Kasus: PHK

  • Tidak Hanya Sekadar Pameran Dagang, Safari Bazar Mendorong UKM Naik Level – Halaman all

    Tidak Hanya Sekadar Pameran Dagang, Safari Bazar Mendorong UKM Naik Level – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  – Safari Bazar kolaborasi Rahasia Investasi Sukses (RINS), Komunitas Bisnis (Kombis) yang diadakan untuk ke-13 kalinya membawa semangat baru bagi pelaku UKM dan generasi muda yang ingin berkembang di dunia bisnis dan industri kreatif.

    Tidak hanya sekadar pameran dagang, tetapi juga menjadi wadah strategis untuk meningkatkan omzet, membangun networking, dan mengasah kreativitas.

    Safari Bazaar hadir sebagai solusi dengan menghadirkan platform yang memudahkan pelaku usaha untuk memasarkan produk mereka secara langsung ke konsumen.

    “Dalam dunia bisnis, salah satu tantangan terbesar bagi UKM adalah bagaimana meningkatkan penjualan secara konsisten,” kata  Ruby Herman, CEO RINS Kombis dalam keterangannya, Rabu (26/3/2025). 

    Dikatakannya, dengan membuka kesempatan bagi merchant untuk mengikuti bazar dengan cara yang lebih mudah, kami berharap bisa membantu meningkatkan omzet mereka sehingga bisa naik level.

    “Pada akhirnya, ini juga dapat mengurangi potensi pemutusan hubungan kerja atau PHK di sektor UKM,” ungkapnya.

    Tak hanya itu, bazar ini juga menjadi sarana bagi generasi muda untuk belajarn membangun branding, merancang strategi bisnis, dan memperluas koneksi dengan komunitas bisnis serta investor potensial.

    Kolaborasi Besar Demi Kesuksesan UKM

    Safari Bazaar RINS Kombis tidak hanya menggandeng pelaku UKM, tetapi juga komunitas dan perusahaan besar seperti Komunitas Bisnis (Kombis), Pikko Group, Momo Learn, Pulau Intan, serta Terry Palmer Group. Dukungan dari berbagai pihak ini menciptakan ekosistem bisnis yang lebih luas dan berkelanjutan.

    Lebih dari sekadar bazar, acara ini juga dirancang untuk menarik minat masyarakat melalui berbagai pertunjukan seni, seperti tari, sulap, wushu, nyanyi, dan DJ performance.

    Dengan konsep yang unik, Safari Bazaar bukan hanya tempat transaksi, tetapi juga ruang ekspresi bagi talenta muda.

    Untuk putaran ke-13 ini, Safari Bazaar digelar di enam lokasi hunian dan apartemen strategis yakni Sahid Sudirman Residence Jakpus, Signature Park Grande Jakarta Timur;
    Maple Park – Jakarta Utara; Thamrin District – Bekasi;  Permata Hijau Suites – Jakarta Selatan dan Victoria Square – Tangerang

    Menghadirkan konsep yang menggabungkan bazar, kuliner, edukasi, dan hiburan, Safari Bazaar menjadi acara yang dinanti-nanti oleh berbagai kalangan.

    Dengan lebih dari 55.000 pengunjung dari berbagai kalangan, Safari Bazaar putaran ke-13 terbukti menjadi ajang yang sangat dinantikan.

    Kesuksesan ini mendorong RINS Kombis dan para mitra untuk terus menggelar event serupa di masa mendatang.

    “Harapannya, Safari Bazaar dapat terus berkembang menjadi ekosistem bisnis yang berkelanjutan, mendukung pertumbuhan UKM, dan menjadi inspirasi bagi generasi milenial serta Gen Z,” tutup Ruby Herman.

    Safari Bazaar bukan sekadar pameran dagang, tetapi sebuah gerakan untuk mendorong inovasi, kolaborasi, dan pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas.

    Dengan konsep yang semakin menarik setiap tahunnya, acara ini berpotensi menjadi salah satu pilar utama dalam pengembangan UKM di Indonesia.

    Menghadirkan Figur Publik dan Inisiatif Sosial

    Salah satu daya tarik utama Safari Bazaar adalah kehadiran figur publik yang turut serta dalam berbagai kegiatan inspiratif. 

    Tahun ini, acara ini dimeriahkan oleh Puteri Indonesia Lingkungan 2024 Sophie Kirana, Puteri Indonesia Pendidikan & Kebudayaan 2024 Melati Tedja, serta Farhana, Puteri Indonesia 2023. Kehadiran mereka memberikan motivasi bagi anak muda untuk terjun ke dunia bisnis, fashion, dan industri kreatif.

    Tak hanya itu, Safari Bazaar juga menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dengan menghadirkan layanan cek kesehatan gratis yang bekerja sama dengan RS Mitra Keluarga Kemayoran, RS Murni Teguh Jakarta, dan Eka Hospital.

