Kasus: PHK

  • Warning! Ekonomi RI Rawan Tertekan di Kuartal I-2025

    Warning! Ekonomi RI Rawan Tertekan di Kuartal I-2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 berpotensi mengalami tekanan secara kuartalan, bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

    Ekonom Bank Mandiri Agus Santoso mengatakan, potensi ini muncul imbas lemahnya konsumsi masyarakat. Tercermin dari perlambatan daya beli selama periode musiman, seperti Ramadan dan Lebaran.

    “Kami menghitung beberapa simulasi akibat dari berbagai dinamika yang ada di kuartal pertama ini, salah satunya kait dengan tren PHK yang meningkat, kemudian ada isu terkait dengan pelemahan daya beli,” kata Agus dalam program Power Lunch CNBC Indonesia, dikutip Selasa (25/3/2025).

    “Itu ada potensi bisa menurunkan konsumsi domestik sebesar 1,2% poin secara qtq di kuartal satu tahun ini,” tegasnya.

    Realita di lapangan, yang menunjukkan pusat perbelanjaan saat Ramadan dan menjelang Lebaran 2025 tidak seramai tahun-tahun sebelumnya, terkonfirmasi juga dari data Mandiri Spending Index mingguan hingga Maret 2025.

    Menurut Agus, data Mandiri Spending Index per Maret ini hanya tumbuh 1,4% secara mingguan atau week to week. Merosot tajam bila dibandingkan dengan pertumbuhan data indeks pada periode yang sama tahun lalu sebesar 4,7% secara mingguan.

    “Ini menjadi indikasi bahwa memang konsumsi masyarakat di periode saat ini cenderung defensif,” tegasnya.

    Agus menganggap, ada sejumlah faktor yang menyebabkan fenomena tersebut muncul pada momen jelang Lebaran 2025, di antaranya adanya indikasi penurunan jumlah orang yang mudik, serta mobilitas masyarakat yang juga ada tendensi penurunan.

    “Sehingga dalam hal ini menyebabkan perputaran uang juga melambat di Lebaran tahun ini,” tutur Agus.

    (arj/haa)

  • THR Tak Kunjung Cair, Segera Lapor ke Sini!

    THR Tak Kunjung Cair, Segera Lapor ke Sini!

    Jakarta

    Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengingatkan batas paling lambat pembayaran tunjangan hari raya (THR) keagamaan adalah pada Senin, 24 Maret 2025. Pemerintah telah menetapkan batas akhir pembayaran THR adalah H-7 Lebaran Idul Fitri.

    “Hari ini (Senin) batas paling lambat THR dibayarkan, Rekanaker! Pastikan hakmu sudah diterima ya,” tulis Kemnaker di Instagram @kemnaker, Senin (24/3/2025).

    Bagi yang belum menerima THR Kemnaker menyarankan untuk segera melapor ke Posko THR Kemnaker yang dapat diakses secara online di poskothr.kemnaker.go.id. Sebagai catatan, selain wajib dibayar H-7 Lebaran THR juga harus dibayar penuh dan tidak boleh dicicil.

    “Kalau ada pertanyaan terkait THR atau THR belum dibayarkan juga, Rekan bisa konsultasi atau melapor ke Posko THR Kemnaker di poskothr.kemnaker.go.id,” jelas Kemnaker.

    Berikut tahapan cara lapor ke Posko THR Kemnaker:

    1. Pilih menu masuk
    2. Login SIAP KERJA di https://account.kemnaker.go.id/. (Mendaftarkan diri jika belum terdaftar)
    3. Konsultasi THR:
    – Pilih wilayah (Barat, Tengah, Timur)
    – Isikan identitas (Pojok Kanan Bawah)
    – Mulai obrolan
    4. Pengaduan THR:
    – Tekan menu pengaduan THR
    – Isikan Formulir
    – Laporkan

    “THR keagamaan wajib diberikan oleh pengusaha kepada pekerja 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan hari raya keagamaan masing-masing pekerja/buruh (Idulfitri, Natal, Nyepi, Waisak dan Imlek), kecuali ditentukan lain sesuai dengan kesepakatan pengusaha dan pekerja/buruh yang dituangkan dalam PK/PP/PKB),” beber Kemnaker.

