Kasus: PHK

  • KSPSI Kediri Soroti Isu PHK Massal Gudang Garam, Minta Pemerintah Kawal Hak Pekerja

    KSPSI Kediri Soroti Isu PHK Massal Gudang Garam, Minta Pemerintah Kawal Hak Pekerja

    Kediri (beritajatim.com) – Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kabupaten Kediri, Agung Susanto, menanggapi kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang diduga terjadi di PT Gudang Garam Tbk. Ia menegaskan, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan resmi terkait hal tersebut.

    Agung menegaskan jika PHK massal itu benar terjadi, pihaknya sangat prihatin dan meminta pemerintah segera melibatkan serikat pekerja dalam mengawal hak-hak karyawan yang terdampak.

    “Pemerintah juga wajib mengawal korban PHK tersebut untuk mencarikan pekerjaan baru agar tidak ada gejolak sosial sebagai dampak PHK massal tersebut,” ujarnya kepada beritajatim.com, pada Minggu (7/9/2025).

    Isu PHK massal ini mencuat setelah sebuah video viral di media sosial. Rekaman berdurasi singkat itu diunggah akun Instagram @kedirikekinian yang diambil dari akun TikTok @adion_87, kemudian direpos oleh @seputar_jatim.

    Dalam tayangan tersebut tampak sejumlah pria dan wanita berseragam dengan logo Gudang Garam berjajar, saling bersalaman, hingga berpelukan, menggambarkan suasana perpisahan penuh haru. Video ditutup dengan deretan foto kenangan karyawan.

    Unggahan itu dilengkapi dengan keterangan emosional dari seorang pekerja. “14 tahun sudah perjalanan bersama PT Gudang Garam. Bukan hal yang mudah menerima keputusan PHK ini, karena disinilah saya belajar, bertumbuh, dan menemukan keluarga kedua…” tulisnya.

    Video yang diunggah sembilan jam sebelum Sabtu (6/9/2025) pukul 16.10 WIB itu langsung menyedot perhatian publik. Hingga sore, unggahan sudah mengantongi 5.631 like dan 231 komentar. Warganet menyoroti berbagai penyebab, mulai dari tarif cukai rokok yang tinggi, menurunnya laba perusahaan, hingga maraknya rokok ilegal.

    Seorang pengguna akun @azkhana132820 menulis, “GG Kediri kah ini. yaa Allah kalau bener, dunia kerja apa sedang tidak baik-baik saja ya.” Komentar ini disambut tanggapan @ferdianarid yang menyebut kebijakan cukai tinggi membuat pasar rokok menurun. Sementara akun @briliantrisnaa menilai, laba Gudang Garam tertekan oleh beban cukai yang kian meningkat.

    Tak sedikit pula komentar yang menyinggung kebijakan pemerintah. Salah satu warganet bahkan menandai pejabat pusat, mulai dari Ketua DPR RI, Presiden hingga Wakil Presiden. “Tolong dong pak dikaji ulang soal pajak. Hasil pajak larinya ke pejabat, dimakan pejabat kasian dong rakyat kecil, pelaku usaha kayak gini…” tulisnya.

    Isu rokok ilegal juga ramai diperbincangkan. Akun @imam_gozali2017 berkomentar, “Ini karena banyaknya rokok ilegal yang tidak ditertibkan katanya. Bahkan ada rokok ilegal yang rasanya sangat sama dengan rokok surya dan harganya lebih murah.”

    Sementara itu, manajemen PT Gudang Garam Tbk belum memberikan keterangan resmi terkait kabar PHK massal ini. Video tersebut kini beredar luas di grup-grup WhatsApp warga Kediri dan semakin memperkuat isu di masyarakat. [nm/beq]

  • Viral Isu PHK Gudang Garam, Buruh Desak Pemerintah Bertindak

    Viral Isu PHK Gudang Garam, Buruh Desak Pemerintah Bertindak

    Bisnis.com, JAKARTA — Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) mendesak pemerintah  turun tangan melindungi pekerja atas isu pemutusan hubungan kerja (PHK) di salah satu pabrik rokok milik PT Gudang Garam Tbk. 

