-in elektronik dan sistem penanganan bagasi. Namun, banyak bandara seperti Dublin dan Heathrow terpaksa menggunakan sistem manual untuk melayani penumpang, menyebabkan antrian panjang dan waktu tunggu yang lebih lama.

    “Beberapa maskapai di Terminal 2 masih menggunakan solusi manual untuk membuat label bagasi dan boarding pass. Ini berarti proses check-in dan drop bagasi mungkin memakan waktu sedikit lebih lama dari biasanya,” tulis Bandara Dublin melalui akun X nya dikutip Minggu (21/9/2025).

    5. Belum Ada Bukti Kebocoran Data Penumpang

    Meskipun tergolong serius, pihak Collins Aerospace menyatakan tidak ada bukti bahwa data penumpang berhasil diakses atau dicuri. Fokus utama perusahaan saat ini adalah pemulihan layanan dan meminimalkan gangguan terhadap operasional bandara.

    Maskapai Delta Airlines, yang juga menggunakan sistem Collins, mengatakan bahwa dampak terhadap operasional mereka masih dalam taraf minimal. Beberapa bandara besar seperti Frankfurt dan Zurich juga menyatakan bahwa sistem mereka tetap berjalan normal dan tidak terdampak oleh serangan ini.

    Sementara itu, maskapai-maskapai lain seperti EasyJet memastikan, penerbangan mereka tetap berjalan sesuai jadwal. Namun, pihak maskapai dan otoritas bandara tetap melakukan pemantauan ketat terhadap situasi dan menyiapkan langkah-langkah antisipatif jika gangguan kembali terjadi.

    6. Efek Domino dari Serangan pada Pihak Ketiga

    Para pakar keamanan siber menyoroti bahwa serangan ini merupakan contoh klasik dari serangan rantai pasok. Ketika satu vendor yang digunakan oleh banyak bandara diserang, efeknya langsung menyebar lintas negara. Collins adalah penyedia layanan untuk banyak maskapai, sehingga serangannya menciptakan dampak yang luas dan simultan.

    Perusahaan ritel Inggris Marks & Spencer awal tahun ini mengatakan serangan siber baru-baru ini, yang membuat rak-rak makanan kosong dan penjualan daring terhenti, akan menyapu bersih hampir sepertiga laba tahunannya.

    Namun, Kepala divisi perusahaan di perusahaan keamanan siber Check Point, Charlotte Wilson, mencatat bahwa industri penerbangan menjadi target khusus para penjahat siber mengingat ketergantungannya pada sistem digital bersama.

    “Serangan-serangan ini sering kali menyerang melalui rantai pasokan, mengeksploitasi platform pihak ketiga yang digunakan oleh beberapa maskapai dan bandara sekaligus. Ketika satu vendor diretas, efek dominonya bisa langsung terasa dan meluas, menyebabkan gangguan yang meluas lintas batas,” ujar Wilson kepada CNBC dikutip Minggu (21/9/2025).

    7. Tekanan untuk Tingkatkan Keamanan Siber di Industri Penerbangan

    Insiden ini kembali menggarisbawahi rapuhnya infrastruktur digital di sektor penerbangan. Wilson menegaskan pentingnya pembaruan sistem secara rutin dan adanya sistem cadangan (backup) yang handal, serta Kolaborasi lintas negara dan lembaga

    “Serangan siber jarang berhenti di satu negara. Butuh pertahanan kolektif untuk melindungi sektor global seperti penerbangan,” ujarnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kacau Bandara di Eropa Gegara Kena Serangan Siber

    Sistem Belum Pulih Imbas Serangan Siber, Bandara Eropa Pakai Cara Manual

    Jakarta

    Pemulihan operasi dilakukan beberapa bandara di Eropa usai serangan siber menyasar sistem check in dan boarding. Insiden yang terjadi Sabtu kemarin itu membuat operasional bandara kacau, penumpang menumpuk di bandara, bahkan beberapa maskapai ada yang menunda dan membatalkan penerbangannya.

    Dikutip dari Reuters, Minggu (21/9/2025), hingga pagi tadi beberapa bandara besar di Eropa bergegas untuk memulihkan operasional agar kembali normal. Otoritas Bandara Berlin di Jerman menyatakan pagi tadi, sistem check in masih bermasalah, tetapi pihaknya sedang bekerja sama dengan perusahaan pembuat perangkat lunak untuk menyelesaikan masalah tersebut. Perusahaan yang dimaksud adalah Collins Aerospace yang merupakan bagian dari RTX.

    Bandara Berlin kini fokus melakukan standar operasional manual untuk para penumpang. Penundaan atau pembatalan penerbangan tidak terjadi sebesar kemarin.

    Bandara Pakai Cara Manual

    Otoritas Bandara Heathrow di Inggris juga mengatakan pada Minggu pagi pemulihan operasional terus dilakukan usai gangguan sistem check-in. Sebagian besar penerbangan tetap beroperasi dengan penanganan penumpang secara manual.

    Masalah yang dihadapi bandara-bandara tersibuk di Eropa itu terjadi karena adanya insiden serangan siber pada penyedia sistem check-in dan boarding Collins Aerospace, milik RTX. RTX menyebut insiden itu sebagai gangguan siber dan telah mempengaruhi perangkat lunak untuk check-in dan boarding buatan mereka, MUSE. Perangkat lunak itu banyak digunakan maskapai penerbangan di Eropa.

    Gangguan telah mereda secara signifikan pada Minggu pagi meskipun masih terjadi beberapa masalah operasional di bandara dan juga penerbangan bagi maskapai. Sementara itu regulator regional Uni Eropa mengatakan mereka sedang menyelidiki asal mula insiden peretasan tersebut.

