Kasus: Praktik prostitusi

  • Muncikari yang Jual Remaja ke 70 Pria di Jaksel Sempat Jadi Joki Prostitusi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Januari 2025

    Muncikari yang Jual Remaja ke 70 Pria di Jaksel Sempat Jadi Joki Prostitusi Megapolitan 17 Januari 2025

    Muncikari yang Jual Remaja ke 70 Pria di Jaksel Sempat Jadi Joki Prostitusi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    R alias T (19), muncikari yang menjual dua remaja perempuan berinisial AMD (17) dan MAL (19) kepada 70 pria hidung belang di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sempat menjadi joki prostitusi sebelum menjadi muncikari.
    Pekerjaan itu hanya R lakoni selama satu bulan sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi muncikari.
    “September untuk jadi muncikari. Tapi sebelumnya dia belajar dulu jadi joki. Jadi joki, setelah itu dia belajar. Dari joki cukup sebulan itu, dia langsung jadi muncikari,” kata Kanit Reskrim Polsek Kebayoran Baru Kompol Nunu saat dihubungi, Jumat (17/1/2025).
    Nunu mengatakan, ide untuk mempekerjakan beberapa perempuan dan membayarnya per 70 pria adalah ide dari R.
    “Katanya cukup belajar jadi joki satu bulan dia yakin bisa jadi bos. Itu ide dia sendiri,” tambah Nunu.
    Sebelumnya diberitakan, Polsek Kebayoran Baru menangkap seorang muncikari berinisial R alias T (19) terkait kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
    R ditangkap bersama empat orang lainnya di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara.
    Pemuda itu diduga menjual dua remaja berinisial AMD (17) dan MAL (19) untuk melayani 70 pria hidung belang dengan bayaran Rp 3,5 juta.
    Setelah penangkapan ini, polisi langsung menetapkan R alias T sebagai tersangka. Sementara itu, empat orang lainnya masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut.
    “Yang pasti tersangka itu satu, si muncikari, yang empat (orang lainnya) belum tahu. Karena, kemarin tidak disebutkan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) sebelumnya,” ungkap Nunu.
    Adapun AMD (17) dan MAL (19) dipaksa melayani 70 pria hidung belang sejak Oktober 2024 di sebuah hotel di Jalan Pakubuwono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
    “Korban wajib melakukan pelayanan terhadap, katakanlah laki-laki hidung belang terhadap 70 orang, baru korban dibayar Rp 3,5 juta,” kata Kanit Reskrim Polsek Kebayoran Baru Kompol Nunu saat ditemui di Polsek Kebayoran Baru, Selasa (14/1/2025).
    Mulanya, korban ditawari pekerjaan oleh temannya. Ternyata, pekerjaan yang dimaksud berupa melayani pria hidung belang.
    Jika keluar dari pekerjaan tersebut, AMD dan MAL akan dianggap berutang.
    “Tarifnya kalau dari para tamu yang membayar kepada mucikari ini berkisar Rp 250.000 sampai Rp 1,5 juta. Sedangkan korban hanya dibayar Rp 3,5 juta per 70 tamu,” tambah Nunu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tambah 81 Guru Besar Baru, UGM Kini Total Punya 523 Guru Besar  

    Tambah 81 Guru Besar Baru, UGM Kini Total Punya 523 Guru Besar  

    Liputan6.com, Yogyakarta – Surat Keputusan (SK) Kenaikan Jabatan Akademik Guru Besar kepada 81 orang dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi diteken. Kini ada total 523 guru besar UGM.

    Direktur Sumber Daya Manusia UGM, Suadi, mengatakan tambahan guru besar ini untuk mendorong lebih banyak dosen UGM mencapai jabatan tertinggi di dunia akademik dan riset dan mencapai target 17% guru besar pada tahun 2027.

    “Tentu saja pertumbuhan guru besar sangat menggembirakan, pada tahun lalu (2023) ada tambahan 101 guru besar. Pada tahun 2022 terdapat tambahan sebanyak 41 guru besar. Tahun-tahun sebelumnya dosen yang mengajukan usulan tidak banyak (sekitar 20-30an usulan per tahun),” ungkapnya Jumat 3 Januari 2025.

