Kasus: PHK

  • Kala BPS Klaim Kemiskinan Turun saat PHK Melonjak

    Kala BPS Klaim Kemiskinan Turun saat PHK Melonjak

    Bisnis.com, JAKARTA — Data Badan Pusat Statistik menunjukkan jumlah penduduk miskin maupun persentasenya terhadap total populasi menurun pada Maret 2025. Pada saat bersamaan, korban PHK justru tercatat terus bertambah.

    Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2025 dengan klaim angka kemiskinan Indonesia per Maret 2025 turun menjadi 8,47%. Level kemiskinan ini menjadi yang terendah sejak publikasi pertama pada 1960, dengan jumlah orang miskin terkini setara 23,85 juta orang.

    Begitu pula dengan kemiskinan ekstrem yang diukur melalui pengeluaran US$2,15 purchasing power parity (PPP) 2017 per hari (setara Rp5.353 per dolar), yang turun sebesar 0,14% (September 2024) menjadi 0,85% pada Maret 2025.

    Hal yang menjadi perhatian, angka kemiskinan tersebut tampak tak sejalan dengan data pemutusan hubungan kerja (PHK) yang berkata sebaliknya. Pasalnya, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) melaporkan, angka PHK pada periode Januari-Juni 2025 mencapai 42.385 orang, meningkat 32,1% (year on year/YoY).

    Menanggapi ketidaksesuaian yang menjadi pertanyaan tersebut, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memandang PHK perlu dilihat lebih dalam, apakah terjadi di sektor formal atau informal saja.

    Untuk kategori formal, PHK akan terekam dalam data BPJS Ketenagakerjaan, berbeda dengan data informal yang tidak terekam. Untuk itu, antara data yang beredar di masyarakat dengan data di BPJS Ketenagakerjaan, terdapat perbedaan atau selisih (delta) antara pekerja formal dan informal. 

    “Antara data yang beredar dan data yang di BPJS Ketenagakerjaan itu ada delta. Sehingga kita melihat sektor informal ini bagaimana kita bisa jaga,” jelas Airlangga kepada wartawan di kantornya,” Jumat (25/7/2025).

    Dalam mengatasi PHK yang melonjak, pemerintah dikabarkan bakal membentuk satuan tugas atau Satgas PHK. Airlangga memandang hal tersebut memang dapat mengatasi PHK. Namun, pemerintah juga perlu mendorong industri di setiap sektor untuk memiliki daya saing tinggi.

    Tanpa daya saing yang tinggi, produktivitas tidak dapat diharapkan meningkat. Untuk itu, langkah perbaikan daya saing akan turut meningkatkan pertumbuhan dan ketersediaan lapangan kerja yang pada akhirnya menurunkan jumlah PHK. 

    Terpisah, Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman memandang penurunan angka kemiskinan dari 8,57% (September 2024) menjadi 8,47% (Maret 2025) memang mencerminkan perbaikan di kelompok terbawah. 

    Sayangnya, hal tersebut tidak berarti bahwa mayoritas masyarakat mengalami peningkatan kesejahteraan. 

    Rizal melihat hal ini dapat terjadi karena sebagian besar penduduk yang keluar dari garis kemiskinan hanya ‘naik tipis’ secara nominal, tetapi masih berada dalam posisi rentan (near poor).

    “Kelas menengah justru mengalami kontraksi daya beli akibat tekanan inflasi pangan, stagnasi penghasilan riil, dan meningkatnya pengeluaran non-pangan seperti perumahan, transportasi, dan pendidikan,” jelasnya.

    Adapun, PPP merupakan pengukuran perbandingan biaya yang dibutuhkan untuk membeli suatu barang atau jasa di satu negara dengan di Amerika Serikat. Misalnya, US$1 di New York tentu memiliki daya beli yang berbeda dengan US$1 di Jakarta. PPP memungkinkan perhitungan keterbandingan tingkat kemiskinan antarnegara yang memiliki tingkat biaya hidup yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, kurs PPP berbeda untuk setiap negara.

    BPS sendiri mengklasifikasikan garis kemiskinan bulanan per Maret 2025 sebesar Rp609.160 per kapita per bulan, naik 2,34% dari Rp595.242 pada September 2024. Kenaikan ini dipicu oleh perubahan harga berbagai komoditas, terutama pangan. 

    Pemerintah pun tampak serius menghapus kemiskinan dan kemiskinan ekstrem. Tercermin dalam paruh pertama tahun ini, Prabowo telah menerbitkan dua Instruksi Presiden (Inpres) terkait kemiskinan ekstrem. 

    Teranyar, Inpres No.8/2025 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Pengentasan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem. 

    Melalui instruksi tersebut, kini pemerintah dan seluruh K/L wajib menggunakan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai acuan.  Data tersebut nantinya akan menggantikan berbagai data yang Kementerian/Lembaga (K/L) gunakan untuk menyalurkan bantuan sosial.

    Pada tahun depan, tingkat kemiskinan ditargetkan turun ke rentang 6,5% hingga 7,5%. Sementara angka kemiskinan ekstrem diharapkan turun ke level 0%—0,5%.