    Siapa yang Berhak Dapat THR?

    Kategori pertama yang berhak menerima THR adalah pekerja/buruh berdasarkan perjanjian waktu tertentu (PKWT/kontrak) atau perjanjian waktu tidak tertentu (PKWT/tetap) yang mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus atau lebih.

    Kedua adalah pekerja/buruh berdasarkan PKWTT yang di-PHK oleh pengusaha terhitung sejak H-30 hari sebelum hari raya keagamaan. Ketiga, pekerja/buruh yang dipindahkan ke perusahaan lain dengan masa kerja berlanjut, apabila dari perusahaan lama belum mendapatkan THR.

    Dasar hukumnya tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2021 tentang Pengupahan dan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 6 tahun 2016 tentang Tunjangan hari Raya Keagamaan bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.

    (kil/kil)

  • Airlangga Hartarto Sebut Koreksi IHSG Dipengaruhi Dinamika Pasar, Pengamat Malah Singgung Faktor Ini

    Airlangga Hartarto Sebut Koreksi IHSG Dipengaruhi Dinamika Pasar, Pengamat Malah Singgung Faktor Ini

    PIKIRAN RAKYAT – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diketahui saat ini mengalami koreksi yang cukup dalam karena lebih dipengaruhi oleh dinamika pasar.

    “Ya kita lihat aja perkembangan (pasar), namanya market ada (dinamika) daily (harian),” kata Airlangga, dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Senin, 24 Maret 2025.

    Akan tetapi saat ditanya oleh awak media apakah ada faktor pengaruh dari susunan kepengurusan pejabat Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang diumumkan hari ini, Airlangga diketahui tidak menjawab pertanyaan tersebut.

    Seperti yang terpantau, pada perdagangan di sesi I hari ini, Senin, 24 Maret 2025, IHSG mengalami tekanan dengan terkoreksi 143,96 poin atau 2,30 persen ke posisi 6.114,22.

    IHSG di Mata Pengamat

    Dari pandangan pengamat Hendra Wardana menyampaikan bahwa potensi IHSG untuk rebound kemungkinan masih ada, hal itu apabila para investor mendapat sinyal positif dari kebijakan ekonomi dan stabilitas politik Indonesia.

    Katanya, para investor akan sangat memperhatikan langkah-langkah pemerintah dan sektor swasta dalam menghadapi tantangan yang ada supaya kepercayaan pasar dapat kembali pulih.

    Hendra pun menjelaskan bahwa IHSG mencerminkan adanya ketidakpastian yang terjadi di pasar modal Indonesia, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor di tingkat makro ekonomi maupun mikro ekonomi.

    Selain fluktuasi saham-saham jumbo yang mengalami koreksi, ujarnya, sentimen negatif kepada prospek ekonomi Indonesia semakin diperburuk dengan penurunan pajak dan tingkat konsumsi atau daya beli yang menurun.

    Hendra berpendapat, hal tersebut menunjukkan bahwa daya beli masyarakat mengalami penurunan, yang berpotensi berdampak negatif terhadap kinerja emiten-emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Kata Hendra, para investor saat ini cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi, hal itu menyebabkan pasar cenderung bergerak lebih rendah.

    Sambung dia, menyebut bahwa koreksi secara signifikan IHSG juga disebabkan oleh kondisi makro ekonomi yang melambat, termasuk penurunan daya beli dan peningkatan PHK, sehingga memperburuk sentimen pasar.

    Kemudian dia mengatakan bahwa rilis kebijakan ekonomi seperti hasil konferensi pers BPI Danantara dan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Himbara akan dapat memengaruhi arah pasar saham dalam beberapa waktu ke depan.