    Pemeriksaan kesehatan yang mencakup cek gula darah, asam urat, kolesterol, dan tekanan darah ini menegaskan bahwa Safari Bazaar bukan hanya tentang bisnis, tetapi juga kesejahteraan sosial.

  • Ornamen khas Lebaran masih jadi incaran pembeli di Pasar Asemka

    Ornamen khas Lebaran masih jadi incaran pembeli di Pasar Asemka

    Kalau bulan puasa ini, yang paling banyak dicari itu tas dengan tulisan hari raya

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah ornamen dan pernak-pernik khas Lebaran atau Idul Fitri di Pasar Asemka, Jakarta Barat, Selasa, masih menjadi incaran para pembeli untuk kebutuhan pribadi maupun untuk dijual kembali.

    Pedagang yang ditemui di Pasar Asemka, Selasa, mengaku penjualan tahun ini sedikit menurun dibandingkan tahun lalu. Meski demikian mereka tetap optimis ornamen Lebaran masih jadi buruan para pembeli.

    Salah seorang pedagang pernak-pernik Lebaran, Utik (55), mengatakan meskipun ada penurunan penjualan akibat dampak PHK dan Tunjangan Hari Raya (THR) yang tidak sebanyak sebelumnya, pembeli tetap mencari barang-barang untuk keperluan Lebaran.

    “Mulai minggu kemarin, banyak yang cari ornamen ketupat atau hiasan masjid, ada juga yang cari amplop uang untuk hari raya,” tuturnya.

    Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp10.000 untuk hiasan kecil hingga Rp300.000 untuk ornamen yang lebih besar dan mewah. Sementara untuk amplop uang dibanderol seharga Rp10.000 untuk tiga paket amplop berisi 10 lembar.

    Tohar (62), pedagang lainnya, menambahkan bahwa meskipun tahun ini lebih sepi dibandingkan tahun lalu, penjualannya tetap meningkat dibanding bulan-bulan lainnya.

    “Ya memang enggak beda jauh ya kalau dari tahun lalu, tapi dibanding bulan kemarin pendapatan saya alhamdulillah naik,” tuturnya.

    Setiap bulannya, Tohar menyesuaikan barang yang ia jual dengan momentum perayaan yang ada. Sebelumnya, dia menjual pernak-pernik tahun baru untuk pergantian tahun, serta petasan dan hiasan merah untuk perayaan Imlek.

    “Kalau bulan puasa ini, yang paling banyak dicari itu tas dengan tulisan hari raya atau hiasan tempel seperti ketupat dan mesjid,” katanya.

    Para pembeli juga mengungkapkan alasan mereka memilih berbelanja langsung di Pasar Asemka. Melda (38), salah seorang pembeli, mengatakan bahwa ia lebih suka membeli ornamen di pasar ini karena lebih praktis dan harganya lebih murah.

    “Saya beli di sini karena harganya lebih terjangkau dan bisa cek langsung kualitasnya. Di online kan harus nunggu pengiriman, kalau butuhnya mepet ya saya ke sini,” katanya.

    Selain itu, terkadang dia juga membuka jasa titip (jastip) untuk tetangganya yang juga mencari hiasan jelang Lebaran.

    Pasar Asemka merupakan salah satu destinasi belanja, khususnya untuk berburu pernak-pernik atau kebutuhan rumah tangga. Para pedagang di kawasan ini umumnya menjual barang-barang sesuai momentum seperti Natal, Tahun Baru, Imlek, Lebaran, hingga persiapan tahun ajaran baru.

    Pewarta: Ade irma Junida/Yamsyina Hawnan
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kena Badai PHK, Adi Banting Setir Jadi Pedagang Sembako di CBL

    Kena Badai PHK, Adi Banting Setir Jadi Pedagang Sembako di CBL

    Jakarta

    Kehidupan Adi Wijaya berubah 180 derajat usai tak lagi bekerja di perusahaan sparepart karena terkena badai PHK pada Pandemi COVID-19, 2020 lalu. Tak mau putus asa, Adi lantas banting setir untuk menjadi wirausahawan dengan menjual sembako di tepi Jalan Raya Kali CBL, Tambun Utara.

    Wilayah yang belum ramai penduduk membuat tantangan tersendiri bagi pria yang akrab disapa Adi, namun jalan ini merupakan jalur bagi para pemancing yang akan mencari ikan di laut.

    Selain itu sawah-sawah di kawasan ini perlahan berubah menjadi perumahan baru yang sebagian merupakan program rumah bersubsidi bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

    Melihat ada peluang Adi tancap gas untuk membuka usaha dengan harapan kelak wilayah ini akan ramai oleh warga yang berlalu lalang.