  • Lakukan Efisiensi, Intel Pangkas 15 Persen Karyawan

    Lakukan Efisiensi, Intel Pangkas 15 Persen Karyawan

    Jakarta, Beritasatu.com – Perusahaan cip raksasa Intel telah hampir menyelesaikan rencananya untuk memangkas 15% tenaga kerjanya sebagai bagian dari upaya restrukturisasi menyeluruh.

    Kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi salah satu keputusan besar pertama CEO baru Intel, Lip-Bu Tan, yang menjabat sejak Maret 2025.

    “Perjalanan ini akan memakan waktu, tetapi kami melihat peluang yang jelas untuk memperkuat posisi kompetitif, meningkatkan profitabilitas, dan menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham,” ujar Tan dalam pernyataan resmi, dikutip dari CNN internasional, Jumat (25/7/2025).

    Pihak Intel menyatakan pengurangan tenaga kerja ini ditujukan untuk menciptakan organisasi yang lebih lincah dan datar. Hingga akhir 2024, Intel memiliki sekitar 108.900 karyawan di seluruh dunia, termasuk di anak usahanya seperti perusahaan kendaraan otonom Mobileye.

    Namun, perusahaan menargetkan hanya akan memiliki 75.000 karyawan di divisi inti Intel pada akhir 2025, tidak termasuk anak usaha.

    Sebagai bagian dari strategi penghematan biaya, Intel turut membatalkan sejumlah proyek di Jerman dan Polandia. Selain itu, pembangunan pabrik cip di Ohio juga akan diperlambat agar sesuai dengan permintaan pasar.

    Pemangkasan 15% tenaga kerja atau sekitar 15.000 posisi merupakan bagian dari rencana efisiensi senilai US$ 10 miliar yang diumumkan musim panas lalu.

    Intel bukan satu-satunya raksasa teknologi yang melakukan PHK tahun ini. Microsoft telah memangkas sekitar 9.000 karyawan pada awal Juli, sementara Meta juga mengurangi sekitar 5% tenaga kerjanya pada Januari lalu.

  • Alasan Raksasa Teknologi PHK Massal padahal Untung Gede

    Alasan Raksasa Teknologi PHK Massal padahal Untung Gede

    Jakarta, CNBC Indonesia – Microsoft jadi salah satu raksasa teknologi yang banyak memangkas karyawannya sepanjang tahun ini. CEO Satya Nadella memberikan alasan di balik kebijakan PHK, meski perusahaan mencatat keuntungan besar dan menggelontorkan belanja besar-besaran di sektor AI.

    Dalam pengumumannya, Microsoft menyebut akan melakukan PHK yang berdampak ke sekitar 15 ribu karyawan dan memangkas hampir 2.000 staf tambahan yang berkinerja buruk.

    Di sisi lain, Microsoft mencatatkan laba bersih mencapai US$75 miliar dalam tiga kuartal fiskal terakhir. Di bidang AI, perusahaan berinvestasi US$80 miliar.

    Saham Microsoft juga mengalami kenaikan hingga 21% pada tahun ini. Business Insider mencatat saham mencapai rekor tertinggi pada awal Juli ini.

    Dalam tulisannya kepada karyawan Microsoft, kondisi sekarang tengah mengalami ketidakpastian dan ketidaksesuaian. Meski mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, sayangnya juga melakukan PHK pada ribuan karyawannya.

    “Kami berinvestasi lebih banyak pada belanja modal daripada sebelumnya. Jumlah karyawan kami secara keseluruhan relatif tidak berubah dan sejumlah talenta dan keahlian di industri kami dan Microsoft diakui dan dihargai pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun saat bersamaan, kami mengalami PHK,” jelasnya dikutip dari Business Insider, Jumat (25/7/2025).

    Kondisi ini, dia mengatakan menjadi teka-teki dalam industri. Menurutnya kemajuan dinamis, jadi terkadang tidak selaras dan selalu menuntut.

    “Ini juga merupakan peluang baru untuk membentuk, memimpin dan memberikan dampak yang lebih besar dari sebelumnya,” kata Nadella.

    Kesuksesan yang bisa dicapai dapat diukur dengan kemampuan menjalani proses melupakan dan belajar yang dilalui sekarang, dia melanjutkan. Proses tersebut juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus mengalami perubahan, namun tetap mempertahankan dan meningkatkan skala bisnis yang ada serta menciptakan kategori dan fungsi produksi baru.

    “Hal ini pada dasarnya sulit dan hanya sedikit perusahaan mampu melakukan keduanya,” ucapnya.

    “Namun saya yakin kita bisa dan sekali lagi menemukan tekad, keberanian, dan kejelasan melaksanakan misi kita pada paradigma baru,” pungkas Nadella.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tesla Tenggelam, Elon Musk Blak-blakan Nasibnya Makin Suram

    Tesla Tenggelam, Elon Musk Blak-blakan Nasibnya Makin Suram

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bisnis Tesla makin terpuruk. Sahamnya anjlok 8% pada Kamis (24/7) waktu setempat, setelah raksasa mobil listrik milik Elon Musk tersebut melaporkan kinerja yang mengecewakan.