    “Jika IHSG tidak mampu bertahan di level psikologis 6.000, kemungkinan besar akan menguji level support di 5.800,” tutur Hendra.

    Ia pun menuturkan bahwa perkembangan pasar saham akan sangat bergantung pada respons pelaku pasar terhadap pengumuman yang akan datang, serta kondisi ekonomi global maupun domestik.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Apa Dampak IHSG Anjlok untuk Karyawan Biasa dan Masyarakat? Alarm Bahaya Ekonomi Indonesia!

    Apa Dampak IHSG Anjlok untuk Karyawan Biasa dan Masyarakat? Alarm Bahaya Ekonomi Indonesia!

    PIKIRAN RAKYAT – Pasar modal Indonesia tengah mengalami gejolak signifikan dengan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 7% dalam beberapa hari terakhir. Penurunan ini memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt) oleh Bursa Efek Indonesia.

    Penyebab utama datang dari revisi peringkat investasi Indonesia oleh Goldman Sachs, yang menurunkan peringkat dari overweight menjadi market weight, dipicu oleh kekhawatiran atas kebijakan fiskal pemerintah yang baru. Hal ini memperburuk aksi jual besar-besaran oleh investor asing.

    Cerminan Kepercayaan Investor

    Ekonom UGM Dr. I Wayan Nuka menilai bahwa penurunan IHSG ini lebih dari sekadar respons ekonomi, melainkan cerminan persepsi investor terhadap stabilitas nasional.

    “Kalau sebuah indeks jatuh secara ekstrem seperti kemarin, itu sebenarnya adalah cerminan dari apa yang dipersepsikan oleh para investor,” ucapnya pada Senin 24 Maret 2025.

    I Wayan Nuka juga menambahkan bahwa aksi jual besar-besaran lebih didominasi oleh investor asing yang mengalihkan dana mereka ke negara lain.

    “Kalau kita lihat indeks di hari yang sama, hanya Indonesia saja di Asia yang merah, yang lain hijau semua. Dugaan saya ini ada shifting, dana yang keluar dari Indonesia masuk ke negara-negara lain di kawasan tersebut,” tuturnya.

    Dampak Langsung bagi Karyawan dan Masyarakat

    Penurunan IHSG bukan hanya urusan investor besar, tetapi juga berdampak langsung pada kehidupan karyawan biasa dan masyarakat umum. Berikut beberapa dampak yang bisa dirasakan:

    Modal asing yang keluar besar-besaran menyebabkan permintaan dolar meningkat. Akibatnya, nilai tukar rupiah melemah. Barang impor menjadi lebih mahal, yang berujung pada kenaikan harga barang kebutuhan pokok. Ini akan memukul daya beli masyarakat, terutama golongan menengah ke bawah.

    Ancaman PHK dan Lesunya Dunia Usaha

    Dengan IHSG yang terpuruk, banyak perusahaan akan kesulitan memperoleh pendanaan. Akibatnya, rencana ekspansi bisnis tertunda atau bahkan batal. Dalam jangka panjang, ini berpotensi menimbulkan gelombang PHK.

    “Seluruh masyarakat harus menyadari bahwa kita sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Pertebal dana cadangan, lakukan efisiensi, dan prioritaskan kebutuhan,” kata I Wayan Nuka.

    Investasi Melambat dan Ekonomi Tertahan

    Ketidakpastian pasar membuat pelaku usaha cenderung menunda investasi baru. Ini menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. 

    “Kita defisit makin melebar, angsuran utang meningkat, dan lembaga rating internasional pun menurunkan peringkat kita. Kalau mereka saja sudah bilang turun, apa yang bisa kita katakan lagi?” tutur Kepala Program Studi Manajemen FEB UGM tersebut.

    Krisis Kepercayaan Pasar

    I Wayan Nuka juga menyoroti pentingnya pemulihan kepercayaan investor. Menurutnya, langkah populis seperti kunjungan DPR ke bursa bukanlah solusi konkret.