    Dengan tingkat penolakan hanya 12 persen, Universitas Gadjah Mada (UGM) mencatatkan tingkat keberhasilan tertinggi dalam pengajuan kenaikan jabatan Lektor Kepala (LK) dan Guru Besar (GB) sesuai evaluasi Kementerian Pendidikan pada 23 Desember 2024. Pencapaian ini berkat keselarasan antara dosen, departemen, dan universitas dalam memenuhi ketentuan penilaian angka kredit.

    “Peningkatan minat dosen untuk mengajukan kenaikan jabatan didukung oleh sistem administrasi yang lebih baik dan sistem Penilaian Angka Kredit (PAK) terintegrasi, yang memudahkan dosen menilai kesiapan mereka dan memenuhi syarat kenaikan jabatan sesuai aturan pemerintah.”

    Suadi mengatakan jika kenaikan jenjang jabatan dosen di UGM sudah sesuai dengan ketentuan dari pemerintah, dengan pemenuhan syarat sebagai aspek yang wajib dipenuhi. Salah satu syarat utama adalah publikasi pada jurnal internasional bereputasi.

    “Pemenuhan persyaratan ini menjadi kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap dosen yang ingin mengajukan kenaikan jabatan. Tidak hanya syarat khusus, namun juga syarat tambahan serta aspek administrasi yang harus disiapkan dengan baik,” tutur Suadi. 

    Ia menjelaskan UGM berupaya maksimal dalam memfasilitasi proses ini agar dosen tidak menghadapi kendala yang terlalu besar dalam proses administrasi dan penyediaan berbagai skim riset yang dapat dimanfaatkan dosen. Selain itu ada pemetaan dosen berdasarkan jabatan fungsional (jabfung) dan angka kredit yang telah dicapai.

    “Pemetaan ini menjadi acuan kami dalam memberikan dukungan yang tepat bagi para dosen. Dengan demikian, universitas dan fakultas dapat mengambil kebijakan yang efektif untuk mempercepat proses kenaikan jabatan,” jelasnya.

    Suadi menekankan penambahan guru besar UGM ini harapannya akan berkontribusi signifikan terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama dalam hal SDG 4: Pendidikan Berkualitas. Melalui kegiatan Tri Dharma—pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat—para guru besar UGM juga diharapkan dapat memperluas dampaknya dalam berbagai aspek pembangunan berkelanjutan, termasuk dalam peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

    “Guru besar merupakan indikator penting dalam akreditasi perguruan tinggi, sehingga penambahan ini akan membantu UGM dalam meningkatkan kualitas pendidikan,” katanya.

    Suadi mengatakan penambahan 81 guru besar baru ini, UGM optimis jika kualitas pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat akan semakin meningkat. Para guru besar UGM ini diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam pengembangan inovasi, serta solusi bagi berbagai permasalahan masyarakat.

    “Kami berharap para guru besar baru semakin memberikan dampak terhadap perbaikan kualitas pendidikan dan berkontribusi terhadap persoalan di masyarakat melalui berbagai kegiatan tri dharma yang dilakukan,” tutup Suadi.

     

    Ops Pekat Candi 2024 Pemalang, Kasus Narkoba hingga Kamar Mesum Prostitusi

  • Korban Prostitusi di Jaksel Baru Dibayar Rp3,5 Juta setelah Layani 70 Pria

    Korban Prostitusi di Jaksel Baru Dibayar Rp3,5 Juta setelah Layani 70 Pria

    loading…

    Polisi mengungkap Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan cara eksploitasi seksual anak yang terjadi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Foto: Ilustrasi/Dok SINDOnews

    JAKARTA – Polisi mengungkap Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan cara eksploitasi seksual anak yang terjadi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Korban akan mendapatkan bayaran oleh sang mucikari setelah melayani 70 pria hidung belang.

    Kanit Reskrim Polsek Kebayoran Baru Kompol Nunu mengatakan, uang yang diterima korban setelah melayani 70 pria hidung belang hanya Rp3,5 juta. Artinya, setiap satu tamu yang telah dilayani, korban hanya dibayar Rp50 ribu.

    “Tidak terbatas waktu sebulan atau dua bulan, sehari atau dua hari, yang jelas per 70 orang dibayar Rp3,5 juta,” ujarnya, Selasa (14/1/2025).