    Penjualan mobil Tesla anjlok di dua kuartal berturut-turut sepanjang 2025. Pada kuartal-II (Q2) 2025, pendapatan Tesla menurun 12% dari tahun-ke-tahun (YoY) menjadi US$22,5 miliar.

    Pendapatan tersebut di bawah estimasi analis yang mematok angka US$22,74 miliar, menurut LSEG.

    Dikutip dari laporan kinerjanya, penurunan pendapatan Tesla antara lain disebabkan pengiriman mobil listrik yang lesu, pendapatan kredit regulasi yang lebih rendah, dan harga jual rata-rata (ASP) yang menurun.

    Elon Musk terang-terangan mengatakan kepada analis bahwa Tesla akan menghadapi beberapa kuartal yang berat di masa mendatang, dikarenakan berakhirnya kredit pajak mobil listrik federal, dikutip dari CNBC International, Jumat (25/7/2025).

    Tesla menghadapi kompetisi yang kian sengit di beberapa pasar inti seperti China dan Eropa. Pemain mobil listrik China yang gencar meluncurkan kendaraan murah memberikan tekanan terhadap bisnis Tesla.

    Pada awal Juli lalu, Tesla melaporkan penurunan penjualan mobil 14% YoY menjadi 384.000 unit pada Q2 2025.

    Di Eropa, registrasi mobil baru Tesla juga ditolak, menurut data yang dirilis Asosiasi Manufaktur Mobil Otomatis Eropa.

    Sepanjang tahun ini, saham Tesla turun gila-gilaan mencapai 24%. Tesla menjadi emiten dengan kineraj terburuk di antara raksasa teknologi dengan kapitalisasi pasar tinggi (megacaps) lainnya.

    Dalam laporan kinerja pada Rabu (23/7), Musk dan CFO Vaibhav Taneja mengatakan kebijakan ‘Big Beautiful Bill’ yang didukung pemerintahan Trump dan baru-baru ini lolos di Kongres akan berdampak besar pada bisnis Tesla.

    Aturan tersebut mengakhiri kredit pajak mobil listrik federal sebesar US$7.500 pada akhir September mendatang.

    Di samping bisnis Tesla yang berdarah-darah, sikap politik Musk juga menjadi sorotan. Orang terkaya di dunia tersebut sempat mengepalai Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE) dan membuat keputusan-keputusan kontroversial.

    Antara lain melakukan PHK besar-besaran terhadap pegawai federal, hingga memangkas anggaran dan program federal. Ia juga mendukung partai sayap kanan anti-imigran AfD di Jerman dan memicu gerakan boikot Tesla di mana-mana.

    Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan Musk dan Trump juga kian memburuk. Musk bahkan mendirikan partai sendiri yang bertujuan melawan Republik.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Industri Dalam Negeri Terancam Kolaps

    Industri Dalam Negeri Terancam Kolaps

    JAKARTA – Pakar Ekonomi Undip, Wahyu Widodo menilai bila kebijakan bebas bea masuk produk Amerika Serikat (AS) ke Indonesia akan membuat industri di dalam negeri terancam kolaps yang berujung pada terjadinya PHK.

    Dia menyebut produk pertanian dan hasil tembakau dari AS bisa menjadi pesaing serius bagi petani dan pabrikan dalam negeri.

    “Yang akan diimpor dari sana kan ada produk pertanian, minyak, rokok. Itu akan berkompetisi dengan industri dalam negeri, yang ini lebih berbahaya. Karena bisa jadi industri dalam negeri itu akan terancam kolaps,” ungkapnya, Minggu 20 Juli 2025.

    Wahyu membandingkan situasi ini dengan kasus kedelai di era 1990-an. Indonesia disebut sempat mandiri, tapi akhirnya kalah bersaing karena keterbukaan perdagangan global. “Sebenarnya Indonesia bukan tidak bisa memproduksi kedelai, kita masih cukup kompetitif. Tapi sebagai konsekuensi perdagangan internasional yang terbuka, kita sama-sama harus menerima itu,” imbuhnya.

    Menurut dia, ada dua langkah besar yang harus segera dilakukan untuk mengantisipasi dampak kebijakan tarif AS.

    Pertama, pengusaha harus melakukan penetrasi pasar ke kawasan lain seperti Eropa, Timur Tengah, atau Afrika.

    Tapi, hal ini membutuhkan dukungan data dan riset yang kuat, bukan sekadar promosi pameran.

    “Persoalannya adalah kita lemah di market intelligence. Kita harus tahu kebutuhan dan perilaku konsumen tiap negara. Misalnya, kalau kita jual minuman saset ukuran kecil ke Afrika, belum tentu cocok karena badan mereka juga lebih besar,” tuturnya.

    Kedua, pemerintah harus terus bernegosiasi dan mungkin melakukan renegosiasi tarif dengan AS agar bisa lebih rasional. Jika tidak, Indonesia bisa kehilangan sebagian besar pasar ekspor andalannya.

    “Langkah pemerintah yang terbaik negosiasi dan renegosiasi dengan berbagai macam pendekatan, agar tarifnya serasionalitas mungkin yang ditetapkan untuk produk kita yang ke Amerika,” tambah Wahyu.