    “Ini kan masalah kepercayaan, satu-satunya cara adalah menunjukkan kepada dunia bahwa pemerintah punya itikad baik dan memberi sinyal positif,” ujarnya.

    Gelombang Kapital Keluar (Capital Outflow)

    Dengan kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian, investor cenderung menarik dananya dari pasar modal Indonesia. Akibatnya, pasar saham makin tertekan, pertumbuhan melambat, dan stabilitas ekonomi terganggu.

    Perlukah Kita Khawatir?

    Dr. Muhammad Saiful Hakim dari ITS menjelaskan bahwa IHSG merupakan indikator penting bagi stabilitas ekonomi nasional.

    “Pasar modal yang sehat memungkinkan perusahaan memperoleh pendanaan untuk ekspansi bisnis. Kalau IHSG terjun bebas, dampaknya akan terasa sampai ke sektor riil,” ucapnya.

    Muhammad Saiful Hakim juga menyoroti ketidakpastian fiskal yang memperburuk sentimen pasar.

    “Sebagian besar aksi jual dilakukan oleh investor asing. Kita butuh kebijakan fiskal yang lebih meyakinkan agar kepercayaan pasar kembali pulih,” ujarnya.

    Optimisme di Tengah Krisis

    Meski situasi saat ini tampak suram, Wayan tetap mengajak masyarakat menjaga optimisme.

    “Seberapapun gelapnya kondisi negara ini, kita tetap orang Indonesia. Kalau bukan kita sendiri yang optimis, siapa lagi? Namun, kita juga berharap ini bisa menjadi peringatan bagi pemerintah untuk menghindari kebijakan-kebijakan yang antipasar,” tutur I Wayan Nuka.

    Situasi ini memang menjadi ujian berat bagi perekonomian nasional, tetapi dengan pemulihan kepercayaan investor dan kebijakan ekonomi yang lebih realistis, peluang bangkit masih terbuka lebar.

    Kondisi sulit bukan berarti kita harus menyerah. Masyarakat perlu lebih bijak dalam mengelola keuangan dan pemerintah harus sigap memperbaiki kebijakan agar ekonomi kembali stabil.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • IHSG Anjlok Lagi Jelang Pengumuman Penting: Apa yang Sebenarnya Terjadi?

    IHSG Anjlok Lagi Jelang Pengumuman Penting: Apa yang Sebenarnya Terjadi?

    PIKIRAN RAKYAT – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami koreksi tajam pada perdagangan Senin 24 Maret 2025. IHSG dibuka melemah 22,03 poin atau 0,35 persen ke posisi 6.236,15.

    Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 turun 5,79 poin atau 0,84 persen ke 686,23. Namun, tekanan semakin dalam seiring berjalannya sesi perdagangan.

    Hingga pukul 10.00 WIB, IHSG terjun bebas 2,27% ke level 6.116,15 atau turun 142 poin. Pada pukul 11.45 WIB, IHSG tercatat melemah lebih dalam lagi sebesar 169,35 poin atau 2,71 persen ke posisi 6.088,93.

    Sebanyak 93 saham naik, 585 saham turun, dan 279 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp3,93 triliun dengan volume 3,91 miliar saham.

    Penyebab IHSG Tersungkur

    Ada beberapa faktor yang membuat IHSG tertekan. Salah satu pemicu utama adalah sentimen menjelang pengumuman penting dari Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) terkait susunan pengurus baru dan alih saham seri A ke PT Biro Klasifikasi Indonesia, yang kini menjadi bagian dari holding Danantara.

    Selain itu, aksi jual besar-besaran terjadi karena sebagian investor memilih taking profit dan menahan transaksi menjelang libur Lebaran. Dalam sepekan terakhir, IHSG telah jatuh 3,95%, memperpanjang pelemahan sepanjang 2025 yang kini mencapai 11,61%.

    Bahkan, pada Selasa 18 Maret 2025, IHSG sempat mengalami trading halt setelah jatuh 7,11% ke level 6.011,84.