    “Sebelum buka warung saya kerja di PT Kawasan Bantargebang produksi sparepart, saya terkena PHK dapat pesangon, saya bangun warung pas 2020 pas covid. Ini jalur orang berangkat ke laut, ke pakis, marunda ke jakarta juga bisa. Berdekatan dengan rumah-rumah baru,” Cerita Adi Wijaya saat ditemui detikcom di warungnya Senin (17/3/2025).

    Memang tak murah untuk membangun warung, Adi harus menggelontorkan dana pesangon dan tabungannya untuk membuat bisnis ini dapat berjalan. Jika dihitung total ia harus merogoh kocek hingga Rp 100 juta, itu pun ketersediaan warung belum lengkap.

    Tak mau mengecewakan pembeli yang mampir, ia lantas mengajukan pinjaman dana KUR BRI senilai Rp 30 juta guna mendatangkan kebutuhan para pembeli yang datang ke warungnya.

    “Saya punya KUR BRI karena modal kurang, jadi saat itu ambil dengan nominal Rp 30 juta, alhamdulillah cepat satu minggu cair diangsur sekitar 3 sampai 4 tahun,” lanjut Adi.

    Tak hanya KUR, saat itu ia juga ditawari untuk membuka layanan Agen BRILink. Maklum warung Adi merupakan satu-satunya warung yang sudah beroperasi kala itu, meski transaksi belum begitu mendominasi namun cukup untuk menambah omzet harian. Perlengkapan warung yang semakin lengkap membuat warga tak ragu untuk belanja di warung Adi.

    Warga asli Pulo Puter, Tambun Utara ini juga mengungkapkan perbedaan bekerja di perusahaan dan memiliki usaha sendiri. Baginya kecil besarnya pendapatan ia tetaplah bosnya, selain itu Adi juga dapat lebih dekat dengan keluarga. Ayah satu anak itu mengaku bisa mendapatkan omzet hingga Rp 1,5 juta dalam sehari.

    “Kalau ngomongin duit, orang mau kerja atau mau usaha kalau sudah ketemu selahnya ibaratnya pelanggan sudah banyak enak-enak aja, bedanya kalau di PT gajinya segitu-segitu aja aturannya banyak, kalau usaha kita bebas. Omzet sehari Rp 1,5 juta,” lanjut Adi.

    Semakin berjalannya waktu Adi terus berinovasi agar dapat menaikkan omzetnya, sebab tak hanya warung sembako Adi juga sempat membuka warung mie ayam bakso, konter HP, hingga es kelapa. Namun warung mie ayam bakso di samping warungnya tak ia teruskan karena cukup menyita waktu. Dengan semua usaha itu Adi kini merasakan pendapatan yang jauh dari penghasilannya di PT selama satu bulan.

    “Pendapatan jauh melampaui dari gaji di PT, saya kerja dari tahun 2013 keluar 2020 gaji paling besar Rp 4 juta lemburan udah jarang. Kalo bahasa kata orang betawi kita kerja neter buat makan sama yang lain-lain saat itu ya kurang dah,” lanjut Adi.

    Pinjaman KUR BRI yang dilakukannya untuk melengkapi warung kini berbuah hasil, pinjaman yang mudah dan cepat itu dikonfirmasi oleh Pimpinan Cabang BRI Bekasi Wisnu Aji Wibowo yang mengatakan BRI memiliki pengalaman mengenai pembiayaan di sektor mikro.

    “Kita sudah berpengalaman dalam pembiayaan di sektor mikro, ketika syarat administrasi pinjaman KUR dan juga SLIK bersih lalu penjualan, piutangnya dianalisa sistem BRISPOT nantinya akan memberikan rating kepada nasabah tersebut. Nah dari situ kita sudah bisa menentukan ini ditolak atau diproses untuk kreditnya,” ujar Pimpinan Cabang BRI Bekasi Wisnu Aji Wibowo saat ditemui detikcom di KC BRI Bekasi, Jumat (21/3/2025).

    Hingga saat ini penyaluran KUR dari BRI KC Bekasi mayoritas didominasi oleh UMKM di bidang perdagangan, data yang dimiliki KC Bekasi pun membuktikan bahwa 90 persen dana KUR disalurkan kepada UMKM di sektor perdagangan.

    (hns/hns)

  • Pentingnya Pertimbangkan Side Income di Tengah Ketidakpastian Ekonomi – Page 3

    Pentingnya Pertimbangkan Side Income di Tengah Ketidakpastian Ekonomi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Di tengah kondisi ekonomi yang semakin tidak menentu, mengandalkan satu sumber penghasilan saja bisa menjadi risiko besar. Ketidakpastian di dunia kerja, ancaman resesi, hingga naiknya harga kebutuhan pokok membuat banyak orang mulai berpikir ulang tentang cara mereka mengelola keuangan. 