    Kendati demikian, Presiden KSPN Ristadi mengatakan menyebut hingga saat ini pihak Gudang Garam di Tuban membantah adanya PHK dan menyebutkan bahwa perusahaan dalam kondisi baik-baik saja.

    “Beredarnya video PHK pekerja Gudang Garam malah dibantah oleh salah satu manajamen PT Gudang Garang Tuban dan tidak mau menunjukkan apalagi menjelaskan itu Gudang Garam yang di mana, bahkan menyatakan Gudang Garam tetap baik-baik saja,” kata Ristadi dalam keterangan tertulis, Minggu (7/9/2025).

    Dalam situasi ini, menurut Ristadi, pemerintah setempat harusnya bergerak cepat ke lokasi informasi terjadinya PHK guna memastikan akurasi dan melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan, khususnya soal perlindungan pekerjanya sekaligus memberikan kepastian soal informasi PHK tersebut.

    Di sisi lain, Ristadi menilai kabar PHK Gudang Garam tampak ditutupi perusahaan. Hal ini seiring dengan kasus PHK yang beberapa kali terjadi di lapangan.

    “Ini yang sering saya katakan bahwa selama ini mayoritas pengusaha atau manajemen jika terjadi PHK itu berusaha menutup-nutupinya,” tuturnya. 

    Ristadi juga mengungkap jika kabar PHK terungkap, informasi tersebut seringkali bersumber dari pekerja. Pasalnya, tak jarang terjadi perselisihan PHK karena pengusaha tidak mampu memenuhi kewajiban hak-hak pekerja korban PHK.

    “Atau ada proses PHK yang tidak benar sehingga berakibat data-data PHK yang selama ini diinformasikan kurang akurat, jauh lebih besar realitasnya,” pungkasnya. 

    Diberitakan sebelumnya, Sebuah video memperlihatkan momen haru yang diketahui sebagai karyawan PT Gudang Garam menjadi viral di media sosial.

    Dalam video tersebut, terlihat para karyawan mengenakan seragam merah dan biru bertuliskan PT Gudang Garam mendapat PHK Massal.

    Mereka dikumpulkan dalam satu aula. Setelah diputuskan diberhentikan kerja, para karyawan langsung melakukan pamitan. Terlihat beberapa karyawan menangis dan berpelukan karena harus berpisah dengan rekan kerjanya.

    Belum diketahui secara pasti kapan video tersebut diunggah untuk pertama kali. Namun tagar Gudang Garam baru menggema di media sosial pada Sabtu (6/9/2025).

    Video haru PHK Massal PT Gudang Garam itu pun banyak tersebar di TikTok dan X hingga membuat warganet berkomentar.

    Bisnis.com telah mencoba konfirmasi atas kabar PHK tersebut ke manajemen PT Gudang Garam Tbk. Namun, hingga berita ini tayang belum ada respons dari manajemen.

  • Isu Gudang Garam PHK Massal saat Laba Susut, Serikat Buruh Turun Tangan

    Isu Gudang Garam PHK Massal saat Laba Susut, Serikat Buruh Turun Tangan

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) sempat viral di media sosial usai beredar video pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan massal.

    Sebuah video memperlihatkan momen haru yang diketahui sebagai karyawan PT Gudang Garam menjadi viral di media sosial.

    Dalam video tersebut, terlihat para karyawan mengenakan seragam merah dan biru bertuliskan PT Gudang Garam mendapat PHK Massal.

    Mereka dikumpulkan dalam satu aula. Setelah diputuskan diberhentikan kerja, para karyawan langsung melakukan pamitan. Terlihat beberapa karyawan menangis dan berpelukan karena harus berpisah dengan rekan kerjanya.