    Padahal, tarif korban yang dipasang sang mucikari untuk melayani satu tamu paling mahal senilai Rp1,5 juta. Mucikari ini menawarkan korban kepada pelanggannya melalui aplikasi kencan.

    “Tarifnya kalau dari para tamu yang membayar kepada mucikari ini berkisar Rp250 ribu sampai Rp1,5 juta,” kata Nunu.

    Dalam kasus ini polisi telah menetapkan 4 tersangka. Para tersangka memiliki peran yang berbeda.

    “Untuk tersangka yang sudah kita amankan ada empat orang, dua tersangka berperan sebagai admin yaitu RA alias A dan MRC alias B. Kemudian dua tersangka lainnya berperan sebagai pengantar atau pengawal yakni MR alias M dan R,” ujarnya.

    (jon)

  • Kemiskinan Menjerat Remaja di Bawah Umur Itu ke Dunia Prostitusi dan Dipaksa Layani Ratusan Pria Hidung Belang…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Januari 2025

    Kemiskinan Menjerat Remaja di Bawah Umur Itu ke Dunia Prostitusi dan Dipaksa Layani Ratusan Pria Hidung Belang… Megapolitan 15 Januari 2025

    Kemiskinan Menjerat Remaja di Bawah Umur Itu ke Dunia Prostitusi dan Dipaksa Layani Ratusan Pria Hidung Belang…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    AMD (17), seorang perempuan asal Jakarta Pusat, menjadi korban kemiskinan struktural. Perempuan yang masih di bawah umur itu terjerat dunia gelap prostitusi di Jakarta Selatan.
    AMD tereksploitasi secara seksual sejak Oktober 2024. Perempuan itu tidak punya pilihan lain. Ibunya hanyalah pekerja serabutan, sedangkan sang ayah tidak bekerja.
    Keluarga tersebut menghadapi kemiskinan. AMD berusaha keluar dari jerat kemiskinan, namun berujung pada jalan yang merugikan kehidupannya.
    AMD semula mendapatkan lowongan pekerjaan dari kawannya. Perempuan itu tidak sadar bahwa pekerjaan itu adalah pekerjaan tersadis yang merusak hidupnya.
    Sementara itu, tidak lama setelah AMD bekerja di sana, teman AMD pergi dari pekerjaan tersebut.
    Di sana, AMD harus bekerja bersama MAL (19), orang yang bernasib sama dengannya. Oleh para mucikari, kedua perempuan itu dibayar Rp 3.500.000 untuk setiap 70 pria yang telah mereka layani dalam bisnis prostitusi itu.
    “Korban wajib melakukan pelayanan terhadap, katakanlah laki-laki hidung belang terhadap 70 orang. Baru korban dibayar Rp 3,5 juta gaji. Tidak terbatas waktu, sebulan atau dua bulan, sehari atau dua hari, yang jelas per 70 orang dibayar Rp 3,5 juta,” kata Kanit Reskrim Polsek Kebayoran Baru Kompol Nunu saat ditemui di Polsek Kebayoran Baru, Selasa (14/1/2025).
    Padahal, Nunu mengatakan, AMD dan MAL bisa dibayar sekitar Rp 250.000 hingga Rp 1,5 juta untuk setiap orang yang dia layani.
    Akan tetapi, dia terikat peraturan. Dia hanya boleh menerima Rp 3,5 juta dari setiap 70 kepala manusia yang sudah dia layani.
    Baik AMD maupun MAL bernasib sama. Mereka berdua telah bergabung dalam pekerjaan itu sekitar Oktober 2024.
    Selama masa itu hingga saat ini, mereka tidak diperbolehkan untuk berhenti dari pekerjaannya atau mereka bakal terjerat utang.