    Salah satu strategi yang bisa membantu menjaga kestabilan finansial adalah dengan memiliki sumber penghasilan tambahan atau multiple streams of income.

    Perencana Keuangan Andy Nugroho menekankan pentingnya memiliki penghasilan lebih dari satu, terutama untuk menghadapi kondisi ekonomi yang tidak bisa diprediksi.

    “Langkah bijaknya kalau kita bisa punya stream income lainnya. In case, jaga-jaga seandainya ternyata income utama kita bermasalah dan terhenti, ya kita masih punya cadangannya lagi,” ujar Andy kepada Liputan6.com, ditulis Selasa (25/3/2025).

    Ancaman PHK

    Menurutnya, banyak orang masih beranggapan bahwa memiliki satu pekerjaan atau satu sumber pendapatan saja sudah cukup. Padahal, situasi bisa berubah sewaktu-waktu, misalnya karena pemutusan hubungan kerja (PHK), penurunan gaji, atau bisnis yang tidak berjalan sesuai harapan. 

    Jika tidak ada sumber pendapatan cadangan, kondisi keuangan seseorang bisa langsung terpuruk dan sulit untuk pulih.

    Selain sebagai langkah antisipasi menghadapi keadaan darurat, Andy juga menjelaskan bahwa penghasilan tambahan bisa membantu seseorang mencapai tujuan keuangan lebih cepat. 

    Dengan adanya pemasukan ekstra, seseorang dapat lebih mudah menabung untuk kebutuhan masa depan, seperti membeli rumah, dana pendidikan anak, atau persiapan pensiun.

    “Misalnya pun ternyata, oh sebenarnya dari income utama saya sudah mencukupi. Kenapa saya harus punya stream income ataupun sumber penghasilan lainnya? Ya lumayan kan buat nambah-nambah tabungannya. Karena kita hidup juga tidak cuma sekarang, untuk di masa mendatang juga,” jelasnya.

     

  • Pemkab Sukoharjo salurkan bantuan beras untuk buruh eks PT Sritex 

    Pemkab Sukoharjo salurkan bantuan beras untuk buruh eks PT Sritex 

    Sumber foto: Deni Suryanti/elshinta.com.

    Pemkab Sukoharjo salurkan bantuan beras untuk buruh eks PT Sritex 
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 25 Maret 2025 – 13:36 WIB

    Elshinta.com – Pemkab Sukoharjo, Jawa Tengah menyalurkan bantuan sosial berupa beras 5 kilogram kepada 4.100 eks buruh PT Sritex. Mantan pekerja penerima bantuan adalah buruh warga Sukoharjo dan sudah terdata oleh koordinator serikat pekerja. Bantuan ini tidak menyasar semua buruh terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK), karena buruh yang berasal dari luar daerah disasar pemerintah daerah masing-masing.

    Bupati Sukoharjo Etik Suryani mengatakan, penyaluran bantuan ini kerjasama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Bantuan sosial menjadi salah satu upaya Pemkab Sukoharjo meringankan beban buruh yang sudah tidak menerima tunjangan hari raya (THR), hasil mitigasi dampak PHK massal yang terjadi di PT Sritex Group. Bantuan beras ini dinilai akan memberikan sedikit manfaat kepada buruh ditengah melonjaknya kebutuhan pokok menjekang Idul Fitri.

    “Ini hanya untuk buruh asli Sukoharjo,” kata Bupati seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Deni Suryanti, Selasa (25/3). 

    Disampaing itu, Bupati Etik menyampaikan, pemkab juga menggandeng pihak terkait membuka pasar pangan murah di area penyaluran bantuan beras pada buruh, yakni diakses masuk pabrik Eks PT Sritex sepanjang. Stan-stan pangan murah ini menyediakan berbagai bahan kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula mi instan, bawang-bawangan, sirup dan berbagai kebutuhan menyambut lebaran lainnya.

    “Harga barang cukup murah, masing-masing barang disubsidi Rp2.000 per item per kilogram,” tambahnya.

    Turut dalam pengawasan penyaluran bantuan, serikat pekerja Forum Peduli Buruh Sukoharjo membuka posko aduan. Menurut ketua forum Sukarno, ada beberapa aduan buruh yang belum terdata sebagai penerima bantuan. Aduan tersebut ditampung kemudian diusulkan pada koordinator pekerja agar masuk data dan mendapatkan bantuan.

    Secara umum penyaluran bantuan berjalan lancar tanpa kendala. Pihaknya meminta pada buruh Sritex warga Sukoharjo tetepi tercecer pendataan untuk melapor dan mendapatkan haknya. “Tadi, ada beberapa yang tidak masuk data. Kemudian koordinator mengusulkan buruh yang tidak masuk penerima itu kepada panitia dan tetap dapat bantuan,” ungkapnya.  