    Belum diketahui secara pasti kapan video tersebut diunggah untuk pertama kali. Namun, tagar Gudang Garam baru menggema di media sosial pada Sabtu (6/9/2025).

    Video haru PHK Massal PT Gudang Garam itu pun banyak tersebar di TikTok dan X hingga membuat warganet berkomentar.

    Dilansir dari Antara, Sabtu (6/9/2025), Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menanggapi kabar adanya PHK massal di Gudang Garam.

    Dia akan terlebih dahulu melakukan verifikasi informasi tersebut. Akan tetapi, jika benar terjadi, kondisi itu menunjukkan lemahnya daya beli masyarakat yang berdampak pada menurunnya produksi industri rokok.

    “Kami baru dapat kabar, telah terjadi PHK buruh di PT Gudang Garam. Kami akan cek dulu,” katanya.

    Sementara itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengatakan menyebut hingga saat ini pihak Gudang Garam di Tuban membantah adanya PHK dan menyebutkan bahwa perusahaan dalam kondisi baik-baik saja.

    “Beredarnya video PHK pekerja Gudang Garam malah dibantah oleh salah satu manajamen PT Gudang Garang Tuban dan tidak mau menunjukkan apalagi menjelaskan itu Gudang Garam yang di mana, bahkan menyatakan Gudang Garam tetap baik-baik saja,” kata Ristadi dalam keterangan tertulis, Minggu (7/9/2025).

    Dalam situasi ini, menurut Ristadi, pemerintah setempat harusnya bergerak cepat ke lokasi informasi terjadinya PHK guna memastikan akurasi dan melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan, khususnya soal perlindungan pekerjanya sekaligus memberikan kepastian soal informasi PHK tersebut.

    Di sisi lain, Ristadi menilai kabar PHK Gudang Garam tampak ditutupi perusahaan. Hal ini seiring dengan kasus PHK yang beberapa kali terjadi di lapangan.

    “Ini yang sering saya katakan bahwa selama ini mayoritas pengusaha atau manajemen jika terjadi PHK itu berusaha menutup-nutupinya,” tuturnya. 

    Kinerja Keuangan GGRM

    Pada akhir 2024, Gudang Garam yang dimiliki oleh keluarga  Susilo Wonowidjojo ini meraup laba bersih Rp980,80 miliar, laba terendah jika ditarik mundur 10 tahun ke belakang.   

    Laba Gudang Garam 2024 itu turun dari raihan Rp5,32 triliun pada akhir 2023. Hal itu tidak lepas dari lesunya penjualan Gudang Garam. Tekanan pada emiten berkode GGRM ini masih berlanjut minimal hingga 6 bulan pertama 2025.

    Mengutip laporan keuangan, Gudang Garam membukukan pendapatan sebesar Rp44,36 triliun pada semester I/2025, turun 11,30% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan Rp50,01 triliun pada 6 bulan pertama 2024. 

    Melambatnya pendapatan GGRM itu lantaran tekanan pada segmen Sigaret Kretek Mesin (SKM). Segmen ini menyumbang 39,73 triliun, turun 10,76% YoY. Walau melambat, pangsa kontribusinya terhadap GGRM justru naik tipis ke 89,57% dari sebelumnya 89,03%. 

    Tidak hanya SKM, pendapatan segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT) GGRM juga ikut melambat menjadi sebesar Rp3,94 triliun, turun 19,54% YoY. Perlambatan segmen SKT membuat kontribusinya terhadap pendapatan menciut ke 8,90% dari sebelumnya pada semester I/2024 pada 10,91%.

    Perlambatan pada sisi pendapatan diikuti dengan penurunan pada beban pokok GGRM. Beban pokok pendapatan GGRM tercatat sebesar Rp40,58 triliun, turun 9,72%. Masih dari laporan keuangan, beban terbesar GGRM berasal dari pita cukai, PPN dan pajak rokok. 