    Pasalnya, korban diperjualbelikan oleh agen kepada sekelompok pria yang mempekerjakannya. Hal itu yang menjadi ketakutan korban akan jerat utang yang menimpa diri mereka.
    “Jadi ancaman itu jeratan utang. Makanya kami kenakan pasal UU TPPO karena ada penjeratan utang di situ terhadap korban. Jadi korban dibeli dari agen satu ke agen lain. Dibayar oleh agen pertama untuk melayani agen kedua ini,” tambah Nunu.
    Tekanan yang demikian membuat AMD dan MAL tidak dapat memilih opsi jalan hidup yang lain.
    Ibu AMD hanya dapat menangis ketika sadar bahwa sang anak bekerja untuk melayani pria hidung belang.
    Nunu mengatakan, pihak kepolisian telah sempat mendatangi kediaman AMD untuk meminta keterangan terhadap ibunya.
    Ibu AMD memang mengakui keterbatasan ekonomi keluarga mereka. Akan tetapi, perempuan itu tidak mengetahui bahwa anaknya dieksploitasi secara seksual.
    “Dan saya wawancara ibunya, katanya ‘saya memang tidak bisa memenuhi kebutuhan anak saya’. Jadi dia merasa bersalah,” tambah Nunu.
    Nunu mengatakan, selain ketidaktahuan orangtua AMD, permasalahan ekonomi menjadi masalah yang pelik dialami oleh keluarga itu.
    Penghidupan keluarga itu hanya ditopang oleh ibu AMD yang bekerja sebagai buruh cuci. Sementara itu, ayah AMD tidak bekerja. Mendengar ada opsi pekerjaan, AMD segera menyetujuinya.
    “Kalau ekonomi korban, yang saya ketahui, ekonomi korban memang sangat minim. Korban yang di bawah umur itu tinggal bersama orangtuanya. Ibunya buruh cuci gosok, bapaknya tidak bekerja,” tambah Nunu.
    Bahkan, AMD telah melayani 210 pria hidung belang sejak Oktober 2024. Pasalnya, dia sudah tiga kali mendapatkan gaji dari setiap 70 pria yang dia layani.
    Bahkan, gajinya hanya dibayar Rp 3,5 juta setiap jerih payah yang dia keluarkan.
    “(AMD) sudah tiga kali gajian. (Setiap) 70 pria baru dibayar,” kata Nunu.
    Nunu menambahkan, tidak ada tenggat waktu bagi AMD menyelesaikan pekerjaannya. Yang terpenting, dia harus melayani 70 pria hidung belang untuk mendapat uang.
    “Korban wajib melakukan pelayanan terhadap, katakanlah laki-laki hidung belang terhadap 70 orang. Baru korban dibayar Rp 3,5 juta gaji. Tidak terbatas waktu, sebulan atau dua bulan, sehari atau dua hari, yang jelas per 70 orang dibayar Rp 3,5 juta,” kata Nunu.
    Empat orang yang bertanggung jawab atas pekerjaan kemam AMD akhirnya ditangkap. Mereka adalah RA (19), MR (22), M (18), dan R (20).
    Keempatnya ditangkap di sebuah hotel di Jalan Pakubuwono, Kebayoran Baru, Jumat (3/1/2025). Bersama dengan mereka, AMD dan MAL diamankan polisi.
    Masing-masing dari mereka memiliki peran yang berbeda-beda. RA dan MR berperan sebagai admin, sedangkan M dan R berperan sebagai pengantar korban kepada pria hidung belang.
    Keempat pelaku akhirnya disangkakan pasal 76 I Jo 88, 76 D Jo 81 UU Perlindungan Anak dan Pasal 2 dan/atau Pasal 12 UU Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Mereka bakal dijerat hukuman maksimal 15 tahun penjara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban Prostitusi di Hotel Jaksel Dipaksa Layani 70 Pria Baru Dikasih Fee