    Data juga menunjukkan bahwa dalam sebulan terakhir, investor asing mencatat Net Foreign Sell hingga Rp19,85 triliun. Sepanjang 2025, dana asing yang keluar dari bursa sudah menembus Rp30,82 triliun.

    Pengumuman Danantara dan RUPST Himbara Jadi Kunci

    Menurut analis sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardana, pengumuman kebijakan strategis dari Danantara serta hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) akan menjadi penentu arah IHSG ke depan.

    “Jika kebijakan yang diumumkan tidak sesuai dengan ekspektasi pasar atau justru menambah ketidakpastian, maka pasar saham bisa kembali tertekan lebih dalam,” ucapnya.

    “Jika IHSG tidak mampu bertahan di level psikologis 6.000, kemungkinan besar akan menguji level support di 5.800. Pasar akan sangat memperhatikan hasil konferensi pers Danantara serta RUPST bank-bank besar seperti Mandiri, BRI, BNI, dan BTN,” ujar Hendra Wardana menambahkan.

    Sentimen Global Perparah Tekanan

    Dari sisi global, pelaku pasar juga cenderung wait and see menanti data ekonomi besar. Beberapa data yang dinanti adalah indeks manufaktur dari Jepang, India, Jerman, Uni Eropa, Inggris, dan AS. Uni Eropa masih dalam kontraksi, sementara India diprediksi tetap ekspansif.

    Investor juga menunggu data Consumer Confidence AS dan penjualan properti (25 Maret 2025), pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS (27 Maret 2025), serta data Price Consumer Index (PCE) AS (29 Maret 2025). Pidato pejabat The Fed juga menjadi perhatian karena bisa memberi sinyal arah suku bunga ke depan.

    Bisakah IHSG Rebound?

    Meski IHSG masih berada di zona merah, Hendra Wardana menilai peluang rebound tetap ada. Namun, ini bergantung pada apakah ada sinyal positif dari pemerintah dan korporasi besar.

    “Investor akan menunggu langkah konkret pemerintah dan sektor swasta menghadapi tekanan ekonomi. Jika responsnya positif, IHSG berpotensi rebound. Tapi, kalau kebijakan yang keluar malah menambah ketidakpastian, indeks bisa lanjut terkoreksi,” kata Hendra Wardana.

    Dia juga menyoroti masalah daya beli masyarakat yang melemah, penurunan penerimaan pajak, dan meningkatnya PHK sebagai pemicu tambahan yang menekan pasar.

    “Kalau pemerintah bisa menjaga stabilitas ekonomi dan memberikan kebijakan yang pro pasar, saya rasa IHSG masih punya peluang untuk bangkit. Namun, kalau IHSG jatuh ke bawah 6.000, bisa saja tembus support di 5.800,” tutur Hendra Wardana.

    Dengan demikian, semua mata kini tertuju pada pengumuman Danantara dan hasil RUPST Himbara dalam tiga hari ke depan. Pasar berharap ada kabar baik yang bisa menjadi katalis untuk membalikkan arah IHSG dari zona merah.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Dolar AS Perkasa, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.502 – Page 3

    Dolar AS Perkasa, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.502 – Page 3

    Melihat sentimen dalam negeri, banyaknya perusahaan bangkrut dan berimbas terhadap pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran membuat Hari Lebaran pada tahun ini dibayangi sentimen daya beli masyarakat yang masih belum sepenuhnya pulih sejak akhir tahun lalu.

    “Di 2024, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut dari Mei hingga September 2024, yang ternyata berlanjut di dua bulan pertama 2025 ini,” kata Ibrahim.

    Seperti diketahui, lanjut dia, Lebaran merupakan periode musiman yang selalu diharapkan oleh pelaku usaha untuk dapat meningkatkan bisnis sekaligus momentum mendorong konsumsi masyarakat.