    Beban pita cukai, PPN dan pajak rokok GGRM tercatat sebesar Rp32,89 triliun pada semester I/2025, turun 13,85% YoY. Beban pita cukai, PPN dan pajak rokok ini menyumbang sebesar 81,05% terhadap total beban pokok pendapatan perseroan.

    Kinerja pendapatan dan beban pokok itu membuat laba kotor GGRM menjadi sebesar Rp3,78 triliun, turun 25,27% YoY dari Rp5,06 triliun. 

    Setelah dikurangi beban usaha lainnya dan pajak, GGRM membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp117,16 miliar, turun 87,34% YoY dari Rp925,51 miliar pada semester I/2024. 

    Jika ditarik mundur ke 5 tahun terakhir, raihan laba GGRM semester I/2025 ini menjadi yang terendah untuk periode 6 bulanan. 

  • Top 3: PHK Massal Gudang Garam – Page 3

    Top 3: PHK Massal Gudang Garam – Page 3

    Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjadi sorotan publik setelah mengunggah pesan mendalam di akun Instagram pribadinya, @smindrawati, yang juga dibagikan oleh akun resmi Kementerian Keuangan.

    Unggahan tersebut berisi seruan untuk menjaga persatuan dan komitmen untuk terus bekerja keras melayani Indonesia.

    Pesan ini disampaikan di tengah derasnya dukungan yang mengalir kepadanya setelah rumah pribadinya di Bintaro, Tangerang Selatan, menjadi sasaran penjarahan orang tak dikenal.

    Simak berita selengkapnya di sini

     

  • Perusahaan Mitra PT Gudang Garam di Tuban Bantah PHK Massal Karyawan 
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        6 September 2025

    Perusahaan Mitra PT Gudang Garam di Tuban Bantah PHK Massal Karyawan Surabaya 6 September 2025

    Perusahaan Mitra PT Gudang Garam di Tuban Bantah PHK Massal Karyawan
    Tim Redaksi
    TUBAN, KOMPAS.com
    – Perusahaan rokok mitra produksi PT Gudang Garam di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, membantah terkait kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang beredar di media sosial.
    Human Resources Development (HRD) PT Merdeka Nusantara Mitra Produksi Gudang Garam Tuban, Adib Musyafa mengatakan, kabar PHK massal karyawan Gudang Garam tersebut tidak terjadi di pabrik Tuban.
    “Sampai dengan saat ini, di Pabrik Tuban tidak ada PHK atau sejenisnya,” kata Adib Musyafa, dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (6/9/2025).
    Adib Musyafa menyebutkan, produksi di pabrik Tuban saat ini juga masih terus berjalan normal dan sekitar 800 karyawan pabrik juga masih tetap bekerja seperti biasa.
    Pihaknya juga mengaku kaget mengetahui adanya pemberitaan PHK karyawan Gudang Garam di Tuban yang bersumber dari instagram atau media sosial.
    “Saya juga bingung kok ada berita PHK massal karyawan Gudang Garam di Tuban. Padahal, kami di Pabrik Tuban tidak ada PHK karyawan,” ungkapnya.
    Sebelumnya, media sosial ramai dengan kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang terjadi di pabrik rokok PT Gudang Garam, Tuban, Jawa Timur.
    Lewat video pendek, suasana perpisahan para pekerja yang terdampak PHK menyebar luas dan memicu gelombang keprihatinan publik.
    Sejumlah warganet pun mengomentari terkait unggahan video pendek tersebut dengan narasi yang beragam dengan suasana haru dan kesedihan terkait beratnya dampak PHK massal bagi para pekerja.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terkait Beredarnya Video PHK Massal PT Gudang Garam, Begini Klarifikasi Pihak Manajemen

    Terkait Beredarnya Video PHK Massal PT Gudang Garam, Begini Klarifikasi Pihak Manajemen

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ratusan buruh di Indonesia dikabarkan kembali mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

    Hal itu tampak di sejumlah platform media sosial yang diramaikan dengan beredarnya video pendek. Video itu menggambarkan suasana perpisahan sejumlah pekerja.