    Korban Prostitusi di Hotel Jaksel Dipaksa Layani 70 Pria Baru Dikasih Fee

    Jakarta

    Polisi mengungkap korban prostitusi online di Jakarta Selatan (Jaksel) ditarget untuk melayani 70 orang pria. Para korban tersebut baru bisa mendapatkan uang fee sebanyak Rp 3.500.000 setelah melayani 70 orang pria itu.

    “Korban wajib melakukan pelayanan terhadap laki-laki hidung belang. Katakanlah laki-laki hidung belang sebanyak 70 orang, baru korban akan dibayar Rp3.500.000,” kata Kanit Reskrim Polsek Kebayoran Baru, Kompol Nunu kepada wartawan di Polsek Kebayoran Baru, Selasa (14/1/2025).

    Kompol Nunu Suparmi menjelaskan para tamu dikenakan tarif mulai dari Rp 250.000 sampai dengan Rp 1.500.000. Setiap korban melayani satu orang tamu, korban akan mendapatkan bayaran Rp 50.000.

    “Tarifnya sendiri kalau dari para tamu yang membayar kepada mucikari ini berkisaran minimal Rp250.000 sampai Rp1.500.000,” kata Kompol Nunu.

    “Jadi kita bisa hitung (tarif korban) sekitar Rp50.000 per kali dia melayani tamu,” imbuhnya

    Kompol Nunu mengatakan para korban dieksploitasi secara seksual karena ada ancaman penjeratan hutang. Polisi menjerat para tersangka tersebut dengan pasal undang-undang TPPO.

    Saat ini polisi telah mengamankan empat orang tersangka, dua orang diantara berperan sebagai pengantar dan dua orang lainnya sebagai admin penghubung. Polisi masih memburu satu orang tersangka lainnya, yakni mucikarinya.

    “Kita amankan, ada empat orang. Dua tersangka berperan sebagai admin, yaitu RA alias A dan MRC alias B. Kemudian dua tersangka lainnya yaitu berperan sebagai pengantar atau pengawal,” kata Kompol Nunu.

    (aik/aik)

  • Sempat Kabur, Suami Bacok Istri di Bogor Berhasil Dibekuk Polisi

    Sempat Kabur, Suami Bacok Istri di Bogor Berhasil Dibekuk Polisi

    JABAR EKSPRES – Polisi mengamankan SN (37) suami yang tega membacok istrinya NS (25) di Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.

    Kasat Reskrim Polres Bogor, AKP Teguh Kumara mengatakan, pelaku SN ditangkap di wilayah Kota Bogor.

    “Sudah (Ditangkap ) di wilayah Kota Bogor dan sudah diamankan di Polres,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (9/1).

    Terkait motif pembacokan, polisi belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut, karena masih dalam penyelidikan.

    “Sedang pendalaman, korban belum bisa di ambil keterangan, dan tersangka lagi di periksa,” ucapnya.

    Sebelumnya, salah satu tetangga korban, Irna menjelaskan, sebelum peristiwa pembacokan terjadi, ia mendengar pasutri itu sedang ribut.

    “Ribut sama istrinya udah gitu udah kedengerannya tuh ‘ayo ayo anak anak pake sendal buru buru keluar’ nah,” ujarnya saat ditemui.

    Saat pertengkaran terjadi, rumah pasutri itu dalam keadaan tertutup, bahkan korban NS sempat meminta tolong kepada warga.

    “Saya awalnya ga berani mendekat, yaudah saya kabari warga di grup pemuda,” jelasnya.

    Kemudian kata dia, warga mendatangi rumah korban NS dan membawanya ke rumah sakit dengan keadaan berceceran darah.

    Irna menduga, NS menjadi korban KDRT oleh suaminya, dirinya pun melihat luka sayatan pada bagian muka korban.

    “Kayanya golok deh, soalnya saya lihat pipinya garis sampe ke rambut rambut darah semua sama tangan, mungkin dia nangkis jadi di tangan ada beberapa luka,” ucapnya.

    Lebih lanjut, Irna menerangkan, NS memiliki dua anak yang masih berumur dua tahun dan empat tahun.

    Mereka tinggal di kontrakan milik orang tua SN. Kontrakan tersebut, kata Irna, SN menjadikan kontrakan tersebut pernah terlibat dugaan kasus prostitusi.

    Sebelumnya, Kapolsek Sukaraja, Kompol Hida membenarkan peristiwa itu, ia menyebut korban dalam keadaan kritis.

    “Iya betul (kejadiannya) korban dilarikan kerumah sakit, pelakunya suaminya sendiri,”p ungkasnya.

  • Pasutri Penyelenggara Pesta Bertukar Pasangan yang Ditangkap di Badung Diam-diam Jual Video Mesum – Halaman all

    Pasutri Penyelenggara Pesta Bertukar Pasangan yang Ditangkap di Badung Diam-diam Jual Video Mesum – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pasangan suami istri (pasutri) berinisial IG (39) dan KS (39) diamankan polisi terkait prostitusi online.

    Keduanya diduga menyelenggarakan dan mengajak orang lain untuk melakukan pesta seks bertukar pasangan.

    Direktorat Siber (Ditsiber) Polda Metro Jaya menangkap pasutri itu di wilayah Badung, Bali.

    “Kasus yang diungkap adalah adanya pendistribusian dokumen elektronik melalui sebuah situs yang berisi ajakan pesta seks, dan bertukar pasangan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Kamis (9/1/2025).