    Dia menyatakan, meski situasi terlihat mengkhawatirkan, peluang masih terbuka selama ada kesiapan dari pengusaha dan pemerintah.

    Apalagi, lanjut Wahyu, kebijakan tarif Trump bisa berubah sewaktu-waktu, tergantung tekanan politik domestik AS dan dinamika global.

    “Sekarang kita tinggal menunggu perkembangan terakhir, ini kan sifatnya dinamis. Nanti akan ada perubahan lagi. Jadi ya kita harus legowo menerima style-nya Presiden AS yang sekarang, dengan ketergantungan kita ke mereka,” tutup Wahyu.

  • Beri Profit ke AS, Anak Terancam Kelaparan

    Beri Profit ke AS, Anak Terancam Kelaparan

    Phnom Penh

    Jutaan pekerja industri tekstil di seluruh Asia, yang selama ini sudah hidup pas-pasan, cemas bakal kehilangan pekerjaan mereka. Pasalnya, implementasi tarif ekspor yang diterapkan Amerika Serikat (AS) tinggal menghitung hari.

    Tarif ekspor yang harus dibayar berbagai negara jika hendak menjual barang ke AS akan berlaku pada 1 Agustus mendatang.

    Dua dari sekian banyak negara yang bakal terdampak adalah episentrum produksi pakaian, yaitu Kamboja dan Sri Lanka. Dua negara ini sangat bergantung pada AS, yang merupakan pasar ekspor barang tekstil mereka.

    Kamboja dan Sri Lanka masing-masing harus membayar tarif sebesar 36% dan 30%. Dua negara itu memproduksi sebagian besar produk pakaian merek global yang berbasis di AS, seperti Nike, Levi’s, dan Lululemon.

    “Bisakah Anda bayangkan apa yang akan terjadi jika kami kehilangan pekerjaan? Saya sangat cemas, terutama tentang nasib anak-anak saya,” kata Nao Soklin, yang bekerja di sebuah pabrik garmen di Kamboja.

    “Mereka butuh makan,” ujarnya.

    Soklin dan suaminya, Kok Taok, mencari nafkah dengan menjahit tas dalam durasi kerja 10 jam sehari.

    Nominal itu hampir tidak cukup untuk membayar sewa tempat tinggal dan menghidupi kedua putra mereka yang masih kecil dan orang tua mereka yang sudah lanjut usia.

    “Saya ingin bicara kepada [Presiden AS] Donald Trump, untuk memintanya mencabut tarif ekspor Kamboja. Kami membutuhkan pekerjaan untuk menghidupi keluarga kami,” ujar Soklin kepada BBC.

    Kamboja, dalam beberapa tahun terakhir, telah menjadi sumber produksi alternatif bagi perusahaan ritel asal China karena tenaga kerja bergaji rendah.

    Di sisi lain, Kamboja mengekspor pakaian jadi senilai lebih dari US$3 miliar (sekitar Rp48,8 triliun) ke AS tahun 2024, menurut Divisi Statistik ASEAN.

    Industri tekstil di Kamboja, yang mempekerjakan lebih dari 900.000 orang, menyumbang lebih dari sepersepuluh dari total ekspor negara tersebut.

    Sementara bagi Sri Lanka, ekspor industri tekstil ke AS menghasilkan US$1,9 miliar (Rp30,9 triliun) tahun 2024.

    Industri ini menghasilkan devisa terbesar ketiga untuk Kamboja, selain membuka lapangan pekerjaan untuk 350.000 orang.

    “Jika 30% adalah angka akhir, Sri Lanka berada dalam masalah karena pesaing kami, seperti Vietnam, mendapat tarif ekspor yang lebih rendah,” ujar Yohan Lawrence, sekretaris jenderal asosiasi pakaian jadi di Srilanka, kepada kantor berita Reuters.

    Negosiasi Terakhir

    Otoritas Sri Lanka berharap dapat menegosiasikan penurunan tarif ekspor lebih lanjut dengan AS. Namun mereka belum batas tarif yang mereka harapkan.

    Sejumlah petinggi Sri Lanka menyebut negara mereka menerima penurunan tarif tertinggi, sebesar 14 persen, sebagai hasil dari negosiasi sebelumnya.

    “Kami melihat ini sebagai awal dari situasi yang sangat baik,” ujar Sekretaris Menteri Keuangan Sri Lanka, Harshana Suriyapperuma.

    Kamboja, yang mendapatkan penurunan tarif sebesar 13 persen, juga mengupayakan perundingan lebih lanjut.

    “Kami melakukan segala yang kami bisa untuk melindungi kepentingan investor dan pekerja,” kata Wakil Perdana Menteri Kamboja, Sun Chanthol.

    “Kami ingin tarifnya nol… Namun kami menghormati keputusan AS dan akan terus berupaya menegosiasikan tarif yang lebih rendah,” ujarnya.

    Nike, Levi’s dan Lululemon adalah merek-merek besar yang sebagian besar pakaiannya dibuat di negara seperti Sri Lanka dan Kamboja (Getty Images)

    Presiden AS, Donald Trump, mengatakan tarif ekspor vital untuk mengurangi kesenjangan antara nilai barang yang dibeli AS dari negara lain dan barang yang dijualnya kepada mereka.