    Video itu disertai narasi yang menyebut adanya PHK massal di Gudang Garam Tuban.

    Kontan saja unggahan tersebut lantas memicu gelombang keprihatinan publik. Namun, pihak perusahaan menegaskan video itu tidak mencerminkan kondisi sebenarnya di Tuban.

    Manajemen PT Gudang Garam Tbk memastikan kabar beredarnya isu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di pabrik Tuban, Jawa Timur, tidak benar.

    Penegasan itu disampaikan PT Merdeka Nusantara selaku penyedia tenaga kerja untuk pabrik rokok Gudang Garam Tuban.

    Di mana, pihak manajemen menyampaikan, sampai saat ini kegiatan operasional di pabrik Tuban tetap berjalan normal dan kondusif.

    “Bukan di Tuban (tidak ada PHK massal di Gudang Garam Tuban), dan aktivitas di Tuban masih berjalan seperti biasanya. Sejak awal tahun sampai saat ini tidak ada PHK massal,” tegas HRD PT Merdeka Nusantara, Adib Musyafak, dikutip dari Liputan 6, Sabtu (6/9/2025).

    “Sekali lagi ini bukan di Tuban, tapi saya tidak menyebut di daerah mana. Namun, di tengah kondisi seperti ini kami mengimbau pekerja tetap tenang dan menjalankan tugasnya seperti biasanya,” tegas Adib Musyafak.

    PT Gudang Garam berharap isu yang beredar tidak menimbulkan keresahan di kalangan karyawan yang berjumlah sekitar 800 orang maupun masyarakat Kabupaten Tuban.

  • Terkait Beredarnya Video PHK Massal PT Gudang Garam, Begini Klarifikasi Pihak Manajemen

    Viral PT Gudang Garam Disebut Lakukan PHK Massal, Bos Rokok Tetap Berjaya karena Beban Ditanggung Konsumen?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Isu pemutusan hubungan kerja (PHK) ribuan buruh PT Gudang Garam Tbk ramai dibicarakan di platform X. (dulu Twitter).

    Salah satunya datang dari akun @WAHYU_UNIFORM yang menyebut bahwa kenaikan cukai rokok menjadi salah satu penyebab perusahaan mengambil langkah pemutusan hubungan kerja.

    “Pabrik Rokok Gudang Garam PHK Karyawan akibat cukai rokok yg terus naik di tengah daya beli menurun. Akibatnya peredaran rokok tanpa cukai merajalela. Boss rokok tetap berjaya, krn beban ditanggung konsumen. Tapi kesejahteraan karyawan sulit didapat,” tulis akun tersebut, dikutip Sabtu (6/9/2025).

    Dalam unggahan lain, akun itu juga menyertakan video berisi penjelasan soal beban cukai yang tinggi.

    Disebutkan, untuk satu bungkus rokok seharga Rp10 ribu, 75 persen atau sekitar Rp7.500 harus disetorkan ke negara.

    Sementara sisa Rp2.500 dibagi untuk biaya produksi, pembelian tembakau, peralatan, hingga upah pekerja.

    “Rokok ini kalau satu bungkus harganya Rp10.000 teman-teman sekalian sebelum ini diproduksi 75% kita harus udah bayar ke negara kalau Rp10.000 harganya rokok ini berarti kan Rp7.500 harus disetorkan negara baru buat rokok ini berarti yang ditinggalkan di public itu cuma Rp2.500 ini menjadi susah buat kami seikat pekerja untuk nego supaya kesejahteraan pekerja naik karena sisanya cuma sedikit gimana beli tobacco gimana beli peralatan dan seterusnya,” demikian narasi dalam video tersebut.