    “Pasalnya, perputaran uang selama periode lebaran biasanya cenderung meningkat dibandingkan bulan-bulan biasa, seiring dengan naiknya aktivitas belanja masyarakat, perjalanan wisata, dan konsumsi barang serta jasa. Bagi dunia usaha, Lebaran selalu menjadi salah satu pendorong penting bagi sektor ritel, pariwisata, akomodasi, makanan dan minuman, serta transportasi. Aktivitas mudik yang melibatkan ratusan juta masyarakat dari berbagai daerah biasanya memberikan efek berantai terhadap sektor-sektor tersebut,” ungkapnya.

  • Pasar Saham Negara Berkembang Tertekan Sikap Defensif Investor Global

    Pasar Saham Negara Berkembang Tertekan Sikap Defensif Investor Global

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketidakpastian global mendorong investor untuk mengambil langkah defensif, sehingga menyebabkan tekanan di pasar saham.

    Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf menyampaikan, tekanan tersebut tidak hanya dialami pasar saham Indonesia, tetapi juga di sejumlah negara berkembang.

    “Ada beberapa negara lain, contohnya Thailand, itu juga pergerakan pasar sahamnya cenderung negatif, bahkan lebih dalam lagi secara year to date (ytd) dibandingkan dengan Indonesia,” kata Dimas Yusuf dalam program Investor Market Today, Senin (24/3/2025).

    Sebaliknya, menurut Dimas, pasar saham di negara maju justru menunjukkan performa lebih baik secara ytd. Hal ini mencerminkan perbedaan strategi investor dalam menyikapi ketidakpastian global. Meskipun fundamental ekonomi tidak menunjukkan masalah serius, kondisi geopolitik yang penuh ketidakpastian membuat investor lebih cenderung mengamankan portofolio mereka. Apalagi sampai saat ini belum terlihat ada ancaman dari sisi pasar obligasi.

    Tekanan terhadap pasar saham negara berkembang sebagian besar dipicu oleh ketegangan geopolitik dan kebijakan suku bunga tinggi di Amerika Serikat (AS). Hal ini membuat investor lebih berhati-hati dalam mengalokasikan dananya. Dengan situasi global yang masih tidak menentu, pergerakan pasar ke depan akan sangat bergantung pada kebijakan moneter di negara-negara besar serta perkembangan politik internasional.

    IHSG Anjlok Lagi
    Dari dalam negeri, indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami koreksi signifikan pada sesi I perdagangan Senin (24/3/2025), turun 143 poin atau 2,30% ke level 6.114. Selama sesi ini, IHSG bahkan sempat anjlok ke bawah level 6.000. Pelemahan ini dipengaruhi oleh kombinasi faktor eksternal dan internal yang membayangi pergerakan pasar.

    Dari faktor eksternal, bursa saham regional Asia cenderung melemah akibat kebijakan tarif perdagangan yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pasar tengah bersiap menghadapi penerapan tarif resiprokal AS pada 2 April 2025, meskipun Trump memberikan sinyal kemungkinan adanya fleksibilitas dalam kebijakan tersebut.

    Dari Jepang, data ekonomi menunjukkan pelemahan sektor manufaktur. Sedangkan dari dalam negeri, beberapa faktor masih menjadi tekanan bagi IHSG, terutama menjelang libur panjang Idulfitri. Pasar merespons kondisi ekonomi domestik yang tertekan akibat meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK) serta lemahnya daya beli rumah tangga.

    Selain itu, aksi jual investor asing masih membebani indeks. Pasar juga mengkhawatirkan krisis kepercayaan terhadap kebijakan pemerintah. Berbagai faktor tersebut membuat pasar saham Indonesia tertekan. 

  • Industri Perhotelan Makin Berdarah-darah karena Efisiensi Anggaran

    Industri Perhotelan Makin Berdarah-darah karena Efisiensi Anggaran

    Jakarta, Beritasatu.com – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) bersama Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) mendesak pemerintah untuk segera memberikan relaksasi pajak, bantuan finansial, serta meningkatkan promosi pariwisata untuk menopang industri perhotelan yang terdampak kebijakan efisiensi atau pemotongan anggaran.