    “Sayangnya, hubungan yang terjadi jauh dari timbal balik,” tulis Trump dalam suratnya kepada berbagai negara minggu lalu.

    Namun, para analis tidak sependapat. Tarif Trump justru mengabaikan manfaat yang dinikmati AS dari perjanjian perdagangan yang ada, kata Mark Anner, dekan di Sekolah Manajemen dan Hubungan Perburuhan Rutgers.

    Menurut Anner, tarif ekspor itu mengabaikan fakta bahwa pakaian dengan harga rendah dipasok negara seperti Sri Lanka atau Kamboja. Ongkos rendah itu telah memberi keuntungan besar bagi berbagai perusahaan AS.

    Selama beberapa dekade terakhir, AS, Uni Eropa, dan Kanada menerapkan sistem kuota yang mengalokasikan sebagian pangsa pasar mereka untuk negara-negara berkembang seperti Sri Lanka.

    Sistem ini, yang dihapuskan secara bertahap pada tahun 2005, membantu sektor garmen Sri Lanka berkembang pesat meskipun persaingannya ketat.

    “Tindakan AS yang sekarang mengenakan tarif tinggi yang secara efektif menutup negara-negara ini dari pasar, bertentangan dengan jalur pembangunan yang pernah ditetapkannya,” kata Anner.

    Potret para pekerja tekstil di Phnom Penh, Kamboja (Getty Images)

    Tidak realistis mengharapkan negara dengan perekonomian berkembang tak mengalami defisit perdagangan dengan AS pada tahun-tahun ke depan, kata Sheng Lu, profesor di Departemen Studi Mode dan Pakaian, Universitas Delaware.

    “Berapa banyak pesawat Boeing yang dibutuhkan dan mampu dibeli Kamboja atau Sri Lanka setiap tahun?” ujarnya.

    Lu yakin persaingan antara AS dan China juga menjadi faktor dalam perundingan perdagangan, mengingat negara-negara pengekspor garmen terintegrasi ke dalam rantai pasokan yang sangat bergantung pada China.

    Menurut Lu, negara produsen tekstil itu sekarang harus “menemukan keseimbangan yang rumit” antara mempertahankan hubungan ekonomi dengan China sekaligus memenuhi tuntutan baru AS.

    Perempuan menanggung beban terberat

    Tarif eskpor AS menambah tekanan baru pada realitas di industri tekstil, yakni kemiskinan dan lemahnya hak-hak buruh di Kamboja, serta krisis ekonomi yang sedang berlangsung di Sri Lanka.

    Tujuh dari 10 pekerja tekstil di dua negara ini adalah perempuan. Merekalah yang akan menanggung beban tarif ekspor AS.

    Tekanan yang besar itu merujuk potensi pengurangan atau pemotongan upah yang sudah sangat rendah.

    Artinya, anak-anak mereka bisa kelaparan. Potensi PHK juga akan semakin mengintai mereka.

    May TittharaAn Sopheak, seorang pekerja tekstil, mengenakan blus lengan panjang dan celana panjang berwarna mustard, meletakkan sesendok nasi ke piring. Ia duduk di lantai di area memasak kamar sewaannya.

    Surangi Sandya, yang bekerja di sebuah pabrik di kota Nawalapitiya, Sri Lanka, merasa tertekan.

    “Perusahaan tidak bekerja dalam keadaan merugi… Jika pesanan menurun, jika terjadi kerugian, ada kemungkinan perusahaan akan tutup,” ujarnya.

    Sandya mulai bekerja sebagai penjahit pada tahun 2011. Dia lalu meniti karier hingga menjadi supervisor yang memimpin 70 pekerja perempuan.

    Jika keadaan semakin mendesak, beberapa pekerja Kamboja mengatakan mereka akan mempertimbangkan untuk pindah ke Thailand. Alasannya, mereka harus mencari pekerjaan, meskipun harus melakukannya secara ilegal.

    “Mata pencaharian kami bergantung pada pabrik tekstil. Kami tidak akan bertahan jika bos kami menutupnya,” ujar An Sopheak kepada BBC, dari kamarnya yang kecil seluas 16 meter persegi di ibu kota Kamboja, Phnom Penh.

    “Pendidikan kami terbatas. Kami tidak dapat menemukan pekerjaan lain.

    “Kami berdoa setiap hari agar Presiden Trump membatalkan kebijakan tarifnya. Mohon pikirkan kami dan negara kami yang miskin,” kata Sopheak.

    (nvc/nvc)

  • Menperin Minta Pabrikan Mobil Jangan PHK: Indonesia Akan Segera Pulih

    Menperin Minta Pabrikan Mobil Jangan PHK: Indonesia Akan Segera Pulih

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita pabrikan otomotif agar tetap bertahan di tengah situasi sulit. Salah satu langkah yang diarahkan oleh pemerintah adalah jangan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada para pekerjanya.

    “Perintah dari pemerintah, jangan ada PHK. Kita berkomitmen menciptakan iklim usaha yang stabil termasuk melalui kebijakan yang menetapkan penentuan harga serta memastikan sektor manufaktur termasuk otomotif tetap jadi sektor utama penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan,” katanya di GIIAS 2025, Kamis (24/7/2025).