    Sumber : Radio Elshinta

  • 7
                    
                        Reservasi Hotel di Yogyakarta Jeblok Saat Libur Lebaran, Pengusaha Hotel Hanya Bisa Bertahan 3 sampai 6 Bulan 
                        Yogyakarta

    7 Reservasi Hotel di Yogyakarta Jeblok Saat Libur Lebaran, Pengusaha Hotel Hanya Bisa Bertahan 3 sampai 6 Bulan Yogyakarta

    Reservasi Hotel di Yogyakarta Jeblok Saat Libur Lebaran, Pengusaha Hotel Hanya Bisa Bertahan 3 sampai 6 Bulan
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengeluhkan penurunan signifikan pada tingkat reservasi hotel selama periode libur Lebaran tahun ini.
    Hingga menjelang Lebaran, Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, mengatakan, jumlah reservasi hotel di Yogyakarta baru terisi sekitar 5 hingga 20 persen.
    “Lebaran tinggal beberapa hari, reservasi kita baru 5-20 persen untuk periode 26 Maret hingga 1 April. Kemudian, untuk tanggal 1 hingga 4 April, baru mencapai 40 persen,” kata Deddy pada Selasa (25/3/2025).
    Angka ini, menurut Deddy, jauh berbeda dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, di mana tingkat reservasi bisa mencapai 60 hingga 70 persen pada waktu yang sama.
    “Ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun lalu, di mana pada libur Lebaran tahun lalu, reservasi bisa mencapai 60-70 persen,” tambahnya.
    Deddy berharap bahwa pada hari H, wisatawan yang datang ke Yogyakarta dapat langsung memesan kamar hotel tanpa melalui proses reservasi sebelumnya, yang dapat membantu meningkatkan hunian hotel di DIY.
    “Semoga di hari H nanti, wisatawan tidak hanya mengandalkan reservasi, tetapi juga langsung memesan di hotel yang mereka tuju,” ujarnya.
    Rendahnya tingkat reservasi ini, menurut Deddy, diperparah oleh tidak adanya kegiatan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions) yang biasanya digelar oleh pemerintah atau sektor swasta.
    “MICE swasta yang biasanya ramai juga menurun. Daya beli masyarakat pun kami rasakan ikut menurun,” kata dia.
    Kondisi ini membuat para pengusaha hotel semakin terdesak. Deddy mengungkapkan bahwa hotel-hotel di DIY hanya dapat bertahan antara 3 hingga 6 bulan tanpa melakukan PHK terhadap karyawan mereka.
    “Kami hanya bisa bertahan 3 sampai 6 bulan tanpa PHK. Ini adalah warning bagi pemerintah,” ujarnya.
    “Karena kita sudah tidak bisa apa-apa lagi, kami hanya bisa memberi gaji karyawan berdasarkan jumlah tamu yang ada. Tabungan kami sudah habis,” ungkap Deddy.
    Selain itu, Deddy juga menyebutkan bahwa okupansi hotel di DIY tetap rendah sepanjang tahun, termasuk selama bulan Maret yang hanya mencapai 5 hingga 15 persen.
    “Di bulan Januari, okupansi masih mencapai 60-70 persen, tetapi pada Februari turun menjadi 50 persen dan Maret jeblok,” tutupnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lebaran Sepi Pemudik, Perputaran Uang Tahun Ini Ikut Melambat?

    Lebaran Sepi Pemudik, Perputaran Uang Tahun Ini Ikut Melambat?

    Jakarta: Setiap tahunnya, perayaan Idulfitri menjadi momen perputaran uang terbesar di Indonesia. 
     
    Tradisi mudik, belanja kebutuhan Lebaran, wisata keluarga, hingga pengiriman hampers dari perusahaan ke relasi bisnis membuat uang beredar dalam jumlah fantastis. 
     
    Namun, tahun ini ada yang berbeda. Jumlah pemudik menurun dan itu berdampak pada perputaran uang selama Lebaran.

    Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang, menjelaskan turunnya jumlah pemudik tahun ini akan mempengaruhi jumlah uang yang beredar di berbagai sektor usaha.
     
    “Perputaran uang selama libur Iduel Fitri 1446 Hijriah tahun ini diprediksi menurun seiring dengan jumlah pemudik yang mengalami penurunan,” kata Sarman dalam keteranganyang diterima Medcom.id, Selasa, 25 Maret 2025.
     

    Jumlah pemudik turun 24 persen, perputaran uang ikut merosot
    Berdasarkan survei dari berbagai lembaga, termasuk Kementerian Perhubungan dan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pemudik Lebaran 2025 diperkirakan hanya mencapai 146,48 juta orang. 
     
    Angka ini turun sekitar 24 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.
     