    Unggahan itu juga menjelaskan bahwa rokok kretek tangan (SKT) dinilai masih memiliki margin lebih besar karena pungutan negara berada di angka 45–50 persen.

  • KSPSI Kediri Soroti Isu PHK Massal Gudang Garam, Minta Pemerintah Kawal Hak Pekerja

    Viral Momen Diduga PHK Massal Gudang Garam Kediri, Banjir Komentar Warganet

    Kediri (beritajatim.com) – Video momen yang diduga pemutusan hubungan kerja (PHK) massal karyawan PT Gudang Garam Kediri viral di media sosial. Rekaman itu diunggah akun Instagram @kedirikekinian dan kemudian direpos oleh akun @seputar_jatim.

    Dalam tayangan berdurasi singkat tersebut, tampak sejumlah pria dan wanita mengenakan seragam dengan logo Gudang Garam. Mereka berjajar, saling bersalaman hingga berpelukan, menggambarkan perpisahan penuh rasa haru. Video ditutup dengan rangkaian foto kenangan karyawan.

    Unggahan tersebut disertai keterangan yang menyiratkan perasaan mendalam dari seorang karyawan. “14 tahun sudah perjalanan bersama PT Gudang Garam. Bukan hal yang mudah menerima keputusan PHK ini, karena disinilah saya belajar, bertumbuh, dan menemukan keluarga kedua…” tulis caption itu.

    Dilihat beritajatim.com pada Sabtu (6/9/2025) pukul 16.10 WIB, video tersebut mendapat 5.631 like dan 231 komentar dari warganet hanya dalam sembilan jam. Berbagai tanggapan bermunculan, mulai dari faktor ekonomi, kebijakan cukai rokok, hingga maraknya rokok ilegal.

    Seorang pengguna bernama @azkhana132820 berkomentar, “GG Kediri kah ini. yaa Allah kalau bener, dunia kerja apa sedang tidak baik-baik saja ya.”

    Komentar itu kemudian ditanggapi akun @ferdianarid yang menilai tarif cukai rokok tinggi menjadi penyebab turunnya permintaan pasar. Hal senada disampaikan oleh @briliantrisnaa yang menyebut laba Gudang Garam anjlok karena beban cukai.

    Ada pula komentar kritis terhadap kebijakan pemerintah. Seorang warganet menulis dengan menandai pejabat pusat, termasuk Ketua DPR RI, Presiden, dan Wakil Presiden.

    “Tolong dong pak dikaji ulang soal pajak. Hasil pajak larinya ke pejabat, dimakan pejabat kasian dong rakyat kecil, pelaku usaha kayak gini…” tulisnya.

    Isu rokok ilegal juga mencuat dari perbincangan. Akun @imam_gozali2017 menuliskan, “Ini karena banyaknya rokok ilegal yang tidak ditertibkan katanya. Bahkan ada rokok ilegal yang rasanya sangat sama dengan rokok surya dan harganya lebih murah.”

    Sementara itu, hingga berita ini ditulis belum ada tanggapan resmi dari manajemen PT Gudang Garam Tbk. Video tersebut bahkan sudah beredar di grup-grup WhatsApp secara massif di Kediri. [nm/beq]

  • Viral, Video Diduga PHK Massal Gudang Garam Kediri, Warganet Kaitkan dengan Pajak dan Rokok Ilegal

    Viral, Video Diduga PHK Massal Gudang Garam Kediri, Warganet Kaitkan dengan Pajak dan Rokok Ilegal

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebuah video yang diduga memperlihatkan suasana perpisahan karyawan usai terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal di PT Gudang Garam, Kediri, viral di media sosial. Video yang diunggah akun TikTok (et) adion._87 itu pun menyentuh banyak hati warganet.

    Dalam unggahannya, mantan karyawan tersebut menuliskan pesan penuh haru setelah 14 tahun bekerja di salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia.