    Saat ini penjualan mobil di Tanah Air tengah menurun. Selain itu ‘kue’ penjualan harus terbagi dengan banyaknya merek baru masuk ke Indonesia. Namun Agus menilai, kondisi sulit ini tidak akan berlangsung lama.

    “Ini kita lihat sebagai masa transisi dan kita optimis ini hanya lewat saja, ekonomi Indonesia akan segera pulih, pasar akan segera bergeliat. Ketika momentum itu datang, industri otomotif kami harap siap untuk terbang tinggi,” sebut Agus.

    Ketika pasar otomotif dalam negeri tengah lesu, Ia pun meminta pabrikan harus memutar otak agar bisa mencari pasar lain, diantaranya yakni melalui ekspor.

    “Mari kita jadikan Indonesia sebagai pusat produksi dan ekspor otomotif yang berdaya saing. Gaikindo telah membuktikan dirinya sebagai mitra strategis dan terpercaya bagi pemerintah dalam masa sulit maupun masa baik ketika market tumbuh baik,” ujar Agus.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Adu Klaim Trump Vs Prabowo Soal Kesepakatan Tarif, Siapa yang Menang Banyak?

    Adu Klaim Trump Vs Prabowo Soal Kesepakatan Tarif, Siapa yang Menang Banyak?

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Presiden Prabowo Subianto berhasil menekan tarif imbal balik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dari 32% menjadi 19%. Semula penurunan tarif resiprokal itu dianggap sebagai sebuah keberhasilan, belakangan kesepakatan antara Prabowo dan Trump justru memicu polemik.

    Sekadar informasi, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengumumkan terkait tercapainya kesepakatan dagang besar antara Amerika Serikat dan Republik Indonesia.

    Dalam pernyataan secara langsung melalui akun media sosial resminya, @realDonaldTrump, pemimpin negara Paman Sam itu menyebut perjanjian ini sebagai kehormatan besar dan kemenangan besar bagi AS. 

    “Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk mengumumkan Perjanjian Perdagangan kita dengan Republik Indonesia, yang diwakili oleh Presiden mereka yang sangat dihormati, Prabowo Subianto,” tulis Trump di platform X, Rabu (23/7/2025).

    Presiden AS Donald Trump./Newswire

    Trump menyebut bahwa dalam kesepakatan ini, Indonesia sepakat untuk menjadi pasar terbuka bagi produk industri, teknologi, dan pertanian asal Amerika Serikat dengan menghapus 99% hambatan tarif.

    Sebagai imbalannya, produk asal Indonesia yang masuk ke pasar AS akan dikenakan tarif sebesar 19%, sementara produk buatan Amerika akan masuk ke Indonesia tanpa tarif alias nol persen.

    “Amerika Serikat kini akan menjual produk buatan Amerika ke Indonesia dengan tarif 0%, sementara Indonesia akan membayar 19% untuk semua produk mereka yang masuk ke AS. Pasar Terbaik di Dunia!” tegas Trump.

    Selain itu, Indonesia juga disebutkan akan memasok mineral-mineral kritis ke AS dan menandatangani kontrak besar senilai puluhan miliar dolar, termasuk pembelian pesawat Boeing, produk pertanian Amerika, dan energi asal AS.

    Trump menyebut kesepakatan ini sebagai kemenangan besar untuk berbagai sektor ekonomi AS. “Kesepakatan ini adalah kemenangan besar bagi produsen mobil, perusahaan teknologi, pekerja, petani, peternak, dan manufaktur kita. make America, great again!” tukas Trump.

    Prabowo: Diplomasi Ekonomi

    Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto menyebut kesepakatan tarif antara Indonesia dengan AS adalah bagian dari diplomasi ekonomi. Dia menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah situasi global yang sedang tidak kondusif.

    Dia menyoroti tantangan ekonomi yang dihadapi banyak negara, termasuk ketatnya kebijakan dari Amerika Serikat, tetapi menekankan bahwa pemerintah Indonesia tetap mengedepankan pendekatan diplomatik demi kepentingan rakyat.

    “Memang situasi dunia sedang tidak baik-baik saja, kita tahu itu. Perang di sini, perang di sana. Tapi Indonesia berusaha menjaga, kita non-blok, kita hormati semua pihak,” ujarnya pada acara Hari Lahir Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Rabu (23/7/2025) malam.

    Menurutnya, sebagai kepala negara, tanggung jawab utama adalah melindungi rakyat Indonesia dari dampak langsung krisis global, termasuk risiko pemutusan hubungan kerja (PHK).

    “Dalam bidang ekonomi saya harus menjaga agar tidak ada alasan untuk PHK pekerja kita. Karena itu saya bermusyawarah, saya negosiasi,” tegas Prabowo.

    Presiden Prabowo Subianto

    Lebih lanjut, dia juga menyinggung soal respons negatif terhadap kebijakan pemerintah, termasuk sindiran terhadap program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis.