    Dengan asumsi rata-rata setiap keluarga membawa uang Rp3,75 juta untuk keperluan Lebaran, total perputaran uang tahun ini diprediksi hanya sekitar Rp137,97 triliun. 
     
    Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp157,3 triliun. Jika rata-rata uang yang dibawa pemudik lebih besar, misalnya Rp4 juta per keluarga, maka potensi perputaran uang bisa mencapai Rp145 triliun. 
     
    Namun tetap saja, jumlahnya lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya.
     

    Mengapa pemudik lebaran tahun ini menurun?
    Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan penurunan jumlah pemudik dan melambatnya perputaran uang Lebaran tahun ini:

    Jarak libur Nataru dan lebaran terlalu dekat
    Banyak orang yang sudah berlibur saat Natal dan Tahun Baru (Nataru), sehingga mereka tidak lagi merencanakan pulang kampung saat Lebaran.
    Kondisi ekonomi membuat masyarakat berhemat
    Dengan situasi ekonomi yang tidak menentu, banyak masyarakat memilih untuk mengurangi pengeluaran demi mempersiapkan biaya sekolah anak pada tahun ajaran baru.
    Maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
    Gelombang PHK di berbagai sektor membuat daya beli masyarakat menurun. Banyak orang yang harus mengalokasikan uangnya untuk kebutuhan primer daripada mudik atau belanja Lebaran.
    Daya beli melemah
    Inflasi dan kenaikan harga barang membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka, termasuk mengurangi pengeluaran untuk perjalanan dan belanja Lebaran.
    Faktor cuaca
    Cuaca ekstrem di beberapa daerah juga mempengaruhi niat masyarakat untuk mudik atau berlibur selama Lebaran.

    Menurut Sarman, meskipun Bank Indonesia telah menyiapkan uang layak edar (ULE) sebesar Rp180,9 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadan dan Idulfitri 2025, jumlah ini diperkirakan tidak akan terserap sepenuhnya akibat faktor-faktor di atas.
     
    “Perputaran uang ini akan menyebar sekitar 60 persen di Pulau Jawa sebagai tujuan utama mudik setiap tahun seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten sekitar  Jabodetabek, sisanya 40 persen akan menyebar wilayah Sumatera, Kalimantan, Bali, NTB, Sulawesi, NTT, Maluku dan Papua,” jelas dia.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Puan paparkan pengawasan Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024-2025

    Puan paparkan pengawasan Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024-2025

    Jakarta (ANTARA) – Ketua DPR RI Puan Maharani memaparkan sejumlah permasalahan rakyat yang menjadi fokus pengawasan alat kelengkapan dewan (AKD) di DPR RI selama Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024-2025.

    “Dalam pelaksanaan fungsi pengawasan, DPR RI telah memberikan perhatian pada berbagai persoalan yang muncul di tengah masyarakat,” kata Puan yang memimpin jalannya Rapat Paripurna Ke-16 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024–2025 di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa.

    Dia lantas merinci isu-isu yang menjadi perhatian DPR pada masa persidangan ini, di antaranya penanganan bencana hidrometeorologi yakni banjir dan tanah longsor, yang terjadi di sejumlah wilayah.

    “Lalu kesiapan pemerintah dalam menghadapi Hari Raya Idul Fitri, terutama stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan serta pasokan bahan bakar minyak (BBM),” ucapnya.

    Kemudian, kata dia, kesiapan pemenuhan standar pelayanan minimum jalan tol untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan kenyamanan pengguna jalan tol menjelang mudik Lebaran 2025.

    DPR RI, lanjut dia, juga menyoroti permasalahan ketidaksesuaian volume dan harga MinyaKita; penanganan masalah tata kelola pengadaan dan kualitas BBM; hingga perubahan jadwal pengangkatan calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

    Selanjutnya, tambah dia, persiapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU); persiapan penyelenggaraan Ibadah Haji tahun 1446 H/2025 M; kesiapan pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun 2025; dan evaluasi penerapan Sistem Inti Administrasi Perpajakan (Core Tax Administration System).

    “(Kemudian) pemutusan hubungan kerja (PHK), termasuk pemenuhan hak-hak karyawan yang terkena dampak PHK; kesiapan Pemerintah dalam penyelenggaraan program Pemeriksaan Kesehatan Gratis; pemerataan akses dan kualitas pendidikan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T),” paparnya.

    Dia mengatakan bahwa DPR RI melalui alat kelengkapan dewan (AKD) pun telah melakukan rapat-rapat bersama mitra kerja untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut.

    “Pemerintah memiliki kewajiban untuk melaksanakan setiap rekomendasi dari setiap rapat kerja dengan DPR RI. Tindak lanjut yang dijalankan pemerintah menunjukkan komitmen kenegaraan dalam hubungan legislatif dan eksekutif,” tuturnya.