    Ade Ary mengungkapkan, ajakan pesta seks dengan bertukar pasangan itu disebarkan melalui situs porno SWXXX.com yang dikelola IG dan KS.

    “Berdasarkan info dari penyidik, ini masih dilakukan pendalaman ya, nama webnya adalah SWXXX.com. Ini informasi awal, sekali lagi masih dikembangkan,” ungkap dia.

    Ia menambahkan, orang-orang yang tertarik dengan ajakan pesta seks itu mendaftar melalui website tersebut secara gratis.

    Namun, kedua tersangka menjual video pesta seks bertukar pasangan itu tanpa seizin para peserta.

    “Penyelenggara ini yang diduga suami istri ini mengajak orang-orang yang ingin mendaftar, dan para pendaftar ini gratis,” ujar Ade Ary.

    “Berdasarkan keterangan dari penyidik, pendaftar ini punya fantasi juga untuk melakukan tukar pasangan dan tidak menerima bayaran.

    Tetapi tanpa seizin si pendaftar ini, penyelenggara atau tersangka menjual atau menyebarkan video saat dilakukan kegiatan pesta seks dan bertukar pasangan,” imbuh dia.

    Ade Ary menuturkan, kedua tersangka sudah 10 kali menyelenggarakan pesta seks di beberapa hotel di Jakarta dan Bali.

    “(Pesta seks) delapan kali di Bali dan dua kali di Jakarta,” tutur Ade Ary. (Wartakotalive.com/Annas Furqon Hakim) 

     

  • Viral Polisi Debat dengan Karyawati Hotel saat Hendak Razia di Jambi, Berujung Propam Turun Tangan – Halaman all

    Viral Polisi Debat dengan Karyawati Hotel saat Hendak Razia di Jambi, Berujung Propam Turun Tangan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Jambi – Bidpropam Polda Jambi sedang memeriksa sejumlah personel kepolisian yang terlibat dalam razia penyakit masyarakat (Pekat) di sebuah hotel di Kecamatan Pasar Kota Jambi.

    Pemeriksaan ini dilakukan setelah video perdebatan antara polisi dan pihak hotel saat razia tersebut viral di media sosial.

    Kronologi Kejadian

    Video berdurasi 2 menit 20 detik itu pertama kali diunggah oleh akun Instagram @infokabarlampung dan kemudian dibagikan ulang oleh akun Twitter @Cutsarina5.

    Dalam waktu singkat, video tersebut ditonton lebih dari 714 ribu kali.

    Perdebatan terjadi saat Operasi Pekat II Siginjai 2024, di mana polisi melakukan razia terhadap perjudian, minuman keras, narkoba, senjata tajam, hiburan malam, prostitusi, hingga pungutan liar (pungli).

    Namun, pihak hotel menolak untuk memberikan akses kepada polisi meskipun mereka telah menunjukkan dokumen izin resmi.

    Tindakan Bidpropam

    Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Jambi, Kompol M Amin Nasution, membenarkan bahwa dua anggota kepolisian yang terlibat dalam operasi tersebut kini sedang diperiksa oleh Bidpropam Polda Jambi.

    Viralnya potongan video perdebatan tersebut juga memicu langkah internal kepolisian.

    Menurutnya, polisi sempat menunggu lebih dari satu jam sebelum akhirnya diperbolehkan masuk ke dalam hotel.

    “Setelah diperbolehkan, kami menemukan satu pasangan bukan suami istri di salah satu kamar,” tambahnya.

    Kompol Amin menegaskan bahwa jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya pelanggaran prosedur atau SOP, maka personel yang terlibat akan dikenakan sidang disiplin atau kode etik.

    (TribunJambi.com/Rifani Halim)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Heboh Diduga Pesta LGBT, Polisi Periksa Pengelola Bar hingga Telusuri CCTV

    Heboh Diduga Pesta LGBT, Polisi Periksa Pengelola Bar hingga Telusuri CCTV

    loading…

    Polisi telah meminta keterangan 5 orang saksi dan CCTV berkaitan kasus pembubaran pesta yang diduga LGBT di sebuah bar kawasan Permata Hijau, akarta Selatan. Foto/Ari Sandita

    JAKARTA SELATAN – Polisi telah meminta keterangan 5 orang saksi berkaitan kasus pembubaran pesta yang diduga LGBT di sebuah bar kawasan Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Polisi juga tengah menelusuri CCTV di lokasi.