    “Selalu ada yang nyinyir. Kita perlu kritik, perlu pengawasan, tapi kalau nyinyir itu agak lain. Seolah-olah semua nggak ada yang benar,” ucapnya.

    Presiden Ke-8 RI itu menilai bahwa kritik terhadap program makan bergizi gratis tidak berdasar, apalagi bila dipertentangkan dengan program pendidikan gratis.

    Prabowo menegaskan bahwa kedua program tersebut sama pentingnya dan harus berjalan seiring. Pemerintah, ujarnya, memiliki kewajiban moral dan konstitusional untuk memastikan rakyat khususnya anak-anak mendapatkan akses gizi dan pendidikan yang layak.

    “Ada yang mempertanyakan, mau makan bergizi gratis atau pendidikan gratis? Saudara-saudara, UUD 1945 mewajibkan pendidikan gratis. Tapi anak-anak yang lapar tidak boleh dibiarkan lapar, mereka masa depan kita,” tegas Prabowo.

    Indonesia Kebal Kesepakatan Tarif?

    Sementara itu, Chief Economist AMRO Dong He menuturkan Indonesia merupakan ekonomi terbesar di Asean yang didukung oleh pasar domestik yang signifikan. Hal tersebut membuat perekonomian Indonesia sebagian besar ditopang oleh permintaan dalam negeri.

    Menurutnya, kebijakan pemerintah Indonesia yang membebaskan tarif untuk produk asal AS tidak akan menimbulkan dampak signifikan. Dia menuturkan, Amerika Serikat hanya menyumbang sekitar 10% dari total ekspor Indonesia, sementara itu China menyumbang lebih dari dua kali lipatnya.

    “Perekonomian Indonesia relatif tidak rentan karena tingkat keterbukaannya terhadap perdagangan internasional juga lebih rendah. Pasar ekspor terbesar Indonesia juga bukan AS. Dari sudut pandang tersebut, Indonesia seharusnya cukup terlindungi dari putaran tarif terbaru yang diberlakukan AS,” ujarnya dalam media briefing virtual pada Rabu (23/7/2025).

    Di sisi lain, dia juga menekankan pentingnya perdagangan internasional bagi perekonomian Indonesia. Seiring dengan hal tersebut, dia menyarankan Indonesia untuk terus mendiversifikasi pasar ekspornya.

    He juga menambahkan perekonomian Indonesia hingga saat ini juga masih berada pada jalur yang baik. Menurutnya momentum pertumbuhan saat ini digerakkan oleh permintaan domestik masih kuat.

    “Di sisi lain, kebijakan moneter maupun fiskal dinilai masih memiliki ruang yang cukup untuk menopang perekonomian apabila dibutuhkan,” katanya.

    Adapun, AMRO menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,8% pada 2025. Proyeksi tersebut terungkap dalam laporan terbaru AMRO bertajuk ASEAN+3 Regional Economic Outlook Update edisi Juli 2025. Dalam laporan edisi April 2025, AMRO memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5% pada 2025.

    Penurunan proyeksi tersebut juga dilakukan pada seluruh pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasan Asia Tenggara serta China, Jepang, dan Korea Selatan atau disebut Asean+3. AMRO memprediksi pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut sebesar 3,8% pada 2025 dan melemah ke 3,6% pada 2026 mendatang. 

    Proyeksi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan laporan AMRO pada April 2025 yang meramalkan pertumbuhan sebesar 4,2% untuk tahun ini dan 4,1% pada 2026.

    Dong He menjelaskan, perekonomian negara-negara Plus-3, yakni China; Hong Kong, Jepang; dan Korea Selatan diproyeksikan tumbuh sebesar 3,7%. Sementara itu, negara-negara Asean diproyeksikan tumbuh sebesar 4,4% pada tahun ini. 

    “Prospek ekonomi kawasan Asean+3 masih dibayangi oleh ketidakpastian yang signifikan, dengan eskalasi tarif impor oleh Amerika Serikat menjadi salah satu risiko paling menonjol,” jelas He.

  • Nego Tarif Trump Jadi 19%, Prabowo Bilang Masih Banyak yang Nyinyir

    Nego Tarif Trump Jadi 19%, Prabowo Bilang Masih Banyak yang Nyinyir

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto mengatakan banyak yang nyinyir ke pemerintah usai melakukan negosiasi tarif dagang dengan pemerintah Amerika Serikat (AS). Tarif barang Indonesia masuk ke pasar AS turun, dari 32% ke 19%.

    Prabowo menjelaskan selama ini semua negara harus menghadapi alotnya negosiasi pemerintah AS di bawah komando Presiden Donald Trump. Namun setelah Pemerintah berhasil bernegosiasi dengan Pemerintah AS justru banyak pihak yang nyinyir

    “Di bidang ekonomi semua negara sedang menghadapi Amerika serikat yang alot, punya garis alot,” sebut Prabowo dalam Harlah PKB yang disiarkan akun YouTube DPP PKB, Rabu (23/7/2025).

    “Tapi ada, selalu ada yang nyinyir, jadi gimana ya kita perlu kritik dan pengawasan tapi kalau nyinyir agak lain ya, nyinyir kan, kita nggak ada yang benar ya kan, kita mau kerja baik nggak ada yang benar,” lanjut Prabowo.