    Dia menambahkan bahwa DPR RI juga telah membentuk sejumlah tim pengawas (timwas) pada masa persidangan kali ini, yakni Tim Pengawas Pelindungan Pekerja Migran Indonesia dan Tim Pengawas Penanganan Bencana.

    “Tim pengawas tersebut diharapkan dapat lebih intensif dalam mempercepat tindak lanjut yang diperlukan,” kata dia.

    Selain Ketua DPR RI Puan, Rapat Paripurna Ke-16 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024-2025 hari ini turut dihadiri oleh sejumlah Wakil Ketua DPR RI lainnya yakni Sufmi Dasco, Adies Kadir, dan Saan Mustopa.

    “Menurut catatan dari Sekretariat Jenderal DPR RI daftar hadir dalam permulaan Rapat Paripurna hari ini telah ditandatangani oleh 293 orang anggota, hadir 248 (anggota), izin 45 orang dari seluruh fraksi yang ada di DPR RI,” kata Puan.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
    Copyright © ANTARA 2025

  • Rupiah Terperosok ke Level Terlemah Sejak 1998, Mungkinkah Tembus Rp17.000?

    Rupiah Terperosok ke Level Terlemah Sejak 1998, Mungkinkah Tembus Rp17.000?

    PIKIRAN RAKYAT – Nilai tukar rupiah kembali tertekan. Pada pembukaan perdagangan Selasa pagi, rupiah melemah sebesar 42 poin atau 0,26 persen menjadi Rp16.610 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.568 per dolar AS. Pelemahan ini mencatatkan level terlemah sejak krisis moneter 1998.

    Penyebab Rupiah Melemah

    Menurut Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi, pelemahan rupiah dipicu oleh sikap hati-hati investor terhadap potensi risiko dari tarif perdagangan Amerika Serikat (AS).

    “Pelaku pasar menilai potensi risiko dari tarif perdagangan AS yang akan datang. Sentimen pasar bersikap hati-hati menyusul laporan bahwa Presiden Donald Trump berencana untuk menerapkan pendekatan yang lebih selektif terhadap tarif timbal balik mulai 2 April,” tuturnya.

    Donald Trump mengulangi ancamannya pada Minggu 16 Maret 2025 terkait tarif timbal balik, yang diperkirakan memperparah ketegangan perdagangan global. Akibatnya, pasar global diliputi ketidakpastian.

    Selain faktor eksternal, kondisi ekonomi dalam negeri juga menambah tekanan pada rupiah. Banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran berdampak pada daya beli masyarakat, yang masih belum pulih sejak akhir tahun lalu.

    “Di 2024, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut dari Mei hingga September 2024, yang ternyata berlanjut di dua bulan pertama 2025 ini,” ujar Ibrahim Assuabi.

    Lebaran yang biasanya menjadi momentum pemulihan konsumsi pun diprediksi tidak akan berjalan optimal.

    “Perputaran uang selama periode lebaran biasanya cenderung meningkat. Tapi kali ini, daya beli yang lemah bisa meredam dampak positif itu bagi sektor ritel, pariwisata, makanan dan minuman, serta transportasi,” ucap Ibrahim Assuabi.

    Kepercayaan Investor di Bursa Saham Tergerus

    Ariston Tjendra, Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, menyoroti bahwa pelemahan rupiah juga dipicu oleh menurunnya kepercayaan investor terhadap pasar modal dalam negeri.

    “Kepercayaan investor terhadap bursa saham dalam negeri turut memberikan tekanan ke rupiah. Pesimisme pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri, terefleksi di pergerakan indeks saham BEI (Bursa Efek Indonesia),” katanya.

    Sejak awal tahun, IHSG tercatat melemah 931,21 poin atau 13,13 persen year-to-date (ytd), dari posisi 7.164 pada 2 Januari 2025 ke 6.161,22 per 24 Maret 2025. Ditambah lagi, indeks dolar AS juga naik ke kisaran 104,30 dari sebelumnya 104,10. Ini makin menekan posisi rupiah.

    “Pasar masih mengantisipasi dampak negatif dari kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang akan segera diberlakukan tanggal 2 April, serta kekhawatiran baru dari konflik di Timur Tengah,” tutur Ariston Tjendra.

    Terlemah Sejak 1998

    Pada pukul 09.10 WIB, rupiah menembus Rp16.620 per dolar AS atau melemah 0,39 persen, menjadikannya level terlemah sejak krisis moneter 1998.

    Pada saat pandemi lima tahun lalu, rupiah sempat menyentuh Rp16.575 per dolar AS. Sementara saat krisis moneter 1998, rupiah terpuruk hingga Rp16.650 per dolar AS pada 17 Juni 1998.