    Ketua bidang Litbang dan IT Badan Pimpinan Pusat PHRI Christy Megawati menyampaikan, kebijakan efisiensi anggaran yang dicanangkan pemerintah telah berdampak signifikan pada operasional hotel dan meningkatkan risiko kerugian besar pada pelaku industri perhotelan.

    Berdasarkan survei “Sentimen Pasar Dampak Kebijakan Penghematan Anggaran Pemerintah” yang dilakukan PHRI pada Maret 2025 terhadap 726 pelaku industri perhotelan di 30 provinsi, 88% responden memprediksi mereka akan menghadapi keputusan sulit dalam upaya mengurangi beban biaya operasional, seperti melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pengurangan upah karyawan.

    Selain itu, sebanyak 58% responden memprediksi gagal bayar pinjaman bank akibat kondisi ekonomi yang semakin sulit. Sementara itu, 75% pelaku industri pariwisata memperkirakan target pajak hotel tidak akan tercapai, dan 71% lainnya khawatir kerugian pendapatan hotel akan mengganggu rantai pasok industri ini.

    Apabila kondisi ini dibiarkan, 83% pelaku industri perhotelan yakin sektor pariwisata akan mengalami penurunan lebih lanjut, yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi daerah yang bergantung pada sektor ini.

    Christy Megawati menegaskan, intervensi pemerintah sangat diperlukan guna menstabilkan industri perhotelan yang mengalami penurunan drastis.

    “Kami mendesak pemerintah untuk segera memberikan insentif pajak, bantuan finansial, dan peningkatan promosi pariwisata,” ujar Christy, dikutip dari Antara, Senin (24/3/2025).

    Ketua Umum GIPI Hariyadi Sukamdani turut menyoroti kebijakan pemotongan anggaran perjalanan dinas kementerian dan lembaga sebesar 50%. Menurutnya, kebijakan tersebut tidak hanya memangkas anggaran, tetapi juga menghentikan pemasukan bagi sektor perhotelan yang bergantung pada pemesanan perjalanan dinas pemerintah.

    Melihat dampak yang besar dari kebijakan efisiensi anggaran terhadap industri perhotelan, pemerintah harus segera merelaksasi atau mengaktifkan kembali anggaran perjalanan dinas. Apabila tidak, dampaknya akan semakin luas, tidak hanya bagi industri perhotelan dan pariwisata, tetapi juga terhadap perekonomian nasional.

  • Ormas Palak THR ke Pengusaha, Sandiaga Uno Beri Respons Tak Terduga

    Ormas Palak THR ke Pengusaha, Sandiaga Uno Beri Respons Tak Terduga

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sandiaga Salahuddin Uno angkat suara perihal fenomena permintaan ‘jatah’ tunjangan hari raya (THR) oleh organisasi kemasyarakatan (yang sempat hangat jadi buah bibir masyarakat. Hal itu dinilai momen lebaran yang sebentar lagi justru meresahkan.

    Sandiaga Uno melihat banyak perusahaan yang saat ini mengalami tantangan cashflowsehingga akan lebih baik THR diberikan kepada para karyawan yang memiliki hak.

    “Jadi mari kita lebih para pimpinan-pimpinan yang perusahaan ini lebih juga bisa kita bantu agar bisa membayar THR kepada yang betul-betul berkeringat gitu ya itu para karyawannya dan para karyawannya inilah yang memiliki hak-hak,” ucap Sandiaga Uno dalam peluncuran Sanad Village Indonesia di Jakarta Pusat pada dikutip Minggu (23/3/2025).

    Ia mengatakan bahwa saat ini kondisi ekonomi penuh tantangan sehingga harus segera dibalikkan kondisinya sehingga tidak mengganggu iklim investasi.

