Antisipasi Kepadatan di Hari Buruh, Tarif Tol Akan Digratiskan bagi Peserta Aksi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Komarudin memastikan tarif tol digratiskan untuk peserta aksi
May Day
atau
Hari Buruh
hari ini, Kamis (1/5/2025).
Kepolisian sudah berkoordinasi dengan pengelola jalan tol terkait kebijakan tarif saat Hari Buruh.
“Peserta yang jumlahnya sedemikian banyak, ini diberikan kelancaran, untuk tol digratiskan. Ini yang kami barusan dapat suratnya,” kata Komarudin kepada wartawan, Rabu (30/4/2025).
Kebijakan tersebut diambil untuk mengurangi penumpukan kendaraan, terutama di gerbang tol arah Jakarta.
“Mengantisipasi, jangan sampai nanti terjadi penumpukan yang cukup banyak karena diprediksi akan ada ribuan bus yang nanti akan mengarah ke Jakarta, baik dari arah timur maupun dari arah Banten,” ucap dia.
Meski tarif tol digratiskan, hanya peserta yang menggunakan bus dan kendaraan roda empat yang bisa masuk. Untuk kendaraan roda dua tetap melalui arteri.
“Untuk rombongan peserta yang menggunakan roda dua tetap menggunakan jalur arteri, dilarang keras untuk melakukan perjalanan di dalam tol karena akan sangat-sangat berbahaya, terlebih lagi karena memang itu dilarang,” ujar Komarudin.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 200.000 buruh dari berbagai elemen diperkirakan akan menghadiri peringatan Hari Buruh 2025 di kawasan Monas.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyampaikan, penghapusan sistem
outsourcing
akan menjadi salah satu tuntutan utama dalam aksi tersebut.
“Isu yang diangkat dalam perayaan
May Day
adalah penghapusan
outsourcing
,” kata Said dalam konferensi pers virtual, Kamis (24/4/2025), dikutip dari
Antara
.
Selain itu, para buruh juga akan menuntut pembentukan Satuan Tugas Pemutusan Hubungan Kerja (Satgas PHK), pemberian upah layak, serta perlindungan lebih kuat terhadap pekerja.
Tuntutan lainnya mencakup pengesahan revisi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT), serta RUU Perampasan Aset sebagai upaya pemberantasan korupsi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kasus: PHK
-
/data/photo/2023/05/01/644f8bc9c4b0a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Antisipasi Kepadatan di Hari Buruh, Tarif Tol Akan Digratiskan bagi Peserta Aksi Megapolitan 1 Mei 2025
-
/data/photo/2025/04/12/67f9aae184409.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Prabowo Hadir di Tengah Ratusan Ribu Buruh di Monas Hari Ini, Peringati Hari Buruh 2025 Megapolitan 1 Mei 2025
Prabowo Hadir di Tengah Ratusan Ribu Buruh di Monas Hari Ini, Peringati Hari Buruh 2025
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com –
Presiden
Prabowo
Subianto dipastikan menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) 2025 yang digelar di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Kamis (1/5/2025).
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) sekaligus Juru Bicara Presiden, Prasetyo Hadi, mengatakan bahwa Prabowo menerima undangan dari panitia serikat buruh dan telah memutuskan untuk hadir.
Kehadiran Prabowo ini disebut sebagai bentuk komitmen pemerintah terhadap pentingnya peran buruh dalam pembangunan ekonomi nasional.
“Beliau memutuskan, Insya Allah akan berkenan hadir dalam acara peringatan May Day tersebut,” ujar Prasetyo dalam pernyataan di Jakarta, Rabu (30/4/2025), dikutip dari
Antara
.
Lebih lanjut, Prasetyo menegaskan, bahwa Presiden melihat buruh sebagai elemen tak terpisahkan dari perekonomian nasional.
“Bagi Bapak Presiden dan pemerintah, buruh adalah elemen kunci dalam perekonomian kita. Karena itu perhatian beliau sangat besar terhadap sinergi antara pemerintah, sektor swasta, pengusaha, dan para pekerja,” tutur Prasetyo.
Peringatan May Day tahun ini diorganisir oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan mengangkat enam isu utama.
Presiden KSPI Said Iqbal menyebutkan bahwa penghapusan sistem outsourcing menjadi tuntutan paling mendesak dari para buruh.
“Isu yang dibawa dalam perayaan May Day adalah (tuntutan untuk) menghapus outsourcing,” kata Said.