    Di pasar Non-Deliverable Forward (NDF), rupiah diperdagangkan di level Rp16.667 per dolar AS untuk kontrak satu bulan. Mayoritas mata uang Asia pun ikut melemah, dengan baht Thailand memimpin pelemahan 0,52 persen.

    Akankah Tembus Rp17.000?

    Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies), Anthony Budiawan, memperingatkan bahwa tren ini berpotensi membawa rupiah ke level Rp17.000 per dolar AS — atau bahkan lebih buruk.

    “Kalau melihat tren seperti ini, kemungkinan kurs rupiah akan tembus Rp17.000 sangat besar, bahkan bisa lebih buruk dari itu,” ucapnya.

    Menurut Anthony Budiawan, stabilisasi rupiah menjadi tanggung jawab Bank Indonesia yang seharusnya independen dari pemerintah.

    Selama periode Gubernur Bank Indonesia di bawah Perry Warjiyo sejak Mei 2018, rupiah sudah terdepresiasi dari sekitar Rp14.000 per dolar AS menjadi lebih dari Rp16.500 saat ini. Bank Indonesia nampaknya tidak berdaya menjaga rupiah agar tidak terus melemah.

    Padahal, dia mengatakan fundamental ekonomi Indonesia sangat bagus. Jadi, seharusnya tidak ada alasan nilai tukar rupiah melemah. Namun, faktanya nilai tukar rupiah terus melemah.

    “Kenapa? Apakah berarti ada salah kebijakan? Hanya Bank Indonesia yang dapat menjelaskannya,” ujar Anthony Budiawan.

    Pasar kini menanti respons dan kebijakan yang akan diambil Bank Indonesia untuk memperkuat rupiah dan menahan agar kurs tidak semakin terperosok.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Banyak PHK-Daya Beli Loyo, Ekonomi RI Mentok Tumbuh 5% Tahun Ini

    Banyak PHK-Daya Beli Loyo, Ekonomi RI Mentok Tumbuh 5% Tahun Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi hanya tumbuh di kisaran 5% pada awal tahun ini, karena lemahnya daya beli masyarakat pada awal tahun. 

    “Overall pertumbuhan ekonomi di kuartal satu tahun ini kami masih optimis bisa tumbuh di sekitar 5%,” kata Ekonom Bank Mandiri Agus Santoso dalam program Power Lunch CNBC Indonesia, dikutip Selasa (25/3/2025).

    Agus Santoso mengatakan, potensi ini muncul imbas lemahnya konsumsi masyarakat. Tercermin dari perlambatan daya beli selama periode musiman, seperti Ramadan dan Lebaran akibat maraknya PHK, dan potensi turunnya mobilitas masyarakat saat mudik Lebaran.

    Data Mandiri Spending Index per Maret ini hanya tumbuh 1,4% secara mingguan atau week to week. Merosot tajam bila dibandingkan dengan pertumbuhan data indeks pada periode yang sama tahun lalu sebesar 4,7% secara mingguan.

    “Kami menghitung beberapa simulasi akibat dari berbagai dinamika yang ada di kuartal pertama ini, salah satunya kait dengan tren PHK yang meningkat, kemudian ada isu terkait dengan pelemahan daya beli,” kata Agus.

    “Itu ada potensi bisa menurunkan konsumsi domestik sebesar 1,2% poin secara qtq di kuartal satu tahun ini,” tegasnya.

    Dengan catatan itu, Agus menilai dari konsumsi masyarakat pada awal tahun ini hanya akan bergerak di kisaran 4,9%-5%.

    Namun, ia optimistis, laju pertumbuhan ekonomi tahun ini masih akan mampu terdorong dengan tren investasi, karena masih memadainya likuiditas di pasar keuangan.

    “Ada satu hal yang positif yang masih kita lihat dalam hal ini adalah likuiditas di market. Jadi kalau kita lihat dari sisi M2 real growth-nya kemudian kalau kita lihat juga data uang kuartal yang ada di cash on hand di masyarakat saat ini juga masih tumbuh positif,” tuturnya.

    Oleh sebab itu, ketika konsumsi masyarakat ternormalisasi mulai kuartal II-2025, setelah hilangnya momentum pendorong konsumsi selama Ramadan dan Lebaran yang jatuh pada kuartal I-2025, ia memperkirakan ekonomi Indonesia berpotensi melambat pada paruh kedua tahun ini.

    “Kami masih memperkirakan di kuartal II tahun ini masih tumbuh sekitar 4,9% sampai 5%. Namun kami melihat beberapa faktor di antaranya mungkin dari sisi investasi ini akan menjadi salah satu faktor pendorong yang nantinya kita bisa ekspektasi bahwa tumbuhan ekonomi di tahun ini masih steady di 5%.

    (haa/haa)