    “Kalau setiap ada pabrik harus menangani permintaan begitu banyak ragam dan ini akan semakin membuat iklim investasi yang negatif cenderung mereka nanti bilang lebih baik kita buka pabrik di tempat lain dan ini akhirnya akan berujung pada PHK dan ketidaktersediaannya lapangan kerja,” ucap Sandiaga.

    “Padahal kita betul-betul harus menarik investasi untuk membuka peluang usaha dan lapangan kerja,” ungkap Sandiaga.

    (ras/wur)

  • Pengusaha Bicara Dampak Pengesahan RUU TNI & IHSG Anjlok ke Sektor Pariwisata

    Pengusaha Bicara Dampak Pengesahan RUU TNI & IHSG Anjlok ke Sektor Pariwisata

    Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) menilai anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (18/3/2025) dan pengesahan revisi Undang-undang (RUU) No.34/2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi undang-undang tidak berpengaruh terhadap sektor pariwisata Tanah Air.

    “Mengenai pengaruhnya IHSG dan Undang-Undang TNI, kalau menurut pandang kami, pariwisata sejujurnya enggak ada pengaruh ya,” kata Ketua Umum GIPI Hariyadi B. Sukamdani dalam konferensi pers, dikutip Minggu (23/3/2025).

    Menurutnya, peristiwa-peristiwa tersebut lebih berpengaruh pada kepercayaan investor terhadap pasar, bukan terhadap jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia.

    Lebih lanjut, Hariyadi menuturkan bahwa faktor utama yang memengaruhi jumlah wisman adalah bagaimana upaya Indonesia mempromosikan pariwisatanya, memberikan jaminan keamanan, serta aksesibilitas menuju destinasi wisata.

    Sebagaimana diketahui, IHSG sempat anjlok hingga 6,12% pada perdagangan sesi I, Selasa (18/3/2025). Setelah anjlok dan melewati penghentian perdagangan sementara (trading halt), IHSG ditutup di level 6.223,38 atau turun 3,84% pada perdagangan Selasa (18/3/2025). 

    Dalam catatan Bisnis, terdapat sejumlah sentimen yang menyertai jebloknya IHSG. Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata menilai salah satu pendorongnya adalah isu mundurnya menteri di Kabinet Merah Putih.

    “Status saat ini masih highly speculative, menimbang market sentimen yang tengah bergulir membuat market nervous, salah satunya rumor mundurnya dua menteri penting di dalam Kabinet Merah Putih,” ujar Liza, Selasa (18/3/2025).

    Sentimen lainnya yakni terkait tingginya PHK massal mendekati hari raya Idulfitri. Kemudian, penetapan credit rating oleh Fitch, S&P, dan Moody’s setelah downgrade Morgan Stanley serta Goldman Sachs.

    Dua hari setelah peristiwa ini, DPR RI mengesahkan RUU TNI yang memantik gelombang penolakan dari publik. Adapun, perubahan yang paling disorot adalah perubahan Pasal 47 ihwal jabatan TNI aktif di kementerian/lembaga. 

    Merujuk aturan sebelumnya, prajurit TNI hanya dapat menduduki jabatan sipil usai mengundurkan diri atau pensiun dari dinas aktif keprajuritan. Dalam aturan teranyar, poin tersebut diubah sehingga TNI aktif dapat menjabat di 14 kementerian/lembaga. 

    Kementerian/lembaga yang dimaksud yakni yang membidangi koordinator bidang politik dan keamanan negara, pertahanan negara termasuk dewan pertahanan nasional, kesekretariatan presiden, dan kesekretariatan militer presiden.

    Lalu, siber dan/atau sandi negara, lembaga ketahanan nasional, pencarian dan pertolongan, narkotika nasional, pengelola perbatasan, penanggulangan bencana, penanggulangan terorisme, keamanan laut, Kejaksaan RI, dan Mahkamah Agung.

    Di luar 14 kementerian/lembaga tersebut, TNI aktif harus mundur atau pensiun dari jabatannya jika akan mengisi jabatan di luar kementerian/lembaga tersebut.