    (hal/ara)

  • Sejumlah Bandara di Eropa Kembali Beroperasi Usai Serangan Siber

    Sejumlah Bandara di Eropa Kembali Beroperasi Usai Serangan Siber

    Brussels

    Sejumlah bandara di Eropa sempat terganggu karena serangan siber yang mempengaruhi sistem check in selama dua hari terakhir. Kini operasional di bandara-bandara tersebut berangsur pulih.

    Dilansir AFP, Minggu (21/9/2025), Bandara London Heathrow menyatakan mereka sedang mengelola arus penumpang sembari mencoba memperbaiki masalah pada perangkat lunak. Bandara Dublin, Irlandia, menyatakan diperkirakan akan beroperasi normal sepanjang hari Minggu.

    “Tim terus mendukung maskapai penerbangan hari ini, saat maskapai menangani gangguan yang sedang berlangsung akibat masalah teknis di seluruh Eropa yang berdampak pada sistem check-in dan boarding,” demikian pernyataan yang diposting di X.

    Bandara Heathrow, Inggris, menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “sebagian besar penerbangan” tetap beroperasi berkat kerja sama dengan maskapai penerbangan.

    Sementara itu, Bandara Brussels, Belgia, menyatakan hampir hampir seperlima dari jadwal keberangkatan hari Minggu telah dibatalkan.

    Seorang juru bicara bandara Brussels mengatakan 45 dari 257 penerbangan yang berangkat telah dibatalkan. Para penumpang diperkirakan akan mengalami penundaan “antara 30 dan 90 menit”.

    Serangan Siber Ganggu Penerbangan di Bandara Eropa

    Bandara-bandara mulai melaporkan masalah pada software check-in penumpang yang disediakan oleh Collins Aerospace pada hari Jumat.

    Perusahaan tersebut mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka “secara aktif berupaya menyelesaikan masalah tersebut dan memulihkan fungsionalitas penuh bagi pelanggan kami secepat mungkin”.

    Perusahaan teknologi penerbangan ini, yang berspesialisasi dalam layanan pemrosesan digital dan data, merupakan anak perusahaan dari grup kedirgantaraan dan pertahanan Amerika RTX, yang sebelumnya dikenal sebagai Raytheon.

    Serangan siber dan gangguan teknologi telah mengganggu bandara di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir, dari Jepang hingga Jerman. Hal ini dikarenakan perjalanan udara semakin bergantung pada sistem online yang saling terhubung.

    Sektor penerbangan mengalami peningkatan serangan siber sebesar 600 persen dari tahun 2024 hingga 2025. Data ini menurut laporan perusahaan kedirgantaraan Prancis, Thales, yang dirilis pada bulan Juni.

    Tonton juga Video: Klaim Elon Musk Serangan Siber Terhadap X Berasal dari Ukraina

    (lir/ygs)

  • Serangan Siber Menyasar Sejumlah Bandara di Eropa, Penerbangan Terganggu

    Serangan Siber Menyasar Sejumlah Bandara di Eropa, Penerbangan Terganggu

    Jakarta

    Sejumlah bandara di Eropa, termasuk Bandara Heathrow, London, diserang serangan siber terhadap penyedia sistem check-in dan boarding. Serangan itu mengganggu operasional di beberapa bandara yang menyebabkan penundaan dan pembatalan penerbangan.

    Peristiwa itu terjadi pada Sabtu dan berlanjut hingga Minggu. Otoritas bandara mengatakan permasalahan tersebut berpusat pada perangkat lunak MUSE yang dibuat oleh Collins Aerospace, yang menyediakan sistem untuk beberapa maskapai di bandara-bandara di seluruh dunia.

    “Dampaknya terbatas pada check-in pelanggan secara elektronik dan drop bagasi, dan dapat dikurangi dengan operasi check-in manual,” kata RTX (RTX.N), perusahaan induk Collins Aerospace, dalam pernyataan resminya, dilansir Reuters, Minggu (21/9/2025)

    RTX menambahkan bahwa mereka sedang berupaya memperbaiki masalah ini secepat mungkin. RTX tidak memberikan informasi apa pun tentang siapa yang mungkin berada di balik serangan tersebut.

    Bandara Heathrow mengatakan pihaknya termasuk di antara bandara-bandara yang terdampak. Tercatat Bandara Brussels dan Bandara Berlin juga terdampak.

    Beberapa jam kemudian, Bandara Dublin menyatakan bahwa mereka juga mengalami dampak kecil dari masalah ini, begitu pula Bandara Cork, bandara terbesar kedua di Irlandia setelah Dublin.

    Penerbangan Terganggu

    Di Heathrow, Berlin, dan Brussels, sebanyak 29 keberangkatan dan kedatangan penerbangan telah dibatalkan hingga pukul 11.30 GMT, menurut penyedia data penerbangan Cirium. Secara total, ada 651 keberangkatan dijadwalkan dari Heathrow, 228 dari Brussels, dan 226 dari Berlin pada hari Sabtu.

    Para pejabat di Brussels mengatakan telah terjadi empat pengalihan penerbangan, serta “penundaan pada sebagian besar penerbangan yang berangkat.”

    Bandara Brussels menyatakan telah meminta maskapai untuk membatalkan separuh jadwal keberangkatan penerbangan mereka pada hari Minggu guna menghindari antrean panjang dan pembatalan yang terlambat, menandakan bahwa gangguan akan berlanjut hingga akhir pekan.

    Seorang juru bicara Komisi Eropa mengatakan saat ini tidak ada indikasi “serangan yang meluas atau parah”. Sementara itu penyebab insiden masih dalam penyelidikan.

    (yld/knv)