    “14 tahun sudah perjalanan bersama PT Gudang Garam. Bukan hal yang mudah menerima keputusan PHK ini, karena di sinilah saya belajar, bertumbuh, dan menemukan keluarga kedua. Terima kasih untuk semua kenangan, kerja sama, dan persahabatan yang terjalin. Semoga langkah kita semua tetap dimudahkan Tuhan, dan semoga perusahaan terus maju,” tulisnya.

    Pesan tersebut langsung menuai simpati ribuan warganet. Banyak yang merasa prihatin sekaligus terkejut, mengingat PT Gudang Garam dikenal sebagai salah satu perusahaan rokok raksasa dengan jaringan produksi dan distribusi yang luas di Indonesia.

    Hingga kini, pihak manajemen PT Gudang Garam belum memberikan keterangan resmi terkait jumlah karyawan yang terdampak maupun detail alasan efisiensi tersebut. Namun, rumor yang beredar di publik menyebutkan bahwa PHK massal ini dipicu oleh tingginya beban pajak cukai rokok serta maraknya peredaran rokok ilegal yang semakin merugikan industri resmi.

    Sejumlah warganet bahkan mengaitkan keputusan PHK dengan kondisi pasar rokok yang semakin tertekan. Akun @uniq* menuliskan, “Pajak besar berdampak ke harga rokok. Banyak konsumen beralih ke rokok ilegal atau pakai tingwe (ngelinting dewe).”

    Tak sedikit warganet yang menyuarakan mrngaitkan dengan kebijakan pemerintah yang dianggap terlalu menekan industri lewat kenaikan cukai.

    “Gudang Garam pabrik besar saja bisa PHK karyawannya, sungguh miris negeri ini. Kalian tekan pajak begitu tinggi, daya beli menurun, pabrik gulung tikar, pengangguran bertambah. Sekarang rakyat mau bayar pakai apa?” komentar akun @sipi***.

    Banyak pula yang mengingatkan bahwa PHK massal ini bukan hanya soal perusahaan, melainkan juga tentang nasib ribuan keluarga yang bergantung pada industri rokok. [fyi/beq]

  • Airlangga Pastikan Satgas PHK Segera Terealisasi, Aturan Sudah Diteken – Page 3

    Airlangga Pastikan Satgas PHK Segera Terealisasi, Aturan Sudah Diteken – Page 3

    Sebelumnya, Mensesneg Prasetyo Hadi menyampaikan pemerintah terus berkoordinasi dengan asosiasi buruh terkait tuntutan demo buruh untuk menaikkan upah minimum provinsi (UMP) 2026. Dalam hal ini, kata dia, Presiden Prabowo Subianto sudah menyetujui pembentukan Satgas PHK dan Dewan Kesejahteraan Buruh.

    “Selanjutnya nanti akan kita tindaklanjuti dengan kita akan berkumpul lagi bersama-sama dengan Kementerian Tenaga Kerja, kemudian bersama dengan teman-teman Serikat Buruh termasuk disitu kita juga melibatkan teman-teman Apindo, Kadin, dan seterusnya supaya satgas dan Dewan Kesejahteraan Buruh ini bisa segera bisa bekerja sebagaimana yang kita sudah sepakat di dalam diskusi-diskusi kita gitu,” tutur Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (28/8/2025).

    Pemerintah menampung tuntutan para buruh. Prasetyo berharap pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh dan Satgas PHK akan membuat komunikasi dengan para buruh dapat lebih intens.

    “Berkenaan dengan masalah hari ini teman-teman buruh menyampaikan aspirasi saya kira itu sesuatu hal yang lain ya, itu juga tidak ada masalah sebagai sebuah penyampaian aspirasi yang nanti justru kita berharap dengan sekarang terbentuk Dewan Kesejahteraan Buruh dan Satgas PHK itu akan bisa komunikasi jauh lebih intens,” pungkas Prasetyo.