Tuntutan lainnya mencakup pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT), perlindungan melalui revisi UU Ketenagakerjaan, realisasi upah layak, pembentukan Satgas Pemutusan Hubungan Kerja (Satgas PHK), serta pengesahan RUU Perampasan Aset sebagai bagian dari pemberantasan korupsi.
Sementara itu, Federasi Serikat Pekerja ASPEK Indonesia (FSP ASPEK) secara khusus menyoroti praktik kemitraan di PT Pos Indonesia yang dinilai tidak sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan.
Presiden FSP ASPEK Abdul Gofur berharap Presiden Prabowo mendengarkan langsung aspirasi para buruh dan segera mengambil langkah konkret.
Diperkirakan sekitar 200.000 buruh dari berbagai elemen akan memadati area Monas dalam aksi damai yang berlangsung sejak pagi.
Polda Metro Jaya mengerahkan 13.252 personel gabungan guna menjaga ketertiban selama kegiatan berlangsung.
Personel tersebut terdiri dari 9.591 anggota Polri, 3.385 anggota TNI, dan 276 petugas dari unsur pemerintah daerah.
Kehadiran Presiden dalam peringatan May Day ini menjadi catatan penting dalam sejarah pergerakan buruh di Indonesia, dengan harapan terciptanya dialog konstruktif antara pemerintah dan pekerja demi kesejahteraan bersama.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

KSPI Sebut Prabowo dan Sejumlah Menteri akan Hadiri Perayaan May Day di Monas Jakarta – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, mengatakan ihwal Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dijadwalkan akan menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) 2025 di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Kamis (1/5/2025).
Hal itu disampaikan oleh KSPI melalui keterangan resminya, Rabu (30/4/2025).
“Acara ini juga akan dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, serta pimpinan serikat buruh sedunia dari International Trade Union Confederation (ITUC), termasuk Presiden dan Sekretaris Jenderalnya.
Sejumlah Menteri Kabinet dan Pimpinan DPR RI juga dijadwalkan hadir dalam peringatan May Day tahun ini,” isi keterangan resmi tersebut.
Said Iqbal yang juga merupakan Presiden Partai Buruh mengatakan May Day sebagai momentum mereka menyuarakan harapan. Dalam kesempatan itu mereka juga membawa beberapa isu, seperti:
Penghapusan tenaga kerja outsourcing, pembentukan satuan tugas PHK, mewujudkan upah layah, pengesahan RUU Ketenagakerjaan, RUU PRT, hingga RUU Perampasan Aset.
“May Day bukan sekadar perayaan, melainkan panggung untuk menyuarakan keadilan sosial dan hak-hak pekerja. Keenam isu ini merupakan cermin dari kebutuhan nyata buruh Indonesia,” tegas Said Iqbal.
KSPI berharap, pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk tidak sekadar hadir secara simbolis, tetapi benar-benar mendengar dan menindaklanjuti enam isu yang disampaikan.
Sebab hanya dengan komitmen kuat terhadap perlindungan dan kesejahteraan pekerja, Indonesia dapat mewujudkan tatanan ketenagakerjaan yang manusiawi, inklusif, dan bermartabat bagi seluruh rakyatnya.
-

Roundtable 98 Cipayung Nilai Kehadiran Presiden Prabowo di May Day sebagai Simbol Keberpihakan kepada Buruh
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Gerakan aktivis mahasiswa 1998 yang tergabung dalam Roundtable 98 Cipayung menilai kehadiran Presiden RI Prabowo Subianto dalam peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di Monas, Jakarta Pusat, pada Kamis (1/5), sebagai bentuk nyata keberpihakan pemerintah terhadap perjuangan kaum buruh.
“Apresiasi ini kami sampaikan karena hanya ada dua presiden yang pernah hadir langsung di peringatan May Day, yakni Presiden Soekarno dan Presiden Prabowo,” ujar Haris Rusly Moti, perwakilan Roundtable 98 Cipayung, dalam keterangan tertulis, Rabu (30/4).
Haris menilai, momen ini menjadi simbol kuat bagi persatuan rakyat menuju cita-cita Indonesia yang maju, adil, dan sejahtera. Ia juga menyebut Presiden Prabowo telah menunjukkan sikap tanggap terhadap isu-isu ketenagakerjaan, termasuk perlindungan buruh di tengah ancaman guncangan ekonomi global.
Satgas Perlindungan PHK Dinilai Langkah Strategis
Salah satu kebijakan yang diapresiasi adalah pembentukan Satgas Perlindungan PHK, yang menurut Haris merupakan langkah komprehensif dalam menjaga keberlangsungan pekerjaan bagi buruh, sekaligus menjaga ketahanan industri nasional.