    Menurut Prabowo, niat pemerintah bernegosiasi demi melindungi kepentingan masyarakat dari dampak-dampak negatif imbas tarif tinggi AS

    Contohnya dampak ke sektor industri yang kehilangan pesanan karena tarif tinggi, hal itu bisa saja menimbulkan badai PHK. Prabowo tidak ingin hal itu terjadi.

    “Tapi itu fakta kita harus berurusan, pendekatan kita, pendekatan saya, adalah tanggung jawab saya untuk melindungi kepentingan bangsa Indonesia. Kewajiban saya adalah melindungi rakyat Indonesia, dalam bidang ekonomi saya harus menjaga asal tidak alasan untuk PHK pekerja-pekerja kita, maka itu saya bermusyarawah dan negosiasi,” beber Prabowo.

    (hal/hns)

  • Daftar 10 E-Commerce yang Gulung Tikar di Indonesia

    Daftar 10 E-Commerce yang Gulung Tikar di Indonesia

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam beberapa tahun belakangan, berbagai platform e-commerce di Indonesia memilih menghentikan layanannya. Beberapa di antaranya bahkan beralih haluan ke model bisnis baru. Salah satu contohnya adalah Bukalapak yang pada awal tahun ini resmi menutup layanan marketplace-nya.

    Perusahaan yang dulu sempat menyandang predikat Unicorn tersebut kini fokus pada penjualan produk digital seperti pulsa, token listrik, hingga layanan pembayaran BPJS.

    Di sisi lain, ada pula e-commerce yang menutup seluruh operasionalnya. Alasan yang muncul pun beragam, namun sebagian besar karena kesulitan bersaing dengan pemain besar di industri yang semakin ketat.

    Berikut 10 e-commerce yang akhirnya memutuskan menutup layanan:

    1. Blanja.com

    Perusahaan yang didirikan Telkom dengan e-Bay menutup layanan 1 September 2020. Alasan penutupan adanya perubahan strategis dari e-commerce yang dulunya bernama Plasa.com.

    2. Elevania

    Elevania tutup layanan pada 2023 setelah hampir 10 tahun beroperasi. Perusahaan ini adalah hasil patungan dari XL Aciata dengan SK Planet yang berasal dari Korea Selatan.

    3. Qlapa

    Qlapa jadi korban dari sulitnya bersaing di sektor e-commerce yang dihuni nama besar seperti Tokopedia dan Bukalapak. Layanan ini resmi ditutup 2019 atau empat tahun setelah dirilis.

    4. Rakuten

    E-commerce asal Jepang ini menutup layanan setelah lima tahun diluncurkan. Alasan Rakuten tutup karena adanya pergeseran model bisnis yang tidak sesuai dengan konsep awal.

    5. Cipika

    Cipika bertahan tiga tahun sebelum akhirnya menutup layanan pada 2017. Perusahaan dari Indosat ini dinilai memiliki perkembangan yang lambat.

    6. Multiply

    Layanan ini awalnya sebuah media sosial. Namun Multiply Commerce berpindah dari AS ke Indonesia, yang akhirnya perkembangannya tidak signifikan dan Nasper menghentikan aliran dananya.

    7. MatahariMall.com

    Sebelumnya e-commerce ini bernama Matahari.com sebelum diubah pada 2015. Perubahan itu membuat MatahariMall.com berfokus hanya berjualan produk dari Matahari, bukanlagi berasal dari pihak ketiga saja.

    8. Toko Bagus

    Toko Bagius sebenarnya tidak sepenuhnya tutup, namun berganti nama menjadi OLX pada 2014. Ternyata mereka tidak bisa bersaing dan sekarang fokusnya jual beli mobil bekas dengan nama OLX Autos.

    9. JD.id

    Penutupan layanan JD.id terjadi pada 2023, menyusul sebelumnya telah melakukan beberapa kali PHK dan menutup layanan logistik. Induk perusahaannya JD.com beralasan penutupan sebagai cara mereka berfokus pada pembangunan jaringan rantai pasok lintas negara.

    10. Bukalapak

    Pada Januari lalu, emiten teknologi e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) resmi menutup layanan jual dan beli produk fisik. Hal ini seiring dengan perubahan strategi bisnis.

    “Penjualan produk fisik di platform Bukalapak memiliki kontribusi kurang dari 3% terhadap total pendapatan perusahaan. Sebaliknya, langkah ini mendukung upaya kami untuk mencapai EBITDA positif dan memastikan keberlanjutan bisnis yang sehat dan menguntungkan,” ungkap manajemen.

    Setelah aksi penutupan ini, Bukalapak akan fokus pada produk virtual seperti Mitra Bukalapak, Gaming, Investment, dan Retail selama beberapa tahun terakhir. Ke depan, segmen ini akan menjadi bagian dari strategi pertumbuhan perusahaan.

    Kendati penutupan produk fisik tersebut, manajemen menegaskan bahwa aplikasi maupun situs web serta Mitra Bukalapak akan tetap beroperasi dan dapat diakses oleh para pengguna dan konsumen untuk layanan lainnya yang telah ada sebelumnya.

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]