    “Lima orang yang kita periksa atau kita mintai keterangan, iyah itu (pengelola tempat hiburan) sudah, karyawan, dan warga,” ujar Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Nurma Dewi saat dikonfirmasi, Selasa (7/1/2025).

    Menurutnya, mereka dimintai keterangan oleh polisi untuk mencari tahu tentang persoalan yang terjadi di bar tersebut hingga berujung pada pembubaran dugaan pesta LGBT itu.

    Polisi sendiri pasca kejadian telah mendatangi lokasi untuk mengeceknya.

    “Sejauh ini kita tanyakan karyawannya (bar itu) sudah buka satu tahun, dari mulai Januari 2024 kemudian kemarin tutup permanen (Rabu, Januari 2025),” tuturnya.

    Nurma menambahkan, polisi belum memastikan ada tidaknya soal dugaan prostitusi hingga pesta LGBT di bar tersebut. Pasalnya, polisi masih mencari tahu lebih jauh, termasuk menelusuri CCTV yang ada di sekitar lokasi.

    “Kita akan mintai disitu kita akan cek CCTV yang ada. Sejauh ini dari anggota masih mencari keterangan yang jelas melihat, mendengar, dan mengetahui kejadian yang terjadi kemarin,” ujarnya.

    (shf)

  • Buntut Pesta LGBT, Bar di Permata Hijau Tutup Operasional

    Buntut Pesta LGBT, Bar di Permata Hijau Tutup Operasional

    loading…

    Buntut protes dari warga mengenai dugaan pesta LGBT di bar yang berada di mal Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, kini bar tersebut tutup operasional secara permanen. Foto: SINDOnews/Ari Sandita Murti

    JAKARTA – Buntut protes dari warga mengenai dugaan pesta LGBT di bar yang berada di mal kawasan Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, kini bar tersebut tutup operasional secara permanen. Bar tersebut viral di media sosial.

    “Tanggal 1 Januari sudah tutup operasional. Alasan penutupannya ada protes keras dari warga terkait kegiatan mereka yang viral di medsos,” ujar Lurah Grogol Utara M Rasyid Darwis, Senin (6/1/2025).

    Peristiwa dugaan pesta LGBT yang viral hingga berujung pembubaran itu sejatinya terjadi pada 31 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025 atau saat perayaan malam pergantian tahun. Sejak dua bulan terakhir, warga telah melakukan protes ke pihak manajemen mal agar bar tersebut tutup tepat waktu.

    Pasalnya, terdapat isu bar itu kerap terjadi dugaan prostitusi hingga puncaknya pada malam pergantian tahun yang mana ada dugaan pesta LGBT. Akibatnya, warga mendatangi lokasi dan meminta bar ditutup serta tamu-tamunya membubarkan diri.

    “Sudah dimediasi di tingkat kecamatan. Hasilnya pihak tenant siap menutup operasional, pihak mal juga siap memfasilitasi kegiatan sesudah ditutup hingga saat ini benar-benar sudah tutup barnya,” kata Rasyid.

    “Waktu pembubaran, itu laki-laki semua rata-rata usia pengunjung 20 tahun lebih. Tak ada yang ditahan oleh polisi karena mereka membubarkan saja dengan kesadaran mereka saat diprotes warga, kondusif juga, tak ada kekerasan. Lalu, paginya di tanggal 1 Januari muncul pernyataan pemilik menutup tempat itu,” tambahnya.

    Menurut dia, warga tak melaporkan dugaan prostitusi hingga pesta LGBT ke polisi lantaran telah dimediasi pihak kecamatan yang akhirnya pemilik bar menutup operasionalnya.

    Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Nurma Dewi menuturkan belum ada laporan dugaan prostitusi hingga pesta LGBT di bar tersebut. Namun, polisi telah turun ke lapangan untuk mencari tahu persoalan yang terjadi.

    “Laporan itu belum ada, tapi kami sudah meminta keterangan di lapangan, ke warga, dan karyawan bar, apa yang menjadi permasalahan di situ. Soal kebenaran itu (dugaan prostitusi hingga pesta LGBT) masih harus didalami,” ujarnya.

    (jon)