“Ini bukan hanya tentang buruh, tapi juga tentang kedaulatan ekonomi Indonesia di tengah krisis global,” tegasnya.
Roundtable 98 juga mengapresiasi kedewasaan sikap dari para pimpinan serikat pekerja yang mengedepankan semangat persatuan nasional. Seruan untuk memperingati May Day secara damai, kreatif, dan terorganisasi dianggap sebagai bukti kematangan gerakan buruh di Indonesia.
-

Masalah Ekonomi Keluarga Bisa Pengaruhi Mental Anak, Begini Antisipasinya – Halaman all
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kondisi ekonomi dirasakan sedang tidak baik-baik saja untuk sebagian besar masyarakat.
Tidak mengherankan jika situasi tersebut membuat orang tua merasa khawatir dan was-was.
Namun, orang tua perlu tahu, rasa khawatir terhadap kondisi ekonomi keluarga, bisa memengaruhi kondisi mental anak.
Hal ini diungkapkan oleh seorang peneliti di bidang ketahanan sosial dan psikologis Michael Ungar, Ph.D.
“Selama beberapa tahun, saya telah mempelajari bagaimana kondisi ekonomi memengaruhi kehidupan sehari-hari keluarga. Sebagian besar menjadi lebih buruk—meskipun dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, juga menjadi lebih baik,” ungkapnya dilansir dari Psychology Today, Rabu (30/4/2024).
Menurut Michael, ekonomi pasang surut sebetulnya hal biasa yang akan sering dihadapi.
Namun, anak-anak cenderung menganggap orang tua dan pengasuh mereka sering stres dan tidak tersedia secara emosional.
Dalam penelitiannya, banyak rumah tangga kelas menengah, mengalami banyak perubahan. Khususnya dari fasilitas bermain anak.
Seperti apakah keluarga tersebut masih memiliki penghasilan untuk mendaftarkan anak mereka dalam olahraga mahal seperti ski atau berkuda
Atau apakah anak tersebut dapat membeli sepatu kets model terbaru.
“Hal-hal ini mungkin terdengar sepele, tetapi bagi anak yang menikmati hak istimewa ini, kehilangan tersebut dapat meninggalkan noda emosional yang bertahan lama. Sehingga membuat masa depan tampak kurang dapat diprediksi dan masa kini kurang bahagia,” imbuhnya.
Oleh karena itu, untuk mencapai ketahanan keluarga, orang tua perlu memikirkan kembali cara mendukung keluarga di berbagai tingkat sistemik. Michael memberikan beberapa ide terkait hal ini.
Pertama, ketika ekonomi sedang lesu, pastikan ada yang mengawasi anak-anak dari orang tua yang paling terdampak oleh PHK.
Itu berarti menyediakan guru, pemimpin agama, dan anggota masyarakat dengan alat yang mereka butuhkan untuk terhubung dengan anak-anak.
Dapat membantu mereka mendapatkan perhatian yang mungkin tidak dapat diberikan oleh orang tua yang tidak fokus.
Kedua, saat perekonomian sedang berkembang pesat, berinvestasilah dalam membangun dukungan sosial dan infrastruktur masyarakat (seperti taman dan fasilitas rekreasi).
Bisa juga dengan menyediakan tempat keluarga untuk berkumpul dengan biaya rendah atau tanpa biaya selama ekonomi sedang lesu.
Ketiga, ketika ekonomi sedang terpuruk, bantu anak-anak menemukan konsistensi yang mereka butuhkan untuk tetap optimis tentang masa depan mereka.
“Jika mereka sedang berolahraga dan keluarga mereka tidak mampu lagi menyekolahkan anak mereka, carilah solusi filantropis untuk membantu anak yang hidupnya akan terganggu,” imbuhnya.
Jika memungkinkan, bantu anak-anak tetap berada di lingkungan yang sama. Sehingga bisa bermain teman sebaya yang sama, tidak peduli apa pun yang terjadi dalam ekonomi.
Suasana ini membuat anak-anak cenderung lebih mampu mengatasi tekanan yang dialami keluarga mereka.
“Kemerosotan ekonomi mungkin terasa di luar kendali kita, tetapi dampaknya mengubah cara anak-anak dan orang tua berinteraksi. Mungkin ada lusinan strategi lain. Tapi poinnya, tetap memusatkan perhatian pada kebutuhan anak,” pungkasnya.




